• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

LELA NURFAELA

NIM 105711109516

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)

ii

PERAN INDUSTRI KECIL BATU BATA TERHADAP PENYERAPAN

TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI

DESA BONTONYELENG KECAMATAN GANTARANG

KABUPATEN BULUKUMBA

SKRIPSI

Oleh

LELA NURFAELA

NIM 105711109516

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(3)

iii

kepada almamater, bangsa, dan agamaku

kepada kedua orang tuaku H. Sampeang dan Hj. Salmawati tercinta serta keluarga dan sahabat-sahabat yang tersayang

yang dengan tulus dan ikhlas selalu berdoa dan membantu baik moril maupun materil demi keberhasilan penulis

MOTO HIDUP

Dalam meraih kesuksesan, kamu harus melewati berbagai rintangan. Tidak ada yang instan di dunia ini. Sebab, kamu harus bekerja keras

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

rahmat dan hidayah tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat salam tak lupa pula penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Peran Industri Kecil Batu Bata Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Pendapatan Rumah Tangga di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua penulis Bapak “H. Sampeang” dan Ibu “Hj. Salmawati” yang senantiasa memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudara tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Serta seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

(8)

viii

penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Asdar, SE., M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Dr. H. Andi Rustam, SE., MM., AK.CA.CPA., selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini bisa selesai dengan baik.

6. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM., selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga selesai.

7. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak pernah lelah dalam menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti proses perkuliahan.

8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Pembangunan Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama

(9)

ix

persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat merampung penulisan skripsi ini. Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Makassar, 2 November 2020

(10)

x

ABSTRAK

LELA NURFAELA, Tahun 2020. Peran industri kecil batu bata terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapatan rumah tangga di Desa Bontonyeleng kecamatan Gantarang kabupaten Bulukumba. Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I H. Andi Rustam dan Pembimbing II Ismail Rasulong.

Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh pemahaman mengenai (1) Peran industri kecil batu bata terhadap penyerapan tenaga kerja di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba, (2) Peran industri kecil batu bata terhadap pendapatan rumah tangga di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi informan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat bahwa industri kecil batu bata di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 45 orang. Jumlah ini merupakan jumlah yang sedikit dibandingkan dengan tenaga kerja yang bekerja sebagai petani dan peternak. Peran industri kecil batu bata terhadap pendapatan rumah tangga di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba rendah. Jumlah pendapatan rumah tangga sebesar Rp 41.300.000. Jumlah pendapatan dari industri batu bata hanya Rp 15.250.000 sedangkan pendapatan dari luar industri batu bata sebesar Rp 26.100.000.

Kata Kunci : Industri Batu Bata, Penyerapan Tenaga Kerja, Pendapatan Rumah Tangga

(11)

xi

absorption and household income in Bontonyeleng Village Gantarang district Bulukumba district. Thesis of Development Economics Study Program Faculty of Economics and Business Muhammadiyah University Makassar. Guided by Mentor I H. Andi Rustam and Mentor II Ismail Rasulong.

The purpose of this research is to gain an understanding of (1) the role of small brick industry towards labor absorption in Bontonyeleng Village Gantarang District Bulukumba Regency, (2) The role of small industrial bricks against household income in Bontonyeleng Village Gantarang District Bulukumba Regency. This research method is descriptive with a qualitative approach. Data is collected using informant interview and observation techniques. From the results of the research that has been done obtained that a small brick industry in Bontonyeleng Village Gantarang District Bulukumba Regency is able to absorb a workforce of 45 people. This number is a small number compared to the workforce working as farmers and ranchers. The role of small brick industry to household income in Bontonyeleng Village of Gantarang District bulukumba regency is low. The total household income is Rp 41,300,000. The total revenue from the brick industry is only Rp 15,250,000 while the income from outside the brick industry is Rp 26,100,000.

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Tinjauan Teori ... 8

1. Definisi Industri Kecil... 8

(13)

xiii

6. Tenaga Kerja ... 22

7. Penyerapan Tenaga Kerja ... 27

8. Pendapatan Rumah Tangga ... 28

B. Tinjauan Empiris ... 30

C. Kerangka Konsep ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis Penelitian ... 36

B. Fokus Penelitian ... 36

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 36

D. Sumber Data ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 37

F. Instrumen Penelitian ... 38

G. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 39

B. Penyajian Data (Hasil Penelitian) ... 44

C. Pembahasan ... 51 BAB V PENUTUP ... 59 A. Kesimpulan ... 59 B. Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Rasio Penduduk Yang

Memasuk Usia Kerja Kabupaten Bulukumba... 4 Tebel 2.1 Tinjaun Empiris... 30 Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Desa

Bontonyeleng... 39 Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Desa Bontonyeleng Menurut Jenis

Kelamin Tahun 2019... 40 Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Menurut Umur di Desa

Bontonyelng Tahun 2019... 41 Tabel. 4.4 Komposisi Penduduk Desa Bontonyeleng Menurut

Jenis Pekerjaan Tahun 2019... 42 Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Umur... 44 Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya

Mengelola Industri... 45 Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pekerja.... 45 Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Umur... 46 Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 47 Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja

di Industri... 47 Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan dari

Industri Batu Bata... 48 Tabel 4.12 Penyerapan Tenaga Kerja di Industri Batu Bata Desa

Bontonyeleng... 49 Tabel 4.13 Pendapatan Pekerja di Industri Batu Bata Desa

(15)

xv

Gambar 2.1 Komposisi Penduduk dan Tenaga Kerja... 26 Gambar 2.2 Kerangka Konsep... 35

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Pedoman Wawancara... 64

2 Dokumentasi... 67

3 Surat Izin Penelitian... 69

4 Surat Keterangan Penelitian... 70

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor industri merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia setelah sektor pertanian. Sektor ini sebagai penyumbang dalam pembentukan PDB Indonesia, bahkan sektor industri mampu menjadi sektor utama (leading sector) pada tahun 1991 mengalahkan peran sektor pertanian dalam menyumbang pembentukan PDB (Subandi, 2019). Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya alam, sumber daya manusia, dana dan lain-lain.

Dalam meningkatkan sektor industri yang perlu dikembangkan adalah industri kecil. Industri kecil memegang peranan yang cukup besar dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Perluasan industri berskala kecil ini akan dapat membantu berbagai permasalahan ekonomi, diantaranya masalah lapangan pekerjaan dan pendapatan rumah tangga mengingat teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana dan bahkan tradisional yang secara langsung akan menyerap banyak tenaga kerja. Industri kecil menjadi tumpuan harapan bagi sebagian besar masyarakat karena disamping memberi peluang kerja khusunya juga menambah pendapatannya.

Peneliti terdahulu Maleo Tri Iriyanto (2017) telah meneliti mengenai peran industri kecil terhadap pendapatan rumah tangga dan penyerapan tenaga kerja, yang mengatakan bahwa peran industri kecil kerajinan kulit terhadap pendapatan rumah tangga di Dusun Manding Desa Sabdodadi Kecamatan Bantul Kabupaten

(18)

2

Bantul sebesar 55,61%. Dimana jumlah keseluruhan pendapatan rumah tangga dari industri kerajinan kulit sebesar Rp 82.500.000,00 dan total pendapatan rumah tangga dari pendapatan kerajinan kulit dan pendapatan lain-lain sebesar Rp 143.350.000,00, serta industri kerajinan kulit berperan pula terhadap penyerapan tenaga kerja di Dusun Manding Desa Sabdodadi Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul sebesar 51,39%. Dimana jumlah angkatan kerja yang bekerja di industri kerajinan kulit sebanyak 573 (325 orang tenaga kerja yang bekerja di industri kerajinan kulit dan mampu melibatkan tenaga kerja rumah tangga sebesar 248 orang). Sedangkan jumlah angkatan kerja di Dusun Manding sebanyak 1.115 orang

Mengenai peran industri kecil dalam penyerapan tenaga kerja dan pendapatan juga telah dilakukan oleh Nurlaili Rohmatu Sholihah (2016), yang mengatakan bahwa industri kecil batik tulis di Desa Sendang Suwur berperan dalam penyerapan tenaga kerja sebesar 162 orang pengrajin pada tahun 2015, serta industri betik tulis juga berperan dalam peningkatan pendapatan pengrajin yang ada di Desa Sendang Duwur Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Kedua peneliti terdahulu tersebut relevan dengan penelitian yang akan penulis lakukan karena memiliki kesamaan dalam meneliti tentang peran industri kecil dalam penyerapan tenaga kerja dan pendapatan.

Kabupaten bulukumba adalah salah satu daerah tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan. Ibu Kota Kabupaten ini terletak di Kota Bulukumba. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.154,58 km2 dan berpenduduk sebanyak 418,326 jiwa

(berdasarkan data BPS Kabupaten Bulukumba 2019). Kabupaten Bulukumba mempunyai 10 Kecamatan, 27 Kelurahan Dan 109 Desa.

(19)

Industri di Kabupaten Bulukumba pada dasarnya dikelompokkan menurut modal yang ditanamkan yakni industri besar, industri sedang/menengah, dan industri kecil. Jumlah industri besar sebanyak lima jenis industri dengan produksi berbeda, industri sedang sebanyak enam industri, serta industri kecil dengan jumlah yang sangat berfluktuasi diantaranya industri pengolohan makanan dan minuman, kimia dan barang-barang dari bahan kimia, barang galian bukan logam, alat angkutan selain roda empat atau lainnya, furnitur dan pengolahan lainnya.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bulukumba atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha, kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB pada tahun 2015 sebesar 6,91%, tahun 2016 sebesar 6,85%, tahun 2017 sebesar 6,66%, tahun 2018 sebesar 6,50% (angka sementara), dan pada tahun 2019 sebesar 6,85% (angka sangat sementara). Kontribusi sektor industri terhadap PDRB tersebut mengalami naik turun. Kontribusi terendah pada tahun 2018 dan tertinggi pada tahun 2015.

Industri di Kabupaten Bulukumba pada dasarnya membutuhkan tenaga kerja. Pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Bulukumba tiap tahun terus meningkat. Secara otomatis, penduduk yang memasuki usia kerja juga akan bertambah. Sehingga peran industri kecil sangat dibutuhkan dalam penyerapan tenaga kerja.

(20)

4

Berikut ini tabel untuk melihat jumlah penduduk dan rasio penduduk yang bekerja.

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk Dan Rasio Penduduk Yang Bekerja Kabupaten Bulukumba Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Angkatan Kerja (Jiwa) Penduduk Yang Bekerja (Jiwa) 2015 410.485 193.449 187.653 2016 413.229 193.449 187.653 2017 415.713 183.017 176.184 2018 418.326 191.992 185 046 2019 420.603 206.261 199.431

Sumber : BPS Kabupaten Bulukumba

Berdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk di Kabupaten Bulukumba dari tahun 2015-2019 mengalami peningkatan dari 395.268 jiwa menjadi 415.713 jiwa. Jumlah angkatan kerja dari tahun 2015-2017 mengalami penurunan dari 193.449 jiwa menjadi 183.017 jiwa kemudian pada tahun 2018 dan 2019 mengalami peningkatan menjadi 206.261 jiwa. Sedangkan penduduk yang bekerja tahun 2015-2017 juga mengalami penurunan dari 187.653 jiwa menjadi 176.184 jiwa dan meningkat pada tahun 2018 dan 2019 menjadi 199.431 jiwa.

Desa Bontonyeleng adalah salah satu Desa di Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba yang terdiri dari lima Dusun. Masyarakat di Desa Bontonyeleng sebagian besar berprofesi sebagai petani dan ibu rumah tangga. Pendapatan dari hasil pertanian hanya satu atau dua kali dalam setahun. Pendapatan dari hasil pertanian kurang menutupi kebutuhan di masa selang antara musim tanam dan musim panen, serta petani juga tidak memiliki

(21)

pendapatan pada masa selang dari musim kemarau ke musim hujan sehingga masyarakat berinisiatif untuk membuka industri kecil dan rumah tangga sebagai usaha sampingan salah satunya adalah industri batu bata. Apalagi masyarakat yang hanya menggarap lahan orang lain, pendapatan petani hanya 50% dari hasil panen setelah dikurangi dengan biaya-biaya.

Keberadaan usaha industri batu bata ini sebagai salah satu jenis usaha masyarakat yang dilakukan perorangan atau keluarga, di samping usaha-usaha lain seperti pertanian, perkebunan, peternakan dan lain-lain. Usaha batu bata di Desa Bontonyeleng sudah ada sejak kurang lebih sepuluh tahun yang lalu. Jumlah usaha batu batu saat ini sebanyak delapan unit usaha. Usaha pembuatan batu bata merah di Desa Bontonyeleng diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan. Dengan pendapatan yang meningkat maka kesejahteraan pengusaha dan pengrajin bata merah akan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga pengrajin industri bata merah, serta merupakan sumber mata pencaharian sebagian penduduk karena memberikan pendapatan tambahan bagi rumah tangga berpendapatan rendah di daerah pedesaan. Selain itu juga akan menimbulkan usaha sampingkan lain berupa pengangkutan dan perdagangan.

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat sangat berpengaruh terhadap kebutuhan akan tempat untuk tinggal. Semakin meningkat kebutuhan akan bahan baku untuk pembuatan bangunan. Batu bata merupakan salah satu bahan material bangunan yang sering digunakan oleh masyarakat, baik itu untuk bangunan gedung, rumah dan sebagainya. Bahan baku yang digunakan juga sangat mudah didapatkan. Tahapan yang sering dilakukan oleh masyarakat juga sangat simpel yaitu dengan mencetak tanah dalam suatu wadah khusus, setelah

(22)

6

itu dijemur di bawah terik matahari selama kurang lebih lima hari ketika sudah mengering dibakar di tungku pembakaran.

Sistem industri batu bata lebih memanfaatkan tenaga manusia dibandingkan tenaga mesin sehingga dapat menyerap tenaga kerja untuk wilayah sekitarnya. Untuk membuat batu bata diperlukan keahlian khusus sehingga pekerja yang baru perlu belajar pada pekerja yang sudah terampil membuat batu bata. Namun, tidak diperlukan suatu pendidikan yang khusus. Sistem pengupahan berdasarkan jumlah batu bata yang dihasilkan pekerja dihitung pada saat proses pengeringan.

Berdasarkan paparan latar belakang dan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peran Industri Batu Bata Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peran industri kecil batu bata terhadap penyerapan tenaga kerja di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba ? 2. Bagaimana peran industri kecil batu bata terhadap pendapatan rumah

tangga di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba ?

(23)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penilitian yaitu sebagai barikut :

1. Untuk mengetahui peran industri kecil batu bata terhadap penyerapan tenaga kerja di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba. 2. Untuk mengetahui peran industri kecil batu bata terhadap pendapatan rumah

tangga di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.

D. Manfaat Penelitian

Dalam melakukan penelitian, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Menambah kajian, khususnya mengenai industri kecil batu bata di desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba dan sebagai sumber data pustaka bagi penelitian mengenai industri dan ekonomi.

2. Manfaat Praktis

Untuk masyarakat setempat penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan mengenai industri kecil batu bata. Untuk pemerintah penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan pengembangan industri kecil bau bata. Serta untuk pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang industri kecil, sebagai penerapan ilmu dan teori-teori untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang industri kecil batu bata.

(24)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Definisi Industri Kecil

Istilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya buruh atau tenaga kerja. Istilah industri sering digunakan secara umum dan luas, yaitu semua kegiatan manusia untuk memnuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka mencapai kesejahteraan.

Pengertian industri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan tertentu.

Industri dalam pengertian sempit adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayaan industri.

Secara umum pengertian industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan baku mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapat keuntunngan.

Dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang perindustrian, industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga mengahsilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.

Perusahaan atau usaha industri merupakan suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi dengan tujuan menghasilkan

(25)

barang atau jasa yang terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2020).

Menurut Sandi (2010:148) industri adalah usaha untuk memproduksi barang jadi dengan bahan baku atau bahan mentah melalui proses produksi penggarapan dalam jumlah yang besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi-tingginya. Peindustrian industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Menurut wirastuti (2010), Industri adalah pengolahan bahan baku atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang membawa keuntungan.

Definisi industri menurut sukirnno (2014) adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan ekonomi yang tregolong dalam sektor sekunder. Kegiatan itu antara lain pabrik tekstil, pabrik perakitan dan pabrik pembuatan rokok. Industri merupakan kegiatan ekonomi mengolah barang mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi kegunaannya.

Industri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Selain industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya alam secara optimal.

(26)

10

Definisi usaha kecil menurut Undang-Undang No.20 tahun 2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Menurut kategori Badan Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan industri menjadi empat kategori yaitu industri besar, industri sedang, industri kecil, dan industri rumah tangga. Industri besar adalah industri dengan jumlah pekerja sebanyak ≥100 pekerja. Industri sedang adalah industri dengan jumlah pekerja sebanyak 20-99 pekerja. Industri kecil adalah industri dengan jumlah pekerja sebanyak 5-19 pekerja. Dan industri rumah tangga adalah industri dengan jumlah pekerja sebanyak 1-4 orang.

Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan industri kecil berdasarkan jumlah pekerja yang dimiliki oleh suatu perusahaan/ usaha tanpa memperhatikan besarnya modal yang ditanamkan ataupun kekuatan mesin yang digunakan, yaitu perusahaan/ usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja 5 sampai 19 orang. Koperasi mendefiniskan berdasarkan kriteria omset usaha tidak lebih dari 2 milyar dan kekayaan tidak lebih dari 600 juta rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan).

Peraturan Menteri Perindustrian No. 6/M-IND/PER/7/2016 pasal 3 ayat (1), industri kecil merupakan industri yang mempekerjakan paling

(27)

banyak 19 orang tenaga kerja dan memiliki nilai investasi kurang dari Rp 1.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan mendefinisikan industri kecil sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh persorangan atau rumah tangga maupun suatu badan, bertujuan untuk memproduksi barang maupun jasa untuk diperdagangkan secara komersial, yang mempunyai nilai kekayaan bersih paing banyak 200 juta rupiah dan mempunyai nilai penjualan pertahun sebesar 1 milyar rupiah atau kurang.

2. Karakteristik Industri Kecil

Secara umum sektor usaha kecil dan menengah memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar. Kadangkala pembukuan tidak di up to date, sehingga sulit untuk menilai kinerja usahanya.

b. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.

c. Modal terbatas.

d. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas.

e. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka penjang.

f. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas.

(28)

12

g. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan dana dari pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi standar dan harus transparan.

3. Keuntungan dan Kelemahan Industri Kecil

Industri kecil memiliki beberapa potensi dan keunggulan dibandingkan dengan usaha besar, seperti yang telah dikamukakan oleh Anoraga sebagai berikut :

a. Usaha kecil beroperasi menyebar diseluruh pelosok dengan berbagai ragam bidang usaha. Hal ini karena kebanyakan usaha kecil muncul untuk memenuhi permintaan (agregat demand) yang terjadi di daerah regionalnya. Bisa jadi orientasi produk usaha kecil tidak terbatas pada orientasi produk melainkan sudah mencapai taraf orientasi konsumen. Untuk ini diperlukan suatu keputusan manajerial yang menuntut kejelian yang tinggi. Dengan penyebaran industri kecil berarti masalah urbanisasi dan kesejangan desa-kota minimal dapat ditekan. Setidaknya mengurangi konsentrasi intensitas lapangan kerja pada daerah tertentu yang akan menimbulkan efek urbanisasi dan masalah.

b. Usaha kecil beroperasi dengan investasi modal usaha aktiva tetap pada tingkat yang rendah. Sebagian besar modal terserap pada kebutuhan modal kerja. Karena yang diperhitungkan kecil, implikasinya usaha kecil memiliki kebebasan yang tinggi untuk masuk atau keluar dari pasar. Dengan demikian, kigiatan produksi dapat dihentikan sewaktu-waktu, jika kondisi perekonomian yang dihadapi kurang menguntungkan.

(29)

Konsekuensi lain dari rendahnya nilai aktiva tetap adalah mudah meng- up to date-kan produknya. Sebagai akibatnya akan memliki derajat imunitas yang tinggi terhadap gejolak perekonomian internasional. c. Sebagian usaha kecil dikatakan sebagai usaha padat karya (labor

intensive) karena teknologi yang digunakan masih sederhana. Persentase distribusi nilai tambah pada tenaga kerja relatif besar. Sehingga distribusi pendapatan dapat dijangkau. Usaha kecil juga memiliki keunggulan lain yaitu pemilik dan karyawan memiliki hubungan yang erat antara pemilik sehingga pemutusan hubungan kerja (PHK) sukar terjadi. Keadaan tersebut menunjukkan usaha kecil memiliki fungsi sosial ekonomi.

Kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh usaha kecil menurut Anoraga yaitu sebagai berikut :

a. Skala pemasaran bersifat lokal, jika melalui batas wilayah pemasarannya tidak dilakukan oleh perusahaan sendiri. Hal ini jelas tidak dapat memicu penjualan yang progresif dengan cepat.

b. Persoalan yang terlibat dalam perusahaan pada umumnya berkisar karena hubungan kekerabatan atau persaudaraan atau juga karena hubungan sosial akrab.

c. Bersifat “one man show” yaitu satu orang mempunyai banyak fungsi yang pada umumnya dikerjakan oleh pemilik perusahaan, mulai pada pembukuan dasar sampai pencairan dana.

d. Lemahnya sistem pencatatan, didasarkan pada ingatan saja sehingga tidak didokumentasikan.

(30)

14

e. Perencanaan hanya dengan perhitungan dan analisis sederhana saja, dengan prinsip-prinsip sekitar laba yang dapat dijangkau dengan cepat, tidak berbeli-belit dan berorientasi jangka pendek.

f. Sering kali dalam hubungannya dengan perencanaan lebih menitik beratkan pada kepentingan pribadi atau keluarga saja. sehingga pemilik tidak mengetahui rugi atau laba perusahaan karena tidak ada batasan yang jelas milik perusahaan dan pribadi.

g. Lemahnya promosi dan pemasaran produk .

h. Decision making sering dilakukan by feeling dan bukan berdasrkan atas pemikiran dan konsep-konsep yang rasional.

4. Peran industri kecil

Peranan (role) marupakan aspek dinamis kedudukan (status). Ketika seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka seseorang tersebut telah menjalankan suatu peranan. Peranan dan kedudukan saling tergantung satu sama lain. Tidak adaperanan tanpa kedudukan, demikian pula tidak ada kedudukan tanpa peranan. Setiap mempunyai macam-macam peranan sesuai dengan pola pergaulan hidupnya. Hal ini berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat dan serta kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Peranan menjadi sangat penting karena mengatur perilaku seseorang. Peranan dapat membuat seseorang menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang dikelompoknya.

Peranan secara umum adalah kehadiran di dalam menentukan suatu proses keberlangsungan. Peranan merupakan dinamisai dari statis ataupun

(31)

penggunaan dari pihak dan kewajiban atau disebut subyektif. Peran dimaknai sebagai tugas atau pemberi tugas kepafa seseorang atau sekumpulan orang.

Peranan adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai status. Peranan adalah suatu konsep perilaku apa yang dapat dilaksanakan oleh individu-individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

Industri kecil memiliki peranan yang penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh. Pembangunan industri khususnya industri kecil diarahkan dapat menajdi salah satu peran yang cukup berkualitas dalam perekonomian, sehingga mampu bersaing di dalan negeri maupun di luar negeri.

Ada tiga alasan utama mengapa suatu negara harus mendorong usaha kecil yang ada untuk terus berkembang. Alasan pertama dalah karena pada umumnya cenderung memiliki kinerja yang lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif. Kemudian untuk alasan yang kedua, seringkali mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi. Untuk alasan yang terakhir, usaha kecil kecil ternyata memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas dibandingkan dengan usaha besar.

Di Indonesia, usaha kecil yang ada memiliki peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan mendukung pendapatan rumah tangga. Perkembangan suatu usaha dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu faktor internal maupun eksternal. Untuk faktor eksternal itu sendiri, ada satu permasalahan umum yang dihadapi oleh para pelaku usaha yaitu permodalan.

(32)

16

Beberapa peranan usaha kecil dalam pembangunan nasional Indonesia antara lain :

a. Menyerap tenaga kerja

Usaha kecil telah mampu berperan aktif dalam menekan angka pengangguran. Jutaan orang Indonesia bekerja pada sektor usaha kecil. Pada saat kesempatan kerja yang diraskan semakin terbatas dibuktikan dengan tingginya angka pengangguran.

b. Penyedia barang dan jasa bagi masyarakat

Sebagai alat pemuas kebutuhan dan keinginan masyarakat dipenuhi dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh usaha kecil. Makanan, minuman, peralatan rumah tangga, perabotan dapur, berbagai jasa, dan lain-lain disediakan oleh usaha kecil.

c. Penyedia suku cadang bagi usaha skala menengah dan besar

Banyaknya suku cadang yang dibutuhkan oleh usaha menengah dan usaha besar tidak diproduksi sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan. Banyak pertimbangan usaha menengah dan usaha besar tidak memproduksi sendiri suku cadang tersebut.

d. Mengurangi urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Banyak orang yang berpindah ke kota tanpa dibekali pengetahuan dan atau keterampilan yang memadai. Mereka hanya bebekal tekad untuk mengadu peruntungan di kota. Pada umumnya mereka terpengaruh oleh saudara atau tetangganya yang berhasil setelah tinggal di kota. Kenyataan sering terjadi lain dari harapan semula. Sesampainya di kota banyak yang semakin terpuruk. Kehidupannya di kota tambah menderita

(33)

dibandingkan sewaktu hidup di desa. Maka dengan banyaknya usaha skala kecil yang didirikan sampai ke pelosok desa, akan mengurangi kecenderungan untuk hijrah ke kota. Sehubungan dengan itu para pengusaha kecil yang membuka usaha di desa, merupakan pahlawan bagi saudara dan tetangganya sehingga terhindar dari ganasnya kehidupan di kota besar.

e. Mendayagunakan sumber ekonomi daerah

Indonesia diakui oleh berbagai negara di dunia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam. Sangat disayangkan sumber potensi yang nilainya sangat luar biasa ini banyak yang belum mampu dimanfaatkan oleh penduduk di daerah yang bersangkutan. Kesadaran yang muncul terutama dari para pemuda penerus bangsa telah mengubah segalanya. Kekayaan daerah mampu dimanfaatkan oleh tangan-tangan terampil pemuda setempat. Mereka mengubah hasil bumi Indonesia menjadi barang-barang yang memiliki nilai tambah, sehingga dapat dijual ke daerah lain bahkan diekspos ke luar negeri.

f. Menunjukkan citra diri bangsa indonesia

Usaha kerajinan rakyat khas daerah-daerah di Indonesia yang memperlihatkan citra diri bangsa Indonesia ke berbagai negara di dunia adalah wujud nyata peran usaha kecil. Makanan khas, pakaian adat, kesenian daerah menjadi perlambangan bagi tingginya nilai budaya Indonesia. Para pengusaha kecil telah berperan dalam menunjukkan jati dirinya sebagai pengususng nilai leluhur budaya Indonesia sampai ke berbagai penjuru dunia.

(34)

18

5. Industri Kecil Batu Bata a. Pengertian industri batu bata

Industri batu bata merupakan industri yang memanfaatkan tanah sebagai bahan baku utama. Pada penelitian ini industri batu bata yang dimaksud adalah industri bata merah yang terbuat dari tanah liat dengan proses pembuatan batu bata tradisional. Suatu proses produksi yang di dalamnya terdapat perubahan bentuk dari benda yang berupa tanah liat menjadi bentuk lain (batu bata), sehingga lebih berdaya guna disebut industri batu bata.

Industri batu bata sebgai industri kecil memiliki ciri-ciri yaitu 1) modal kecil, 2) usaha dimilik pribadi, 3) menggunakan teknologi dan peralatan sederhana, 4) tenaga kerja berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan keluarga.

Batu bata atau sering juga disebut bata merah (karena warnanya yang kemerah-merahan) merupakan salah satu bahan material yang digunakan dalam pembuatan dinding, baik itu dinding rumah, dinding jembatan, maupun dam. Bahkan, gedung yang bertingkat atau gedung pencakar langit pun menggunakan batu bata. Batu bata umumnya terbuat dari dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah-merahan.

Batu bata merupakan bahan bangunan yang masih tradisional, meski sekarang sudah banyak bahan-bahan bangunan selain batu bata., namun tetap menjadi favorit bagi warga untuk membangun. Batu bata biasanya berwarna merah kekuning-kuningan. Tapi warna batu bata terkadang berbeda-beda anatara satu daerah dengan daerah yang lain.

(35)

Hal ini disebabkan adanya perbedaan jenis tanah yang digunakan dan proses pembakarannya.

Bahan utama dalam pembuatan batu bata adalah tanah biasa. Untuk mendapatkan tanah yang baik sebagai bahan baku pemuatan batu bata merah, bisa dilakukan dengan cara penggalian tanah secara manual. Batu bata yang berkualitas baik tidak mudah retak dan tidak mudah pecah, warnanya biasanya merah kekuning-kuningan. Jika disentil bunyinya nyaring seperti bunyi besi yang dipukul dengan sendok, dan volumenya lebih berat. Sementara yang berkualitas jelek biasanya retak-retak dan mudah patah.

Batu bata sangat dibutuhkan dalam setiap bangunan gedung, rumah, bangunan aiar dan sebagainya. Oleh sebab itu pembuatan batu bata meruapan suatu peluang bisnis yang menajanjikan. Tapi dalam proses pembuatan bata mengalami perjalanan atau proses yang cukup panjanag dan rumit dalam pembuatannya. Banyak manfaat yang diperoleh dari pembuatan batu bata terutama dalam merekrut tenaga kerja atau memberikan lapangan kerja yang cukup banyak.

b. Jenis-jenis batu bata

Ada beberapa jenis batu bata. Berdasarkan sumber bahan dasar yang digunakan, dikenal batu bata tanah liat (lempung), batu bata pasir kapur dan batu bata mortar. Sementara itu, jika dilihat dari segi pembuatannya dikenal batu bata merah konvensional dan batu bata press.

Jenis batu bata antara lain sebagai berikut (wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedi bebas) :

(36)

20

1. Batu bata tanah liat, terbuat dari tanah liat dengan dua kategori yaitu bata biasa dan bata muka. Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu, bata ini digunakan untuk dinding dengan menggunakan dengan menggunakan morta (campuran semen) sebagai pengikat. Bata jenis ini sering disebut sebagai bata merah. Bata muka, memiliki permukaan yang baik dan licin dan mempunyai warna dan corak yang seragam. Disamping digunakan sebagai dinding juga digunakan sebagai penutup dinsing dan sebagai dekorasi.

2. Batu bata pasir – kapur, sesuai dengan namanya batu bata ini dibuat dari campuran kapur dan pasir dengan perbandingan 1:8 serta air yang ditekankan kedalam campuran sehingga membentuk batu bata. c. Proses pembuatan batu bata tradisional

Dalam pembuatan batu bata, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Persiapan alat dan bahan yang diperlukan

Alat yang diperlukan dalam pembuatan batu bata ini adalah cangkul, sekop, cetakan bata, ember, dan pisau. Bahan yang diperlukan adalah tanah liat, air, lebu/abu, sekam.

2. Pembuatan adonan

1) Mencampur tanah dan abu dengan perbandingan 5:1. Kemudian aduk campuran tersebut hingga rata. Tambahkan air ke dalam campuran tersebut hingga berbentuk pasta atau bubur.

2) Untuk membuat betul-batul rata, adonan tersebut di injak-injak agar tanah dan zat perekat (lebu/abu) menyatu.

(37)

3) Setelah terbentuk adonan, tanah tersebut dipindahkan ke tempat lain yang dengan lokasi percetakan bata.

3. Proses percetakan

Ambil sebesar satu gumpal (sebesar kepala orang), kemudian dimasukkan kedalam alat cetakan. Isi cetakan hingga penuh dan berbentuk sesuai cetakan. Lalu angkat cetakan bata. Sesekali cetakan dicuci dengan air agar cetakan mudah dilepaskan dari adonan.

Setelah beberapa hari (bata sudah agak kering), ratakan pinggiran-pinggiran bata dengan menggunakan pisau agar lebih rapih. Kemudian batu jemur, yaitu dengan cara ditata miring dan renggang sehingga aliran udara lancar. Untu efisiensi tempat pengeringan, tumpuklah bata secara teratur sehingga bata mudah kering.

4. Proses persiapan pembakaran

Setelah bata merah ditumpuk, agar cepat kering bata tersebut disusun dan dijemur sedimikian rupa sehingga bata cepat kering. Kemudian bata yang sudah kering dikumpulkan atau dipindahkan ke tempat pembakaran. Batu bata ditata secara khusus dan dibuat lubang untuk memasukkan bahan bakarnya (sekam).

5. Proses pembakaran

1) Pembakaran dengan kayu bakar

Dibutuhkan tenaga lebih dari satu orang untuk menjaga agar api tidak padam. Bakarlah bata ke dalam tungku pembakaran tersebut dengan api besar sampai bata matang/masak. Sekiranya bata sudah masak semua agar api padam, jangan ditambah kayu bakar

(38)

22

lagi. Ciri-ciri bata matang/masak adalah bata yang dihasilkan berwarna merah. Biasanya membutuhkan waktu 24 jam.

2) Pembakaran dengan sekam

Jika bata telah tersusun demikian rupa, masukkan sekam kedalam lubang-lubang pembakaran, kemudian sekam tersebut dinyalakan dengan sedikit bantuan minyak tanah tau sampah/ranting kering. Biasanya membutuhkan waktu 6-7 hari.

6. Pembongkaran

Setelah diperkirakan masak semua, batu bata dibiarkan sampai dingin, kemudian diambil dan dikeluarkan abunya. Setelah abunya keluar semua, bata siap untuk dibongkar dan diangkut ke tempat yang mudah terjangkau oleh angkutan umum untuk dipasarkan.

. 6. Tenaga Kerja

Tenaga kerja terbagi dari dua kata yaitu tenaga dan kerja. Tenaga adalah banyaknya usaha yang dikeluarkan dalam tiap satuan waktu. Sedangkan kerja adalah banayaknya tenaga yangdikeluarkan dalam satu kurun waktu untuk menghasilkan suatu jumlah efek.

Tenaga Tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja (working age population). Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (2) Tentang Ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Ketenagakerjaan, ketetapan batas usia kerja penduduk Indonesia adalah 15 tahun.

(39)

Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

Tenaga kerja adalah orang yang melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang aupun jasa yang berguna untuk masyarakat dan terlibat langsung dalam kegiatan tersebut sehingga mendapatkan upah untuk memenuhi kebutuhannya.

Tenaga kerja adalah setiap orang, baik laki-laki atau perempuan, yang sedang dalam dan atau melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Tunggal, 2013).

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang digunakan dalam melakukan kegiatan produksi. Dalam proses produksi tenaga kerja memperoleh pendapatan atau upah sebagai balas jasa dari usaha yang dilakukan. Besarnya pendapatan yang di peroleh tenaga kerja tersebut tergantung dari hasil pekerjaannya.

Menurut Djojohadikusumo (dalam Misbach, 2011) tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia dan sanggup bekrja, termasuk mereka yang menganggur meskipun bersedia dan sanggup bekerja dan mereka yang menganggur terpaksa akibat tidak ada kesempatan kerja. Untuk menggolongkan penduduk dalam golongan tenaga kerja atau bukan tenaga kerja, dapat dilihat dari kemampuan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Semua penduduk yang memiliki kemampuan unruk melakukan aktivitas bekerja dapat digolongkan dalam kelompok tenaga kerja.

(40)

24

Menurut Aryanti et,al. (2019 : 3) tenaga kerja dibagi dalam dua kelompok yaitu angkatan kerja (labour force) dan bukan angkatan kerja. a. Angkatan Kerja (Labour Force)

Angkatan kerja merupakan penduduk, baik itu perempuan maupun laki-laki dalam usia produktif (usia kerja) yang berumur 15-64 tahun yang sedang bekerja atau mencari pekerjaan (menganggur). Angkatan kerja terbagi menjadi dua bagian yaitu angkatan kerja yang berkerja dan tidak bekerja atau pengangguran.

1) Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pola kegiatan pekerja tidak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi. 2) Penganggur, yaitu orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya

orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari pekerjaan. Pengangguran disebabkan antara lain pendidikan dan keterampilan angkatan kerja yang rendah, penerapan sistem padat modal dalam proses produksi, keterbatasan lapangan kerja karena lesunya perekonomian, serta persebaran tenaga kerja tidak merata.

b. Bukan Angkatan Kerja

Selisih antara angkatan kerja dan tenaga kerja disebut kelompok bukan angkatan kerja. Bukan angkatan kerja adalah penduduk yang berumur sepuluh tahun ke atas dan selama seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya, serta tidak melakukan suatu kegiatan

(41)

yang tidak termasuk kategori bekerja sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan.

Berdasarkan kualitasnya tenaga kerja terbagi atas tiga, yaitu :

1) Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.

2) Tenaga kerja terlataih, yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaka kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.

3) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, yaitu tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. contohnya kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga dan sebagainya.

Penduduk juga dapat dibedakan berdasarkan pendekatan pemanfaatan tenaga kerja sebai berikut:

1) Bekerja penuh, yaitu tenaga kerja yang bersangkutan termanfaatkan secara cukup atau optimal.

2) Bekerja tidak penuh/setengah menganggur, yaitu bekerja tetapi tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari curahan jam kerja, produktivitas kerja, atau penghasilan yang diperoleh. Setengan menganggur dibagi menjadi dua sebagai berikut:

a. Setengah menganggur yang kentara (visible underemployment) adalah jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) di luar

(42)

26

keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya.

b. Setengah menganggur yang tidak kentara (invisible underemployment) adalah jika seseorang bekerja secara penuh (full time), tetapi pekerjaannya dianggap tidak mencukupi karena pendapatannya terlalu rendah atau pekerjaannya tidak memungkinkan untuk mengembangkan seluruh keahliannya.

Secara praktis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja di Indonesia dibedakan menurut umur. Di Indonesia berdasarkan pengertian sensus penduduk dipilih batas-batas umur minimum 15 tahun keatas sampai dengan 64 tahun. Penduduk yang berada pada dibawah 15 tahun digolongan sebagai bukan tenaga kerja.

Gambar 2.1

Komposisi Penduduk Dan Tenaga Kerja Penduduk

Tenaga Kerja Bukan Tenaga kerja

Bukan Angkatan kerja Angkatan kerja

Menganggur Bekerja Sekolah Mengurus Rumah Tangga Penerima pendapatan Kentara (Jam Kerja Sedikit) Tidak Kentara Setengah Menganggur Bekerja Penuh Produktivitas Rendah Penghasilan Rendah

(43)

Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pembuatan batu bata adalah tenaga kerja kasar (buruh) yang sudah terlatih dengan baikun tuk mencangkul tanah, membuat adonan, mengangkut air, mencetak dan membakar batu bata. Pada umumnya pekerja batu bata berasal dari lokasi setempat yang mata pencaharian di daerah tersebut adalah membuat batu bata.

Sistem pemabayaran yang umumnya dilakukan adalah dengan cara sistem satuan (borongan) yaitu per satu bata per cetak. Demikian juga sistem pembayaran pada proses pengeringan dan pembakaran.

7. Penyerapan Tenaga Kerja

Pengertian dari penyerapan itu sendiri diartikan cukup luas, menyerap tenaga kerja dalam maknanya menghimpun orang atau tenaga kerja di suatu lapangan usaha, untuk dapat sesuai dengan kebutuhan usaha itu sendiri.

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam satu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam satu unit usaha (Badan Pusat Statistik, 2020).

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha.

Menurut Kuncuro (dalam Fadliilah, 2012) pengertian penyerapan tenaga kerja adalah jumlah lapangan kerja yang sudah terisi yang dapat

(44)

28

tercermin dari jumlah penduduk yang bekerja tersebut terserap dan tersebar di berbagai sektor perekonomian.

Kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung untuk bekerja pada suatu unit usaha atau lapangan pekerjaan (Badan Pusat Statistik, 2020). Kesempatan kerja ini akan menampung semua tenaga kerja apabila unit usaha atau lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang ada. Adapun lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan usaha atau instansi di mana seseorang bekerja atau pernah bekerja.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulan bahwa penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam satu unit usaha tertentu atau dapat juga dikatakan penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam satu unit usaha.

8. Pendapatan Rumah Tangga

Sukirno (2010), menjelaskan bahwa pendapatan merupakan jumlah penghasilan yang diterima oleh seseorang atas prestasi selama bekerja dalam periode tertentu baik secara harian, mingguan maupun bulanan.

Pendapatan seseorang dapat diartikan sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai dengan suatu mata uang yang dapat dihasilkan seseorang atau suatu bangsa dalam periode tertentu.

Pendapatan adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seseorang anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas

(45)

faktor-faktor produksi yang mereka sumbangkan dalam turut serta membentuk produk nasional (Suprayanto, 2014).

Penerimaan dari gaji atau balas jasa dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam satu bulan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah pendapatan masyarakat. Sedangkan pendapatan dari usaha sampingan adalah pendapatan tambahan yang merupakan penerimaan lain dari luar aktivitas pokok atau pekerjaan pokok. Pendapatan sampingan tersebut secara langsung dapat digunakan untuk menopang atau menambah pendapatan pokok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atau faktor-faktor produksi yang telah disumbangkan.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diterima oleh rumah tangga bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan anggota-anggota rumah tangga. Pendapatan rumah tangga dapat berasal dari balas jasa faktor produksi tenaga kerja (Upah dan gaji, keuntungan, bonus, dan lain-lain), balas jasa kapital (bunga, bagi hasil, dan lain-lain), dan pendapatan yang berasal dari pemebrian pihak lain (transfer).

Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga. Pendapatan keluarga merupakan balas jasa atau imbalan yang diperoleh karena sumbangan yang diberikan dalam kegiatan produksi.

(46)

30

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan seseorang menurut Boediono yaitu sebagai barikut :

1. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada hasil-hasil tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian.

2. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.

3. Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerjaa sampingan.

Dengan demikian pendapatan rumah tangga merupakan keseluruhan penghasilan yang diterima sebagai imbalan jasa untuk membiayai kehidupan keluarga baik yang berasal dari usaha pokok maupun dari usaha sampingan.

B. Tinjaun Empiris

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris

No. Nama Judul

Penelitian Jenis Penelitian Hasil Penelitian 1 Maleo Tri Iriyanto (2017) Peranan Industri kerajinan kulit terhadap pendapatan rumah tangga dan penyerapan tenaga kerja di Dusun Manding Desa Sabdodadi Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul. Penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kuantitatif. 1) Peranan industri kerajinan kulit terhadap pendapatan rumah tangga di Dusun Manding Desa Sabdodadi Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul sebesar 55,61 %. Dimana jumlah keseluruhan pendapatan rumah tangga dari industri kerajinan kulit sebesar Rp 82.500.000,00 dan total pendapatan rumah tangga dari

(47)

pendapatan kerajinan kulit dan pendapatan lain-lain sebesar Rp 143.350.000,00. 2) Peranan industri

kerajinan kulit terhadap penyerapan tenaga kerja di Dusun

Manding Desa Sabdodadi Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul sebesar 51,39 %. Dimana jumlah angkatan kerja yang bekerja di industri kerajinan kulit sebanyak 573 orang (325 orang tenaga kerja yang bekerja di industri kerajinan kulit

dan mampu

melibatkan tenaga kerja rumah tangga sebanyak 284 orang). Sedangkan jumlah angkatan kerja di Dusun Manding sebesar 1.115 orang. 2 Nurlaili Rohmatu Sholihah (2016) Peranan industri kecil batik dalam penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan pengrajin di Desa Sendang Duwur Kecamatan Paciran Kabupaten Penelitian deskriptif.

Industri kecil batik tulis di Desa Sendang Duwur

berperan dalam

penyerapan tenaga kerja sebesar 162 orang pengrajin pada tahun 2015. Industri kecil batik tulis juga berperan dalam peningkatan pendapatan pengrajin yang ada di Desa Sendang Duwur Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.

(48)

32 Lamongan 3 Rini Mulasari dan Yoyok Soesatyo (2014) Peranan industri kecil jamur tiram terhadap penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan di Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Penelitian deskriptif kuantitatif.

Industri kecil jamur tiram cukup berperan di Kecamatan Pacet meskipun tidak berperan besar. Selain itu industri jamur tiram mempunyai peranan terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 1,08%. Dan industri kecil jamur tiram ini juga berperan terhadap peningkatan

pendapatan di

Kecamatan Pacet adalah sebesar 37,5% sampai dengan 100%. 4 Lila Fitriana Herdianty dan Kirwani (2014) Penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan pada industri kecil kerajinan kulit di Desa Kedensari Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Industri kecil kerajinan kulit di Desa Kedensari mampu menyerap 175 orang pekerja asli warga Kedensari. Pekerja di industri kecil kerajinan kulit Desa Kedensari mengalami peningkatan pendapatan hingga empat kali lipat dari pendapatan yang didapat sebelum bekerja di industri kerajinan kulit. 5 Darsih (2017) Peranan sektor industri kecil batu bata pres dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Penelitian deskriptif kuantitatif.

1) Dari hasil Uji t untuk faktor modal diperoleh t sig = 0,002 maka dapat disimpulkan bahwa faktor modal berpengaruh terhadap produksi industri kecil batu bata pres. Uji t untuk faktor bahan baku diperoleh t sig = 0,002 maka dapat disimpulkan bahwa faktor bahan baku berpengaruh terhadap

(49)

produksi industri kecil batu bata pres. Uji t untuk faktor tenaga kerja diperoleh t sig = 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa faktor tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi industri kecil batu bata pres.

2) Ada hubungan yang positif antara penggunaan modal, bahan baku, dan tenaga kerja secara bersama-sama dalam mempengaruhi

produksi industri kecil batu bata pres di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru didasarkan pada koefisien determinasi berganda (R2) sebesar 0,998. Hal ini berarti variabel-variabel yang mempengaruhi

peningkatan

produktivitas industri kecil batu bata pres di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru dapat dijelaskan oleh variabel modal, bahan baku, dan tenaga kerja sebesar 99,8%. Sedangkan sisanya sebesar 0,2% di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model ini.

(50)

34

C. Kerangkan Konsep

Kerangka konsep ini merupakan penjelasan mengenai masalah yang menjadi objek dalam penelitian ini. Kerangka konsep ini dibuat untuk memberikan gambaran penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai peranan industri kecil batu bata terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapatan rumah tangga di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba..

Industri kecil batu bata sangat dibutuhkan dalam penyerapan tenaga kerja karena jumlah penduduk yang memasuki usia kerja terus bertambah. Banyaknya kebutuhan mendorong seseorang untuk berusaha mencari sumber pendapatan tambahan, salah satunya yaitu usaha batu bata. Industri ini membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja yang dulunya menganggur atau tidak memiliki pendapatan sekarang bisa bekerja sebagai pengrajin sehingga dapat menambah pendapatan rumah tangga dan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu industri ini diharapkan mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan rumah tangga.

Peran industri kecil batu bata terhadap penyerapan tenaga kerja dapat dilihat dari jumlah pekerja yang bekerja di industri kecil batu bata. Peran industri kecil batu bata terhadap pendapatan rumah tangga dapat dilihat dari pendapatan yang diperoleh dari industri kecil batu bata.

(51)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan karangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Peran Industri Kecil

Batu Bata

Pendapatan Rumah Tangga Penyerapan Tenaga Kerja

 jumlah tenaga kerja yang bekerja di industri kecil batu bata

 jumlah tenaga kerja yang bekerja diluar industri kecil batu bata di Desa Bontonyeleng

 Pendapatan rumah tangga dari industri kecil batu bata

 Pendapatan total rumah tangga

(52)

36 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dimana metode penelitian ini sebagai prosedur penelitian yang manghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik dan tenaga kerja industri batu bata di Desa Bontoyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan batasan penelitian agar jelas ruang lengkap yang akan diteliti. Penelitian ini berfokus pada semua industri kecil batu bata yang ada di Desa Bontoyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba. Industri batu bata yang akan diteliti sebanyak delapan unit usaha dan 20 orang tenaga kerja yang bekerja di industri batu bata tersebut.

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba, lokasi ini mudah dijangkau oleh peneliti. Penelitian ini sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 2 (dua) bulan yaitu dari bulan Agustus sampai bulan September tahun 2020.

D. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini meliputi : 1. Data primer

(53)

Data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data tersebut diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan subjek penelitian.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh dari beberapa penelusuran mulai dari buku, jurnal sampai blog yang ada di intrenet untuk melengkapi data-Data diolah yang berkaitan dengan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpumpulan data yang digunakan yaitu :

1. Wawancara, mengumpulkan data dengan dengan cara tanya jawab bisa sambil bertatap muka ataupun tanpa tatap muka yaitu melalui media telekomunikasi antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman. Wawancara dilakukan dengan subjek mengenai jumlah tenaga kerja yang bekerja di industri kecil batu bata yang ada di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba dan jumlah pendapatan yang diperoleh dari industri batu bata.. 2. Observasi, mengumpulkan data dengan cara melihat/mengamati secara

langsung suatu objek yang diteliti untuk mengetahui secara pasti peran industri batu bata terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapatan rumah tangga di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba. 3. Dokumentasi, mencari data dengan mengumpulan dokumen-dokumen atau berkas-berkas yang berkenaan dengan industri kecil batu bata di Desa Bontonyeleng Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba serta peranannya dalam penyerapan tenaga kerja dan pendapatan rumah tangga.

(54)

38

F. Instrumen Penelitian

Menurut Suharismi instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data agar penelitian tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya. Instrumen yang diartikan sebagai alat bantu merupakan sarana yang dapat berwujud benda, seperti alat tulis menulis, pedoman wawancara dan sebagainya.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi data

Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok dan di fokuskan pada hal-hal yang penting.

2. Penyajian data

Seperangkat hasil reduksi data juga perlu diorganisasikan atau dikelompokkan dalam satu bentuk tertentu sehingga data yang diperoleh data dari reduksi data dapat dilihat secara lebih utuh.

3. Penarikan kesimpulan

Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan reduksi dan penyajian data. Langkah penyajian data tersebut dapat berupa sketsa, sinopsis, matriks, atau bentu-bentuk lain yang sangat diperlukan untuk memudahkan upaya pemarapan dan penarikan kesimpulan.

(55)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Keadaan Geografi Desa Bontonyeleng

Desa Bontonyeleng merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba. Secara gaografis desa Bontonyeleng adalah daerah bukan pantai dengan ketinggian <500. Luas wilayah desa Bontonyeleng 11 km2. Jumlah dusun di desa Bontonyeleng

sebanyak lima dusun dan memiliki empat rukun warga serta 20 rukun tetangga.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Menurut Penggunaan Desa Bontonyeleng

No. Penggunaan Luas Wilayah

1 Tanah sawah 567,00 Ha 2 Tanah kering 59,23 Ha 3 Tanah basah 0,00 Ha 4 Tanah perkebunan 337,24 Ha 5 Fasilitas umum 24,78 Ha 6 Tanah hutan 127,00 Ha Total luas 1.124,25 Ha

Sumber : Profil Desa Bontonyeleng, 2019

Pada Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa luas wilayah terluas menurut penggunaan di Desa Bontonyeleng adalah penggunaan tanah sawah dengan luas wilayah 567,00 Ha, kemudian tanah perkebunan dengan luas 337,24 Ha, tanah hutan dengan luas 127,00 Ha, tanah kering dengan

(56)

40

luas 59,23 Ha dan yang terakhir penggunaan fasilitas umum seluas 24,78 Ha.

Adapun batas-batas wilayah di Desa Bontonyeleng yaitu : a. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Tanah Harapan b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Bukit Tinggi c. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Palambarae d. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Bukit Harapan

2. Keadaan Penduduk Desa Bontonyeleng a. Potensi sumber daya manusia

Jumlah total penduduk desa Bontonyeleng yaitu 4.929 jiwa, jumlah kepala keluarga 1.301 KK dan kepadatan penduduk 4.400,89 per KM.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Desa Bontonyeleng Menurut Jenis Kelamin Tahun 2019

No. Perincian Warga Negara RI (jiwa) Warga Negara Asing (jiwa) 1 Laki-laki 2.443 - 2 perempuan 2.486 - Total 4.929 -

Sumber : Profil Desa Bontonyeleng, 2019

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di desa Bontonyeleng sebanyak 4.292 jiwa dengan perincian total penduduk laki-laki sebanyak 2.443 jiwa, total penduduk perempuan sebesar 3.617 jiwa yang merupakan warga negara RI.

Gambar

Tabel 1.1  Jumlah  Penduduk  dan  Rasio  Penduduk  Yang
Gambar 2.1  Komposisi Penduduk dan Tenaga Kerja.......................  26  Gambar 2.2  Kerangka Konsep.........................................................
Tabel 2.1  Tinjauan Empiris
Gambar 2.2  Kerangka Konsep  Peran Industri Kecil
+5

Referensi

Dokumen terkait

Orthophoto yang dihasilkan dari image optik dan data LiDAR menggunakan kontrol selain data LiDAR untuk georeferensi fotogrametri.Terlihat bahwa saat referensi

Menimbang, bahwa dalam gugatan balik (Rekonvensi) Penggugat/ Pembanding menuntut 3 (tiga) hal, pertama Pengembalian hutang Tergugat/ Terbanding kepada Penggugat/Pembanding

bahwa untuk menjamin kesinambungan penyelenggaraan pendidikan dan proses belajar mengajar pada Politeknik Sendawar, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat

Orang- orang Indonesia yang tertarik ajaran itu,mengirimkan kaum terpelajar ke India untuk berziarah dan menuntut ilmu.Setelah cukup lama,mereka kembali ke Indonesia dan

Berdasarkan hasil ujicoba untuk instrumen persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ) diperoleh 34 butir valid dari 40 butir angket yang

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sampai saat penelitian ini dilakukan belum ada penelitian yang secara khusus memuat atau menelaah bahasa Klamu baik secara

Dengan memanfaatkan metode profile matching dalam merancang sistem pendukung keputusan memiliki keunggulan dengan adanya core factor dan secondary factor sehingga pengguna

Maka dari itu, tujuan utama penulisan penelitian ini adalah untuk menentukan faktor potensial dari sikap konsumen terhadap pembelian produk palsu, dan untuk