• Tidak ada hasil yang ditemukan

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 i KECAMATAN BINTAUNA

TAHUN 2015

Ukuran Buku : 16,5 cm x 21,5 cm Jumlah Halaman : xiii + 58 Halaman

Naskah :

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

(2)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 ii KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya publikasi “Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015” ini dapat diterbitkan.

Profil Kecamatan Bintauna merupakan publikasi yang berisikan data-data pendukung sebagai acuan untuk menjalankan roda pembangunan.

Untuk memenuhi kebutuhan data dimaksud maka Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara menyajikan data-data yang diperlukan dalam menentukan arah kebijakan pembangunan, khususnya berkaitan dengan data-data tentang Kecamatan Bintauna. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam upaya penerbitan publikasi ini kami ucapkan banyak terima kasih. Selanjutnya saran, kritik dan komentar dari berbagai pihak terutama dari pengguna data sangat kami harapkan.

Semoga publikasi ini bermanfaat bagi para pengguna data dan masyarakat pada umumnya.

Boroko, Oktober 2015 Kepala Bappeda

Kab. Bolaang Mongondow Utara

Drs. Leksi Talibo NIP. 19600627 198803 1 003

(3)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GRAFIK ... vi

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 3

BAB IIPENJELASAN TEKNIS ... 4

2.1 Kependudukan ... 4

2.2 Ketenagakerjaan ... 5

2.3 Kesehatan ... 13

2.4 Pendidikan ... 16

2.5 Keuangan Daerah ... 20

BAB IIIGAMBARAN UMUM ... 23

3.1 Kondisi Geografis ... 23

3.2 Sebaran Penduduk ... 25

(4)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 iv

3.4 Kelahiran, Kematian, Migrasi Masuk dan Keluar ... 31

BAB IVKETENAGAKERJAAN ... 32

BAB VKESEHATAN ... 34

BAB VIPENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN ... 40

BAB VIIPERUMAHAN ... 45

BAB VIIIPEREKONOMIAN ... 47

(5)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 v DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2014 ... 23 Tabel 2. Kepadatan Penduduk per Km2 Tahun 2014 ... 27

Tabel 3. Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2014 ... 29 Tabel 4. Kelahiran, Kematian, Migrasi Masuk dan Keluar

Menurut Desa Tahun 2014 ... 31 Tabel 5. Banyaknya Kasus Kematian yang Terjadi Selama

Tahun 2014 ... 37 Tabel 6. Produk Pertanian Utama yang Paling Banyak Ditanam

dan Dihasilkan Menurut Desa Tahun 2014 ... 48 Tabel 7. Ada Tidaknya Sinyal Telepon Seluler Menurut Desa

(6)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 vi DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Jarak dari Desa ke Kantor Camat ... 24 Grafik 2. Jarak dari Desa ke Kantor Bupati ... 25 Grafik 3. Distribusi Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2014 .... 26 Grafik 4. Penduduk Menurut Desa Tahun 2014 ... 28 Grafik 5. Sex Ratio Menurut Desa Tahun 2014 ... 30 Grafik 6. Banyaknya Keluarga Pertanian Menurut Desa Tahun 2014 32 Grafik 7. Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencarian dan Desa

Tahun 2014 ... 33 Grafik 8. Angka Harapan Hidup saat lahir di Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara Tahun 2010 – 2014 ... 34 Grafik 9. Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Bintauna .... 35 Grafik 10. Banyaknya Tenaga Medis yang Tinggal Menetap

di Kecamatan Bintauna Tahun 2014 ... 36 Grafik 11. Banyaknya Penerima Jamkesmas / Jamkesda Tahun 2014 38 Grafik 12. Banyaknya Surat Miskin / SKTM yang Dikeluarkan

(7)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 vii Grafik 13. Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara Tahun 2010 – 2014 ... 41 Grafik 14. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara Tahun 2010 – 2014 ... 42 Grafik 15. Banyaknya Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan

di Kecamatan Bintauna Tahun 2014 ... 43 Grafik 16. Persentase Penduduk Menurut Agama Tahun 2014 ... 44 Grafik 17. Persentase Rumah Menurut Jenisnya Tahun 2014 ... 45 Grafik 18. Persentase Keluarga Menurut Sumber Penerangan

Utama yang Digunakan Tahun 2014 ... 46 Grafik 19. Banyaknya Penerima Raskin Menurut Desa Tahun 2014 ... 47 Grafik 20. Banyaknya Gilingan Padi Menurut Desa Tahun 2014 ... 49 Grafik 21. Banyaknya Minimarket, Toko/Warung Kelontong dan

Warung/Kedai Menurut Desa Tahun 2014 ... 51 Grafik 22. Banyaknya Restoran/Rumah Makan, Hotel/Penginapan

dan Tempat Kos Menurut Desa Tahun 2014 ... 51 Grafik 23. Banyaknya Bengkel yang Dapat Melayani Kendaraan

(8)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 viii Grafik 24. Banyaknya Dusun Tahun 2014 ... 53 Grafik 25. Banyaknya Anggota BPD dan LPM Menurut Desa

Tahun 2014 ... 54 Grafik 26. Banyaknya Pos Hansip / Kamling dan Anggota Linmas /

Hansip Tahun 2014 ... 55 Grafik 27. Besarnya PAD Menurut Desa Tahun 2014 ... 56 Grafik 28. Besarnya PBB Menurut Desa Tahun 2014 ... 57 Grafik 29. Besarnya Alokasi Dana Desa (ADD) Menurut Desa

(9)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah memerlukan berbagai macam data statistik sebagai dasar penentuan strategi dan kebijakan, agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi dan kebijakan pembangunan ekonomi yang telah diambil pada masa-masa yang lalu perlu dipantau dan dilihat hasil-hasilnya. Berbagai data statistik yang merupakan ukuran kuantitatif mutlak diperlukan untuk memberikan gambaran tentang keadaan pada masa yang lalu dan masa kini, serta sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang.

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara merupakan daerah hasil pemekaran wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow. Dengan terbentuknya daerah baru ini maka berbagai keingian terutama untuk memajukan pembangunan daerah diharapkan akan lebih cepat terealisasi. Keberhasilan pembangunan suatu daerah tidak hanya diukur dari banyaknya pembangunan fisik yang dilakukan tetapi lebih dari itu, harus tersedianya berbagai pilihan untuk meningkatkan kesehjateraan bagi semua penduduk.

(10)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 2 Pendekatan praktis dari paradigma pembangunan manusia adalah dengan melihat bahwa peningkatan kapabilitas dasar manusia dilakukan melalui upaya peningkatan pendidikan, peningkatan derajat kesehatan serta peningkatan standar hidup secara terus menerus melalui peningkatan pendapatan. Perluasan dan penciptaan kesempatan kerja merupakan mekanisme untuk tercapainya peningkatan pendapatan.

Untuk mewujudkan hal tersebut upaya yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi informasi statistik terutama yang berkaitan potensi dan sumber daya ekonomi yang dimiliki. Pembangunan ekonomi merupakan suatu mata rantai yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan manusia seutuhnya. Mata rantai tersebut dapat dijelaskan, sebagai berikut; peningkatan sumber daya manusia akan memberikan peluang lebih besar bagi seseorang untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik, sehingga ketika pendapatan seseorang meningkat maka secara nominal konsumsi pun akan meningkat, peningkatan konsumsi ini secara makro akan meningkatkan PDRB dari sisi konsumsi rumah tangga, yang pada gilirannya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Dalam kerangka ini, maka kajian untuk menilai berbagai masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan program pembangunan dan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan perlu dilakukan. Kajian ini diantaranya akan mempelajari hambatan dan kendala yang mungkin ada

(11)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 3 dalam pelaksanaan pembangunan, sehingga misalnya program pembangunan harus dimodifikasi. Dengan demikian maka kajian yang dilakukan tersebut akan bersifat sebagai suatu analisis kebijakan, yaitu suatu analisis untuk menilai kemajuan dari suatu masyarakat, yang diukur dengan berbagai indikator, sebagai dampak dari program pembangunan. 1.2 Tujuan

Secara garis besar tujuan dari penulisan Profil Kecamatan Bintauna ini, ialah :

1. Memberikan gambaran mengenai keadaan Kecamatan Bintauna secara komprehensif.

2. Menyajikan data-data makro ekonomi Kecamatan Bintauna.

3. Menganalisa perkembangan pembangunan di Kecamata Bintauna melalui data-data makro ekonomi, sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pembangunan yang telah dilaksanakan. 4. Sebagai acuan bagi pembuat kebijakan dalam merumuskan

perencanaan pembangunan selanjutnya serta sebagai bahan monitoring pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara umumnya dan Kecamatan Bintauna khususnya.

(12)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 4 BAB II

PENJELASAN TEKNIS

2.1 Kependudukan

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu daerah selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan menetap.

Rata-rata Pertumbuhan Penduduk adalah angka yang menunjukan tingkat pertumbuhan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar.

Kepadatan Penduduk adalah banyaknya penduduk per Kilometer persegi. Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 orang penduduk perempuan.

Rumah Tangga adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal

(13)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 5 bersama dan makan dari satu dapur. Yang dimaksud makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersama-sama menjadi satu.

Anggota Rumah Tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada dirumah pada waktu pencacahan maupun yang sementara tidak ada.

Rata-rata Anggota Rumah Tangga adalah angka yang menunjukan rata-rata jumlah anggota rumah tangga per rumah tangga.

2.2 Ketenagakerjaan

Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.

Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.

Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau

(14)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 6 keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pola kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi.

Punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah keadaan dari seseorang yang mempunyai pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu sementara tidak bekerja karena berbagai sebab, seperti: sakit, cuti, menunggu panenan, mogok dan sebagainya.

Contoh:

1. Pekerja tetap, pegawai pemerintah/swasta yang sedang tidak bekerja karena cuti, sakit, mogok, mangkir, mesin/ peralatan perusahaan mengalami kerusakan, dan sebagainya.

2. Petani yang mengusahakan tanah pertanian dan sedang tidak bekerja karena alasan sakit atau menunggu pekerjaan berikutnya (menunggu panen atau musim hujan untuk menggarap sawah). 3. Pekerja profesional (mempunyai keahlian tertentu/khusus) yang

sedang tidak bekerja karena sakit, menunggu pekerjaan berikutnya/pesanan dan sebagainya. Seperti dalang, tukang cukur, tukang pijat, dukun, penyanyi komersial dan sebagainya

Penganggur terbuka, terdiri dari:

(15)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 7 2. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha. 3. Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan,

karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.

4. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum molai bekerja (lihat pada "An ILO Manual on Concepts and Methods")

Mencari pekerjaan adalah kegiatan seseorang yang pada saat survei orang tersebut sedang mencari pekerjaan, seperti mereka:

1. Yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.

2. Yang sudah pernah bekerja, karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan.

3. Yang bekerja atau mempunyai pekerjaan, tetapi karena sesuatu hal masih berusaha untuk mendapatkan pekerjaan lain.

Mempersiapkan suatu usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan yang "baru", yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan/keuntungan atas resiko sendiri, baik dengan atau tanpa mempekerjakan buruh/pekerja dibayar maupun tidak dibayar. Mempersiapkan yang dimaksud adalah apabila "tindakannya nyata", seperti: mengumpolkan modal atau

(16)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 8 perlengkapan/alat, mencari lokasi/tempat, mengurus surat ijin usaha dan sebagainya, telah/sedang dilakukan.

Mempersiapkan usaha tidak termasuk yang baru merencanakan, berniat, dan baru mengikuti kursus/pelatihan dalam rangka membuka usaha. TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) adalah persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.

Pekerja Tidak Penuh adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu).

Pekerja Tidak Penuh terdiri dari:

1. Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan (daholu disebut setengah pengangguran terpaksa).

2. Pekerja Paruh Waktu adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain (daholu disebut setengah pengangguran sukarela).

Sekolah adalah kegiatan seseorang untuk bersekolah di sekolah formal, molai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi selama

(17)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 9 seminggu yang lalu sebelum pencacahan. Tidak termasuk yang sedang libur sekolah.

Mengurus rumah tangga adalah kegiatan seseorang yang mengurus rumah tangga tanpa mendapatkan upah, misalnya: ibu-ibu rumah tangga dan anaknya yang membantu mengurus rumah tangga. Sebaliknya pembantu rumah tangga yang mendapatkan upah walaupun pekerjaannya mengurus rumah tangga dianggap bekerja.

Kegiatan lainnya adalah kegiatan seseorang selain disebut di atas, yakni mereka yang sudah pensiun, orang-orang yang cacat jasmani (buta, bisu dan sebagainya) yang tidak melakukan sesuatu pekerjaan seminggu yang lalu.

Pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah tingkat pendidikan yang dicapai seseorang setelah mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu tingkatan sekolah dengan mendapatkan tanda tamat (ijazah).

Jumlah jam kerja seluruh pekerjaan adalah lamanya waktu dalam jam yang digunakan untuk bekerja dari seluruh pekerjaan, tidak termasuk jam kerja istirahat resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar pekerjaan selama seminggu yang lalu.

Bagi pedagang keliling, jumlah jam kerja dihitung molai berangkat dari rumah sampai tiba kembali di rumah dikurangi waktu yang tidak

(18)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 10 merupakan jam kerja, seperti mampir ke rumah famili/kawan dan sebagainya.

Lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja. Lapangan pekerjaan pada publikasi ini didasarkan pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009.

Jenis pekerjaan/jabatan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau ditugaskan kepada seseorang yang sedang bekerja atau yang sementara tidak bekerja. Jenis pekerjaan pada publikasi ini, didasarkan atas Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI) 2002 yang mengacu kepada ISCO 88.

Upah/gaji bersih adalah imbalan yang diterima selama sebolan oleh buruh/karyawan baik berupa uang atau barang yang dibayarkan perusahaan/kantor/majikan. Imbalan dalam bentuk barang dinilai dengan harga setempat. Upah/ gaji bersih yang dimaksud tersebut adalah setelah dikurangi dengan potongan-potongan iuran wajib, pajak penghasilan dan sebagainya.

Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan. Molai tahun 2001 status pekerjaan dibedakan menjadi 7 kategori yaitu:

(19)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 11 1. Berusaha sendiri, adalah bekerja atau berusaha dengan

menanggung resiko secara ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tak dibayar, termasuk yang sifat pekerjaannya memerlukan teknologi atau keahlian khusus.

2. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, adalah bekerja atau berusaha atas resiko sendiri, dan menggunakan buruh/pekerja tak dibayar dan atau buruh/pekerja tidak tetap. 3. Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar, adalah berusaha atas

resiko sendiri dan mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh/pekerja tetap yang dibayar.

4. Buruh/Karyawan/Pegawai, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan sebagai buruh/karyawan, tetapi sebagai pekerja bebas. Seseorang dianggap memiliki majikan tetap jika memiliki 1 (satu) majikan (orang/rumah tangga) yang sama dalam sebolan terakhir, khusus pada sektor bangunan batasannya tiga bolan. Apabila majikannya instansi/lembaga, boleh lebih dari satu.

(20)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 12 5. Pekerja bebas di pertanian, adalah seseorang yang bekerja pada

orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebolan terakhir) di usaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Usaha pertanian meliputi: pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan perburuan, termasuk juga jasa pertanian.

Majikan adalah orang atau pihak yang memberikan pekerjaan dengan pembayaran yang disepakati.

6. Pekerja bebas di nonpertanian adalah seseorang yang bekerja pada orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebolan terakhir), di usaha non pertanian dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan.Usaha non pertanian meliputi: usaha di sektor pertambangan, industri, listrik, gas dan air, sektor konstruksi/ bangunan, sektor perdagangan, sektor angkutan, pergudangan dan komunikasi, sektor keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan, sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan.Huruf e dan f

(21)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 13 yang dikembangkan molai pada publikasi 2001, pada tahun 2000 dan sebelumnya dikategorikan pada huruf d dan a (huruf e termasuk dalam d dan huruf f termasuk dalam a).

7. Pekerja keluarga/tak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu orang lain yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang.

2.3 Kesehatan

Angka Harapan Hidup Saat Lahir (AHH) didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejk lahir. AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat.

Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena penyakit akut, penyakit kronis (meskipun selama sebulan terakhir tidak mempunyai keluhan), kecelakaan, kriminal atau hal lain.

Proses kelahiran adalah proses lahirnya janin dari dalam kandungan ibu ke dunia, dimulai dari tanda-tanda kelahiran (rasa mulas yang berangsur-angsur makin sering, makin lama dan makin kuat, rahim terasa kencang, keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir (vagina), keluarnya cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir dan

(22)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 14 merasa seperti mau buang air besar bila bayi akan lahir), hingga lahirnya bayi, pemotongan tali pusat, dan keluarnya plasenta. Seorang ibu yang melahirkan bisa ditolong oleh lebih dari satu jenis penolong (misalnya dukun bersalin dan bidan).

Kelahiran adalah ketika lahirnya janin berusia 5 bulan (22 minggu) ke atas, bila lahirnya janin kurang dari 5 bulan dinamakan abortus/keguguran. Penolong kelahiran oleh tenaga kesehatan adalah penolong kelahiran terakhir oleh dokter, bidan, dan tenaga medis.

Imunisasi atau vaksinasi adalah memasukkan kuman atau racun penyakit tertentu yang sudah dilemahkan (vaksin) ke dalam tubuh dengan cara disuntik atau diminum (diteteskan dalam mulut), dengan maksud untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut.

ASI (Air Susu Ibu) adalah satu-satunya makanan terbaik bagi bayi dan juga makanan alami, yang komposisinya memenuhi seluruh kebutuhan bayi selama enam bulan. ASI mengandung zat kekebalan yang memberi perlindungan terhadap berbagai penyakit dan juga mengandung enzim yang akan membantu pencernaan. Menyusui dengan rasa kasih sayang dapat mempererat ikatan batin ibu dan bayi.

(23)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 15 Mengobati sendiri adalah upaya art yang melakukan pengobatan dengan menentukan jenis obat sendiri (tanpa saran/resep dari tenaga kesehatan/batra).

Obat tradisional adalah obat ramuan yang dibuat dari bagian tanaman, hewan, mineral, dan lain-lain, biasanya telah digunakan turun temurun; baik untuk menyembuhkan penyakit maupun untuk memelihara kesehatan, dapat berbentuk bubuk, rajangan, cairan, tablet, kapsul, parem, obat gosok, dan lain-lain. Pembuatnya bisa rumah tangga, penjaja jamu gendong, perusahaan jamu, pabrik farmasi, dan lain-lain. Obat tradisional buatan pabrik farmasi atau perusahaan jamu mempunyai nomor registrasi di Depkes dengan kode awal TR (tradisional), misal pada berbagai merek jamu buatan dalam negeri, TRI (berbagai merek obat tradisional impor), TRL (berbagai merek obat tradisional luar yang memperoleh lisensi).

Berobat jalan adalah kegiatan atau upaya art yang mempunyai keluhan kesehatan untuk memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas kesehatan ke rumah art.

(24)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 16 Tidak termasuk dalam berobat jalan adalah konsultasi, pemeriksaan kesehatan (check-up), kir kesehatan (misal untuk SIM, penerimaan pegawai, kenaikan pangkat), skrining (pemeriksaan kesehatan untuk menemukan penyakit sedini mungkin, misal : Pap Smear Test untuk kanker mulut rahim, mantoux test pada balita untuk skrining TBC), pemeriksaan kehamilan normal, dan imunisasi, karena hal ini merupakan upaya pencegahan.

Rawat inap adalah upaya penyembuhan dengan menginap 1 malam atau lebih di suatu unit pelayanan kesehatan modern atau tradisional, termasuk dalam kejadian ini adalah rawat inap untuk persalinan.

2.4 Pendidikan

Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya.

Angka Buta Huruf (ABH) adalah proporsi penduduk usia tertentu yang tidak dapat membaca dan atau menulis huruf Latin atau huruf lainnya terhadap penduduk usia tertentu.

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menggambarkan jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan normal.

(25)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 17 Diasumsikan bahwa dalam kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilyah tidak akan turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam penghitungan rata-rata llama sekolah adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas (untuk metode baru atau 15 tahun ke atas untuk metode lama). Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) merupakan lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang sama saat ini. Angka Harapan Lama Sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas. HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.

Bersekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal (pendidikan dasar yaitu SD/sederajat dan SMP/sederajat, pendidikan menengah yaitu SMA/sederajat dan pendidikan tinggi yaitu PT/sederajat) maupun non formal (Paket A setara SD, paket B setara SMP dan paket C setara SMA) yang berada di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan Nasional

(26)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 18 (Kemdiknas), Kementerian Agama (Kemenag), instansi lainnya negeri maupun swasta

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, meliputi SD/MI/sederajat, SMP/MTs/sederajat, SM/MA/sederajat dan PT.

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Meliputi pendidikan kecakapan hidup (kursus), pendidikan anak usia dini (PAUD) atau pra-sekolah, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan (paket A, paket B, dan paket C) serta pendidikan lainnya yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

Tidak/belum pernah sekolah adalah tidak/belum pernah terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan, termasuk mereka yang tamat/belum tamat Taman Kanak-kanak yang tidak melanjutkan ke Sekolah Dasar.

(27)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 19 Tamat sekolah adalah telah menyelesaikan pelajaran pada kelas/tingkat terakhir suatu jenjang pendidikan di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan tanda tamat/ijazah. Seorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi jika ia mengikuti ujian dan lulus maka dianggap tamat.

Angka Partisipasi Sekolah (APS): proporsi anak sekolah pada usia jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok usia yang sesuai dengan jejang pendidikan tersebut.

Angka Partisipasi Kasar (APK) : Proporsi anak sekolah pada suatu jenjang tertentu dalam kelompok usia yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut.

Angka Partisipasi Murni (APM) : Proporsi anak sekolah pada satu kelompok usia tertentu yang bersekolah pada jenjang yang sesuai dengan kelompok usianya.

Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh seseorang, yang ditandai dengan sertifikat/ijazah.

(28)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 20 SMP meliputi jenjang pendidikan SMP Umum, Madrasah Tsanawiyah, SMP kejuruan dan sederajat.

SM meliputi jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), sekolah menegah kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah dan sederajat.

PT meliputi jenjang pendidikan Diploma I, II, III dan IV dan sederajat. 2.5 Keuangan Daerah

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

(29)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 21 Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan Daerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali.

Obligasi Daerah adalah Pinjaman Daerah yang ditawarkan kepada publik melalui penawaran umum di pasar modal.

Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.

(30)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 22 Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Daerah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan.

Hibah adalah Penerimaan Daerah yang berasal dari pemerintah negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional, Pemerintah, badan/lembaga dalam negeri atau perseorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah maupun barang dan/atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali.

Dana Darurat adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada Daerah yang mengalami bencana nasional, peristiwa luar biasa, dan/atau krisis solvabilitas.

(31)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 23 BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Kondisi Geografis

Secara luas wilayah, Kecamatan Bintauna memiliki wilayah seluas 348,94 km2 atau 18,79 persen dari luas wilayah Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara.

Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2014

No. Kecamatan Luas Wilayah

(km2) % (1) (2) (3) (4) 1. Sangkub 567,85 30,58 2. Bintauna 348,94 18,79 3. Bolangitang Timur 293,75 15,82 4. Bolangitang Barat 445,64 24,00 5. Kaidipang 85,09 4,58 6. Pinogaluman 115,59 6,23 Jumlah 1 856,86 100,00

(32)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 24 Kecamatan Bintauna terdiri dari 15 desa dan 1 kelurahan yaitu, Mome, Huntuk, Pimpi, Bunia, Kopi, Bitauna Pantai, Minanga, Batulintik, Talaga, Voa’a, Padang, Kuhanga, Bunong, Padang Barat, Vahuta dan Keurahan Bintauna. Berikut ini disajikan jarak dari masing-masing desa/kelurahan ke kantor camat Bintauna dan jarak dari masing-masing desa/kelurahan ke kantor bupati Bolaang Mongondow Utara.

Grafik 1. Jarak dari Desa ke Kantor Camat

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

0 0,3 0,4 0,5 0,5 0,6 0,75 1 1,5 2 3 3,4 3,5 5 5 8 0 2 4 6 8 10

Km

(33)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 25 Grafik 2. Jarak dari Desa ke Kantor Bupati

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

3.2 Sebaran Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan Bintauna sebanyak 12.423 jiwa pada tahun 2014 atau 16,50 persen dari total jumlah penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

30,2 40 40 40 40 40 40 40 41 41,5 43 43,5 45 45 47 50 0 20 40 60 80

Km

(34)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 26 Grafik 3. Distribusi Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2014

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow, (diolah)

12,87% 16,50% 18,21% 20,17% 18,64% 13,62% Sangkub Bintauna Bolangitang Timur Bolangitang Barat Kaidipang Pinogaluman

(35)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 27 Tabel 2. Kepadatan Penduduk per Km2 Tahun 2014

No. Kecamatan Luas Wilayah (km2) Penduduk (jiwa) Kepadatan (jiwa/km2) (1) (2) (3) (4) (5) 1. Sangkub 567,85 9 688 17,06 2. Bintauna 348,94 12 423 35,60 3. Bolangitang Timur 293,75 13 714 46,69 4. Bolangitang Barat 445,64 15 183 34,07 5. Kaidipang 85,09 14 031 164,90 6. Pinogaluman 115,59 10 251 88,68 Jumlah 1 856,86 75 290 40,55

(36)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 28 Grafik 4. Penduduk Menurut Desa Tahun 2014

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Desa Bintauna Pantai merupakan desa dengan jumlah penduduk terbanyak. Sementara yang paling sedikit adalah desa Huntuk.

3.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Komposisi menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk laki-laki masih lebih besar dibandingkan perempuan. Hal ini terlihat dari nilai angka Sex Ratio di Kecamatan Bintauna pada tahun 2014 sebesar 104,83 yang artinya dalam setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 104 orang penduduk laki-laki.

0 500 1000 1500

(37)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 29 Tabel 3. Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2014 No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Sex Ratio

(1) (2) (3) (4) (5) 1. Sangkub 5 011 4 677 107,14 2. Bintauna 6 358 6 065 104,83 3. Bolangitang Timur 7 009 6 705 104,53 4. Bolangitang Barat 7 815 7 368 106,07 5. Kaidipang 7 151 6 880 103,94 6. Pinogaluman 5 268 4 983 105,72 Jumlah 38 612 36 678 105,27

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow, (diolah)

Kondisi menurut Desa juga menunjukkan bahwa penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan. Hal ini tergambar dari angka sex ratio di atas 100 untuk sebagian besar desa yang ada. Penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk laki-laki hanya terdapat di Desa Pimpi, Kelurahan Bintauna, Desa Vahuta, Kopi dan Desa Bunong yang ditunjukkan dengan nilai sex ratio yang lebih rendah dari 100.

(38)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 30 Grafik 5. Sex Ratio Menurut Desa Tahun 2014

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

8 3 ,7 1 8 5 ,3 7 9 2 ,3 6 9 3 ,2 2 9 8 ,4 7 1 0 2 ,6 6 1 0 2 ,9 3 10 3, 64 1 0 3 ,7 1 1 0 3 ,7 7 10 5, 54 1 0 7 ,4 0 1 0 8 ,1 5 1 0 8 ,7 3 1 2 4 ,4 1 1 3 4 ,7 3 0 20 40 60 80 100 120 140

(39)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 31 3.4 Kelahiran, Kematian, Migrasi Masuk dan Keluar

Perubahan Jumlah penduduk disuatu wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen demografi, yaitu kelahiran (birth), kematian (death) dan perpindahan penduduk (migration).

Tabel 4. Kelahiran, Kematian, Migrasi Masuk dan Keluar Menurut Desa Tahun 2014

No. Desa Kelahiran Kematian Masuk Keluar

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Mome - 10 - - 2. Huntuk 7 3 - - 3. Pimpi 4 4 - 1 4. Bunia 13 - 4 3 5. Kopi - 1 - - 6. Bintauna Pantai 3 1 - - 7. Minanga 11 10 15 12 8. Batulintik 22 14 7 13 9. Bintauna 23 9 6 5 10. Talaga 10 - - - 11. Voa'a - 3 - - 12. Padang 17 9 3 8 13. Kuhanga 13 - - - 14. Bunong 35 13 46 22 15. Padang Barat 119 6 12 4 16. Vahuta 35 4 23 5

(40)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 32 BAB IV

KETENAGAKERJAAN

Sebagaian besar masyarakat Kecamatan Bintauna bekerja sebagai petani. Berikut ini disajikan banyaknya keluarga pertanian yang ada di Kecamatan Bintauna menurut desa tahun 2014.

Grafik 6. Banyaknya Keluarga Pertanian Menurut Desa Tahun 2014

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

100 127 106 114 n.a. 80 462 366 116 116 185 174 0 147 207 80 0 200 400 600

Keluarga Pertanian

(41)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 33 Grafik 7. Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencarian dan Desa Tahun

2014

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Petani 62,13% Nelayan 6,56% Pedagang 2,28% PNS 4,45% Swasta 1,84% TNI/POLRI 0,48% Lainnya 22,26%

(42)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 34 BAB V

KESEHATAN

Kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara periode 2010 – 2014 dapat dikatakan semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh indikator Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yang selalu meningkat. Perkembangan AHH Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 8. Angka Harapan Hidup saat lahir di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2010 – 2014

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)

66,49 66,53 66,58 66,62 66,64 66,40 66,45 66,50 66,55 66,60 66,65 2010 2011 2012 2013 2014

Tahun

(43)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 35 Grafik 9. Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Bintauna

Tahun 2014

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

0 2 1 1 3 4 5 14 0 0 5 10 15

(44)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 36 Grafik 10. Banyaknya Tenaga Medis yang Tinggal Menetap di Kecamatan

Bintauna Tahun 2014

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Di Kecamatan Bintauna, terdapat 3 orang dokter, 1 orang dokter gigi, 14 bidan, 14 tenaga kesehatan lainnya dan 13 orang dukun bayi.

3 1 14 14 13 0 5 10 15 20

Dokter Dokter Gigi Bidan Tenaga

Kesehatan Lainnya

(45)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 37 Adapun banyaknya kasus kematian yang terjadi di Kecamatan Bintauna selama Tahun 2014 disajikan pada tabel berikut ini. Kasus kematian terbanyak terjadi di Desa Batulintik. Sementara di Desa Talaga dan Desa Padang tidak terjadi kasus kematian.

Tabel 5. Banyaknya Kasus Kematian yang Terjadi Selama Tahun 2014

No. Desa Semua Umur Ibu Balita

(1) (2) (3) (4) (5) 1. Mome 10 1 - 2. Huntuk 3 - - 3. Pimpi 4 - - 4. Bunia 1 - - 5. Kopi 2 - 2 6. Bintauna Pantai 1 - - 7. Minanga 11 - 1 8. Batulintik 14 - 1 9. Bintauna 3 - - 10. Talaga - - - 11. Voa'a 3 - - 12. Padang - - - 13. Kuhanga 6 - - 14. Bunong 2 - - 15. Padang Barat 5 - 1 16. Vahuta 4 - -

(46)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 38 Grafik 11. Banyaknya Penerima Jamkesmas / Jamkesda Tahun 2014

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

90 77 85 234 238 235 40 352 0 207 309 70 115 300 520 50 0 100 200 300 400 500 600

(47)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 39 Grafik 12. Banyaknya Surat Miskin / SKTM yang Dikeluarkan Tahun 2014

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

0 5 20 52 13 27 88 28 31 30 43 8 75 35 37 58 0 20 40 60 80 100

(48)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 40 BAB VI

PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN

Kondisi pendidikan masyarakat di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara menunjukkan pola perkembangan yang positif. Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) menunjukkan pola yang semakin meningkat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, HLS Kabupaten Bolaang Mongondow Utara pada tahun 2010 sebesar 10,88 tahun dan terus meningkat menjadi 11,84 tahun pada tahun 2014. Ini artinya, pada tahun 2014 harapannya setiap anak yang mulai bersekolah akan dapat bersekolah selama 11 tahun atau sampai kelas 2 SMA/sederajat.

(49)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 41 Grafik 13. Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara Tahun 2010 - 2014

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)

Adapun kondisi lama sekolah dari masyarakat Bolaang Mongondow Utara yang ada saat ini ditunjukkan oleh indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Pada tahun 2014, masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara rata-rata menempuh pendidikan formal selama 7 tahun atau sampai kelas 1 SMP/sederajat. Berdasarkan metode baru penghitungan IPM, maka dalam penghitungan ini yang dimasukkan adalah penduduk usia 25 tahun ke atas (yang diharapkan telah selesai menempuh masa pendidikan formal). 10,88 11,11 11,25 11,60 11,84 10,0 10,5 11,0 11,5 12,0 2010 2011 2012 2013 2014

Tahun

(50)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 42 Grafik 14. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara Tahun 2010 - 2014

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)

6,85 7,01 7,17 7,34 7,51 6,5 7,0 7,5 2010 2011 2012 2013 2014

Tahun

(51)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 43 Grafik 15. Banyaknya Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan di Kecamatan

Bintauna Tahun 2014

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah) 4 14 2 0 0 5 1 0 1 0 0 2 4 6 8 10 12 14 16

TK / Sederajat SD / Sederajat SMP / Sederajat SMA / Sederajat SMK / Sederajat

(52)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 44 Grafik 16. Persentase Penduduk Menurut Agama Tahun 2014

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Islam 89,69% Kristen 10,16% Katolik 0,13% Budha 0,00% Hindu 0,03% Konghucu 0,00% Lainnya0,00%

(53)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 45 BAB VII

PERUMAHAN

Kondisi perumahan di Kecamatan Bintauna sebagaian besar semi permanen (sebesar 68,81 persen pada tahun 2014). Yang sudah permanen sebesar 2,98 persen. Sementara sisanya (28,20 persen) kondisinya bukan permanen.

Grafik 17. Persentase Rumah Menurut Jenisnya Tahun 2014

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015, (diolah)

Permanen 2,98% Semi Permanen 68,81% Bukan Permanen 28,20%

(54)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 46 Di sisi lain, jika dilihat dari sumber penerangan utama yang digunakan oleh masyarakat, sebagian besar masyarakat yang ada di Kecamatan Bintauna sudah menggunakan listrik PLN dengan meteran (89,84 persen). 10,02 pesen menggunakan listrik PLN tanpa meteran listrik, 0,14 persen menggunakan listrik non PLN. Di Kecamatan Bintauna sudah tidka ada lagi keluarga yang tidak menggunakan listrik sebagai sumber penerangan utama.

Grafik 18. Persentase Keluarga Menurut Sumber Penerangan Utama yang Digunakan Tahun 2014

Sumber : Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Listrik PLN dengan Meteran 89,84% Listrik PLN tanpa Meteran 10,02% Listrik Non PLN 0,14% Bukan Listrik 0,00%

(55)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 47 BAB VIII

PEREKONOMIAN

Banyaknya penerima beras miskin (raskin) yang ada di Kecamatan Bintauna Tahun 2014 terbanyak ada di Desa Batulintik yaitu sebanyak 155 orang dan di Desa Kopi dan Desa Minanga masing-masing sebanyak 135 orang.

Grafik 19. Banyaknya Penerima Raskin Menurut Desa Tahun 2014

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

52 43 85 85 135 0 135 155 0 0 85 21 89 39 26 30 0 100 200

Penerima Raskin

(56)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 48 Tabel 6. Produk Pertanian Utama yang Paling Banyak Ditanam dan

Dihasilkan Menurut Desa Tahun 2014

No. Desa Ditanam Dihasilkan

(1) (2) (3) (4)

1. Mome Padi Padi

2. Huntuk Padi Padi

3. Pimpi Padi Padi

4. Bunia Padi Padi

5. Kopi Padi Padi

6. Bintauna Pantai Kelapa Kelapa

7. Minanga Padi Kopra

8. Batulintik Padi Padi

9. Bintauna Padi Padi

10. Talaga Padi Padi

11. Voa'a Padi Padi

12. Padang Padi Padi

13. Kuhanga Padi Padi

14. Bunong Padi Padi

15. Padang Barat Padi Padi

16. Vahuta Padi Padi

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Kecamatan Bintauna merupakan salah satu kecamatan penghasil padi terbanyak di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Sebagian masyarakat yang ada menanam dan juga menghasilkan padi sebagai produk pertanian utama.

(57)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 49 Grafik 20. Banyaknya Gilingan Padi Menurut Desa Tahun 2014

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Untuk mendukung proses dalam menghasilkan beras, gilingan padi terbanyak ada di Kopi sebanyak 7 gilingan padi. Di desa selainnya terdapat gilingan padi sebanyak 5 atau lebih sedikit. Hanya di Desa Bintauna Pantai dan Desa Voa’a yang tidak terdapat gilingan padi.

1 3 3 2 7 0 3 5 5 4 0 4 2 2 1 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8

Gilingan Padi

(58)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 50 Tabel 7. Ada Tidaknya Sinyal Telepon Seluler Menurut Desa Tahun 2014

No. Desa Sinyal Seluler

(1) (2) (3)

1. Mome Ada, Kuat

2. Huntuk Ada, Lemah

3. Pimpi Ada, Kuat

4. Bunia Ada, Lemah

5. Kopi Ada, Kuat

6. Bintauna Pantai Ada, Kuat

7. Minanga Ada, Kuat

8. Batulintik Ada, Lemah

9. Bintauna Ada, Lemah

10. Talaga Ada, Kuat

11. Voa'a Ada, Lemah

12. Padang Ada, Kuat

13. Kuhanga Ada, Kuat

14. Bunong Ada, Lemah

15. Padang Barat Ada, Kuat

16. Vahuta Ada, Kuat

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Sebagian besar wilayah yang ada di Kecamatan Bintauna telah terdapat sinyal telepon seluler dan sinyalnya kuat. Sementara Desa yang sinyal telepon selulernya masih lemah adalah Desa Huntuk, Bunia, Batulintik, Kelurahan Bintauna, Desa Voa’a dan Desa Bunong.

(59)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 51 Grafik 21. Banyaknya Minimarket, Toko/Warung Kelontong dan

Warung/Kedai Menurut Desa Tahun 2014

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Grafik 22. Banyaknya Restoran/Rumah Makan, Hotel/Penginapan dan Tempat Kos Menurut Desa Tahun 2014

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

11 94 20 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Minimarket Toko/Warung Kelontong Warung/Kedai

0 0 1 10 0 5 10 15 Restoran/Rumah Makan

(60)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 52 Grafik 23. Banyaknya Bengkel yang Dapat Melayani Kendaraan Roda 4

dan Roda 2 Menurut Desa Tahun 2014

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Bengkel yang dapat melayani kendaraan roda 4 di Kecamatan Bintauna terbanyak ada di Desa Padang yaitu sebanyak 8 bengkel.

0 0 0 2 0 1 1 1 1 0 0 8 2 0 1 1 0 0 0 1 2 1 2 0 0 0 3 3 2 0 1 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

(61)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 53 BAB IX

PEMERINTAHAN DAN KEUANGAN DESA

Di Kecamatan Bintauna terdapat 16 desa dengan total 56 dusun. Banyaknya dusun di masing-masing desa yang ada di Kecamatan Bintauna berkisar antara 3 sampai 4 dusun.

Grafik 24. Banyaknya Dusun Tahun 2014

Sumber : Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015, (diolah)

3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 0 1 1 2 2 3 3 4 4 5

Dusun

(62)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 54 Grafik 25. Banyaknya Anggota BPD dan LPM Menurut Desa Tahun 2014

Sumber : Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015, (diolah)

Banyaknya anggota BPD di Kecamatan Bintauna berjumlah 73 orang. Sebagian besar desa memiliki anggota BPD sebanyak 5 orang kecuali Desa Bunong dan Desa Padang Barat yang memiliki anggota BPD sebanyak 4 orang.

Sementara untuk anggota LPM, terbanyak ada di Desa Huntuk yang berjumlah 8 orang. Sementara di Desa Kuhanga dan Desa Bunong tidak memiliki anggota LPM. 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 4 4 5 3 8 3 3 5 4 7 5 5 3 3 3 0 0 6 3 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

(63)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 55 Grafik 26. Banyaknya Pos Hansip / Kamling dan Anggota Linmas / Hansip

Tahun 2014

Sumber : Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015, (diolah)

Banyaknya pos hansip / kamling yang ada di Kecamatan Bintauna sebanyak 16 pos. Terbanyak ada di Talaga yaitu sebanyak 2 pos. Sementara di Desa Vahuta tidka terdapat pos hansip/kampilng. Banyaknya anggota linmas / hansip yang ada di Kecamatan Bintauna sebanyak 70 orang. Keanggotaan Linmas / hansip yang ada di masing-masing desa berkisar antara 3 sampai 7 orang.

1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 6 3 4 5 4 6 4 4 4 4 4 4 3 7 4 4 0 1 2 3 4 5 6 7 8

(64)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 56 Grafik 27. Besarnya PAD Menurut Desa Tahun 2014

Sumber : Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015, (diolah)

PAD di Kecamatan Bintauna pada tahun 2014 sebesar 400,98 juta rupiah. Terbesar di Desa Padang Barat sebesar 134,91 juta rupiah.

0,00 4,00 0,00 109,97 0,00 109,00 3,71 4,50 0,00 5,00 0,00 3,75 0,00 23,65 134,91 2,50 0 20 40 60 80 100 120 140 160

Juta Rupiah

(65)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 57 Grafik 28. Besarnya PBB Menurut Desa Tahun 2014

Sumber : Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015, (diolah)

Dari sisi penerimaan PBB, pada tahun 2014 PBB yang ada di Kecamatan Bintauna sebesar 239,22 juta rupiah. Terbesar adalah Desa Bintauna Pantai sebesar 109,00 juta rupiah.

0,00 7,35 13,50 11,60 9,72 109,00 7,21 12,49 10,58 7,64 4,86 12,55 9,11 8,71 9,57 5,34 0 20 40 60 80 100 120

Juta Rupiah

(66)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 58 Grafik 29. Besarnya Alokasi Dana Desa (ADD) Menurut Desa Tahun 2014

Sumber : Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015, (diolah)

0 ,0 0 5 1 ,0 0 5 1 ,0 0 65,5 0 5 1 ,0 0 5 7 ,0 0 5 5 ,0 0 5 5 ,5 0 0 ,0 0 5 1 ,0 0 51 ,00 5 1 ,0 0 5 5 ,0 0 5 5 ,0 0 5 1 ,0 0 1 4 0 ,4 0 0 20 40 60 80 100 120 140 160

Juta Rupiah

Gambar

Tabel  1.   Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2014
Grafik 1. Jarak dari Desa ke Kantor Camat
Tabel  4.   Kelahiran, Kematian, Migrasi Masuk dan Keluar Menurut Desa  Tahun 2014
Grafik 6.   Banyaknya Keluarga Pertanian Menurut Desa Tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk menjamin kesinambungan penyelenggaraan pendidikan dan proses belajar mengajar pada Politeknik Sendawar, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat

Berdasarkan hasil ujicoba untuk instrumen persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ) diperoleh 34 butir valid dari 40 butir angket yang

BUI REpIuBUK lltD(JHSgtM<J®R!jBU REPU IB REPUBUK ItjtUONbSlA RtR IBUK INDONESIA REP UBUK IP IDONESIA REPl IBUK INDONESIA REP UBUK IP IDONESIA RER IBUK INDONESIA REP

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sampai saat penelitian ini dilakukan belum ada penelitian yang secara khusus memuat atau menelaah bahasa Klamu baik secara

Dengan memanfaatkan metode profile matching dalam merancang sistem pendukung keputusan memiliki keunggulan dengan adanya core factor dan secondary factor sehingga pengguna

Penilaian yang baik dilihat dari proses perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dilakukan. Penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi soal Ujian Akhir Semester Mata

Menimbang, bahwa dalam gugatan balik (Rekonvensi) Penggugat/ Pembanding menuntut 3 (tiga) hal, pertama Pengembalian hutang Tergugat/ Terbanding kepada Penggugat/Pembanding

Sasaran ini dimaksud untuk menentukan apakah Rumah Sakit dr. Andi Abdurrahman Noor sudah memenuhi standar dalam kinerja, struktur, proses yang harus dimiliki rumah sakit