• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN PELEPAH AREN (Arenga Pinnata) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BRIKET ARANG UNTUK KONSUMSI RUMAH TANGGA. Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN PELEPAH AREN (Arenga Pinnata) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BRIKET ARANG UNTUK KONSUMSI RUMAH TANGGA. Oleh:"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

LUKMAN NUR HAKIM

NIM. 120 500 028

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A

2 0 1 5

(2)

Oleh:

LUKMAN NUR HAKIM

NIM. 120 500 028

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A

2 0 1 5

(3)

Oleh:

LUKMAN NUR HAKIM

NIM. 120 500 028

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A

2 0 1 5

(4)

Lulus Ujian Pada Tanggal : ……… Rumah Tangga.

Nama Mahasiswa : Lukman Nur Hakim

NIM : 120 500 028

Program Studi : Teknologi Hasil Hutan

Jurusan : Teknologi Pertanian

Pembimbing

Eva Nurmarini, S. Hut., MP. NIP.19508081999032002

Penguji I

Ir. Yusdiansyah, MP. NIP.195912161989031002

Mengesahkan

Ketua Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Hamka, S. TP. M, Sc NIP. 197604082008121002 Penguji II Ir. Sumiati NIP.195906121989032004 Menyetujui

Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Eva Nurmarini, S. Hut., MP. NIP. 197508081999032002

(5)

bimbingan Ibu Eva Nurmarini, S. Hut., MP.).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum maksimalnya pemanfaatan pelepah aren yang potensinya sangat besar dan belum termanfaatkan, oleh karena itu. Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan pelepah aren sebagai bahan baku briket arang untuk konsumsi oleh masyarakat yang tadinya tidak bernilai ekonomis setelah dilakukan penelitian dapat bernilai ekonomis dan dapat di jadikan sebagai cadangan bahan bakar energi.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang pembuatan briket arang dari pelepah aren yang selama ini dianggap sebagai limbah sehingga menjadi bermanfaat bagi kebutuhan masyarakat untuk bahan bakar energi cadangan yang bernilai ekonomis.

Dari hasil pengamatan dan penelitian menunjukan bahwa briket arang pelepah aren diketahui nilai rata-rata kadar air 7,95%, kerapatan 0,62 gr/cm3, kadar abu 26,23%, karbon terikat 63,01%, zat mudah menguap 63,22%, nilai kalor 4347,50 kal/gr, dan nilai rendemen 6,6%.

Secara keseluruhan Briket Arang dari pelepah aren belum memenuhi standar SNI, sehingga perlu penelitian lanjutan dari proses pembuatan briket dari pelepah aren dengan pencampuran bahan baku (serbuk arang pelepah aren,serbuk tanah liat,Tepung Tapioka dan Air). Hal yang perlu diper hatikan, untuk mendapatkan hasil pengamatan dan penelitian baik harus mengikuti aturan yang sesuai dengan SNI.

(6)

Merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Ibu Saryati dan Bapak Agus Wiyono.

Tahun 2000 memulai pendidikan Sekolah Dasar 02 di Sebulu Kabupaten Kutai Kartanegara dan lulus pada tahun 2006. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama 02 di Sebulu di Desa Manunggal Daya Kecamatan Sebulu dan lulus pada tahun 2009. Kemudian pada tahun 2009 melanjutkan Sekolah Menengah Atas 02 di Sebulu Kabupaten Kutai Kartanegara lulus pada tahun 2011. Kemudian pada tahun 2011 melanjutkan kejenjang selanjutnya Pendidikan Tinggi dimulai di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Jurusan Teknologi Pertanian, Program Studi Teknologi Hasil Hutan .

Tahun 2012 - 2015 bekerja sebagai karyawan di Rumah Makan Mie Jogja Pak Karso, Samarinda.

Pada bulan 8 April - 9 Juni 2015 mengikuti program PKL (Praktek Kerja Lapang) di PT Intracawood Manufacturing Tarakan Kalimantan Utara.

(7)

Pelepah Aren (Arenga Pinnata) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Briket Arang Untuk Konsumsi Rumah Tangga”

Adapun Karya Ilmiah ini adalah untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (D3) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Penulis menyadari sepenuhnya dari segi teknis penulisan dan uji materi penulisan masih sangat jauh dari kesempurnaan dan penulisan menyadari pula bahwa keterbatasan akan kemampuan yang dimiliki. Hal yang wajar jika dalam penyelesaian Karya Ilmiah masih banyak mengalami hambatan dan masalah. Namun berkat bimbingan dan petunjuk serta dorongan dari berbagai pihak, sehingga Karya Ilmiah ini dapat terselesaikan.

Maka dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah banyak memberikan dukungan material maupun moril dalam menyelesaian Karya Ilmiah ini,

2. Ibu Eva Nurmarini, S. Hut., MP. Selaku dosen pembimbing yang telah membimbing serta memberikan saran sehingga membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Karya Ilmiah.

3. Ir. Yusdiansyah, MP. Dan Ibu Ir. Sumiati, selaku penguji yang telah banyak memberikan saran untuk kesempurnaan laporan ini.

4. Sitti Shal Hah juga sangat banyak membantu saya dalam pelaksanaan penelitian hingga saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini dengan baik. 5. Robith Saifun nawas dan teman – teman yang selalu memberikan saran

serta semangat dan membantu saya dalam pembuatan laporan ini.

6. Bapak Hamka, S. TP. M, Sc. Selaku Ketua Jurusan Pengolahan Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

7. Ibu Eva Nurmarini, S. Hut.MP. selaku ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

8. Bapak dan ibu dosen serta seluruh staf dan teknisi Program Studi Teknologi Hasil Hutan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu berbagai saran beserta kritik akan sangat membantu dalam menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan sedikit manfaat, umumnya bagi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan khususnya Program Studi Teknologi Hasil Hutan.

Penyusun Kampus Sei Keledang, Juli 2015

(8)

HALAMAN PENGESAHAN... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. Pengertian Arang dan Briket Arang ... 3

B. Kualitas Briket Arang ... 5

C. Pengertian Briket Arang Menurut Standar Nasional Indonesia... 5

D. Standart Import Briket Arang... 6

E. Risalah Pohon Aren (Arenga Pinnata) ... 7

F. Manfaat Aren ... 8

III. METODE PENELITIAN... 10

A. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 10

B. Bahan Dan Alat Penelitian ... 10

C. Prosedur Penelitian ... 12

D. Perhitungan Data ... 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

A. Hasil ... 20

B. Pembahasan... 20

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 25

A. Kesimpulan ... 25

B. Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Pohon Aren (Arenga Pinnata) ... 9

2. Karbonisasi (Pengarangan) ... 12

3. Arang hasil karbonisasi (pengarangan)... 13

4. Pencampuran Bahan briket arang ... 14

5. Pencetakan Briket dengan alat cetak manual ... 14

6. Penjemuran Briket setelah Pencetakan ... 15

Lampiran 7. Bagan Alur Pembuatan Briket ... 32

8. Pemotongan Bahan Baku ... 33

9. Proses Penimbangan Bahan Baku... 33

10. Pengeringan Bahan Baku … ... 34

11. Proses Karbonisasi ... 34

12. Arang Hasil Karbonisasi (Pengarangan) ... 35

13. Pencampuran Bahan Baku ... 35

14. Proses Pencetakan Briket Sebagai Sampel Pengujian.. ... 36

15. Pengeringan Hasil Pencetakan Briket. ... 36

16. Pengambilan Sample... 37

17. Penghancuran Serbuk Sample Briket.. ... 37

18. Pengambilan Contoh Uji.. ... 38

19. Penimbangan Contoh Uji.. ... 38

20. Alat Sampel Pengujian Kadar Abu dan Zat Mudah Menguap(ThermolineFurnance).. ... 39

(10)

21. Alat Pengujian Nilai Kalor (Peroxide Bomb Calorimeter)... 39

22. Serangkaian Alat Pengujian (Tabung dan Nilai Kalor)... 40

(11)

1. Stndar Mutu Briket Arang Indonesia ... 6

2. Stratifikasi Sifat dan Standar Briket Arang Import ... 7

3. Tabel jadwal pelaksanaan penelitian ... 10

4. Hasil Pengujian Briket Arang Pelepah Aren ... 21

Lampiran 5. Tabel Hasil Perhitungan Kadar Air Briket Arang Pelepah Aren ... 29

6. Hasil Perhitungan Kadar Abu Briket Arang Pelepah Aren... 29

7. Hasil Perhitungan Zat Mudah Menguap Briket Arang Pelepah Aren ... 30

8. Hasil Hasil Perhitungan Kadar Karbon Terikat Briket Arang Pelepah Aren ... 30

9. Hasil Perhitungan Kerapatan Briket Arang Pelepah Aren ... 31

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

Pohon aren atau enau (Arenga pinnata Merr) merupakan tumbuhan yang

menghasilkan bahan-bahan industri. Namun sayang tumbuhan ini kurang

mendapat perhatian untuk dikembangkan atau dibudidayakan secara

sungguh-sungguh oleh berbagai pihak. Begitu banyak ragam produk yang dipasarkan

setiap hari yang berasal dari bahan baku pohon aren dan permintaan

produk-produk tersebut baik untuk kebutuhan ekspor maupun kebutuhan dalam negeri

semakin meningkat. Hampir semua bagian pohon aren bermanfaat dan dapat

digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari bagian fisik yaitu akar, batang,

daun, ijuk maupun hasil produksinya seperti nira, pati/tepung dan buah (Lempang, 2000).

Pelepah aren meliputi helai daun, setiap helainya mengandung lamina

dan midrib, ruas tengah, petiol dan kelopak pelepah. Setiap pelepah mempunyai

lebih kurang 100 pasang helai daun. Helai daun berukuran 55 cm hingga 65 cm

dan mencakup dengan lebar 2,5 cm hingga 4 cm. Bagian pohon aren dari

batang, daun, dan buah aren telah dimanfaatkan namun, bagian pelepah pohon

aren belum banyak dimanfaatkan sehingga perlu dilakukan penelitian

pemanfaatan pelepah aren sehingga meningkatkan nilai tambah pohon aren

tersebut. Salah satu pemanfaatan pelepah aren adalah dengan cara mengolah

pelepah aren tersebut menjadi bahan baku briket arang. Briket arang dari

pelepah aren ini bisa menjadi pengganti bahan baku briket yang bahannya

berasal dari jenis kayu-kayuan, sehingga pelepah aren yang awalnya tidak

dimanfaatkan dengan dilakukan penelitian ini pelepah menjadi bermanfaat dan

(13)

Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan limbah pelepah aren

sebagai bahan baku briket arang dan untuk mengetahui kualitas briket arang dari

bahan baku berdasarkan pelepah aren hasil pengujian sifat fisik dan kimianya.

Memanfaatkan sampah pelepah aren sebagai salah satu energi alternatif yang

ramah lingkungan serta menambah nilai guna limbah pelepah aren yang

berguguran, memberikan tambahan pengetahuan bagi dunia pendidikan dan

industri rumah tangga.

Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis pelepah

aren yang selama ini dianggap sebagai limbah dan sebagai informasi apakah

pelepah aren dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan briket arang

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Arang dan Briket Arang 1. Arang

Arang adalah residu yang sebagian besar komponennya dari karbon yang

terjadi karena pemanasan secara langsung maupun tidak langsung dengan

menggunakan tanur dan udara terbatas. Akibat perlakuan panas ini terjadi

proses penguraian pelepah aren dimana selain arang dapat pula dihasilkan

destilasi dan gas Hartoyo (1983).

Masturin (2002), menyatakan arang adalah residu yang berbentuk padatan yang merupakan sisa dari proses pengkarbonan bahan berkarbon

dengan kondisi terkendali didalam ruangan tertutup seperti dapur arang.

Menurut Sudrajat dan soleh (1994) dalam Triono (2006) Arang adalah

hasil pembakaran bahan yang mengandung karbon yang berbentuk padat dan

berpori. Sebagian besar porinya masih tertutup oleh hidrogen, ter, dan senyawa

organik lain yang komponennya terdiri dari abu, air, nitrogen dan sulfur.

2. Briket

Briket adalah gumpalan yang terbuat dari bahan lunak yang dikeraskan.

Briket merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang memiliki prospek bagus

untuk dikembangkan. Karena, selain dari proses pembuatannya yang mudah,

ketersediaan bahan bakunya juga mudah didapat. Untuk mengetahui kualitas

yang baik pada arang briket yang dihasilkan dapat dilihat dari hasil pengujian

kimia meliputi kadar air, kadar abu dan kadar zat menguap sedangkan pengujian

fisik dengan pengujian indrawi terhadap tekstur, warna dan lama pembakaran Iriani (2009).

(15)

Proses pembuatan briket arang dengan komposisi arang dan bahan

perekat serta tanah liat masing-masing sebanyak 20 % Pari (2010).

Beberapa macam limbah seperti pelepah aren dapat dibuat briket arang

setelah mengalami proses pengarangan. Dilihat dari ukuran bahan baku yang

digunakan briket arang tidak memerlukan persyaratan yang ketat karena adanya

proses penghancuran arang menjadi serbuk, sehingga dalam penggunaan

bahan bakunya briket arang sangat efisien. 3. Briket Arang

Briket arang adalah arang yang diubah menjadi bentuk tertentu yang

mempunyai kerapatan tinggi, diperoleh dengan cara pengempaan arang halus

yang dicampur perekat seperti pith, ter, bitumen dan lain-lain.Anonim (1976)

Jenis arang yang terakhir dan sudah banyak terdapat dimasyarakat

adalah Briket Arang. Briket arang adalah arang yang terbuat dari arang jenis lain

yang dihaluskan terlebih dahulu kemudian dicetak sesuai kebutuhan dengan

campuran tepung kanji. Tujuan pembuatan briket arang adalah untuk menambah

jangka waktu bakar dan untuk menghemat biaya.

Arang yang sering dijadikan briket arang diantaranya adalah arang

sekam, arang serbuk gergaji, dan arang serasah. Arang- arang tersebut telah

diketahui hasilnya dari sekian banyak penguji. Sehingga akan lebih awet jika

diubah menjadi briket arang. Untuk arang pelepah aren dapat dijadikan briket

arang, tetapi hanya pelepah aren yang sudah dikarbonisasi. Sedangkan pelepah

aren yang masih utuh tidak perlu dijadikan briket arang. B. Kualitas briket arang

Hartoyo 1983, berpendapat bahwa untuk arang dengan kadar zat mudah menguap atau kadar karbon terikat rendah kurang baik untuk keperluan industri,

(16)

tetapi cukup baik untuk bahan bakar rumah tangga. Kadar zat mudah menguap

yang tinggi akan memudahkan pembakaran atau titik nyala lebih rendah dan

pada proses pembakaran memberi sedikit nyala. Sedangkan kadar abu

tergantung kepada jenis bahan baku dan mengenai besarnya kadar air dapat

diatur dengan suatu perlakuan.

Untuk mengetahui baik tidaknya briket arang yang dihasilkan dari suatu

bahan maka perlu adanya standar acuan sebagai bahan perbandingan untuk

menilai kualitas briket.

C. Briket Menurut Standar Nasional Indonesia 1. Ruang Lingkup

Standar Nasional Indonesia (SNI) ini meliputi ruang lingkup, acuan,

definisi, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, syarat

penandaan dan pengemasan untuk briket arang kayu.

2. Acuan

SNI. No. 1/6235/2000

3. Definisi

Briket arang kayu adalah serbuk arang kayu dan bahan penolong dicetak

dengan bentuk dan ukuran tertentu yang dikeraskan melalui proses pengepresan

yang digunakan untuk bahan bakar.

4. Syarat mutu

Syarat mutu briket arang seperti yang tertera pada tabel berikut :

Tabel 1. Standar Mutu Briket Arang Indonesia

No Sifat-sifat Briket Arang Standar Nasional Indonesia (SNI No.1/6235/2000)

1 kadar air (%) =8

2 Zat mudah menguap (%) =15

(17)

Tabel 1. Standar Mutu Briket Arang Indonesia

4 Karbon terikat (%) =77

5 Kerapatan (g/cm3) -

6 Nilai kalor (cal/g) =5000

Sumber: (Kirana 1985) dalam (Triono, 2006)

D. Standart Import Briket Arang

HARTOYO (1983), berpendapat bahwa untuk arang dengan kadar zat mudah menguap atau kadar karbon terikat rendah kurang baik untuk keperluan

industri, tetapi cukup baik untuk bahan bakar rumah tangga. Kadar zat mudah

menguap yang tinggi akan memudahkan pembakaran atau titik nyala lebih

rendah dan pada proses pembakaran memberi sedikit nyala. Sedangkan kadar

abu tergantung pada jenis kayu dan proporsi kulit dan mengenai kadar air

besarnya dapat diatur dengan suatu perlakuan. Untuk mengetahui baik tidaknya

briket arang yang di hasilkan dari suatu bahan maka perlu adanya standar acuan

sebagai bahan perbandingan untuk menilai kualitas briket seperti yang terlihat

pada table.

Tabel 2. Stratifikasi Sifat dan Standar Briket Arang Import. No

Sifat- sifat Briket Arang Standar

Jepang Inggris U.S.A

1 Kadar Air (%) 6 – 8 3 – 6 6

2 Zat Mudah Menguap (%) 15 – 30 16 19

3 Kadar Abu (%) 3 – 6 8 – 10 18

4 Karbon Terikat (%) 60 – 80 75 58

5 Kerapatan (gr/cm3) 1 – 2 0.84 1

6 Nilai Kalor (cal/gr) 6000 – 7000 7500 6500

Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutan (1994) dalam Triono (2006).

E. Risalah Pohon Aren (Arenga Pinnata)

Vietnam, Birma (Myanmar), Srilanka, dan Thailand (Lutony, 1993).

Tanaman aren merupakan tumbuhan berakar serabut atau palma yang besar

dan tinggi ini, dapat mencapai 25 m. Aren merupakan model corner (pohon

(18)

apikalnya tumbuh terus dengan batang yang tak bercabang). Berdiameter

hingga 65 cm, batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh

serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Ijuk

sebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yang menyelubungi batang.

Daunnya majemuk menyirip ganjil, seperti daun kelapa, panjang hingga 5 m

dengan tangkai daun hingga 1,5 m. Anak daun seperti pita bergelombang,

hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan keputih-putihan oleh karena

lapisan lilin di sisi bawahnya.

Daun tanaman aren pada tanaman bibit (sampai umur 3 tahun), bentuk

daunnya belum menyirip (berbentuk kipas). Sedangkan daun tanaman aren yang

sudah dewasa dan tua bersirip ganjil, pohon, tegak, hijau kecoklatan, berupa

roset batang, berpelepah, anak daun bentuk lanset, menyirip, pangkal membulat,

ujung runcing, tepi rata, tangkai pendek, hijau muda-tua. Berkelamin tunggal,

bentuk tongkol, diketiak daun: bunga jantan dan betina menyatu pada tongkol,

daun kelopak tiga, bulat telur, benang sari banyak, kepala sari bentuk jarum,

bunga betina bulat, bakal buah tiga, putik tiga, putih, mahkota berbagi tiga,

kuning keputih-putihan. Perbungaan berumah satu, tumbuh di antara ketiak

daun, merunduk kadang-kadang lebih dari 2 m panjangnya, bunga betina ada di

ujung dan bunga jantan tumbuh di bagian bawah batangnya. ; panjang tongkol

hingga 2,5 m. Buah aren (dinamai beluluk, caruluk dan lain-lain) memiliki 2 atau

3 butir inti biji (endosperma) yang berwarna putih tersalut batok tipis yang keras.

Buah yang muda intinya masih lunak dan agak bening. Buah muda dibakar atau

direbus untuk mengeluarkan intinya, dan kemudian inti-inti biji itu direndam dalam

(19)

Inti biji yang telah diolah itu, diperdagangkan di pasar syebagai buah atep (buah

atap) atau kolang-kaling.

F. Manfaat Aren

Manfaat tanaman aren, diantaranya sebagai berikut:

1. Buahnya (disebut beluluk atau kolang kaling) dapat dibuat manisan yang

lezat atau campuran kolak, air nira (untuk bahan pembuatan gula merah dan

cuka), pati atau tepung dalam batang dapat diolah menjadi sagu (untuk

bahan pembuatan berbagai macam makanan atau minuman).

2. Selain dari manfaat diatas bagian dari pohon aren yaitu pelepah aren dapat

dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan briket arang sebagai

pengganti kayu yang keberadaannya semakin sulit untuk didapat.

Kedudukan tanaman dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan

diklasifikasikan sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Arecales Famili : Arecaceae Genus : Arenga Spesies : A. Pinnata

(20)
(21)

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hasil Hutan Non Kayu dan

Laboratorium sifat kayu dan Analisis Produk Jurusan Teknologi Pertanian,

selama kurang lebih 3 bulan mulai dari tanggal 4 Februari – 31 Juli 2015. Adapun

rincian kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Bulan Ke

Februari Maret Juli

1 Pengambilan Bahan Baku 2 Pembakaran (Karbonisasi) 3 Pembuatan Briket 4 Pengujian 5 Pengolahan Data 6 Penulisan Laporan

B. Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan

a.Serbuk arang pelepah aren (1 kg)

b.Tepung tapioka (200 g)

c.Air (sesuai viscositas)

d.Serbuk tanah liat (200 g)

2. Alat

a. Ayakan dengan ukuran 80 mesh

b. Mesin penghancur arang

c. Cetakan briket manual

d. Oven

(22)

g. Cawan porselin

h. Mikrokaliper

i. Alat tulis menulis

j. Kalkulator

k. Ember dan pengaduk

l. Thermoline furnance

m. Peroxide Bomb Calorimeter

C. Prosedur Penelitian 1. Pembuatan Arang

a. Proses pengarangan (karbonisasi) pelepah aren ini adalah dengan cara

yaitu sampel ditimbang, selanjutnya di jemur selama 7 hari, setelah itu di

timbang kembali untuk mengetahui rendemennya.

b. Selanjutnya dilakukan pembakaran atau karbonisasi dengan udara

terbatas dengan waktu selama kurang lebih 6 jam, setelah itu di amati

sampai bahan baku pelepah aren menjadi arang selama 6 jam berikutnya

arang biarkan menjadi dingin.

(23)

Gambar 2. Karbonisasi (Pengarangan) 2. Persiapan Membuat Briket Arang

a. Menyiapkan arang yang telah kering, lalu dihalukan dengan proses

dimasukkan ke dalam karung kemudian tumbuk dengan balok hingga

halus.

b. Serbuk yang sudah halus kemudian diayak dengan ayakan mesh 80.

c. Arang yang masih kasar di tumbuk kembali untuk mendapatkan serbuk

yang halus.

(24)

a. Serbuk arang yang telah diayak kemudian ditimbang sebanyak 1kg.

b. Arang yang sudah ditimbang di campur dengan tepung tapioka 200 g +

tanah liat 200 g + air 300 ml

c. Adonan yang sudah di campur rata kemudian di campur dan kemudian

diaduk hingga merata.

Gambar 4. Pencampuran Bahan briket arang 4. Pencetakan Briket

Pencetakan dilakukan setelah adonan merata, lalu dicetak dengan

alat cetak briket manual dengan cara memasukan campuran adonan briket

(25)

5. Pengeringan

Adonan briket arang dari pelepah kelapa yang selesai dicetak

berbentuk silinder (Tabung) dan dilakukan penimbangan terlebih dahulu

sebelum proses penjemuran, yaitu di keringkan dengan menggunakan

metode penjemuran kering udara selama 10 hari.

Gambar 6. Penjemuran Briket setelah Pencetakan Gambar 5. Pencetakan Briket dengan alat cetak manual

(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil pengujian dari sifat fisik dan kimia pelepah aren menghasilkan data

yang tersaji pada tabel berikut ini:

Tabel 4. Hasil Pengujian Briket Arang Pelepah Aren

B. Pembahasan 1. Nilai Rendemen

Untuk mendapatkan rendemen arang yang dibuat, data dari

penimbangan bahan baku sebelum proses pembakaran dilaksanakan (input)

dan bahan yang telah menjadi arang (output). Dari hasil perhitungan yang

diperoleh nilai rendemen pelepah aren yaitu 6.6%.

2. Kadar Air

Dari hasil 6 kali pengulangan uji nilai kadar air briket arang pelepah

aren diperoleh nilai rata-rata 7.95%. Apabila nilai kadar air tersebut

dibandingkan SNI maka nilai rataan yang didapatkan telah sesuai standar

SNI yaitu =8.

Karena kadar air beriket arang dipengaruhi oleh kerapatan, semakin

tinggi kerapatan briket arang maka semakin rendah daya serap briket

terhadap air. No Pengujian Pelepah Aren Standar Nasional Indonesia Hasil

1 Kadar Air (%) 7.95 =8 Sesuai

2 Kerapatan (gr/cm3) 0.62 - -

3 Kadar Abu (%) 26.23 = 8 Tidak Sesuai

4 Karbon Terikat (%) 63.01 =77 Tidak Sesuai

5 Zat Mudah Menguap (%) 63.22 =15 Tidak Sesuai

(32)

Dari hasil 6 kali pengulangan uji nilai kerapatan briket arang pelepah

aren diperoleh nilai rata-rata 0,62 gr/cm3, di duga hasil kerapatan briket

arang pelepah aren mendekati nilai standar Inggris yaitu 0,84 gr/cm3.

(Hartoyo, 1983), dalam (Yusron, 2012). 4. Kadar Abu

Dari hasil 6 kali pengulangan uji nilai kadar abu briket arang pelepah

aren diperoleh nilai rata-rata 26,23%. Nilai kadar abu yang didapatkan masih

sangat tinggi bila dibandingkan dengan Standar Mutu Indonesia 8%. Maka

hasil yang diperoleh dari pengujian kadar abu briket arang pelepah aren

masih terlalu tinggi. Diduga penyebab tingginya kadar abu disebabkan

campuran/komposisi seperti tanah liat, air, dan tepung kanji terlalu banyak.

Semakin tinggi kadar abu, secara umum akan mempengaruhi tingkat

pengotoran, keausan, dan korosi peralatan yang dilalui. Briket dengan

kandungan abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan

membentuk kerak, Widiyanti (2006).

5. Zat Mudah Menguap

Dari hasil pengamatan zat mudah menguap briket arang peleoah

aren diperoleh nilai rata-rata 63.22%. Dibanding nilai yang terdapat pada

Standar Mutu Indonesia yaitu =15, maka briket arang pelepah aren telah

sesuai dengan standar.

Tinggi rendahnya kadar zat mudah menguap briket arang

dipengaruhi oleh suhu dan lamanya proses pengarangan, semakin tinggi

(33)

yang rendah (Badri, 1987), dalam (Yusron, 2012).

7. Karbon Terikat

Dari hasil 6 kali pengulangan uji nilai karbon Terikat briket arang

pelepah aren diperoleh nilai rata-rata 63,01%. Hasil ini belum sesuai standar

mutu Indonesia (=77), diduga Karbon terikat didalam briket arang rendah di

pengaruhi oleh proses pengarangan yang kurang sempurna. Abidin (1973)

dikutip oleh (Masturin, 2002), dalam (Suhartono, 2014).

Menurut Abidin (1973) dikutip oleh (Masturin, 2002), dalam

(Suhartono, 2014). Bahwa kadar karbon terikat merupakan fraksi karbon yang terikat didalam arang selain fraksi air, zat menguap, dan abu.

Keberadaan karbon terikat didalam briket arang dipengaruhi oleh nilai kadar

abu dan kadar mudah menguap. Kadar karbon terikat akan bernilai tinggi

apabila nilai kadar abu dan kadar mudah menguap pada briket arang

rendah. Kadar karbon terikat berpengaruh terhadap nilai kalor bakar briket

arang. Nilai kalor briket arang akan tinggi apa bila nilai kadar terikat pada

briket tinggi.

8. Nilai Kalor

Dari hasil 2 kali pengulangan uji nilai kalor briket arang pelepah aren

diperoleh nilai rata-rata dengan nilai kalor 4347.50kal/gr. Briket arang

pelepah aren belum memenuhi standar mutu Indonesia (5000kal/gr), diduga

penyebab rendahnya nilai kalor dikarenakan campuran/komposisi tanah liat

yang terlalu banyak sehingga menurunkan nilai kalornya. Rendahnya nilai

kalor juga dapat dipengaruhi oleh beberap faktor yaitu seperti kadar air yang

(34)

briket arang yang dihasikan mempunyai nilai kalor yang rendah. (Hartoyo,

(35)

1. Hasil Pengujian briket arang pelepah aren diperoleh nilai kadar air 7.95%,

kerapatan 0.62 gr/cm3, kadar abu 26.23%, kadar karbon terikat 62.01%, zat

mudah menguap 63.22%, nilai kalor 4347.50 kal/gr dan nilai rendemen

6.6%.

B. Saran

1. Pelepah aren tidak cocok untuk pembuatan briket arang

2. Karena dilihat dari hasil perhitungan nilai kadar air 7.95%, kerapatan 0.62

gr/cm3, kadar abu 26.23%, kadar karbon terikat 62.01%, zat mudah

menguap 63.22%, nilai kalor 4347.50 kal/gr, nilai rendemen 6.6%, dari tujuh

perhitungan diatas hanya nilai kadar air yang sesuai dengan SNI, maka dari

(36)

pengarangan yang kurang sempurna. Pengembangan Pertanian.

Abidin (1973) dikutip oleh (Masturin, 2002), dalam (Suhartono, 2014).

Sifat Fisik dan Kimia Briket Arang dari Campuran Arang Limbah Gergajian Kayu (Skripsi), Bogor. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Anonim, 1976. Feasibility Studi Industri Briket Arang di Areal Transmigrasi IV Sangkulirang dan Muara Wahau. Laporan Kerjasama Balai Penelitian Hasil Hutan Bogor dengan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda.

(Badri, 1987), dalam (Yusron, 2012). Pemanfaatan Serbuk Gergaji Sebagai

Pembuatan Briket Arang. Skripsi Sarjana Kehutanan UNMUL Samarinda Thn. 1987. Samarinda.

Hartoyo, 1978. Pembuatan Briket Arang Secara Sederhana dari Serbuk dan Limbah Industri Perkayuan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Badan Penelitian Pengembangan Pertanian. Bogor.

Hartoyo, 1983

dalam Yusron, 2012. Percobaan Pembuatan Briket Arang dari

Limbah Jenis Kayu, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Departemen Pertanian Bogor.

Hartoyo, 1983. Pembuatan Arang dan Briket Arang Secara Sederhana Dari Serbuk Gergaji dan Limbah Industri Perkayuan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Bogor.

Iriani, 2009. Pengolahan Limbah Industri Kelapa Sawit , Penerbit Gramedia, Jakarta.

Kirana 1985 dalam triono. Standar Mutu Briket Arang Indonesia, Departemen Pertanian. Malang.

Lempang, 2000. Pohon aren atau enau (Arenga pinnata Merr) merupakan tumbuhan yang menghasilkan bahan-bahan industri, Departemen Pertanian. Malang.

Lutony, 1993 Risalah Pohon Aren (Arenga Pinnata), Pusat Penelitian dan Hasil Pengembangan Hasil Hutan. Bogor

Masturin, A. 2002. Sifat Fisik dan Kimia Briket Arang dari Campuran Arang Limbah Gergajian Kayu (Skripsi), Bogor. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

(37)

Standar Nasional Indonesia, 1989. Mutu Arang Kayu. Badan Standar Nasional Indonesia (SNI). Jakarta.

Triono 2006. Karakteristik Briket Arang dari Campuran Serbuk Gergajian Kayu Afrika (Maesopsis Eminii Engl) dan Sengon (Paraserianthes Falkataria L. Nielsen) dengan Penambahan tempurung Kelapa (Cocos Micifera L). (Skripsi). Bogor. Departemen Hasil Hutan. Fakultas Pertanian. Institut pertanian Bogor

Sudrajat, R. 1982. Produksi Arang dan Briket Serta Prospek Pengusahanya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Badan Penelitian Pengembangan Pertanian. Bogor.

Widiyanti, Prima. 2006. Pengembangan Abu Bagase dan Blotong sebagai Bahan Baku Briket. Malang.

(38)
(39)
(40)
(41)

Gambar 7. Bagan Alur Pembuatan Briket

Pengeringan Karbonisasi (Pengarangan) Penghancuran (Cruiser) Pengayakan Pencampuran

Serbuk Arang + Serbuk tanah liat + Tepung Tapioka +Air

Pencetakan

Pengujian Penimbangan

Penimbangan

(42)

Gambar 8. Pemotongan Bahan Baku

(43)

Gambar 10. Pengeringan Bahan Baku

(44)

Gambar 12. Arang Hasil Karbonisasi (Pengarangan)

(45)

Gambar 14. Proses Pencetakan Briket Sebagai Sampel Pengujian

(46)

Gambar 16. Pengambilan Sample

(47)

Gambar 18. Pengambilan Contoh Uji

(48)

Gambar 20. Alat Sampel Pengujian Kadar Abu dan Zat Mudah Menguap(ThermolineFurnance)

(49)

Gambar

Tabel 2. Stratifikasi Sifat dan Standar Briket Arang Import.
Gambar 2. Karbonisasi (Pengarangan)  2.  Persiapan Membuat Briket Arang
Gambar 4. Pencampuran Bahan briket arang  4.  Pencetakan Briket
Gambar 6. Penjemuran Briket setelah Pencetakan  Gambar 5. Pencetakan Briket dengan alat cetak manual
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ Pengaruh Permainan Mencari Harta Karun Terhadap Kemampuan Berhitung Anak Usia 4-5 Tahun di TK Negeri Pembina 3 Pekanbaru”. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah

Pada keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan artritis reumatoid.. tentu saja akan berdampak pada ekonomi keluarga tersebut karena

Dari hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan angka kejadian bayi prematur sebesar 19-30% dari semua kelahiran hidup dan data tersebut sejalan

Menurut Pasal 2 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terdapat 5 asas, yaitu: Asas manfaat menyatakan bahwa segala upaya dalam

Dalam konteks hukum Islam, budaya masyarakat yang baik dapat menjadi hukum dan dapat diterapkan dalam masyarakat sebagai perekat, spirit dan kehormatan dalam

Peningkatan persentase kemampuan motorik kasar anak melalui permainan hulahop dari siklus I meningkat pada siklus II, berarti perbaikan-perbaikan yang dilakukan

Tujuan utama penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui sikap estetis anak di RA Islamiyah Tanjung Morawa, dan untuk mengetahui peningkatan sikap estetis pada

Cempaka Kepala Sekolah maupun guru- guru berasal dari kader PKK yang pada umumnya lulusan SMA, sedangkan menurut ketentuan kualifikasi guru PAUD memiliki ijazah Diploma empat