• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR MODAL INTELEKTUAL DALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS (SURVEI PADA PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK WITEL SULSEL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR MODAL INTELEKTUAL DALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS (SURVEI PADA PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK WITEL SULSEL)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR MODAL INTELEKTUAL DALAM MENINGKATKAN KINERJA BISNIS (SURVEI PADA PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA,

TBK WITEL SULSEL)

INTELLECTUAL CAPITAL TO INCREASE BUSINESS PERFORMANCE (SURVEY ON PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA,TBK

WITEL SULSEL)

Fauziah, Muhammad Ali, Abd. Rakhman Laba

Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Unviersitas Hasanuddin

Alamat Koresponden: Magister Manajemen Universitas Hasanuddin Makassar 90245 Hp. 0811449911 Email: fauziahsyam@gmail.com

(2)

Abstrak

Human capital merupakan pengetahuan, skill, dan pengalaman yang pegawai bawa ketika meninggalkan perusahaan, yang meliputi know-how, pendidikan, vocational qualification, pekerjaan dihubungkan dengan pengetahuan, penilaian pekerjaan, penilaian psychometric, pekerjaan dihubungkan dengan kompetensi, semangat entrepreneurial, jiwa inovatif, kemampuan proaktif dan reaktif, dan kemampuan untuk berubah. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor Human capital, Structural capital dan Customer capital dalam meningkatkan kinerja bisnis PT. Telekomunikasi, Tbk Witel Sulsel. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif asosiatif agar diketahui keterkaitan antar variabel penelitian yang diperoleh berdasarkan data deskriptif.Unit analisis yang dituju adalah individu, yaitu para karyawan PT.Telkom Witel Sulsel dan informasi yang dikumpulkan satu kali pada waktu tertentu atau disebut juga cross sectional. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian adalah data primer dan data sekunder yang dilakukan berdasarkan metode pengumpulan data baik melalui kuesioner maupun dokumentasi internal Perusahaan.Data yang dikumpulkan dari kuisioner selanjutnya akan diukur dengan pengukuran data ordinal dengan bobot hitung 1 sampai 5. Teknik Analisis Data Melalui software SPSS, uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Hasil penelitian ini adalah Faktor Human capital, Structural Capital dan Customer capital berpengaruh dalam meningkatkan kinerja bisnis PT. Telekomunikasi, Tbk Witel Sulsel . PT. Telekomunikasi, Tbk Witel Sulsel harus mengembangkan pengelolaan human capital, customer capital, dan structural capital untuk meningkatkan keunggulan bersaing dalam meningkatkan kinerja bisnisnya.

Kata kunci: Human capital, Structural capital, Customer capital.

Abstract

Human capital is the knowledge , skill , and experience to take when an employee leaves the company , which include know-how , education , vocational qualification , the work associated with knowledge , job assessment , psychometric assessment , the work associated with competency , entrepreneurial spirit , innovative spirit , ability proactive and reactive , and the ability to change . The aim of this study was to determine and analyze the influence of Human Capital , Structural Capital and Customer capital in improving the business performance of PT . Telecommunications , Tbk Witels province. This type of research is that the associative descriptive known linkages between research variables are obtained based on descriptive data . The unit of analysis is the individual target , ie the employees PT.Telkom Witels Sulawesi and information collected at one particular time or also known as cross-sectional . Types and sources of data used in the conduct of research is primary data and secondary data carried out by the method of data collection through questionnaires as well as our internal documentation . Data collected from the questionnaire will then be measured by measuring the weight of ordinal data with count 1 to 5 . Engineering Data Analysis Through SPSS software , the validity test performed with respect to the accuracy of the measuring instrument to be measured so that the concept actually measures what it is supposed to measure. The results of this study are Factor Human capital , Structural Capital and Customer Capital influential in improving the business performance of PT . Telecommunications , Tbk Witels province. PT . Telecommunications , Tbk Witels Sulsel must develop human capital management , customer capital and structural capital to increase the competitive advantage in improving business performance .

(3)

PENDAHULUAN

Globalisasi, inovasi teknologi, dan persaingan bisnis yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya. Agar dapat terus bertahan, perusahaan harus dengan cepat mengubah strategi dari bisnis yang didasarkan pada labor-based business menuju knowledge based business, sehingga karakteristik utama perusahaan sekarang telah menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan. Seiring dengan perubahan ekonomi yang berkarakteristik ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dengan penerapan knowledge management, kemakmuran suatu perusahaan akan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri (Sawarjuwono dkk., 2003).

Dalam sistem manajemen yang berbasis pengetahuan ini, modal konvensional seperti: sumber daya alam, sumber daya keuangan, dan aktiva fisik lainnya menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang berbasis pada pengetahuan dan teknologi. Dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi maka akan dapat diperoleh bagaimana cara menggunakan sumber daya lainnya secara efisien dan ekonomis, yang nantinya dapat memberikan keunggulan bersaing (Rupert, 1998).

Modal intelektual telah menjadi aset yang sangat bernilai dalam dunia bisnis modern. Implementasi Modal intelektual merupakan sesuatu yang masih baru, bukan saja di Indonesia tetapi juga di lingkungan bisnis global , hanya beberapa negara maju saja yang telah mulai untuk menerapkan konsep ini, contohnya Australia, Amerika dan negara-negara Skadinavia. Pada umumnya kalangan bisnis masih belum menemukan jawaban yang tepat mengenai nilai lebih apa yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai lebih ini sendiri dapat berasal dari kemampuan berproduksi suatu perusahaan sampai pada loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Nilai lebih ini dihasilkan oleh Modal intelektual yang dapat diperoleh dari budaya pengembangan perusahaan maupun kemampuan perusahaan dalam memotivasi karyawannya sehingga produktivitas perusahaan dapat dipertahankan atau bahkan dapat meningkat (Sawarjuwono dkk., 2003).

Human capital merupakan pengetahuan, skill, dan pengalaman yang pegawai bawa ketika meninggalkan perusahaan, yang meliputi know-how, pendidikan, vocational qualification, pekerjaan dihubungkan dengan pengetahuan, penilaian pekerjaan, penilaian psychometric, pekerjaan dihubungkan dengan kompetensi, semangat entrepreneurial, jiwa inovatif, kemampuan proaktif dan reaktif, dan kemampuan untuk berubah (Starovic dkk., 2004).

(4)

The International Federation of Accountants IFAC, 1998, Human capital di dalam organisasi memiliki potensi penuh untuk membangun orientasi pasar bagi konsumennya. Jika kompetensi pegawai di dalam suatu organisasi semakin baik, mereka akan memahami kebutuhan konsumen dan mengembangkan customer capital untuk menahan loyalitas konsumen. Disamping itu, Human capital juga merupakan sumber inovasi dan pembaharuan bagi perusahaan.

Customer capital merupakan sumber daya yang dikaitkan hubungan eksternal perusahaan dengan konsumen, suplier atau partner dalam Research and Depelopment (R&D) (Starovic dkk., 2004), meliputi Brand, konsumen, loyalitas konsumen nama perusahaan, backlog orders, jaringan distribusi, kolaborasi bisnis, kesepakatan lisensi dan kontrak-kontrak yang mendukung IFAC, 1998. Pengelolaan customer capital yang baik akan menyebabkan kompetensi dalam aktivitas organisasi atau respon terhadap perubahan pasar dapat dikembangkan. Jika sebuah organisasi menjadi fokus terhadap konsumen dan menjadi penentu pasar, maka organisasi tersebut akan menciptakan rutinitas dan proses organisasi yang efisien serta dapat melayani konsumen dengan baik akan menyebabkan kompetensi dalam aktivitas organisasi atau respon terhadap perubahan pasar dapat dikembangkan. Jika sebuah organisasi menjadi fokus terhadap konsumen dan menjadi penentu pasar, maka organisasi tersebut akan menciptakan rutinitas dan proses organisasi yang efisien serta dapat melayani konsumen dengan baik.

Structural capital merupakan pengetahuan yang akan tetap berada dalam perusahaan (Starovic dkk., 2004), yang terdiri dari dua elemen yaitu pertama, intellectual property yang terdiri dari paten, copyright, design right, trade secret, trademark, service mark, dan kedua, infrastucture assets, yang meliputi filosofi manajemen, budaya perusahaan, proses manajemen, sistem informasi, sistem jaringan, dan hubungan keuangan. Structural capital muncul dari proses dan nilai organisasi yang mencerminkan fokus internal dan eksternal perusahaan serta pengembangan dan pembaharuan untuk masa depan.

Dari berbagai penelitian sebelumnya ditemukan bahwa faktor dari modal intelektual berpengaruh dalam meningkatkan kinerja bisnis. Penelitian Divianto pada tahun 2010 dengan judul Pengaruh Faktor-Faktor Intelectual Capital (Human Capital, Structural Capital Dan Customer Capital) Terhadap Business Performance.Hasil penelitian nya bahwa ketiga faktor tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bisnis. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor Human capital,

(5)

Structural capital dan Customer capital dalam meningkatkan kinerja bisnis PT. Telekomunikasi, Tbk Witel Sulsel.

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif asosiatif agar diketahui keterkaitan antar variabel penelitian yang diperoleh berdasarkan data deskriptif. Dalam pelaksanaannya metode penelitian yang dilakukan adalah survey. Unit analisis yang dituju adalah individu, yaitu para karyawan PT.Telkom Witel Sulsel dan informasi yang dikumpulkan satu kali pada waktu tertentu atau disebut juga cross sectional.

Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian adalah data primer dan data sekunder yang dilakukan berdasarkan metode pengumpulan data baik melalui kuesioner maupun dokumentasi internal Perusahaan. Data Primer Yaitu data mengenai objek penelitian yang diperoleh dari hasil pengamatan atau peneltian, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Hal tersebut dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan manajemen perusahaan sebagai pihak pengambil tindakan strategis, serta menyebarkan kuesioner kepada karyawan-karyawati PT. Telkom. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari dokumentasi atau beberapa laporan serta literature dan bahan pustaka yang sangat relevan dengan topik pembahasan.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dari kuisioner selanjutnya akan diukur dengan pengukuran data ordinal dengan bobot hitung 1 sampai 5.

Teknik Analisis Data

Melalui software SPSS, uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrument menurut Riduwan (2004:109) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan suatu alat ukur.

(6)

HASIL

Deskripsi Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki 3 variabel bebas, yang terdiri dari : (1). Human Capital (X1). (2). Structural Capital (X2). (3). Customer Capital (X3). Pada Gambar 1 terlihat bahwa tanggapan responden terhadap variabel human capital adalah : (1). Nilai skor terendah 3,36 (kategori baik) adalah pada tanggapan responden atas pernyataan kedelapan yaitu tingkat kompetensi karyawan PT.Telkom ideal. Indikator ini mendapatkan nilai yang rendah disebabkan karyawan menganggap kompensasi harus lebih baik lagi dimasa datang. (2). Nilai skor tertinggi adalah 3.98 (kategori baik) untuk tanggapan responden atas pernyataan keenam yakni Peningkatan keahlian melalui training maupun sharing knowledge di lingkungan PT.Telkom, dimana kondisi saat ini di PT.Telkom mengutamakan program pengembangan human resource baik melalui pelatihan maupun knowledge management sehingga karyawan merasa meningkat keahliannya. (3). Skor rata-rata keseluruhan untuk variabel Human Capital (X1) adalah 3,66 (kategori baik).

Pada Gambar 2 terlihat bahwa tanggapan responden terhadap variabel structural Capital adalah : (1). Nilai skor terendah 3,28 (kategori baik) adalah pada tanggapan responden atas pernyataan kesembilan yaitu Struktur Organisasi yang sesuai,efektif dan efisien. Ini diakibatkan responden menilai struktur organisasi yang ada saat ini masih perlu diperbaiki. (2). Nilai skor tertinggi adalah 4,09 (kategori baik) untuk tanggapan responden atas pernyataan keenam yakni PT.Telkom secara berkesinambungan mengembangkan teknologi baru untuk produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Sebagai perusahaan Telekomunikasi PT.Telkom telah mengembangkan dan menggunakan teknologi terbaru. (3). Nilai skor rata-rata keseluruhan untuk variabel Structural Capital (X2) adalah 3,70 (kategori baik).

Pada Gambar 3 terlihat bahwa tanggapan responden terhadap variabel Customer Capital adalah : (1). Nilai skor terendah 3,32 (kategori baik) adalah pada tanggapan responden atas pernyataan kedua yaitu PT.Telkom rutin melakukan pertemuan dengan pelanggan. Ini menandakan sebagian besar responden merasa belum cukup dalam mengadakan pertemuan dengan pelanggan Telkom. (2). Nilai skor tertinggi adalah 4,07 (kategori baik) untuk tanggapan responden atas pernyataan pertama yakni PT.Telkom mendapatkan umpan balik dari pelanggan. (3). Nilai skor rata-rata keseluruhan untuk variabel Customer Capital (X3) adalah 3, 51 (kategori baik).

(7)

Uji Validitas

Bila koefisien korelasi lebih besar dari nilai r kritis tabel yakni 0,2732 (α = 0,05 dan df = 120) maka suatu pernyataan dianggap valid, sebaliknya jika koefisien korelasi lebih kecil dari nilai r kritis tabel 0,2732 maka suatu pernyataan dianggap tidak valid. Setelah dilakukan pengujian terhadap seluruh responden, semua item variabel bebas dan variabel terikat dinyatakan valid. Adapun tabulasi data dari kuisioner yang diberikan kepada responden terhadap variabel Human Capital (X1), Structural Capital (X2), Customer Capital (X3) dan Kinerja Bisnis (Y) dapat dilihat pada Lampiran-Skor Item Variabel. Untuk mengolah data dalam melakukan pengujian validitas digunakan software SPSS Ver. 20.

Pada table 1 memperlihatkan bahwa Hasil pengujian untuk α = 0,05, df = 50 dan Rtabel =

0,2732 (sesuai Lampiran Tabel R) sebagai berikut : (1). Jika koefisien korelasi > Rtabel maka

Pernyataan valid. (2). Jika koefisien korelasi < Rtabel maka Pernyataan tidak valid. Pada hasil

pengujian validitas, semua pernyataan yang terdapat dalam kuisioner telah sesuai dan dinyatakan valid untuk digunakan karena koefisien korelasi > Rtabel.

Uji Reabilitas

Pada table 2 memperlihatkan hasil pengujian diatas diketahui bahwa semua variabel yaitu Human Capital (X1), Structural Capital (X2, Customer Capital (X3)) dan Kinerja Bisnis (Y) mempunyai Cronbach Alpha diatas 0,6 yang berarti bahwa semua variabel dalam penelitian ini dapat diandalkan dan dapat digunakan sebagai instrumen untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dan akan diolah dalam analisis nantinya

PEMBAHASAN

Dari hasil analisis data diatas ditemukan bahwa faktor baru dari Human Capital yang diberi nama Knowledge Management merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh diantara ketiga faktor lainnya. Hal ini sejalan dengan dengan pandangan (Brinker 2000) dimana Human capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual. Disinilah sumber innovation dan improvement, tetapi merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Human capital juga merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan, dan kompetensi dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam

(8)

perusahaan tersebut. Human capital akan meningkat jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya. (Brinker, 2000) memberikan beberapa karakteristik dasar yang dapat diukur dari modal ini, yaitu training programs, credential, experience, competence, recruitment, mentoring, learning programs, individual potential and personality.

Human capital didefinisikan sebagai pengetahuan, skill, dan pengalaman yang pegawai bawa ketika meninggalkan perusahaan (Starovic dkk., 2004). Lebih lanjut Starovic dkk., (2004), menyebutkan bahwa beberapa dari pengetahuan tersebut bersifat unik untuk tiap-tiap individu, dan beberapa lainnya bersifat umum. Sebagai contoh: kapasitas inovasi, kreativitas, know-how dan pengalaman, kapasitas kerjasama, fleksibilitas pegawai, toleransi terhadap ambiguisitas, motivasi, kepuasan, kapasitas pembelajaran, loyalty, pendidikan formal dan pendidikan.

Human capital meliputi pengetahuan tentang individu dari suatu organisasi yang ada pada pegawainya. Pegawai menghasilkan Modal intelektual melalui kompetensi, sikap dan kecerdasan intelektual (Ross dkk., 1997). Kompetensi termasuk keterampilan dan pendidikan. Sikap mencakup komponen perilaku dar pegawai. Kecerdasan intelektual menjadikan seseorang mengubah praktek dan memikirkan solusi yang inovatif terhadap suatu masalah. Meskipun pegawai dianggap sebagai aktiva perusahaan yang paling penting dalam pembelajaran organisasi namun mereka bukan milik perusahaan.

Human capital merupakan kombinasi warisan genetik, pendidikan, pengalaman, dan sikap tentang hidup dan bisnis (Hudson, 1993). Human capital digambarkan sebagai kemampuan kolektif perusahaan untuk dapat mengekstrak solusi terbaik dari pengetahuan individu. Namun kebiasaan seseorang dapat menghasilkan hilangnya memori perusahaan sehingga menjadi ancaman bagi organisasi, (Divianto, 2010). Pemikiran akademis lain mempercayai bahwa kebiasaan dari beberapa individu dalam perusahaan mungkin dianggap baik, semenjak hal tersebut mendorong perusahaan mempertimbangkan perspektif baru yang segar dari pengetahuan mereka.

Structural capital didefinisikan sebagai pengetahuan yang akan tetap berada dalam perusahaan (Starovic dkk., 2004). Starovic dkk., (2004) menyebutkan bahwa structural capital terdiri dari rutinitas organisasi, prosedur-prosedur, sistem, budaya dan database. Beberapa diantara structural capital dilindungi hukum dan menjadi intellectual property right, yang secara legal dimiliki oleh perusahaan.

(9)

Structural capital digambarkan sebagai apa yang tersisa dalam perusahaan pada saat pegawai pulang pada saat malam (Roos dkk., 1997). Structural capital timbul dari proses dan nilai organisasi, yang mencerminkan fokus internal dan eksternal dari perusahaan, ditambah pengembangan dan pembaharuan nilai untuk masa depan. Jika sebuah organisasi memiliki sistem dan prosedur yang buruk dalam menjalankan aktivitasnya, Modal intelektual keseluruhan tidak akan mencapai potensinya yang paling penuh (Bontis, 1998).

Organisasi dengan keseluruhan structural capital akan memiliki budaya sportif yang memungkinkan individu untuk mencoba hal-hal baru, mempelajarinya dan siap gagal. Structural capital merupakan merupakan link kritis yang memungkinkan Modal intelektual diukur pada tingkat analisis organisasional (Bontis dkk., 2000).

Konsep penting customer capital adalah pengetahuan yang dibentuk dalam marketing channels dan hubungan konsumen bahwa organisasi berkembang dengan menjalankan bisnis. Customer capital (relational capital) ddefinisikan sebagai seluruh sumber daya yang dikaitkan dengan hubungan eksternal perusahaan dengan konsumen, supplier atau partner dalam Research and Development (R&D).

Customer capital terdiri dari hubungan perusahaan dengan stakeholders (investor, kreditor, konsumen, supplier), dan persepsi mereka terhadap perusahaan. Sebagai contoh image, loyalitas konsumen, kepuasan, hubungan dengan supplier, kekuatan komersial, kapasitas negossiasi dengan entitas keuangan dan lingkungan aktivitas (Starovic dkk., 2004). Customer capital menunjukkan potensi yang dimiliki perusahaan karena ex-firm itangible (Bontis, 1999). Selanjutnya Bontis, (1999) mengemukakan bahwa definisi tersebut telah memperluas kategori dalam memasukkan customer capital yang berpengaruh mengarahkan pengetahuan yang dibentuk dalam seluruh hubungan yang dibangun, baik itu dari konsumen, pesaing atau dari perkumpulan pedagang dan pemerintah (Bontis, 1999). Satu manifestasi dari customer capital dari konsumen sering dikaitkan dengan orientasi pasar.

(10)

KESIMPULAN DAN SARAN

Faktor Human capital, Structural Capital dan Customer capital berpengaruh dalam meningkatkan kinerja bisnis PT. Telekomunikasi, Tbk Witel Sulsel . PT. Telekomunikasi, Tbk Witel Sulsel harus mengembangkan pengelolaan human capital, customer capital, dan structural capital untuk meningkatkan keunggulan bersaing dalam meningkatkan kinerja bisnisnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bontis, Nick. (1999). Intellectual capital questionnaire. Hamilton, Canada: Institute for Intellectual Capital Research Inc.

Bontis, N. (1998). “Intellectual Capital: an Exploratory Study that Develops Measures and Models.” Management Decision. Vol. 36 No. 2, 63-76.

Bontis, N, Wiliam Chua Chong Keow dan Stanley Richardson. (2000). “Intellectual Capital and Business Performance in Malaysian Industries.” Journal of Intellectual Capital. Vol 1, No. 1, 85-100.

Brinker, Barry (2000). “Intellectual Capital: Tomorrows Asset, Today’s Challenge”, http://www.cpavision.org/vision/wpaper05b.cfm, 55-71

Divianto, (2010). Pengaruh Faktor-Faktor Intelectual Capital (Human Capital, Structural Capital Dan Customer Capital) Terhadap Business Performance, Jakarta

Hudson, W. (1993). Intellectual capital : How to build it, enhance it, use it. New York: John Wiley.

Roos, Johan., Goran Roos, Nocola C. Dragonetti, and Leif Edvinsson (1997). Intellectual Capital Navigating The New Business Landscape, London; MacMillan Press Ltd.

Rupert, Booth. (1998). “The Measurement of Intellectual Capital”, Management Accounting. (Nov), Vol. 76, page 26-28

Sawarjuwono, Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir. (2003). “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research).” Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 5, No. 1, 31-51.

Starovic, D. and Marr, B. (2004). “Understanding Corporate Value: managing and Reporting Intellectual Capital”. Chartered Institute of Management Accountants.

(11)

Gambar 1. Rekapitulasi tanggapan responden terhadap variabel Human Capital (X1)

(Sumber : data primer diolah, 2013)

Gambar 2. Rekapitulasi tanggapan responden terhadap variabel Structural Capital (X2)

(12)

Gambar 3. Rekapitulasi tanggapan responden terhadap variabel Customer Capital (X3)

(Sumber : data primer diolah, 2013)

Tabel 1. Hasil uji validitas

Item Rhitung Rtabel K eterangan

Rhitung >Rtabel

Item-1 → Total 0.342 0,2732 Valid

Item-2 → Total 0.793 0,2732 Valid

Item-3 → Total 0.785 0,2732 Valid

Item-4 → Total 0.487 0,2732 Valid

Item-5 → Total 0.852 0,2732 Valid

Item-6 → Total 0.742 0,2732 Valid

Item-7 → Total 0.568 0,2732 Valid

Item-8 → Total 0.810 0,2732 Valid

Item-9 → Total 0.651 0,2732 Valid

Item-10 → Total 0.677 0,2732 Valid

(13)

Tabel 2. Hasil uji reliabilitas

Variabel Koefisien Cronbach Alpha Keterangan

Human Capital (X1) 0.869 reliabel

Structural Capital (X2) 0.873 reliabel

Customer Capital (X3) 0.888 reliabel

Gambar

Gambar 1. Rekapitulasi tanggapan responden terhadap variabel Human Capital (X 1 )
Tabel 1. Hasil uji validitas
Tabel 2. Hasil uji reliabilitas

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini penulis tulis dengan judul PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN METODE SISTEM GANDA YANG MENGACU PADA SNI – 1726 – 2012 PADA HOTEL GRAND

Perbedaan harga yang cukup signifikan ini tentu saja sangat menggiurkan dan menarik bagi konsumen atau pelaku usaha (pedagang coto) karena mereka bisa menjual

Sedangkan untuk membandingkan dan menganalisa pendapat Muhammad Khatib asy-Syarbini tentang larangan keluar rumah bagi wanita yang dalam masa iddah kematian penulis

Resesi dan peningkatan harga yang terjadi pada tahun tersebut memang tidak sepenuhnya diakibatkan oleh pertumbuhan JUB yang mencapai 29.2 persen (M1) dan 71.7 persen (QM).

Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan, motivasi, dan arahan selama penulis menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya..

tidak memiliki pengaruh terhadap return saham karena data inflasi bulanan cenderung stabil, suku bunga tidak berpengaruh karena ada beberapa perusahaan yang masuk

Tahapan selanjutnya adalah melakukan persiapan pelatihan meliputi pembuatan materi pelatihan, perbanyakan modul dan koordinasi dengan pihak sekolah terkait kegiatan pelatihan

Ovaj pristup bilježi utjecaj smanjenja bankarskog sektora, što za posljedicu ima utjecaj na likvidnost i višestruke efekte, te dodatno utjecaj ponovnog određivanja cijena od