• Tidak ada hasil yang ditemukan

P engendalian Persediaan Produksi Crude Palm Oil (CPO) Pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Umada Kebun Pernantian-A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "P engendalian Persediaan Produksi Crude Palm Oil (CPO) Pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Umada Kebun Pernantian-A"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Lampiran 2. Jumlah Produksi Crude Palm Oil (CPO) Tahun 2011 dan 2012

No Bulan Tahun

2011 2012

1 Januari 1.473.025 1.186.966

2 Februari 1.265.208 1.205.701

3 Maret 1.044.368 1.684.997

4 April 1.330.682 2.108.657

5 Mei 2.025.864 2.514.447

6 Juni 2.319.764 1.815.099

7 Juli 1.758.609 2.243.113

8 Agustus 2.115.799 1.632.177

9 September 2.003.409 2.107.980

10 Oktober 1.392.873 2.065.978

11 November 1.213.855 1.324.094

12 Desember 1.296.904 1.373.523

Jumlah (Kg) 19.240.360 21.262.732

(5)

Lampiran 3. Jumlah Penyaluran Crude Palm Oil (CPO) Tahun 2011 dan 2012

No Bulan Tahun

2011 2012

1 Januari 1.408.960 1.037.390

2 Februari 1.176.305 1.314.240

3 Maret 1.262.590 1.479.549

4 April 1.238.657 2.076.130

5 Mei 1.781.650 2.398.205

6 Juni 2.195.320 2.107.128

7 Juli 1.917.213 2.135.360

8 Agustus 2.091.247 1.528.040

9 September 2.205.030 2.187.596

10 Oktober 1.219.278 1.942.165

11 November 1.426.740 1.538.217

12 Desember 1.179.510 1.269.460

Jumlah (Kg) 19.102.500 21.013.480

(6)

Lampiran 4. Biaya Pengadaan Produksi Crude Palm Oil (CPO) Tahun 2011 dan 2012

No Bulan Tahun

2011 2012

1 Januari 382.851.625 399.718.852

2 Februari 373.160.640 439.379.148

3 Maret 386.482.692 538.333.572

4 April 400.907.634 685.932.324

5 Mei 489.287.241 753.000.641

6 Juni 586.663.754 559.299.060

7 Juli 427.521.401 731.475.345

8 Agustus 517.529.600 530.838.656

9 September 514.090.333 676.784.297

10 Oktober 411.033.215 658.138.623

(7)

Lampiran 5. Biaya Penyimpanan Crude Palm Oil (CPO) Tahun 2011 dan 2012

Sumber: PKS. PT. Umada Kebun Pernantian-A

Tahun Biaya (Rp)

2011 157.082,374

2012 284.006,208

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, S .2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Cetakan Pertama. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Daddy Budiman, Rini Hakimi. 2004. Sistem Perencanaan Produksi dan Pengendalian

Persediaan Bahan Baku pada perusahaan Susu Olahan. Jurnal Teknik Mesin

Vol. 1, No. 2, Desember 2004.

Erry Rimawan. Analisa Perhitungan Perencanaan Pengendalian Produksi Dengan

Economic Production Quantity (EPQ) Pada PT XYZ. Jurnal Program Studi Teknologi Industri, Fakultas Teknik. Universitas Mercu Buana.

Handoko, T Hani. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.

Nasution, A. H. dan Prasetyawan, Y. 2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Purcell, E J, D. E. Varberg. 1987. Calculus with Analytic Geometry. 5th Edition. USA: Prentice Hall.

R. Dan Reid, Nada R. Sanders. 2010. Operation Management An Integrated Approach. Fourth Edition. Asia: John Wiley & Sons, Inc.

Rangkuti, Freddy. 2004. Manajemen Persediaan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Ristono, Agus. 2009. Manajemen Persediaan. Edisi Pertama cetakan pertama.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Siagian, P. 2007. Penelitian Operasional Teori dan Praktek. Jakarta : UI Press. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Taha, Hamdy A. 1982. Operation Research an Introduction. New York: MacMillan Publishing Co, Inc.

(9)

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Singkat Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Umada Pernantian-A

Perusahaan pada mulanya bernama Usaha Masyarakat Aceh yang didirikan pada tahun 1947, yang bergerak dalam budidaya Perkebunan Karet. Pada tahun 1982 perusahaan ini berganti nama menjadi PT. Umada (Management Baru) dan beralih dari budidaya Karet menjadi Kelapa Sawit. Pada tahun 1987 di bangun Pabrik Pengolah Kelapa Sawit ( PKS), dan PKS resmi beroperasi pada tahun 1988.

3.1.1 Letak Geografis Perusahaan

PKS. PT. Umada terletak pada satu wilayah di desa Pernantian-A yang berada di Kecamatan Merbau, Kabupaten Labuhan Batu Utara Sumatera Utara dengan jarak 6 km dari Ibu Kota Kecamatan dan berjarak 268 km dari Medan Ibu Kota Provinsi.

(10)

3.1.2 Ruang Lingkup Usaha

Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. UMADA Pernantian-A adalah perusahaan industri yang bergerak dalam pembuatan Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK). CPO dan Kernel yang dihasilkan kemudian disalurkan ke perusahaan lain untuk diolah lebih lanjut menjadi bahan jadi. Perusahaan tersebut antara lain: PT. Musim Mas, PT. MNA, PT. Nabati, PT. Pasifik Palm Mindo, dan PT. KPN.

Pabrik ini didirikan dengan kapasitas 30 ton TBS/jam dengan konsensi lahan 1661 Ha.

Selain Kebun PT. Umada perolehan TBS didukung juga oleh kebun lain yang satu group dengannya yaitu:

1. PT. Binanga Karya terletak di Kabupaten Labuhan Batu Utara 2. PT. Padang Malaka terletak di Kabupaten Labuhan Batu Utara 3. PT. Tindoan Bujing terletak di Kabupaten Tapanuli Selatan 4. PT. Sidojadi terletak di Provinsi Sumatera Utara

Luas konsensi TBS yang diolah PKS 4.000 Ha.

3.2 Pengumpulan Data

Data yang diperoleh adalah pengamatan langsung dari perusahaan, pencatatan, wawancara, dan arsip-arsip perusahaan yang sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah. Data-data yang dikumpulkan dari arsip PKS. PT. Umada Kebun Pernantian-A yaitu :

(11)

Hasil pengumpulan data yang diperoleh dari pihak PKS. PT. Umada Kebun Pernantian-A adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jumlah Produksi Crude Palm Oil (CPO)

No Bulan Tahun

9 September 2.003.409 2.107.980

10 Oktober 1.392.873 2.065.978

11 November 1.213.855 1.324.094

12 Desember 1.296.904 1.373.523

Jumlah (Kg) 19.240.360 21.262.732

Sumber: PKS. PT. Umada Kebun Pernantian-A

Tabel 3.2 Jumlah Penyaluran Crude Palm Oil (CPO)

No Bulan Tahun

9 September 2.205.030 2.187.596

10 Oktober 1.219.278 1.942.165

11 November 1.426.740 1.538.217

12 Desember 1.179.510 1.269.460

Jumlah (Kg) 19.102.500 21.013.480

(12)

Tabel 3.3 Biaya Pengadaan Produksi Crude Palm Oil (CPO)

No Bulan Tahun

2011 2012

1 Januari 382.851.625 399.718.852

2 Februari 373.160.640 439.379.148

3 Maret 386.482.692 538.333.572

4 April 400.907.634 685.932.324

5 Mei 489.287.241 753.000.641

6 Juni 586.663.754 559.299.060

7 Juli 427.521.401 731.475.345

8 Agustus 517.529.600 530.838.656

9 September 514.090.333 676.784.297

10 Oktober 411.033.215 658.138.623

11 November 425.399.968 463.621.936 12 Desember 465.464.265 492.636.500 Jumlah 5.380.392.368 6.929.158.954 Sumber: PKS. PT. Umada Kebun Pernantian-A

Tabel 3.4 Biaya Penyimpanan Crude Palm Oil (CPO)

Sumber: PKS. PT. Umada Kebun Pernantian-A

Tahun Biaya (Rp)

2011 157.082,374

2012 284.006,208

(13)

3.3 Pengolahan Data

3.3.1 Uji kenormalan Data dengan Uji Lilliefors

Data penyaluran Crude Palm Oil (CPO) pada tahun 2011 dan 2012 diuji kenormalannya dengan menggunakan Uji Normalitas Lilliefors.

Langkah-langkah pengujian data penyaluran Crude Palm Oil (CPO) pada tahun 2011 sebagai berikut :

a. Rata-rata penyaluran CPO :

=

b. Standard deviasi penyaluran CPO :

(14)
(15)
(16)

f. Menghitung selisih untuk i=1,2,3,…,12 maka :

Tabel 3.5 Uji Normalitas Data Penyaluran CPO Tahun 2011

No Xi zi F(zi) S(zi) |F(zi)-S(zi)| 1 1.408.960 -0,44 0,3300 0,5000 0,1700 2 1.176.305 -0,99 0,1611 0,1667 0,0056 3 1.262.590 -0,79 0,2148 0,4167 0,2019 4 1.238.657 -0,85 0,1977 0,3333 0,1356

5 1.781.650 0,46 0,6772 0,6667 0,0105

6 2.195.320 1,45 0,9265 0,9167 0,0098

7 1.917.213 0,78 0,7823 0,7500 0,0323

8 2.091.247 1,19 0,8830 0,8333 0,0497

9 2.205.030 1,47 0,9292 1,0000 0,0708

10 1.219.278 -0,89 0,1867 0,2500 0,0633 11 1.426.740 -0,39 0,3483 0,5833 0,2350 12 1.179.510 -0,99 0,1611 0,1667 0,0056 Dari Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa :

(17)

diperoleh dari tabel Uji Kenormalan Lilliefors dengan taraf nyata dan n = 12.

= 0,242.

Maka, , berarti data penyaluran Crude Palm Oil (CPO) pada PKS. PT. Umada Kebun Pernantian-A pada periode Januari-Desember tahun 2011 mengikuti pola penyebaran distribusi normal. Dengan demikian, perhitungan dengan pengendalian persediaan dapat dilakukan dengan model Inventory Control

Deterministic.

Langkah-langkah pengujian data penyaluran Crude Palm Oil (CPO) pada tahun 2012 sebagai berikut :

a. Rata-rata penyaluran CPO :

= 1.751.123,333

b. Standard deviasi penyaluran CPO :

(18)
(19)
(20)

f. Menghitung selisih untuk i=1,2,3,…,12 maka :

Tabel 3.6 Uji Normalitas Data Penyaluran CPO Tahun 2012

No Xi zi F(zi) S(zi) |F(zi)-S(zi)| 1 1.037.390 -0,99 0,1611 0,0833 0,0778 2 1.314.240 -0,60 0,2743 0,2500 0,0243 3 1.479.549 -0,38 0,3520 0,3333 0,0187

4 2.076.130 0,45 0,6736 0,6667 0,0069

5 2.398.205 0,89 0,8133 1,0000 0,1867

6 2.107.128 0,49 0,6879 0,7500 0,0621

7 2.135.360 0,53 0,7019 0,8333 0,1314 8 1.528.040 -0,31 0,3783 0,4167 0,0384

9 2.187.596 0,60 0,7257 0,9167 0,1910

10 1.942.165 0,26 0,6026 0,5833 0,0193

11 1.538.217 -0,29 0,3859 0,5000 0,1141 12 1.269.460 -0,67 0,2514 0,1667 0,0847 Dari Tabel 3.6 dapat dilihat bahwa :

(21)

diperoleh dari tabel Uji Kenormalan Lilliefors dengan taraf nyata dan n = 12.

= 0,242.

Maka, , berarti data penyaluran Crude Palm Oil (CPO) pada PKS. PT. Umada Kebun Pernantian-A pada periode Januari-Desember tahun 2012 mengikuti pola penyebaran distribusi normal. Dengan demikian, perhitungan dengan pengendalian persediaan dapat dilakukan dengan model Inventory Control

Deterministic.

3.4 Perhitungan dengan Model Economic Production Quantity (EPQ)

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari PKS. PT. Umada Kebun Pernantian-A yang telah disajikan pada Tabel 3.1, Tabel 3.2, Tabel 3.3, Tabel 3.4, maka perhitungan yang dilakukan yaitu :

a. Tingkat optimal produksi CPO setiap putaran produksi. b. Interval waktu optimal untuk tiap putaran produksi. c. Biaya persediaan minimum produksi.

3.4.1 Tingkat Optimal Produksi (Q0)

Berdasarkan data yang telah ada, maka dapat dihitung yaitu : Rata-rata jumlah produksi setiap bulan adalah :

(22)

Rata-rata jumlah penyaluran setiap bulan adalah :

/bulan

Rata-rata biaya pengadaan produksi setiap bulan adalah :

Rp

Rata-rata biaya penyimpanan produksi setiap bulan adalah :

(23)

Maka diperoleh tingkat produksi optimal dalam setiap putaran produksi adalah kg.

3.4.2 Interval waktu optimal setiap putaran produksi (t0)

Interval waktu optimal untuk tiap putaran produksi yaitu :

Maka, interval waktu optimal setiap putaran produksi adalah 1,869 bulan. Bila diasumsikan 1 bulan adalah 30 hari maka interval waktu optimalnya adalah 56,07 hari atau 1345,680 jam.

3.4.3 Biaya persediaan minimum produksi ( )

Menghitung biaya persediaan minimum produksi CPO menggunakan rumus :

/bulan

Biaya persediaan yang diperoleh sebesar Rp 548.801.217,3 per bulan, sehingga biaya minimum dalam setiap putaran produksinya adalah :

,-

(24)

Selanjutnya dapat dihitung jumlah putaran produksi CPO, biaya persediaan minimum, lamanya mesin berproduksi tiap putaran produksi dan lama produksi berhenti tiap putaran produksi yang dihitung dalam dua periode selama 24 bulan yaitu sebagai berikut :

a. Jumlah putaran produksi dalam dua periode adalah :

Maka jumlah putaran produksi tiap periodenya adalah 6,42 bulan

b. Biaya minimum dalam dua periode sebesar :

Sehingga biaya minimum untuk setiap periodenya adalah:

c. Waktu yang dibutuhkan tiap putaran produksi adalah :

bulan

Maka, interval waktu yang dibutuhkan tiap putaran produksi adalah 1,851 bulan. Bila diasumsikan 1 bulan adalah 30 hari maka waktu yang dibutuhkan adalah 55,53 hari atau 1332,720 jam.

(25)

Maka produksi akan berhenti selama 0,018 bulan. Dengan asumsi bahwa 1 bulan adalah 30 hari maka produksi akan berhenti selama 12,96 jam tiap putaran produksi.

3.5 Perhitungan Berdasarkan Kondisi Produksi Perusahaan

Perhitungan yang dilakukan merupakan hasil penelitian yang didasarkan pada kondisi produksi perusahaan, yaitu :

a. Laju produksi CPO setiap bulan : /bulan

b. Laju penyaluran produksi CPO setiap bulan : /bulan

c. Lamanya mesin beroperasi selama dua periode adalah :

(26)

Maka biaya untuk pengadaan persediaan produksi CPO dalam dua periode sekaligus adalah :

Dan biaya pengadaan persediaan produksi CPO dalam satu periode adalah :

3.6. Rangkuman Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada subbab sebelumnya, dah hasilnya dapat dirangkum yaitu sebagai berikut :

a. Perhitungan yang dilakukan dengan model Economic Production Quantity (EPQ) , diperoleh :

1. Tingkat optimal produksi CPO tiap putaran produksi sebesar

2. Interval waktu optimal produksi adalah bulan atau 56,07 hari atau 1345,680 jam setiap putaran produksi dengan jumlah putaran produksi setiap periode.

3. Biaya minimum dalam pengadaan persediaan produksi setiap periodenya sebesar

b. Perhitungan yang dilakukan berdasarkan kondisi perusahaan, diperoleh : 1. Laju produksi CPO setiap bulannya sebesar

(27)

Dari hasil rangkuman tersebut, maka dapat dihitung selisih biaya pengadaan produksi CPO dalam satu periode adalah sebesar Rp 1.213.570.985,-

Maka dengan menerapkan model Economic Production Quantity (EPQ), perusahaan dapat memperkecil biaya pengadaan persediaan tiap putaran produksinya sebesar :

(28)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

a. Tingkat produksi optimal Crude Palm Oil (CPO) dalam pengadaan persediaan sebesar 3.124.295,302 kg setiap putaran produksi.

b. Interval waktu optimal yang dibutuhkan untuk memproduksi CPO adalah 1,869 bulan atau 56,07 hari atau 1345,680 jam.

c. Total biaya pengadaan persediaan produksi CPO selama interval waktu optimal adalah sebesar Rp 1.025.709.475,- setiap putaran produksi.

(29)

4.2 Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan, disarankan kepada perusahaan untuk melakukan kebijakan dalam produksi dengan mempertimbangkan model persediaan Economic

Production Quantity (EPQ) untuk memperoleh jumlah optimal produksi dan interval

(30)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Uji Kenormalan Lilliefors

Perumusan ilmu statistik juga berguna dalam pengendalian persediaan untuk menentukan pola distribusi. Pola distribusi tersebut dapat diketahui dengan melakukan uji kenormalan Lilliefors. Pada pengujian ini terdapat 2 jenis hipotesa yaitu :

1. Hipotesa untuk hipotesa yang berdistribusi normal 2. Hipotesa untuk hipotesa yang tidak berdistribusi normal

Untuk pengujian hipotesa maka prosedur yang harus dilakukan antara lain : a. Nilai data , ..., , dijadikan angka baku , , ...,

dengan menggunakan rumus :

=

dengan = rata-rata sampel

S = simpangan baku sampel = 1, 2, 3, ..., �

Menghitung rata-rata sampel digunakan rumus :

;

(31)

b. Tiap angka baku dan menggunakan daftar distribusi normal baku, hitung peluang : F( = P( ).

c. Menghitung proporsi . Jika proporsi ini dinyatakan oleh S( , maka S( =

d. Hitung selisih F( ) – S( tentukan harga mutlaknya.

e. Cari nilai yang terbesar dari selisih jadikan atau .

f. Kriteria pengambilan keputusan adalah :

Jika

dengan adalah nilai kritis uji kenormalan lilliefors dengan taraf nyata dan banyaknya data .

2.2 Teori Pengendalian Persediaan

Persediaan merupakan sumber daya yang disimpan dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sekarang maupun kebutuhan yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi dan persediaan barang jadi.

(32)

Persediaan yang diadakan mulai dari bahan baku sampai barang jadi, antara lain berguna untuk:

1. Menghilangkan resiko barang yang rusak 2. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan 3. Mencapai penggunaan mesin yang optimal

4. Memberi pelayanan yang sebaik-baiknya bagi konsumen

Pengendalian persediaan merupakan kegiatan untuk menentukan tingkat dan komposisi persediaan rakitan, bahan baku dan barang hasil/ produk sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan (Assauri, 2008).

Pada umumnya, permasalahan yang dihadapi dalam pengendalian persediaan terbagi dalam 2 (dua) kategori, yaitu (Nasution, A. H. dan Prasetyawan, Y, 2008) :

a. Permasalahan kwantitatif merupakan hal-hal yang berkaitan dalam penentuan jumlah barang yang akan dibuat, waktu pembuatan maupun jumlah persediaan pengamannya (buffer stock). Permasalahan ini dikenal dengan penentuan kebijakan persediaan (inventory policy).

b. Pemasalahan kwalitatif merupakan semua hal yang berhubungan dengan

“sistem operasi persediaan” termasuk pengorganisasian, mekanisme dan

prosedur, administrasi dan sistem operasi persediaan.

Maka dari itu, pengendalian persediaan merupakan segala tindakan yang dilakukan untuk mengusahakan tersedianya persediaan dalam jumlah tertentu. Kelebihan maupun kekurangan persediaan akan mengakibatkan kerugian, karena kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya diperoleh perusahaan.

(33)

terpenuhinya kebutuhan pelanggan, maka akan menimbulkan kekecewaan dan akhirnya akan merugikan perusahaan itu sendiri.

Salah satu persoalan manajemen yang potensial adalah persediaan. Manajemen yang tidak baik terhadap persediaan bisa berakibat serius terhadap organisasi. Tujuan yang ingin dicapai dalam penyelesaian masalah persediaan adalah meminimumkan biaya total persediaan.

2.3 Jenis-Jenis Persediaan

Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan berdasarkan beberapa cara. Menurut jenisnya, persediaan dapat dibedakan atas (Handoko, 2000) :

1. Persediaan bahan mentah (Raw materials), yaitu persediaan barang-barang yang digunakan dalam proses produksi. Bahan mentah dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau diperoleh dari supplier dan atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya.

2. Persediaan komponen, yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, untuk digunakan dalam pembuatan barang jadi atau barang setengah jadi.

3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (Supplies), yaitu persediaan

barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.Yang termasuk bahan pembantu ini adalah bahan bakar, pelumas, listrik dan lain-lain.

(34)

5. Persediaan barang jadi (Finished Goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim kepada langganan.

Selain perbedaan menurut jenisnya, persediaan dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu (Assauri, 2008) :

1. Batch Stock atau Lot Size Inventory

Persediaan yang diadakan karena adanya pembelian atau pembuatan bahan bahan dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat itu. Jadi dalam hal ini pembelian atau pembuatan yang dilakukan dalam jumlah besar, sedangkan penggunaan atau pengeluarannya dalam jumlah kecil.

2. Fluctuation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal ini, perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen.

3. Anticipation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan maupun permintaan yang meningkat. Selain itu, anticipation stock dimaksudkan pula untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan-bahan sehingga tidak mengganggu jalannya produksi.

2.4 Klasifikasi Biaya Persediaan

(35)

Gambar 2.1 Biaya-Biaya Persediaan

2.4.1 Biaya Pemesanan ( Ordering Costs)

Setiap kali suatu bahan dipesan, perusahaan menanggung biaya pemesanan. Biaya-biaya pemesanan secara terperinci meliputi :

1. Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi 2. Upah

3. Biaya telepon

4. Pengeluaran surat-menyurat

5. Biaya pengepakan dan penimbangan 6. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan 7. Biaya pengiriman ke gudang ; dan sebagainya.

2.4.2 Biaya Penyimpanan (Holding Costs atau Carrying Costs)

Holding Costs terdiri dari semua ongkos yang berhubungan dengan biaya

(36)

1. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan,

7. Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan 8. Biaya penanganan persediaan, dan sebagaainya.

Biaya penyimpanan persediaan biasanya berkisar antara 12% sampai 40% dari biaya atau harga pokok. Biasanya biaya ini sebanding dengan jumlah persediaan di dalam stok.

2.4.3 Biaya Pengadaan Produksi (Set-up Costs)

Bila bahan-bahan tidak dibeli tetapi diproduksi sendiri dalam pabrik perusahaan, perusahaan menghadapi biaya pengadaan (set-up costs) untuk memproduksi komponen tertentu. Biaya-biaya ini terdiri dari :

1. Biaya mesin-mesin menganggur 2. Biaya persiapan tenaga kerja langsung 3. Biaya scheduling

4. Biaya ekspedisi, dan sebagainya.

(37)

2.4.4 Biaya kekurangan atau kehabisan bahan (Shortage Costs)

Dari semua biaya-biaya yang berhubungan dengan tingkat persediaan, biaya kekurangan bahan adalah yang paling sulit diperkirakan. Biaya ini timbul bilamana persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya-biaya yang termasuk biaya kekurangan bahan adalah sebagai berikut :

1. Kehilangan penjualan 2. Kehilangan langganan 3. Biaya ekspedisi

4. Terganggunya proses produksi

5. Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial, dan sebagainya.

Hubungan antara tingkat persediaan dan jumlah biaya dapat diilustrasikian pada gambar berikut:

Gambar 2.2 Minimum total costs

Holding Costs Total Costs

Set-up Costs

(38)

2.5 Model-Model Persediaan

Menurut Taha (1982), model persediaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : a. Model Deterministik

Model deterministik adalah model persediaan yang ditandai oleh karakteristik permintaan dan periode kedatangan yang dapat diketahui secara pasti sebelumnya. Model ini menganggap nilai parameter sudah diketahui dengan pasti. Model ini dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Determimistik Statis

Pada model ini tingkat permintaan setiap unit barang untuk tiap periode diketahuhi secara pasti dan bersifat konstan.

2. Deterministik Dinamis

Pada model ini tingkat permintaan setiap unit barang untuk tiap periode diketahui secara pasti, tetapi bervariasi dari satu periode ke periode.

b. Model Probabilistik

Model probabilistik adalah model persediaan yang ditandai oleh karakteristik permintaan dan periode kedatangan pesanan yang tidak dapat diketahui secara pasti sebelumnya. Model ini menganggap bahwa nilai-nilai parameter merupakan nilai-nilai yang tidak pasti, di mana nilai parameter tersebut merupakan variabel random. Model probabilistik dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Probabilistik Stationary

Pada model ini tingkat permintaan bersifat random, di mana probability

density function dari permintaan tidak dipengaruhui oleh waktu setiap periode.

2. Probabilistik Nonstationary

Pada model ini tingkat permintaan bersifat random, di mana probability

density function dari permintaan bervariasi dari satu periode ke periode

(39)

2.6 Economic Production Quantity (EPQ)

Economic Production Quantity (EPQ) adalah pengembangan model persediaan

dimana pengadaan bahan baku berupa komponen tertentu diproduksi secara massal dan dipakai sendiri sebagai sub-komponen suatu produk jadi oleh perusahaan. Menurut Yamit (2002), Economic Production Quantity (EPQ) atau tingkat produksi optimal adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan yang terdiri atas biaya set-up produksi dan biaya penyimpanan.

Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal. Permasalahan itu dapat diselesaikan dengan menggunakan metode Economic Production Quantity (EPQ).

Model EPQ merupakan persediaan bertahap, karena jika item diproduksi sendiri, umumnya produk yang diproduksi akan ditambahkan untuk mengisi persediaan secara berangsur-angsur dan bukannya terjadi secara tiba-tiba karena mesin produksi yang dimiliki terbatas dan berproses secara berangsur pula dengan tidak secara serentak. Maka suatu pabrik akan berputar secara terus-menerus dan pada saat yang sama harus memenuhi permintaan hingga terdapat suatu arus kontinu dari persediaan barang di dalam stok.

Model EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :

1. Produksi berjalan secara kontinu dengan laju produksi P satuan per satuan waktu.

2. Selama produksi dilakukan (tp), tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan (P-D).

3. Ketika produksi berhenti pada satu waktu, maka persediaan akan berkurang dengan kecepatan D per satuan waktu.

(40)

6. Permintaan deterministik dengan laju permintaan diketahui. 7. Tidak terjadi stock-out.

Model matematis persamaan EPQ dapat dikembangkan melalui gambar berikut :

Gambar 2.3 Grafik Economic Production Quantity

Dari Gambar 2.3 terlihat bahwa sepanjang produksi terjadi, tingkat persediaan akan terus meningkat dengan kecepatan P-D, tetapi pada saat tp sampai dengan berikutnya, maka proses produksi sudah berhenti sedangkan permintaan dengan laju tetap sebesar D menjadikan grafik berubah menurun sampai posisi level persediaan mencapai titik nol kembali. Tingkat persediaan akan ada di suatu titik maksimum di mana produksi berhenti. Tingkat persediaan maksimum tersebut adalah ( P-D) tp.

Persediaan rata-rata akan sama dengan :

p tingkat pertambahan persediaan sebesar P maka :

(41)

Jika persediaan telah mencapai tingkat B, maka harus diadakan set-up (persiapan) produksi yang lamanya tergantung lead time (L). Jadi, L dalam model ini menyatakan waktu tunggu yang diperlukan untuk set-up (persiapan) produksi.

Subsitusikan persamaan (2) ke dalam persamaan (1), maka persediaan rata-rata akan menjadi :

… (3)

Sehingga diperoleh Carrying costs rata-rata= … (4)

Karena jumlah putaran produksi

=

, maka :

Set-up costs rata-rata

=

… (5) Dari persamaan (4) dan (5), maka Total Inventory Costs (TIC) adalah :

… (6)

Dengan mendiferensialkan persamaan TIC terhadap Q, maka :

Sehingga diperoleh tingkat produksi optimal dalam satu putaran produksi yaitu:

… (7)

Interval waktu optimal pada setiap putaran produksi adalah :

(42)

Menentukan total biaya minimum, Q0 disubstitusikan ke persamaan (6), sehingga menjadi :

… (9)

Di mana :

Q = Tingkat produksi tiap putaran produksi P = Laju produksi per satuan waktu

D = Laju penyaluran produksi per satuan waktu

(43)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengendalian persediaan merupakan aktivitas mempertahankan jumlah persediaan

yang akan digunakan untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu pada tingkat

yang dikehendaki. Persediaan merupakan mata rantai yang sangat penting dalam

produksi dan penjualan suatu produk.

Setiap perusahaan baik itu perusahaan dagang, perusahaan manufactur,

maupun perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan. Menurut Freddy Rangkuti

(2004) mengemukakan bahwa persediaan adalah sejumlah bahan-bahan, bagian yang

disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk

proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk

memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu.

Persediaan merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam

kaitannya dengan kegiatan proses produksi, biaya, serta distribusi barang-barang, baik

itu bahan baku, barang-barang dalam proses atau barang setengah jadi, ataupun barang

jadi. Persediaan memiliki fungsi penting yang dapat meningkatkan efisiensi

operasional suatu perusahaan.

Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan pada dasarnya muncul

(44)

terjadinya kelebihan atau kekurangan persediaan, jika perusahaan mengalami

kelebihan persediaan, maka akan menambah beban biaya penyimpanan dan

pemeliharaan dalam gudang, serta adanya kemungkinan terjadinya penyusutan

kualitas yang tidak bisa dipertahankan sehingga perusahaan akan mengalami kerugian.

Namun sebaliknya, jika perusahaan kekurangan persediaan, maka akan menimbulkan

kekecewaan bagi para pelanggan dan menimbulkan rasa kurang percaya sehingga

merugikan perusahaan itu sendiri.

Dalam menghadapi dilema dari keadaan ini yaitu kekurangan atau kelebihan

produksi, maka perusahaan harus menganalisis persediaan berkaitan dengan

perancangan teknik agar memperoleh tingkat persediaan optimal dengan menjaga

keseimbangan antara biaya karena persediaan yang terlalu besar dengan biaya karena

persediaan yang terlalu kecil.

Dengan demikian, Pengendalian persediaan sangat penting untuk mencapai

sasaran yang diinginkan perusahaan. Yaitu menciptakan keseimbangan produksi

maupun kemampuan menyalurkan hasil produksi tersebut secara optimal dengan

biaya yang minimum untuk mencapai keuntungan yang maksimum.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis memberi judul skripsi ini dengan

Pengendalian Persediaan Produksi Crude Palm Oil (CPO) Pada Pabrik Kelapa Sawit

PT. Umada Kebun Pernantian-A”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pengamatan penulis, salah satu permasalahan yang dihadapi di pabrik

kelapa sawit ini bahwa pada waktu-waktu tertentu terjadi kelebihan dan di sisi lain

terjadi kekurangan bahan baku dan hasil produksi yang menyebabkan produksi tidak

stabil. Oleh sebab itu, pengendalian persediaan produksinya memerlukan perencanaan

(45)

Permasalahan yang akan diuraikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Berapa besar tingkat pengadaan produksi optimal CPO pada setiap putaran

produksi.

b. Berapa lama interval waktu optimal yang dibutuhkan dalam pengadaan produksi optimal CPO.

c. Menentukan total biaya persediaan minimum setiap putaran produksinya. d. Perbandingan perhitungan antara metode pengendalian persediaan dengan

kondisi produksi perusahaan yang sudah ada.

1.3 Batasan Masalah

Agar penyelesaian permasalahan tidak menyimpang dari pembahasan, maka dilakukan beberapa batasan masalah dan asumsi-asumsi sebagai berikut :

a. Penulis hanya menguraikan masalah tingkat persediaan optimal dari produksi CPO.

b. Harga CPO dianggap stabil selama masa penelitian.

c. Biaya yang timbul akibat kekurangan produksi (Shortage Costs) dianggap tidak ada.

d. Proses pengolahan dan kebijakan perusahaan tidak berubah selama jangka waktu pemecahan masalah.

e. Data yang diperoleh dari Pabrik Kelapa Sawit PT. Umada Kebun Pernantian-A adalah dari bulan Januari 2011 sampai dengan Desember 2012.

1.4 Tujuan Penelitian

(46)

Dari informasi dan data yang telah dikumpulkan dari pihak perusahaan, maka dilakukan analisis dan pengolahan data tersebut dengan tujuan :

a. Menghitung tingkat pengadaan produksi optimal CPO tiap putaran produksi. b. Menghitung interval waktu optimal yang dibutuhkan dalam pengadaan

produksi optimal.

c. Menentukan total biaya persediaan minimum setiap putaran produksi.

d. Membandingkan perhitungan antara metode pengendalian persediaan dengan kondisi produksi perusahaan yang sudah ada.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan, penulis maupun pembaca. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi dalam usaha mengendalikan persediaan yang optimal sehingga dapat meminimumkan biaya produksi perusahaan. Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan menambah pengetahuan, serta sebagai pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama kuliah, dan bagi pembaca penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat, dan sebagai masukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

1.6 Tinjauan Pustaka

Sebagai pendukung pembahasan teori-teori dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa pustaka, antara lain :

1. Teguh Baroto [2002] dalam bukunya yang berjudul “Perencanaan dan

Pengendalian Produksi”. Mengemukakan bahwa tujuan dari sistem persediaan

(47)

optimalitas pengendalian persediaan seringkali diukur dengan keuntungan maksimum yang dicapai. Karena perusahaan memiliki banyak subsistem lain selain persediaan, maka mengukur kontribusi pengendalian persediaan dalam mencapai total keuntungan bukan hal yang mudah. Optimalisasi pengendalian persediaan biasanya diukur dengan total biaya minimal pada suatu periode tertentu.

2. Handoko, T Hani [2000] dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi”. Dalam buku ini di paparkan empat katagori biaya persediaan yang sangat menentukan jawab optimal dari masalah persediaan. Empat kategori biaya tersebut ialah Biaya Penyimpanan (Carrying

costs), Biaya Pemesanan, Biaya Pengadaan (Set-up costs), dan Biaya Stock-out

(Shortage costs).

3. Siagian, P. [2007] dalam bukunya yang berjudul “Penelitian Operasional Teori

dan Praktek” . Untuk menghitung tingkat persediaan optimal setiap putaran

produksi, menggunakan rumus Economic Production Quantity (EPQ), yaitu :

dengan :

D : permintaan pada setiap periode P : laju produksi per satuan waktu Cs : biaya pengadaan produksi Cc : biaya simpan

Q0 : Tingkat produksi optimal tiap putaran produksi

4. Sudjana [2005] dalam bukunya yang berjudul “Metoda Statistika”. Dalam

(48)

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kasus pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Umada Kebun Pernantian-A. Pabrik ini memproduksi Crude Palm Oil ( CPO ) dan Palm Kernel (PK), tetapi penulis hanya mengambil CPO sebagai objek yang diteliti lebih lanjut persediaan produksinya.

Langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data

. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengutip arsip-arsip dan catatan yang ada di dalam laporan persediaan dalam perusahaan tersebut.

Data yang dibutuhkan adalah :

a. Jumlah produksi CPO bulan Januari 2011 s/d Desember 2012.

b. Jumlah penyaluran produksi CPO bulan Januari 2011 s/d Desember 2012.

c. Biaya pengadaan (Set-up costs) produksi CPO bulan Januari 2011 s/d Desember 2012.

d. Biaya penyimpanan CPO bulan Januari 2011 s/d Desember 2012 .

2. Pengolahan Data

Tahapan yang dilakukan pada pengolahan data adalah sebagai berikut :

a. Menguji kenormalan data, dengan uji “Lilliefors”.

b. Data yang telah diuji kemudian ditentukan tingkat persediaan CPO yang optimal, interval waktu optimal tiap putaran produksi dan biaya minimum dalam pengadaan produksi CPO.

(49)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT. UMADA

KEBUN PERNANTIAN-A

ABSTRAK

Persediaan merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kegiatan proses produksi, biaya, serta distribusi barang-barang, baik itu bahan baku, barang-barang dalam proses atau barang setengah jadi, ataupun barang jadi. Kelebihan maupun kekurangan persediaan yang terlalu besar akan mengakibatkan kerugian, karena kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya diperoleh perusahaan. Penelitian ini merupakan penggunaan model pengendalian persediaan dalam menentukan tingkat produksi optimal CPO dengan total biaya persediaan yang minimum. Dari perhitungan yang dihasilkan dengan menggunakan teori pengendalian persediaan dalam penelitian ini diperoleh tingkat optimal produksi CPO setiap putaran produksi adalah 3.124.295,302 kg dengan interval waktu optimal yaitu 1,869 bulan atau 1345,680 jam. Selisih biaya pengadaan persediaan produksi CPO yang dihasilkan dengan menggunakan model pengendalian persediaan dan perhitungan berdasarkan kondisi produksi perusahaan adalah sebesar Rp 101.130.915,4 per bulan.

(50)

INVENTORY CONTROL OF CRUDE PALM OIL (CPO) PRODUCTION IN PABRIK KELAPA SAWIT PT. UMADA

KEBUN PERNANTIAN-A

ABSTRACT

Inventory is one of the issues that need to be considered in relation to the activities of the production process, cost, and distribution of goods, whether raw materials, goods in process or semi-finished goods, or finished goods. Excess or shortage of inventory that is too large will result in a loss, the loss of opportunity to earn profits that have accrued to the company. This research is using of inventory control models to determine the optimal level of CPO production with minimum total cost inventory. Resulting from the calculation using the theory of inventory control in this research were obtained optimal level of production of each round CPO production is 3.124.295,302 kg with optimal time interval is 1,869 months or 1345,680 hours . Difference in cost of inventory procurement of CPO production generated using inventory control models and calculations based on the company's production is Rp 101.130.915,4 per month.

(51)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUKSI CRUDE PALM OIL

(CPO) PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT. UMADA

KEBUN PERNANTIAN-A

SKRIPSI

YUS LOURI PRIDORA SITEPU

090803008

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(52)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO)

PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT. UMADA KEBUN PERNANTIAN-A

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

YUS LOURI PRIDORA SITEPU 090803008

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(53)

PERSETUJUAN Nomor Induk Mahasiswa : 0908030008

Program Studi : Sarjana (S1) Matematika Departemen : Matematika

(54)

PERNYATAAN

PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT. UMADA

KEBUN PERNANTIAN-A

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2013

(55)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengendalian Persediaan Produksi Crude Palm Oil (CPO) pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Umada Kebun Pernantian-A.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Alm. Drs. Djakaria Sebayang, M.Si dan Bapak Drs. Ujian Sinulingga, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini. Terimakasih kepada Ibu Dra. Normalina Napitupulu M.Sc dan Bapak Drs. Rosman Siregar, M.Si sebagai Dosen Pembanding yang telah memberikan saran-saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih kepada Prof. Dr. Tulus, M.Si. Ph.D dan Ibu Dra. Mardiningsih, M.Sc selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika, Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan serta Pembantu Dekan FMIPA USU, seluruh Dosen dan Staff Administrasi Matematika FMIPA USU. Terima kasih juga kepada Bapak Ir. Alter Singarimbun selaku Mill Manager pada PKS. PT. Umada Kebun Pernantian-A yang telah memberikan waktu, kesempatan, arahan dan dukungannya selama penelitian. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Bapak A.N. Sitepu, S.Pd dan Ibu J. Ginting, S.Pd serta adik-adik tersayang Maeika Putri Sitepu, Jianta Yosa Sitepu, dan Maria Emeygia Sitepu atas segala doa, motivasi, dukungan moril dan materil yang diberikan. Dan juga kepada teman-teman seperjuangan matematika stambuk 2009. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, dan kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa melimpahkan berkat dan kasihNya atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Medan, Juli 2013 Penulis

(56)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT. UMADA

KEBUN PERNANTIAN-A

ABSTRAK

Persediaan merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kegiatan proses produksi, biaya, serta distribusi barang-barang, baik itu bahan baku, barang-barang dalam proses atau barang setengah jadi, ataupun barang jadi. Kelebihan maupun kekurangan persediaan yang terlalu besar akan mengakibatkan kerugian, karena kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya diperoleh perusahaan. Penelitian ini merupakan penggunaan model pengendalian persediaan dalam menentukan tingkat produksi optimal CPO dengan total biaya persediaan yang minimum. Dari perhitungan yang dihasilkan dengan menggunakan teori pengendalian persediaan dalam penelitian ini diperoleh tingkat optimal produksi CPO setiap putaran produksi adalah 3.124.295,302 kg dengan interval waktu optimal yaitu 1,869 bulan atau 1345,680 jam. Selisih biaya pengadaan persediaan produksi CPO yang dihasilkan dengan menggunakan model pengendalian persediaan dan perhitungan berdasarkan kondisi produksi perusahaan adalah sebesar Rp 101.130.915,4 per bulan.

(57)

INVENTORY CONTROL OF CRUDE PALM OIL (CPO) PRODUCTION IN PABRIK KELAPA SAWIT PT. UMADA

KEBUN PERNANTIAN-A

ABSTRACT

Inventory is one of the issues that need to be considered in relation to the activities of the production process, cost, and distribution of goods, whether raw materials, goods in process or semi-finished goods, or finished goods. Excess or shortage of inventory that is too large will result in a loss, the loss of opportunity to earn profits that have accrued to the company. This research is using of inventory control models to determine the optimal level of CPO production with minimum total cost inventory. Resulting from the calculation using the theory of inventory control in this research were obtained optimal level of production of each round CPO production is 3.124.295,302 kg with optimal time interval is 1,869 months or 1345,680 hours . Difference in cost of inventory procurement of CPO production generated using inventory control models and calculations based on the company's production is Rp 101.130.915,4 per month.

(58)

DAFTAR ISI

(59)

3.4.1 Tingkat Optimal Produksi (Q0) 32 3.4.2 Interval waktu optimal setiap putaran produksi (t0) 34 3.4.3 Biaya total persediaan minimum produksi 34 3.5 Perhitungan Berdasarkan kondisi Produksi Perusahaan 36

3.6 Rangkuman Pembahasan 37

BAB 4. Kesimpulan dan Saran

4.1. Kesimpulan 39

4.2 Saran 40

Daftar Pustaka 41

(60)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Jumlah Produksi CPO Tahun 2011-2012 22 Tabel 3.2. Jumlah Penyaluran CPO Tahun 2011-2012 22 Tabel 3.3. Biaya Pengadaan Produksi CPO Tahun 2011-2012 23

Tabel 3.4. Biaya Penyimpanan CPO Tahun 2012 23

(61)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Biaya-Biaya Persediaan 12

Gambar 2.2. Grafik Minimum Total Costs 14

(62)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Tabel Nilai Luas Kurva Normal untuk Nilai 43 Lampiran 2. Jumlah Produksi Crude Palm Oil (CPO)

Tahun 2011 dan 2012 44

Lampiran 3. Jumlah Penyaluran Crude Palm Oil (CPO)

Tahun 2011 dan 2012 45 Lampiran 4. Biaya Pengadaan Produksi Crude Palm Oil (CPO)

Tahun 2011 dan 2012

Lampiran 5. Biaya Penyimpanan Crude Palm Oil (CPO) Tahun 2011 dan 2012

Gambar

Tabel 3.2 Jumlah Penyaluran Crude Palm Oil (CPO)
Tabel 3.3 Biaya Pengadaan Produksi Crude Palm Oil (CPO)
Tabel 3.5 Uji Normalitas Data Penyaluran CPO Tahun 2011
Tabel 3.6 Uji Normalitas Data Penyaluran CPO Tahun 2012
+3

Referensi

Dokumen terkait

Metodologi perhitungan dengan menggunakan teori ini menghasilkan tingkat optimal produksi CPO tiap putaran produksi adalah 7.081.052,33 kg dengan interval waktu yang dibutuhkan

Dalam menghadapi dilema dari keadaan ini yaitu kekurangan atau kelebihan produksi, maka perusahaan harus menganalisis persediaan berkaitan dengan perancangan teknik

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengendalian Persediaan Produksi Crude

Analisa Perhitungan Perencanaan Pengendalian Produksi DenganEconomic Production Quantity (EPQ) Pada PT XYZ.. Jurnal Program Studi Teknologi Industri,

Dari perhitungan data dengan menggunakan metode Economic Production Quantity (EPQ), diperoleh tingkat produksi optimal CPO sebesar 84.490.220kg setiap putaran produksi

Dari perhitungan yang dihasilkan dengan menggunakan teori pengendalian persediaan dalam penelitian ini diperoleh tingkat optimal produksi Trafo setiap putaran produksi adalah

Dari perhitungan yang dihasilkan dengan menggunakan teori pengendalian persediaan dalam penelitian ini diperoleh tingkat optimal produksi Tebs Tea setiap putaran produksi

Dari perhitungan data dengan menggunakan model Economic Produc- tion Quantity (EPQ), didapat tingkat produksi optimal Crude Palm Oil (CPO) sebesar 3.124.295,302 kg setiap