• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN"

Copied!
206
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN

RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI /

RS. OTAK DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi

TAHUN 2020

Revisi IV

(

Penurunan Target Pendapatan dan Belanja Jadi 59

)

Jln. Jenderal Sudirman PO BOX I Bukittinggi

Telepon (0752) 21013 Faksimile (0752) 23431

Email : rssnyanmed@yahoo.co.id Website : www.rsstrokebkt.com

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

(2)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

i

Daftar Isi

Daftar Isi ...

i

Daftar Tabel ...

iii

Kata Pengantar ...

iv

Ringkasan Eksekutif ...

v

Lembar Pengesahan Direksi ... vii

Lembar Pengesahan Dewan Pengawas ... viii

Bab I PENDAHULUAN ...

1

A. Gambaran Umum ... 1

B. Visi dan Misi ...

8

C. Budaya Rumah Sakit ... 9

D. Susunan Pejabat Pengelola dan Dewan Pengawas RS. Otak DR.

Drs. M. Hatta Bukittinggi ...

9

BAB II KINERJA RUMAH SAKIT TAHUN 2019 DAN RBA TAHUN 2020

12

A. Gambaran Kondisi Rumah Sakit ... 12

1. Faktor Internal Rumah Sakit ………...

13

2. Faktor Eksternal Rumah Sakit ...

15

B. Proses Penilaian Kinerja RS. Stroke Nasional Bukitttinggi Semester I

Tahun. 2019 ...

20

C. Pencapaian Kinerja Tahun 2019 dan Target Kinerja Tahun 2020

21

1. Pencapaian Kinerja Direktorat Pelayanan Tahun 2019 dan

Proyeksi Tahun 2020 ………

21

2. Pencapaian Kinerja Direktorat Keuangan dan ADUM Tahun 2019

dan Proyeksi Tahun 2020 ………..

24

3. Restrukturisasi Program dan Kegiatan serta Sasaran Strategis

Sejalan Rencana Bisnis Strategis RS. Otak DR. Drs. M. Hatta

Bukittinggi Tahun 2020 - 2024 ………...

28

4.

Basis Akuntansi ……… 30

a.

Rincian Pendapatan Per unit Kerja ……… 30

(3)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

ii

c. Ikhtisar Target Pendapatan Tahun 2019 – 2020 ………... 33

d. Ikhtisar Belanja / Pembiayaan Menurut Program Kegiatan

Tahun 2020 ……….

33

e.

Pendapatan & Belanja Agregat Tahun 2020 ………

35

f. Biaya Layanan Per Unit Kerja ………

37

g.

Prakiraan Maju Pendapatan dan Belanja BLU ……….. 38

D.

Informasi Lain Yang Perlu Disampaikan ……….... 40

E. Ambang Batas Belanja BLU Tahun 2019 – 2024 ………... 40

F. Prakiraan Maju Ikhtisar Pendapatan dan Belanja 2019 – 2024 ………. 41

BAB III PENUTUP ... 42

A. Kesimpulan ...

B. Hal – Hal Yang Perlu Mendapat Perhatian Pemilik ...

42

43

Lampiran :

Lampiran 1 Capaian Indikator Kinerja BLU RS Tahun 2019 - Proyeksi 2020

Lampiran 2 Ikhtisar RBA BLU Tahun 2019 - 2020

Lampiran 3 Master Budget

Lampiran 4 Rincian Pendapatan Per Unit Tahun 2019 dan Proyeksi 2020

Lampiran 5 Rincian Belanja Per Unit Tahun 2019 dan Proyeksi 2020

(4)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

iii

Daftar Tabel

Tabel 1. Data Asal Kunjungan Pasien Rawat Inap Tahun 2014 – Semester I

2019...

3

Tabel 2. Data Asal Kunjungan Pasien Rawat Jalan Tahun 2014 – Semester I

2019...

4

Tabel 3. Penyakit Terbanyak Pasien Rawat Inap Tahun 2014 – Semester I

2019…...

5

Tabel 4. Penyakit Terbanyak Pasien Rawat Jalan Tahun 2014 – Semester I

2019…...

5

Tabel 5. Asumsi Makro Tahun 2019 ………

17

Tabel 6. Data Tingkat Kinerja/Kesehatan Semester I Tahun 2020 ...

20

Tabel 7. Data Capaian Pelayanan Tahun 2019 dan Proyeksi 2020 ………..

21

Tabel 8. Data Capaian Pemeriksaan Penunjang TA. 2019 dan Proyeksi TA.

2020 ………

22

Tabel 9. Data Capaian Kinerja Per Unit Kerja Berdasarkan Pembayaran TA.

2019 dan Proyeksi TA. 2020 ……….

22

Tabel 10. Pelayanan BPJS berdasarkan Severity Level Semester I Tahun

2019 ……….

23

Tabel 11. Data Pencapaian Kinerja Direktorat Keuangan dan ADUM …..

24

Tabel 12. Rincian Pendapatan Per Unit Kerja Tahun 2019 dan Proyeksi 2020

30

Tabel 13. Rincian Belanja Per Unit Kerja Tahun 2019 dan Proyeksi 2020 …..

32

Tabel 14. Ikhtisar Target Pendapatan Rumah Sakit Tahun 2019 – 2020 …….

33

Tabel 15. Ikhtisar Belanja / Pembiayaan Program Kegiatan Tahun 2019 ...

33

Tabel 16. Pendapatan dan Belanja Agregat Tahun 2019 dan Proyeksi

Tahun 2020...

35

Tabel 17. Biaya Layanan Per Unit Kerja Tahun 2019 ...

37

Tabel 18. Prakiraan Maju Pendapatan BLU Tahun 2019 – 2024………..

38

Tabel 19. Prakiraan Maju Belanja BLU Tahun 2019 – 2024 ...

39

Tabel 20. Prakiraan Maju Ikhtisar Pendapatan dan Belanja Tahun

2019 -2024 ………

41

(5)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

iv

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat serta

hidayah-Nya sehingga RS. Stroke Nasional Bukittinggi /

RS. Otak DR. Drs. M.

Hatta Bukittinggi

telah selesai menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran Revisi

III tahun 2020. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 tahun

2013 rumah sakit berkewajiban untuk menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran,

yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (UU-APBN 2004), Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Peraturan Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum (PPK-BLU) dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK)

Nomor : 92/ PMK.05 /2011 tentang Rencana Bisnis dan Anggaran serta

Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum.

RBA disusun berdasarkan rencana program, kegiatan beserta rencana

kebutuhan dan kemampuan anggaran/pendapatan BLU Rumah Sakit tahun

2019 dengan memperhatikan prognosa pelaksanaan RBA tahun berjalan serta

justifikasi maupun proyeksi perubahan tahun 2020 .

Kami mengharapkan Kementerian Kesehatan RI dan Kementerian

Keuangan RI memberika arahan dan bimbingan agar RBA yang disusun ini bisa

berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi Tahun 2020 merupakan salah

satu pedoman pokok pengelolaan Program, Kegiatan dan Keuangan Rumah

Sakit yang mengacu pada Visi dan Misi Rumah Sakit serta hasil analisis strategi

terhadap perubahan lingkungan eksternal maupun internal.

Rencana Bisnis dan Anggaran Revisi IV tahun 2020 ini dibuat untuk dapat

dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan Rumah Sakit Stroke

Nasional Bukittinggi, semoga apa yang telah ditetapkan dapat tercapai

Bukittinggi,

Agustus 2020

(6)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

v

Ringkasan Eksekutif

RS. Stroke Nasional Bukittinggi atau RS. Otak DR. Drs. M. Hatta

Bukittinggi revisi IV tahun 2020 terdapat perubahan penurunan target PNBP

tahun 2020 di karena Pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia khusus nya

dan dunia umumnya di susun dengan berpedoman pada capaian kinerja tahun

2019 sebagai berikut :

a. Kinerja Pelayanan

No

Uraian

Target

Realisasi

Semester I

2019

%

Prognosa

2019

Proyeksi

2020

1

Kunjungan

Rawat Jalan

25,162

11,341

45.07

22,682

23,287

2

Kunjungan

Gawat Darurat

7,608

4,851

63.76

9,702

9.969

3

Hari

Perawatan

Rawat Inap

26,606

18,429

69.27

36.858

40.542

4

Pemeriksaan

Radiologi

7,920

5,373

67.84

10.450

11.000

5

Pemeriksaan

Laboratorium

95,800

37,414

39.05

73.000

76.000

6

Pelayanan

Bedah sentral

97

117

120.62

266

330

7

Pelayanan

Cath Lab

-

-

-

26

186

8

Farmasi

262,000

127,390

48.62

250.000

254.300

9

Elektromedik

703

530

75.39

1.090

1.206

10

Kunjungan

Rehab Medik

24,800

13,022

52.51

26.170

28.511

11

BOR

68

66

67

68

12

LOS

5

5.5

5

5

13

TOI

3

2.8

3

3

14

BTO

4.5

3.8

4

4

15

GDR ‰

88

76.3

76.5

75

16

NDR ‰

45

47.5

48

47

(7)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

vi

b. Kinerja dan Proyeksi Keuangan RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi

adalah sebagai berikut :

Uraian

2019

2020

Target

Realiasi s.d

Juni

%

Prognosa

Proyeksi

PENDAPATAN

TOTAL BLU

60,445,725,760

25,088,667,780

41.51%

51,893,435,558

59,390,735,000

TOTAL RM

102,612,900,000

21,698,968,409

21.15%

102,465,900,000

66,099,618,000

TOTAL

KESELURUHAN

163,058,625,760

46,787,636,189

28.69%

154,359,335,558

125,490,353,000

BELANJA

TOTAL BLU

66,857,730,000

18,546,326,812

27.74%

53,777,072,679

66,996,662,000

TOTAL RM

102,612,900,000

22,268,797,579

21.70%

102,465,900,000

66,099,618,000

TOTAL

KESELURUHAN

169,470,630,000

40,815,124,391

24.08%

156,242,972,679

133,096,280,000

Untuk meningkatkan pendapatan rumah sakit pada tahun 2020 dilakukan

upaya

peningkatan

pelayanan

penyakit

Cerebrovasculer,

pelayanan

Neurorestorasi/Neurorehabilitasi,

pelayanan

Neurointervensi

dan

Cardiointervensi, pelayanan Painintervensi, optimalisasi pelayanan Stroke Check

Up, poliklinik eksekutif serta pengembangan pelayanan baru. Pelayanan ini

didukung dengan sarana dan prasarana penunjang seperti : Cath Lab Biplane,

C-Arm, CT- Scan, MRI, TCD. USG,TTE, EMG, EEG dan TMS. Disamping itu

karena Pandemi Covid-19 ini mungkin semua aspek pelayanan agak terganggu.

Penurunan target pendapatan pada Dipa dan RKA-KL revisi ke V Tahun

Anggaran 2020 sebesar Rp. 59.390.735.000,- terjadi karena masih berlanjut

pandemic covid 19 di Indonesia dan dunia. Adapun total belanja rumah sakit

sebesar Rp 133.096.280.000,- yang bersumber dari BLU Rp. 66.996.662.000-

dan dari Rupiah Murni (RM) Rp. 66.099.618.000,-

Rincian belanja pada Dipa dan RKA-KL revisi ke IV sebagai berikut :

:

-. Belanja Renovasi Gedung Layanan sebesar Rp. 2.350.000.000,-

-. Belanja Alat Kesehatan sebesar Rp. 10.989.523.000,-

-. Belanja Layanan Operasional sebesar Rp. 55.564.795.000,-

-. Belanja Obat – obatan dan Bahan Medis Habis pakai sebesar 15.048.149.000,-

-. Belanja Layanan Sarana dan Prasarana Internal Rp. 6.019.007.000,-

-. Belanja Layanan Perkantoran Rp. 43.124.806.000

(8)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

vii

Lembar Pengesahan Direksi

Disusun Oleh Direksi

RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi

(9)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

viii

Lembar Pengesahan Dewan Pengawas

Mengetahui,

Dewan Pengawas

RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi

Bukittinggi, Agustus 2020

Ketua

Dr. dr. Gema Asiani, M.Kes

Anggota

Anggota

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM

1. Keterangan Ringkas Mengenai Landasan Hukum, Keberadaan, Sejarah

Berdirinya dan Perkembangan Badan Layanan Umum (BLU).

Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi (RSSN Bukittinggi) atau

sekarang RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi berasal dari Rumah Sakit

Swasta yang dikelola oleh Yayasan Baptis Indonesia dengan nama Rumah

Sakit Imanuel Bukittinggi didirikan pada tahun 1978. Berdasarkan Surat

Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

365/Menkes/SK/VIII/1982 tanggal 12 Februari 1982 diambil alih oleh

Pemerintah Pusat, di beri nama Rumah Sakit Umum Pusat Bukttinggi

sebagai rumah sakit vertikal kelas C.

Dalam perjalanannya ternyata rumah sakit ini tidak mampu

bersaing karena keterbatasan SDM dan sarana prasarana, dengan

beberapa rumah sakit pesaing seperti Rumah Sakit Achmad Muchtar

Bukittinggi dan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi, hal ini ditandai

dengan rendahnya pencapaian BOR yang tidak mencapai 50%. Bertitik

tolak dari hal itu sebagai hasil kajian akademis yang dilakukan tokoh

masyarakat, Pemerintah Daerah, DPRD dan Pemerintah Pusat, maka pada

tahun 2002 terbitlah Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.

21/Men.Kes/SK/I/2002 yang menetapkan Rumah Sakit Umum Pusat

Bukittinggi sebagai Pusat Pengembangan Penanggulangan Stroke

Nasional (P3SN) RSUP Bukittinggi. P3SN RSUP Bukittinggi diarahkan

untuk membangun pusat layanan stroke yang paripurna. Inilah cikal bakal

dari berdirinya Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Setelah ditetapkan

sebagai Pusat Pengembangan Penanggulangan

Stroke Nasional

Bukittinggi, ternyata mendapat sambutan yang cukup baik dari masyarakat

karena ternyata kasus stroke semakin meningkat di Sumatera Barat.

Kondisi ini ditandai dengan makin tingginya tingkat hunian atau

BOR. Melihat hal itu pemerintah melalui Surat Keputusan No.

(11)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

2

495/Menkes/SK/IV2005 kemudian meningkatkan status P3SN RSUP

Bukittinggi menjadi Rumah Sakit Khusus Stroke.

Perkembangan selanjutnya pada tahun 2007 Rumah Sakit Stroke

Nasional pengelolaan keuangannya berubah dari PNBP menjadi pola

pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum melalui SK. Menteri

Keuangan No. 283/KMK.05/2007. Seiring dengan itu setahun kemudian

dilakukan pula penataan kembali Struktur Organisasi dan Tata Kerja RS.

Stroke Nasional Bukittinggi maka lahir Peraturan Menteri Kesehatan No.

246/MENKES/PER/III/2008 tanggal 11 Maret 2008. Pada bulan Februari

tahun 2009 Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi berhasil lulus

Akreditasi 5 (lima) pelayanan dasar.

Selanjutnya pada tanggal 6 Juli 2010 kelas Rumah Sakit Stroke

Nasional Bukittinggi

ditetapkan menjadi Kelas “ B “ sesuai dengan Surat

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 833/MENKES/SK/VII/2010 tanggal 9

Juli 2010. Pada Bulan Maret tahun 2017 RS. Stroke Nasional Bukittinggi

berhasil lulus akreditasi Paripurna Bintang Lima.

Seiring dengan kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang

paripurna dan komprehensif maka dari itu perlu untuk mengembangkan

Rumah Stroke Nasional Bukittinggi menjadi rumah Sakit Otak Nasional

Bukittinggi pada tahun 2018 disusun draf perubahan Naskah Akademik

RSSN Bukittinggi menjadi RS. Otak (RS.ON) Bukittinggi sebagai pusat otak

dan saraf regional di Sumatera. Selanjutnya draf naskah akademik tersebut

di usulkan kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian

Kesehatan RI dengan nomor surat: UM.01.05/XXVIII/2814/2018. Draf

Naskah Akademik RS. Otak Nasional Bukittinggi juga telah dikirim kepada

Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes RI.

Pada bulan Januari 2019 diusulkan penambahan nama RSON

menjadi Rumah Sakit Otak DR. Drs. M.Hatta Bukittinggi. Nama tersebut

diambil karena beliau merupakan Proklamator kemerdekaan RI / wakil

presiden RI pertama yang berasal dari kota Bukittinggi

Bulan Oktober tahun 2019 perwakilan RS telah bertemu dengan

pihak keluarga almarhum Muhammad Hatta dan telah didapatkan

kesepakatan menggunakan nama M pada RS. Otak Bukitttinggi. Saat ini

perubahan nama tersebut sedang dalam proses pembahasan lebih lanjut

antara Kemenkes dengan Kemenpan RI.

(12)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

3

Sehubungan dengan berakhirnya Rencana Strategis Bisnis (RSB)

2014

– 2019 maka dari itu kami RSSN Bukittinggi telah menyusun draf

RSB tahun 2020

– 2024. Penyusunan RSB ini telah melalui proses yang

panjang, dimana kami telah mengumpulkan aspirasi dari Stakeholder

maupun internal rumah sakit. RSB yang disusun ini telah mengacu pada

draf RENSTRA Kemenkes tahun 2020

– 2024. Untuk penyusunan RBA

tahun 2020 kami telah mengacu kepada RSB tersebut. RBA ini adalah

prioritas untuk perencanaan tahun 2020.

2. Karakteristik Bisnis BLU

Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi adalah RS khusus tipe B

vertikal milik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Sebagai RS

vertikal pertama yang memiliki pelayanan khusus otak dan saraf, pasien

yang berkunjung untuk berobat ternyata tidak hanya berasal dari Bukittinggi

atau propinsi Sumatera Barat saja tapi juga berasal dari propinsi-propinsi di

Sumatera seperti: Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu,

Sumatera Selatan dan Lampung. Hal ini membuat RS. Stroke Nasional

Bukittinggi harus berusaha melakukan berbagai upaya dalam rangka

meningkatkan pelayanan. Berikut dapat dilihat asal kunjungan pasien rawat

inap dan pasien rawat jalan sebagai berikut:

Tabel 1. Data Asal Kunjungan Pasien Rawat Inap

Tahun 2014 – Semester I 2019

No

Asal daerah

Tahun

2014

2015

2016

2017

2018

Semester I

2019

1

Sumatera Barat

6,381

6,232

5,920

5,474

4,826

2,153

2

Sumatera Utara

551

618

593

538

549

256

3

Sumatera Selatan

10

13

11

14

5

5

4

Riau

580

593

685

704

764

306

5

Jambi

373

353

337

337

368

170

6

Bengkulu

41

41

28

42

32

13

7

Lampung

-

8

4

1

2

2

8

Aceh

14

5

-

3

2

1

9

Jakarta

35

38

33

28

28

18

10

Jawa Barat

28

28

20

42

22

10

11

Jawa Tengah

-

4

6

11

3

3

12

Kalimantan

1

2

4

3

4

-

13

Banten

5

JUMLAH

8,014

7,935

7,641

7,197

6,605

2941

(13)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

4

Tabel 2. Data Asal Kunjungan Pasien Rawat Jalan

Tahun 2014 – Semester I 2019

No

Asal daerah

Tahun

2014

2015

2016

2017

2018

Semester I

2019

1

Sumatera Barat

39,074

53,629

37,892

32,963

28,181

9,133

2

Sumatera Utara

849

676

562

525

600

185

3

Sumatera Selatan

35

18

14

47

13

-

4

Riau

1,029

2

813

863

888

301

5

Jambi

466

434

376

435

490

216

6

Bengkulu

66

66

57

99

88

26

7

Lampung

-

4

4

21

-

-

8

Aceh

3

9

7

8

4

2

9

Jakarta

66

42

41

97

58

676

10

Jawa Barat

20

37

26

40

50

20

11

Jawa Tengah

20

1

2

2

1

12

Jawa Timur

-

3

-

6

4

8

13

Kaltim

2

-

2

10

-

-

14

Papua

1

15

Banten

1

JUMLAH

41,630

54,921

39,796

35,114

30,321

10570

Disamping itu terdapat juga beberapa kondisi yang sangat

mendukung keberadan RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi yaitu kota

Bukittinggi yang terkenal sebagai kota wisata dengan iklim sejuk,

pemandangan yang indah, bersih, etika penduduk yang ramah dan

kerajinan tangan yang terkenal di dalam negeri sampai ke luar negeri.

Berdasarkan kekhususan RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi

melayani pasien otak dan saraf serta pasien yang beresiko menderita otak

dan saraf, seperti pasien Diabetes Melitus, Hipertensi, Penyakit Jantung,

gagal ginjal, infeksi serta pasien gangguan saraf lainnya. Berikut dilihat 10

penyakit terbanyak untuk pasien rawat inap

(14)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

5

Tabel 3. Data Penyakit Terbanyak Pasien Rawat Inap

Tahun 2014 – Semester I 2019

No

Diagnosa

2014

2015

2016

2017

2018

Semester I

2019

1

Stroke Non Haemoragik

3,276

3,249

3,217

3,503

3,407

1,510

2

Stroke Haemoragic

1,004

851

892

813

866

325

3

Thypoid Fever

389

218

295

217

226

67

4

Hipertensi

211

201

252

219

75

23

5

Diabetes Melitus

152

111

92

59

99

46

6

Gastroentritis Akut

192

171

186

127

91

33

7

Congestive Heart Failure

145

160

114

109

92

21

8

Chronik Kidney Disease

44

54

50

40

70

30

9

Space Occupaying Lession

92

111

26

40

-

22

10

Epilepsi

68

92

106

86

-

20

Total

5,573

5,218

5,230

5,213

4,926

2,028

Sumber data : Laporan Medical Record tahun 2019

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 2 peringkat teratas dari

10 penyakit terbanyak untuk pasien rawat inap selama tahun 2014

semester I tahun 2019 adalah kasus Stroke Non Haemoragic dan kasus

Stroke Haemoragic

Tabel 4. Data Penyakit Terbanyak Pasien Rawat Jalan

Tahun 2014 – Semester I 2019

No

Diagnosa

2014

2015

2016

2017

2018

Semester I

2019

1

Stroke Non Haemoragic

9,880

10,752

10,288

9,572

8,340

2,634

2

Epilepsi

2,257

2,763

2,609

2,351

2,170

629

3

Hipertensi

3,453

2,580

2,175

1,682

1,544

266

4

LBP

867

1,586

1,365

1,523

1,388

547

5

Diabetes Melitus

1,873

2,187

2,256

1,985

1,106

90

6

Dyspepsia

1,026

770

1,243

1,130

788

115

7

Cephalgia

356

611

689

762

776

191

8

Osteo Artritis

2,302

1,586

711

896

703

90

9

Myalgia

1,826

1,259

722

640

699

353

10

HNP

37

165

56

185

589

900

Total

25,891

26,274

24,130

22,743

20,121

5,815

(15)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

6

Untuk penyakit terbanyak rawat jalan 2 peringkat teratas dari 10

penyakit terbanyak adalah kasus Stroke Non Haemoragic dan kasus

Epilepsi

Keberadaan industrialisasi 4.0 dalam bidang kesehatan telah

mengubah industri kesehatan secara radikal. Jika selama ini kita mendapat

pengobatan secara konvensional, dengan perkembangan teknologi kita

dapat mencapai apa yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh

umat manusia. Program kecerdasan buatan tentu tidak akan mampu

menggantikan peran manusia seutuhnya. Manusialah yang akan

memegang peranan penting dalam penggunaan kecerdasan buatan dalam

pelayanan kesehatan.

Untuk menghadapi persaingan kedepan, RS. Otak DR. Drs. M.

Hatta Bukittinggi telah melakukan inovasi dan terobasan dalam

pengembangan

pelayanan

kesehatan,

diantaranya:

Optimalisasi

Pelayanan Otak dan saraf Braind Check Up, Pelayanan Neuro Restorasi

dan Pelayanan Poliklinik Eksekutif, C-Arm dan Cath Lab. Disamping itu

Rumah Sakit juga akan mengoptimalkan Sistem Informasi Manajemen RS

yang terintegrasi

3. Maksud dan Tujuan

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 246/MENKES/

PER/III/2008 tanggal 8 Maret 2008, Maksud dan Tujuan didirikannya

RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi adalah menyelenggarakan

pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif terhadap

penderita kasus otak dan saraf secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan serta penelitian

dan pengembangan di bidang kesehatan otak dan saraf sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang mempunyai tujuan:

a. Terwujudkan pelayanan otak dan saraf dan saraf yang berkualitas dan

berorientasi pada kepuasan pelanggan.

b. Terwujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten.

c. Terwujudkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS)

yang handal.

d. Berkembangnya jejaring dan inovasi pelayanan otak dan saraf dan

saraf.

(16)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

7

e. Terwujudnya

kesejahteraan

dan

kenyamanan

pegawai

serta

lingkungan kerja yang sehat dan asri.

4. Kegiatan BLU

Dalam melaksanakan tugas dan RS. Otak DR. Drs. M. Hatta

Bukittinggi memberikan pelayanan seperti:

a) Pelaksanaan pelayanan medis penyakit Otak dan Saraf

b) Pelaksanaan pelayanan penunjang medis penyakit Otak dan Saraf

c) Pelaksanaan asuhan pelayanan keperawatan penyakit Otak dan Saraf.

d) Pelaksanaan pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan

rekreatif di bidang penyakit Otak dan Saraf

e) Pelaksanaan konsultasi dan deteksi dini faktor resiko penyakit Otak

dan saraf

f) Pelaksanaan pelayanan rujukan

g) Pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan penelitian di bidang pelayanan

penyakit Otak dan Saraf

h) Pengembangan sistim jejaring pelayanan penyakit Otak dan Saraf

i) Pelaksanaan penelitian kasus penyakit Otak dan Saraf

j) Pelaksanaan administrasi umum dan keuangan.

k) Pengembangan Sistem Manajemen Informasi yang terintegrasi

4.1. Instalasi Pelayanan

a. Instalasi Rawat Jalan

b. Instalasi Rawat Inap

c. Instalasi Gawat Darurat

d. Instalasi Care Unit

e. Instalasi Bedah Sentral

f. Instalasi Radiologi

g.

Instalasi Laboratorium

h.

Instalasi Rehab Medik

i.

Instalasi Farmasi & CSSD

j.

Instalasi Gizi

k.

Instalasi Rekam Medik & SIRS

4.2. Instalasi Penunjang

a. Instalasi Pemeliharaan Sarana

b. Instalasi Kesehatan Lingkungan &

Loundry

c.

ULP

(17)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

8

Selanjutnya kegiatan pelayanan dilaksanakan oleh Kelompok Staf Medis

(KSM) yang ada rumah sakit. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan secara

kolaborasi antar KSM . Adapun KSM yang ada di Rumah Sakit :

a. KSM Neurologi

b. KSM Penyakit Dalam

c. KSM Jantung

d. KSM Anak

e. KSM Patologi Klinik

f. KSM Bedah

g. KSM Mata

h. KSM Umum dan Gigi

i. KSM Lain - Lain

B. VISI DAN MISI BLU

RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi memiliki visi dan misi yang

ada pada rencana strategis yaitu:

VISI

“Menjadi Pusat Rujukan Otak dan Saraf yang Berkualitas di

Wilayah Sumatera“

Visi tersebut mengandung makna bahwa rumah sakit ingin menjadi

pusat rujukan otak dan saraf yang berkualitas di wilayah Sumatera, dan bisa

dijadikan lahan untuk pendidikan dan penelitian otak dan saraf dan saraf bagi

para dokter dan tenaga kesehatan lain.

MISI

Misi RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi bertujuan untuk

mewujudkan visi RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi sebagai berikut :

a. Mewujudkan pelayanan otak dan saraf yang berkualitas dan berorientasi

pada kepuasan pelanggan.

b. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten.

c. Mewujudkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) yang

handal.

d. Mengembangkan jejaring dan inovasi pelayanan otak dan saraf.

e. Meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan pegawai serta lingkungan

kerja yang sehat dan asri.

(18)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

9

C.

BUDAYA BLU

Nilai adalah keyakinan mendasar atau kebenaran yang dipegang oleh

RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi dan merupakan indikator terbaik

dari filosofi organisasi rumah sakit untuk menentukan hal-hal penting yang

harus dilakukan yaitu:

Motto

Motto Rumah Sakit Otak Nasional Bukittinggi adalah

” Melayani Dengan

Sepenuh Hati”. Untuk mencapai motto tersebut maka dibuatlah nilai-nilai

yang harus dimiliki oleh semua karyawan RS. Otak DR. Drs. M. Hatta

Bukittinggi yaitu :

1. Ketulusan, memberikan pelayanan dengan sepenuh hati

2. Kebersamaan, mengutamakan kerjasama tim.

3. Profesionalisme, bekerja sesuai dengan standar dan prosedur yang

telah ditentukan.

4. Kualitas, mengutamakan kualitas dalam pelayanan

5. Kejujuran, berani menyatakan kebenaran dan kesalahan-kesalahan

berdasarkan data dan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan.

6. Keterbukaan, keterbukaan dalam mengemukakan pendapat dan

menerima pendapatan pihak lain.

7. Disiplin, berusaha menegakkan disiplin baik untuk diri sendiri

maupun terhadap lingkungan.

D. SUSUNAN PEJABAT PENGELOLA DAN DEWAN PENGAWAS BLU

1. Susunan Pejabat Pengelola BLU dan Dewan Pengawas

a. Susunan Direksi adalah sebagai berikut :

 Direktur Utama

: dr. Hj. Ermawati. M Kes

 Direktur Medik Dan Keperawatan

: dr. Ruhaya Fitrina, Sp.S

 Direktur Keuangan dan Adum

: Zaineti, SKM. MM

b. Susunan Dewan Pengawas sesuai dengan SK Menteri Kesehatan

RI Nomor HK.01.07/MENKES/183/2020 tanggal 17 Maret 2020

sebagai berikut:

 Ketua

: Dr.dr.Gema Asiani, M.Kes

 Anggota

:1). Drg. Agus Suprapto, M.Kes

2). Henry Rulinson,SE,Ak

(19)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

10

2. Uraian Tugas Dewan Pengawas Badan Layanan Umum adalah :

a) Melakukan pengawasan terhadap pengurusan Badan Layanan

Umum RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi yang meliputi

pelaksanaan Rencana Bisnis dan Anggaran, Rencana Strategis

Bisnis Jangka Panjang sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan

b) Memberikan pendapat dan saran kepada Menteri Kesehatan dan

Menteri Keuangan mengenai Rencana Bisnis dan Anggaran yang

diusulkan oleh pejabat pengelola Badan Layanan Umum RS. Otak

DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi

c) Mengikuti perkembangan kegiatan BLU RS. Otak DR. Drs. M. Hatta

Bukittinggi dan memberikan pendapat dan saran setiap masalah

yang dianggap penting bagi pengurusan BLU. RS. Otak DR. Drs. M.

Hatta Bukittinggi

d) Memberikan laporan kepada Menteri Kesehatan dan Menteri

Keuangan apabila terjadi gejala menurunnya kinerja BLU. RS. Otak

DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi

e) Memberikan nasehat kepada Pejabat Pengelola BLU. RS. Otak DR.

Drs. M. Hatta Bukittinggi dalam melaksanakan pengurusan BLU.

f)

Mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien.

g) Mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban Rumah Sakit.

h) Mengawasi kepatuhan penerapan etika Rumah Sakit, etika ptofesi

dan peraturan perundang-undangan.

3. Uraian Tugas dan Fungsi Pejabat Pengelola BLU

a) Direktur Utama

Tugas : Memimpin pelaksanaan tugas pengelolaan RS. Otak DR.

Drs. M. Hatta Bukittinggi sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Fungsi :

Merumuskan kebijakan operasional, perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan di

bidang pelayanan medik dan keperawatan, sumber daya manusia

dan pendidikan, keuangan dan administrasi umum.

(20)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

11

b) Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang

Tugas: Melaksanakan pengelolaan pelayanan medis dengan

kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit otak,

keperawatan, penunjang medis dan penunjang non medis.

Fungsi:

1) Pengelolaan pelayanan medis dengan kekhususan pelayanan

kesehatan di bidang penyakit otak, keperawatan, penunjang

medis dan penunjang non medis;

2) Pelaksanaan mutu, kendali biaya dan keselamatan pasien di

bidang pelayanan medis dengan kekhususan pelayanan

kesehatan di bidang penyakit otak

c) Direktur SDM, Keuangan dan Umum.

Tugas : Melaksanakan penyusunan rencana program dan anggaran,

pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, dan barang

milik

negara,

pendidikan,

pelatihan,

penelitian,

pengembangan dan penapisan teknologi di bidang penyakit

otak, urusan hukum, organisasi, hubungan masyarakat dan

umum serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

Fungsi :

1) Penyusunan rencana program dan anggaran;

2) Pengelolaan sumber daya manusia;

3) Pengelolaan pendidikan dan pelatihan dengan kekhususan di

bidang penyakit otak;

4) Pengelolaan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi

dengan kekhususan di bidang penyakit otak;

5) Pengelolaan keuangan dan barang milik negara;

6) Pelaksanaan

urusan

hukum,

organisasi

dan

hubungan

masyarakat;

7) Pelaksanaan kerja sama;

8) Pengelolaan sistem informasi;

9) Pelaksanaan urusan umum;

(21)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

12

BAB II

KINERJA RUMAH SAKIT TAHUN BERJALAN (TA. 2019)

DAN RBA TAHUN YANG AKAN DATANG

A. GAMBARAN KONDISI BLU

RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi merupakan RS kelas B,

pada 17 April 2017 telah terakreditasi Paripurna Akreditasi RS versi 2012

oleh Komite Akreditasi RS (KARS). Saat ini RS. Otak DR. Drs. M. Hatta

Bukittinggi mempersiapkan akreditasi dengan standar mengacu pada

Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS). Sebagai unit Pelaksana

Teknis Kementerian Kesehatan RI yang menerapkan pola Pengelolaan

Keuangan BLU dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.05/2011.

Capaian indikator dalam RBA perlu dilakukan evaluasi dengan kembali

melihat faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pencapaian kinerja

RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi.

Rumah sakit khusus Stroke yang melaksanakan pelayanan

unggulan mengacu pada Rencana Bisnis Strategis tahun 2020 - 2024

sebagai rumah sakit khusus memiliki layanan unggulan yaitu :

1) Pelayanan Cerebrovascular

2) Pelayanan Neurorestorasi/Neurorehabilitasi

3) Pelayanan Neurointervensi dan Cardiointervensi

4) Pelayanan Painintervensi

5) Stroke Check Up dan Medical Check Up

6) Poliklinik Eksekutif

Untuk melaksanakan pelayanan unggulan tersebut, maka

diperlukan sumber daya manusia dan sarana prasarana yang cukup serta

regulasi jelas agar pelayanan unggulan bisa terwujud.

Kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi pencapaian

kinerja RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi pada tahun 2019 sebagai

berikut:

(22)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

13

1. Faktor Internal Rumah Sakit

a. Pelayanan

1) Kekuatan

Satu-satunya Rumah sakit rujukan Otak dan Saraf di

Sumatera

Adanya pelayanan stroke Check Up, Neuro Restorasi,

Neurointervensi, Cardiointervensi dan Poli Eksekutif

Adanya MOU dengan Fasiltas Kesehatan dan instansi yang

lain;

Terakreditasi Paripurna KARS

Pelayanan Rehabilitasi Medik sudah sesuai standar

Pelayanan yang berhubungan dengan penunjang kekhususan

(TCD, TMS, EMG, dan EEG), Radiologi, dan Rehabilitasi

Medik dan bedah saraf .

2) Kelemahan

Masih adanya komplain terhadap pelayanan

Waktu tunggu rawat jalan belum optimal;

Masih ada beberapa Clinical Pathway yang belum belum

diimplementasikan.

Sistem Manajemen Informasi IT yang belum optimal

Waktu Pemeriksaan CT Scan Kepala kurang 1 jam belum

mencapai target

Pelayanan sub spesialistik belum optimal

Masih belum optimalnya pelayanan Cath Lab

b. Keuangan

1) Kekuatan

Adanya fleksibilitas penggunaan anggaran BLU berdasarkan

PP No. 74 tahun 2012 tentang Perubahan atas PP No.23

tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU;

Manajemen Pengelolaan Keuangan rumah sakit berjalan

dengan baik;

SPO pengelolaan keuangan sudah tersusun

(23)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

14

Sebagai RS PPK BLU masih memperoleh belanja gaji dari

APBN

Remunerasi dilaksanakan berdasarkan KMK Remunerasi;

Pembayaran pasien satu pintu.

2) Kelemahan.

Penyerapan anggaran belum optimal / belum sesuai dengan

standar yang ditetapkan;

Belum optimalnya pelaksanaan efisiensi di semua satuan

kerja;

Masih adanya klaim pelayanan yang belum dibayarkan BPJS;

Belum optimal dan proposionalnya sistem remunerasi

Belum optimalnya sistem informasi RS yang terintegrasi

c. Organisasi dan Sumber Daya Manusia

1) Kekuatan

Tersedianya SDM yang profesional dan kompeten dalam

pelayanan neurologi di rumah sakit

Rumah Sakit memiliki 27 dokter spesialis, 4 dokter spesialis

tamu dan 22 dokter umum

Adanya penetapan kinerja yang telah disepakati unit kerja;

Tenaga keperawatan terampil yang mendukung kekhususan

Tersedianya data untuk bahan penelitian

Menyiapkan/meningkatkan

kualitas

SDM

penunjang

pelayanan

2) Kelemahan

Belum terpenuhinya SDM tertentu (programmer, okupasi, dr.

spesialis saraf, dr. spesialis radiologi)

Penerapan regulasi kedisiplinan pegawai belum optimal;

Budaya kinerja organisasi belum optimal;

Minat penelitian oleh SDM RS masih sangat kurang

Dokter Neurointervensi dan Cardiointervensi belum sebagai

(24)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

15

d. Sarana dan Prasarana

1) Kekuatan

Lokasi strategis di pusat kota wisata Bukittinggi

Memiliki alat medik untuk mendukung pelayanan kekhususan

Otak dan Saraf

Tersedianya peralatan medik dan non medik yang memadai;

Gedung Perawatan Neurologi dan Rehabilitasi Medik yang

representative;

2) Kelemahan

Masih terdapat pemanfaatan gedung lama yang belum sesuai

standar

Spesifikasi alat penunjang Medik yang masih rendah (MRI

masih 0,35 T,CT Scan masih 16 Slice)

Adanya beberapa peralatan medis untuk tindakan bedah

saraf yang belum terpenuhi

Belum Optimal Sistem Manajemen informasi yang

terintegrasi;

Gedung IGD, IRJ, ICU, IBS belum sesuai standar

Belum Optimal nya program pemeliharaan dan kalibrasi

2. Faktor Eksternal Rumah Sakit

a. Sosial dan Budaya.

Analisis sosial dan budaya yang mempengaruhi pencapaian tujuan

RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi adalah adanya

kecenderungan masyarakat untuk mendapatkan kepastian pelayanan

medik dan kepastian pembiayaan. Meningkatnya kesadaran

masyarakat akan pengobatan (kuratif) memberikan prediksi bahwa

akses masyarakat untuk menggunakan sarana dan prasarana

kesehatan semakin tinggi.

b. Demografi

Stroke di Indonesia merupakan penyebab utama kecacatan dan

kematian. Jumlah penderita stroke terus mengalami peningkatan

setiap tahunnya. Hasil riset Litbangkes

– Perdosi 2013 prevalensi

penderita

Stroke

peningkatan menjadi

12.1/1000 penduduk

(25)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

16

penduduk. Berdasarkan data kesehatan Dasar Nasional tahun 2007

menunjukkan bahwa Stroke, Hipertensi dan penyakit Jantung adalah

penyakit

– penyakit degenerative yang menyebabkan sepertiga

kematian di Indonesia untuk kelompok umur 45-64 tahun

Berdasarkan data RIKESDAS tahun 2007, prevalensi penderita

Stroke di Indonesia meningkat seiring bertambahnya umur. Kasus

stroke tertinggi yang terdiagnosa tenaga kesehatan adalah usia 75

tahun ke atas (43.15) dan terendah pada kelompok usia 15-24 tahun

sebesar 0.2%. Prevalensi Stroke berdasarkan jenis kelamin lebih

banyak laki

– laki (7.1%) dibandingkan dengan perempuan (6.8%).

Berdasarkan tempat tinggal, prevalensi stroke di perkotaan lebih

tinggi (8.2%) dibandingkan dengan daerah pedesaan (5.7%)

c. Kekuatan Teknologi

Dengan

berkembangnya

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi

mengharuskan rumah sakit mengikuti perkembangan teknologi

kedokteran baik peralatan medis dan teknologi informasi yang

terintegrasi, sehingga rumah sakit dituntut untuk memenuhi

kebutuhan sarana, prasarana dan peralatan sesuai dengan

perkembangan tersebut.

d. Daya saing

Peningkatan mutu dan pengembangan sistem pelayanan di rumah

sakit pesaing, mengakibatkan rumah sakit segera mempersiapkan

sistem pelayanan yang lebih baik yang dapat menarik minat

pelanggan

e. Universal Coverage

Dengan adanya Universal Coverage tahun 2019 merupakan peluang

bagi rumah sakit untuk meningkatkan pendapatan karena semua

masyarakat sudah menggunakan pelayanan BPJS. Rumah sakit

stroke sebagai rumah sakit rujukan diharapkan lebih banyak

menerima rujukan dari PPK 1 dan juga dari luar Sumatera Barat.

(26)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

17

Asumsi – Asumsi Penyusunan RBA Tahun 2020

Dalam penyusunan RBA TA. 2020 ini mengasumsikan beberapa hal

yang mempengaruhi pencapaian target kinerja sebagai berikut :

a. Asumsi Makro

Dengan laju pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dan dalam

perkembangan global saat ini, maka asumsi makro nantinya berpengaruh

pada pertumbuhan ekonomi global baik langsung maupun tidak langsung.

Jika terjadi pertumbuhan ekonomi dengan tingkat inflasi yang tinggi, maka

akan berdampak langsung pada belanja modal/investasi, pemeliharaan

alat dan anggaran, sedangkan dampak yang tidak langsung yaitu akan

mempengaruhi kinerja rumah sakit dan berpengaruh pada akreditasi

rumah sakit. Belanja modal sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan

ekonomi yang sangat cepat, terutama laju inflasi yang tinggi sehingga

akan mempengaruhi anggaran belanja modal. Dengan adanya asumsi

makro, maka anggaran untuk belanja modal bisa diperkirakan dengan

baik sehinggga dalam realisasinya diharapkan sesuai dengan anggaran

yang sudah ditetapkan.

Asumsi makro Tahun 2020 disajikan dengan realisasi pertumbuhan BLU

untuk tahun berjalan, yang meliputi :

Tabel 5. Asumsi Makro TA. 2020

RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi

No

.

Parameter

Asumsi TA 2020

1

Tingkat Inflasi

2,0% s.d 4,0%,

2

Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

5,3% s.d 5,6 %

3

Nilai tukar rupiah / kurs 1 $

Rp.

14.000 hingga 15.000.

4

Tingkat Bunga SPN 3 bulan

5,0% s.d 5,6%

Sumber : Humas Keuangan, 21 May 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut;

1) Tingkat inflasi sebesar 2-4 % berdampak positif terhadap

perekonomian karena harga beli barang kebutuhan operasional

rumah sakit masih terjangkau sehingga mendorong untuk melakukan

investasi;

(27)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

18

2) Tingkat Pertumbuhan Ekonomi sebesar 5.3

– 5.6 %, akan

meningkatkan daya beli dari masyarakat;

3) Nilai tukar rupiah yang tinggi menyebabkan harga beli barang import

kebutuhan Rumah Sakit meningkat sehingga mengakibatkan

meningkatnya biaya operasional;

4) Tingginya tingkat suku bunga bank yang mempengaruhi harga beli

kebutuhan rumah sakit.

Asumsi dasar ekonomi makro yang ditetapkan tersebut

diharapkan dapat mencerminkan kondisi perekonomian yang lebih

realistis sehingga akan mendorong tingkat kepercayaan pasar yang lebih

tinggi.

Dengan laju pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dan dalam

perkembangan global saat ini, maka asumsi makro juga nantinya

berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi global baik langsung maupun

tidak langsung. Jika terjadi pertumbuhan ekonomi dengan tingkat inflasi

yang tinggi, maka dampaknya langsung pada belanja modal/investasi,

pemeliharaan alat, dan anggaran, sedangkan dampak yang tidak

langsung yaitu akan mempengaruhi kinerja rumah sakit dan berpengaruh

akreditas rumah sakit. Dalam Belanja modal sangat dipengaruhi oleh

pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat. Terutama laju inflasi yang

tinggi sehingga akan mempengaruhi anggaran belanja modal. Dengan

adanya asumsi makro maka anggaran untuk belanja modal bisa

diperkirakan dengan baik sehingga dalam realisasinya diharapkan sesuai

dengan anggaran yang sudah ditetapkan.

b. Asumsi Mikro

Asumsi mikro yang dipergunakan pada penyusunan RBA tahun

2020 adalah sebagai berikut :

1) Telah Beroperasinya pelayanan Rawat Inap Neurologi dengan

Sarana dan Prasarana yang representative

2) Pelayanan unggulan yang sedang di kembangkan seperti Pelayanan

penyakit

Cerebrovascular,

Pelayanan

Neurorestorasi/

(28)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

19

eksekutif. Optimalisasi Pelayanan Neurointervensi, Cardiointervensi

dan Pelayanan Painintervensi, .

3) Adanya kecenderungan peningkatan volume pelayanan Operasi

Bedah Saraf

4) Adanya kecendrungan pemeriksaan penunjang elektromedik yang

meningkat seperti : pemeriksaan EMG, TMS, TCD, USG dan EEG

5) Meningkatnya volume pelayanan Stroke Check Up dan optimalisasi

Medical Check Up

6) Peningkatan volume jejaring RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi

7) Optimalisasi pelayanan baru seperti pelayanan paru, pelayanan

tumbuh kembang anak, pelayanan kebidanan.

8) Adanya ikatan kerjasama untuk pelayanan kesehatan, pemeriksaan

penunjang dengan perusahaan / institusi lainnya

9) Adanya subsidi pemerintah dalam pembiayaan operasional dan

investasi rumah sakit

10) Peningkatan kegiatan penelitian oleh karyawan dan mahasiswa

sesuai dengan kekhususan rumah sakit

11) Sudah dilaksanakan penelitian nasional tentang Stroke Registri di

Indonesia tahun 2013 serta penelitian staf dan mahasiswa

12) Menjadi rumah sakit rujukan apiliasi dengan Fakultas Kedokteran

UNAND Padang, sudah adanya residen Neurologi dan tenaga

kesehatan lainnya

13) Otimalisasi pelayanan Stroke Check Up dengan Hospital Tourism

dengan bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Tour dan Travel

14) Kelanjutan penyusunan master plan rumah sakit.

(29)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

20

B. Proses Penilaian Kinerja

RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi

Semester I TA 2019

1. Indikator Kinerja berdasarkan Indikator Perdirjen 24/2018

Dari hasil perhitungan sebagaimana tabel indikator kinerja pada

lampiran ini (terlampir), tingkat kinerja/kesehatan RS. Otak DR. Drs. M. Hatta

Bukittinggi sampai dengan Semester I (Januari

– Juni) Tahun 2019 sebagai

berikut :

Tabel 6. Data Tingkat Kinerja/kesehatan Semester I Tahun 2019

RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi

NO

URAIAN

TA. 2018

Semester I

2019

Prognosa

2019

Proyeksi

2020

1

Indikator Kinerja

Keuangan (30%)

22.12

22,10

23,55

26,95

2

Indikator Kinerja

Pelayanan (35%)

25.50

23,00

25,50

30

3

Indikator Kinerja Mutu

Pelayanan dan Manfaat

Bagi Masyarakat (35%)

27.70

29,30

29,30

29,90

JUMLAH

75,32

74,40

78,35

86,85

Berdasarkan jumlah total di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat

kesehatan RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi sampai dengan Semester

I (Januari

– Juni) Tahun 2019 termasuk kategori A atau status “Sehat”.

(30)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

21

C. PENCAPAIAN KINERJA TA. 2019 DAN TARGET KINERJA TA. 2020

1. Pencapaian Kinerja Direktorat Pelayanan

Tabel 7. Data Capaian Pelayanan

TA. 2019 dan Proyeksi TA.2020

No Uraian

Target 2019 Realisasi s/d Juni 2019 Prognosa 2019 Proyeksi 2020 Umum BPJS Umum %

Capaian BPJS %

Capaian Umum BPJS Umum BPJS 1 Kunjungan Rawat Jalan 4,107 21,055 3,693 89.92 7,648 36.32 7,386 15,296 7,533 15,754 - Stroke 2,101 9,316 1,383 65.83 3,543 38.03 2,766 7,086 2,821 7,298 - Non Stroke 2,006 11,739 2,310 115.15 4,105 34.97 4,620 8,210 4,712 8,456 2 Kunjungan Gawat Darurat 1,958 5,650 1,075 54.90 3,776 66.83 2,150 7,552 2,192 7,777 - Stroke 1,074 2,925 594 55.31 1,982 67.76 1,188 3,964 1,211 4,082 - Non Stroke 884 2,725 481 54.41 1,794 65.83 962 3,588 981 3,695 3 Hari Perawatan Rawat Inap 5,581 21,025 3,460 62.00 14,969 71.20 6,920 29,938 7,611 32,931 - Stroke 4,352 12,420 2,559 58.80 11,517 92.73 5,118 23,034 5,629 25,337 - Non Stroke 1,229 8,605 901 73.31 3,452 40.12 1,802 6,904 1,982 7,594 4 Pemeriksaan Radiologi 2,870 5,050 2,181 75.99 3,192 63.21 2,500 7,950 2,000 9,000 5 Pemeriksaan Laboratorium 10,600 85,200 5,776 54.49 31,638 37.13 8,000 65,000 8,600 67,500 6 Pelayanan Bedah sentral 22 75 7 31.82 110 146.67 16 250 20 310 Pelayanan Cath Lab - - - 16 10 36 150 7 Farmasi 51,000 211,000 32,375 63.48 95,015 45.03 50,000 200,00 0 51,600 202,70 0 8 Elektromedik 277 426 150 54.15 380 89.20 315 775 315 891 9 Kunjungan Rehab Medik 2,077 22,723 856 41.21 12,166 53.54 1,720 24,450 1,746 26,765 10 BOR 68 66 67 68 11 LOS 5 5.5 5 5 12 TOI 3 2.8 3 3 13 BTO 4.5 3.8 4 4 14 GDR ‰ 88 76.3 76.5 75 15 NDR ‰ 45 47.5 48 47

Berdasarkan tabel Capaian Kinerja Unit Pelayanan tahun 2019 diatas

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kunjungan rawat jalan tidak mencapai target hal ini disebabkan oleh Rujukan

pasien rawat jalan yang berasal dari PPK1 mengalami penurunan

disebabkan pengaturan sistem rujukan berjenjang (P-Care)

2. Hari rawatan rawat inap sudah diatas target di harapkan terjadi peningkatan

3. Pemeriksaan Laboratorium tidak mencapai target karena dampak dari

(31)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

22

4. Pemeriksaan Radiologi sudah mencapai target hal ini disebabkan karena

sudah adanya dr. spesialis Radiologi dan IKS dengan fasilitas kesehatan

lainnya.

5. Pelayanan rehab medik untuk pasien umum terjadi penurunan kunjungan

sedangkan pasien BPJS terjadi peningkatan kunjungan

6. Pelayanan bedah sentral terjadi peningkatan karena adanya penambahan

dr. bedah saraf dan anestesi.

Tabel 8. Data Capaian Pemeriksaan Penunjang

TA. 2019 dan Proyeksi TA. 2020

No

Tindakan

Tahun

Realisasi

Semester I

Prognosa

2019

Proyeksi

2020

1 MRI

599

537

1050

1000

2 CT- Scan

5757

3419

7000

7500

3 X Ray-Panaromik

569

492

900

800

4 EEG

564

223

460

506

5 TCD

47

12

30

45

6 USG

148

79

163

175

7 UCG Carotid Doppler

11

7

15

18

8 EMG

21

4

10

13

9 Echocardiography

3

133

266

305

10 USG Gait

47

18

38

42

11 TMS

103

13

27

31

12 Perimetri

30

18

37

42

Tabel 9. Data Capaian Kinerja Per Unit Kerja Berdasarkan Pembayaran

TA. 2019 dan Proyeksi TA. 2020

No

Unit Pelayanan / Instalasi

Satuan

Volume Pelayanan

Target

Realisasi

s/d SMT I

%

Capai

an

Prognosa

2019

Proyeksi

2020

1

Rawat Jalan (Kunjungan)

Umum

Pemeriksaan

4,384

3,793

87%

7,514

8,246

BPJS

21,055

7,622

36%

15,250

16,768

2

Gawat Darurat

Umum

Pemeriksaan

267,236

180,373

67%

360,746

396,820

BPJS

5,650

3,776

67%

7,556

8,311

3

Rawat Inap

Umum

Pemeriksaan

Kelas I

2,474,356

1,444,433

0.58

2,888,866

3,181,752

Kelas II

829,620

829,620

1.00

1,659,240

1,825,164

Kelas III

2,005,128

1,415,186

0.71

2,830,372

3,113,409

VIP

3,449,080

1,159,695

0.34

2,319,390

2,551,329

BPJS

Pemeriksaan

Kelas I

1027

799

77.80

1608

1773

Kelas II

402

254

63.18

545

566

Kelas III

2,027

1,352

66.70

2,710

2,981

HCU

250

123

49.20

250

275

(32)

RBA RS. STROKE NASIONAL BUKITTINGGI T.A 2020 Revisi IV

23

No

Unit Pelayanan / Instalasi

Satuan

Volume Pelayanan

Target

Realisasi

s/d SMT I

%

Capai

an

Prognosa

2019

Proyeksi

2020

Selisih Tarif VIP

396

174

43.94

348

382

4

Intensive Care Unit

Umum

Pemeriksaan

7,760

2,384

31%

4,160

4,863

BPJS

310

245

79%

425

490

5

Bedah Sentral

Umum

Tindakan

5

6

120%

16

20

BPJS

90

88

98%

250

320

6

Cath Lab

Umum

16

36

BPJS

10

150

7

Radiologi

Umum

Pemeriksaan

Tindakan Konvensional

500

925

185%

1,850

2,035

Tindakan Dental

Panoramik

290

492

170%

1,000

1,100

Tindakam CT – Scan

dan MRI

2,030

3,956

195%

8,000

8,800

8

Laboratorium

Umum

Pemeriksaan

11,000

5,776

53%

11,552

12,707

9

Rehab Medik

Umum

2,077

856

41%

1,712

1,797

BPJS

22,723

12,166

54%

24,336

26,769

12

Gizi

Konsultasi Gizi pasien

Tindakan

975

2,824

290%

5,600

6,160

13

Diklit

Diklit

Kegiatan

2,900

1,743

60%

1,787

1,832

14

Ambulance

Umum

Kilometer

41,627

31,734

76%

63,468

69,814

BPJS

2,800

1,240

44%

2,600

2,900

15

Rekam Medik & SIRS

Barcode

Buah

10,284

4,075

40%

8,150

8,965

Administrasi pasien baru

Orang

10,284

6,982

68%

13,964

15,360

Administrasi pasien lama

27,780

16,732

60%

35,137

38,650

Catt : Target Umum berdasarkan volume kegiatan di kali tariff

Tabel 10

.

Pelayanan BPJS berdasarkan Severity Level

Semester I Tahun 2019

No Unit Pelayanan Rawat Inap VOLUME Pendapatan Target Semester I 2019 % Prognosa 2019 Proyeksi 2020 Target Semester I 2019 % Proyeksi 2020 1 Severity Level I 1595 654 41 1570 1580 6.400.484.850 2.729.693.100 42.65 7.206.389.784 2 Severity Level II 2431 1103 45.37 2640 2700 18.084.909.900 8.437.675.800 46.66 22.275.464.112 3 Severity Level III 555 217 39.10 520 550 4.815.217.800 2.180.019.200 45.27 5.755.250.688 Total 4581 1974 4730 4830 29.300.612.550 13.347.388.100 35.237.104.584

Pada semester I tahun 2019 pasien terbanyak adalah dengan diagnosa

severity level II dikarenakan pasien dengan diagnosa terbanyak adalah Stroke

dengan berbagai komplikasi dan penyulit disertai dengan multiple penyakit dasar

yang menjadi penyebab Stroke. Komplikasi dan penyulit dari penyakit stroke ini

menyebabkan banyaknya sumber daya yang dikeluarkan sehingga tarif menjadi

Gambar

Tabel 4. Data Penyakit Terbanyak Pasien Rawat Jalan  Tahun 2014 – Semester I 2019
Tabel 5. Asumsi Makro TA. 2020  RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi  No
Tabel 6. Data Tingkat Kinerja/kesehatan Semester I Tahun 2019  RS. Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi
Tabel 7. Data Capaian Pelayanan   TA. 2019 dan Proyeksi TA.2020
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.3.2: Perkaitan antara tahap pengetahuan pelajar KMR dengan amalan gaya 4.3.2: Perkaitan antara tahap pengetahuan pelajar KMR dengan amalan gaya hidup sihat mereka. hidup

a) Untuk jalan arteri 2 arah terbagi dengan 4 lajur atau lebih, dilengkap Untuk jalan arteri 2 arah terbagi dengan 4 lajur atau lebih, dilengkapi dengan jalur lambat; i dengan

Penjelasan: Default Authenticate memungkinkan seluruh client dapat terhubung tanpa diseleksi oleh Router jika mode ini di non aktifkan maka kita dapat menentukan Kebijakan klient

Kota Kepulauan Pantai Pantai Rawa Dataran Rendah Berbukit Pegunungan Terpencil Transmigrasi Perbatasan Kab Perbatasan Prop... Pulau

Kegiatan asesmen meliputi:(1) asesmen lingkungan, yang terkait dengan kegiatan mengidentifikasikan harapan sekolah dan msyarakat (orang tua peserta didik), sarana

Dalam penelitian ini rumusan hipotesis yang akan di uji kebenarannya adalah hubungan antara persepsi kualitas pelayanan kesehatan Puskesmas dan sosial ekonomi masyarakat

Syarat didaktik, Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya proses belajar mengajar haruslah memenuhi persyaratan di- daktik, artinya suatu LKS

Penelitian berusaha mengetahui perkembangan batik Lasem, profil pembatik, faktor-faktor sosial yang menyebabkan berkurangnya tenaga pembatik dan dampak sosial dari