• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Distres Spiritual

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Distres Spiritual"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Askep Distres Spiritual

Askep Distres Spiritual

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DISTRES S

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DISTRES SPIRITUALPIRITUAL

Pengertian : Pengertian :

 Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan mengintegrasikanDistres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain, seni, musik, literature, alam dan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain, seni, musik, literature, alam dan kekuatan yang lebih besr dari dirinya (Nanda, 2005).

kekuatan yang lebih besr dari dirinya (Nanda, 2005). 

 Definisi lain mengatakan bahwa distres spiritual adalah gangguan dalam prinsip hidupDefinisi lain mengatakan bahwa distres spiritual adalah gangguan dalam prinsip hidup yang meliputi seluruh kehidupan seseorang dan diintegrasikan biologis dan psikososial yang meliputi seluruh kehidupan seseorang dan diintegrasikan biologis dan psikososial (Varcarolis, 2000).

(Varcarolis, 2000). 

 Dengan kata lain kita dapat katakan bahwa distres spiritual adalah kegagalan individuDengan kata lain kita dapat katakan bahwa distres spiritual adalah kegagalan individu dalam menemukan arti kehidupannya.

dalam menemukan arti kehidupannya.

Patofisiologi : Patofisiologi :

 Patofisiologi distress spiritual tidak bisa dilepaskan dari stress dan struktur serta fungsiPatofisiologi distress spiritual tidak bisa dilepaskan dari stress dan struktur serta fungsi otak.

otak. 

 Stress adalah realitas kehidupan manusia sehari-hari. Setiap orang tidak dapat dapatStress adalah realitas kehidupan manusia sehari-hari. Setiap orang tidak dapat dapat menghindari stres, namun setiap orang diharpakan melakukan penyesuaian terhadap menghindari stres, namun setiap orang diharpakan melakukan penyesuaian terhadap perubahan akibat stres. Ketika kita mengalami stres, otak kita akan berespon untuk  perubahan akibat stres. Ketika kita mengalami stres, otak kita akan berespon untuk  terjadi. Konsep ini sesuai dengan yang disampikan oleh Cannon, W.B. dalam Davis M, terjadi. Konsep ini sesuai dengan yang disampikan oleh Cannon, W.B. dalam Davis M, dan

kawan-dan kawan-kawan (1988) yang menguraikan respon “melawan atau melarikan diri”kawan (1988) yang menguraikan respon “melawan atau melarikan diri” sebagai suatu rangkaian perubahan biokimia didalam otak yang menyiapkan seseorang sebagai suatu rangkaian perubahan biokimia didalam otak yang menyiapkan seseorang menghadapi ancaman yaitu stres.

menghadapi ancaman yaitu stres. 

 Stres akan menyebabkan korteks serebri mengirimkan tanda bahaya ke hipotalamus.Stres akan menyebabkan korteks serebri mengirimkan tanda bahaya ke hipotalamus. Hipotalamus kemudian akan menstimuli saraf simpatis untuk melakukan perubahan. Hipotalamus kemudian akan menstimuli saraf simpatis untuk melakukan perubahan. Sinyal dari hipotalamus ini kemudian ditangkap oleh sistem limbik dimana salah satu Sinyal dari hipotalamus ini kemudian ditangkap oleh sistem limbik dimana salah satu bagian pentingnya adalah amigdala yang bertangung jawab terhadap status emosional bagian pentingnya adalah amigdala yang bertangung jawab terhadap status emosional seseorang. Gangguan pada sistem limbik menyebabkan perubahan emosional, perilaku seseorang. Gangguan pada sistem limbik menyebabkan perubahan emosional, perilaku

(2)

dan kepribadian. Gejalanya adalah perubahan status mental, masalah ingatan, kecemasan dan perubahan kepribadian termasuk halusinasi (Kaplan et all, 1996), depresi, nyeri dan lama gagguan (Blesch et al, 1991).

 Kegagalan otak untuk melakukan fungsi kompensasi terhadap stresor akan menyebabkan seseorang mengalami perilaku maladaptif dan sering dihubungkan dengan munculnya gangguan jiwa. Kegagalan fungsi kompensasi dapat ditandai dengan munculnya

gangguan pada perilaku sehari-hari baik secara fisik, psikologis, sosial termasuk spiritual.  Gangguan pada dimensi spritual atau distres spritual dapat dihubungkan dengan

timbulnya depresi.

 Tidak diketahui secara pasti bagaimana mekanisme patofisiologi terjadinya depresi. Namun ada beberapa faktor yang berperan terhadap terjadinya depresi antara lain faktor genetik, lingkungan dan neurobiologi.

 Perilaku ini yang diperkirakan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya sehingga terjadi distres spritiual karena pada kasus depresi seseorang telah kehilangan motivasi dalam memenuhi kebutuhannya termasuk  kebutuhan spritual.

Karakteristik Distres Spritual menurut Nanda (2005) meliputi empat hubungan dasar yaitu :

A. Hubungan dengan diri

1. Ungkapan kekurangan

a. Harapan

b. Arti dan tujuan hidup c. Perdamaian/ketenangan d. Penerimaan

e. Cinta

f. Memaafkan diri sendiri g. Keberanian

(3)

3. Kesalahan

4. Koping yang buruk 

B. Hubungan dengan orang lain

1. Menolak berhubungan dengan tokoh agama 2. Menolak interaksi dengan tujuan dan keluarga 3. Mengungkapkan terpisah dari sistem pendukung 4. Mengungkapkan pengasingan diri

C. Hubungan dengan seni, musik, literatur, dan alam

1. Ketidakmampuan untuk mengungkapkan kreativitas (bernyanyi, mendengarkan musik, menulis)

2. Tidak tertarik dengan alam

3. Tidak tertarik dengan bacaan keagamaan

D. Hubungan dengan kekuatan yang lebih besar dari dirinya

1. Ketidakmampuan untuk berdo’a

2. Ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan 3. Mengungkapkan terbuang oleh atau karena kemarahan Tuhan 4. Meminta untuk bertemu dengan tokoh agama

5. Tiba-tiba berubah praktik agama 6. Ketidakmampuan untuk introspeksi

7. Mengungkapkan hidup tanpa harpaan, menderita

Penyebab :

Menurut Vacarolis (2000) penyebab distres spiritual adalah sebagai berikut :

(4)

 Pengkajian Psikologis  Status mental, mungkin adanya depresi, marah, kecemasan,

ketakutan, makna nyeri, kehilangan kontrol, harga diri rendah, dan pemikiran yang bertentangan (Otis-Green, 2002).

 Pengkajian Sosial Budaya  dukungan sosial dalam memahami keyakinan klien

(5)

Pengkajian Spiritual

Salah satu instrumen yang dapat digunakan adalah Puchalski’s FICA Spritiual History Tool

(Pulschalski, 1999) :

 F : Faith atau keyakinan (apa keyakinan saudara?) Apakah saudara memikirkan diri saudara menjadi sesorang yang spritual ata religius? Apa yang saudara pikirkan tentang keyakinan saudara dalam pemberian makna hidup?

 I : Impotance dan influence. (apakah hal ini penting dalam kehidupan saudara). Apa pengaruhnya terhadap bagaimana saudara melakukan perawatan terhadap diri sendiri? Dapatkah keyakinan saudara mempengaruhi perilaku selama sakit?

 C : Community (Apakah saudara bagian dari sebuah komunitas spiritual atau religius?) Apakah komunitas tersebut mendukung saudara dan bagaimana? Apakah ada seseorang didalam kelompok tersebut yang benar-benar saudara cintai atua begini penting bagi saudara?

 A : Adress bagaimana saudara akan mencintai saya sebagai seorang perawat, untuk  membantu dalam asuhan keperawatan saudara?

 Pengkajian aktifitas sehari-hari pasian yang mengkarakteristikan distres spiritual, mendengarkan berbagai pernyataan penting seperti :

 Perasaan ketika seseorang gagal  Perasaan tidak stabil

 Perasaan ketidakmmapuan mengontrol diri

 Pertanyaan tentang makna hidup dan hal-hal penting dalam kehidupan  Perasaan hampa

Faktor Predisposisi :

 Gangguan pada dimensi biologis akan mempengaruhi fungsi kognitif seseorang sehingga akan mengganggu proses interaksi dimana dalam proses interaksi ini akan terjadi transfer pengalaman yang pentingbagi perkembangan spiritual seseorang.

(6)

 Faktor frediposisi sosiokultural meliputi usia, gender, pendidikan, pendapattan, okupasi, posisi sosial, latar belakang budaya, keyakinan, politik, pengalaman sosial, tingkatan sosial.

Faktor Presipitasi :

 Kejadian Stresful

Mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang dapat terjadi karena perbedaan tujuan hidup, kehilangan hubungan dengan orang yang terdekat karena kematian, kegagalan dalam menjalin hubungan baik dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan dan zat yang maha tinggi.

 Ketegangan Hidup

Beberapa ketegangan hidup yang berkonstribusi terhadap terjadinya distres spiritual adalah ketegangan dalam menjalankan ritual keagamaan, perbedaan keyakinan dan ketidakmampuan menjalankan peran spiritual baik dalam keluarga, kelompok maupun komunitas.

Penilaian Terhadap Stressor :

 Respon Kognitif   Respon Afektif   Respon Fisiologis  Respon Sosial  Respon Perilaku Sumber Koping :

Menurut Safarino (2002) terdapat lima tipe dasar dukungan sosial bagi distres spiritual :

1. Dukungan emosi yang terdiri atas rasa empati, caring, memfokuskan pada kepentingan orang lain.

(7)

2. Tipe yang kedua adalah dukungan esteem yang terdiri atas ekspresi positif thingking, mendorong atau setuju dengan pendapat orang lain.

3. Dukungan yang ketiga adalah dukungan instrumental yaitu menyediakan pelayanan langsung yang berkaitan dengan dimensi spiritual.

4. Tipe keempat adalah dukungan informasi yaitu memberikan nasehat, petunjuk dan

umpan balik bagaimana seseorang harus berperilaku berdasarkan keyakinan spiritualnya. 5. Tipe terakhir atau kelima adalah dukungan network menyediakan dukungan kelompok 

untuk berbagai tentang aktifitas spiritual. Taylor, dkk (2003) menambahkan dukungan apprasial yang membantu seseorang untuk meningkatkan pemahaman terhadap stresor spiritual dalam mencapai keterampilan koping yang efektif.

PSIKOFARMAKA :

 Psikofarmaka pada distres spiritual tidak dijelaskan secara tersendiri. Berdasarkan dengan

Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) di Indonesia III aspek  spiritual tidak digolongkan secara jelas apakah masuk kedalam aksis satu, dua, tiga, empat atau lima

Referensi

Dokumen terkait

Distress spiritual adalah gangguan kemampuan untuk mengalami dan mengintegrasikan makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri sendiri, orang lain, seni,

distres (stres yang negatif) karena pada saat proses penyusunan skripsi,. mahasiswa mengalami stres yang

Menurut (Kozier, 2004) perencanaan pada pasien dengan distres spiritual dirancang untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien dengan: 1) membantu pasien memenuhi kewajiban agamanya,

Salah satu karakteristik kesehatan spiritual adalah adanya proses pencarian arti dan tujuan hidup sebagai suatu apresiasi pribadi yang sangat mendalam dan pencarian alam kosmos dan

Seseorang yang dikategorikan kebutuhan spiritual nya terpenuhi apabila mampu merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan hidup, keberadaannya di dunia atau

Masalah yang sering terjadi pada pemenuhan kebutuhan spiritual adalah distres spiritual, yang merupakan suatu keadaan ketika individu atau kelompok mengalami atau beresiko

Masalah yang sering terjadi pada pemenuhan kebutuhan spiritual adalah distres spiritual, yang merupakan suatu keadaan ketika individu atau kelompok mengalami atau beresiko

Hasil tersebut dapat diartikan bahwa ibu hamil dengan tingkat kepuasan pernikahan rendah memiliki kemungkinan 2.5 lebih besar mengalami distres psikologis.Distress prenatal merupakan