• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan modul pembelajaran keterampilan menulis cerpen untuk kelas X siswa SMA Santo Mikael Warak, kabupaten Sleman, Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan modul pembelajaran keterampilan menulis cerpen untuk kelas X siswa SMA Santo Mikael Warak, kabupaten Sleman, Yogyakarta"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN UNTUK KELAS X SISWA SMA SANTO MIKAEL WARAK, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Oleh: Agustinus Eko Prasetya 091224010. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SKRIPSI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Tidak apa-apa mencoba tapi berakhir dengan gagal. Daripada tidak pernah mencoba sama sekali, itu adalah hal yang bodoh. “. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk: x. Tuhan Yesus yang selalu menemaniku dalam mengerjakan tugas akhir ini.. x. Alm. Ayah Yohanes Prasaja yang memberikan motivasi dan doanya dari Surga.. x. Ibu Dra. Istiyati Catharina yang selalu memberikan doa, semangat, amanat dan selalu mendorongku untuk terus berjuang dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.. x. Adek Valerianus Agung Wibowo yang mendoakan dan menyemangati saya.. x. Bapak Dr. B. Widharyanto, M.Pd. dan Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., terima kasih atas segala bimbingannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.. x. Aghata. Rosytasari. yang. selalu. menyemangati,. membantu,. mendoakanku dan tak pernah lelah mengingatkanku untuk selalu berjuang sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik. x. Buat sahabatku Resha Anggara, Christela Ayu Lolita Putri, Matheus Ananda M.A, Vanio Praba Pradipa, Andreas Dwi Yulianto, Wilfridus Yolesa Roosando dan Pratama Adi Winata yang selalu membantuku dan menyemangatiku.. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 14 Maret 2016 Peneliti,. Agustinus Eko Prasetya. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Agustinus Eko Prasetya. Nomor Mahasiswa : 091224010 Demi kepentingan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: PENGEMBANGAN. MODUL. PEMBELAJARAN. KETERAMPILAN. MENULIS CERPEN UNTUK KELAS X SISWA SMA SANTO MIKAEL WARAK, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai peneliti. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 14 Maret 2016 Yang menyatakan. Agustinus Eko Prasetya. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Prasetya,. Agustinus Eko. 2016. Pengembangan Modul Pembelajaran Keterampilan Menulis Cerpen untuk Siswa Kelas X Semester 2 SMA Santo Mikael Warak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui (1) prosedur pengembangan dan (2) kelayakan pengembangan modul menulis cerpen untuk siswa kelas X SMA Santo Miakael Warak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah 35 siswa kelas X SMA Santo Mikael Warak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Prosedur pengembangan melalui tiga tahap yaitu (1) analisis kebutuhan dan pengembangan model pembelajaran, (2) memproduksi modul, (3) validasi dan revisi produk sehingga menghasilkan modul pembelajaran keterampilan menulis cerpen kelas X SMA Santo Mikael Warak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa modul pembelajaran yang dikembangkan ditinjau dari aspek kelengkapan komponen, pemilihan materi, ketepatan bahasa, kemudahan dalam penggunaan media mendapat skor sangat baik dengan skor media 4,6. Validasi produk mendapat skor baik yaitu 3,5. Guru bahasa Indonesia mendapat kategori baik dengan skor 4,13. Dengan demikian modul pembelajaran menulis cerpen untuk siswa kelas X yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Prasetya, Agustinus Eko. 2016. The Development of Short Story Writing Skills Learning Module for Class X Semester 2 Santo Mikael Senior High School Students, Warak, Sleman, Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Education and Literature Study Program, Faculty of Teachers Traning and Education, Sanata Dharma University. This undergraduate thesis is a research and development (R&D) study. It was conducted to determine (1) the procedural development and (2) the quality of short story writing module development for the first grade student of Santo Mikael Senior High School, Warak, Sleman, Yogyakarta. The subjects were 35 students from the first grade of Santo Mikael Senior High School, Warak, Sleman, Yogyakarta. The procedural development was classified into three stages: (1) the analysis of the requirement and development learning model, (2) produce a module, (3) validation and revision of the product in order to produce short story writing skills learning module for the first grade of Santo Mikael Senior High School, Warak, Sleman, Yogyakarta. This undergraduate thesis presented that the development learning module was examined from the aspect of components completeness, materials selection, the language accuracy, the ease of media using got a very good score which was 4.6 media. Validation of products got a good score at 3.5. Indonesia Language teacher got an outstanding category with score 4.13. Thus, the write short story learning module development for first grade senior high school students is relevant to be applied in Indonesia Language learning program, particularly for short story writing skills of the first grade senior high school student.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah, Bapa Yang Maha Kasih atas rahmat dan karuniaNya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Modul Pembelajaran Ketrampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Santo Mikael Warak Sleman Yogyakarta dapat penulis selesaikan . Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan karena bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Yuliana Setyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan banyak dukungan dan nasihar kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan banyak dukungan dan nasihat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Dr. B. Widharyanto, sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan banyak dukungan, pendampingan, saran dan nasihat dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Rishe Purnama Dewi, S.Pd, M.Hum., sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan saran, masukan dan banyak nasihat dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Markus Purwantoro, selaku Kepala Sekolah SMA. Santo Mikael Warak Sleman, Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. Y. Wuri Handayani, selaku Guru Bahasa Indonesia SMA. Santo Mikael Warak Sleman, Yogyakarta yang telah memberikan banyak bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah. 8. Drs. P. Hariyanto, M.Pd, sebagai ahli materi pembelajaran Bahasa Indonesia dan validator modul pembelajaran yang telah mengarahkan dan. memberikan. banyak. masukan. yang. membangun. dalam. menyelesaikan skripsi. 9. Dr. Yuliana Setyaningsih, sebagai ahli media pembelajaran Bahasa Indonesia dan validator yang telah banyak memberikan masukan sehingga pemeliti bisa mneyelesaikan skripsi. 10. Seluruh dosen prodi PBSI yang telah membekali peneliti dengan berbagai ilmu pengetahuan yang penulis butuhkan. 11. Robertus Marsidiq, selaku staf sekretariat Program Studi PBSI yang dengan sabar memberikan pelayanan administratif. kepada peneliti. sehingga terselesaikannya urusan administratif peneliti. 12. Seluruh siswa kelas X SMA Santo Mikael Warak Sleman, Yogyakarta yang telah memberikan waktu dan penilaian terhadap modul pembelajaran. 13. Teman-temanku Resha Anggara, Christela Ayu Lolita Putri, Matheus Ananda M.A, Vanio Praba Pradipa, Andreas Dwi Yulianto, Wilfridus Yolesa Roosando dan Pratama Adi Winata, yang terus memberiku semangat untuk menyelesaikan skripsi. 14. Untuk Aghata Rosytasari yang selalu menyemangatiku dan terus mendoakanku hingga akhir. 15. Untuk keluarga yang selalu mendukung dari awal hingga akhir.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang sudah memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih untuk semua bantuan, saran dan semangatnya. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, namun setidaknya memberikan manfaat bagi peneliti selanjutnya. Peneliti. Agustinus Eko Prasetya. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL................................................................................................. i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. iii. HALAMAN MOTO................................................................................................. iv. HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................... v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................... vi. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK............................................... vii. ABSTRAK................................................................................................................. viii. ABSTRACT................................................................................................................ ix. KATA PENGANTAR.............................................................................................. x. DAFTAR ISI............................................................................................................. xiii. DAFTAR BAGAN.................................................................................................... xvi. DAFTAR TABEL..................................................................................................... xvii. DAFTAR DIAGRAM.............................................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1. 1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................. 1. 1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 6. 1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................ 7. 1.4 Spesifikasi Produk.......................................................................................... 7. 1.5 Pentingnya Pengembangan Produk................................................................ 8. 1.6 Batasan Istilah................................................................................................. 8. 1.7 Sistematika Penelitian..................................................................................... 10. BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR.................................. 11. 2.1 Kajian Teori Terdahulu yang Relevan.........................................................\. 11. 2.2 Kajian Teori.................................................................................................... 14. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.2.1 Pengertian Menulis......................................................................... 14. 2.2.2 HakikatMenulis.............................................................................. 14. 2.2.3 TujuanMenulis……....................................................................... 15. 2.2.4 Hakikat Karya Sastra...................................................................... 15. 2.2.5 Pengertian Cerpen........................................................................... 21. 2.2.6 Struktur Cerpen............................................................................... 22. 2.2.7 Menulis Cerpen............................................................................... 25. 2.3 Modul............................................................................................................ 26. 2.3.1 Pengertian Modul............................................................................ 26. 2.3.2 Fungsi Modul.................................................................................. 27. 2.3.3 Karakteristik Modul........................................................................ 27. 2.3.4 Prinsip Pengajaran Modul............................................................... 28. 2.3.5 Sistematika Penulisan Modul......................................................... 29. 2.4 Media............................................................................................................. 30. 2.4.1 Hakikat Media Pembelajaran.......................................................... 30. 2.4.2 Fungsi dan Manfaat Media Pendidikan.......................................... 32. BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 35. 3.1 Jenis Penelitian............................................................................................. 35. 3.2 Prosedur Pengembangan.............................................................................. 38. 3.3 Uji Coba Produk........................................................................................... 41. 3.3.1 Uji Validasi Produk........................................................................ 41. 3.3.2 Desain Uji Validasi........................................................................ 42. 3.3.3 Subjek Uji Validasi Lapangan........................................................ 42. 3.3.4 Jenis Data....................................................................................... 43. 3.3.5 Instrumen Pengumpulan Data........................................................ 43. 3.3.6 Tehnik Analisis Data...................................................................... 48. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................ 50. 4.1 Data Analisis Kebutuhan……………………………………...................... 50. 4.1.1 Data Analisis Kebutuhan Siswa..................................................... 50. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4.1.2 Data Analisis Kebutuhan Guru...................................................... 53. 4.2 Deskripsi Produk Awal................................................................................ 56. 4.2.1 Silabus............................................................................................ 56. 4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).................................... 57. 4.2.3 Modul Pembelajaran...................................................................... 57. 4.2.3.1 Sampul Halaman Depan..................................................... 58. 4.2.3.2 Isi Modul Pembelajaran...................................................... 59. 4.2.3.3 Daftar Referensi................................................................. 61. 4.3 Data Validasi dan Revisi Produk.................................................................. 61. 4.3.1 Deskripsi Data Validasi Ahli Materi Pembelajaran Bahasa........... 64. 4.3.2 Revisi Produk Berdasarkan Validasi Ahli Materi Pembelajaran Bahasa............................................................................................ 67. 4.3.3 Deskripsi Data Validasi Ahli Media.............................................. 68. 4.3.4 Revisi Produk Berdasarkan Validasi Ahli Media.......................... 70. 4.3.5 Deskripsi Data Validasi Guru Bahasa Indonesia........................... 70. 4.3.6 Revisi Produk Berdasarkan Validasi Ahli Materi Guru Bahasa Indonesia........................................................................................ 73. 4.3.7 Deskripsi Data Validasi Lapangan................................................. 73. 4.3.8 Revisi Produk Berdasarkan Validasi Lapangan............................. 76. 4.3.9 Kajian Produk Akhir...................................................................... 77. 4.3.9.1 Modul Pembelajaran.......................................................... 77. 4.3.9.1.1 Sampul Halaman Depan....................................... 78. 4.3.9.1.2 Isi.......................................................................... 79. 4.3.9.1.3 Penutup................................................................. 81. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN......................................... 83. 5.1 Kesimpulan.................................................................................................... 83. 5.2 Keterbatasan Penelitian................................................................................. 84. 5.3 Saran.............................................................................................................. 84. DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 85. LAMPIRAN.............................................................................................................. 88. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR BAGAN Bagan 3.1 Langkah-langkah Metode Research and Development (R&D)................ 36. Bagan 3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan......................................................... 39. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL 1.1 Tabel Standar Kompetensi.................................................................................... 5. 3.1 Kisi-Kisi Penilaian Materi.................................................................................... 44. 3.2 Kisi-Kisi Penilaian Media.................................................................................... 45. 3.3 Kisi-Kisi Penilaian Modul Untuk Siswa.............................................................. 46. 3.4 Kisi-Kisi Angket Materi yang Disukai Siswa...................................................... 47. 3.5 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima.................................... 48. 3.6 Kriteria Penilaian dengan Skala Sikap…………………………………………. 49. 4.1 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Siswa............................................................... 52. 4.2 Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru.................................................................... 54. 4.3 Konversi Nilai Skala Lima................................................................................... 62. 4.4 Kriteria Skor Skala Lima...................................................................................... 64. 4.5 Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan.................................................................. 76. 4.6 Tabel Skor Validasi…………………………………………………………...... 82. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR DIAGRAM. Diagram 4.1 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Siswa SMA Santo Mikael Sleman Kelas X.................................................................................................. 51. Diagram 4.2 Validasi Pertama dari Ahli.................................................................... 66. Diagram 4.3 Validasi Kedua dari Ahli Materi........................................................... 67. Diagram 4.4 Validasi Pertama dari Ahli Media......................................................... 68. Diagram 4.5 Validasi Kedua dari Ahli Media............................................................ 70. Diagram 4.6 Validasi Pertama dari Guru Bahasa Indonesia...................................... 71. Diagram 4.7 Validasi Kedua dari Guru Bahasa Indonesia......................................... 73. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keterampilan menulis merupakan sebuah keterampilan yang penting dalam ilmu pendidikan. Keterampilan menulis akan berpengaruh terhadap seseorang yang tidak mampu menjadi penulis dalam hal menuangkan ide/gagasan. Seperti yang kita ketahui bahwa semua komponen bahasa tersebut saling terintegrasi satu dengan yang lainnya. Semua komponen bahasa pada keterampilan menulis cerpen sama halnya dengan keterampilan menulis, yaitu saling terintegrasi satu dengan yang lain. Bentuk keterampilan menulis fiksi yang diajarkan kepada siswa di SMA adalah menulis cerpen. Hal ini tercantum dalam SK 16 dan KD 16.1. Pembelajaran menulis cerpen dalam standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA tertera pada standar kompetensi 16 berbunyi, “Mengungkapkan pengalaman diri sendri dan orang lain ke dalam cerita pendek (cerpen)”. Kompetensi dasarnya 16.1 berbunyi, “Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar). Berdasarkan SK dan KD tersebut, siswa diharapkan mampu menulis cerpen. Kemampuan menulis cerpen akan memperlihatkan apakah siswa memiliki pengetahuan dan terampil dalam menuangkan ide-ide ke dalam bentuk cerita pendek. yang. mempunyai. nilai. sastra. berkaitan. kehidupan. sehari-hari.. Kemampuan menulis cerpen jika dilatih dan ditingkatkan melalui latihan terus. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. menerus akan membuat siswa lebih terampil dan kreatif dalam menulis. Diharapkan, dengan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen, siswa lebih kreatif dan terampil dalam mengungkapkan perasaan atau ide ke dalam bentuk tulisan yang bernilai sastra. Menulis sebagai proses merupakan rangkaian aktivitas aktif, konstruktif, dan penuangan makna. Pada saat menulis seseorang melakukan kegiatan berpikir untuk menuangkan ide berdasarkan skemata awal atau pengetahuan dan pengalaman dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran, terutama untuk mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Melalui kegiatan menulis, siswa dapat menuangkan ide-ide atau gagasan baik yang bersifat ilmiah maupun imajinatif. Oleh karena itu, sekolah. tempat. mengenyam. pendidikan. diharapkan. dapat. memberikan. pembelajaran tentang menulis dengan baik melalui metode yang tepat sehingga potensi dan daya kreativitas siswa dapat tersalurkan. Keterampilan menulis tidak diperoleh secara serta-merta. Seseorang yang ingin terampil menulis haruslah berlatih secara terus-menerus dengan sistematis, misalnya berlatih mulai dari yang mudah ke yang sukar, secara produktif, disiplin, terpimpin, dan terkontrol. Makin banyak seseorang menulis, makin tinggi keterampilan dalam menulis. Menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif. Menulis cerpen, pada hakikatnya, merujuk pada kegiatan mengarang, dan mengarang termasuk tulisan kreatif yang penulisannya dipengaruhi oleh hasil rekaan atau.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. imajinasi pengarang. Menulis cerpen merupakan cara menulis yang paling selektif dan ekonomis. Tiap bagiannya, tiap kalimatnya, tiap katanya, tiap tanda bacanya, tidak ada bagian yang sia-sia, semuanya memberi saham yang penting untuk menggerakkan jalan cerita, atau mengungkapkan watak tokoh, atau melukiskan suasana. Tidak ada bagian yang ompong, tidak ada bagian yang berlebihan (Diponegoro, 1994:6). Sebuah cerpen ataupun karya fiksi lainnya dibentuk oleh unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun cerita dari dalam seperti tokoh dan penokohan, alur, latar, gaya bahasa, sudut pandang, tema dan amanat, sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang membangun cerita dari luar seperti keadaan ekonomi, sosial budaya, ataupun aspek lain yang ikut membangun cerita tersebut. Pembelajaran keterampilan menulis cerpen sebagai salah satu pelajaran di sekolah menengah atas yang memiliki keterkaitan dengan pembelajaran menulis. Sebagai salah satu mata pelajaran yang kurang mendapat perhatian dari siswa dan menulis cepen menjadi mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari siswa. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan menulis cerpen masih kurang memuaskan, terutama dalam aspek alur, latar, dan penokohan. Hal ini berdasarkan dari hasil wawancara informal dengan guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X SMA Santo Mikael Warak. yaitu Y. Wuri. H,. beliau. mengatakan bahwa cerpen yang ditulis oleh siswa masih banyak yang belum memenuhi kriteria penilaian. Kriteria penilaian yang dimaksud peneliti adalah meliputi alur, latar, dan penokohan. Berdasarkan wawancara informal tersebut.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. terdapat tiga permasalahan yang terkait dengan kemampuan menulis cerpen. Pertama, kurangnya pengetahuan siswa tentang menulis cerpen. Kedua, kurang menariknya pembelajaran menulis cerpen, sehingga siswa kesulitan untuk menulis cerpen. Ketiga, kemampuan menulis siswa masih kurang, khususnya kemampuan menulis cerpen. Di samping itu, beliau juga mengatakan bahwa media pembelajaran untuk menulis cerpen kurang dan hanya mengandalkan teks. Untuk mengatasi masalah pembelajaran menulis cerpen di SMA Santo Mikael Warak, peneliti memberikan sebuah saran dalam pembelajaran menulis cerpen yaitu dengan menggunakan modul. Hal ini bertujuan untuk membuat siswa termotivasi dalam menulis cerpen. Setelah memberikan saran kepada guru, peneliti melakukan analisis kebutuhan dan hasil analisis kebutuhan yang dilakukan oleh guru bidang studi bahasa Indonesia SMA Santo Mikael Sleman dapat disimpulkan bahwa guru mengalami kesulitan dalam merancang pembelajaran di kelas. Kesulitan yang dialami guru antara lain dalam memperoleh sumber belajar, bahan ajar, media pembelajaran dan alokasi waktu. Dalam pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen, guru mendapatkan hambatan dari alokasi waktu yang kurang, selain itu minat dari siswa dalam mengikuti pembelajaran. dirasa. kurang.. Penggunaan. perpustakaan. dalam. proses. pembelajaran sangat membantu, hal ini dapat dilihat dari guru yang memperoleh penunjang materi pembelajaran dan strategi yang digunakan dalam menulis cerpen. Berdasarkan analisis kebutuhan yang dilakukan pada siswa SMA Santo Mikael Sleman, sebagian besar siswa lebih memilih menggunakan modul lengkap.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. beserta langkah-langkahnya. Suasana pembelajaran yang menyenangkan sangat disukai siswa. Praktik langsung menjadi pilihan yang sangat disukai siswa baik dalam proses pembelajaran maupun untuk menentukan hasil penilaian. Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan materi pembelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas X dengan Standar Kompetensi Menulis dan Kompetensi Dasar. Tabel 1.1 Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kurikulum 2006 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Menulis Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen.. Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar).. Berdasarkan SK dan KD tersebut peserta didik. diharapkan mampu. menulis cerpen. Kemampuan menulis cerpen akan memperlihatkan apakah siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menuangkan ide-ide berdasarkan pengalamannya maupun orang lain yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dalam bentuk cerita pendek. Peserta didik akan lebih terampil menulis apabila kegiatan tersebut dilatihkan secara terus menerus. Peserta didik akan menjadi tertarik menulis dan cenderung tidak bosan apabila guru memanfaatkan media. Pembelajaran menulis sudah sejak lama dilaksanakan dengan berbagai metode, tetapi sampai sekarang belum ada hasil yang optimal.. Salah satu penyebabnya. adalah pembelajaran menulis lebih menekankan pada pengetahuan menulis daripada praktik menulis sehingga peserta didik kurang berlatih menuangkan ideide secara kreatif. Demikian pula halnya dengan siswa SMA SANTO MIKAEL, Warak, Kabupaten Sleman masih kesulitan menulis cerpen..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Beberapa faktor yang menyebabkan siswa kesulitan menulis khususnya menulis cerpen adalah (1) siswa kurang diberi motivasi untuk menuangkan gagasan dan pikirannya dalam sebuah tulisan khususnya tulisan fiksi, (2) kurangnya pembiasaan menulis menyebabkan permasalahan baru yaitu siswa menjadi terbebani apabila mendapatkan tugas untuk menulis, (3) sebagian besar siswa membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan gagasannya apabila untuk dapat menggambarkan dalam bentuk kata-kata tentang gambaran suatu objek, (4) porsi waktu yang disediakan bagi siswa sangat terbatas sehingga mereka mengerjakan tugas menulis hanya semata-mata untuk memenuhi tugas dari guru, (5) siswa belum mampu dalam mengungkapkan ide atau gagasan dengan baik, (6) sebagian besar siswa masih belum terbiasa untuk memanfaatkan media tulis sebagai ruang untuk mengungkapkan ide dan gagasan mereka, dengan kata lain siswa belum terbiasa dengan tradisi menulis dalam bentuk tulisan apapun, (7) siswa kurang biasa mengembangkan bahasa, (8) pemanfaatan potensi ragam sastra kurang, dan (9) belum memanfaatkan modul sebagai sarana pembelajaran menulis cerpen. 1.2 RumusanMasalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut. 1) Bagaimanakah pengembangan modul keterampilan menulis cerpen pada pembelajaran kelas X siswa SMA Santo Mikael Warak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta? 2) Bagaimanakah kelayakan modul keterampilan menulis cerpen pada.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. pembelajaran kelas X siswa SMA Santo Mikael Warak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan di atas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai beirkut. 1) Mendeskripsikan pengembangan modul ketrampilan menulis cerpen untuk kelas X siswa SMA Santo Mikael Warak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. 2) Mendeskripsikan kelayakan modul ketrampilan menulis cerpen untuk kelas X siswa SMA Santo Mikael Warak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. 1.4 Spesifikasi Produk Produk yang dihasilkan adalah modul yang berisi materi pembelajaran menulis cerpen untuk siswa kelas X semester 2 SMA Santo Mikael Warak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Spesifikasi modul ini, antara lain: (1) standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran, (2) uraian materi, (3) contoh cerpen, (4) latihan, (5) evaluasi dan (6) kunci jawaban. Pada bagian kegiatan pembelajaran pertama, siswa diminta untuk mempelajari cerpen, membaca contoh cerpen, dan menganalisis unsur-unsur cerpen. Kedua, siswa diberikan kesempatan untuk berlatih dengan cara menulis cerpen sesuai dengan pengalaman kehidupannya. Penilaian yang digunakan adalah penilaian tertulis. Penilaian tertulis dilakukan berdasarkan pada pemenuhan struktur cerpen yang terdiri atas awal cerita, mulai konflik, klimak, dan peleraian. Di samping itu juga dilihat diksi atau pilihan kata..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 1.5 Pentingnya Pengembangan Pengembangan media ini dipandang penting dengan alasan sebagai berikut. 1) Produk pengembangan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu contoh pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan materi pembelajaran bahasa Indonesia dengan modul serta mengimplementasikan ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap. 2) Menyediakan modul. untuk menulis cerpen kelas X semester 2. SMA Santo Mikael Warak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. 3) Produk pengembangan ini diharapkan dapat membantu guru bahasa Indonesia dalam menyampaiakan materi menulis cerpen. 4) Produk pengembangan ini diharapkan dapat memberikan motivasi belajar bagi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia sehingga lebih mudah memahami materi menulis cerpen yang disajikan. 5) Produk pengembangan ini dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. 1.6 Batasan Istilah 1) Pengembangan Pengembangan adalah suatu proses secara sistematis dan logis untuk mempelajari masalah-masalah pengajaran agar mendapatkan pemecahan yang teruji validitasnya dan praktis bisa dilaksanakan (Elly dalam Gafur, 1980:21)..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 2) Materi Pembelajaran Materi pembelajaran adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar (Sudjana,1989:67). 3) Keterampilan Menulis Keterampilan menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan (Rusyana, 1998:191) 4) M odul Modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka agar dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik (Prastowo, 2014:106). 5) Media Pembelajaran Media Pembelajaran merupakan bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio-visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaanpersamaan di antaranya yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa dalam pembelajaran (National Education Association/NEA dalam Sadiman, 2003:6)..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. 1. 7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini merupakan penjelasan dari apa yang dibicarakan. pada masing-masing bab. Bab I pendahuluan terdiri atas tujuh subbab yaitu: (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) spesifikasi produk, (5) pentingnya pengembangan, (6) batasan istilah, dan (7) sistematika penulisan. Pada bab II peneliti menyajikan beberapa acuan yang dipakai sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian. Untuk itu, diuraikan penelitian terdahulu yang relevan, hal-hal yang menyangkut teori pengembangan materi keterampilan menulis cerpen dengan modul. Kajian teori dalam penelitian ini adalah teori menulis, teori cerpen, menulis cerpen, media, dan modul. Dalam bab III, peneliti membahas mengenai metode dan prosedur penelitian. Hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian meliputi: (1) jenis penelitian, (2) prosedur pengembangan, dan (3) uji coba produk. Uji coba produk meliputi: uji validasi produk, desain uji validasi, subjek uji validasi lapangan, jenis data, instrumen pengumpulan data, serta teknik analisis data. Dalam bab IV berjudul pembahasan. Dalam bab ini akan dibahas tentang (1) paparan dan analisis data hasil analisis kebutuhan, (2) hasil penelitian produk pengembangan, (3) hasil uji coba produk pengembangan, (4) umpan balik siswa terhadap uji coba produk, dan (5) revisi produk pengembangan. Bab yang terakhir, bab V yaitu penutup. Dalam bab ini berisi tentang (1) kesimpulan hasil pengembangan produk, (2) keterbatasan produk modul yang telah dihasilkan, dan (3) saran-saran sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini disajikan beberapa acuan yang dipakai sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian. Untuk itu, diuraikan penelitian terdahulu yang relevan, hal-hal yang menyangkut teori pengembangan materi keterampilan menulis cerpen dengan modul untuk kelas X semester 2 SMA Santo Mikael Warak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. 2.1 Kajian Teori Terdahulu yang Relevan Ada empat penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Pertama dilakukan oleh Yakub Lanang Prakosa (2011) dengan judul Pengembangan Materi Menyimak Level Beginner Berbasis Interkultural untuk Pembelajar BIPA. Penelitian yang menghasilkan produk berupa materi menyimak Level Beginner Berbasis Interkultural untuk Pembelajar BIPA. Mengangkat permasalahan bagaimana mengembangkan materi menyimak level beginner. berbasis. interkultural untuk pembelajar BIPA. Pengembangan materi pada penelitian ini disusun dengan melihat fungsi BIPA, tujuan BIPA, karakteristik pembelajar BIPA, lalu melihat pentingnya interkultural untuk keterampilan menyimak bagi tingkat pemula pembelajar BIPA. Dalam mengembangkan materi peneliti mengacu pada sumber dan bahan ajar BIPA. Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian pengembangan modul pembelajaran keterampilan menulis cerpen untuk kelas X semester II Siswa SMA Santo Mikael Warak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta terletak pada jenis penelitian yaitu penelitian pengembangan. Perbedaannya penelitian yang dilakukan oleh Yakub Lanang Prakosa bertujuan. 11.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. menghasilkan materi menyimak level beginner berbasis interkultural untuk pembelajar BIPA, sedangkan penelitian ini bertujuan menghasilkan produk modul untuk keterampilan menulis cerpen. Penelitian kedua dilakukan oleh Puspita Marta Palupi (2012) dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Berbicara untuk Pembelajar BIPA Level Advanced Berbasis Teknologi Informasi di Wisma Bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa bahan ajar berbicara berbasis teknologi informasi di Wisma Bahasa. Langkah-langkah penelitian ini yaitu analisis kebutuhan terlebih dahulu, setelah analisis kebutuhan, pengembangan bahan ajar berbicara untuk Pembelajar BIPA Level Advanced berbasis Teknologi Informasi di Wisma Bahasa mulai dilakukan dan kemudian uji coba produk dan terakhir revisi produk. Relevansi. penelitian. tersebut. dengan. penelitian. pengembangan. modul. pembelajaran keterampilan menulis cerpen untuk kelas X semester II siswa SMA Santo Mikael Warak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta terletak pada jenis penelitian yaitu penelitian pengembangan. Penelitian ketiga dilakukan oleh Prima Ibnu Wijaya (2013) yang berjudul Pengembangan Materi Menulis Karangan Narasi Dengan Media Gambar Karikatur Untuk Siswa Kelas X Semester I. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan materi pembelajaran menulis paragraf narasi menggunakan media gambar karikatur. Sesuai dengan rumusan masalah penelitian. i ni. bertujuan. untuk. mengetahui. cara. menggunakan. da n. mengembangkan media gambar karikatur dalam memberikan penjelasan materi menulis karangan narasi. Langkah penelitian ini yaitu analisis kebutuhan terlebih.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. dahulu, setelah analisis kebutuhan, pengembangan materi mulai dilakukan dan kemudian uji coba produk dan terakhir revisi produk. Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian pengembangan modul pembelajran keterampilan menulis untuk kelas X siswa SMA Santo Mikael Warak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta terletak pada sama-sama melakukan penelitian pengembangan untuk keterampilan. menulis. pada. jenjang. Sekolah. Menengah. Atas. (SMA).. Perbedaannya, penelitian ini mengembangkan modul dengan keterampilan menulis, sedangkan pada penelitian pengembangan materi menulis karangan narasi dengan media gambar karikatur untuk siswa kelas X semester I mengembangkan media gambar karikatur. Penelitian keempat dilakukan oleh Ignatius Satrio Nugroho (2014) yang berjudul Pengembangan Modul dan CD Interaktif Pembelajaran Keterampilan Menulis Surat Dinas dengan Mindjet Mindmanager X5 Untuk Kelas VIII Siswa SMP Pangudi Luhur. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan modul dan CD interaktif keterampilan menulis surat dinas dengan Mindjet Mindmanager X5 pada pembelajaran kelas VIII siswa SMP Pangudi Luhur Yogyakarta. Sesuai dengan rumusan penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan menulis surat dinas dengan modul dan CD interaktif menggunakan aplikasi Mindjet Mindmanager X5 untuk kelas VIII siswa SMP Pangudi Luhur Yogyakarta. Langkah penelitian ini yaitu analisis kebutuhan terlebih dahulu dengan angket, setelah analisis kebutuhan, pengembangan produk mulai dilakukan, kemudian uji coba produk dan revisi produk. Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian pengembangan modul pembelajaran.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. keterampilan menulis cerpen untuk kelas X siswa SMA Santo Mikael Warak, Kabupaten. Sleman,. Yogyakarta. terletak. pada. sama-sama. penelitian. pengembangan. Perbedaan antara kedua penelitian ini terdapat media yang dihasilkan. Jika pada penelitian pengembangan modul dan CD interaktif pembelajaran keterampilan menulis surat dinas dengan Mindjet Mindmanager X5 untuk kelas VIII siswa SMP Pangudi Luhur Yogyakarta yang dihasilkan menggunakan Mindjet Mindmanager X5 dan berupa CD interaktif dan modul pembelajaran, maka pada penelitian pengembangan modul pembelajaran keterampilan menulis cerpen untuk kelas X siswa SMA Santo Mikael Warak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang dihasilkan berupa modul saja. 2.2 Kajian Teori 2.2.1 Pengertian Menulis Rusyana (1998:191) berpendapat bahwa menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986: 21) 2.2.2 Hakikat Menulis Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan dan pengetahuan. Dalam kegiatan menulis ini, maka penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata.. Disebut sebagai kegiatan produktif karena kegiatan menulis. menghasilkan tulisan, dan disebut sebagai kegiatan yang ekspresif karena.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. kegiatan menulis adalah kegiatan yang mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan pengetahuan penulis kepada pembaca (Tarigan, 1983:3-4). 2.2.3 Tujuan menulis Hugo Hartig dalam Tarigan (1986:24-25) merumuskan tujuan menulis : a) Tujuan penugasan, sebenarnya tidak memilki tujuan karena orang yang menulis melakukan nya karena tugas yang diberikan kepadanya. b) Tujuan altruistik penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca. Menghindarkan. kedudukan. pembaca,. ingin. menolong. pembaca. memahami, menghargai perasaan dan penalaranya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. c) Tujuan persuasif bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. d) Tujuan informasional penulis bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada para pembaca. e) Tujuan. pernyataan. diri. penulis. bertujuan. memperkenalkan. atau. menyatakan dirinya kepada pembaca. f) Tujuan kreatif penulis bertujuan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, nilai-nilai kesenian. g) Tujuan pemecahan masalah penulis bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 2.2.4 Hakikat Karya Sastra Karya sastra adalah refleksi tentang hidup dan kehidupan yang dipadu dengan daya imajinasi dan kreasi yang didukung oleh pengalaman dan.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. pengamatannya atas kehidupan tersebut.Karya sastra mempunyai dua aspek, yaitu aspek bentuk dan aspek isi. Aspek bentuk adalah hal-hal yang menyangkut objek atau isi karya sastra, yaitu pengalaman hidup manusia, seperti sosial budaya, kesenian, cara berpikir suatu masyarakat, dan sebagainya. Aspek isi inilah sebenarnya yang paling hakiki, sebab bahasa hanya sebagai wadah atau medianya saja. (Kinayati, 2004:7) Aminuddin (1991:38) menyatakan, sastra sebagai salah satu cabang seni sebagai bacaan, tidak cukup dipahami lewat analisis kebahasaannya, lewat studi yang disebut text grammar atau text linguistics, tetapi juga harus melalui studi khususyang berhubungan dengan literary text karena teks sastra bagaimanapun memiliki ciri-ciri tersendiri yang berbeda dengan ragam bacaan lainnya. Adanya ciri-ciri khusus teks sastra itu salah satunya ditandai oleh adanya unsur-unsur intrinsik karya sastra yang berbeda dengan unsur-unsur yang membangun bahan bacaan lainnya. Sastra pada prinsipnya merupakan karya imajinatif sebagai refleksi dari realitas kehidupan manusia dalam lingkungan tertentu dan merupakan bentuk pengungkapan bahasa yang bersifat artistik. Sastra memiliki karakter dan konvensi sendiri yang membedakannya dengan bentuk-bentuk pengungkapan nonsastra. Dunia sastra tak pernah terpisahkan dari berbagai persoalan kebahasaan karena bahasa merupakan satu-satunya media pengungkapan bagi para sastrawan dalam menciptakan kreasi karya-karyanya. Sastra bukanlah rangkaian kata dan kalimat, melainkan sudah berubah menjadi wacana, menjadi teks (Lotman dalam Ratna, 2005:15). Karya sastra.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. membangun dunia melalui kata-kata sebab kata-kata memiliki energi. Melalui energi itulah terbentuk tentang citra dunia tertentu, sebagai dunia yang baru. Melalui kualitas hubungan paradigmatis, sistem tanda, dan sistem simbol, katakata menunjuk sesuatu yang lain di luar dirinya, sehingga peristiwa baru hadir secara terus menerus. Kata-kata itu memiliki aspek dokumenter yang dapat menembus ruang dan waktu, melebihi kemampuan aspek-aspek kebudayaan yang lain. Hal tersebut berarti dengan karya sastra kita dapat memperoleh informasi tentang berbagai hal. Sastra adalah hasil kegiatan kreatif manusia dalam mengungkapkan penghayatannya dengan menggunakan bahasa (Rusyana, 1982:5). Dari pernyataan tersebut, terlihat ada dua istilah yang perlu dicermati. Pertama “mengungkapkan penghayatan” dan kedua “kegiatan kreatif”. Mengungkapkan penghayatan mengandung pengertian bahwa sastra itu berawal dari penghayatan terhadap sesuatu yang kemudian diungkapkan dengan media bahasa. Penghayatan itu dapat dilakukan terhadap benda-benda, atau hal-hal yang termasuk karya sastra itu sendiri yang pada waktu-waktu tertentu hasil penghayatan tersebut diungkapkan. Untuk mengungkapkan hasil-hasil penghayatan terhadap sesuatu itu diperlukan kreativitas. Tanpa kreativitas tidak akan lahir karya sastra yang pada dasarnya merupakan karya seni. Wellek (1993:3) mengungkapkan bahwa sastra adalah suatu kegiatan kreatif,sebuah karya seni. Oleh karena itu, dalam karya sastra akan muncul “kegiatan kreatif” sebab sebuah karya seni membutuhkan kreativitas. Kegiatan kreatif dapat dikembangkan melalui pendidikan. Dengan demikian sastra dapat berfungsi sebagai sumber ikhtiar pendidikan. Rahmanto (2001:10).

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. berpendapat bahwa sastra mengandung kumpulan dan sejumlah bentuk bahasa yang khusus, yang digunakan dalam berbagai pola yang sistematis untuk menyampaikan segala perasaan dan pikiran. Jhul dalam Sugihastuti (2002:3) berpendapat bahwa arti sebuah karya sastra ditentukan oleh maksud si pengarang. Kualifikasi karya sastra biasanya bertambah apabila arti sebuah karya sastra tergantung pada maksud pengarang, sebatas di dalam teks tersebut terdapat aturan-aturan bahasa yang dapat diuraikan agar mempunyai arti. Hirsch justru berpendapat bahwa kita yang seharusnya menerima maksud pengarang sebagai ukuran tertentu mengenai maksud suatu teks sebab kalau tidak demikian interpretasi sastra akan menjadi subjektif sehingga tidak akan menghasilkan suatu pengetahuan yang murni mengenai karya sastra. Sastra sebagai sumber daya dalam ikhtiar pendidikan niscaya akan mempercanggih wawasan seseorang karena sastra tidak mungkin hampa nilai. Dari makna yang dikandungnya itulah kita mungkin menemukan berbagai nilai kehidupan serta pandangan hidup yang dilatari oleh cakrawala yang kian meluas bentangnya. Hal ini pada gilirannya berarti diperkaya wawasan seseorang oleh tempaan sastra. Karena itu, keakraban dengan karya sastra sepatutnya mendapat perhatian dalam upaya pendidikan pada umumnya (Hasan, 1993:6). Dari ungkapan Hasan di atas dapatlah dikatakan bahwa pada dasarnya sastra memiliki peran yang tidak kecil dalam pembentukan dan pemerkaya wawasan kepribadian seseorang. Itu berarti sastra akan dapat berfungsi sebagai alat pendidikan. Selain itu, sastra juga akan berfungsi sebagai sebagai penunjang.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. mata pelajaran yang lain dalam pembentukan pribadi siswa. Dengan demikian pendidikan benar-benar merupakan suatu kebulatan untuk memajukan individu secara harmonis a fully functioning person, seorang manusia yang purnawan memiliki unsur-unsur hakiki seimbang. Unsur-unsur hakiki manusia itu meliputi cipta, rasa, dan karsa (domain kognitif, afektif, dan psikomotorik) sebagai mahkluk individu, mahkluk sosial, sekaligus mahkluk Tuhan (Amin dalam Jabrohim, 1994:v). Dari sisi tersebut, jelas terlihat bahwa melalui pembelajaran sastra banyak kita dapatkan dimensi-dimensi kemanusiaan yang penting menyangkut hal-hal di atas. Kiranya memang ada hubungan yang tak terpisahkan antara manusia, sastra, dan pendidikan. Sastra senantiasa sarat oleh permasalahan manusia, dihasilkan oleh manusia, dan dikembalikan lagi salah satu jalannya melalui pendidikan dan pengajaran. Oleh sebab itu, pembelajaran sastra menjadi semakin tampak perannya (Sayuti, 1994:6). Dari uraian di atas, dapatlah dikatakan bahwa pembelajaran sastra ternyata banyak memberikan manfaat dalam dunia pendidikan. Namun pertanyaan yang kemudian muncul adalah sastra yang bagaimanakah yang dapat dijadikan sebagai “alat” pendidikan, apakah dalam arti karya sastra yang di dalamnya terkandung nilai-nilai pendidikan, apakah genre sastra, yang khusus berbicara tentang pendidikan, atau genre sastra yang dapat digunakan sebagai media pendidikan. Berdasarkan pendapat para ahli, dapatlah disimpulkan bahwa sastra merupakan kegiatan kreatif manusia yang proses penciptaannya melalui daya imajinasi dengan memperhatikan cipta, rasa, dan karsa. Karya sastra merupakan.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. refleksi kehidupan manusia dengan memperhatikan pengalaman hidup yang terkait dengan aspek-aspek kehidupan masyarakat yaitu: sosial, budaya, kesenian, cara berpikir, dan nilai sehingga dapat menjadi pusat kesadaran rohani, memperkaya wawasan, sebagai sumber daya dalam ikhtisar pendidikan. Pengarang dapat mengkreasikan, memanipulasi, dan menyiasati berbagai masalah kehidupan yang dialami dan diamati menjadi berbagai kemungkinan kebenaran yang umum sifatnya. Melalui karya sastra secara tidak langsung pembaca akan mendapatkan suatu kesempatan untuk belajar memahami dan menghayati berbagai macam persoalan kehidupan yang diungkap oleh pengarang sehingga pembaca diajak untuk bersikap lebih arif dan bijaksana. Mengapa sastra penting diajarkan? Proposisi yang diekspresikan oleh karya sastra adalah yang disampaikan oleh pengarang yang historis nyata, bukan oleh pengarang yang terimplikasi. Dalam pengertian yang penting, kesusastraan bukanlah sesuatu yang otonom. Hubungan antara kesusastraan dan kehidupan adalah suatu hubungan baik yang lebih akrab daripada doktrin pengarang yang terimplikasi (Juhl dalam Sugihastuti, 2002:7). Fungsi karya sastra adalah tanda, sebagai fakta supraindividual yang mengadakan komunikasi. Hal ini berarti bahwa sistem tanda yang dimiliki oleh karya sastra bersifat dinamik karena pengalaman estetik akan ditentukan oleh tegangan antara struktur karya sastra sebagai tanda dan subjektivitas pembaca ----yang tergantung pada konteks sosial dan kedudukan --- sebagai penanggap (Teeuw dalam Sugihastuti, 2002:64). Imelda Yance (2004:1) berpendapat bahwa melalui karya sastra diharapkan dapat membantu pembentukan karakter manusia Indonesia menjadi.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. manusia yang jujur, suka bekerja keras, mandiri, kreatif, hormat kepada orang tua, menyayangi sesama, cinta tanah air, religius, dan sebagainya. Oleh karena itu, adalah suatu yang wajar jika kita terus berupaya memperkaya dunia pembelajaran sastra kita untuk memperoleh berbagai manfaat dari karya sastra dan mampu menjadikan karya sastra sebagai media ekspresi positif. 2.2.5 Pengertian Cerpen Cerita pendek menurut Oemarjati (1991:41) merupakan salah satu ragam sastra karena menunjuk pada keanekaan jenis karya tulis, selain cerita bersambung, novel, cerita rekaan, dan sejenisnya. Istilah ragam dibedakan dari “genre” yang lazimnya diartikan sebagai ” bentuk” sastra, seperti prosa, puisi, dan drama. Menurut Nuryatin (1989:225-226) cerpen ialah kisahan pendek yang dimaksudkan untuk memberikan kesan tunggal yang dominan,dan berpusat pada satu tokoh dalam satu situasi dan pada suatu ketika. Ciri lain. cerpen ialah. kepaduan, yakni menampilkan tokoh atau kelompok tokoh secara kreatif dalam satu latar dan lewat lakuan lahir atau batin dalam satu situasi, sedangkan inti cerpen adalah tikaian dramatik, yaitu pembenturan antara kekuatan yang berlawanan. Dengan kata lain, tikaian tersebut sering juga disebut dengan istilah konflik cerita, yaitu terjadinya konflik batin pada diri setiap tokoh atau konflik antara tokoh yang satu dengan yang lainnnya. Pada bagian lain Damono (1980:5) mengemukakan bahwa cerpen, sebagaimana halnya karya sastra lainnya memiliki pertautan budaya dengan tempat tumbuhnya karya tersebut. Oleh karena itu,.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. cerpen dan karya sastra pada umumnya tidak akan dapat dipahami secara lengkap apabila dipisahkan dari lingkungan kebudayaan, atau peradaban yang telah menghasilkannya. Kehadiran cerpen tidak akan terlepas dari situasi budaya masyarakat pada setiap zamannya. Hal ini berarti setiap karya sastra mengandung unsur kreativitas, baik menyangkut permasalahannya maupun media bahasa yang digunakan, sedangkan peristiwa yang ditampilkan dapat menunjuk ke masa silam, masa kini, atau pun masa yang akan datang. Mengingat di dalamnya terkandung unsur kreativitas, maka cerpen mempunyai peranan penting dalam pengembangan budaya bangsa. Membaca cerpen dapat menggugah ide atau gagasan baru bagi pembacanya sehingga diharapkan mampu menumbuhkan kemampuan berpikir yang lebih dinamis. 2.2.6 Struktur Cerpen Sumardjo (1994:37) mengungkapkan bahwa cerpen dibangun dari unsurunsur: a) Tema Tema ialah masalah yang menjadi pokok pembicaraan atau yang menjadi inti topik dalam suatu pembahasan. Di dalam suatu cerpen, tema merupakan suatu pokok. persoalan. yang. menguasai. pikiran. pengarang. sehingga. dapat. mempengaruhi semua unsur cerita. Bila membaca cerpen, akan ditemukan pokok masalah yang ingin disampaikan oleh pengarang. Kita membaca cerita mulai awal sampai dengan akhir, para pelaku berbicara tentang suatu masalah, dan dalam.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. masalah-masalah tersebut ada masalah pokok yang merupakan persoalan dasar dalam cerita itu. Persoalan itulah yang dimaksud dengan tema. b) Plot Plot atau alur adalah kesinambungan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Plot atau alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi? Jelaskan mengapa hal itu terjadi? Sebuah cerita bermula dan berakhir. Antara awal dan akhir inilah terjadinya alur. Tentu sudah jelas bahwa alur mempunyai bagianbagian. Secara sederhana, alur dapat dikenali sebagai permulaan, pertikaian, puncak, peleraian, dan akhir. c) Penokohan Penokohan merupakan salah satu unsur cerpen yang menggambarkan keadaan lahir maupun batin seorang tokoh atau pelaku. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa penokohan adalah pelukisan pelaku, dapat dilaksanakan dengan menceritakan keadaaan fisik dan psikis pelaku. Dalam menampilkan tokoh cerita, pengarang dapat melakukan dengan cara 1) Physical description, yaitu melukiskan bentuk lahir para pelaku; 2) Portrayalof thought stream or concius tought, yaitu melukiskan jalan pikiran para pelaku; 3) Reaction to events yaitu melukiskan reaksi pelaku terhadap kejadian yang ada; 4) Direct to author analysis, yaitu pengarang secara langsung menganalisis watak pelaku; 5) Discussion of environtment, yaitu pengarang menggambarkan keadaaan yang adadi sekitar para pelaku; 6) Reaction of others to-character, yaitu pengarang melukiskan bagaimana reaksi pelaku lain terhadap.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. pelaku utama; 7) Conversation of other about character, yaitu pengarang melukiskan percakapan pelaku lain mengenai pelaku utama. d) Setting Setting atau latar adalah tempat dan masa terjadinya cerita. Cerita yang ada dalam karya sastra itu harus mempunyai setting yang sesuai dengan waktu dan tempat terjadinya peristiwa karena sebuah cerita menjadi kuat kalau setting atau latar yang ada di dalamnya dapat digambarkan dengan tepat. Setting atau latar merupakan unsur yang penting yang memperlihatkan hubungan dengan unsur-unsur lainnya. Tidak saja erat hubungannya dengan penokohan, tetapi amat erat hubungannya dengan tema dan amanat yang ingin diungkapkan oleh pengarang. Suatu cerita sebagai gambaran tentang peristiwa yang menyangkut manusia, harus pula memberikan gambaran yang jelas tentang di mana, kapan, dan bagaimana hal itu bisa terjadi. Dengan kata lain, peristiwa yang dikisahkan harus pula lengkap dengan ruang, tempat, waktu, dan suasana. e) Sudut Pandang Sudut Pandang lebih banyak terdapat pada karya fiksi daripada dalam drama.sudut pandang adalah hubungan yang terdapat antara sang pengarang dengan alam fiktif ceritanya, atau pun antara sang pengarang dengan pikiran alam sebuah cerpen atau perasaan sang pembacanya. Dalam sudut pandang ini akan tampak sebagai siapa pengarang dalam sebuah cerpen atau di mana pengarang berada dalam sebuah cerita pendek..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. Ada beberapa pembagian sudut pandang atau point of view atau sering disebut pusat pengisahan, namun secara umum dapat dibedakan sebagai berikut i ni . 1) Pengarang sebagai pihak luar, sebagai pengamat semata-mata. Pengarang biasanya “ber- ia“ kepada para tokoh cerita atau menyebut namanya; 2) Pengarang sebagai tokoh baik tokoh. utama maupun tokoh tambahan.. Pengarang biasanya “ber-aku” kepada tokoh yang diperankan, namun tetap “ber-ia” kepada tokoh-tokoh lainnya.Setiap gaya penceritaan selalu mempunyai kelebihan 2.2.7 Menulis Cerpen Menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif. Menulis cerpen, pada hakikatnya, merujuk pada kegiatan mengarang, dan mengarang termasuk tulisan kreatif yang penulisannya dipengaruhi oleh hasil rekaan atau imajinasi pengarang. Menulis cerpen merupakan cara menulis yang paling selektif dan ekonomis. Tiap bagiannya, tiap kalimatnya, tiap katanya, tiap tanda bacanya, tidak ada bagian yang sia-sia, semuanya memberi saham yang penting untuk menggerakkan jalan cerita, atau mengungkapkan watak tokoh, atau melukiskan suasana. Tidak ada bagian yang ompong, tidak ada bagian yang berlebihan (Diponegoro, 1994:6). Menulis cerpen merupakan proses kreatif untuk melahirkan tulisan yang berisi gagasan. Terdapat lima tahap proses menulis. Pertama tahap persiapan. Dalam tahap ini penulis telah menyadari apa yang akan ditulis.Kedua tahap mengendapkan gagasan. Tahap ini biasanya memerlukan waktu beberapa hari.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. sampai ide tersebut siap ditulis dan dikembangkan. Ketiga tahap memunculkan inspirasi. Bila gagasan sudah siap ditulis, penulis harus segera menuangkan gagasan tersebut ke dalam tulisan supaya tidak hilang sia-sia. Tahap keempat merupakan tahap penulisan. Pada tahap ini semua ide yang telah direnungkan dituangkan ke dalam tulisan sampai selesai. Tahap kelima merupakan tahap revisi. Pada tahap ini penulis membaca kembali hasil tulisannya. Tulisan yang kurang ditambah sedang tulisan-tulisan yang tidak perlu harus dibuang (Sumardjo:75). 2.3 Modul 2.3.1 Pengertian modul Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta belajar. Modul disebut juga media ajar untuk belajar mandiri karena di dalamnya dilengkapi dengan petunjuk untuk belajar sendiri. artinya, pembelajar dapat melakukan kegiatan belajar mandiri tanpa mengalami banyak kesulitan. Modul adalah media pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul menjadi media ajar yang sangat menarik. Modul bisa dipandang sebagai paket program pembelajaran yang terdiri dari komponenkomponen yang berisi tujuan belajar, bahan pelajaran, metode belajar, alat atau media, serta sumber belajar dan sistem evaluasinya (Sudjana,2007:132). Menurut buku Pedoman Penyusunan Modul (Balitbangdikbud), yang dimaksud dengan modul ialah satu unit program belajar mengajar terkecil yang secara terinci menggariskan (1) tujuan-tujuan pembelajaran atau kalau dalam.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. bahasa KBK disebut kompetensi, (2) pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan, (3) kedudukan dan fungsi satuan dalam kesatuan programn yang lebih luas, (4) peranan guru di dalam proses belajar-mengajar, (5) alat dan sumber yang akan dipakai, (6) kegiatan belajar-mengajar yang akan/harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan, dan (7) lembaran-lembaran kerja yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses belajar (Wijaya, 1992:96). Modul adalah semacam paket program untuk keperluan belajar. Dari satu paket program modul terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan belajar, metode belajar, alat dan sumber belajar, dan sistem evaluasi. 2.3.2 Fungsi Modul Sebagai salah satu bentuk bahan ajar modul memiliki fungsi (1) bahan ajar mandiri yang berari penggunaan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan peserta. didik belajar sendiri tanpa tergantung pada kehadiran pendidik, (2). pengganti fungsi pendidik. berarti modul sebagai bahan ajar yang mampu. menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami sesuai tingkat pengetahuan dan usia peserta didik, (3) sebagai alat evalusi yang berarti peserta didik mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan terhadap materi yang telah dipelajari, dan (4) sebagai bahan rujukan peserta didik karena modul berisi materimateri yang harus dipelajari oleh peserta didik (Prastowo, 2014:107). 2.3.3 Karakteristik Modul Modul memiliki karakteristik yang dirancang sebagai sistem pembelajaran mandiri, merupakan program pembelajaran yang utuh dan sistematis, modul berisi.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi yang disajikan secara komunikatif (Prastowo, 2014:110). 2.3.4 Prinsip Pengajaran Modul Menyusun modul tidaklah gampang. Modul harus disesuaikan dengan minat, perhatian, dan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu penyusunan modul perlu memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan modul. Diantara prinsip-prinsip tersebut menurut Wijaya (1992:98) adalah sebagai berikut. a) Modul disusun sebaiknya menurut prosedur pengembangan sistem intruksional. b) Modul disusun hedaknya berdasar atas tujuan-tujuan pembelajaran yang jelas dan khusus. c) Penyusunan modul harus lengkap dan dapat mewujudkan kesatuan bulat antara jenis-jenis kegiatan yang harus ditempuh. d) Bahasa modul harus menarik dan selalu merangsang peserta didik untuk berpikir. e) Modul harus memungkinkan penggunaan multimedia yang relevan dengan tujuan. f). Waktu mengerjakan modul sebaiknya berkisar antara 4 sampai 8 jam pelajaran.. g) Modul harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik dan modul memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyelesaikan secara individual..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 2.3.5 Sistematika Penulisan Modul Dalam penulisan modul,harus menjadi perhatian utama adalah peserta didik. Dengan demikian, dalam perencanaan modul memerlukan hal-hal sebagai berikut. a) Pembuatan outline modul yang akan disusun dalam rangka memberikan kerangka penulisan modul dan dapat digunakan untuk kedalaman materi modul dalam setiap jenjang diklat. b) Petunjuk yang harus dilakukan peserta didik dalam mempelajari modul. c) Materi pelajaran yang lalu sebagai pemantapan, terutama yang bekaitan dengan materi yang akan diberikan. d) Nasihat bagaimana cara belajar memanfaatkan waktu yang tersedia dengan lebih efektif. e) Tujuan/kompetensi dan materi pelajaran yang akan dipelajari peserta di di k. f). Penjelasan materi baru yang disajikan bagi peserta didik.. g) Petunjuk pemecahan masalah untuk membantu memahami materi yang disajikan. h) Motivasi bagi peserta didik agar senantiasa aktif dalam belajar. i). Contoh, latihan, dan kegiatan yang mendukung materi.. j). Tugas dan umpan balik yang dapat mengukur keberhasilan penguasaan materi.. k) Kesimpulan modul yang akan dipelajari berikutnya..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. Penulisan modul sebaiknya memperhatikan waktu yang dibutuhkan peserta didik untuk mempelajarinya. Peserta didik harus menyisihkan waktu untuk mencatat atau menjawab pertanyaan. Peserta didik juga harus menghubungkan materi pelajaran yang ada dalam teks dengan keadaan lingkungan atau pengalaman. 2.4 Media 2.4.1 Hakikat Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA dalam Sadiman, 2003:6) dikatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan–persamaan di antaranya yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan. minat serta. perhatian siswa dalam. pembelajaran. Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2004:4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.. Dengan kata lain,. media adalah komponen sumber belajar atau. wahana fisik yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sudjana (2002:1) mengemukakan bahwa dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. menonjol yakni metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kedudukan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru. Dalam kegiatan penyusunan perencanaan pembelajaran, pada benak guru akan muncul tiga istilah yaitu media pembelajaran, alat pelajaran, dan alat peraga. Ketiga istilah tersebut sering dirancukan pengertiannya, dalam artian ketiga istilah tersebut dianggap mempunyai arti yang sama. Media pembelajaran pada dasarnya berbeda dengan alat pelajaran maupun alat peraga. Alat pelajaran adalah alat yang digunakan untuk menunjang berlangsungnya proses pembelajaran. Bila dilihat dari sudut “ hardware” alat pelajaran adalah “hardware” yang belum atau tidak bisa sama sekali diisi program. Media juga berbeda dengan alat peraga, sebab alat peraga pada hakikatnya adalah alat yang berfungsi untuk memvisualisasikan sesuatu konsep tertentu saja. Media pembelajaran adalah suatu alat yang dipakai sebagai sarana untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi dari suatu sumber kepada penerima pesan. Dalam dunia pembelajaran pada umumnya pesan atau informasi tersebut berasal dari sumber informasi yaitu guru, sedangkan sebagai penerimanya adalah peserta didik. Pesan atau informasi yang dikomunikasikan tersebut berupa keterampilan yang perlu dikuasai oleh peserta didik. Media pembelajaran adalah perpaduan antara “hardware” dan “software”. 54.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. Dalam pembelajaran bahasa, media pembelajaran yang digunakan sangat beragam. Keberagaman media pembelajaran bahasa ini dapat memberikan keleluasaan para guru untuk memilih sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Media pembelajaran bahasa meliputi media permainan dan simulasi, media pandang nonproyeksi dan proyeksi, media dengar, media pandang dengar. Media permainan misalnya: Simon Berkata, Sambung Suku, Box Magig, Sarang Pengetahuan, TTS, Berburu Kata, dsb. Media simulasi misalnya: Bermain Peran, Sosiodrama, Psikodrama, Melakonkan Boneka. Media pandang nonproyeksi misalnya: Papan Tulis, Papan Tali, Papan Flanel, Flow Chart, Modul, Bumbung Substitusi. Media pandang berproyeksi misalnya: Film Bisu, Slide Bisu, OHP, dsb. Media dengar misalnya : Radio, Rekaman, Piringan Hitam. Media pandang dengar misalnya: Slide Suara, Film, TV, Video, VCD, dan VTR. 2.4.2 Fungsi dan Manfaat Media Pendidikan Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan siswa. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siswa. Fungsi media memperlancar proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan demikian diyakini bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media. Djamarah (2002:136) berpendapat bahwa kehadiran media dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang cukup penting karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili guru ketika kesulitan menjelaskan sesuatu dengan kata-kata atau kalimat tertentu. Keabstrakan dapat dikonkretkan dengan media. Nana Sudjana (2002:2) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran yaitu;1) menumbuhkan motivasi belajar, 2) memperjelas makna materi pembelajaran, 3) mencegah kebosanan dalam pembelajaran, 4) siswa lebih banyak melakukan aktivitas mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain. Hal senada dikemukakan oleh Sadiman (2003:16-17) yaitu ada empat fungsi media pembelajaran yaitu; 1) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis, 2) mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, 3) mengatasi sikap pasif, dan 4) membantu mengatasi kesulitan guru dalam memperjelas materi pembelajaran. Menurut Harjanto (2003:237), dalam metodologi pembelajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu metode mengajar dan media pendidikan sebagai alat bantu mengajar. Media pendidikan sebagai alat bantu mengajar ada dalam komponen metodologi mengajar. Media pendidikan dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar peserta didik dalam pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang akan dicapai. Ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar peserta didik sebagai berikut..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. a) Berkaitan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik sebagai berikut. 1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2) Materi pembelajaran akan lebih jelas dan bermakna sehingga mempermudah pemahaman peserta didik dan tujuan dapat tercapai. 3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi lisan oleh guru. 4) Peserta didik menjadi lebih aktif karena melakukan kegiatan pembelajaran dengan cara mengamati, melakukan, mendengar, mendemonstrasikan, dsb. b) Berkenaan dengan taraf berpikir peserta didik Taraf berpikir manusia mengikuti tahapan perkembangan dimulai dari berpikir konkret menuju ke abstrak, dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir komplek. Penggunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut, sebab melalui media pembelajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab III ini,peneliti akan membahas metode penelitian. Metode penelitian meliputi: (1) jenis penelitian, (2) prosedur pengembangan, dan (3) uji coba produk. Uji coba produk meliputi: uji validasi produk, desain uji validasi, subjek uji validasi lapangan, jenis data, instrumen pengumpulan data, serta teknik analisis data.. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian. ini. termasuk. penelitian. pengembangan.. Penelitian. ini. mengembangkan modul pembelajaran untuk keterampilan menulis cerita pendek. Produk yang dihasilkan berupa modul pembelajaran untuk keterampilan menulis cerpen. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D), karena peneliti bermaksud untuk mengembangkan perangkat pembelajaran. Borg dan Gall dalam Sugiyono (2010:9) menyatakan penelitian dan pengembangan (research and development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.. Sugiyono. (2010:407) menyatakan. metode. penelitian. dan. pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk dan menguji keefektifan produk tersebut.. 35.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. Tahapan penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti berdasarkan pada tahapan yang dikemukakan oleh Sugiyono. Potensi dan Masalah. Pengumpulan data. Desain produk. Uji coba produk. Revisi desain. Validasi desain. Revisi produk. Uji coba pemakaian. Revisi produk. Produksi massal. Bagan 3.1 Langkah-langkah Metode Research and Development (R&D) menurut Sugiyono (2010:298) Tahapan yang dikemukakan oleh Sugiyono, yaitu: 1) Potensi dan masalah Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah dapat diperoleh dengan melakukan observasi dan wawancara..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. 2) Pengumpulan data Selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang digunakan sebagai bahan untuk mengatasi masalah tersebut. Produk dalam penelitian ini adalah model pembelajaran. 3) Desain produk Desain produk dalam penelitian ini berupa pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi pembelajaran. 4) Validasi desain Pada tahap ini desain divalidasi untuk melihat keefektifannya. Validasi dilakukan oleh ahlinya, dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing dan guru bidang studi. 5) Revisi desain Setelah divalidasi akan diketahui kelemahan dari rancangan tersebut. Kelemahan tersebut selanjutnya diperbaiki dengan merevisi desain. 6) Uji coba produk Rancangan model pembelajaran yang telah direvisi kemudian diujicobakan pada siswa. Uji coba ini dilakukan pada sampel. 7) Revisi produk Hasil uji coba model pembelajaran tersebut terkadang masih memiliki kelemahan, pada tahap ini model pembelajaran yang telah diujicoba direvisi lagi untuk mendapat hasil yang baik..

Referensi

Dokumen terkait

Karlina Patricia Situmorang. Efektivitas Metode Biowriting Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Santo Yoseph Medan Tahun Pembelajaran

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah yang terdapat dalam pembelajaran menulis cerpen, yakni siswa kesulitan dalam menemukan dan mengembangkan ide atau

16.2 Menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar) Contoh cerpen  Definisi cerpen  Ciri-ciri cerita pendek.  Syarat

Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis cerpen diikuti pula dengan adanya perubahan perilaku siswa dari siklus I dan siklus II. Selama proses pembelajaran menulis cerpen

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode Image Streaming terhadap keterampilan menulis cerpen pada siswa kelas X MAS PAB Helvetia Medan Tahun

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen dengan strategi story writing map pada siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Pengasih

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X2 dengan model pembelajaran sinektik di SMA N 1 Rembang, Purbalingga agar

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENYIMAK FILM DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PALEMBANG Abstrak Menyimak merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dengan