• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. (Paradita, 2009).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. (Paradita, 2009)."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan ( Brigham dan Houston, 2001). Peningkatan nilai perusahaan tersebut dapat dicapai jika perusahaan mampu beroperasi dengan mencapai laba yang ditargetkan. Melalui laba yang diperoleh tersebut perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. (Paradita, 2009).

Pada dasarnya isu tentang Corporate Governance dilatarbelakangi oleh Agency Theory yang menyatakan permasalahan Agency muncul ketika pengelolaan suatu perusahaan terpisah dari kepemilikannya. Pemilik sebagai pemasok modal perusahaan mendelegasikan wewenangnya atas pengelolaan perusahaan kepada Professional Manager. Akibatnya, kewenangan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki perusahaan sepenuhnya ada di tangan eksekutif. Hal itu menimbulkan kemungkinan terjadinya Moral Hazard dimana manajemen tidak bertindak hal yang terbaik untuk kepentingan pemilik karena adanya perbedaan kepentingan (Conflict of Interest). Manajer dengan informasi yang dimilikinya bertindak hanya untuk menguntungkan dirinya sendiri dengan mengorbankan kepentingan pemilik karena manajer memiliki informasi perusahaan yang tidak dimiliki pemilik (Asymetri Information) (Wibisono, 2004).

(2)

Hal ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menghilangkan kepercayaan investor terhadap pengembalian atas investasi yang telah mereka tanam pada perusahaan tersebut.

Pengelolaan perusahaan yang buruk disinyalir sebagai salah satu sebab terjadinya krisis ekonomi politik Indonesia yang dimulai tahun 1997 yang efeknya masih terasa hingga saat ini. Karena itu pun, dalam rangka berkompetisi di perdagangan international atau Global Trading, perusahaan-perusahaan di Indonesia diwajibkan melaksanakan suatu konsep pengelolaan perusahaan secara baik yang dikenal sebagai Good Corporate Governance (GCG). (BPKP, 2011).

Kajian Price Water House Cooper yang dimuat di dalam Report on Institutional Investor Survey (2002) menempatkan Indonesia di urutan paling bawah bersama China dan India dengan nilai 1,96% untuk transparansi dan keterbukaan. Laporan tentang GCG oleh CLSA (2003) menempatkan Indonesia di urutan terbawah dengan skor 1,5 untuk masalah penegakan hukum, 2,5 untuk mekanisme institusional dan budaya corporate governance dengan total 3,2 (Kaihatu, 2006). Hal tersebut disebabkan karena adanya kendala yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, yaitu kendala internal komitmen pimpinan dan anggota perusahaan, tingkat pemahaman pimpinan dan anggota perusahaan tentang prinsip-prinsip Good Corporate Governance, efektivitas item pengendalian internal dan terjebak pada formalitas dan kendala eksternal (perangkat hukum). (Purwaningtyas, 2011).

(3)

Sebagai industri yang memegang peranan penting dalam mendukung perekonomian di Indonesia, Industri keuangan merupakan salah satu industri yang menjadi fondasi dalam berkembangnya perekonomian. Industri keuangan yang kuat merupakan modal utama untuk membangun perekonomian yang baik. Menurut Hadad (2016), faktor Utama yang dapat membuat industri keuangan semakin kuat berasal dari kepercayaan masyarakat. Terdapat tiga pilar yang dapat membantu membangun kepercayaan masyarakat. Pertama, perlunya membangun ketahanan dari industri keuangan agar mampu bertahan dari berbagai tantangan. Kedua, industri keuangan perlu memberikan kontribusi yang baik agar dapat membantu pertumbuhan ekonomi. Ketiga, membangun literasi keuangan dimasyarakat (Lliputan6.com). Atas dasar tersebut, perusahaan industri keuangan perlu memiliki kinerja yang baik dan maksimal agar mampu menciptakan kepercayaan masyarakat terhadap industri keuangan.

Penerapan Good Corporate Governance menjadi permasalahan yang penting dalam dunia perbankan. Semenjak krisis keuangan yang melanda Indonesia tahun 1997 telah menghancurkan berbagai sendi perekonomian salah satunya perbankan yang terparah dalam sejarah perbankan nasional yang menyebabkan penurunan kinerja keuangan nasional. Dalam seminar restrukturisasi perbankan di Jakarta pada tahun 1998 disimpulkan beberapa penyebab menurunnya kinerja perbankan. antara lain :

1. Semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan, yang menyebakan bank harus menyediakan cadangan penghapusan hutang yang cukup besar, sehingga mengakibatkan kemampuan kredit bank

(4)

berkurang.

2. Dampak likuiditas bank yang mengakibatkan turunnya kepercayaan masyarakat yang mengakibatkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan pemerintah.

3. Semakin menurunnya permodalan bank-bank.

4. Banyak bank yang tidak mampu melunasi kewajibannya karena menurunnya nilai tukar rupiah.

5. Manajemen bank tidak professional.

Melihat kondisi permasalahan tersebut, pemerintah menjalankan kebijakan reformasi perbankan pada Maret 1999 dengan melakukan penutupan bank, pengambil alihan 7 bank, dan mengintruksikan 73 bank untuk mempertahankan operasinya tanpa melakukan rekapitalisasi sehingga pada tahun 2001 jumlah bank yang tersisa sebanyak 151 bank ( Dewayanto, 2010) Menurut sebuah kajian yang diselenggarakan oleh Bank Dunia, lemahnya implementasi dan sistem tata kelola perusahaan atau Good Corporate Governance merupakan salah satu penentu parahnya krisis di Asia Tenggara, Kelemahan tersebut antara lain terlihat dari minimnya pelaporan kinerja keuangan, kurangnya pengawasan dan aktivitas manajemen oleh Dewan Komisaris dan Auditor, serta kurangnya intensif internal untuk mendorong terciptanya efisiensi di perusahaan melalui persaingan yang fair. Lemahnya penerapan Corporate Governance menjadi suatu kebutuhan di dunia bisnis sebagai barometer akuntabilitas dari suatu perusahaan. Terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh pihak pengelola perusahaan disebabkan karena lemahnya peraturan yang mengatur sistem

(5)

pengelolaan perusahaan di indonesia. berbagai pelanggaran yang bertentangan dengan prinsip - prinsip GCG pada perusahaan - perusahaan di indonesia terjadi karena sangat kurangnya peraturan mengenai hak dan kewajiban pihak pihak yang terikat dengan kinerja perusahaan. Sehingga kontrol akan kinerja perusahaan menjadi kurang. Dengan tidak dilaksanakan prinsip GCG tersebut maka dapat terlihat dari kurangnya informasi untuk melakukan analisa resiko atau hasil investasi yang berlebihan pada saat yang tidak produktif yang menyebabkan kurangnya kepercayaan dari pihak pemberi modal. Melalui penerapan GCG, diharapkan setiap perusahaan memiliki nilai (Corporate Value) La porta et al. (1999) meningkatkan pelayanan terhadap Stakeholder, mampu meyakinkan investor untuk menanamkan modalnya dan membuat pemegang saham merasa puas dengan kinerja perusahaan. Karena GCG memastikan bahwa setiap pihak yang terlibat dalam suatu korporasi, terutama para pemegang saham mendapatkan Feed Back dari apa yang dikontribusikan terhadap perusahaan tersebut tanpa harus ada Conflict of Interest. (Inayah, 2009).

Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG) merupakan lembaga independen yang didirikan pada 2 Juni 2000 dengan tujuan memasyarakatkan konsep, praktik dan manfaat GCG kepada dunia usaha dan masyarakat luas. Setiap tahun IICG menyelenggarakan ajang penghargaan GCG Awards pada perusahaan yang menerapkan GCG secara optimal dengan indikator Corporate Governance Perception Index (CGPI). Pada tahun 2017 14 perusahaan yang mendapatkan The Most Trusted Company

(6)

GCG Awards kategori Big Cap untuk perbankan seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.1

Tabel 1.1

The Most Trusted Company GCG Awards kategori Big Cap untuk

Perbankan Tahun 2017

No. Nama Perusahaan KODE

1 PT Bank CIMB Niaga Tbk BNGA

2 PT Bank Danamon Tbk BDMN

3 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI

4 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 5 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN 6 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN

7 PT Bank Central Asia Tbk BBCA

8 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI

9 PT Bank OCBC NISP Tbk NISP

10 PT Maybank Indonesia Tbk BNII

11 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk BJBR

12 PT Bank Sinarmas Tbk BSIM

13 PT Bank Mega Tbk MEGA

14 PT Bank Pan Indonesia Tbk PNBN

Sumber : http://www.iicd.or.id

Beberapa penelitian sebelumnya menemukan hubungan positif dan negatif antara penerapan GCG dengan kinerja perusahaan. Tressa Mayangsari (2012) menunjukan bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Dendy Jatmika (2014) menunjukan bahwa GCG berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sulistyowati (2017) menunjukan bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Herman Darwis (2009) menunjukan bahwa GCG dapat berpengaruh terhadapat beberapa elemen variabel dan tidak berpengaruh terhadap elemen yang lainnya. Rio Novianto (2012) juga menunjukan bahwa

(7)

penerapan GCG secara signifikan dapat meningkatkan Return on Asset sedangkan tidak signifikan dengan tobin’s Q sebagai indikator dari Kinerja perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab diversifikasi hasil penelitian sebelumnya mengenai pengaruh penerapan GCG terhadap kinerja perusahaan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdapat pada BEI dan mendapatkan penghargaan The Most Trusted Company Indonesia GCG Award 2017. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini mengambil judul :

"PENGARUH PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi pada

Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014 – 2017 dan mendapat pengahargaan dari IICG 2017 )”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas , maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan?

2. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan?

3. Bagaimana pengaruh penerapan prinsip Good Corporate Governance terhadap kinerja Keuangan?

(8)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris mengenai:

1. Mengetahui Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (pada perusahaan.

2. Mengetahui kinerja keuangan perusahaan.

3. Mengetahui pengaruh penerapan prinsip Good Corporate Governance terhadap kinerja Keuangan Perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis berharap agar hasil yang diperoleh dapat memberikan manfaat antara lain:

1) Bagi Penulis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam khususnya mengenai Good Corporate Governance.

2) Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan perbaikan atas penerapan Good Corporate Governance dan kinerja keuangan perusahaan.

3) Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

(9)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, penulis memperoleh data melalui situs internet www.idx.co.id dan Website resmi dari masing masing Bank. Adapun waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2018 sampai dengan selesai.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Satu kelompok petani usaha konvensional dengan tidak mendapatkan tambahan teknologi (P1), dan satu kelompok petani mendapatkan tambahan teknologi berupa usaha

Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui efek antiinflamasi dari ekstrak etanol rimpang temu putih pada tikus yang diinduksi

14 Dari keadaan atau fenomena yang terjadi pada siswa kelas X, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional siswa di kelas

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya penguasaan keterampilan komunikasi interpersonal pada remaja SMA di RPSAA (Rumah Perlindungan Sosial Asuhan Anak) Ciumbuleuit

Prisma adalah bangun ruang yang memiliki bentuk alas dan atap yang sama bentuk dan ukurannya serta semua sisi bagian samping berbentuk persegi panjang.. Limas

HAK MENDAPATKAN BUKTI PENYERTAAN DALAM FWD ASSET HAK MENDAPATKAN BUKTI PENYERTAAN DALAM FWD ASSET HAK MENDAPATKAN BUKTI PENYERTAAN DALAM FWD ASSET HAK MENDAPATKAN BUKTI PENYERTAAN

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 125 dan Pasal 126 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah