1 ABSTRAK
PENAMBAHAN CORE STABILIZATION EXERCISE LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS DI BANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN LATIHAN METODE McKENZIE PADA TRAKSI MANIPULASI PENDERITA NYERI PINGGANG BAWAH
MEKANIK DI KOTA YOGYAKARTA Oleh:
Jinten Jumiati*, N. Adiputra **, Sugijanto*** *Akademi Fisioterapi YAB Yogyakarta
**Program Studi Magister Fisiologi Olahraga-Fisioterapi Universitas Udayana ***Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul
ABSTRAK
Nyeri Pinggang Mekanik adalah nyeri yang berhubungan structure anatomic yang
digunakan secara berlebihan (muscle strain), atau nyeri sekunder terhadap trauma stress yang abnormal. Masalah nyeri pinggang yang timbul akibat aktivitas yang berlebihan dalam waktu lama akan menyebabkan ketegangan otot, nyeri, dan keterbatasan mobilitas sendi lumbal sehingga disabilitas meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa penambahan Core Stabilization Exercise lebih menurunkan disabilitas dibandingkan dengan metode latihan McKenzie pada Traksi Manipulasi pada penderita Nyeri Pinggang Mekanik di kota Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan pre-test and post-test Cluster Sampling yang dilaksanakan di Posyandu Lansia Mangkuyudan dan Posyandu Lansia di Sosrowijayan, pada bulan Maret-Mei 2015.Penelitian ini menggunakan sampel 24 orang yang
dibagi menjadi 2 kelompok.Kelompok perlakuan I dengan Traksi Manipulasi dan Core
Stabilization Exercise dan Kelompok perlakuan II dengan Traksi Manipulasi dan McKenzie Exercise.Kedua kelompok perlakuan diberikan pelatihan 3 kali seminggu selama 6 minggu.Alat
ukur yang digunakan untuk mengukur disabilitas adalah Owestry Disability Index (ODI).
Hasil pengujian hipotesis menggunakanWillcoxon Signed Rank test, Paired sample test danIndependent sample test. Hasil uji hipotesis menunjukkan kelompok perlakuan I secara signifikan (p=0,002) dapat menurunkan disabilitas dengan nilai sebelum Perlakuan 37,150±6,715% dan sesudah Perlakuan (5,98 ± 2,38)%. Dan kelompok perlakuan II secara signifikan (p=0,000) dapat menurunkan disabilitas dengan nilai sebelum Perlakuan (36,56±3,86%) dan sesudah perlakuan (12,31 ± 4,51)%. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan terdapat penurunan disabilitas secara bermakna pada Kelompok Perlakuan I dan II dan pelatihan pada Kelompok Perlakuan I lebih baik daripada kelompok II dengan nilai sesudah Kelompok I (5,98±2,38)% dan nilai sesudah Kelompok II (12,31±4,51)% dengan nilai p=0,000 terhadap penurunan disabilitas pada pasien nyeri pinggang bawah mekanik.
Disimpulkan bahwa penambahan Core Stabilization Exercise lebih menurunkan
disabilitas dibandingkan dengan penambahan latihan metode McKenzie pada Traksi Manipulasi
penderita nyeri pinggang bawah mekanik.
Kata Kunci :Nyeri Pinggang Mekanik, Traksi Manipulasi, Core Stabilization, McKenzie,
2 ABSTRACT
EXTRA CORE STABILIZATION EXERCISE IS MORE EFFECTIVE TO REDUCE DISABILITIES THAN McKENZIE EXERCISE ON TRACTION MANIPULATION TO
PATIENTS WITH MECHANICAL LOW BACK PAIN PAIN IN YOGYAKARTA Oleh: Jinten Jumiati*, N. Adiputra**, Sugijanto***
*Academy Of Physiotherapy YAB Yogyakarta
** Magister Program Of Sport Physiology Udayana Physiotherapy *** Faculty of Physiotherapy Esa Unggul University
Mechanical low back pain is pain associated with the anatomic structure that excessively used (muscle strain) or secondary pain towards abnormal stress trauma. The problem of back pain occurs as a result of excessive activities in a long time which will induce muscle tension, pain and limitation of lumbar joint mobility that increases disabilities. This purpose of this study was to prove that extra Core Stabilization Exercise is more effective to reduce disabilities compared to the McKenzie Exercise on traction manipulation to patients with mechanical low back pain in Yogyakarta.
This study was quasi experimental with pre-test and post-test cluster sampling carried out in Elderly Integrated Health Service Post (Posyandu) of Mangkuyudan and Elderly Integrated Health Service Post (Posyandu) of Sostrowijayan, from March to May 2015. The samples of this study were 24 elderly who were classified into two groups. Treatment group I was given traction manipulation and Core Stabilization Exercise, while treatment group II was given traction manipulation and Mc-Kenzie Exercise. Both groups did exercise 3 times a week for 6 weeks. The instrument used to measure disabilities was Owestry Disability Index (ODI).
The results were analyzed by Willcoxon Signed Rank Test, Paired Sample Test and Independent Sample Test. The results of hypothetical analysis showed that treatment group I significantly (p=0.002) reduced disabilities with value before treatment 37.150 ± 6.715% and after treatment 5.975 ± 2.381%. Treatment group II also indicated significant (p=0,000) decrease of disabilities before and after treatment with value 36.555 ± 3.859% and 12.314 ± 4.514% respectively. According to the statistical analysis, significant disability reduction was shown on both treatment groups I and II. Exercise of group I (5,98±2.38)%was better than of group II(12,31±4,51)% with p=0,000 in reducing disabilities on patients with mechanic low backt pain.
3
From the above findings can be concluded that extra Core Stabilization Exercise is more effective than extra McKenzie Exercise on traction manipulation to patients with mechanic low back pain
Key words: Mechanical back pain, Traction manipulation, Core Stabilization, McKenzie, Oswetry
PENDAHULUAN
Nyeripinggang mekanik (mechanical
low back pain) adalah nyeri pinggang yang disebabkan oleh ketegangan otot-otot pada tulang belakang dan stress yang abnormal.1 Dimana ditandai dengan nyeri disekitar tulang punggang bagian bawah dan kadang menjalar sampai pantat. Nyeri diperberat oleh adanya gerakan membungkuk (fleksi lumbal) dan berkurang saat istirahat. Sumber utama dari nyeri adalahpada sendi interverbralyang dinamakan dengan facet joint.
Penelitian kelompok studi
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia (PERDOSSI) Mei 2002
menunjukkan jumlah penderita nyeri
pinggang bawah sekitar 18,37% dari seluruh pasien nyeri dan banyak dijumpai pada golongan usia 40 tahun secara keseluruhan. Data epidemiologi mengenai nyeri pinggang bawah di Indonesia belum ada, namun diperkirankan 40% penduduk pulau Jawa Tengah. Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 3-17% .Di Amerika serikat adalah 60-80%.Nyeri punggung bawah yang serius (yang terus berlangsung < 2 minggu) adalah 14%, prevalensi nyeri yang menjalar 2%. Dari semua kasus nyeri pinggang
mekanik, 70% adalah lumbal strain dan
sprain, 10% adalah karena perubahan degenerasi yang berkaitan dengan usia, 4%
disebabkan oleh diskus hernia, 4%
disebabkan oleh fraktur kompresi
osteoporosis, dan 3% disebabkan oleh stenosis tulang belakang. Semua penyebab lain mencapai kurang dari 15 kasus. 2
Nyeri pinggang seringkali
menimbulkan dampak sosioekomoni bagi penderitanya bahkan bagi Negara. Di Amerika Serikat paling tidak pemerintah mengeluarkan dana 50-100 milyar pertahun antara tahun 1999-2004 untuk penderita
nyeri pinggang, akibat tidak dapat
menjalankan pekerjaannya secara optimal 3
Berdasarkan survey sekitar (11-12)%
pasien menjadi cacat akibat kasus ini dan kecenderungan untuk kambuh tinggi yaitu (26-37)%, sehingga menyebabkan penderita
kembali tidak bekerja atau kurang
produktif.Hal ini menunjukkan bahwa
pengobatan dan penanganan NPB yang belum memuaskan.
Permasalahan yang ditimbulkan
NPBM cukup besar, tetapi sebagian besar keluhan dapat hilang sendiri tanpa adanya penanganan medis.Pasien NPBM yang tidak melakukan latihan secara khusus memiliki resiko 12 kali untuk kambuh.
NPBM dapat mengakibatkan nyeri hebat dan spasme otot-otot erector spine dan
bila berlanjut akan mengakibatkan
kerusakan pada ligament, discus, facet, tulang dan saraf sehingga menghambat gerak dan fungsi lumbal dalam aktivitas sehari-hari.4
Studi menunjukkan bahwa penderita tidak mengaktivasi atau menggunakan otot-otot stabilizator lumbal dan pelvis ketika
melakukan suatu aktivitas.5 Hal ini
menyebabkan terjadinya gangguan berupa nyeri pada regio lumbosacral, spasme otot-otot punggung, keterbatsan gerak punggung dan penurunan kekuatan otot punggung dan ekstrimitas inferior sehingga meningkatkan angka mobiditas, keterbatasan fungsi dan
2 disabilitas aktivitas fungsional. Disabilitas (WCPT) adalah ketidakmampuan untuk melakukan aksi, tugas atau aktivitas yang berperan dalam konteks sosial budaya individu dengan mengikuti kategori kerja dan bermasyarakat. Disabilitas pada nyeri pinggang mekanik dapat diukur dengan prosedur tetap pemeriksaan fisiterapi pada lumbal, dan untuk mengukur intensitas disabiltas dengan Oswestry Disability Index (ODI).
Modalitas fisioterapi yang yang diberikan pada NPB biasanya hanya bertujuan untuk mengurangi nyeri dan rileksasi pada pasien sedangkan untuk menurunkan disabiltas belum didapatkan modaliatas yang tepat.Penanganan yang umum dilakukan yang dilakukan fisioterapi di Klinik atau Rumah Sakit adalah dengan
MWD, McKenzie Exercisedan Traksi
Manipulasi.
Traksi Manipulasi adalah traksi manual dan mobilisasi PACVP (Posterior-Anterior Central Vertebra Pressure) yang
bertujuan untuk membuka facet ke
posterior-anterior, memobilisasi nucleus
pulposus keposisi normal dan peregangan pada capsul ligamenter secara manual akan menurunkan tekanan struktur pada jaringan tulang, ligament, discus, sendi facet, mengulur jaringan lunak dan panjang otot. Traksi Manipulasi lebih sesuai untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan LGS lumbal pada kasus NPB.
Latihan dengan metode McKenzie adalah latihan aktif dengan gerakan ekstensi yang bertujuan untuk mengulur jaringan pada segmen anterior dan latihan penguatan pada otot lumbosacral. Dengan ekstensi spine secara intermitten akan mereposisi
nucleus ke posisi anterior sehingga
penekanan pada discus bagian dorsal dan peregangan discus bagian anterior.
Belakangan ini dikembangkan suatu metode baru yang dikenal dengan latihan “Core Stabilization”. Core Stabilization
Exercice adalah latihan yang ditujukan untuk meningkatkan stabilisasi trunk dengan aktivasi sinergi dari otot-otot trunk., dan memelihara postur tubuh.
Rumusan masalah dalam penelitian ini ada 3 yaitu: (1) Apakah penambahan Core Stabilization Exercisepada Traksi Manipulasi dapat menurunkan disabilitas pada penderita nyeri pinggang mekanik. (2) Apakah penambahan latihan dengan metode McKenzie pada Traksi Manipulasi dapat menurunkan disabilitas pada penderita nyeri
pinggang. (3) Apakah penambahan Core
Stabilization Exerciselebih menurunkan
disabilitas dibandingkan dengan
penambahan latihan dengan metode
McKenzie pada Traksi Manipulasi penderita nyeri pinggang bawah.
Penelitian ini bertujuan:(1)Untuk
membuktikan penambahan Core
stabilization Exercise pada Traksi Manipulasi dapat menurunkan disabilitas penderita nyeri pinggang bawah mekanik. (2) Untuk membuktikan penambahan latihan
dengan Metode McKenzie pada Traksi
Manipulasi dapat menurunkan disabilitas pada penderita Nyeri Pinggang Bawah
Mekanik.(3) Untuk membuktikan
penambahan Core Stabilization Exercise
lebih menurunkan disabilitas dibandingkan dengan penambahan latihan dengan metode McKenzie pada Traksi Manipulasi penderita Nyeri Pinggang Bawah Mekanik.
METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian quasi
eksperimental dengan rancangan pretest and
postest group control design.Masing-masing kelompok terdiri dari 12 orang penderita nyeri pinggang mekanik. Kedua Kelompok diberikan tes awal pemeriksaan ODI( Oswestry Disabiliy Index). Pada Kelompok Perlakuan I diberikan Traksi Manipulasi dan
3
Core Stalixzation Exercise.Kelompok
Perlakuan II Traksi manipulasi dan Latihan
dengan metode McKenzie Exercise.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada 2 tempat yaitu di Posyandu Lansia Mangkuyudan dan
di Posyandu Lansia Sosrowijayan
Yogyakarta. Pelatihan pada kedua kelompok
diberikan selama 6 minggu dengan
frekuenisi 3 kali seminggu C. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah populasi terjangkau pasien nyeri pinggang mekanik di wilayah Mangkuyudan dan Sosrowijayan Yogyakarta, dengan kriteria: 1) Usia 30-60, 2) NPB kurang dari 12 minggu, 3) tidak mengkonsumsi obat anti nyeri, 4) Tidak nyeri menjalar, 5) Bersedia ikut penelitian dengan frekuensi 3 kali seminggu.
D. Tehnik Pengambilan Sampel
Dari populasi pasien nyeri pinggang
mekanik didapatkan 50 pasien yang
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi, kemudian dialkukan pengambilan sampel
dengan tehnik cluster sampling sebanyak 24
pasien yang kemudian dibagi menjadi dua
Kelompok dengan masing-masing 12
sampel pada setiap Kelompok. Kelompok Perlakuan I akan mendapatkan Traksi
manipulasi dan Core Stabilization
Exercisedi Posyandu Lansia Mangkuyudan Yogyakarta dan Kelompok Perlakuan II akan mendapatkan Traksi manipulasi dan
latihan dengan metode McKenzie.
E. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang diambil dalam prosedur penelitian ini dibagi menjadi tiga
bagian yaitu: prosedur administrasi,
prosedur pemilihan sampel dan tahap pelaksanaan penelitian.
1) Prosedur Administrasi
Prosedur administrasi menyangku (1) mempersiapkan surat iji penelitian di
Posyandu lansia mangkuyudan dan
Posyandu lansia Sosrowijayan (2)
menyiapkan form dan alat-alat tulis untuk keperluan penelitian.(3) Membagikan surat
responden dan inform Concernpenelitian
untuk diisi dan dikumpulkan kembali. 2) Prosedur Pemilihan Sampel
Prosedur pemilihan pasien nyeri
pinggang mekanik di wilayah Mangkuyudan dan Sosrowijayan Yogyakarta dengan tehnik cluster samplingyang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Untuk mendapatkan 24 sampel yang kemudian ditentukan sesuai lokasi tempat pasien tinggal yaitu Kelompok yang akan mendapatkan pelatihan Traksi Manipulasi dan Core Stabilization Exercixedan Kelompok yang akan mendapatkan pelatihan Traksi manipulasi dan latihan dengan metode McKenzie.
3) Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap pelaksaan penelitian
menyangkut:(1) menyiapkan alat-alat
ukur.(2) membuat jadwal pengambilan
data.(3) Tes awal dengan mengukur ODI 4) Pengolahan dan Analisis Data
Statistik deskriptif untuk menganalisa karakteristik sebjek penelitian terkait dengan usia, jenis kelamin, dan aktivitas pekerjaan
4 yang datanya diambil pada saat assessment danpengukuran pertama atau tes awal.
a. Uji normalitas
Uji normalitas data dengan Saphiro Wilk
Test, bertujuan untuk mengetahui
distribusi datasebelum dan sesudah
perlakuan pada masing-masing
kelompok perlakuan. Batas kemaknaan yang digunakan adalah α = 0,05. Hasil p > 0,05 maka dikatakan bahwa data berdistribusi normal menggunakan uji parametric Paired t-testatau p < 0,05
menunjukkan bahwa data tidak
berdistribusi normal menggunakan uji
non parametric Willcoxon Sign Rank
Test.
b. b. Uji homogenitas
c. Uji homogenitas data dengan Levene´s
test of varians. Untuk menganalisa homogenitas variasi data dari masing-masing kelompok perlakuan. Dengan nilai kemaknaan (p) > 0,05 maka data maka data kedua keompok homogeny. c. Uji Hipotesis Kelompok I atau uji beda
Kelompok I menggunakan Wicoxon
Rank Pair Test, karena pada uji
normalitas sebelum dan sesudah
perlakuan salah satu berdistribusi tidak normal.
d. Uji hipotesis Kelompok II atau uji beda Kelompok II dengan menggunakan Paired sample test, karena pada uji
normalitas sebelum dan sesudah
perlakuan data berdistribusi normal.
e. Uji bedasebelum Perlakuan pada
Kelompok I dan dan sebelum Perlakuan pada Kelompok II dengan menggunakan Independent Sample Test.
f. Uji bedasesudah pada Kelompok I dan sesudah pada Kelompok II diuji dengan Independent Sample Test, karena data berdistribusi normal dan homogeny.
HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data karakteristik subjek penelitian yang termasuk data nemerik yaitu variable usia, jenis kelamin, dan aktivitas pekerjaan. Tabel 1 Karakteristik Sampel Karakteris tik subjek Rentang Kel I (n=12) Kel II (n=12) Umur 31-40 41-50 51-60 1 6 5 2 6 4 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 4 8 3 9 Aktivitas Duduk Jalan Berdiri 8 0 4 7 1 4
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa karakteristik umur, tidak ada perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok dan hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel penelitian pada kelompok I dan kelompok II terbanyak pada usia 41-50, hal ini mewakili kelompok usia kategori dewasa tua.
Memperlihatkangambaran
karakteristik jenis kelamin sampel, dimana jumlah sampel perempuan lebih banyak
dibandingkan laki-laki pada kedua
kelompok.
Memperlihatkan sampel aktivitas, dimana jumlah sampel duduk dan berdiri relatif lebih banyak dibandingkan dengan
berjalan.Hal ini menunjukkan bahwa
aktivitas yang statik dan repetitive
berdampak pada kejadian nyeri pinggang bawah.
5 2. Uji Normalitas dan homogenitas
Uji normalitas distribusi dengan
menggunakan Shapiro Wilkdan uji
homogenitas yang digunakan adalah Levene´s test.
Tabel 2
Uji Normalitas dan Homogenitas Skor
ODI
Shapiro-wilk test Levene´s test. p Klp I Klp II p p Sebelum 0,52 0,57 0,59 Sesudah 0,01 0,77 0,26 Selisih 0,75 0,44 0,78
Tabel 2 menunjukkan bahwa sesudah Perlakuan I p= 0,011 itu berarti p <0,05 pada Kelompok Perlakuan I sesudah perlakuan yang berarti data terdistribusi tidak normal sehingga digunakan uji non
parametrik berpasangan dengan uji
Wilcoxon Sign Rank. Pada Kelompok Perlakuan II p > 0,05 yang berarti data terdistribusi normal sehingga digunakan uji parametric berpasangan Paired_sample_test. Uji homogenitas dengan Levene test diadapatkan nilai p > 0,05 yang berarti data bersifat homogen.
3. Uji hipotesis penurunan skor ODI sebelum perlakuan kedua kelompok Uji ini untuk mengetahui perbedaan penurunan ODI pada kedua Kelompok Perlakuan.
Tabel 3
Uji hipotesis penurunan skor ODI sebelum perlakuan kedua kelompok
Variabel Kelompok I Kelompok II
p-value
Rerata±SB Rerata±SB
Sebelum 37,15±6,72 35,56±3,84 0,483
Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa p > 0,05 sehingga digunakan uji parametric Independent t-test sesudah perlakuan. 4. Uji perbedaan penurunan Skor ODI
sebelum dan sesudah intervensi pada Kedua Kelompok Perlakuan, dan Penurunan Skor ODI sesudah Perlakuan pada Kedua Kelompok
Tabel 4
Uji Hipotesis Penurunan Skor ODI Pada Kedua Kelompok Perlakuan
Sebelum dan Sesudah dan Rerata Sesudah Penurunan ODI Pada Kedua
Kelompok Perlakuan Skor ODI Sebelum Sesudah p Rerata±SB Rerata±SB Klp I 37,15±6,72 5,98±2,38 0,002 Klp II 36,56±3,86 12,31±4,51 0,000 p 0,059 0,000
Berdasarkan Tabel 4 uji hipotesis Perlakuan I menunjukkan hasil pengujian
hipotesis menggunakan uji Wilcoxon Sign
Rank pada Kelompok Perlakuan I. Dilihat dari penurunan disabilitas pinggang dengan ODI diperoleh nilai p < 0,05 yang berarti
bahwa Core Stabilization Exercise dan
Traksi Manipulasi secara signifikan dapat menurunkan disabilitas pada nyeri pinggang mekanik dengan nilai rerata sebelum perlakuan (37,15±6,72)% dan sesudah perlakuan (5,97±2,38)%.
Uji hipotesis PerlakuanII menunjukkan perbedaan rerata skor ODI pada kasus Nyeri Pinggang Mekanik sebelum dan sesudah Perlakuan pada Kelompok Perlakuan II
dengan Traksi Manipulasi dan McKenzie
Exercise menggunakan uji beda Paired sample memperlihatkan perbedaan rerata
6 skor ODI diperoleh nilai p < 0,05 yang berarti bahwa Traksi Manipulasi dan McKenzie Exercise secara signifikan dapat menurunkan disabilitas pada penderita nyeri pinggang mekanik dengan nilai rerata sebelum perlakuan (36,56±3,86)% dan sesudah perlakuan (12,31±4,51)%.
Uji hipotesis III menunjukkan rerata disabilitas pinggang dengan ODI yang
bermakna antara sesudah intervensi
Kelompok Perlakuan I dan Sesudah
Kelompok Perlakuan II menggunakan uji Independent sample.Berdasarkan Tabel 4 diperoleh nilai p < 0,05 yang berarti variasi kedua Kelompok Perlakuan ada perbedaan bermakna dengan nilai rerata sesudah Perlakuan Kelompok I (5,97±2,38)% dan
sesudah Perlakuan Kelompok II
(24,24±4,51)%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah Penambahan Core Stabilization lebih menurunkan disabilitas di bandingkan dengan penambahan latihan dengan metode McKenzie Exercisepada Traksi Manipulasi pada penderita nyeri pinggang bawah mekanik.
PEMBAHASAN
Penambahan Core Stabilization Exercise
lebih menurunkan disabilitas dibandingkan
dengan latihan metode McKenziepada Traksi
Manipulasi penderita nyeri pinggang
mekanik.
Penelitian yang dilakukan disini
menggunakan penelitian eksperimental
dengan tujuan untuk mengetahui bahwa
Traksi Manipulasi dan Core Stabilization
lebih baik daripada Traksi Manipulasi dan McKenzie Exercise menurunkan disabilitas pada penderita nyeri pinggang bawah mekanik.
Karakteristik Subjek Penelitian
Berdasarkan distribusi subjek
menurut umur menunjukkan pada Kelompok
Perlakuan I dan II golongan umur 41-50 tahun merupakan jumlah terbanyak yaitu sejumlah 6 orang (50%). Kondisi ini sama dengan yang dilaporkan beberapa penelitian 6
yang mengatakan bahwa penderita Nyeri Pinggang Mekanik sering menyerang orang
dewasa tua. Usia ini dilaporkan
berhubungan erat dengan proses degenerasi. Karakteristik subjek menurut jenis
kelamin pada Kedua Kelompok
menunjukkan bahwa subjek terbanyak
kelamin perempuan pada Kelompok
Perlakuan I sebanyak 8 orang (66,7%), sedangkan pada Kelompok Perlakuan II sebanyak 9 orang (75%), keadaan ini sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang mengemukan bahwa wanita lebih banyak menderita nyeri pinggang mekanik
dibandingkan dengan laki-laki.7 Wanita
lebih rentan terkena nyeri pinggang mekanik dikarenakan banyak faktor antara lain wanita cenderung mempunyai postur yang kurang baik akibat kebiasaan memakai sepatu hak tinggi, aktifitas keseharian rumah tangga, menggendong anak dan aktivitas lainnya. Wanita juga pernah mengalami hamil dan melahirkan kadangkala lebih dari
satu kali yang akan mengakibatkan
perubahan postur tubuh dan kelemahan otot-otot dasar panggul (core stability) di samping itu wanita lebih cepat mengalami degenerasi dibandingkan laki-laki terutama
setelah mengalami menopause.
.Karakteristik subjek berdasarkan aktivitas pekerjaan, dalam penelitian ini ditemukan pada Kedua Kelompok aktivitas pekerjaan yang paling sering dilakukan adalah aktivitas duduk lama pada Kelompok Perlakuan I sebesar8 orang (66,7%) dan pada Kelompok Perlakuan II sebesar 7 orang (58,3%), hal ini relevan dengan penelitian yang mengatakan angka kejadian nyeri
pinggang mekanik pada seseorang
tergantung pada tipe pekerjaan/ aktivitas yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan penelitian 7 yang melaporkan bahwa nyeri
7 pinggang mekanik banyak terjadi pada karyawan atau pekerja yang banyak aktivitas dengan posisi duduk lama, berdiri lama dan pekerja yang banyak aktivitas membungkuk secara berulang. Hasil ini memperlihatkan bahwa faktor aktivitas pekerjaan yang static yang repetitive seperti duduk dan berdiri dalam jangka waktu lama dan dengan posisi yang salah dapat menimbulkan nyeri pinggang dan bila berkepanjangan akan
menyebabkan vosokontriksi pembuluh darah
darah yang mengakibatkan ischemia,
sehingga penderita akan membatasi gerakan yang dapat menimbulkan nyeri, selain itu juga bisa menyebabkan otrofi otot sehingga akan menyebabkan penurunan stabilitas
pada lumbal yang selanjutnya akan
menurunkan disabilitas pasien. Selain itu dengan aktivitas duduk dan berdiri dalam waktu lama akan menyebabkan tekanan pada jaringan otot, tulang, sendi, facet, dan discus.
Efek Penambahan Core Stabilization Exercise pada Traksi Manipulasi terhadap penurunan disabilitas pada penderita nyeri pinggang bawah mekanik
Berdasarkan uji Willcoxon Sign Rank
Test pada penelitian ini disimpulkan bahwa
penambahan Core Stabilization
Exercisepada Traksi Manipulasi dapat menurunkan disabilitas pada Nyeri Pinggang Bawah Mekanik .
Hasil penelitian penurunan
disabilitas pada penderita nyeri pinggang
mekanik setelah dilakukan latihan
penambahancore stabilizationexercisepada
Traksi manipulasi selama 18 kali dengan nilai sebelum interverensi (37,15±6,72)% dan sesudah interverensi (5,97±2,38)%.
Secara signifikan dapat menurunkan
disabilitas pada penderita Nyeri Pinggang Mekanik.
Hasil penurunan disabilitas pada penambahan core stabilization exercise pada traksi manipulasi karena core stabilization exercise dimaksudkan untuk memelihara dari fungsi otot agonis dan antagonis yang mana akan meningkatkan hubungan dari kedua kekuatan pada daerah lubo-pelvis-hip komplek.8
Pada saat latihan core stabilization
exercise mengakibatkan terjadinya
peningkatan level tension pada otot
kontraksi tersebut disertai pula dengan adanya peningkatan motot recrutmen yang
selanjutnya akan menghasilkan output
tenaga yang berasal dari kontraksi otot yang meningkat. Peningkatan rekrutmen motor unit terdepolarisasi selama latihan. Hal ini merupakan mechanism selama latihan 2-6
minggu, minggu pertama disertai
peningkatan rekrutmen dan motor unit excitability, dengan banyaknya jumlah motor unit yang terdepolarisasi akan menghasilkan kekuatan otot yang besar dan
modulasi yang pada gilirannya
menghasilkan suatu peresaan subjektif yang dikenal dengan persepsi nyeri. Selain itu pada saat terjadi kerja pada otot dimana Intra Abdominal Pressure (IAP) mempersempit ruang yang terbentuk antara m. tranvers abdominis, m. oblique internus, m. diafragma dan otot pelvic floor. Efek dari latihan core akan mengembangkan kerja otot dinamik muscular korset dengan kontraksi yang terkoordinasi dan bersamaan
(ko-kontraksi) dari otot tersebut akan
memberikan rigiditas kalender untuk
menopang trunk sehingga stabilitas tulang belakang meningkat, akan mengurangi beban kerja dari otot-otot paravertebra, ketegangan otot yang abnormal akan
berkurang, dan otot-otot core mengalami
penguatan sehingga bisa mencegah cidera pinggang lebih lanjut dan meningkatkan kinerja tubuh. Dengan efek tersebut akan menurunkan disabitas pinggang.
8 Pemberian traksi manipulasi sebelum aplikasi CSE sangat besar manfaatnya didalam memfasilitasi prosedur dan efek
dari tehnik CSE. Inteverensi Traksi
Manipulasi mengembalikan mobile segmen
ke posisi semula normal yang
mengakibatkan nucleus pulposus terdorong
kembali ke anterior sehingga akan
memudahkan mengaktivitivasi kerja
daripada core muscle yang terdiri dari otot mutifidus, otot transfer abdominis, otot-otot diafragma dan otot pelvic fluor.sehingga
memudahkan pelaksanaan CSE dan
menghasilkan efek yang lebih besar yaitu penurunan disabilitas pada pinggang dan bebas nyeri.
Penelitian sebelumnya yang
dilakukan Khyber Kelompok I berjumlah 20 pasien dilakukan Core Stability Exercise (CSE) dan Spesifik Lumbal Manipulation / SLM (PACVP) dan Kelompok II berjumlah 20 pasien dilakukan Core Stability Exercise (CSE)yang dilakukan selama 6 minggu. 4 x /perminggu setiap section dilakukan selama 45 menit . Dengan dillakukan pengukuran VAS dan ODI, Kelompok I didapatkan hasil VAS P=0,008 ODI p=0,041, Kelompok II didapatkan hasil VAS p=0,172, ODI p=0,201, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian SLM dan CSE lebih efektif daripada CSE dalam
menurunkan nyeri dan menurunkan
disabilitas pada Nyeri Pinggang Mekanik.
Penambahan Latihan metode McKenzie dan Traksi Manipulasi dapat menurunkan disabilitas nyeri pinggang bawah mekanik
Berdasarkan uji Paired sample pada penelitian ini dilaporkan bahwa beda rerata sebelum dan sesudah dilakukan tindakan
Traksi Manipulasi dan McKenzie Exercise
secara signifikan dapat menurunkan
disabilitas pada penderita nyeri pinggang bawah mekanik ini bisa dilihat dari nilai
sebelum inteverensi (36,55 ±3,86)% dan sesudah interverensi (12,31±4,51)%. Hasil ini sesuai dengan beberapa pendapat.9
Aplikasi penambahan latihan dengan
metode McKenzie Exrecise dapat
menurunkan disabilitas pada nyeri pinggang bawah mekanik karena dengan dorongan pada segmen blockade ke anterior secara bersamaan dengan gerakan ekstensi dapat menurunkan spasme dan kontraktur pada jaringan tersebut.dan dengan tarikan oscilasi
dapat mengembalikan posisi mobile segment
ke posisi normal yang mengakibatkan nucleus pulposus terdorong kembali ke anterior, selain itu gerakan ekstensi dapat mengulur otot dan ligament bagian anterior
yang memendek sehingga dapat
menurunkan spasme dan kontraktur
jaringan.tekanan ke anterior dengan posisi tegak lurus dan daya dorong pasien pada
saat pasien melakukan McKenzie Exercise
akan membantu meningkatkan dan
mempercepat proses pengembalian nucleus
pulposus ke tempat semula dan mengoreksi postur.
Penambahan Core Stabilization Exercise Lebih Menurunkan Disabilitas Di Bandingkan dengan Penambahan Latihan Metode McKenzie Exercise pada Penderita Nyeri Pinggang Mekanik.
Berdasarkan uji Independent Sample pada penelitian ini dilaporkan bahwa selisih penurunan ODI pada Perlakuan I dan II didapatkan hasil nilai kelompok perlakuan I (31,16±6,22)% dan Kelompok Perlakuan II (23,24±3.29)%. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pelatihan Kelompok I (Core
stabilization Exercise dan Traksi manipulasi) lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan Kelompok II (Latihan
dengan metode McKenzie dan Traksi
9 Dari hasil diatas sesuai dengan penelitian Menurut dari beberapa penelitian
Pakistan.8Dengan jumlah sampel 40 sampel,
20 sampel dilakukan latihan Mobilization
lumbal dan 20 sampel lainnya dengan Core
Stabilization. Bahwa Latihan dilakukan selama 6 minggu.4 x /perminggu setiap
section dilakukan selama 45 menit
mempunyai hasil yang bermakna dapat menurunkan disabitas.
Pelatihan Core Stabilization Exercise yang berorintasi pada penguatan otot-otot core akan meningkatkan stabilitas tulang belakang karena akan meningkatkan tekanan intra abdominal sehingan akan membentuk abdominal bracesehingga akan menurunkan
tahanan atau beban pada otot-otot
paravertebra, akan memperbaiki postur tubuh, mencegah cidera pinggang lebih lanjut dan meningkatkan kinerja tubuh.
Pelatihan Mckenzie yang merupakan latihan mobilisasi dan penguluran jaringan lunak bagian anterior sehingga akan memberikan lingkup gerak yang cukup pada
segmen anterior. Padahal sewaktu
beraksifitas trunk membutuhkan lingkup gerak yang cukup pada setiap aspek tetapi juga membutuhkan control gerak dari otot-otot trunk, stabilizator dan kokontraksi dari otot-otot trunk. Hal inilah yang menurut
peneliti manganalisa bahwa Core
Stabilization Exercise lebih menurunkan disabilitas walaupun belum ada penelitian yang membandingkan kedua metode ini.
Dari mekanisme dan dari beberapa penelitian disimpulkan bahwa Penambahan Core Stabilization Exercise lebih menurunkan disabiliatas dibandingkan
dengan latihan metode McKenzie pada
Traksi Manipulasi nyeri pinggang bawah mekanik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Atlas S.J., 2001.Evaluating and Managing
Acute Low Back Pain in The Primary Care Sitting. [cited 2015 Mar. 15].
Available From: www.physio-pedia.
comartikel. 310
2. Hill, Ec. 2004. Mecanical Low Back
Pain.[cited 2015 Apr.23]. Available from: http://www.emedicine.co.
3. La Touche, R., Escanlante, K., Linates, M. 2008. Treatingnon-specific Chronic Low Back Pain Thoughtthe Pilates Method. J BodywMov Ther.
4. Kulkarni, N, J. 2006. Clinical Anatomy for Student.1.Jitendar: Jaypee Brother Medicine
5. Hodges, P., BPhty, PhD. 2003. Core
Stability Exercise in Chronic Low Back Pain.Orthop Clin N Am. No 34: 245-254.
6. Kallewaard, J.W., Terheggen, M.A.M.B.,
Groen, G.J.,Sluijter,ME., 2010.
Discogenic Low Back Pain. Evidence-Based Interventional Pain Medicine according to Clinical Diagnoses. 15: 1-20.
7. Haldeman, S. 2002. Evidence-based
management of low back pain. Elseveir Mosby.
8. Kibler, N. 2006.The Role of core
stabilityin athletic function.Sport Med, 36, 189.
9. Krause, M.2000. Lumbal Spine Traction
Evalution of Effect and Recommended Application for Treatment. [cited 2015
Mar 13]. Available from:
www.udel.edu/PT/...?journalclub/..../kra use pdf.