• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I P E N D A H U L U A N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I P E N D A H U L U A N"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

P E N D A H U L U A N

1.1 Latar Belakang

Perencanaan Pembangunan Daerah tidak terpisahkan dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional seperti yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tersebut menyebutkan bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Renstra merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun, yang memuat penjabaran visi misi daerah, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD, serta dengan berpedoman pada RPJMD.

Renstra merupakan suatu pendekatan, cara mencapai tujuan, serta pengambilan kebijakan. Renstra disusun berdasarkan isu lingkungan hidup yang dihadapi, pengkajian, dan perumusan dengan berpedoman pada Daerah yakni RPJMD dan memperhatikan Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup.

Sumber Daya Alam (SDA) dan Lingkungan Hidup (LH) harus diarahkan pemanfaatannya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup rakyat dengan tetap berpegang pada kaidah-kaidah kelestarian Lingkungan Hidup dan berkelanjutan. Penciptaan keseimbangan antara pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup merupakan prasyarat penting bagi terlaksananya pembangunan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang berkelanjutan.

Kondisi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang berkelanjutan berkait erat dengan kondisi seperti stabilitas politik, keamanan, ekonomi, sosial dan budaya serta hukum. Masalah yang sering muncul kepermukaan antara lain meningkatnya lahan kritis akibat penambangan dan penebangan liar, penyusutan/penurunan Sumber Daya Alam, pencemaran lingkungan, kurangnya akses masyarakat lokal dan pengusaha kecil dalam pemanfaatan Sumber Daya Alam, serta konflik-konflik sosial dan etnis akibat berbagai kepentingan. Untuk optimalisasi pembangunan dan pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup di Kalimantan Selatan dibentuklah Badan

(2)

Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan yang kemudian menjadi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel.

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan menyusun Renstra Tahun 2016 – 2021 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan di bidang lingkungan hidup berdasarkan kondisi dan potensi di Kalimantan Selatan.

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Renstra Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel ini antara lain adalah:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

(3)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara 96, TLN 4663);

8. Peraturan Pemerintah No. 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

10.

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang kemudian diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dan terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 994);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015;

15. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 17 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025;

16. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 17 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009 Nomor 17);

17. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

(4)

Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

18. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 9 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2035 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015 Nomor 9).

1.3 Maksud dan Tujuan

Renstra Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel 2016 - 2021 disusun dengan maksud memberikan panduan yang akan dicapai hingga tahun 2021. Renstra Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel disusun sebagai salah satu dokumen perencanaan terhadap berbagai kegiatan yang akan diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup kedepan. Renstra ini disusun sesuai dengan tupoksi yang dilimpahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel.

1.4 Sistematika Penulisan

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel 2016 - 2021 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan

Berisi latar belakang disusunnya Renstra Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel, landasan hukum, maksud dan tujuan serta sistematika penulisan.

BAB II. Gambaran Pelayanan Perangkat Daerah

Berisi penjelasan tentang Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah; Sumber Daya Perangkat Daerah; Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah; serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah.

BAB III. Isu-Isu Strategis berdasarkan Tugas dan Fungsi

Berisi Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah; Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih; Telaahan Renstra K/L; Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis; serta Penentuan Isu-isu Strategis.

BAB IV. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijkan

Berisi Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah; Strategi dan Kebijakan; Program Kegiatan.

(5)

BAB V. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif

Berisi rencana program dan kegiatan pada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel beserta indikator kinerja dan pagu pendanaan indikatif.

BAB VI. Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

Berisi indikator kinerja SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

(6)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP

PROVINSI KALSEL

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

Sampai dengan Renstra ini ditetapkan, Dinas Lingkungan Hidup masih menggunakan Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah karena belum ditetapkannya Peraturan mengenai struktur organisasi dan atta kerja yang baru. Sesuai dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 086 Tahun 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi, dan Uraian Tugas Unsur-unsur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, BLHD Provinsi Kalsel mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah di bidang lingkungan. Uraian tugas sebagaimana dimaksud sebagai berikut:

a. merumuskan dan menetapkan kebijakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan penyelenggaraan kesekretariatan Badan Lingkungan Hidup Daerah, pengembangan kapasitas dan peran serta masyarakat;

b. merumuskan dan menetapkan kebijakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan penyelenggaraan pengendalian pengelolaan lingkungan hidup dan penegakan hukum lingkungan hidup;

c. merumuskan dan menetapkan kebijakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan penyelenggaraan pemantauan dan pemulihan kualitas lingkungan hidup;

d. merumuskan dan menetapkan kebijakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan penyelenggaraan pembinaan teknis AMDAL, pengkajian lingkungan, pembinaan dan pengawasan laboratorium lingkungan dan hasil uji laboratorium lingkungan;

e. merumuskan dan menetapkan kebijakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan penyelengaraan pengkajian dan pengendalian pemanfaatan kawasan dan pengendalian pemanfaatan kawasan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup;

f. merumuskan dan menetapkan kebijakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan hubungan kerjasama dengan seluruh pemangku

(7)

kepentingan guna kelancaran kegiatan pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup di daerah;dan

g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Kalsel menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan dan penetapan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur;

b. fasilitasi dan dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang lingkungan hidup;

c. perumusan kebijakan operasional, pembinaan dan pelaksanaan pengendalian lingkungan hidup;

d. perumusan kebijakan operasional dan pembinaan pelaksanaan upaya analisis pencegahan dampak lingkungan;

e. perumusan kebijakan operasional, pembinaan dan pelaksanaan pemantauan dan pemulihan kualitas lingkungan hidup;

f. perumusan dan penetapan kebijakan operasional, pembinaan dan pelaksanaan upaya pengendalian kawasan;

g. pengelolaan kegiatan kesekretariatan;

Unsur-unsur organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah adalah:

1. Sekretariat;

2. Bidang Pengendalian;

3. Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan;

4. Bidang Pemantauan dan Pemulihan;

5. Bidang Pengendalian Kawasan;

6. Kelompok Jabatan Fungsional.

2.1.1 Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas mengkoordinasikan penyusunan program dan rencana kegiatan Badan Lingkungan Hidup Daerah, mengelola urusan keuangan, mengelola urusan ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan serta mengelola urusan administrasi kepegawaian.

(8)

a. menyusun program, membina, mengatur, mengendalikan, dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data;

b. menyusun program, membina, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penyusunan program dan rencana kegiatan serta laporan;

c. menyusun program, membina, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan penyusunan rencana anggaran;

d. menyusun program, membina, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi pengelolaan penatausahaan keuangan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan;

e. menyusun program, membina, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan urusan ketatausahaan;

f. menyusun program, membina, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan;

g. menyusun program, membina, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi efektivitas organisasi dan ketatalaksanaan serta pengelolaan administrasi kepegawaian;

h. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi:

a. penyusunan program, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi kegiatan penyusunan program dan rencana kegiatan Badan Lingkungan Hidup Daerah;

b. penyusunan program, pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan penyusunan rencana anggaran, pengelolaan penatausahaan keuangan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan;

c. penyusunan program, pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan evaluasi pengelolaan urusan ketatausahan, rumah tangga dan perlengkapan, hubungan masyarakat dan keprotokolan;

d. penyusunan program, pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan evaluasi pengelolaan administrasi kepegawaian.

(9)

STRUKTUR ORGANISASI

BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Gambar 1. Struktur Organisasi BLHD Provinsi Kalsel

Kepala BLHD Sekretaris Kasubag Program Kasubag Keuangan Kasubag Umum & Kepegawaian

Kabid Pengendalian Kabid A P D L Kabid Taulih Kabid Pengend. Kawasan

Kasubid Pengawasan

Kasubid Penegakan Hukum

Kasubid Bina Teknis Amdal

Kasubid Pengkajian & Laboratorium

Kasubid Pemantauan Kualitas Lingkungan

Kasubid Pemulihan Kualitas Lingkungan

Kasubid Pengkajian Kawasan

Kasubid Pengawasan Pemanfaatan Kawasan Kelompok

Jabatan Fungsional

(10)

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

SEKRETARIAT

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian

Keuangan Sub Bagian Program

JABATAN FUNGSIONAL

TATA LINGKUNGAN

UPTD PENGELOLAAN SAMPAH UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN

Kajian Dampak Lingkungan Perencanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pemeliharaan Lingkungan Hidup

PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH B3, DAN KEMITRAAN

Pengelolaan Limbah B3 Pengelolaan Persampahan

Kemitraan dan Peran Serta Mayarakat

PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Pemulihan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup

Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pembinaan dan Pengawasan Lingkungan Hidup Pengaduan Kasus Lingkungan

Hidup dan Penegakan Hukum

Peningkatan Kapasitas dan Peraturan Hukum Lingkungan Hidup PENAATAN DAN PENINGKATAN KAPASITAS LINGKUNGAN HIDUP

(11)

UPTD PENGELOLAAN SAMPAH

KELOMPOK FUNGSIONAL

Pengumpulan dan Pengangkutan

Pengolahan dan Pemrosesan Akhir

SUBBAG TATA USAHA

UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN

KELOMPOK FUNGSIONAL

Pengendalian Mutu Pengujian

SUBBAG TATA USAHA

(12)

Unsur-unsur organisasi Sekretariat adalah: a. Sub Bagian Program

Sub Bagian Program mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama penyusunan program dan rencana kegiatan serta menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Badan Lingkungan Hidup Daerah.

Uraian tugas tersebut adalah sebagai berikut:

1. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan penyusunan program dan rencana kegiatan Badan Lingkungan Hidup Daerah;

2. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis penyusunan program dan rencana kegiatan;

3. mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data lingkungan hidup dalam berbagai bentuk;

4. menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan rencana stratejik;

5. menyiapkan bahan penyusunan program dan rencana kegiatan terintegrasi;

6. melaksanakan kerjasama penyusunan program dan rencana kegiatan terintegrasi;

7. menyiapkan bahan dan melaksanakan evaluasi program dan rencana kegiatan;

8. menyiapkan bahan dan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

9. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

b. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas menyusun rencana anggaran dan mengelola penatausahaan keuangan serta menyiapkan laporan pertanggungjawaban keuangan.

Uraian tugas tersebut adalah sebagai berikut:

1. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis penyusunan anggaran dan pengelolaan penatausahaan keuangan;

(13)

2. menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran belanja tidak langsung, anggaran belanja langsung, rancana penerimaan dan pendapatan Badan Lingkungan Hidup Daerah;

3. melaksanakan kerjasama penyusunan rencana anggaran dan rencana pendapatan dan penerimaan;

4. menyiapkan bahan pengesahan dokumen anggaran;

5. menyiapkan bahan dan mengelola penatausahaan keuangan;

6. menyiapkan bahan dan melaksanakan evaluasi realisasi anggaran;

7. menyiapkan bahan dan menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan;

8. menyiapkan bahan dan mengusulkan pejabat pengelola perbendaharaan;

9. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas mengelola urusan surat menyurat, ekspedisi dan kearsipan, urusan rumah tangga dan perlengkapan, hubungan masyarakat dan keprotokolan, organisasi dan ketatalaksanaan mengelola administrasi kepegawaian.

Uraian tugas tersebut adalah sebagai berikut:

1. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan pengelolaan urusan ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan, kehumasan dan keprotokolan, organisasi dan ketatalaksanaan serta pengelolaan administrasi kepegawaian;

2. mengelola urusan surat menyurat, pengetikan, penggandaan, pencetakan dan ekspedisi;

3. melaksanakan kegiatan penyimpanan, pemilahan, pemindahan dan penjadwalan retensi serta pemusnahan arsip;

4. melaksanakan pelayanan administrasi perjalanan dinas;

5. melaksanakan pengaturan tata ruang kantor, penerangan, penyediaan air bersih, pengawasan keamanan dan kebersihan lingkungan kantor serta mengatur perparkiran;

6. menyiapkan bahan dan menyusun RKBU dan RTBU sesuai kebutuhan;

(14)

7. melaksanakan kegiatan pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, distribusi, inventarisasi dan penghapusan barang-barang inventaris;

8. melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat dan keprotokolan;

9. menyiapkan pelayanan akomodasi tamu kedinasan;

10. menyiapkan bahan analisis dan melaksanakan evaluasi efektivitas organisasi dan ketatalaksanaan;

11. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kebutuhan pegawai berdasarkan bezetting formatie;

12. menyiapkan bahan dan memproses mutasi kepegawaian meliputi mutasi jabatan, mutasi kepangkatan, mutasi gaji dan pemberhentian pegawai;

13. menyiapkan bahan pembinaan pegawai meliputi pembinaan kedisiplinan, pengawasan melekat, peningkatan kesejahteraan, pendidikan dan pelatihan, pemberian penghargaan dan sanksi kepegawaian;

14. menyiapkan bahan dan menyusun Daftar Urut Kepangkatan, dan mengelola dokumentasi/berkas kepegawaian, serta mengolah data dan menyajikan informasi kepegawaian;

15. menyiapkan bahan evaluasi kinerja individual kepegawaian dan pembinaan jiwa korsa dan kode etik kepegawaian;

16. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

2.1.2 Bidang Pengendalian

Bidang Pengendalian mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan serta penegakan hukum di bidang lingkungan hidup.

Uraian tugas sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut:

a. menyusun program, mengatur, membina, mengoordinasikan, mengevaluasi penyiapan bahan pengendalian, dan penegakan hukum lingkungan hidup;

b. menyusun program, mengatur, membina, mengoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi kegiatan pengawasan kerusakan lingkungan hidup;

(15)

c. menyusun program mengatur, membina, mengoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi pengelolaan limbah yang berpotensi pencemaran dan perusakan lingkungan;

d. menyusun program, mengatur, membina, mengoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi kegiatan operasional pembangunan yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup;

e. menyusun program, mengatur, membina, mengoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi penyiapan bahan penyusunan kebijakan pengendalian dan penanggulangan kerusakan dan pencemaran lingkungan;

f. menyusun program, mengatur, membina, mengendalikan, dan mengevaluasi pengembangan informasi, dan sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup;

g. menyusun program, mengatur, mengoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi pembinaan dan penegakan hukum lingkungan hidup;

h. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, Bidang Pengendalian mempunyai fungsi:

a. penyusunan program, pengaturan, pembinaan, koordinasi dan evaluasi pengawasan pengendalian dampak lingkungan hidup daerah;

b. penyusunan program, pengaturan, pembinaan, koordinasi, dan evaluasi pengelolaan limbah dan operasionalisasi kegiatan yang berdampak kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup;

c. penyusunan program, pengaturan, pembinaan, koordinasi, dan evaluasi pengembangan informasi dan sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup;

d. penyusunan program, pembinaan, koordinasi, dan pelaksanaan penegakan hukum lingkungan hidup daerah.

Unsur-unsur Bidang Pengendalian terdiri dari: a. Subbidang Pengawasan;

Subbidang Pengawasan mempunyai tugas menyiapkan bahan, melaksanakan kerjasama pengawasan, analisis, evaluasi dan pelaporan, pengawasan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup daerah.

(16)

Uraian tugas dimaksud sebagai berikut:

1. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan pengawasan kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup;

2. menghimpun, mengolah, dan menyajikan data kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup;

3. menyiapkan bahan dan menyusun pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan pengawasan kerusakan dan pencemaran lingkungan;

4. menghimpun, mengolah, dan menyajikan data hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan sebagai bahan penetapan kebijakan pengawasan pencemaran dan kerusakan lingkungan skala provinsi;

5. menyiapkan bahan perumusan kebijakan pengawasan dampak perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon;

6. menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama dengan instansi terkait dalam kerusakan dan pencemaran lingkungan;

7. melaksanakan pengawasan dan pengendalian pengelolaan B3, limbah B3/non-B3, pencemaran air dan udara;

8. melaksanakan pengawasan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran pesisir dan laut, kerusakan tanah akibat kebakaran hutan dan/atau lahan, kegiatan produksi biomassa;

9. melaksanakan pengawasan penerapan sistem manajemen lingkungan, ekolabel produksi bersih dan teknologi berwawasan lingkungan;

10. menyiapkan bahan dan melaksanakan analisa, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pengawasan kerusakan dan pencemaran lingkungan;

11. menyiapkan bahan dan menyusun laporan kinerja serta memelihara arsip pelaksanaan pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan;

12. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pengawasan sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

b. Subbidang Penegakan Hukum

Subbidang Penegakan Hukum mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan bidang lingkungan hidup.

(17)

Uraian tugas sebagai berikut:

1. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup;

2. menyiapkan bahan, mengumpul, mengolah, dan menyajikan data inventarisasi pelanggaraan hukum dan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup;

3. menyiapkan bahan dan mengolah data kerjasama penegakan hukum di bidang lingkungan hidup;

4. menyiapkan bahan, mengembangkan informasi dan melaksanakan sosialisasi hukum dan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup;

5. menyiapkan bahan perumusan kebijakan penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup;

6. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis peningkatan kesadaran hukum dan penegakan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup;

7. menyiapkan bahan dan merumuskan prosedur perizinan pengelolaan limbah yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup;

8. menyiapkan bahan dan memproses perizinan pengumpulan limbah B3 kecuali minyak pelumas/oli bekas;

9. menyiapkan bahan rekomendasi izin pengumpulan limbah B3 skala nasional;

10. melaksanakan inventarisasi, pemantauan, dan evaluasi izin pengelolaan limbah;

11. menyiapkan bahan kerjasama, fasilitasi, analisis dan evaluasi penyelesaian sengketa dan konflik-konflik lingkungan hidup;

12. menyiapkan bahan kerjasama penegakan hukum terhadap pelanggaran hukum dan peraturan perudang-undangan bidang lingkungan hidup;

13. penerapan paksaan pemerintahan dan uang paksa terhadap pelaksanaan penanggulangan pencemaran lingkungan hidup skala provinsi;

(18)

14. menyiapkan bahan dan menyusun laporan kinerja serta memelihara arsip pelaksanaan penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup;

15. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pengawasan sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

2.1.3 Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan

Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan, pengkajian administrasi dan teknis analisis mengenai dampak lingkungan serta pembinaan dan pengembangan laboratorium lingkungan.

Uraian tugas sebagaimana dimaksud, adalah sebagai berikut:

1. menyusun program, mengatur, memantau, mengendalikan, dan mengevaluasi pembinaan administrasi dan teknis analisis mengenai dampak lingkungan;

2. menyusun program, mengatur, memantau, mengendalikan dan mengevaluasi pengkajian terhadap analisis mengenai dampak lingkungan;

3. menyusun program, mengatur, memantau, mengendalikan, dan mengevaluasi pembinaan dan pengawasan terhadap penilaian analisis mengenai dampak lingkungan di kabupaten/kota;

4. menyusun program, mengatur, memantau, mengendalikan, dan mengevaluasi pelaksanaan pembinaan dan pengembangan laboratorium lingkungan;

5. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai bidang tugas;

6. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan mempunyai fungsi:

1. penyusunan program, pengaturan, pemantauan, pengendalian, dan evaluasi pembinaan administrasi dan teknis analisis mengenai dampak lingkungan;

2. penyusunan program, pengaturan, pemantauan, pengendalian, dan evaluasi pengkajian terhadap analisis mengenai dampak lingkungan;

(19)

3. penyusunan program, pengaturan, pemantauan, pengendalian, dan evaluasi pembinaan dan pengembangan laboratorium lingkungan.

Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan terdiri dari: a. Sub Bidang Bina Teknis Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;

Sub Bidang Bina Teknis Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama dan bimbingan teknis penyusunan, pengendalian serta evaluasi terhadap analisis mengenai dampak lingkungan.

Uraian tugas dimaksud adalah sebagai berikut:

1. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan pembinaan administrasi dan teknis analisis mengenai dampak lingkungan;

2. menyiapkan bahan dan mengelola data pelaksanaan pembinaan administrasi dan teknis analisis mengenai dampak lingkungan;

3. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL), Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL);

4. menyiapkan bahan dan melaksanakan bimbingan teknis pemantauan pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL);

5. menyiapkan bahan dan memproses rekomendasi Komisi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan dan surat pernyataan pengelolaan lingkungan;

6. menyiapkan bahan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka pembinaan teknis Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan;

7. melaksanakan analisis dan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan program Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL);

8. menyiapkan bahan pembinaan dan pengawasan terhadap penilaian AMDAL di Kab/Kota;

9. menyiapkan bahan dan menyusun laporan kinerja serta memelihara arsip pelaksanaan program Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Upaya Pengeloaan Lingkungan (UKL) dan Upaya

(20)

Pemantauan Lingkungan (UPL) dan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL);

10. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

b. Sub Bidang Pengkajian dan Laboratorium

Sub Bidang Pengkajian dan Laboratorium mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan pengembangan serta pemanfaatan teknologi pengkajian, penelitian, dan penetapan hasil analisis mengenai dampak lingkungan serta pegembangan dan pengelolaan laboratorium lingkungan.

Uraian tugas dimaksud sebagai berikut:

1. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan pengembangan dan pemanfaatan teknologi pengkajian, penelitian, dan penetapan hasil AMDAL serta pengembangan dan pengelolaan laboratorium;

2. menyiapkan bahan dan mengelola data pelaksanaan pengembangan serta pemanfaatan teknologi dan pengkajian, penelitian dan penetapan hasil Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan serta pembinaan pengembangan dan pengelolaan laboratorium;

3. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis pengembangan serta pemanfaatan teknologi dan pengkajian, penelitian dan penetapan hasil Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan serta pengelolaan laboratorium penelitian kualitas lingkungan, rekayasa kemampuan hayati lingkungan, dan analisis contoh uji;

4. melaksanakan pemantauan terhadap pengembangan serta pemanfaatan teknologi pengkajian, penelitian, dan penetapan evaluasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan;

5. melaksanakan pengawasan penerapan standardisasi dan penelitian sistem akreditasi pengendalian dampak lingkungan dan surat pernyataan pengelolaan lingkungan;

6. menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama dengan unit kerja/Instansi terkait dalam pengkajian, penelitian dan penetapan hasil

(21)

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan;

7. melaksanakan evaluasi dan analisa terhadap hasil pelaksanaan program Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan;

8. menyiapkan kerjasama dengan Instansi terkait dalam pengawasan kualitas metodologi pengujian dan hasil uji laboratorium;

9. melaksanakan analisa dan evaluasi pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan laboratorium serta pengawasan kualitas metodologi pengujian contoh limbah dan kualitas lingkungan;

10. menyiapkan bahan dan menyusun laporan kinerja serta memelihara arsip pelaksanaan pengembangan dan pemanfaatan teknologi dalam pengkajian terhadap pengendalian dampak lingkungan dan surat pernyataan pengelolaan lingkungan dan pembinaan pengembangan dan pengelolaan laboratorium lingkungan;

11. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

2.1.4 Bidang Pemantauan dan Pemulihan

Bidang Pemantauan dan Pemulihan mempunyai tugas melaksanakan pemantauan dan pengendalian dampak lingkungan serta pemulihan kualitas lingkungan.

Uraian tugas sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut:

1. menyusun program, mengatur, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pemantauan dan pemulihan kualitas lingkungan;

2. menyiapkan bahan kerjasama dan menyusun program kerjasama dengan instansi/lembaga terkait dalam upaya pemantauan dan pemulihan kualitas lingkungan;

3. mengkoordinasikan dan melaksanakan penyusunan status lingkungan hidup daerah;

4. menyusun program, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi ketaatan dan peran serta masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup.

(22)

5. menyusun program, mengoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan reklamasi dan revegetasi dalam rangka upaya pemulihan kualitas lingkungan;

6. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, Bidang Pemantauan dan Pemulihan mempunyai fungsi:

a. Penyusunan program, pengaturan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan pemantauan kualitas lingkungan;

b. Penyusun program, pengaturan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan pemulihan kualitas lingkungan.

Bidang Pemantauan dan Pemulihan terdiri dari: a. Sub Bidang Pemantauan Kualitas Lingkungan

Sub Bidang Pemantuan Kualitas Lingkungan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan menyusun standar mutu lingkungan, kerjasama dan pengkajian, bimbingan teknis, pemantauan, serta evaluasi kualitas lingkungan.

Uraian tugas dimaksud sebagai berikut:

1. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan pemantauan dan evaluasi kualitas lingkungan;

2. mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data kondisi dan kualitas lingkungan;

3. menyiapkan bahan koordinasi dan penerapan SPM;

4. menyiapkan bahan, mengolah data, dan menyusun standar mutu lingkungan;

5. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis kerjasama pemantauan dan pengkajian serta evaluasi kondisi dan kualitas lingkungan;

6. melaksanakan pemantauan, pengkajian, dan evaluasi kondisi dan kualitas lingkungan;

7. melaksanakan fasilitasi dan bimbingan teknis sumberdaya manusia dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan;

(23)

9. menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama bimbingan teknis pembinaan, pengembangan, dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemantauan dan peningkatan kualitas lingkungan;

10. melaksanakan analisis dan evaluasi pelaksanaan penyusunan standar mutu lingkungan, pemantauan dan pengkajian kualitas lingkungan;

11. menyiapkan bahan dan menyusun laporan kinerja pelaksanaan penyusunan standar mutu lingkungan, pemantauan, pengkajian, dan evaluasi kualitas lingkungan;

12. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pemantauan dan Pemulihan sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

b. Sub Bidang Pemulihan Kualitas Lingkungan.

Sub Bidang Pemulihan Kualitas Lingkungan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan upaya pemulihan kualitas lingkungan serta kerjasama bimbingan teknis dan evaluasi kegiatan pemulihan kualitas lingkungan.

Uraian tugas dimaksud adalah sebagai berikut:

1. menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan pemulihan kualitas lingkungan;

2. mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data kegiatan pemulihan kualitas lingkungan;

3. menyiapkan bahan dan mengolah data kegiatan pemulihan kualitas lingkungan;

4. menyiapkan bahan, menyusun petunjuk teknis dan melaksanakan upaya pemulihan kualitas lingkungan, rehabilitasi dan konservasi lingkungan;

5. melaksanakan fasilitasi dan bimbingan teknis pemulihan, rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam hayati;

6. menyiapkan bahan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka pemulihan kualitas, rehabilitasi, dan konservasi lingkungan;

7. menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama bimbingan teknis, pe,binaan, pengembangan, dan peningkatan partisipasi dan kelembagaan masyarakat dalam pemulihan kualitas lingkungan;

8. menyiapkan bahan dan menyusun laporan kinerja pelaksanaan pemulihan kualitas lingkungan;

(24)

9. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pemantauan dan Pemulihan sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

2.1.5 Bidang Pengendalian Kawasan

Bidang Pengendalian Kawasan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan pengawasan kawasan dari aspek lingkungan hidup.

Uraian sebagaimana dimaksud sebagai berikut:

a. menyusun program, mengatur, mengendalikan, dan mengevaluasi kegiatan inventarisasi dan identifikasi kawasan;

b. menyusun program, mengatur, mengendalikan, dan mengevaluasi pengkajian pemanfaatan kawasan dari aspek lingkungan hidup;

c. menyusun program, mengatur, mengendalikan, dan mengevaluasi aplikasi dan efektivitas pemanfaatan kawasan dari aspek lingkungan hidup;

d. menyusun program, mengatur, mengendalikan, dan mengevaluasi koordinasi penerapan norma, standar, kriteria, dan pedoman pemanfaatan kawasan dari aspek lingkungan hidup;

e. menyusun program, mengatur, mengendalikan, dan mengevaluasi kegiatan pengawasan pemanfaatan kawasan dari aspek lingkungan hidup;

f. mengendalikan dan melaksanakan pengkajian tata ruang melalui koordinasi dan peningkatan keterpaduan dalam perencanaan, pengendalian, dan evaluasi dalam pengelolaan lingkungan hidup terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungan;

g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya;

Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, Bidang Pengendalian Kawasan mempunyai fungsi:

a. penyusunan program, pengaturan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan pengkajian pemanfaatan kawasan dari aspek lingkungan hidup;

b. pengendalian dan pengkajian tata ruang melalui koordinasi dan peningkatan keterpaduan dalam perencanaan, pengawasan dan evaluasi dalam pengelolaan lingkungan hidup terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungan.

(25)

Unsur-unsur Bidang Pengendalian Kawasan terdiri dari: a. Sub Bidang Pengkajian Kawasan

Sub Bidang Pengkajian Kawasan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan pengembangan serta pemanfaatan teknologi pengkajian dan penetapan hasil evaluasi pemanfaatan kawasan berdasarkan pengkajian daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Uraian tugas dimaksud sebagai berikut:

1. menyiapkan bahan dan mengolah data hasil pengkajian daya dukung dan daya tampung lingkungan suatu kawasan/ruang dalam berbagai bentuk terutama sistem informasi geografis;

2. menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis pelaksanaan pengembangan, penerapan, dan pemanfaatan teknologi dalam pengkajian daya dukung dan daya tampung lingkungan suatu kawasan/ruang;

3. menyiapkan bahan kerjasama dengan unit kerja/instansi terkait dalam rangka koordinasi, pengkajian, penelitian, dan penetapan hasil evaluasi daya dukung dan daya tampung lingkungan suatu kawasan/ruang;

4. melaksanakan pemantauan pelaksanaan pengembangan serta pemanfaatan teknologi informasi dalam pengkajian daya dukung dan daya tampung lingkungan suatu kawasan/ruang;

5. melaksanakan pemantauan pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam pengkajian daya dukung dan daya tampung lingkungan suatu kawasan/ruang;

6. melaksanakan analisis dan evaluasi hasil pelaksanaan program pengkajian daya dukung dan daya tampung lingkungan suatu kawasan/ruang;

7. menyiapkan bahan dan menyusun laporan kegiatan pengkajian daya dukung dan daya tampung lingkungan suatu kawasan/ruang;

8. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pengendalian Kawasan sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

b. Sub Bidang Pengawasan Pemanfaatan Kawasan

Sub Bidang Pengawasan Pemanfaatan Kawasan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan pengawasan, pengendalian serta evaluasi pemanfaatan kawasan dari aspek lingkungan hidup.

(26)

Uraian dimaksud adalah sebagai berikut:

1. menyiapkan bahan, menyusun rencana dan petunjuk teknis pengawasan pemanfaatan kawasan/ruang dari aspek lingkungan;

2. menyiapkan bahan penetapan prosedur pengawasan pemanfaaan kawasan/ruang dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG);

3. menghimpun dan mengolah data hasil pelaksanaan pengawasan pemanfaatan kawasan/ruang dari aspek lingkungan;

4. melaksanakan pemantauan dan pengawasan kesesuaian pemanfaatan kawasan/ruang dari aspek lingkungan;

5. melaksanakan evaluasi lingkungan pemanfaatan kawasan/ruang dengan pertimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan;

6. menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama dengan unit kerja/instansi terkait dalam pengawasan pemanfaatan kawasan/ruang dari aspek lingkungan;

7. menyiapkan bahan, menganalisis data/informasi dan menyusun laporan kinerja serta memelihara dokumen hasil kegiatan pengawasan pemanfaatan kawasan/ruang dari aspek lingkungan;

8. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pengendalian Kawasan sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah

Dinas Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Kalsel dalam menjalankan tugasnya didukung sebanyak 49 orang pegawai dari berbagai tingkat pendidikan. Selain itu didukung pula dengan berbagai fasilitas seperti 20 unit Laptop, 15 unit PC, dan 7 unit mobil operasional, 2 unit minibus, serta 1 buah mobil dinas yang digunakan oleh Kepala Badan. Kantor telah berlokasi di komplek pemerintahan provinsi Kalsel di Jalan Bangun Praja, Kawasan Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarbaru. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel belum memiliki sarana dan prasarana untuk pemetaan wilayah kawasan khusus Lingkungan hidup.

Tingkat pendidikan pegawai Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 berikut.

(27)

Tabel 1.Tingkat Pendidikan Pegawai Dinas Lingkungan Hidup Tahun 2015

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 S2 11 orang 2 S1 20 orang 3 D III 3 orang 4 SMU 12 orang 5 SD 4 orang Jumlah 50 orang

Tabel 2. Tingkat Pendidikan Kepala, Sekretariat dan Bidang-Bidang

No Kepala/ Sekretariat / Bidang Tingkat

Pendidikan Jumlah (Org)

1 Kepala S2 1 2 Sekretariat S2 S1 D III SMU SD 1 6 2 5 2 3 Bidang Pengendalian S2 S1 SMU SD 1 5 1 1 4 Bidang Taulih S2 S1 SMU 2 5 2 5 Bidang APDL S2 S1 D III SMU 3 3 1 2 6 Bidang Pengendalian Kawasan S2 S1 SMU SMP 3 1 2 1 Jumlah 50 orang

Kapasitas pelayanan yang diberikan kepada dunia usaha, masyarakat maupun instansi terkait antara lain:

a. Pembinaan penyusunan AMDAL;

b. Pengawasan terhadap pengelolaan SDA dan LH;

c. Pemantauan dan pemulihan terhadap penggunaan SDA dan LH; d. Pengendalian terhadap kawasan yang memanfaatkan SDA dan LH.

(28)

2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

Jenis pelayanan yang diberikan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel berkaitan dengan:

1. Memberikan kajian terhadap AMDAL;

2. Memberikan rekomendasi pengumpulan sementara pada limbah B3; 3. Mengadakan penilaian terhadap perusahaan dan instansi pemerintah

dalam pengelolaan SDA dan Lingkungan hidup;

4. Memberikan pembinaan terhadap perusahaan dan masyarakat yang bermasalah dengan lingkungan;

5. Memantau pencemaran terhadap air, udara dan tanah; 6. Memantau dan mengkaji pemanfaatan tata ruang.

Kelompok sasaran dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut:

a. Dunia usaha b. Masyarakat c. Instansi terkait

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah a. Tantangan

Tantangan yang dihadapi diantaranya adalah:

1. Adanya peningkatan jumlah penduduk yang mempengaruhi kebutuhan hidup seperti perumahan, air bersih, sanitasi, dan kebutuhan lainnya sehingga berpengaruh terhadap keberlanjutan sumberdaya alam; 2. Peningkatan jumlah penduduk juga berdampak pada meningkatnya

kepadatan penduduk serta laju pembangunan yang tentunya dapat berpengaruh pada daya dukung dan daya tampung lingkungan;

3. Banyaknya keluhan masyarakat akibat kerusakan lingkungan hidup, mengingat datangnya kerusakan bisa secara tiba-tiba maka dampaknya harus segera ditangani dan ditanggulangi;

4. Fenomena alam seperti perubahan iklim dengan adanya peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi, perubahan periode hujan, dan pergeseran musim;

5. Pengelolaan lingkungan hidup sebagian besar masih bersifat parsial dan belum terpadu untuk lintas sektor;

(29)

Tabel 3. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Lingkungan Hidup

NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Tingkat pencemaran air

Tercemar sedang Tercemar sedang Cemar ringan Cemar ringan Tercemar ringan Tercemar sedang Tercemar sedang Tercemar sedang Tercemar berat Tercemar sedang Belum Tercapai Belum Tercapai Belum Tercapai Belum Tercapai 30.48%

2 Jumlah kota yang mendapat adipura 1 Kota 3 Kab/Kota 3 Kab/Kota 5 Kota 5 kota 1 Kota 3 Kab/Kota 3 Kab/Kota 3 Kota 6 Kota 100% 33% 33% 60% 100%

3 Jumlah perusahaan yang menyusun

AMDAL 8Perusahaan 10 Perusahaan 10 Perusahaan 15 Perusahaan 15 AMDAL 8 Perusahaan 10 Perusahaan 10 Perusahaan 17 Perusahaan 15 AMDAL 100% 100% 100% 113,33% 100%

4 Jumlah laboratorium lingkungan - - 13 lab 13 lab 13 lab - - - 13 lab 13 lab - - 100% 100% 100%

5 Akreditasi laboratorium lingkungan - - 1 lab 1 lab 1 lab - - - 1 lab 2 lab - - 100% 100% 100%

6 Tingkat kualitas udara Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik 100% 100% 100% 100% 100% 7 Jumlah perusahaan yang diuji polusi udara,

limbah padat dan cair

20 perusahaan 12 perusahaan 10 perusahaan 25 perusahaan 30 perusahaan 20 perusahaan 12 perusahaan 12 perusahaan 25 perusahaan 37 perusahaan 100% 100% 100% 100% 100%

8 Persentase hasil uji polusi udara pada

sumbernya diatas baku mutu

40% 40% 35% 30% 25% 40% 40% 40% 30% 4% 100% 100% 100% 100% 100%

9 Persentase hasil uji limbah cair pada

sumbernya diatas baku mutu

40% 40% 35% 30% 25% 40% 40% 40% 30% 2.2% 100% 100% 100% 100% 100%

10 Jumlah titik/kota di uji polusi kendaraan

bermotor

3 titik/3 kota 3 titik/ 3 kota 1 Titik / 3 kota 3 Titik / 3 kota 3 Titik / 7 kota 3 titik/3 kota 3 titik/ 3 kota 3 titik/ 3 kota 3 titik 3 titik 100% 100% 100% 100% 100% 11

Persentase hasil uji limbah padat pada sumbernya diatas baku mutu (kandungan B3)

20% 15% 10% 5% 20% 20% 20% 10% 4,84% 100% 100% 100% 100% 100%

12

Pola pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Controlled Landfill Controlled Landfill Controlled Landfill Sanitary Landfill Sanitary Landfill Controlled Landfill Controlled Landfill Controlled Landfill Sanitary Landfill Sanitary Landfill 100% 100% 100% 100% 100%

13 Jumlah laporan pengendalian pemanfaatan

ruang

(30)

Tabel 4. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan

Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-

Rasio antara Realisasi dan

Anggaran Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi Belanja Tidak Langsung 3,409,352,000 4,372,864,000 4,415,286,000 5,575,301,000 5,588,165,000 3,335,484,643 3,655,949,604 3,667,149,527 4,465,308,765 5,208,019,996 97.83 83.61 83.06 80.09 93.20 435,762,600 374,507,071 Belanja Langsung 5,017,550,000 5,613,454,000 10,030,835,500 13,867,500,000 15,780,152,550 4,638,830,400 3,688,572,000 8,183,603,700 11,625,580,950 14,025,182,625 92.45 65.71 81.58 83.83 88.88 2,152,520,510 1,877,270,445 JUMLAH 8,426,902,000 9,986,318,000 14,446,121,500 19,442,801,000 21,368,317,550 7,974,315,043 7,344,521,604 11,850,753,227 16,090,889,715 19,233,202,621 94.63 73.55 82.03 82.76 90.01

(31)

b. Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Peluang pengembangan pelayanan SKPD dapat berkaitan dengan antara lain:

1. Dibentuknya Dinas Lingkungan Hidup dengan struktur organisasi dan tata kerja baru yang memungkinkan Dinas Lingkungan Hidup dapat berperan lebih besar dalam pengelolaan lingkungan;

2. Adanya perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk standardisasi meliputi pengujian, kompetensi personil, sistem manajemen lingkungan, dan ekolabel;

3. Peningkatan peran Pos Pengaduan Masyarakat yang selama ini telah berjalan dengan baik, peningkatan berkaitan dengan penambahan SDM yang kompeten dalam pembinaan/pengawasan terhadap permasalahan lingkungan hidup yang semakin meningkat dan semakin kompleks. 4. Pembinaan pembuatan AMDALyang baik dan benar, serta mendorong

perusahaan atau masyarakat dalam penerapan/pengimplementasian apa yang tertuang dalam Amdal tersebut.

5. Penyajian informasi kepada masyarakat tentang hasil pemantauan dan pemulihan terhadap kualitas air dan udara, hal ini perlu digalakkan agar masyarakat luas mengetahui seberapa besar terjadinya pencemaran terhadap air dan udara, sehingga memudahkan semua pihak untuk menghindari atau memecahkan permasalahan air dan udara.

6. Pengawasan/pengkajian terhadap tata ruang dengan berwawasan lingkungan sehingga masyarakat dan dunia usaha dapat mengetahui daerah-daerah mana saja yang masih memiliki daya dukung dan daya tampung yang memungkinkan untuk aktivitas baik ekonomi maupun aktivitas lainnya.

7. Peningkatan tutupan lahan yang merupakan salah satu indikator lingkungan hidup yang lebih baik.

(32)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS

BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah

Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang tidak dilakukan sesuai dengan daya dukungnya dapat menimbulkan krisis pangan, air, energi dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa hampir seluruh jenis sumberdaya alam dan komponen lingkungan hidup di kalsel cenderung mengalami penurunan kualitas dan kuantitasnya dari waktu ke waktu. Dalam era otonomi daerah, pengelolaan lingkungan hidup mengacu pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang diundangkan pada tanggal 3 Oktober 2009 mengamanatkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang lebih baik.

Pengelolaan lingkungan hidup masih berkaitan dengan berbagai permasalahan seperti pencemaran air, udara, tanah, pengelolaan sampah, dan limbah B3. Keadaan ini diperparah dengan adanya fenomena perubahan iklim seperti meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi. Gambaran pencemaran air sungai pada Tahun 2015, dari 11 sungai yang dipantau, 39 lokasi, 9 lokasi dengan 5 tahap pemantauan dan 30 lokasi sebanyak 2 tahap pemantauan; sebanyak 32 sampel sungai tercemar ringan, 72 sampel sungai tercemar sedang, dan 1 sungai tercemar berat.

Penyebab status mutu air dalam kategori cemar ringan sampai cemar berat karena tingginya beberapa parameter-parameter yang dapat disebabkan berbagai hal diantaranya:

1. Air limbah industri yang belum terolah dan memiliki pH diluar nilai pH netral, akan mengubah pH air sungai

2. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik terutama yang disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi yang terbawa ke dalam badan air

3. Dissolved Oxygen (DO) yang terlarut tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air dan tekanan amosfer. Keberadaan logam berat yang berlebihan di perairan akan mempengaruhi sistem respirasi organisme akuatik, sehingga kadar oksigen terlarut rendah.

(33)

4. Tingginya nilai BOD dan COD disebabkan banyak zat pencemar yang masuk ke badan air sungai Barito, baik dari alam maupun akibat kegiatan manusia. Jika nilai DO rendah maka nilai BOD dan COD meningkat

5. Nilai Total Fosfat-P kemungkinan besar dari penggunaan pupuk fosfat di sektor pertanian dan perkebunan.

6. Kadar ammoniak yang tinggi dapat merupakan indikasi adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestik, industri dan limpasan pupuk pertanian

7. Tingginya nilai Fenol dimungkinkan dari alam yaitu dari batang-batang kayu yang membusuk dan dari industri perkayuan yang banyak menggunakan perekat/lem berbahan baku Fenol

8. Secara umum, banyak sumber air memiliki tingkat kandungan besi dan mangan yang cukup tinggi. Pembuangan limbah industri atau tambang dapat meningkatkan kadarnya

9. Tingginya nilai Seng (Zn) dimungkinkan dari terbongkarnya bebatuan yang mengandung partikel seng akibat kegiatan pertambangan batubara, aktifitas penambangan pasir yang juga menyebabkan partikel logam yang telah mengendap di dasar sungai timbul kembali ke permukaan air sungai.

10. Hidrogen sulfida (H2S) dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik) 11. Kadar detergen tinggi disebabkan karena penggunaan detergen terutama

oleh konsumen yang melakukan kegiatan mencuci di sungai.

12. Tingginya kandungan minyak dan lemak diduga berasal dari kegiatan rumah tangga, bengkel, restauran, pasar, dan kegiatan transportasi air (kapal) 13. Merkuri atau air raksa (Hg) berasal dari limbah industri yang mengandung

merkuri selain berasal dari industri logam atau kegiatan pertambangan emas rakyat juga berasal dari kosmetik, batu baterai, plastik dan sebagainya. 14. Nilai E. Coli dan coliform yang tinggi disebabkan karena sebagian besar

warga masyarakat melakukan kegiatan MCK di perairan terlebih pada saat debit air kecil

15. Rendahnya nilai pH pada perairan ini dapat mempengaruhi kualitas air secara keseluruhan terutama peningkatan unsur-unsur logam

Pemantauan kualitas udara yang dilakukan berjumlah 39 (tiga puluh sembilan) masing-masing 3 (tiga) lokasi pengukuran di 13 (tiga belas) Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan dengan periode pemantauan sebanyak 2 (dua) kali yang dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni (tahap I), dan bulan November (tahap II), serta tambahan pemantauan pada kondisi kabut asap didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Beberapa konsentrasi polutan telah memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 053 Tahun 2007 tanggal 27

(34)

Desember 2007 Tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Mutu Tingkat Kebisingan.

2. Parameter yang melebihi baku mutu adalah Nitrogen Dioksida (NO2), kebisingan, Total Suspended Particulate (TSP) atau debu, dan PM10.

3. Parameter Nitrogen Dioksida (NO2) yang telah melebihi bakumutu yaitu di Simpang Tiga Desa Baru Selatan Kabupaten Kotabaru.

4. Tingkat kebisingan telah melebihi baku mutu di sebagian besar lokasi pengukuran di Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Kota Banjarmasin (Perumahan Kebun Bunga, depan Kantor Pos Banjarmasin Tengah, Simpang 4 Belitung, Simpang 3 RSUD Ulin); Kota Banjarbaru (Simpang 3 Landasan Ulin, Simpang Liang Anggang, Simpang 3 Loktabat, Simpang 4 Banjarbaru); Kabupaten Banjar (Terminal Pasar Gambut, Depan PT. Sukanda Jaya, Pasar Kindai Limpuar); Kabupaten Tapin (Samping SD Rantau Kiwa, Jl. Tasan Panyi Simpang 3, dan Jl. A.Yani Km 94 Tapin Selatan); Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Simpang 10 Barabai dan Komplek Bulan Indah); Kabupaten Hulu Sungai Utara (Terminal Banua Lima); Kabupaten Balangan (Terminal/Taman Kota Paringin dan Perumahan Garuda Maharam); Kabupaten Tanah Laut (Pemukiman Desa Maja Keling); Kabupaten Barito Kuala (Terminal Taksi Handil Bakti); Kabupaten Tanah Bumbu (Simpang Empat Pelajau); Kabupaten Kotabaru (Simpang Tiga Desa Baru Selatan dan Perumahan PDAM).

5. Konsentrasi TSP melebihi baku mutu ditemukan di Kota Banjarmasin (Halaman Kantor Gubernur Prov Kalsel, Kantor Pos Besar, Simpang Empat Belitung, Simpang Empat Bundaran Kayutangi, Halaman TVRI, Simpang Tiga RSUD Ulin), Kota Banjarbaru (Simpang 3 Landasan Ulin, Simpang Liang Anggang); Kabupaten Banjar (Terminal Pasar Gambut, Depan PT. Sukanda Jaya, Pasar Kindai Limpuar); Kabupaten Tapin (Jl. A.Yani Km 94 Tapin Selatan); Kabupaten Hulu Sungai tengah (Simpang 10 Barabai); Kabupaten Barito Kuala (Terminal Taksi Handil Bakti); Kabupaten Tanah Bumbu (Simpang Empat Pelajau); Kabupaten Kotabaru (Simpang Tiga Desa Baru Selatan),

6. Konsentrasi PM10 melebihi baku mutu ditemukan di Kota Banjarmasin (Halaman Kantor Gubernur Prov. Kalsel, Halaman TVRI, Simpang 3 RSUD Ulin), Kota Banjarbaru (Simpang Liang Anggang, Bandara Syamsudin Noor), Kab. Banjar (Depan PT. Sukanda Jaya).

7. Konsentrasi H2S melebihi bakumutu ditemukan di Kota Banjarmasin (Halaman Kantor Gubernur Prov. Kalsel, Kantor Pos Besar, Simpang 4 Belitung, Simpang 4 Bundaran Kayutangi), Kota Banjarbaru (Simpang 3 Loktabat, Simpang 4 Banjarbaru), Kab. Banjar (Depan Kantor Bupati Banjar).

(35)

8. Konsentrasi N3H melebihi bakumutu ditemukan di Kota Banjarbaru (Simpang 3 Loktabat, Simpang 4 Banjarbaru), Kab. Banjar (Depan Kantor Bupati Banjar).

Beberapa kasus pencemaran dan perusakan lingkungan dapat muncul setiap saat sebagai dampak dari kegiatan/aktivitas manusia, yang memerlukan penanganan yang cepat dan serius karena tanpa langkah tersebut akan menimbulkan masalah pencemaran atau perusakan lingkungan, pada sisi lain masyarakat sudah sangat sensitif terhadap berbagai masalah lingkungan.Kurangnya keterpaduan pengelolaan lingkungan hidup antarsektor sehingga upaya perbaikan lingkungan masih bersifat parsial. Selain itu, kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan hidup masih rendah. Masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah ataupun limbah domestik tidak pada tempat yang seharusnya, misalnya pembuangan langsung ke sungai.

Instrumen pengawasan yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota dengan Provinsi masih belum sinkron ditambah lagi jumlah personil dengan banyaknya obyek pengawasan yang tidak sebanding serta peralatan pengawasan yang belum maksimal. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lahan yang perijinan kelayakan lingkungannya diterbitkan oleh Kabupaten/Kota masih belum maksimal. Pemerintah provinsi tidak dapat memberi sanksi administrasi terhadap perusahaan yang izin lingkungannya/dokumen lingkungannya diterbitkan oleh pemerintah pusat dan/atau kabupaten/kota. Turunan dari Undang-undang Nomor 32 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup belum sepenuhnya terealisasi dan kurang tersosialisasinya oleh Pemerintah Pusat terhadap Pemerintah Daerah, sehingga menyulitkan pelaksanaan pengawasan penaatan lingkungan. Masih kurangnya komunikasi dari pihak kabupaten/kota dalam memberikan informasi proses AMDAL serta informasi perubahan struktur organisasi dan perubahan personil tim teknis dan komisi yang terkait dengan pemenuhan administrasi lisensi komisi penilai AMDAL kabupaten/kota serta informasi proses AMDAL yang dilakukan oleh kabupaten/kota.

Persepsi terhadap peraturan limbah B3 di perusahaan antara pemerintah pusat dan daerah serta perusahaan sering tidak sinkron, sehingga menimbulkan permasalahan dilapangan ditambah lagi belum terkendalinya peredaran limbah B3 yang dikumpulkan oleh pengumpul dari luar Kalimantan Selatan.

Dari 13 laboratorium yang ada di Kabupaten/Kota, hanya 2 (dua) lab yakni Kabupaten Tanah Bumbu dan Hulu Sungai Tengah yang terakreditasi, sedangkan lainnya masih memerlukan pembinaan dan kelengkapan sarana

(36)

prasarana dan SDM untuk dapat mencapai akreditasi. Jumlah laboratorium lingkungan yang terbatas menyebabkan sering terlambatnya hasil uji laboratorium/LHU yang disampaikan oleh laboratorium yang terakreditasi baik air dan udara, karena kemampuan laboratorium di Kalimantan Selatan sudah over load, sehingga data yang keluar sudah tidak update lagi, jadi juga terlambat dalam pengambilan keputusan untuk pemulihan kualitas lingkungan hidup.

Permasalahan peraturan perundang-undangan terkait dengan sumber daya alam di Provinsi Kalimantan Selatan terkait dengan belum sinkronnya RTRW Provinsi Kalimantan Selatan dengan RTRW Kabupaten/ Kota sehingga berdampak belum optimalnya pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh; dan secara internal kelembagaan. Dampak ekologis dari rusaknya DAS dan Sub-DAS (daratan dan perairan) adalah terjadinya bencana banjir dan tanah longsor yang dirasakan hampir terjadi setiap tahun (musiman). Wilayah-wilayah di Kalsel yang memiliki daya dukung lingkungan rendah sehingga rawan bencana banjir antara lain, Kabupaten Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tapin dan Banjar di bagian utara, serta Kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru. Wilayah-wilayah rawan bencana ini, merupakan Wilayah-wilayah yang dilintasi sungai-sungai besar pada sub DAS Barito. Sedangkan kondisi sungai-sungai besar ini, mengalami pendangkalan, akibat kerusakan parah pada kawasan hutan sepanjang DAS dan pegunungan Meratus yang berfungsi sebagai catchment area, sehingga ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi terutama di kawasan Pegunungan Meratus, musibah banjir dan tanah longsor tidak bisa terelakkan lagi. Di daerah perkotaan permasalahan pengelolaan lingkungan hidup semakin berkembang dan kompleks. Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi menyebabkan meningkatnya permintaan akan ruang dan penggunaan sumber daya alam, yang pada gilirannya, mempengaruhi ketersediaan sumberdaya alam itu sendiri dan mengganggu keseimbangan lingkungan. Pertumbuhan kawasan kota yang begitu pesat tanpa dibarengi dengan penataan tata kota yang baik, menyebabkan semakin semrawutnya kota. Sementara itu, permasalahan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh faktor manusia adalah terkait dengan perilaku masyarakat yang kurang memperhatikan aspek kelestarian dan kebersihan lingkungan, antara lain kurangnya disiplin masyarakat dan dunia usaha dalam membuang sampah, limbah industri, pendirian rumah hunian di bantaran sungai dan pendirian bangunan liar yang kurang mentaati peraturan perundang-undangan.

Kondisi sumberdaya perairan, daerah ini berasal dari kawasan Pegunungan Meratus, yang mengalir ratusan sungai yang menuju ke segala

(37)

masyarakat sangat bergantung, seperti kebutuhan akan energi, air besih, perikanan (keramba dan kolam ikan) bergantung pada pasokan air sungai tersebut. Keberadaan sungai di Kalimantan Selatan terhimpun dalam tiga satuan wilayah sungai yaitu wilayah sungai (WS) Barito, WS Cengal Batulicin dan WS Pulau Laut yang mempunyai beberapa sub-wilayah sungai antara lain Luang, Tabalong Kiri, Danau Panggang, Tabalong Kanan, Balangan, Amandit, Batang Alai, Sampanahan, Barito Tengah, Bahalayung, Riam Kiwa, Martapura, Tapin, Barito Hilir, dan Riam Kanan. Kondisi DAS dan beberapa Sub-DAS tersebut saat ini berada dalam keadaan agak kritis seluas 1.540.112 ha, kritis 500.078 ha, sangat kritis 55.905 ha akibat buruknya pengelolaan lingkungan seperti timber extraction (penambangan kayu), pertambangan yang tidak ramah lingkungan dan rendahnya keberhasilan rehabilitasi, reklamasi dan restorasi lahan terdegradasi. Kekritisan DAS berarti kekritisan sumber daya air baik secara kualitas maupun kuantitasnya.

Lingkungan hidup memiliki potensi konflik yang tinggi. Hal ini karena ciri-ciri yang melekat padanya dan cara pandang pihak yang berkepentingan berbeda. Ciri-ciri yang dimaksud adalah intangible eksternalitas negatif, jangka panjang, dan masih kuatnya anggapan bahwa lingkungan merupakan barang publik.

Secara garis besar konflik lingkungan dikategorikan sebagai konflik peninggalan masa lalu dan konflik di era reformasi. Pada konflik masa lalu, permasalahan biasanya menyangkut masalah perebutan pemanfaatan sumber daya alam antara masyarakat dan pihak yang berkepentingan sseperti pemerintah dan pengusaha. Sedangkan konflik di era reformasi lebih kompleks lagi, karena konflik tidak hanya terjadi antara masyarakat dengan pemerintah atau pengusaha tetapi juga konflik antar sektor dalam pemerintahan, konflik antar masyarakat.

Beberapa potensi konflik lingkungan yang muncul terkait dengan pemanfaatan sumber daya alam antara lain:

1. Belum adanya konsep distribusi yang adil untuk masyarakat dan pengusaha daerah terhadap penguasaan potensi sumber daya alam baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

2. Peraturan dan perundangan yang diterapkan belum berorientasi pada peningkatan peran masyarakat dan pengusaha daerah dalam pengeloaan sumber daya alam, bahkan cendrung diamputasi.

3. Ketidakpastian hukum bahkan terjadinya kriminalisasi terhadap pengusaha daerah oleh aparat penegak hukum sehingga keberadaan pengusaha daerah semakin terpojok bahkan sampai menimbulkan trauma untuk berusaha.

(38)

4. Hambatan birokrasi baik tingkat pusat maupun daerah belum memberikan kemudahan bagi pengusaha daerah untuk beruasa dan berkiprah dalam pengelolaan sumber daya alam.

Sedangkan potensi pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan antara lain:

1. Aktivitas pertambangan batubara yang luas di Provinsi Kalimantan Selatan telah merusak sumber air

2. Zat berbahaya itu antara lain logam berat seperti merkuri, timbal, besi dan air raksa (emas) yang masuk ke badan air

3. Adanya pembuangan limbah industri ke aliran sungai

4. pencemaran air sungai oleh tinja atau kotoran manusia, hampir seluruh aliran sungai baik besar maupun kecil yang banyak terdapat di dalam kota Banjarmasin tercemar tinja atau kotoran manusia

Beban kerja dari kapasitas lembaga secara umum permasalahan sumber daya alam dan lingkungan hidup dan perlu segera untuk dilakukan pengelolaan di Kalimantan Selatan berupa:

1. Belum mantapnya penegakan hukum menyangkut illegal loging, illegal fishing dan illegal mining.

2. Pemanfaatan SDA-LH kurang memperhatikan kaidah konservasi sehingga menyebabkan pertambahan luasan lahan kritis, rusaknya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.

3. Kurangnya komitmen perusahaan terhadap pemulihan lingkungan hidup. 4. Sering terjadinya banjir, tanah longsor dan asap akibat kebakaran hutan

dan lahan.

5. Meningkatnya pencemaran udara, tanah dan air. 6. Belum sinkron RTRWP dengan RTRWK.

7. Belum optimalnya pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh, dan secara internal kelembagaan masih kurangnya data dan informasi yang terkait PSDAL.

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi BLHD Provinsi Kalsel
Tabel 2. Tingkat Pendidikan Kepala, Sekretariat dan Bidang-Bidang
Tabel 3. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Lingkungan Hidup
Tabel 4.  Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jenis ketrampilan proses sains siswa yang diamati meliputi ketrampilan siswa mengamati (observasi), merumuskan hipotesis, menentukan ruang dan waktu, dan berkomunikasi.

19 Adanya penyewaan lahan sawah pertanian oleh industri gula yang di dalamnya terdapat pabrik beserta perkebunannya yang tidak sesuai dengan ketentuan,

Où, Quel, Quand, Qu’est-ce que, Comment - Article indéfini/défini - adverbe VOCABULAIRE - Noms de métiers - le corps - Nom de pays - Memberikan suatu bacaan dengan

Setelah persoalan ganti rugi keuangan berakhir diatasi, Sultan HB VII merasakan bahwa dirinya kini berhak kembali memegang kendali pemerintahan seutuhnya. Ia menyadari bahwa

Sementara usia perkawinan ditunda, norma-norma agama tetap berlaku dimana orang tidak boleh melaksanakan hubungan seksual sebelum menikah. Pada masyarakat modern bahkan

Setiap instansi atau perusahaan yang berbadan hukum yang telah memenuhi persyaratan untuk melakukan usaha dapat memperoleh izin pemanfaatan atau pemakaian zat radioaktif dan

Pembelajaran dengan model Teams Games Tournament adalah salah satu model dalam belajar kelompok yang dapat digunakan sebagai alternatif bagi pengajar untuk menyelesaikan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa 1)secara simultan kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai