• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM

(STUDI KASUS PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

ST. NUR AISYAH RAUF A 311 05 038 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

(2)

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM

(STUDI KASUS PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

ST. NUR AISYAH RAUF A 311 05 038

Skripsi Sarjana Lengkap untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Darwis Said, SE, M.SA, Ak Drs. M. Achyar Ibrahim, Ak NIP 196608221994031009 NIP196012251992031001

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Industri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Hasanuddin Makasar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena begitu banyak keterbatasan yang penulis miliki. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Dalam penyusunan skripsi penulis telah mendapatkan bantuan, dorongan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Ayahanda H. Abd Rauf Toago dan Ibunda Hj. Aminah yang telah sabar membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, serta mendukung penulis dari segi moril, materi, dan doa selama penulis menempuh pendidikan.

(4)

2. Bapak Prof. Dr. H. Muh. Ali ,SE, M. Si selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.

3. Bapak Dr. H. Abd. Hamid Habbe, SE, M. Si, Ak selaku ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.

4. Bapak Dr. Darwis Said, SE, M. SA, Ak selaku pembimbing I, dan Bapak Drs. M. Achyar Ibrahim ,Ak selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbngan dan arahan selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Abd. Rahman, Ak selaku penasehat akademik yang telah membimbing penulis selama masa perkuliahan.

6. Seluruh staf jurusan akuntansi pak Aso’, pak Tarru’, serta staf akademik FE – UH pak Asmari, pak Budi, pak Ichal dll yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuannya kepada penulis selama menjalani perkuliahan hingga selesai.

7. Seluruh staf PIPM Makassar terima kasih atas bantuannya selama proses penyelesaian skripsi ini.

8. Saudara-saudaraku Amma, Ija, Mamat, Tomo, Noris dll. Kakak ipar ku Adi n Ramang, thanks atas saran, cerita, dan leluconnya yang menghilangkan stress ku..

9. Teman-teman POSTINK (akuntansi 2005 UNHAS) thanks atas bantuannya selama masa perkuliahan.

(5)

10. Sahabat-sahabat ku: mitha (SP 05), fidha, imel, dian, inha, kia n jumi. Thanks sudah menemaniku dalam suka dan duka. Thanks atas sarannya, buku-bukunya, program SPSSnya, kebersamaannya, n traktirannya (hohoho...).

11.N buat daeng koro Addy, hahaha makasih atas semua nasehat, saran, pengertiannya, n kasih sayangnya. Moga-moga cita-cita kita tercapai. Je t’aime

Akhirnya kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan, diucapkan terima kasih semoga segala bantuannya dapat diberkahi oleh Allah SWT.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Wassalam

Makassar, Januari 2011

St. Nur Aisyah Rauf

(6)

LEMBAR PENGESAHAN……….. 2 KATA PENGANTAR……….. 3 DAFTAR ISI………. 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……… 8 1.2 Rumusan Masalah………... 12 1.3 Batasan Masalah……… 12

1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian……….... 13

1.5 Sistematika Penulisan……… 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penilaian Kinerja……… 15

2.2 Rasio Keuangan………. 16

2.3 Return On Asset (ROA)……… 18

2.4 Return On Equity (ROE)……….. 19

2.5 Economic Value Added (EVA)……… 20

2.6 Rate Of Return (ROR)……….. 23

2.7 Hubungan antara ROA dengan Return Saham………. 24

2.8 Hubungan antara ROE dengan Return Saham……….. 25

2.9 Hubungan antara EVA dengan Return Saham ………. 25

2.10 Kerangka Fikir………... 26

(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian……… 29

3.2 Populasi Dan Sampel………. 29

3.3 Metode Pengumpulan Data……… 30

3.4 Jenis Dan Sumber Data……….. 30

3.5 Definisi Operasional Variabel……… 31

3.6 Metode Analisis………. 35

BAB IV PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data………. 40

4.2 Analisis Regresi Linear………. 42

4.3 Pembahasan……… 47 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan………. 50 5.2 Saran……….. 51 DAFTAR PUSTAKA……….. 52 LAMPIRAN………. 54 BAB I

(8)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya. Di pasar modal, laporan keuangan perusahaan yang go public sangat penting sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan, terlebih perusahaan yang go public merupakan perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan luas, oleh karena itu operasi perusahaan yang efisien akan sangat mempengaruhi apresiasi masyarakat pada perusahaan publik.

Secara umum nilai perusahaan digambarkan dengan adanya perkembangan harga saham perusahaan di pasar modal. Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut. Harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain, kinerja perusahaan secara keseluruhan khususnya prospek perusahaan di masa depan serta laba yang dihasilkan. Selain itu, deviden yang dibagikan kepada pemegang saham, suku bunga bank, serta tingkat perubahan harga dianggap cukup berpengaruh. Seluruh faktor fundamental tersebut dipengaruhi oleh kondisi perekonomian pada umumnya.

Saham adalah salah satu aset yang diperdagangkan oleh perusahaan dalam pasar modal. Pasar modal merupakan salah satu fasilitas untuk menyalurkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Dengan

(9)

melonjaknya jumlah saham yang ditransaksikan, dan semakin tingginya volume perdagangan saham, akan dapat mendorong perkembangan pasar modal di Indonesia. Seiring dengan perkembangan tersebut, maka kebutuhan akan informasi dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga meningkat.

Untuk itu, investor harus mempertimbangkan kinerja perusahaan tersebut dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi yang berhubungan dengan kinerja atau kondisi perusahaan umumnya ditunjukkan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan menyediakan informasi keuangan perusahaan, hal ini sebagaimana dalam standar akuntansi keuangan (SAK) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, investor biasanya melihat kinerja keuangan yang tercermin dari berbagai macam rasio. Salah satu indikator pengkuran kinerja keuangan yang sering digunakan adalah profitabilitas perusahaan. Alat ukur profitabilitas perusahaan yang sering, digunakan adalah Return On Assets (ROA), dan Return On Equity (ROE). ROA menggambarkan kemampuan asset-asset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba, ROE menggambarkan sejauhmana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. ROE mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh return bagi investasi yang dilakukan oleh investor, menunjukkan seberapa besar keuntungan yang menjadi hak pemegang saham (Brigham dan Houston, dalam Raharjo, 2006;36).

(10)

Meskipun telah digunakan secara luas oleh investor sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan investasi karena nilainya tercantum dalam laporan keuangan, penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur akuntansi konvensional memiliki kelemahan utama, yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan suatu nilai atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, digunakan economic value added (EVA) yang mencoba mengukur nilai tambah (value creation) yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi laba operasi setelah pajak dengan beban biaya modal (cost of capital), dimana beban biaya modal mencerminkan tingkat resiko perusahaan yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan.

Penggunaan metode EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian pada usaha penciptaan nilai perusahaan. Pengertian nilai diartikan sebagai nilai daya guna maupun benefit yang dinikmati oleh stakeholder ( karyawan. investor, pemilik, dan pelanggan). Metode ini relatif sulit diterapkan karena memerlukan perhitungan atas biaya yang kompleks. Namun bagi perusahaan yang listed di pasar modal mungkin akan lebih mudah menghitungnya, daripada perusahaan yang belum go publik di pasar modal.

EVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal, karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat biaya modal. Namun EVA yang negative akan menurunkan nilai perusahaan.

(11)

Pada hakikatnya, seorang investor melakukan investasi dengan harapan untuk investasinya tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian ( rate of return) yang diharapkan. Investasi di bursa efek merupakan jenis investasi dengan resiko relatif tinggi meskipun menjanjikan keuntungan yang relatif besar.

Tingkat keuntungan (return) merupakan rasio antara pendapatan investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang diinvestasikan. Pada umumnya investor mengharapkan keuntungan yang tinggi dengan resiko kerugian yang sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha menentukan tingkat keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan konsep investasi yang memadai. Konsep ini penting karena tingkat keuntungan yang diharapkan dapat diukur. Dalam hal ini tingkat keuntungan dihitung berdasarkan selisih antara capital gain dan capital loss. Rata-rata return saham biasanya dihitung dengan mengurangkan harga saham periode tertentu dengan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham sebelumnya.

Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk menguji pengaruh antara kinerja keuangan dengan return saham dengan menggunakan berbagai atas ukur. Diantaranya adalah Yulianti (2005), Agnesya (2009), Wahyu (2002) melakukan penelitian mengenai perbandingan pengaruh rasio keuangan terhadap tingkat pengembalian saham (return saham). Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa ROA dan ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Carolina (2005), taufik (2003) diperoleh hasil bahwa ROA dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, Trisnawati (1998)

(12)

diperoleh hasil bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham serta penelitian yang dilakukan Sasongko (2003) dengan hasil penelitian yaitu ROE tidak berpengaruh terhap return saham.

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian antara beberapa peneliti mengenai pengaruh variabel ROA, dan ROE terhadap Return Saham, sehingga peneliti tertarik untuk rnelakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh ROA ROE dan EVA terhadap Return Saham.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis memilih judul penelitian "ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM (STUDI KASUS PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)".

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap Return Saham 2. Apakah Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap Return Saham 3. Apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap Return Saham 1.3 Batasan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang diteliti dibatasi pada pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan rasio keuangan yaitu Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE), Berta Economic Value Added (EVA). Dengan

(13)

objek penelitian industri manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan 2006-2008.

1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. untuk mengetahui bagaimana pengaruh ROA terhadap return saham, b. untuk mengetahui bagaimana pengaruh ROE terhadap return saham, dan c. untuk mengetahui bagaimana pengaruh EVA terhadap return saham pada

industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2006-2008.

2. Manfaat penelitian

a. Memberi masukan kepada manajemen perusahaan, khususnya yang telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia, sebagai bahan pertimbangan manajemen dalam menilai kinerja.

b. Memberi manfaat kepada investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.

c. Menambah referensi penelitian pasar modal, khususnya penelitian yang menyangkut ROA, ROE, DAN EVA.

(14)

Untuk mempermudah mengetahui isi proposal ini maka penulis mendeskripsikan sistematika penyajian proposal sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari uraian-uraian mengenai latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan serta sistematika penulisan proposal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas teori-teori yang akan digunakan sebagai dasar pembahasan dari penulisan ini yang meliputi metode ROA, ROE, dan EVA serta return saham.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas dan menjelaskan mengenai populasi dan sampel, metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, definisi operasional variabel, dan metode analisis yang digunakan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan bab pembahasan mengenai pengaruh ROA, ROE, dan EVA terhadap, return saham.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran.

(15)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dalam suatu perusahaan tidak terlepas dari keterkaitaanya untuk mencapai tujuan perusahaan yang utama, yaitu meningkatkan nilai yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan tentang kondisi finansial perusahaan selama periode waktu tertentu. Untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya berfokus pada laporan keuangan disamping data-data non keuangan lain yang bersifat sebagi penunjang. Penilaian kinerja menurut Mulyadi (2001:416) adalah

Penentuan secara periodik tampilan perusahaan yang berupa kegiatan operasional, struktur organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Bambang Wahyudi ( 2002:101 )

“Penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja / jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya”.

Sedangkan Mangkunegara (2005:47) menyimpulkan bahwa

Pengukuran atau penilaian kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Penilaian kinerja ini sangat penting bagi proses merger perusahaan, restrukturisasi pengimplementasian program pemulihan usaha, dan untuk menentukan nilai wajar saham yang akan ditawarkan di bursa. Kinerja perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan berupa neraca, laba rugi, arus kas dan perubahan modal yang

(16)

secara bersama-sama memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan yang dikeluarkan secara periodik.

Manfaat penilaian kinerja yaitu sebagai berikut:

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemortivasian karyawan secara maksimum.

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian

3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 4. Menyediakan umpan batik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka

menilai kinerja mereka.

5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. 2.2 Rasio Keuangan

Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Melalui rasio-rasio keuangan tersebut, pemakai informasi keuangan akan dapat mengetahui kondisi suatu perusahaan.

Dengan menganalisis kinerja keuangan, investor maupun calon investor dapat menilai apakah manajer dapat merencanakan dan mengimplementasikan setiap tindakan secara konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.

Analisis rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis berdasarkan ruang lingkupnya, yaitu: (Ang, 1997: pp. 18.23)

(17)

1. Rasio likuiditas

Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari: current ratio, quick ratio, dan net working capital.

2. Rasio solvabilitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas terdiri dari: debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, long term debt to capitalization ratio, times interest earned, cash flow interest coverage, cash flow interest coverage, cash flow to net income, dan cash return on sales.

3. Rasio aktivitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya. Rasio aktivitas terdiri dari: total asset turnover, fixed asset turnover, account receivable turnover, inventory turnover, average collection period, dan day's sales in inventory.

4. Rasio rentabilitas/profitabilitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio rentabilitas terdiri dari: gross profit margin, net profit margin, return on assets, return on equity, dan operating ratio.

(18)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis per saham. Rasio pasar terdiri dari: dividend yield, dividend per share, dividend payout ratio, price earning ratio, earning per share, book value per share, dan price to book value.

2.3 Return on Asset (ROA)

Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA (Return On Asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba.

Keunggulan ROA diantaranya adalah sebagai berikut:

1. ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini.

2. ROA mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut.

3. ROA menipakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha. Disamping beberapa keunggulan diatas ROA juga memiliki kelemahan yaitu (Lisa, 1999):

1. Pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan project-project yang menurunkan

(19)

divisional ROA, meskipun sebenarnya proyek-proyek tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan.

2. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan bukan tujuan jangka panjang.

3. Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang. Yang berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget pemasaran, dan pengguaaan bahan baku yang relatif murah sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang.

Secara matematis, roa dapat dirumuskan sebagai berikut: EBIT

ROA =

Total Asset Keterangan:

ROA = Return on Equity

EBIT = Earning Before Interest Tax

2.4 Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap penyertaan modal saham sendiri yang berarti juga merupakan ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari saham sendiri yang ditanamkan dalam bisnis yang bersangkutan. Tujuan atama dari kegiatan operasi perusahaan

(20)

adalah untuk menghasilkan laba yang bermanfaat bagi pemegang saham, dan ukurannya adalah pencapaian angka ROE. Oleh karena itu, ROE yang semakin besar juga akan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. ROE dapat dihitung sebagi berikut:

EAT ROE =

Ekuitas Keterangan:

ROE = Return on Equity

EAT = Earning After Tax ( laba bersih setelah pajak ) 2.5 Economic Value Added (EVA)

Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh Steward & Stern, seorang analis keuangan dari perusahaan stern steward & co pada tahun 1993. Konsep Economic Valve Added ( EVA ) mengukur nilai tambah dengan cara mengurangi biaya modal (cost of capital) yang timbul akibat investasi yang dilakukan oleh perusahaan.

EVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat penghasilan melebihi tingkat biaya modal. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Sebaliknya, EVA yang negative menunjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian rendah daripada biaya modalnya.

(21)

1. Menghitung Net Operating Profit After Tax (NOPAT)

NOPAT (Net Operating Profit After Tax) adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak pengnasilan, tetapi termasuk biaya keuangan (financial cost) dan "non cash bookkeepirg entries" seperti biaya penyusatan

NOPAT = Operating Income + Interest Income + Equity Income (Income From Subsidiary/Affiliated Companies) + Other Income (Investment) – Other Loss – Income Taxes –Tax Shield on Inter

2. Menghitung Invested Capital

Invested Capital adalah jumlah seluruh pinjaman perusahaan di luar pinjaman Jangka pendek tanpa bunga (non-interest bearing liabilities), seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan, dan sebagainya.

Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan yaitu: a. Invested Capital dengan Operating Approach

Invested Capital = Kas + Working Capital Requirement + Aktiva Tetap Dimana:

Rumus Working Capital Requirement (WCR)

WCR = (Persediaan + Piutang Dagang + Aktiva Lancar Lainnya) – (Hutang Dagang + Biaya-Biaya Masih Harus Dibayar + Uang Muka Pelanggan)

(22)

b. Invested Capital dengan Financing Approach

Invested Capital = Pinjaman Jangka Pendek + Pinjaman Jangka Panjang Lain (Interest Bearing Liabilities) + Ekuitas Pemegang Saham

3. Menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC)

WACC adalah jumlah biaya dari masing-masing komponen modal, misalnya pinjaman jangka pendek dan, pinjaman jangka panjang (cost of debt) serta setoran modal saham (cost of equity) yang diberikan bobot sesuai dengan proporsinya dalam struktur modal perusahaan.

Rumus:

rA = (D / V x rD) + (E / V x rE) Keterangan:

rA= Weighted Average Cost of Capital (WACC) D = Debt

V = D+E rD= Borrowing E = Equity

rE = Expected Return

4. Menghitung Capital Cost/Charges

Cost of capital (biaya modal) adalah tingkat pengembalian minimum atas modal yang dibutuhkan untuk mengganti pinjaman dan ekuitas investor. Rumus:

(23)

Capital Cost/Charges = Invested Capital x WACC 5. Menghitung Economic Value Added (EVA)

EVA = NOPAT – (Capital x Capital Cost Rate/ Cost of Capital) Atau dengan menggunakan

EVA = NOPAT – (Capital Cost / Charge) 2.6 Rate of Return

Return saham dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu return realisasi dan return ekspektasi (Jogiyanto, 2003). Return realisasi merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting sebagai dasar Pengukuran kinerja perusahaan, serta sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan resiko di masa mendatang. Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang diharapkan terjadi di masa mendatang dan bersifat tidak pasti (belum terjadi).

ROR (Rate of Return) adalah tingkat pengembalian saham atas investasi yang dilakukan oleh investor. Komposisi penghitungan rate of return (return total) adalah capital gain (loss) dan yield. Capital gain (loss) merupakan selisih laba/rugi yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham relatif lebih tinggi atau rendah dibandingkan harga saham periode sebelumnya. Sedangkan yield merupakan persentase penerimaan kas secara periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari sebuah investasi. Untuk saham, yield merupakan persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya.

Dalam menghitung Rate of Return dapat digunakan rumus sebagai berikut: ROR= Capital Gain (Loss) + Yield

(24)

Keterangan :

Pt = Harga saham sekarang

Pt-1 = Harga saham periode lalu t – 1 Dt = Deviden yang dibayarkan sekarang

2.7 Hubungan antara Return on Asset dengan Return Saham

ROA merupakan rasio profitabliltas yang digunakan untuk mengukur kemampuan alas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Dalam perhitungannya ROA hanya menggunakan laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva perusahaan. Jika nilai ROA tinggi maka kemampuan manajemen perusahaan mengoptimalkan asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan semakin tinggi dan ini dapat memberikan pengaruh positif terhadap return saham perusahaan yang bersangkutan.

2.8 Hubungan antara Return on Equity dengan Return Saham

Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan

(25)

memanfaatkan ekuitas (shareholders' equity) yang dimiliki oleh perusahaan. ROE yang tinggi mencerminkan laba perusahaan tersebut jugs tinggi yang pada akhirnya dapat memberikan pengaruh positif terhadap harga saham dan return saham.

2.9 Hubungan antara Economic Value Added dengan Return Saham

EVA merupakan pendekatan yang mengukur nilai tambah yang dihasilkan perusahaan dengan mempertimbangkan total biaya modal (Cost Of capital) yang terdiri dari biaya hutang (Cost of Debt) dan biaya modal (Cost of Equity) yang timbul dari suatu investasi. Jika nilai EVA perusahaan positif maka perusahaan tersebut dapat menciptakan nilai perusahaan (Create value) yang merupakan cerminan akan kesejahteraan para. pemegang saham. Jika suatu perusahaan dapat menciptakan nilai, maka kemungkinan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap harga saham perusahaan yang berujung pada peningkatn return saham. Namun sebaliknya, jika perusahaan tidak dapat menciptakan nilai perusahaan kemungkinan akan berdampak negatif terhadap harga saham perusahaan.

2.10 Kerangka Fikir

ROA

(26)

Informasi dalam bentuk laporan keuangan (financial statement), banyak memberikan manfaat kepada pengguna terutama para investor sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan investasi. Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan investor adalah kemampuan emiten dalam menghasilkan laba. Jika laba meningkat, maka secara teoritis return saham akan meningkat.

Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian yang tinggi. Perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian yang tinggi, dianggap sebagai perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang bagus. Salah satu upaya investor untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan adalah dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan. Indikator yang dapat digunakan adalah rasio likuiditas (current ratio, quick ratio, dan net working capital), rasio solvabilitas (debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, long term debt to capitalization ratio, times interest earned, cash flow interest coverage, cash flow interest coverage, cash flow to net income, dan cashreturn on sales), rasio aktivitas (total asset turnover, fixed asset turnover, account receivable turnover, inventory turnover, average collection period, dan day's sales in inventory), rasio rentabilitas (gross profit margin, net profit margin, return on assets, return on equity, dan operating ratio), rasio pasar (dividend yie"d,

(27)

dividend per share, dividend payout ratio, price earning ratio, earning per share, book value per share, dan price to book valve).

Rasio-rasio tersebut dapat memberikan informasi yang penting tetapi terkadang memberikan gambaran yang bias mengenai kinerja perusahaan. Angka- anaka yang diperoleh dari hasil perhitungan atas rasio-rasio diatas tidak dapat berdiri sendiri dan baru berarti jika:

1. Terdapat perbandingan dengan perusahaan yang sejenis yang mempunyai tingkat resiko yang hampir sama.

2. Terdapat analisis kecenderungan (trend) dari setiap rasio terhadap rasio-rasio pada tahun sebelumnya.

Karena terdapat kelemahan-kelemahan dari alat ukur tradisional di atas, maka penulis mencoba menampilkan pendekatan baru dalam pengukuran dan penilaian kinerja perusahaan yang dikenal dengan Economic Value Added (EVA). Perbedaan EVA dengan alat ukur tersebut adalah EVA memperhitungkan biaya modal sedangkan alat ukur tradisional tidak. Besarnya biaya modal menunjukkan besarnya kompensasi yang dituntut oleh investor. Dan besarnya kompensasi tergantung pada tingkat resiko perusahaan. Makin tinggi tingkat resiko, makin tinggi tingkat pengembalian yang dituntut investor.

EVA merupakan indikator adanya penciptaan nilai dari suatu investasi. Bila EVA > 0, maka telah tejadi nilai tambah ekonomis dalam perusahaan, sehingga semakin besar EVA yang dihasilkan maka harapan para penyandang dana dapat terpenuhi dengan baik, yaitu mendapatkan pengembalian investasi yang sama atau

(28)

lebih dari yang diinvestasikan dan kreditur mendapatkan bunga. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai (create value) bagi pemilik modal sehingga menandakan bahwa kinerja keuangannya telah baik.

Bila EVA < 0, maka menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah ekonomis bagi perusahaan, karena laba yang tersedia tidak bisa memenuhi harapan para penyandang dana terutama pemegang saham yaitu tidak mendapatkan pengembalian yang setimpal dengan investasi yang ditanamkan dan kreditur tetap mendapatkan bunga. Sehingga dengan tidak ada nilai tambahnya mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan kurang baik. Sedangkan bila EVA = 0, maka menunjukkan posisi impas karena semua laba yang telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur dan pemegang saham.

2.11 Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut:

H1 = ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham. H2 = ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham. H3 = EVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham.

BAB III

METODE PENELITIAN

(29)

Penelitian ini dilakukan pada lembaga yang berkaitan langsung dengan kegiatan pasar modal yaitu Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) yang merupakan kuasa perwakilan Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jln. Pengayoman.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun berturut-turut, yakni mulai dari tahun 2007-2009. Sampel yang digunakan adalah perusahaan industri manufaktur yang memenuhi kriteria. Sampel dilakukan mengingat adanya kendala, waktu, biaya, serta masalah heterogenitas dari elemen populasi.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel yang didasarkan pada kriteria tertentu untuk memperoleh sampel yang representative terhadap populasi. Sampel yang diambil pada industri manufaktur dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode penelitian dari tahun 2007-2009

2. Selama periode penelitian, perusahaan membuat laporan tahunan dan dipublikasikan secara luas.

3. Selama periode penelitian, perusahaan membagikan deviden. 3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua metode sebagai berikut:

(30)

1. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap laporan keuangan (objek) yang diteliti.

2. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempelajari literatur yang ada hubungannya dengan penulisan skripsi ini. Hal tersebut dimaksudkan sebagai sumber acuan untuk membahas teori yang mendasari pembahasan masalah dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalarn penelitian ini terdiri dari data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka yang terdiri dari:

a. Data laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel penelitian periode akuntansi 2007-2009 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Data harga saham penutupan tahunan periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2009.

c. Data pembagian deviden periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Dilihat dari sumber datanya, penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data berupa dokumen yang merupakan data tertulis yang berhubungan dengan objek penelitian yang diterbitkan Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui otoritas Pusat Informasi Pasar Modal untuk daerah Makassar. Laporan keuangan tahun buku 2007-2009 digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dan pengaruhnya terhadap, return saham. Dan data yang di akses dari situs resmi BEI (www.idx.co.id).

(31)

3.5 Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan empat variabel. Variabel dependen yakni return saham dan tiga variabel independen yakni Return on Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Economic Value Added (EVA).

a. Return saham sebagai variable dependen (Y).

Rate of Return yang terdiri dari capital gain/loss dan dividend yield. Untuk menghitung Rate of Return, digunakan rumus sebagai berikut:

ROR= Capital Gain (Loss) + Yield

Keterangan :

Pt = Harga saham sekarang

Pt-1 = Harga saham. periode lalu t – 1 Dt = Deviden yang dibayarkan sekarang

(32)

Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian yang dapat diperoleh atas penggunaan scluruh aktiva perusahaan.

Untuk menentukan Return On Asset (ROA) digunakan rumus (Rahardjo, 2005: 122);

EBIT ROA =

Total Asset Keterangan:

ROA = Return on Asset

EBIT = Earning Before Interest Tax

c. Return On Equity (ROE) sebagai variable independent (X2).

Rasio, ini menunujukkan perbandingan laba bersih terhadap ekuitas. ROE menggambarkan sejauhmana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh.

EAT ROE =

Ekuitas Keterangan:

ROE = Return on Equity EAT = Earning After Tax

(33)

d. Economic Value Added (EVA) sebagai variable independen (X3).

EVA yang mencoba mengukur nilai tambah (value creation) yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan. EVA ( Economic Value Added) merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi.

Ada beberapa tahapan dalam menghitung analisis EVA menurut Amin Widjaja Tunggal (2008), yaitu sebagai berikut:

a. Menghitung Net Operating Profit After Tax (NOPAT)

NOPAT = Operating Income + Interest Income + Equity Income (Income From Subsidiary/Affiliated Companies) + Other Income (Investment) – Other Loss – Income Taxes –Tax Shield on Inter

b. Menghitung Invested Capital

Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan yaitu:

Invested Capital dengan Operating Approach

Invested Capital = Kas + Working Capital Requirement + Aktiva Tetap

Dimana:

(34)

WCR = (Persediaan + Piutang Dagang + Aktiva Lancar Lainnya)-(Hutang Dagang + Biaya-Biaya Masih flarus Diabyar + Uang Muka Pelanggan)

Invested Capital dengan Financing Approach

Invested Capital = Pinjaman Jangka Pondek + Pinjaman Jangka Paniang Lain (Interest Bearing Liabilities) + Ekuitas Pemegang Saham

c. Menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC) rA = (D / V x rD) + (E / V x rE)

Dimana:

rA = Weighted Average Cost of Capital (WACC) D = Debt

V = D+E

rD = Borrowing E = Equity

rE = Expected Return

d. Menghitung Capital Cost/Charges

Capital Cost/Charges = Invested Capital x WACC e. Menghitung Economic Value Added (EVA)

EVA = NOPAT – (Capital x Capital Cost Rate/ Cost of Capital) Atau dengan menggunakan:

(35)

EVA = NOPAT – (Capital Cost / Charge)

3.6 Metode Analisis

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan yang menyoroti pengaruh variabel inependen terhadap, variabel dependen. Metode afialisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Pengolahan data menggunakan progran, Statistik Product and Service Solution (SPSS) for windows versi 16.

Menurut Priyatno, Analisis regresi linear berganda adalah hubtingan secara linear antara dua atau lebih variable independent (X1, X2, X3, Xn,) dengan variable dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independent dengan vaiabel dependen apakah masing-masing variabel indepnden berhubungan positif atau negative dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independent mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasaya berskala interval atau rasio. Analisis regresi berganda digunakan untuk menjawab, hipotesis 1, hipotesis 2 hipotesis 3, hipotesis 4, dan hipotesis 5. Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini yakni:

Y = a + b1X1 +b2X2+b3X3 +…………+ bnXn Keterangan:

Y = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan X1, X2, dan X3 = Variabel independen

(36)

Atau dengan:

RTRNSI IM = a + b1ROA + b2ROE + b3EVA Keterangan:

RTRNSHM = Return Saham

A = konstanta, menunjukkan nilai Y bila semua nilai variable independen (X) sama dengan 0

b1b2b3 = koefisien regresi, menunjukkan besarnya pengaruh variabel independen terhadap varaibel dependen, menunjukkan angka peningkatan maupun penurunan yakni bila b (+), maka peningkatan/ kenaikan dan bila b (-) maka penurunan.

ROA = Return On Asset

ROE = Return On Equity

EVA = Economic Value Added

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diguanakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Menurut Priyatno (2008: 28) jika analisis menggunakan metode parametric, maka persyaratan normalitas harus dipenuhi, yaitu data berasal dari distribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal atau jumlah sample sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah

(37)

statistic nonparametrik. Statitsik parametrik merupakan metode analisis yang digunakan untuk jenis data skala interval dan rasio dengan ukuran sample yang relative (Priyatno:2008).

Pengujian normalitas dilakukan untuk menghindari terjadinya bias pada model regresi. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekat normal.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak terdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah statistik non parametric

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan pada persamaan model regresi sehingga data-data yaag digunakan dalam pengujian hipotesis bebas dari asumsi klasik. a. Uji multikolinieritas

Menurut Priyatno (2008: 39) multikoliniearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolineritas, yaitu adanya hubungan linear antara varaibel independent dalam model regresi (model persamaan regresi). Prasayarat yang harus

(38)

terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan, diantaranya :

1) Dengan melihat nilai inflation, faktor (VIF) pada model regresi,

2) Dengan membandingkan nilai koefisien determnasi individual (r2) dengan nilai detrminasi secara serentak (R2), dan

3) Dengan melihat nilai eigenvalue dan condition index

Tetapi dalam, penulisan kali ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat niiai inflation faktor (VIF) pada model regresi. Menurut Santoso dalam Priyatno (2008: 39) pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

3. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Regresi secara parsial (Uji T)

Uji ini digunakan untuk mengethaui apakah dalam model regresi varaibel indepnden (X1, X2, ...X,) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). (priyatno 2008: 83-84)

Rumus t hitung pada analisis regresi adalah: bi

t hitung = Sbi Keterangan:

(39)

Sbi = Standar Error variabel i

Atau dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

r = Koefisien korelasi parsial n k = jumlah variabel indepnden n = jumlah data atau kasus

(40)

BAB IV

PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul. Data yang telah dikumpulkan tersebut berupa laporan keuangan dari industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Hasil pengolahan data berupa informasi untuk mengetahui pengaruh ROA, ROE dan EVA terhadap Return Saham.

Sesuai dengan permasalahan dan perumusan model yang telah dikemukakan, serta kepentingan pengujian hipotesis, maka metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda.

4.1 Analisis Data 4.1.1 Deskripsi Data

Berdasarkan hasil analisis deskripsi statistik, maka berikut akan disajikan karakteristik ROA, ROE, EVA dan Return Saham terhadap 20 industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2009 yang meliputi jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai minimum, serta standar deviasi untuk masing-masing variabel.

(41)

Tabel 4.1.1

Mean dan Standar Deviasi Variabel Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Saham 60 -97.00 927.00 74.2000 171.63568 ROA 60 1.00 88.00 19.9333 16.88231 ROE 60 3.00 84.00 24.0500 16.92198 EVA 60 -6.96E8 -5.08E5 -9.7261E7 1.73201E8 Valid N (listwise) 60

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah data yang digunakan data penelitian ini sebanyak 60 sampel. Berdasarkan hasil perhitungan selama periode pengamatan nampak bahwa Rate of Return saham terendah (minimum) adalah -97.00 dan nilai tertinggi (maksimum) 927. Dari data diatas dapat dilihat bahwa Rate of Return saham secara rata-rata mengalami perubahan positif dengan rata-rata return saham sebesar 74.2000. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum Rate of Return saham perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini mengalami peningkatan. Standar deviasi rate of return saham 171.63568yang melebihi rata-rata Rate of Return Saham.

Return on Asset terendah (minimum) adalah 1.00 dan nilai tertinggi (maksimum) 88. Dari data diatas dapat dilihat bahwa Return on Asset secara rata-rata mengalami perubahan positif dengan rata-rata Return on Asset 19.9333. Hal ini

(42)

menunjukkan bahwa secara umum Return on Asset perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini mengalami peningkatan. Standar deviasi Return on Asset 16.88231 dibawah rata-rata Return on Asset .

Return on Equity terendah (minimum) adalah 3.00 dan nilai tertinggi (maksimum) 84. Dari data diatas dapat dilihat bahwa Return on Equity secara rata-rata mengalami perubahan positif dengan rata-rata-rata-rata Return on Equity 24.0500. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum Return on Equity perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini mengalami peningkatan. Standar deviasi Return on Equity 16.92198 dibawah rata-rata Return on Equity .

Economic Value Added terendah (minimum) adalah -6.96E8 dan nilai tertinggi (maksimum-5.08E5. Dari data diatas dapat dilihat bahwa Economic Value Added secara rata-rata mengalami perubahan positif dengan rata-rata Economic Value Added -9.7261E7. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum Economic Value Added perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini mengalami peningkatan. Standar deviasi Economic Value Added 1.73201E8 diatas rata-rata Economic Value Added.

4.2 Analisis Regresi Linear 4.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Setelah melakukan uji normalitas data, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

(43)

tabel 4.2.1 Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Return Saham .236 60 .000 .703 60 .000

ROA .152 60 .002 .850 60 .000

ROE .151 60 .002 .896 60 .000

EVA .304 60 .000 .598 60 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Dari hasil di atas kita lihat pada kolom Kolmogorov-Smirnovdiketahui bahwa nilai signifikansi untuk ROR 0,000; ROA 0,002; ROE 0,002; dan EVA 0,00. Karena signifikansi untuk semua variabel lebih kecil dari 0,05, maka disimpulkan bahwa ROR, ROA, ROE, dan EVA tidak berdistribusi normal.

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Priyatno (2008: 39) multikoliniearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolineritas, yaitu adanya hubungan linear antara varaibel independent dalam model regresi (model persamaan regresi). Dari pengujian multikolinearitas, diperoleh hasil sebagai berikut:

(44)

Tabel 4.2.2 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 28.045 38.918 .721 .474

ROA -.726 2.588 -.071 -.280 .780 .263 3.800

ROE 2.970 2.659 .293 1.117 .269 .248 4.029

EVA 1.111E-7 .000 .112 .771 .444 .807 1.240

a. Dependent Variable: Return Saham

Dari hasil diatas dapat diketahui nilai variance inflation factor (VIF) ketiga variabel yaitu ROA (3.800), ROE (4.029), dan EVA (1.240) adalah lebih kecil dari 5, sehingga bisa diduga bahwa antarvariabel independen tidak terjadi persoalan multikolinearitas.

4.2.3 Pengujian Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis ini digunakan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kedua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Untuk mengetahui pengaruh ROA, ROE dan EVA terhadap return saham, digunakan persamaan regresi berikut:

(45)

Perhitungan analisis regresi dapat dilihat pada tabel 4.2.3 berikut: tabel 4.2.3 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 28.045 38.918 .721 .474

ROA -.726 2.588 -.071 -.280 .780 .263 3.800

ROE 2.970 2.659 .293 1.117 .269 .248 4.029

EVA 1.111E-7 .000 .112 .771 .444 .807 1.240

a. Dependent Variable: Return Saham

Tabel 4.2.4 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .211a .045 -.006 172.18798

a. Predictors: (Constant), EVA, ROA,ROE

Persamaan regresinya sebagai berikut: Y = a + b1X1 +b2X2+b3X3

Y = 28.045 - 0.726X1 + 2.970 X2+ 1.111E-7 X3

Uji koefisien regresi secara parsial ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1, X2, ...X,) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y) (Priyatno 2008: 83-84).

(46)

Jumlah sampel (n) = 60 t-tabel = 2,002

n-k-1 = 60 - 2 - 1 = 57

4.2.3.1 Pengujian Hipotesis 1

Koefisien beta variabel ROA (X1 ) sebesar- 0.726, dengan tingkat signifikansi 0.780 dan nilai t hitung = -0.280 yang berarti terdapat hubungan negatif antara ROA dengan Rate of Return tetapi tidak signifikan karena tingkat signifikansinya > 0.05 dan t hitungnya < t tabel 2,002 yang berarti bahwa menolak hipotesis 1 yang berarti ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Carolina (2005) dan Trisnawaty (1997) yang menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap return saham.

4.2.3.2 Pengujian Hipotesis 2

Koefisien beta variabel ROE (X2) sebesar 2.970 dengan tingkat signifikansi 0.269 dan nilai t hitung = 1.117 yang berarti terdapat hubungan hubungan negatiff antara ROE dengan Rate of Return tetapi tidak signifikan karena tingkat signifikansinya > 0.05 dan t hitungnya < t tabel 2,002 yang berarti bahwa menolak hipotesis 2 yang berarti ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal

(47)

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Taufik (2003) dan Sasongko (2003) yang menyatakan bahwa ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

4.2.3.3 Pengujian Hipotesis 3

Berdasarkan persamaan diatas dan berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa: Koefisien beta variabel EVA (X3) sebesar 1.111E-7 dengan tingkat signifikansi 0.444 dan nilai t hitung = 0.771 yang berarti terdapat hubungan hubungan positif antara ROA dengan Rate of Return tetapi tidak signifikan karena tingkat signifikansinya > 0.05 dan t hitungnya < t tabel 2,002 yang berarti bahwa menolak hipotesis 3 yang berarti EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Nilai adjusted r square sebesar -0.006 yang dalam hal ini berarti terjadi hubungan yang sangat rendah antara variabel ROA, ROE, dan EVA dengan Return Saham (ROR). Hal ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Hidayat (2008)

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang menguji pengaruh antara Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Economic Value Added (EVA) terhadap return saham diatas, maka ada beberapa hal yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa Return On Asset / ROA (X1) tidak berpengaruh terhadap return saham. Ditunjukkan dengan nilai t hitung (-0.280) < t tabel (2.002) dengan tingkat α = 5% pada signifikansi 0.780 > 0.05. Return On Equity / ROE (X2) tidak berpengaruh terhadap return saham. Ditunjukkan dengan nilai t

(48)

hitung (1.117) < t tabel (2.002) dengan tingkat α = 5% pada signifikansi 0.269 > 0.05. Economic Value Added / EVA (X3) tidak berpengaruh terhadap return saham. Ditunjukkan dengan nilai t hitung (0.771) < t tabel (2.002) dengan tingkat α = 5% pada signifikansi 0.444 > 0.05. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Carolina (2005), bahwa EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Kondisi fundamental mencerminkan kinerja variabel-variabel keuangan yang dianggap mendasar atau penting dalam perubahan harga saham. Para penganut analisis fundamental berasumsi bahwa apabila kondisi fundamental atau kinerja keuangan perusahaan semakin baik maka harga saham yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan (Ghozali, 2002: 32). Hasil penelitian menunjukan bahwa ROA, ROE dan EVA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham industri manufaktur yang terdaftar di BEI. Kondisi ini menggambarkan bahwa kemampuan perusahaan memperoleh laba, dan kemampuan untuk mengendalikan seluruh biaya-biaya operasional dan non operasional sangat rendah sehingga kurang berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut karena terjadinya penurunan pada laba perusahaan, dan biaya yang harus dikeluarkan untuk pembiayaan modal yang terukur dengan capital charges lebih besar dibandingkan dengan nopat yang diperoleh perusahaan, dimana tingkat suku bunga sangat mempengaruhi cost of equity dan cost of capital dalam perhitungan EVA.

Kenyataan bahwa EVA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham di pasar modal tidak merupakan pencerminan dari EVA membuktikan pasar modal di Indonesia bersifat Weak Form Efficient, yaitu bahwa harga saham di

(49)

pasar modal tidak mencerminkan seluruh informasi yang ada. Hal ini juga dapat dilihat dari perhitungan analisis yang dilakukan oleh peneliti yakni analisis regresi berganda.

Kurangnya hubungan antara ROA, ROE dan EVA dengan return saham disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain : perbedaan teknis perhitungan, ukuran perusahaan, kondisi pasar uang Indonesia, adanya faktor internal selain fundamental ekonomi, suku bunga deposito, devaluasi, pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah dan jumlah uang beredar, penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya, dividen tunai, kondisi sosial, politik dan ekonomi.

(50)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka pada penelitian ini dihasilkan kesimpulan sebagai berikut;

1. Sebagian besar industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode pengamatan 2007-2009 menghasilkan EVA yang negatif. Ini menandakan bahwa industri tersebut tidak menciptakan nilai tambah ekonomi karena perusahaan tidak memperhitungkan biaya modal atas ekuitas yang di investasikan.

2. ROA, ROE, dan EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham pada industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini terjadi karena ternyata laba perusahaan yang menjadi salah satu indikator perhitungan ROA, ROE dan EVA bukanlah satu-satunya indikator dalam pengambilan keputusan harga saham. Biaya modal yang menjadi komponen perhitungan EVA sangat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Selain itu, perbedaan teknis perhitungan, ukuran perusahaan, kondisi pasar uang Indonesia, adanya faktor internal selain fundamental ekonomi, suku bunga, devaluasi, pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah dan jumlah uang beredar, penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya, dividen tunai, kondisi

(51)

sosial, politik dan ekonomi merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan return saham.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang dperoleh dalam penelitian ini, maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Tingkat pengembalian saham (Rate of Return) tidak dipengaruhi oleh ROA, ROE dan EVA yang merupakan ukuran kinerja keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu untuk memperoleh investor yang memadai dengan tingkat pengembalian saham yang tinggi maka perusahaan perlu meningkatkan kinerja keuangan terutama dengan cara mempertimbangkan biaya modal karena menjadi pertimbangan untuk memaksimumkan nilai perusahaan dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat berinvestasi.

2. Bagi penelitian berikutnya diharapkan menambah rasio keuangan lainnya sebagai variabel independen, karena sangat dimungkinkan rasio keuangan lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap Return Saham.

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji. 2002. Pengantar Pasar Modal. Jakarta. Rineka Cipta

Brigham, Eugene F & Joel F Houston, penerjemah Ali Akbar Yulianto. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh. Jakarta. Salemba empat Fandi kurniawan. 2006. Analisis Rasio Likuiditas Sebagai Alat Pengukuran Kinerja

Pada PT. Bank Republik Indonesia Tbk. Skripsi. Jurusan Manajemen. FE-UH

Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio Dan Analisis. Edisi kelima. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta

Taufik. Jurnal Kajian Capital Market dan Leverage terhadap Variasi Harga Saham di Bursa Efek Jakarta. Vol 1

Mariana, Sri Rahayu. 2007. Analisis Pengaruh Eva Dan Mva Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Jurusan akuntansi. UII-Yogyakarta.

Munawir. S. 2002. Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta. Liberty Yogyakarta

Noer Sasongko. 2003. Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta

Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product And Service Solution) Untuk Analisis Data & Uji Statistik. Jakarta. Mediakom

Rahman Hakim. 2006. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode EVA, ROA, dan Pengaruhnya terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Jakarta. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta

Robert n. Anthony & vijay govindarajan, penerjemah F.X. kurniawan tjakrawala. 2005. Sistem Pengendalan Manajemen. Edisi sebelas. Jakarta. Salemba Empat

(53)

Tunggal, Amin Widjaja. 2008. Memahami Economic Value Added. Jakarta. Harvindo http://bankskripsi.com/analisis-pengaruh-kinerja-keuangan-perusahaan-yang-diukur- dengan-economic-value-added-eva-dan-rasio-profitabilitas-terhadap-harga-saham.pdf.doc.htm http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/economic-value-added-eva-sebagai-konsep_28.html http://trihastutie.wordpress.com/2009/05/29/eva-sebagai-alat-ukur-kinerja-perusahaan-2/ http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/metodologi-penelitian/penggunaan-eva-dan-roa-sebagai-alat-ukur-penilaian-perusahaan

(54)
(55)

LAMPIRAN 1

PERHITUNGAN RETURN ON ASSET

No perusahaan tahun laba bersih total

ROA sblm pajak asset 1 ANTM 2007 7,282,402 12,043,691 60.46652974 2008 1,929,668 10,245,041 18.8351418 2009 784,018 9,939,996 7.887508204 2 BUDI 2007 72,564 1,485,651 4.884323438 2008 35,566 1,698,750 2.093657101 2009 178,417 1,598,82 4 11.1592645 6 3 DLTA 2007 66,622 592,356 11.2469528 5 2008 117,738 698,297 16.86073404 2009 160,628 760,426 21.12342292 4 FAST 2007 144,161 629,491 22.90120113 2008 167,904 784,759 21.39561318 2009 247,148 1,041,409 23.73207837 5 PGAS 2007 1,871,576 20,444,622 9.154368322 2008 1,281,490 25,550,580 5.015502584 2009 8,247,172 28,670,440 28.76541832 6 HMSP 2007 5,345,07 3 15,680,5 42 34.0872974 9 2008 5,797,28 9 16,133,8 19 35.9325278 2 2009 7,213,466 17,716,447 40.71621133

(56)

7 INCO 2007 1,676,443 1,887,196 88.83247951 2008 463,252 1,842,584 25.14143182 2009 236,704 2,038,000 11.61452404 8 ITMG 2007 88,004 775,629 11.34614616 2008 345,638 979,065 35.30286549 2009 456,475 1,198,571 38.08493614 9 INDF 2007 2,041,409 29,706,895 6.871835646 2008 2,599,82 3 39,594,2 64 6.56616069 4 2009 4,063,81 3 40,382,9 53 10.0631892 9 10 KLBF 2007 1,158,667 5,138,213 22.54999939 2008 1,178,022 5,703,832 20.65316791 2009 1,471,072 6,482,447 22.69315893 11 KAEF 2007 82,470 1,386,739 5.947045551 2008 96,106 1,445,670 6.647851861 2009 99,730 1,562,625 6.382209423 12 LION 2007 36,740 216,130 16.99902836 2008 57,061 253,142 22.54110341 2009 44,986 271,366 16.5776110 5 13 LMSH 2007 8,913 62,812 14.1899637 2008 14,055 61,988 22.67374331 2009 3,890 72,831 5.34113221 14 MAIN 2007 22,872 656,243 3.48529431 9 2008 14,930 859,935 1.73617773 4

(57)

2009 112,362 885,348 12.69128072 15 MRAT 2007 14,954 315,998 4.732308432 2008 31,842 354,781 8.975114225 2009 28,869 365,636 7.89555733 16 MYOR 2007 209,828 1,893,17 5 11.0833916 6 2008 274,069 2,922,998 9.376297897 2009 503,934 3,246,499 15.52238273 17 SMGR 2007 2,560,214 8,515,227 30.06630358 2008 3,589,529 10,602,964 33.85401478 2009 4,655,188 12,951,308 35.94376722 18 SQBI 2007 77,499 227,422 34.07717811 2008 138,604 294,725 47.02824667 2009 182,008 318,934 57.06760646 19 TGKA 2007 75,723 1,348,75 5 5.61428873 3 2008 144,381 1,525,74 9 9.46295884 8 2009 71,822 1,466,079 4.898917453 20 TINS 2007 2,653,922 5,032,712 52.73343676 2008 2,108,929 5,785,003 36.45510642 2009 549,163 4,855,712 11.30962874 LAMPIRAN

(58)

2

PERHITUNGAN RETURN ON EQUITY

No perusahaan tahun laba bersih ekuitas

ROE stlh pajak 1 ANTM 2007 5,118,988 8,750,106 58.5020113 200 8 1,368,139 8,063,138 16.9678232 200 9 604,307 8,148,939 7.41577523 2 BUDI 200 7 46,177 625,962 7.376965 37 200 8 32,981 618,850 5.329401 31 200 9 146,415 744,040 19.6783775 3 DLTA 2007 48,336 458,432 10.5437666 200 8 85,615 519,768 16.471772 200 9 131,758 590,226 22.3233134 4 FAST 2007 102,537 377,358 27.1723403 200 8 125,268 482,545 25.9598587 200 9 181,997 784,758 23.1914807 5 PGAS 2007 1,262,552 5,936,890 21.2662185 200 8 805,223 7,075,25 7 11.38083 04 200 9 6,432,868 11,732,0 80 54.83143 65 6 HMSP 2007 3,632,842 8,063,542 45.0526828 200 8 3,897,120 8,047,896 48.424085 200 9 5,089,310 10,461,616 48.6474556

(59)

7 INCO 2007 1,173,036 1,386,528 84.6024025 200 8 359,316 1,520,884 23.6254705 200 9 170,417 1,581,306 10.776978 8 ITMG 2007 55,785 456,315 12.2251077 200 8 234,925 610,370 38.4889493 200 9 335,551 787,486 42.6104083 9 INDF 2007 1,350,717 7,190,549 18.7846158 200 8 1,798,280 8,498,74 9 21.15934 95 200 9 2,856,781 10,155,4 95 28.13039 64 10 KLBF 2007 811,647 3,386,862 23.9645725 200 8 825,505 3,622,399 22.7889032 200 9 1,049,667 4,310,438 24.351748 11 KAEF 2007 52,189 908,027 5.74751632 200 8 55,394 947,765 5.84469779 200 9 62,507 995,315 6.28012237 12 LION 2007 25,298 169,870 14.8925649 200 8 37,840 201,208 18.8064093 200 9 33,613 227,799 14.75555 2 13 LMSH 200 7 5,942 29,141 20.39051 51 200 8 9,237 37,898 24.3733179 200 9 2,401 39,723 6.04435717 14 MAIN 2007 14,701 190,613 7.71248551

(60)

200 8 7,627 46,180 16.5158077 200 9 75,456 120,794 62.4666788 15 MRAT 2007 11,130 279,559 3.9812705 200 8 22,290 303,623 7.34134107 200 9 21,017 316,412 6.64228917 16 MYOR 2007 146,618 1,081,795 13.5532148 200 8 201,589 1,245,109 16.1904701 200 9 382,503 1,581,75 5 24.18219 17 SMGR 200 7 1,793,539 6,627,26 3 27.06304 25 200 8 2,523,544 8,069,586 31.2722858 200 9 3,352,755 10,197,679 32.8776283 18 SQBI 2007 52,176 158,702 32.8767123 200 8 94,271 214,545 43.939966 200 9 131,259 263,448 49.8234946 19 TGKA 2007 49,014 294,057 16.668197 200 8 115,682 378,852 30.5348791 200 9 53,002 391,705 13.5311012 20 TINS 200 7 1,784,594 3,359,04 6 53.12800 12 200 8 1,342,351 3,820,58 1 35.13473 47 200 9 313,772 3,430,064 9.14770103

(61)

LAMPIRAN 3

PERHITUNGAN NOPAT N

o Perusahaan tahun Operating bad interest other other income deffered NOPAT Profit debt income income loss tax tax

1 ANTM 2007 6,796,09 1 -4,183 125,907 272,486 0 -74,315 -144,119 6,971,867 2008 1,454,132 -3,713 179,664 531,591 -185,374 -50,346 -65,502 1,860,452 2009 587,521 -3,567 151,196 381,207 -288,857 -47,049 31,732 812,183 2 BUDI 2007 146,856 0 0 0 -74,292 -25,696 17,861 64,729 2008 135,495 0 0 782 -100,711 -11,046 11,047 35,567 2009 153,876 0 0 77,970 -53,429 -22,660 12,596 168,353 3 DLTA 2007 60,611 6,831 7,589 791 -2,371 18,286 -767 90,970 2008 100,039 9,822 13,936 4,090 -327 32,123 -2,374 157,309 2009 160,628 2,050 18,040 2,378 3,042 46246 -193 232,191 4 FAST 2007 133,732 0 5,571 5,318 -460 -41,623 5,278 107,816 2008 140,698 0 8,448 19,199 -442 -42,637 2,882 128,148 2009 225,132 0 13,083 11,356 -2,404 -65,151 3,365 185,381 5 PGAS 2007 3,082,690 14,038 31,420 125,483 1,367,017- -783,697 58,030 1,160,947 2008 4,657,25 2 -7,310 59,043 125,935 -3,560,739 -476,267 -10,775 787,139 2009 7,676,026 -2,050 160,066 1,249,931 -838,850 1,814,304- 4,907 6,435,726 6 HMSP 2007 5,584,98 0 -1,354 57,725 0 -182,252 1,712,231 -9,798 7,161,532 2008 6,225,233 1,410 37,423 0 -390,330 1,900,169 -24,836 7,749,069 2009 7,297,767 -798 50,327 74,066 -208,940 2,124,156 2,864 9,339,442 7 INCO 2007 14,962 0 38,774 45,605 -3,409 503,407 -1,302 598,037 2008 5,237 0 5,448 0 -20,454 103,936 -34,243 59,924 2009 2,187 0 358 9,395 -4,924 66,287 3,193 76,496 8 ITMG 2007 121,995 0 1,681 603 -34,869 32,043 -683 120,770 2008 340,012 0 9,877 27,066 -31,272 -110,758 933 235,858 2009 435,815 0 4,046 23,106 -2,446 -120,924 -7,100 332,497 9 INDF 2007 2,894,428 22,340 158,309 13,500 1,001,008- -69,842 733,273 2,017,727

(62)

2008 4,341,476 49,757 168,516 731,032 1,910,169- 1,207,032- 307,979 2,173,580 2009 5,004,20 9 -27,570 161,885 0 -1,833,313 -801,553 -242,629 2,261,029 10 KLBF 2007 1,129,354 -134 66,387 38,902 -75,977 -347,020 -771 810,741 2008 1,142,71 2 -1,827 54,021 111,190 -75,880 -352,517 -1,835 875,864 2009 1,565,875 1,859 65,472 84,220 -179,023 -421,405 -3,094 1,113,904 11 KAEF 2007 77,500 4,103 2,809 9,699 -7,539 -30,280 -7,305 48,987 2008 107,037 -1,329 3,606 8,729 -23,266 -40,712 -1,732 52,333 2009 111,933 3,913 1,645 12,261 -26,110 -37,223 -1,813 64,606 12 LION 2007 30,533 0 3,612 2,595 0 11,441 -97 48,084 2008 50,994 1,946 2,782 5,230 -1,946 19,220 343 78,569 2009 44,096 0 6,036 450 -5,597 11,373 108 56,466 13 LMSH 2007 9,528 0 147 212 -978 2,971 123 12,003 2008 15,828 0 125 278 -2,176 4,817 148 19,020 2009 3,822 0 129 908 -967 1,490 332 5,714 14 MAIN 2007 74,421 0 1,368 1,395 -1,395 8,170 -323 83,636 2008 79,305 0 7,147 4,614 -76,136 -7,302 -583 7,045 2009 131,889 0 5,802 23,309 48,637 -36,906 -4,439 168,292 15 MRAT 2007 18,436 380 3,847 3,872 -11,201 -3,824 -2,212 9,298 2008 25,297 322 4,222 11,073 -8,750 -9,552 547 23,159 2009 41,549 -89 4,056 1,188 -17,924 -7,852 -131 20,797 16 MYOR 2007 238,713 0 4,272 14,428 -43,313 63,210 -289 277,021 2008 345,420 0 4,245 15,724 -87,075 72,481 -10,196 340,599 2009 613,187 0 20,264 4,540 -134,058 121,431 -7,917 617,447 17 SMGR 2007 2,396,848 3,112 138,149 28,869 -11,625 766,675 -13,888 3,308,140 2008 3,387,18 6 4,876 223,999 5,856 -38,557 1,045,569 -89,488 4,539,441 2009 4,342,563 -2,475 326,053 21,887 -46,209 1,302,433 -47,168 5,897,084 18 SQBI 2007 80,370 0 486 683 -2,038 -25,323 341 54,519 2008 134,212 0 1,647 3,621 -618 -44,333 1,259 95,788 2009 190,293 0 6,390 1,621 -16,297 -50,784 3,937 135,160 19 TGKA 2007 81,968 3,072 3,985 34,073 -44,302 -26,709 -2,448 49,639 2008 122,062 1,898 3,970 91,192 -72,843 -28,699 77 117,657 2009 87,032 -1,785 3,540 33,222 -51,971 -18,819 3,245 54,464 20 TINS 2007 2,732,64 1 0 17,394 29,341 -151,794 869,328 -10,260 3,486,650 2008 2,070,20 13,994 41,896 55,205 -66,328 766,578 -1,961 2,879,588

Gambar

Tabel 4.2.2 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig
Tabel 4.2.4 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .211 a .045 -.006 172.18798

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian ekstrak akar alang-alang tidak memberikan efek yang signifikan terhadap perubahan bobot badan tetapi memberikan efek negative terhadap perkembanan organ

[r]

Dalam rangka pengelolaan likuiditas serta mengelola alat-alat likuid agar selalu dapat memenuhi kebutuhan cash flow, bank melakukan kontrol dengan melakukan

dilakukan suatu penelitian dengan judul: Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Penanganan Penyakit Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas

ىتح اهبيلاسأو اهطامنأو ةيبرعلا ةيوحنلا دعاوقلا قيبطت ميلعت يف زكرتي ءاشنلإا وأ ةباتكلا ميلعت رثكأ نأ فورعلمابو دعاوقلا ةدام يف ةبلطلا ملعتي امم اراركت ميلعتلا

koefisien determinsi diatas dapat dikatakan bahwa variabel independen yaitu (Iklan, Promosi Penjualan dan Citra Perusahaan) tidak memiliki kontribusi yang kuat

So the hypothesis state, “ there is any significant difference between the ability of writing recount text of the eighth grade students of SMP1 Mejobo Kudus in the