• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KEGIATAN PERKEBUNAN DAN PABRIK KELAPA SAWIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KEGIATAN PERKEBUNAN DAN PABRIK KELAPA SAWIT"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia belum memiliki arah yang jelas, hal ini dapat dilihat dari kurangnya komitmen pemimpin dan masyarakat bangsa ini untuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan lingkungan hidup. Sejak pencanangan program pembangunan nasional, berbagai masalah lingkungan hidup mulai terjadi. Masalah lingkungan hidup tersebut antara lain, adanya berbagai kerusakan lingkungan, pencemaran di darat, laut dan udara, serta berkurangnya berbagai sumber daya alam. Hal tersebut dapat terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pemanfaatan dan ketersediaan sumber daya alam yang ada serta kurang kesadaran akan pentingnya keberlangsungan lingkungan hidup untuk generasi sekarang maupun masa depan.

Eksploitasi alam tentu saja tidak dapat dicegah, karena sudah merupakan fitrah manusia memanfaatkan alam untuk kesejahteraannya. Tetapi tingkat kerusakan akibat pemanfaatan alam ataupun pengkondisian kembali (recovery) alam yang sudah dimanfaatkan merupakan hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ketidakseimbangan. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan telaah secara mendalam mengenai kegiatan/usaha yang akan dilakukan di lingkungan hidup sehingga dapat diketahui dampak yang timbul dan cara untuk mengelola dan memantau dampak yang akan terjadi tersebut. Metode ini dikenal juga dengan analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Environmental impact assessment atau analisa mengenai dampak lingkungan diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969 oleh National Environmental Policy Act di Amerika Serikat. Menurut UU No. 23 tahun1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP No. 27 tahun1999 tentang Analisis mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

(2)

Pembangunan sector pertanian sangat penting, sebagai bagian integral dari pembangunan nasional. Peran sektor pertanian, khususnya sub sector perkebunan, sangat strategis bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu komuditas penting sub sektor perkebunan nasional adalah kelapa sawit. Hal ini karena kontribusi produk turunan kelapa sawit bagi pertumbuhan ekonomi sangat signifikan, sebab itu menjadikan produk turunan kelapa sawit sebagai komuditas ekspor unggulan nasional. Indonesia sebagai Negara eksportir CPO kedua setelah Malaysia dalam perdagangan dunia, pada tahun 2007 volume ekspor CPO dan produk turunannya Indonesia mencapai 11,88juta ton dengan nilai ekspor sebesar US$ 7,87 miliar. Rata-rata volume ekspornya sebesar 5,54 juta ton/tahun. Dalam rangka mendukung terlaksananya program pemerintah memperkuat program peningkatan pendapatan devisa Negara melalui usaha perdagangan sub sector perkebunan, maka sangat perlu dilakukan pembangunan perkebunan kelapa sawit yang di rencanakan di Distrik Arso Timur Kabupaten Keerom Provinsi Papua seluas 35.500Ha dengan kapasitas 65 ton TBS/hari.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1 Maksud

Adapun maksud dari penulisan tugas ini adalah:

1) Sebagai proses pelatihan dan pengaplikasian teori yang diperoleh di bangku kuliah serta meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai perkebunan kelapa sawit. 2) Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai permasalahan dampak

lingkungan yang terjadi.

1.2.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan tugas ini dalah:

1) Mengetahui tahap-tahap yang dilakukan dalam hal pembangunan perkebunan kelapa sawit.

2) Mengetahui dampak-dampak penting lingkungan yang terjadi akibat perkebunan dan pengolahan kelapa sawit.

(3)

1.3 RUANG LINGKUP

1.3.1 Lingkup Wilayah

Wilayah yang dijadikan objek pengamatan usaha perkebunan kelapa sawit dengan luasan wilayah ±35.500 hektar dengan kapasitas 65 ton TBS/hari berada di distrik arso timur, kabupaten keerom provinsi papua.

1.3.2 Lingkup Materi

Lingkup materi yang dibahas dalam laporan ini adalah mengenai rencana kegiatan dan usaha perkebunan kelapa sawit serta dampak-dampak dan perilaku yang ditunjukan oleh masyarakat sekitar areal kerja/proyek.

1.4 BATASAN MASALAH

Agar materi penulisan laporan ini tidak meluas, maka penyajian data atau informasi hanya dibatasi pada :

1) Tahapan – Tahapan rencana kegiatan pembangunan perkebunan dan pabrik kelapa sawit.

2) Dampak–Dampak yang timbul akibat rencana kegiatan pembangunan perkebunan dan pabrik kelapa sawit.

1.5 MANFAAT

1.5.1 Manfaat Bagi Pemrakarsa

1) Menjaga keberlangsungan roda ekonomi perusahaan secara keseluruhan.

2) Mengisi kesempatan dan memperluas peluang ekspor industri hasil perkebunan kelapa sawit.

3) Ikut berperan serta dalam pengembangan sektor pertanian pada umumnya dan khususnya sub sektor perkebunan.

(4)

1.5.2 Manfaat Bagi Masyarakat

1) Memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

2) Memanfaatkan sumber daya alam dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya alam.

3) Meningkatkan aksebilitas wilayah yang semula terpencil melalui pengembangan jaringan jalan, sehingga merangsang peningkatan intensitas perekonomian lokal.

1.5.3 Manfaat Bagi Pemerintah

1) Sebagai mitra pemerintah dalam upaya pembangunan regional dan nasional. 2) Turut memberikan konstribusi dalam menekan tingkat pengangguran yaitu dengan

menyediakan lapangan kerja.

3) Turut memberikan konstribusi terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui penerimaan pajak dan iuran-iuran.

4) Turut memberikan konstribusi terhadap peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) melalui investible surplus yang diperoleh.

(5)

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

2.1 KONDISI UMUM AREAL KERJA

Secara administratife lokasi areal rencana perkebunan dan pabrik kelapa sawit

dengan luas 35.500 Ha, dan kapasitas 65 ton TBS/hari terletak di Distrik Arso Timur Kabupaten Keerom Provinsi Papua. Areal proyek ini di lewati oleh dua aliran sungai, yaitu Sungai Tami di sebelah barat dan Sungai Bewani di sebelah tengah areal.secara makro bentuk lahannya datar dengan ketinggian relatif sama. Ketinggian (elevasi) terdapat dibagian timur areal, yaitu mencapai 125 m dpl, sedangkan daerah sekitar aliran sungai berkisar antara 25 sampai 50 m dpl. Adapun batas lokasi kerja perkebunan dan pabrik kelapa sawit adalah sebagai berikut :

1) Sebelah utara berbatasan dengan kota jayapura

2) Sebelah timur berbatasan dengan Negara papua new guine

3) Sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten pegunungan bintang 4) Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten jayapura

Amdal merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan. yang dikaji dalam proses Amdal: aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup di satu sisi merupakan bagian studi kelayakan untuk melaksanakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, di sisi lain merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui secara lebih jelas dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, baik dampak negatif maupun dampak positif yang akan timbul dari usaha dan/atau kegiatan sehingga dapat dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif.

(6)

Kegiatan perkebunan ini dapat dimulai dari kota jayapura menuju kebupaten keerom melalui akses darat. Secara umum kondisi jalan tanah yang kurang ditimbun pasir dan batu. Sehingga susah dillewati kendaraan dan banjir pada waktu hujan. Adapun Kondisi fisik lokasi kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit ini adalah sebagai berikut :

1. Iklim

Lokasi areal kerja mempunyai suhu rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan

dengan areal hutan primer suhunya adalah 31,0 0C. kelembaban udara di areal studi

rata-rata berkisar antara 86% sampai 90%, dengan pelaksanaan pengukuran pada siang hari. kelembaban tertinggi berada pada areal hutan primer. Dengan demikian dapat ditunjukan bahwa kelembaban udara di lokasi kegiatan cukup tinggi.

2. Tanah

Secara fisik jenis tanah di areal proyek merupakan lempung liat berdebu. Kelerengannya sebesar 0% - 25% dengan bentuk wilayah datar sampai agak curam (berbukit). Topografi di areal kerja hampir mencapai 0 – 200 meter dpl. Sehingga perlu di lakukannya pengujian laboratorium mengenai kualitas tanah tersebut.

3. Geologi

Menurut peta geologi keerom/areal proyek terletak pada formasi aluvian yerbentuk dari bahan endapan berupa kerikil, pasir, dan lumpur seluas 17.457 Ha (95,2%) dan formasi gunung api Jamur seluas 881 Ha (4,8%).

4. Erosi Tanah

Kegiatan perkebunan kelapa sawit akan menimbulkan dampak penting pada parameter erosi tanah yang dipengaruhi oleh enam factor utama, yaitu curah hujan, erodibiilitas tanah, panjang kemiringan, gradiean kemiringan, factor penutupan tanah, dan praktek konservasi tanah.

5. Hidrologi dan kualitas air

Lokasi wilayah kerja dipengaruhi oleh curah hujan dan kondisi vegetasi sebagai penutup lahan yang akan memberikan pengaruh besar bagi hidrologi dan kualitas air. Hal ini dikarenakan wilayah studi merupakan tipe iklim A dengan curah hujan merata sepanjang tahun.

(7)

6. Sedimentasi

Sedimentasi adalah jumlah material tanah berupa kadar lumpur dalam air oleh aliran air sungai yang berasal dari hasil proses erosi di hulu, yang diendapkan pada suatu tempat di hilir dimana kecepatan pengendapan butir-butir material suspense telah lebih kecil dari kecepatan angkutannya. Dari proses sedimentasi, hanya sebagian material aliran sedimen di sungai yang diangkut keluar dari DAS, sedangkan yang lainnya mengendap di lokasi tertentu selama menempuh perjalanan di sungai. Indicator terjadinya sedimentasi dapat dilihat dari besarnya kadar lumpur di dalam air yang terangkut oleh aliran air sungai. Makin besar kadar sedimen yang terbawa aliran berarti kondisi DAS semakin tidak sehat.

7. Biota perairan

Biota perairan terdiri dari plankton, benthos, dan nekton. Plankton merupakan organism renik (tumbuhan dan hewan) yang hidupnya melayang-layang secara pasif dalam tubuh air, sementara benthos merupakan organism dasar yang dapat terlambat/menempel di permukaan substrak atau relative menetap di dasar perairan. Komposisi jenis-jenis renik dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia perairan (kualitas air).

Dengan memperhatikan semua kondisi fisik wilayah rencana kerja atau proyek perkebunan kelapa sawit, Maka kita dapat menyimpulkan bahwa daerah ini bisa dan cocok untuk dilakukan usaha perkebunan kelapa sawit dengan memperhatikan komponen-komponen lingkungannya dan upaya pengelolaan terhadap dampak yang akan terjadi.

(8)

BAB III

PEMBAHASAN PERKEBUNAN DAN PABRIK KELAPA SAWIT SELUAS 35.500 Ha DENGAN KAPASITAS 65 TON/TBS/HARI

3.1 RENCANA KEGIATAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Rencana kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit berdasarkan pertahapannya, sebagai berikut :

3.1.1 Tahap Pra-Kontruksi

Tahap pra kegiatan terdiri dari aspek-aspek sebagai berikut : a) Kegiatan Sosialisasi

Pada tahap ini dilakukan kegiatan awal yaitu berupa sosialisasi yang merupakan suatu kegiatan yang memberikan penjelasan kepada masyarakat yang berada disekitar wilayah proyek mengenai gambaran umum kegiatan yang akan dilaksanakan serta dampak yang akan ditimbulkan dari kegiatan tersebut dengan melibatkan instansi teknis terkait. Pada kegiatan ini juga disampaikan tentang pola kemitraan yang akan dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa melalui pendekatan-pendekatan kepada masyarakat seiring dengan kegiatan awal perkebunan kelapa sawit dan selanjutnya akan dilaksanakan dalam bentuk program pengembangan masyarakat.Sosialisasi diprakirakan akan menimbulkan dampak berupa :

1) Sikap dan persepsi masyarakat, dan 2) Konflik social.

Kegiatan ini akan memberikan respon dari masyarakat kepada pemrakarsa, apakah positif atau negatif. Dampak negative dari sosialisasi ini, diantaranya adalah konflik social yang biasa terjadi, yaitu masalah kepemilikan lahan yang digarap oleh masyarakat.

b) Penerimaan Tenaga Kerja

Dalam pelaksanaan setiap tahap kegiatan perkebunan kelapa sawit mengenai tenaga kerjanya langsung dari penduduk setempat dan dibutuhkan pekerja ± 5000 – 10.000 pekerja. Dengan demikian terbuka lapangan kerja dan lapangan usaha bagi masyarakat setempat.

(9)

Terbukanya lapangan pekerjaan akan menimbulkan dampak turunan berupa perubahan tingkat penfapatan dan taraf hidup masyarakat yang diterima (bekerja), pola konsumsi, aktivitas perekonomian, serta adanya pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar areal proyek. Penerimaan tenaga kerja dalam kegiatan ini akan berdampak pada parameter :1) Peluang kerja dan usaha, 2)Mata pencaharian penduduk. 3)Tingkat pendapatan dan taraf hidup, 4) Pertumbuhan perekonomian, dan 5) Sikap dan persepsi masyarakat.

c) Mobilisasi Peralatan

Untuk menunjang kegiatan perkebunan kelapa sawit sangat diperlukan alat-alat berat maupun kendaraan operasional proyek. Pada pelaksanaan kegiatannya direncanakan akan menggunakan jalur darat dengan menggunakan mobil pengangkut khusus. Kegiatan ini diprakirakan dapat menimbulkan dampak berupa gangguan lalulintas umum sebagai dampak primer jika jalur yang digunakan adalah jalan umum yang selanjutnya berpotensi mengancam keselamatan masyarakat akibat terjadinya kecelakaan dan juga penurunan kualitas udara.

3.1.2 Tahap Konsruksi

Pada tahap konstruksi yang diprakirakan mempunyai dampak potensial yaitu : a) Survey Lahan Dan Penataan Areal Kerja

Penataan batas terutama penataan batas luar akan menghasilkan batas hak penggunaan lahan bagi kegiatan perkebunan kelapa sawit. Hal ini akan mengurangi kebebasan masyarakat disekitarnya untuk menggunakan lahan tersebut. Diprakirakan kegiatan ini akan menimbulkan dampak potensial, antara lain :1) Sikap dan persepsi masyarakat, 2) Pola kepemilikan lahan, dan 3) Konflik lahan, yang dapat berujung pada konflik social.

b) Penyiapan Lahan

Kegiatan penyiapan lahan yang diprakirakan berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkunga, yaitu antara lain :1) Land clearing, 2) Pembuatan teras, 4) Pembuatan (parit), dan 5) Pembuatan jaringan jalan.

(10)

Kegiatan-kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak penting terhadap :1)Komponen daya dukung lingkungan, mencakup sifat kimia, fisika dan biologi tanah, 2) Komponen agroklimat, 3) Kualitas air, mencakup sifat fisika, kimia air dan biota air, 4) Komponen biologi, mencakup komunitas flora dan fauna, 5) Komponen sosekbud, dan 6) Kesehatan masyarakat

Hilangnya vegetasi akibat land clearing menimbulkan dampak terhadap satwa liar dilindung, vegetasi dilindungi, suhu dan kelembaban udara (iklim mikro) peningkatan laju erosi. Dampak peningkatan laju erosi berpotensi menimbulkan dampak turunan berupa peningkatan sedimentasi, penurunan kualitas air (peningkatan TSS) dan biota perairan.

Kegiatan pembangunan jalan akan meningkatkan aksebilitas desa-desa atau pemukiman di sekitar areal kerja dan dapat meningkatkan mobilitas penduduk, baik antar desa maupun pemukiman dan kota maupun pusat-pusat kegiatan perekonomian yang bersangkutan. Kegiatan pembangunan jalan, merupakan bagian dari pembangunan infrastruktur masyarakat suatu wilayah, sebagai cerminan adanya proses pembangunan ekonomi, sehingga akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat wilayah sekitar areal perkebunan kelapa sawit.

Dengan adanya perubahan taraf hidup masyarakat, yang ditandai dengan peningkatan pendapatan dan adanya pembangunan infrastruktur dapat berdampak kepada tingkat pendidikan dan kualitas kesehatan masyarakat. Secara langsung dapat memberikan kemudahan pencapaiannya (peningkatan aksebilitas) bagi masyarakat maupun secara tidak langsung yaitu kemampuan dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan tersebut. Kegiatan land clearing merupakan peluang usaha bagi masyarakat yang berpotensi menimbulkan dampak turunan berupa peningkatan pendapatan masyarakat.

c) Pembibitan

Kegiatan ini yang diprakirakan berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan, yaitu antara lain :1) Pengisian tanah pada polybag, 2) Penanaman kecambah, 3) Transplanting, 4) Penyiraman, 5) Pengendalian HPT bibit,6) Peupukan bibit, 7) Pengendalian gulma, dan 8) Penyeleksian bibit.

(11)

Kegiatan-kegiatan dalam pembibitan dapat memberikan dampak terhadap peluang usaha dan pendapatan masyarakat. Terbukanya peluang usaha masyarakat berpotensi menimbulkan dampak turunan terhadap tingkat pendapatan dan taraf hidup masyarakat yang terlibat serta pola konsumsi masyarakat. Selain itu, kegiatan ini terutama menyangkut penggunaan pestisida dan pupuk kimia, juga berpotensi memberikan dampak terhadap kualitas daya dukung lahan, kualitas air dan kondisi flora serta fauna di wilayah proyek.

d) Penanaman

Kegiatan penanaman yang diperkirakan berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan, yaitu antara lain : 1) penanaman LCC, 2) pemancangan, 3) pembuatan lubang tanam, 4) pemupukan pada lubang tanam, 5) pengangkutan dan pelangsiran bibit, 6) penanaman bibit kelapa sawit, dan 7) pemagaran.

Kegiatan penanaman berpotensi menimbulkan dampak terbukanya lapangan usaha bagi masyarakat berupa upah borong pengangkutan dan penanaman bibit. Hal ini berkontribusi pada terbukanya lapangan usaha yang berdamapak pada tingkat pendapatan dan taraf hidupmasyarakat yang terlibat. Kegiatan pengangkutan dan bibit dari lokasi pembibitan menuju lahan kerja.

e) Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan 1 s/d TM 1

Pada kegiatan ini diperkirakan berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan, yaitu antara lain : 1) Penyisipan tanaman, 2) Pengendalian gulma dipiringan secara manual, 3) Pengendalian gulma di jalan panen secara kimia, 4) Pengendalian gulma selektif secara manual, 5) Ablasi, 6) Pemupukan, 7) Sensus tanaman, Penandaan blok tanaman, 8) Pemantauan dan pengendalian HPT, 9) Pemeliharaan jalan, dan 10) Pemeliharaan saluran drainase

Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak terhadap :1)Komponen daya dukung lahan, mencakup sifat kimia, fisika dan biologi tanah, 2) Komponen agroklimat, 3) Kualitas air, mencakup sifat fisika, kimia dan biologi air. 4) Komponen biologi, mencakup komunitas flora dan fauna, 5) Komponen sosekbud, dan 6) Kesehatan masyarakat.

(12)

f) Pembangunan Infrastruktur Sarana dan Prasarana

Tahapan kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup adalah pembersihan lahan vegetasi penutup tanah, pematangan lahan dan pendirian bangunan. Pembersihan lahan berpotensi menimbulkan dampak terhadap vegetasi, habitat satwa liar, laju erosi, sedimentasi dan kualitas air permukaan.

g) Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit

Pendirian bengunan berpotensi menimbulkan dampak terciptanya peluang usaha, pendapatan masyarakat dan adanya resiko kecelakaan kerja. Hilangnya vegetasi penutup tanah akibat pembersihan lahan menimbulkan dampak turunan berupa migrasi satwa liar dan peningkatan laju erosi. Sementara itu, dampak peningkatan laju erosi menimbulkan dampak turunan berupa peningkatan sedimentasi dan penurunan kualitas air permukaan.

3.1.3 Tahap Operasional

Pada tahap ini komponen kegiatan yang akan menimbulkan dampak potensial adalah : a) Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan TM

Kegiatan ini diperkirakan berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan, yaitu antara lain : 1) Pembersihan piringan, TPH, 2) Kalibrasi alat semprot, 3) Pemeliharaan alat semprot, 4) Pengendalian gulma secara manual, 5) Pemupukan dan pruning, 6) Sensus tanaman, dan 7) Pemantauan dan pengendalian HPT. Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak terhadap : 1)Komponen daya dukung lahan, mencakup sifat kimia, fisika dan biologi tanah. 2)Komponen agroklimat, 3) Kualitas air, mencakup sifat fisika, kimia dan biologi air, 4) Komponen biologi, mencakup komunitas flora dan fauna, 5) Komponen sosekbud, dan 6) Kesehatan mesyarakat.

b) Pemanenan TBS

Kegiatan pemanenan yang diperkirakan berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkunga, yaitu antara lain :1) Pemanenan TBS, dan 2) Pengangkutan TBS.

(13)

Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak terciptanya lapangan usaha bagi masyarakat.Selain itu juga, kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Kegiatan pengangkutan TBS juga memberikan dampak terbukanya kesempatan kerja bagi masyarakat, kesehatan dan keselamatan kerja, serta kualitas udara. Dampak terhadap kualitas udara adalah terjadinya peningkatan kadar debu akibat proses pengangkutan TBS dari lokasi panen menuju PKS.

c) Pemeliharaan Infrastruktur Sarana Prasarana

Kegiatan ini diperkirakan berpotensi menimbulkan dampak terhadap kesehatan dan keselamatan kerjadan kualitas hidrologi.

d) Pengolahan TBS (CPO) dan Limbah PKS

Kegiatan ini di perkirakan berpotensi menimbulkan dampak antara lain :1) Terciptanya lapangan usaha bagi masyarakat, 2) mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja, 3) berdampak pada kualitas hidrologi, 4) berpengaruh pada kualitas udara, dan 5) berdampak pada kualitas daya dukung lahan.

e) Pengendalian Limbah PKS ( IPAL )

Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak, antara lain : 1)Terciptanya lapangan usaha bagi masyarakat, 2) Mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja, 3) berdampak pada kualitas hidrologi, 4) berpengaruh pada kualitas udara, dan 5) berdampak pada kualitas daya dukung lahan.

f) Pengamana Areal Proyek

Kegiatan penyuluhan, pembuatan papan informasi/ pencegahan/ peringatan beserta fasilitasnya di perkirakan dapat memperbaiki sikap serta dapat menurunkan tekanan masyarakat terhadap keamanan areal proyek dan lingkungan hidup.

(14)

g) Pembinaan dan Pengembangan Masyarakat

Kegiatan ini berdampak pada komponen social ekonomi mayarakat, yaitu peluan bekerja dan peluang berusaha, peningkatan pendapatan dan peningkatan taraf hidup, peningkatan pendidikan, pertumbuhan perekonomian, sikap dan presepsi mayarakat. Pada komponen kesehatan berdampak pada komponen sanitasi dan status gisi.

3.1.4 Tahap Pasca Operasi

Pada akhirnaya perkebunan kelapa sawit akan berujung pada akhir kegiaatan yaitu : a) Revegetasi

Kegiatan ini dapat menimbulkan dampak potensial berupa :1)Pemulihan erosi, 2) sedimentasi, 3) kesuburan lahan, 4) meningkatnya potensi vegetasi, dan 5) meningkatnya potensi satwa liar.

b) Pemutusan Hubungan Kerja

Kegiatan ini dapat menimbulkan dampak potensial berupa :1) Kesempatan bekerja dan berusaha.2) Sikap dan presepsi mayarakat, dampak ini bersifat langsung ( primer )

c) Demobilisasi Peralatan

Kegiatan ini di perkirakan dapat menimbulkan dampak potensial berupa :1) Peluang bekerja dan berusaha.2) Ganguan lalulintas umum sebagai dampak primer jika jalur yang di gunakan adalah jalan umum.Dapat mengancam keselamatan masyarakat, dan 3) Sikap dan presepsi mayarakat.

d) Pengembalian Areal Kerja.

Pada kegiatan ini di perkirakan berpotensi menimbulkan dampak berupa sikap dan presepsi mayarakat, bersifat positif karena dapat memanfaatkan jaringan jalan perkebunan kelapa sawit sebagai jalan umum masyarakat.

(15)

KETERANGAN :

MATRIKS KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK KELAPA SAWIT SELUAS 35.500 Ha DENGAN KAPASITAS 65 TON/TBS/HARI

I) TAHAP PRAKONTRUKSI

1. Sosialisasi Kegiatan 2. Penerimaan Tenaga Kerja 3. Mobilisasi Peralatan

II) TAHAP KONTRUKSI

4. Penataan Areal Kerja 5. Penyiapan Lahan 6. Pembibitan 7. Penanaman

8. Pemeliharaan, TBM-TM 1

9. Pembangunan Infrastruktur Sarana - Prasarana 10. Pembangunan PKS + IPAL

III) TAHAP OPERASI

11. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan 12. Pemanenan

13. Pemeliharaan Infrastruktur 14. Pengolahan Kelapa Sawit 15. Pengendalian Limbah PKS

16. Pengamanan Areal Perkebunan PKS

17. Pembinaan Dan Pengembangan Masyarakat

IV) PASCA OPERASI

18. Revegetasi

19. Pemutusan Hubungan Kerja 20. Demobilisasi Peralatan 21. Pengembalian Areal Kerja

(16)

3.3 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING KEGIAT PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Prakiraan dampak rencana kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit, meliputi :

3.3.1 Tahap Pra Konstruksi

Dampak yang akan dipantau akibat kegiatan pada tahap pra konstruksi, yaitu

dantaranya :

1. Sosialisasi Rencana Kegiatan

a) Sikap dan Presepsi Masyarakat

Kegiatan sosialisasi rencana kegiatan perkebunan dan pabrk kelapa sawit akan berdampak pada presepsi masyarakat, bahwa masyarakat setuju dan mengharapkan agar perkebunan dan pabrik kelapa sawit dapat memenuhi aspirasi dan keinginan mereka serta adanya penerimaan tenaga kerja dari warga sekitar areal kegiatan. Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap sikap dan presepsi positif masyarakat adalah sosialisasi rencana kegiatan.

1.

2. Penerimaan Tenaga Kerja

a) Peluang Bekerja dan Berusaha

Kegiatan ini berdampak terhadap penerimaan tenaga kerja, yaitu tersedianya lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan dapat membuka lapangan usaha lain. Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap tersedianya lapangan pekerjaan dan usaha bagi masyarakat adalah kegiatan penerimaan tenaga kerja dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga kerja untuk operasional perkebunan dan pabrik kelapa sawit.

b) Tingkat Pendapatan dan Taraf Hidup

Kegiatan ini berdampak dengan diterimanya masyarakat bekerja dan mendapatkan kemudahan peluang berusaha, maka tingkatan pendapatan

(17)

terhadap tingkat pendapatan dan taraf hidup adalah kegiatan penerimaan tenaga kerja dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga kerja untuk operasional perkebunan dan pabrik kelapa sawit.

c) Pertumbuhan Pusat Perekonomian

Kegiatan ini berdampak terhadap pertumbuhan pusat perekonomian yang merupakan dampak turunan dari dampak-dampak yang telah terjkadi sebelumnya. Diharapkan desa-desa disekitar areal kerja perkebunan dan pabrik kelapa sawit akan dapat melengkapi kebutuhan pokoknya melalui pertumbuhan kios-kios yang ada didalam desa, karena perputaran uang akan meningkat dengan masuknya rencana kegiatan terkait.

Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap tingkat pendapatan dan taraf hidup adalah kegiatan penerimaan tenaga kerja dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga kerja untuk operasional perkebunan dan pabrik kelapa sawit.

3. Mobilisasi Kegiatan

a) Ganguan Lalu Lintas

Kegiatan ini berdampak pada gangguan lalu lintas pada ruas-ruas jalan yang dirasakan masyarakat yang berada disekitar lokasi rencana kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit dan juga sungai disekitar lokasi kegiatan.

Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap munculnya gangguan lalu lintas umum adalah pergerakan alat-alat berat yang diperlukan dalam pembangunan perkebunan dan pabrik kelapa sawit.

b) Keselamatan Masyarakat

Kegiatan ini berdampak pada keselamatan masyarakat akibat mobilisasi alat-alat yang digunakan selama tahapan persiapan tahapan konstruksi pembangunan perkebunan dan pabrik kelapa sawit dan juga kepada masyarakat umum pengguna sarana prasarana umum dan operator alat-alat itu sendiri.

Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap keselamatan masyarakat adalah transportasi alat-alat yang digunakan dalam

(18)

proses pembangunan perkebunan dan pabrik kelapa sawit yang dapat meningkatkan kemungkinan kecelakaan lalu lintas.

3.3.2 Tahap Konstruksi

1. Penataan Areal Proyek

a) Konflik Lahan

Kegiatan ini berdampak pada konflik lahan yang bersifat negatif, masyarakat akan bereaksi pada saat ladang atau kebun miliknya dipatok pada kegiatan penataan batas areal kerja perkebunan pabrik kelapa sawit dan pemerintah terkait dengan tata batas areal. Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap konflik lahan masyarakat adalah kegiatan penataan batas areal kerja perkebunan kelapa sawit.

b) Sikap dan Presepsi Masyarakat

Kegiatan ini berdampak pada presepsi masyarakat menyatakan setuju dan berharap agar aspirasi dan keinginannya dapat dipenuhi. Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap Sikap dan presepsi masyarakat adalah kegiatan penataan batas areal kerja rencana kegiatan.

2. Penyiapan Lahan

a) Laju Erosi

Kegiatan ini berdampak terhadap terjadinya peningkatan laju erosi pada saat penyiapan lahan di areal kerja perkebunan pabrik kelapa sawit yang negative. Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap peningkatan laju erosi tanah adalah kegiatan penyiapan lahan yang menghilangkan vegetasi dan lapisan penutup tanah.

b) Laju Sedimentasi

Kegiatan ini berdampak terhadap laju sedimentasi, yaitu berupa peningkatan beban sedimen pada badan perairan di sekitar lokasi penyiapan lahan. Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap laju sedimentasi adalah kegiatan penyiapan lahan perkebunan pabrik kelapa

(19)

Dampak penting perusakan hutan dan lahan adalah hilangnya flora dan fauna, menurunkan kualitas udara dan menyebabkan konflik social.

Sumber dampak penting berasal dari kegiatan pembakaran kayu/ranting dalam proses penyiapan lahan dan/atau pembuangan bahan-bahan mudah terbakar sembarangan pada areal kerja.

d) Tata Guna Air (Hidrologi)

Dampak penting terhadap tata guna air adalah terjadinya penurunan kuantitas air yang melewati areal perkebunan pabrik kelapa sawit. Sumber dampak penting berasal dari kegiatan penyiapan lahan yang berdampak peda terjadinya erosi serta hilangnya suumber air yang mengakibatkan penurunan debit air sungai.

e) Kualitas Air

Dampak penting kualitas air adalah terjadinya penurunan kualitas air pada badan perairan di sekitar lokasi penyiapan lahan perkebunan pabrik kelapa sawit. Sumber dampak penting berasal dari kegiatan penyiapan lahan yang berdampak pada terjadinya erosi serta sedimentasi.

f) Biota Perairan

Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap biota perairan berasal dari kegiatan penyiapan lahan yang berdampak pada terjadinya erosi, sedimentasi hidrologi dan kualitas air.

g) Iklim Mikro

Dampak penting Iklim mikro adalah terjadinya perubahan iklim

mikro akibat pembersihan lahan pada kegiatan penyiapan lahan. Dengan masuknya cahaya matahari akibat pembersihan lahan ke dalam lantai kebun akan meningkatkan suhu, mengurangi kelembaban di dalam perkebunan kelapa sawit. Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap iklim mikro adalah kegiatan penyiapan lahan, khususnya pembersihan lahan.

h) Satwa Liar Dilindungi

Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap penurunan jenis dan populasi satwa liar dilindungi adalah kegiatan

(20)

penyiapan lahan yang menghilangkan vegetasi sebagai habitat satwa liar dilindungi.

i) Aksebilitas

Dampak penting dari kegiatan aksebilitas adalah kemudahan aksebilitas bagi masyarakat setempat berupa pembangunan jalan poros saja tetapi juga akibat aktifnya lalu lintas di sekitar areal kerja.

j) Peluang Bekerja dan Berusaha

Dampak penting dari kegiatan peluang bekerja dan berusaha adalah terbukanya kesempatan bagi masyarakat sekitar areal kerja untuk meningkatkan tingkat perekonomiannya melalui peluang bekerja dan berusaha.

k) Mobilitas dan Persebaran Penduduk

Dampak penting dari kegiatan ini adalah terbukanya kesempatan untuk meningkatkan perekonomian melalui Mobilitas dan persebaran penduduk perkebunan kelapa sawit.

3. Pembibitan

a) Populasi hama penyakit tanaman

Dampak penting dari kegiatan ini adalah meningkatnya populasi hama penyakit tanaman yang dapat mengganggu kelestarian tanaman lainnya.

b) Sikap dan presepsi masyarakat

Dampak ini adalah dampak turunan dari dampak populasi hama penyakit tanaman. Agar dapat mengelola tanaman dengan baik dan benar.

4. Penanaman

a) Laju Erosi

Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap peningkatan laju erosi tanah adalah kegiatan pembuatan lubang untuk bibit kelapa sawit yang menghasilkan tanah hasil galian dan penanaman.

(21)

erosi, akibat kegiatan penanaman cenderung bersifat negatif yaitu terjadinya peningkatan sedimentasi pada badan sungai yang berhulu atau melewati

lokasi kegiatan perkebunan. Sehingga mempengaruhi kualitas hidrologi, kualitas air dan kualitas kesuburan lahan. Dengan melakukan pengelolaan yang baik maka laju sedimentasi dapat diminimalisir bahkan dapat dihindari.

c) Iklim Mikro

Dampak positif iklim mikro adalah terjadinya perubahan iklim mikro akibat penanaman. Juga akan mempengaruhi suhu dan kelembaban areal perkebunan kelapa sawit

d) Kualitas Air

Dampak kualitas air merupakan dampak lanjutan dari dampak erosi dan sedimentasi yang disebabkan oleh erosi tanah selama kegiatan penanaman yang bersifat negatif yaitu terjadinya penurunan kualitas air sungai yang melewati areal kerja.

e) Biota Perairan

Dampak biota perairan merupakan dampak lanjutan dari dampak kualitas air, sedimentasi dan erosi yang disebabkan oleh kegiatan penanaman yang bersifat negatif yaitu terjadi penurunan kualitas biota perairan yang melewati areal kerja.

5. Pembangunan Bangunan Perusahaan dan PKS

a) Peluang bekerja dan Berusaha

Dampak penting dari kegiatan peluang bekerja dan berusaha adalah terbukanya kesempatan bagi masyarakat sekitar areal kerja untuk meningkatkan tingkat perekonomiannya melalui peluang bekerja dan berusaha.

(22)

Dampak penting dari parameter pendidikan dalam kegiatan pembangunan bangunan dan PKS adalah peningkatan bangunan dan partisipasi masyarakat dalam pendidikan.

6. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

a) Kesuburan Tanah

Dampak penting dari kegiatan ini pada sifat kimia tanah yaitu keseimbangan N-tanah, Pospor, dan Kalium yang tersedia dan tingkat keasaman (pH) tanah.

b) Kualitas Kimia Air Sungai

Dampak penting dari kegiatan ini adalah kandungan oksigen terlarut

(DO), BOD,Fe, dan PO4.

3.3.3 Tahap Operasi

1. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

a) Kesuburan Tanah

Dampak penting dari kegiatan ini pada sifat kimia tanah yaitu keseimbangan N-tanah, Pospor, dan Kalium yang tersedia dan tingkat keasaman (pH) tanah.

b) Kualitas Kimia Air Sungai

Dampak penting dari kegiatan ini adalah kandungan oksigen terlarut

(DO), BOD,Fe, dan PO4.

c) Satwa Liar Dilindungi

Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhdap penurunan jenis dan populasi satwa liar dilindungi adalah kegiatan penyiapan lahan yang menghilangkan vegetasi sebagai habitat satwa liar dilindungi. d) Biota Perairan

Dampak biota perairan merupakan dampak lanjutan dari dampak kualitas air dan pemupukan yang disebabkan oleh kegiatan peliharaan TM yang bersifat negatif yaitu terjadi penurunan kualitas biota perairan yang

(23)

2. Pemanenan

a) Peluang Bekerja

Dampak penting dari kegiatan peluang bekerja adalah terbukanya kesempatan bagi masyarakat sekitar areal kerja untuk meningkatkan tingkat perekonomiannya melalui peluang bekerja.

3. Pengolahan TBS (CPO) dan Limbah PKS

a) Kesuburan Tanah

Dampak penting dari kegiatan ini pada sifat kimia tanah yaitu

keseimbangan N-tanah, Pospor, dan Kalium yang tersedia dan tingkat

keasaman (pH) tanah. b) Kualitas Kimia Air Sungai

Dampak penting dari kegiatan ini adalah kandungan oksigen terlarut

(DO), BOD,Fe, dan PO4.

4. Pembinaan Kebun Plasma

a) Kesuburan Tanah

Dampak penting dari kegiatan ini pada sifat kimia tanah yaitu keseimbangan N-tanah, Pospor, dan Kalium yang tersedia dan tingkat keasaman (pH) tanah.

3.3.4 Tahap Pasca Operasi

1. Pemutusan Hubungan Kerja Sama

a) Peluang Bekerja

Dampak penting dari tahap ini adalah hilangnya kesempatan kerja untuk meningkatkan perekonomiannya pada perkebunan pabrik kelapa sawit. b) Sikap dan Presepsi Masyarakat

Dampak penting dari tahap ini adalah kekecewaan masyarakat akibat kehilangan pekerjaan karena pengembalian areal kerja.

2. Demolitas Peralatan

(24)

Kegiatan ini akan berdampak kepada gangguan lalu lintas pada ruas jalan yang ada di sekitar lokasi rencana kegiatan perkebunan pabrik kelapa sawit.

b) Keselamatan Masyarakat

3. Pengembalian Areal PKS

a) Sikap dan Presepsi

Dampak penting dari tahap ini adalah kekecewaan masyarakat akibat kehilangan pekerjaan karena pengembalian areal kerja.

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat kami simpulkan dari hasil pembahasan adalah sebagai berikut :

1) Dalam melakukan pembangunan perkebunan kelapa sawit harus diperhatikan AMDALnya menyangkut tahapan-tahapan pekerjaan pembangunan, seperti :

Tahap Pra Kontruksi, Tahap Kontruksi, Tahap Operasi dan Tahap Pasca Operasi. Karena tahapan-tahapan ini saling mempengaruhi/saling mendukung dalam hal pembangunan suatu usaha/kegiatan yang akan berlangsung.

2) Perkebunan kelapa sawit selain memberikan dampak-dampak positif juga memberikan dampak-dampak negatif, seperti adanya penurunan kualitas udara, penurunan kualitas air, penurunan kualitas/kesuburan tanah, peningkatan erosi dan sedimentasi, penurunan potensi vegetasi serta kebisingan, kecelakaan kerja dan sebagainya.

4.2 SARAN

Adapun saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut :

1) Bagi pemrakarsa, dan pemerintah diharapkan agar dapat melakukan kegiatan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat di lokasi kerja agar tidak terjadi kesalahan pahaman yang berarti.

2) Bagi masyarakat diharapkan dapat menerima adanya kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit tersebut agar dapat meningkatkan pendapatan dan taraf

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Canter, L.W., and L.G. Hill. 1979 Handbook of Variable for Environmental Impact assessment. An Arbor Science, Publishing Inc.Michigan.

Soeratmo, Gunawan. 1988. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sastroutomo, M.M., Suwandi dan Panjaitan, A. 1990. Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit. Kumpulan Makalah Pertemuan Teknis Kelapa Sawit. Pekanbaru.

Barber, S.A. 1995. Soil Nutrient Biovailability: A Mechanistic Approach, Second ed. 414p. New York: Jhon Wileydan Sons.

Dokumen AMDAL BAPESDALH, Provinsi Papua, 2010. Upaya Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari analisis software bot Auto Calculation adalah mendapatkan hasil maksimal berupa respon baik dari para pelaku usaha bisnis dan juga pengujian aplikasi

Berdasarkan hasil observasi awal, d iketahui bahwa kondisi pe mbela jaran di Play Group Mawar Wates Magersari Kota Mo jokerto untuk men jelaskan materi tentang sains

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 60 sampel feses sapi bali yang diambil di Kecamatan Mengwi, dua sampel (3,3%) positif E.. Berdasarkan hasil penelitian ini

Data yang dikumpulkan kemudian dirata-ratakan sebagai perkiraan nilai properti untuk lapisan batubara Z5, Z5-4, dan Z5-8 dengan asumsi lapisan batubara tersebut berada pada

Evert M.Rogers dan Rekha Argawala Rogers dalam bukunya Communication in Organization menyebutkan definisi tentang komunikasi organisasi yaitu merupakan suatu sistem

• Dengan deteksi elips yang diasumsikan sebagai kepala janin menggunakan metode FCM berdasarkan informasi spasial dan IRHT, dapat menghasilkan BPD dan HC kepala janin

001 tahun 2015 tentang pedoman analisis kinerja pelayanan publik yang meliputi standar pelayanan publik yang telah dilakukan dengan baik sesuai dengan peraturan yang

Dari hasil penelitian pelapisan kitosan pada buah strawberi diperoleh kitosan yang di iradiasi dengan dosis 10 kGy menunjukkan penampilan buah strawberi yang lebih