dr. Syafwan azhari
Department of General Surgery Zainoel Abidin Hospital
Banda Aceh
CATATAN
CATATAN
BEDAH PLASTIK
BEDAH PLASTIK
BEDAH PLASTIK UMUM
BEDAH PLASTIK UMUM
• Semakin lama benang diserap Semakin lama benang diserap → semakin lama proses → semakin lama proses penyembuhan luka.
penyembuhan luka.
• Vicril pada kulit → penyembuhan luka jelek → OK kulit Vicril pada kulit → penyembuhan luka jelek → OK kulit
bereaksi dgn benang → benang diserap (vicril diserap dalam bereaksi dgn benang → benang diserap (vicril diserap dalam
3 bulan). 3 bulan).
• Gunakan benang yg tidak diserap pd penjahitan kulit.Gunakan benang yg tidak diserap pd penjahitan kulit. • Pada abdomen sebaiknya tdk dilakukan penjahitan kulit Pada abdomen sebaiknya tdk dilakukan penjahitan kulit
secara subcutikuler → sebaiknya secara terputus OK secara subcutikuler → sebaiknya secara terputus OK
didaerah tsb vascularisasi jelek & pergerakan yg banyak. didaerah tsb vascularisasi jelek & pergerakan yg banyak. • Undermining → dilakukan dibawah dermis atau lemak.Undermining → dilakukan dibawah dermis atau lemak. • Pada wajah → jahitan dibuka pada hari V.Pada wajah → jahitan dibuka pada hari V.
• ATS → kerja aktif → serum membunuh kuman tetanus.ATS → kerja aktif → serum membunuh kuman tetanus. • TT → kerja pasif → meningkatkan imun tubuh.TT → kerja pasif → meningkatkan imun tubuh.
→
→ jadi orang dgn keadaan umum jelek atau dgn jadi orang dgn keadaan umum jelek atau dgn
albumin yg rendah → pemberian TT tidak ada gunanya. albumin yg rendah → pemberian TT tidak ada gunanya. • Penyuntikan kortikosteroid pd keloid Penyuntikan kortikosteroid pd keloid → pd saat → pd saat
sebelum maturasi → bila sudah matur akan sia-sia. sebelum maturasi → bila sudah matur akan sia-sia. • Implant: pemindahan jar dari bahan sintetik.Implant: pemindahan jar dari bahan sintetik.
• Mammoplasti (dgn silikon) → tdk menggangu laktasi → Mammoplasti (dgn silikon) → tdk menggangu laktasi → OK penanaman silikon diatas fasia diatas otot
OK penanaman silikon diatas fasia diatas otot pectoralis mayor → aman !!!
pectoralis mayor → aman !!!
• Bila post op implant payudara ternyata tdk sesuai dgn Bila post op implant payudara ternyata tdk sesuai dgn keinginan pasien maka implant tdk dpt diambil lagi
LUKA BAKAR
LUKA BAKAR
Penilaian pada penderita luka bakar:
Penilaian pada penderita luka bakar:
1.
1.
Derajat / dalamnya luka bakar.
Derajat / dalamnya luka bakar.
→
→ tergantung pada tingginya panas, penyebab, tergantung pada tingginya panas, penyebab, dan lamanya kontak dgn kulit.
dan lamanya kontak dgn kulit.
2.
2.
Luas luka bakar.
Luas luka bakar.
→
→ Rule of Nine atau Rule of Wallace.Rule of Nine atau Rule of Wallace.
–
Berat – Ringan luka bakar.
Berat – Ringan luka bakar.
→
DERAJAT LUKA BAKAR
DERAJAT LUKA BAKAR
DERAJA DERAJA
T
T KETERANGANKETERANGAN
I
I Hanya mengenai epidermisHanya mengenai epidermis II A II A (Superfici (Superfici al) al)
Mengenai epidermis dan lapisan atas dari corium.
Mengenai epidermis dan lapisan atas dari corium.
Elemen – elemen epitelial yaitu dinding dari kelenjar
Elemen – elemen epitelial yaitu dinding dari kelenjar
keringat, lemak dan folikel rambut masih banyak,
keringat, lemak dan folikel rambut masih banyak,
karenanya penyembuhan (epitelisasi) akan mudah
karenanya penyembuhan (epitelisasi) akan mudah
dalam 1 – 2 minggu, tanpa terbentuk sikatrik.
dalam 1 – 2 minggu, tanpa terbentuk sikatrik.
II B
II B
(Deep)
(Deep)
Sisa – sisa jaringan epitel tinggal sedikit.
Sisa – sisa jaringan epitel tinggal sedikit.
Sembuh dalam tempo 3 – 4 minggu dan disertai dgn
Sembuh dalam tempo 3 – 4 minggu dan disertai dgn
parut hipertropi.
parut hipertropi.
III
III Mengenai seluruh ketebalan kulit, tidak ada lagi elemen Mengenai seluruh ketebalan kulit, tidak ada lagi elemen epitel kulit.
epitel kulit.
Luka bakar yg lebih dalam sampai ke subkutan dan
Luka bakar yg lebih dalam sampai ke subkutan dan
tulang.
tulang.
DERAJA DERAJA
T
T KLINISKLINIS TUSUKAN JARUMTUSUKAN JARUM
I
I HiperemisHiperemis Hiperesthesia Hiperesthesia II A
II A Basah + Bulla + KemerahanBasah + Bulla + Kemerahan HiperesthesiaHiperesthesia II B
II B Basah + Bulla + Keputihan Basah + Bulla + Keputihan HipoesthesiaHipoesthesia III
LUAS LUKA BAKAR
LUAS LUKA BAKAR
RULE OF NINE: RULE OF NINE:
• Kepala dan leher………9 %Kepala dan leher………9 %
• Lengan masing – masing 9 %...18 %Lengan masing – masing 9 %...18 %
• Badan depan 18 %...18 %Badan depan 18 %...18 %
• Badan belakang 18 %...18 %Badan belakang 18 %...18 %
• Tungkai masing – masing 18 %...36 %Tungkai masing – masing 18 %...36 %
• Genetelia, perineum………..1 %Genetelia, perineum………..1 %
JUMLAH =
JUMLAH = 100 %100 %
CATATAN:
CATATAN:
• Perlu diingat bahwa 1 telapak tangan seseorang adalah 1 % dari Perlu diingat bahwa 1 telapak tangan seseorang adalah 1 % dari
permukaan tubuh.
permukaan tubuh.
• Antara umur 15 tahun dan 5 tahun, untuk setiap tahun, setiap Antara umur 15 tahun dan 5 tahun, untuk setiap tahun, setiap
tungkai berselisih 0,2 %.
tungkai berselisih 0,2 %.
• Antara umur 5 tahun dan 1 tahun, untuk setiap tungkai berselisih 0,4 Antara umur 5 tahun dan 1 tahun, untuk setiap tungkai berselisih 0,4
%.
BERAT – RINGAN LUKA BAKAR
BERAT – RINGAN LUKA BAKAR
American Collage of Surgion
American Collage of Surgion
Parah Parah (Critical) (Critical)
a. Tingkat II 30 % atau lebih. a. Tingkat II 30 % atau lebih. b. Tingkat III 10 % atau lebih. b. Tingkat III 10 % atau lebih.
c. Tingkat III pada tangan, kaki, muka. c. Tingkat III pada tangan, kaki, muka.
d. Dengan adanya komplikasi pernafasan, d. Dengan adanya komplikasi pernafasan, jantung, fraktur, trauma soft tissue yg jantung, fraktur, trauma soft tissue yg luas. luas. Sedang Sedang (Moderate (Moderate ) ) a. Tingkat II 15 - 30 %. a. Tingkat II 15 - 30 %. b. Tingkat III 5 - 30 %. b. Tingkat III 5 - 30 %. Ringan Ringan (Minor) (Minor) a. Tingkat II kurang 15%. a. Tingkat II kurang 15%. b. Tingkat III kurang 5%. b. Tingkat III kurang 5%.
PROSEDUR PENANGANAN LUKA BAKAR
PROSEDUR PENANGANAN LUKA BAKAR
•
Tangani spt kasus gawat darurat, yaitu
Tangani spt kasus gawat darurat, yaitu
resusitasi sesuai ATLS.
resusitasi sesuai ATLS.
•
Kriteria ringan
Kriteria ringan
→ rawat poliklinis (pulang).
→ rawat poliklinis (pulang).
→
→
Rawat secara tertutup dgn:
Rawat secara tertutup dgn:
a)a) Cuci luka dgn salvon 1:30, bilas dgn NaCl 0,9 %.Cuci luka dgn salvon 1:30, bilas dgn NaCl 0,9 %. b)
b) Beri cream silversulfadiazin diatas luka bakar.Beri cream silversulfadiazin diatas luka bakar. c)
c) Tutup dgn verban (perawatan secara tertutup).Tutup dgn verban (perawatan secara tertutup). d)
d) Beri antibiotik bila ada indikasi dan penderita Beri antibiotik bila ada indikasi dan penderita bisa dipulangkan.
bisa dipulangkan.
•
Kriteria berat → harus dirawat.
Kriteria berat → harus dirawat.
→
→
S
S
ambil resusitasi dievaluasi lagi bila ada cedera ambil resusitasi dievaluasi lagi bila ada cedera jalan nafas, bila ada lakukan endotracheal tube,jalan nafas, bila ada lakukan endotracheal tube,
pasang kateter, pasang CVP.
•
CAIRAN:
CAIRAN:
–
Dewasa > 20% dan anak > 15% pada
Dewasa > 20% dan anak > 15% pada
tingkat II dan III harus diberi cairan.
tingkat II dan III harus diberi cairan.
–
Cairan yg dipilih adalah Ringer Laktat
Cairan yg dipilih adalah Ringer Laktat
berdasarkan Rumus Baxter:
berdasarkan Rumus Baxter:
•
Dewasa: 4 cc x kgBB x % luka bakar dalam
Dewasa: 4 cc x kgBB x % luka bakar dalam
24 jam.
24 jam.
•
Anak: 2 cc x kgBB x % luka bakar +
Anak: 2 cc x kgBB x % luka bakar +
kebutuhan cairan basal dgn perbandingan
kebutuhan cairan basal dgn perbandingan
kristaloid : koloid = 17 : 3 (menurut Mincrief).
kristaloid : koloid = 17 : 3 (menurut Mincrief).
•
½ nya diberikan 8 jam pertama dari awal
½ nya diberikan 8 jam pertama dari awal
terbakar, ½ sisanya diberikan dalam 16 jam
terbakar, ½ sisanya diberikan dalam 16 jam
kemudian.
•
Observasi produksi urine setiap jam sebanyak 1
Observasi produksi urine setiap jam sebanyak 1
cc/kgBB/jam, bila dlm 2 jam berturut tidak ada
cc/kgBB/jam, bila dlm 2 jam berturut tidak ada
urine beri tambahan RL 500 cc dlm 1 jam,
urine beri tambahan RL 500 cc dlm 1 jam,
observasi urine dan vital sign, bila urine belum
observasi urine dan vital sign, bila urine belum
keluar cek posisi kateter, bila posisi baik lakukan
keluar cek posisi kateter, bila posisi baik lakukan
tes manitol.
tes manitol.
•
Bulla boleh dipecahkan tidak melebihi 20% luas
Bulla boleh dipecahkan tidak melebihi 20% luas
permukaan tubuh.
permukaan tubuh.
•
ETT dipertahankan bila ada trauma inhalasi,
ETT dipertahankan bila ada trauma inhalasi,
sampai diyakini oedema saluran pernafasan
sampai diyakini oedema saluran pernafasan
sudah berkurang.
sudah berkurang.
•
Beri antibiotik bila luka bakar dicuci melebihi
Beri antibiotik bila luka bakar dicuci melebihi
6 jam pasca trauma.
6 jam pasca trauma.
•
Setelah ekstubasi, penderita dikirim ke burn
Setelah ekstubasi, penderita dikirim ke burn
unit utk perawatan lebih lanjut.
unit utk perawatan lebih lanjut.
BURN UNIT
•
Beri antasida utk mengurangi kemungkinan
Beri antasida utk mengurangi kemungkinan
stress ulcer pada gaster.
stress ulcer pada gaster.
•
Koloid dpt diberikan 500 – 1000 ml dalam 1 –
Koloid dpt diberikan 500 – 1000 ml dalam 1 –
2 jam setelah 18 jam.
2 jam setelah 18 jam.
Lokasi Escharotomy
PASIEN RAWAT JALAN PASIEN RAWAT JALAN
•
Problem selanjutnya adalah kontraktur,
Problem selanjutnya adalah kontraktur,
hipertropik scar, keloid.
hipertropik scar, keloid.
•
Posisi nyaman (position of comfort) adalah posisi
Posisi nyaman (position of comfort) adalah posisi
kontraktur.
kontraktur.
•
Luka akan mengkerut sampai menemukan
Luka akan mengkerut sampai menemukan
kekuatan yg melawannya spt splint, latihan atau
kekuatan yg melawannya spt splint, latihan atau
kombinasi keduanya.
kombinasi keduanya.
– Kepala dan leher Kepala dan leher → → tidur tidak memakai bantal, posisi tidur tidak memakai bantal, posisi ekstensi, memakai collar neck.
ekstensi, memakai collar neck. – Siku →Siku → ekstensi dgn splint. ekstensi dgn splint.
– Bahu Bahu →→ aduksi 90 derajat dan fleksi 30 derajat. aduksi 90 derajat dan fleksi 30 derajat.
– Tangan Tangan →→ posisi fungsional atau posisi lumbrikal plus. posisi fungsional atau posisi lumbrikal plus. – Tungkai bawah – panggul Tungkai bawah – panggul →→ ekstensi dan aduksi 15 ekstensi dan aduksi 15
derajat. derajat.
– Lutut Lutut →→ ekstensi. ekstensi.
– Kaki →Kaki → pergelangan kaki posisi netral atau 90 derajat pergelangan kaki posisi netral atau 90 derajat dipasang foot board atau Dennis Brown splint.
•
Bila terjadi kontraktur dilakukan tindakan
Bila terjadi kontraktur dilakukan tindakan
release bila perlu sebelum terbentuk kontraktur
release bila perlu sebelum terbentuk kontraktur
berat sebelum 6 bulan pasca rawatan.
berat sebelum 6 bulan pasca rawatan.
•
Tindakan berupa release kontraktur dan skin
Tindakan berupa release kontraktur dan skin
graft atau flap.
graft atau flap.
RELEASE RELEASE
C a t a t a n
C a t a t a n
•
Indikasi opname pd luka bakar pada dewasa
Indikasi opname pd luka bakar pada dewasa
→ >
→ >
20%.
20%.
•
Indikasi opname pd luka bakar pd orang tua dan
Indikasi opname pd luka bakar pd orang tua dan
anak-anak → 15%.
anak-anak → 15%.
•
Bisa dibawah dari persentase diatas bila luka
Bisa dibawah dari persentase diatas bila luka
bakar terdapat pada daerah-daerah yg vital spt
bakar terdapat pada daerah-daerah yg vital spt
alat kelamin, sendi, wajah, anus.
alat kelamin, sendi, wajah, anus.
•
Hipertopik scar → bila < 1 thn.
Hipertopik scar → bila < 1 thn.
•
Keloid → bila luka tdk sembuh dlm setahun atau >
Keloid → bila luka tdk sembuh dlm setahun atau >
1 thn, (masih meninggalkan scar).
•
Kontraktur
Kontraktur
→
→
selalu di tempat yg bergerak / persendian.
selalu di tempat yg bergerak / persendian.
•
Luka bakar < 8 jam
Luka bakar < 8 jam
→ cuci di kamar operasi.
→ cuci di kamar operasi.
•
Pada luka bakar, panas paling lama tersimpan
Pada luka bakar, panas paling lama tersimpan
ditulang.
ditulang.
•
24 jam I pd luka bakar listrik pasien sebaiknya
24 jam I pd luka bakar listrik pasien sebaiknya
dirawat di ICCU → periksa/pantau jantung &
dirawat di ICCU → periksa/pantau jantung &
elektrolit.
elektrolit.
•
Manifestasi udema pd luka bakar → 8 – 24
Manifestasi udema pd luka bakar → 8 – 24
jam.
jam.
•
Dipilih silversulfadiazin cream karena:
Dipilih silversulfadiazin cream karena:
–
Silver → logam berat yg membawa antibiotik
Silver → logam berat yg membawa antibiotik
(sulfadiazin) ke jar.sehat.
(sulfadiazin) ke jar.sehat.
–
Cream → air + oil → mengikis jar mati.
Cream → air + oil → mengikis jar mati.
•
Luka bakar:
Luka bakar:
–
Grade IIA
Grade IIA
: sembuh tanpa cacat (± 3 minggu).
: sembuh tanpa cacat (± 3 minggu).
–
Grade IIB
Grade IIB
: sembuh dgn parut.
: sembuh dgn parut.
–
Grade III
Grade III
: tidak sembuh → harus skin graf.
: tidak sembuh → harus skin graf.
–
Grade II & III
Grade II & III
: sering terjadi kontraktur.
: sering terjadi kontraktur.
•
Infeksi dpt terjadi pd pasien luka bakar listrik
Infeksi dpt terjadi pd pasien luka bakar listrik
biarpun tdk ada luka terbuka.
biarpun tdk ada luka terbuka.
•
Luka bakar listrik
Luka bakar listrik
→ bisa terjadi mioglobinuria
→ bisa terjadi mioglobinuria
→
→
krn jar.otot yg dilalui arus listrik akan
krn jar.otot yg dilalui arus listrik akan
mengalami kerusakan → maka menghasilkan
mengalami kerusakan → maka menghasilkan
mioglobin (terdapat pd otot) → lalu mioglobin
mioglobin (terdapat pd otot) → lalu mioglobin
(BM ↑↑) akan terjaring di ginjal → terjadi akut
(BM ↑↑) akan terjaring di ginjal → terjadi akut
tubular nekrosis → GGA.
tubular nekrosis → GGA.
→
→
periksa ureum-creatinin → ulang pd hari III.
periksa ureum-creatinin → ulang pd hari III.
•
Early skin graft
Early skin graft
→
→
gunanya u/ menghindari penguapan/evavorasi
gunanya u/ menghindari penguapan/evavorasi
berlebihan krn luka bakar → biasanya 3 hari
berlebihan krn luka bakar → biasanya 3 hari
setelah pasien stabil.
•
Alternatif yg digunakan bila donor sedikit tapi
Alternatif yg digunakan bila donor sedikit tapi
dibutuhkan penutupan luka yg luas:
dibutuhkan penutupan luka yg luas:
–
Kulit donor ditanam/kultur sedikit jarang
Kulit donor ditanam/kultur sedikit jarang
(dipotong potong)
(dipotong potong)
→
→
dgn alat yg bisa memotong-motong kulit
dgn alat yg bisa memotong-motong kulit
secara simetris.
secara simetris.
–
Dgn lapisan amnion.
Dgn lapisan amnion.
•
Luka bakar
Luka bakar
→
→
u/ mencegah kontraktur sebaiknya
u/ mencegah kontraktur sebaiknya
dipasang spalk pd sendi yg terkena terutama
dipasang spalk pd sendi yg terkena terutama
pd 2 minggu pertama.
pd 2 minggu pertama.
Indikasi rawat luka bakar: > 20%.
Indikasi rawat luka bakar: > 20%.
•
Luka bakar listrik:
Luka bakar listrik:
–
Rabdomiolisis
Rabdomiolisis
→ pelepasan mioglobin (dpt
→ pelepasan mioglobin (dpt
menyebabkan gagal ginjal) ↔ mioglobinuria.
menyebabkan gagal ginjal) ↔ mioglobinuria.
–
Bila urin berwarna gelap → mungkin urin
Bila urin berwarna gelap → mungkin urin
mengandung hemokromotogens.
mengandung hemokromotogens.
–
Bila setelah resusitasi urin belum jernih →
Bila setelah resusitasi urin belum jernih →
beri 25 gr manitol kemudian 12,5 gr manitol
beri 25 gr manitol kemudian 12,5 gr manitol
per tiap penambahan 1 liter cairan ↔ utk
per tiap penambahan 1 liter cairan ↔ utk
mempertahankan diuresis.
mempertahankan diuresis.
–
Bila asidosis metabolik → beri BicNat u/
Bila asidosis metabolik → beri BicNat u/
membuat urin menjadi alkalis &
membuat urin menjadi alkalis &
meningkatkan kelarutan mioglobin dalam
meningkatkan kelarutan mioglobin dalam
urin.
urin.
KONTRAKTUR
KONTRAKTUR
• Adalah suatu kelainan berupa kontraksi yg menetap Adalah suatu kelainan berupa kontraksi yg menetap pada daerah – daerah di tubuh akibat regangan
pada daerah – daerah di tubuh akibat regangan parut pasca penyembuhan luka sehingga dapat parut pasca penyembuhan luka sehingga dapat
menyebabkan gangguan / terbatasnya gerak. menyebabkan gangguan / terbatasnya gerak. • Biasa terjadi pada lipatan sendi spt pada leher, Biasa terjadi pada lipatan sendi spt pada leher,
axilla, siku, lutut, pergelangan dan jari. axilla, siku, lutut, pergelangan dan jari.
KONTRAKTUR POST BURN INJURY
PENANGANAN KONTRAKTUR
PENANGANAN KONTRAKTUR
• Untuk kontraktur linier dpt diatasi dgn tehnik Z plasti Untuk kontraktur linier dpt diatasi dgn tehnik Z plasti → dgn tehnik ini akan didapatkan pemanjangan luka. → dgn tehnik ini akan didapatkan pemanjangan luka. • Untuk kontraktur difus dilakukan eksisi parut serta Untuk kontraktur difus dilakukan eksisi parut serta
release sampai betul – betul didapatkan posisi yg release sampai betul – betul didapatkan posisi yg bebas.
Z-plasty. Z-plasty.
Transposing the flaps of a Z-plasty lengthens the central limb and also Transposing the flaps of a Z-plasty lengthens the central limb and also narrows the involved scar by the medial transposition of the flaps. The narrows the involved scar by the medial transposition of the flaps. The flap tips should be incised perpendicular to the central limb for a short flap tips should be incised perpendicular to the central limb for a short
distance to supply more tissue and enhance the blood supply. Following distance to supply more tissue and enhance the blood supply. Following
transposition, the more irregular borders help to camouflage the scar. transposition, the more irregular borders help to camouflage the scar.
•
Raw Surface / Defek dapat ditutup dgn:
Raw Surface / Defek dapat ditutup dgn:
–
Skin Graft.
Skin Graft.
• Split Thickness Skin Graft (STSG)Split Thickness Skin Graft (STSG) → Dilakukan bila → Dilakukan bila defek yg timbul cukup luas. Secara tehnik lebih defek yg timbul cukup luas. Secara tehnik lebih mudah dan lebih cepat.
mudah dan lebih cepat.
• Full Thickness Skin Graft (FTSG)Full Thickness Skin Graft (FTSG) → Dilakukan utk → Dilakukan utk defek yg tidak luas. Secara estetik lebih baik.
–
Skin Flap.
Skin Flap.
• Flap lokalFlap lokal Tehnik bedah mikro. Tehnik bedah mikro. • Flap bebas (free flap)Flap bebas (free flap) Tergantung letak & Tergantung letak &
besar defek. besar defek. →
→ Dilakukan untuk menutup defek daerah yg mempunyai Dilakukan untuk menutup defek daerah yg mempunyai kencenderungan utk kontraktur kembali karena posisi
kencenderungan utk kontraktur kembali karena posisi
anatominya, mis: leher dan axilla.
anatominya, mis: leher dan axilla.
Juga bila mengharapkan kualitas kulit yg lebih baik, mis:
Juga bila mengharapkan kualitas kulit yg lebih baik, mis:
leher dan wajah.
•
Khusus daerah leher
Khusus daerah leher
→ setelah skin graft pasang
→ setelah skin graft pasang
collar brace selama masa pematangan luka
collar brace selama masa pematangan luka
sampai 3 atau 6 bulan → utk mencegah
sampai 3 atau 6 bulan → utk mencegah
kontraktur ulang.
kontraktur ulang.
•
Bila tendon telah memendek saat release
Bila tendon telah memendek saat release
→
→
dilakukan tendon Graft atau tendon transfer.
dilakukan tendon Graft atau tendon transfer.
•
Bila kontraktur telah melibatkan sendi
Bila kontraktur telah melibatkan sendi
→
→ dilakukan pemotongan kapsul sendi di daerah
dilakukan pemotongan kapsul sendi di daerah
volar (Kapsulotomi) atau kalau perlu dilakukan
volar (Kapsulotomi) atau kalau perlu dilakukan
eksisi sebagian kapsul sendi bagian volar.
eksisi sebagian kapsul sendi bagian volar.
•
Bila permukaan sendi sudah berubah atau rusak
Bila permukaan sendi sudah berubah atau rusak
→
→ dilakukan Atrodosis (penyatuan ujung tulang
dilakukan Atrodosis (penyatuan ujung tulang
sendi akibat sendi tersebut kaku dan posisi diatur
sendi akibat sendi tersebut kaku dan posisi diatur
fungsional) utk stabilisasi sendi , dapat dilakukan
fungsional) utk stabilisasi sendi , dapat dilakukan
Pseudoatrosis agar persendian tsb dpt berfungsi.
Pseudoatrosis agar persendian tsb dpt berfungsi.
C a t a t a n
C a t a t a n
•
Istilah keberhasilan STSG → tie over.
Istilah keberhasilan STSG → tie over.
•
Graft: pemindahan jar tanpa mengikuti
Graft: pemindahan jar tanpa mengikuti
pembuluh darah dibawahnya.
pembuluh darah dibawahnya.
•
Flap: pemindahan jar disertai dgn jaringan
Flap: pemindahan jar disertai dgn jaringan
atau pembuluh darah dibawahnya.
atau pembuluh darah dibawahnya.
•
Luka bakar
Luka bakar
→ kulit sudah tidak ada → indikasi
→ kulit sudah tidak ada → indikasi
graft (langsung lakukan, jangan menunggu
graft (langsung lakukan, jangan menunggu
parut matang).
parut matang).
•
Pada decubitus yg dalam dgn tulang sacrum
Pada decubitus yg dalam dgn tulang sacrum
yg ekspose → lakukan flap → graft tdk bisa
yg ekspose → lakukan flap → graft tdk bisa
karena jaringan tdk bisa hidup diatas tulang.
karena jaringan tdk bisa hidup diatas tulang.
SKIN GRAFT
SKIN GRAFT
•
Macam skin graft:
Macam skin graft:
– AutograftAutograft : berasal dari tubuh yg sama.: berasal dari tubuh yg sama.
– AllograftAllograft : disebut homograft berasal : disebut homograft berasal dari spesies yg
dari spesies yg sama. sama.
– XenograftXenograft : disebut heterograft berasal dari : disebut heterograft berasal dari spesies yg
spesies yg berbeda. berbeda.
•
Pembagian skin graft:
Pembagian skin graft:
– Split Thickness Skin Graft (STSG), terbagi menjadi:Split Thickness Skin Graft (STSG), terbagi menjadi:
• Thin Split Thickness Skin Graft.Thin Split Thickness Skin Graft.
• Intermediate/medium Split Thickness Skin Graft.Intermediate/medium Split Thickness Skin Graft. • Thick Split Thickness Skin Graft.Thick Split Thickness Skin Graft.
•
Semakin tipis skin graft (STSG)
Semakin tipis skin graft (STSG)
→ semakin mudah
→ semakin mudah
hidupnya (“Take”), tapi semakin besar daya
hidupnya (“Take”), tapi semakin besar daya
kontraksinya karena pemberian nutrisi dari
kontraksinya karena pemberian nutrisi dari
vasculer daerah resipien lebih cepat, daerah donor
vasculer daerah resipien lebih cepat, daerah donor
sendiri akan lebih cepat sembuh (berepitelisasi).
sendiri akan lebih cepat sembuh (berepitelisasi).
•
FTSG secara penampakan akan terlihat lebih baik
FTSG secara penampakan akan terlihat lebih baik
karena kwalitas dan warna kulitnya mendekati
karena kwalitas dan warna kulitnya mendekati
normal, daya kontraksinya minimal, tapi daerah
normal, daya kontraksinya minimal, tapi daerah
donor tidak bisa sembuh sendiri karena seluruh
donor tidak bisa sembuh sendiri karena seluruh
elemen kulit telah diambil jadi harus ditutup
elemen kulit telah diambil jadi harus ditutup
primer.
•
Secara umum dapat dikatakan skin graft
Secara umum dapat dikatakan skin graft
merupakan indikasi untuk setiap luka yg tidak
merupakan indikasi untuk setiap luka yg tidak
dapat ditutup primer.
dapat ditutup primer.
•
Revascularisasi skin graft terjadi secara proses
Revascularisasi skin graft terjadi secara proses
tunggal atau gabungan dari beberapa proses
tunggal atau gabungan dari beberapa proses
yaitu:
yaitu:
1.
1. Hubungan langsung antara donor dgn pembuluh Hubungan langsung antara donor dgn pembuluh darah resepien (inokulasi).
darah resepien (inokulasi). 2.
2. Pertumbuhan ke dalam dari resipien ke dalam Pertumbuhan ke dalam dari resipien ke dalam saluran endotelial kulit donor.
saluran endotelial kulit donor. 3.
3. Penetrasi dari resipien ke dalam skin graft yg Penetrasi dari resipien ke dalam skin graft yg membentuk saluran endotelial baru.
Split Thickness Skin Graft (STSG)
Split Thickness Skin Graft (STSG)
•
Metode paling banyak digunakan.
Metode paling banyak digunakan.
•
Dapat merupakan terapi definitif maupun
Dapat merupakan terapi definitif maupun
temporer sambil menunggu prosedur tindakan
temporer sambil menunggu prosedur tindakan
berikutnya yg lebih sempurna.
berikutnya yg lebih sempurna.
•
Merupakan indikasi pada raw surface yg luas.
Merupakan indikasi pada raw surface yg luas.
•
Pengambilan bahan utk STSG:
Pengambilan bahan utk STSG:
– Dapat dilakukan dgn pisau bedah biasa (no 22).Dapat dilakukan dgn pisau bedah biasa (no 22).
– Dengan Humby Knife. Dengan Humby Knife. Ketebalan pengambilan kulit Ketebalan pengambilan kulit dapat
dapat
– Dengan Dermatoma. Dengan Dermatoma. diatur sesuai dgn ukuran yg tersedia diatur sesuai dgn ukuran yg tersedia
•
Pemilihan daerah donor
Pemilihan daerah donor
→ dapat dimana saja,
→ dapat dimana saja,
pada umumnya pada sebelah lateral.
•
Penempelan STSG:
Penempelan STSG:
–
Kulit ditempelkan pd daerah resipien yg
Kulit ditempelkan pd daerah resipien yg
telah dipersiapkan (bersih, tdk ada
telah dipersiapkan (bersih, tdk ada
perdarahan atau bekuan darah).
perdarahan atau bekuan darah).
–
Lalu dilakukan penjahitan dgn benang non
Lalu dilakukan penjahitan dgn benang non
absorble 4.0 atau 5.0 pd pinggir kulit agar
absorble 4.0 atau 5.0 pd pinggir kulit agar
graft tdk bergeser.
graft tdk bergeser.
–
Diatas kulit diberi tulle dilapisi kasa lembab
Diatas kulit diberi tulle dilapisi kasa lembab
atau kasa steril dan diikat dgn benang agar
atau kasa steril dan diikat dgn benang agar
kasa atau kapas tsb tidak bergarak dan
kasa atau kapas tsb tidak bergarak dan
terfiksir dgn menggunakan “tie over”.
terfiksir dgn menggunakan “tie over”.
–
Untuk membantu keberhasilan prosedur
Untuk membantu keberhasilan prosedur
skin graft perlu dilakukan balut tekan dgn
skin graft perlu dilakukan balut tekan dgn
elastik verband.
elastik verband.
Split Thickness Skin Graft
Split Thickness Skin Graft
Keuntungan:
Keuntungan:
. Kemungkinan take lebih besar. . Kemungkinan take lebih besar.
. Dapat dipakai menutup defeck yang luas. . Dapat dipakai menutup defeck yang luas.
.Donor dapat diambil dari kulit tubuh mana saja. .Donor dapat diambil dari kulit tubuh mana saja.
. Daerah donor dapat sembuh sendiri. . Daerah donor dapat sembuh sendiri.
Kerugian:
Kerugian:
.. Punya kecenderungan kontraksi lebih besar.Punya kecenderungan kontraksi lebih besar.
. Berkecenderungan terjadi perubahan warna. . Berkecenderungan terjadi perubahan warna.
. Permukaan kulit mengkilap. . Permukaan kulit mengkilap.
Secara estetik kurang baik. Secara estetik kurang baik.
Full Thickness Skin Graft (FTSG)
Full Thickness Skin Graft (FTSG)
•
Meliputi seluruh ketebalan kulit maka
Meliputi seluruh ketebalan kulit maka
proses revascularisasi yg terjadi lebih lama
proses revascularisasi yg terjadi lebih lama
oleh karena itu lemak yg melekat harus
oleh karena itu lemak yg melekat harus
dibuang (Trimming) dan dibutuhkan
dibuang (Trimming) dan dibutuhkan
kondisi suplai darah yg optimal.
kondisi suplai darah yg optimal.
•
Penggunaan FTSG:
Penggunaan FTSG:
1.
1.
Untuk mengisi defek daerah wajah.
Untuk mengisi defek daerah wajah.
2.
2.
Menutup daerah yg tidak menginginkan
Menutup daerah yg tidak menginginkan
terjadinya pigmentasi pasca bedah.
terjadinya pigmentasi pasca bedah.
3.
•
Pengambilan FTSG:
Pengambilan FTSG:
–
Diambil dari daerah donor sesuai kebutuhan
Diambil dari daerah donor sesuai kebutuhan
di daerah resepien menggunakan pola yg
di daerah resepien menggunakan pola yg
telah dibuat sebelumnya
telah dibuat sebelumnya
→
→
(kasa lembab yg tercetak darah dari
(kasa lembab yg tercetak darah dari
daerah defek resipien).
daerah defek resipien).
–
Donor dari:
Donor dari:
•Retroauricular.Retroauricular.
•Supraclavicular.Supraclavicular.
•Bagian atas kelopak mata. Bagian atas kelopak mata.
•Perut atau inguinal. Perut atau inguinal.
•Daerah lipatan: Daerah lipatan:
– Lipat siku depan. Lipat siku depan.
– Lipat pergelangan volar. Lipat pergelangan volar. – Lipat paha. Lipat paha.
Daerah tubuh Daerah tubuh yg tersembunyi yg tersembunyi atau atau
yg dapat tertutup pakaian.
•
Cara pengambilan:
Cara pengambilan:
–
Eksisi daerah donor sesuai pola dgn ketebalan
Eksisi daerah donor sesuai pola dgn ketebalan
tepat diatas jaringan lemak, di daerah dermal
tepat diatas jaringan lemak, di daerah dermal
subdermal junction.
subdermal junction.
–
Buang jaringan lemak yg ikut terangkat dgn
Buang jaringan lemak yg ikut terangkat dgn
menggunakan gunting.
menggunakan gunting.
–
Defek donor ditutup secara primer dgn
Defek donor ditutup secara primer dgn
terlebih dahulu melakukan undermining.
terlebih dahulu melakukan undermining.
–
Penutupan defek pada daerah resipien
Penutupan defek pada daerah resipien
dilakukan setelah prosedur hemostasis
dilakukan setelah prosedur hemostasis
sempurna.
sempurna.
–
Untuk menjamin kontak skin graft dgn resipien
Untuk menjamin kontak skin graft dgn resipien
ditambah jahitan kasur diatas skin graft.
–
Untuk mencegah hematoma / seroma
Untuk mencegah hematoma / seroma
dibuat sayatan kecil multiple pada skin
dibuat sayatan kecil multiple pada skin
graft.
graft.
–
Graft yg ditempel dijahit, ditutup dgn kasa
Graft yg ditempel dijahit, ditutup dgn kasa
tebal dan dilakukan tie over.
tebal dan dilakukan tie over.
–
Setelah dibalut dipasang elastic verband.
Setelah dibalut dipasang elastic verband.
–
Jika perlu dipasang split utk membatasi
Jika perlu dipasang split utk membatasi
gerak pd graft yg terletak pada persendian.
gerak pd graft yg terletak pada persendian.
•
Keuntungan FTSG:
Keuntungan FTSG:
– Tendensi kontraksi lebih baik.Tendensi kontraksi lebih baik.
– Tendensi terjadinya pigmentasi lebih sedikit.Tendensi terjadinya pigmentasi lebih sedikit. – Tidak mengkilap.Tidak mengkilap.
•
Perawatan pasca bedah:
Perawatan pasca bedah:
–
Dalam 24 – 48 jam lihat secara berhati-hati
Dalam 24 – 48 jam lihat secara berhati-hati
apakah ada seroma dibawah graft yg akan
apakah ada seroma dibawah graft yg akan
menghalangi terjadinya “take”.
menghalangi terjadinya “take”.
–
Bila terdapat seroma / hematoma di bawah
Bila terdapat seroma / hematoma di bawah
graft harus segera dievacuasi dgn melakukan
graft harus segera dievacuasi dgn melakukan
insisi pada graft tepat diatas hematoma.
insisi pada graft tepat diatas hematoma.
Selanjutnya dilakukan balut tekan kembali.
Selanjutnya dilakukan balut tekan kembali.
–
Bila tidak terdapat hematoma serta telah
Bila tidak terdapat hematoma serta telah
dilakukan fiksasi dgn baik, evaluasinya
dilakukan fiksasi dgn baik, evaluasinya
dilakukan hari ke 5.
dilakukan hari ke 5.
–
Dinilai take penderita dapat dipulangkan dan
Dinilai take penderita dapat dipulangkan dan
kontrol setiap 2 hari sekali .
FRAKTUR MAXILOFACIAL
FRAKTUR MAXILOFACIAL
• Suatu kelainan yg timbul akibat trauma dan Suatu kelainan yg timbul akibat trauma dan menyebabkan fraktur pd tulang wajah.
menyebabkan fraktur pd tulang wajah.
• Tulang-tulang muka umumnya pipih, hanya pada Tulang-tulang muka umumnya pipih, hanya pada
beberapa bagian yang tebal, fraktur tulang wajah harus beberapa bagian yang tebal, fraktur tulang wajah harus segera dikoreksi dalam 1-2 minggu bila tidak akan
segera dikoreksi dalam 1-2 minggu bila tidak akan
sangat sukar di reposisi karena proses kalsifikasi tulang sangat sukar di reposisi karena proses kalsifikasi tulang muka yang relatif baik.
muka yang relatif baik.
• Sering disertai pula dgn adanya cedera kepala.Sering disertai pula dgn adanya cedera kepala.
• Prinsip terapi: tindakan dilakukan secepatnya, tetapi Prinsip terapi: tindakan dilakukan secepatnya, tetapi
bila tidak memungkinkan sebaiknya dilakukan sebelum bila tidak memungkinkan sebaiknya dilakukan sebelum hari ke 7 pasca trauma.
hari ke 7 pasca trauma.
• Fr maxillofacial bisa terjadi gangguan fungsi dan atau Fr maxillofacial bisa terjadi gangguan fungsi dan atau gangguan estetik.
gangguan estetik.
• Secara umum dilakukan penanganan spt menangani Secara umum dilakukan penanganan spt menangani kasus gawat darurat sesuai ATLS.
Wajah tersusun dari 14
Wajah tersusun dari 14
tulang:
tulang:
1. 1. Mandible (1)Mandible (1) 2. 2. Vomer (1)Vomer (1) 3. 3. Maxilla (2)Maxilla (2) 4. 4. Zygomata (2)Zygomata (2) 5. 5. Nasal (2)Nasal (2) 6. 6. Lacrimals (2)Lacrimals (2) 7. 7. Palatines (2)Palatines (2) 8.8. Inferior Nasal Conchae Inferior Nasal Conchae (2) (2)
Fraktur tulang
Fraktur tulang
wajah:
wajah:
– Fraktur nasal.Fraktur nasal. – Fraktur zygoma.Fraktur zygoma.
– Fraktur mandibula. Fraktur mandibula. – Fraktur maxilla:Fraktur maxilla:
• Le fort I: transversal.Le fort I: transversal. • Le fort II: pyramidal.Le fort II: pyramidal. • Le fort III: craniofacial Le fort III: craniofacial
disjunction.
disjunction.
– Fraktur orbita dan Fraktur orbita dan
blow out fracture
blow out fracture – Frontal Sinus and Frontal Sinus and
Nasoethmoidal
Cranial Cranial Faci al Faci al
Pemeriksaa klinis:
Pemeriksaa klinis:
Gejala yg timbul:
Gejala yg timbul:
•Luka/jejas di wajah Luka/jejas di wajah → adanya riwayat trauma → adanya riwayat trauma wajah.
wajah. •Nyeri.Nyeri.
•Udema.Udema.
•Deformitas / asimetris wajah.Deformitas / asimetris wajah.
•Echymosis.Echymosis.
•Maloklusi.Maloklusi.
•Anestesia / hipoaestesia.Anestesia / hipoaestesia.
•Perdarahan hidung atau mulut.Perdarahan hidung atau mulut.
•Diplopia.Diplopia.
•Enofthalmus.Enofthalmus.
•Movement of dental arches.Movement of dental arches.
•Fractured / Avulsed / Mobile teeth.Fractured / Avulsed / Mobile teeth.
Pemeriksaan foto Rontgen :
Pemeriksaan foto Rontgen :
•
Foto scheadel AP/lateral.
Foto scheadel AP/lateral.
•
Foto waters: posisi PA dengan kepala
Foto waters: posisi PA dengan kepala
tengadah, untuk penilaian:
tengadah, untuk penilaian:
– sinus maxilaris.sinus maxilaris. – Maxilla.Maxilla.
– Orbita.Orbita.
– arcus zigoma.arcus zigoma.
•
Foto Reverse waters: posisi mento-
Foto Reverse waters: posisi
mento-occipito untuk melihat:
occipito untuk melihat:
– tulang-tulang wajah dengan baik.tulang-tulang wajah dengan baik. – akan terlihat patah tulang orbita.akan terlihat patah tulang orbita. – sinus maxillaris.sinus maxillaris.
Structure
Structure
Best View
Best View
Mandible
Mandible Condyle/CoronoidCondyle/Coronoid Lateral Lateral Oblique Oblique Ramus/Body
Ramus/Body WatersWaters
Condyle & Neck
Condyle & Neck Reverse Reverse Townes Townes Symphysis
Symphysis OcclusalOcclusal Symphysis/Body/Ra
Symphysis/Body/Ra mus
mus PanoramicPanoramic Maxilla & Zygoma
Maxilla & Zygoma WatersWaters
Lateral Lateral Frontal & Orbital
Frontal & Orbital Floor
Floor CaldwellCaldwellWatersWaters
Radiographic Examination
Radiographic Examination
Posterior – Anterior View
Lateral View
Waters Radiograph Waters Radiograph
Towne View of the Posterior
Panoramic View of the jaw & facial bone
Mid-face fracture Mid-face fracture Le Fort II. Le Fort II. Additional diastasis of Additional diastasis of the left the left zygomaticofrontal zygomaticofrontal
suture (green arrow).
Infra-orbital fracture. Infra-orbital fracture. (a)
(a)‘‘Teardrop’ sign. Teardrop’ sign. (b) (b)Coronal CT Coronal CT demonstrating demonstrating the same. the same.
FRAKTUR NASAL
FRAKTUR NASAL
• Sangat akurat dengan hanya pemeriksaan klinis saja, sering Sangat akurat dengan hanya pemeriksaan klinis saja, sering X-foto tidak tampak garis fraktur. Ada deviasi posisi nasal, X-foto tidak tampak garis fraktur. Ada deviasi posisi nasal,
kadang septum fraktur dan deviasi. kadang septum fraktur dan deviasi.
• Dapat disertai dgn fraktur basis cranii.Dapat disertai dgn fraktur basis cranii.
• Harus segera di reposisi, tidak boleh lebih 2 minggu.Harus segera di reposisi, tidak boleh lebih 2 minggu. • Penanganan:Penanganan:
a.
a.Reposisi dgn forseps Walsham, forseps Asch atau Reposisi dgn forseps Walsham, forseps Asch atau Salinger.
Salinger. b.
b.Tampon Tampon → → Tampon dicabut hari ke 3 – 5.Tampon dicabut hari ke 3 – 5. c.
c.Gips kupu-kupu Gips kupu-kupu → → Gips dipertahankan sampai 10 – 14 Gips dipertahankan sampai 10 – 14 hari.
hari. →
→ Sangat dianjurkan tindakan ini dilakukan dalam Sangat dianjurkan tindakan ini dilakukan dalam narkose umum.
FRAKTUR ZIGOMA
FRAKTUR ZIGOMA
• Tampak pipi yang rendah Tampak pipi yang rendah garis fraktur sering juga garis fraktur sering juga melalui orbital floor. Posisi melalui orbital floor. Posisi ini sering menjepit soft ini sering menjepit soft
tissue otot mata sehingga tissue otot mata sehingga penderita sering
penderita sering
mengalami komplikasi mengalami komplikasi
diplopia bila tidak dikoreksi. diplopia bila tidak dikoreksi.
• Bone graft kadang Bone graft kadang
diperlukan untuk menutup diperlukan untuk menutup defeck pada bagian bawah defeck pada bagian bawah rongga orbita.
Penanganan:
Penanganan:
a.
a.
Eksplorasi.
Eksplorasi.
b.
b.
Reposisi.
Reposisi.
c.
c.
Fiksasi dgn mini plate dan screw, wire.
Fiksasi dgn mini plate dan screw, wire.
d.
d.
Approach:
Approach:
a.
a. Semi open Semi open →→ Utk fraktur arcus zygoma dgn Utk fraktur arcus zygoma dgn Gillies Prosedure.
Gillies Prosedure. b.
Inspection of patient’s facial features from above
Inspection of patient’s facial features from above
may show flattening of cheek over area of
may show flattening of cheek over area of
zygomatic displacement.
Palpasi bimanual untuk fraktur
Palpasi bimanual untuk fraktur
zygoma
FRAKTUR MANDIBULA
FRAKTUR MANDIBULA
•
Fraktur akan disertai dislokasi fragment tulang
Fraktur akan disertai dislokasi fragment tulang
sesuai dengan insersi otot disana.
sesuai dengan insersi otot disana.
•
Terapi fraktur mandibula adalah dengan
Terapi fraktur mandibula adalah dengan
reposisi dan imobilisasi. Biasanya dipakai
reposisi dan imobilisasi. Biasanya dipakai
interdental fiksasi (arch bar) atau mini plate.
interdental fiksasi (arch bar) atau mini plate.
Barton
Barton
Bandage
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK SECARA SECARA BIMANUAL BIMANUAL
Fracture Types
Fracture Types
•
Condylar 36 %.
Condylar 36 %.
•
Subcondylar.
Subcondylar.
•
Coronoid 3 %.
Coronoid 3 %.
•
Ramus 3 %.
Ramus 3 %.
•
Angle 20 %.
Angle 20 %.
•
Body 21 %.
Body 21 %.
•
Parasymphaseal.
Parasymphaseal.
•
Symphaseal 14 %.
Symphaseal 14 %.
•
Alveolar Ridge.
Alveolar Ridge.
The following types of radiographs are helpful in The following types of radiographs are helpful in
diagnosis of mandibular fractures: diagnosis of mandibular fractures:
a.
a. Panoramic radiographPanoramic radiograph →→ initial screening of patients is most initial screening of patients is most
effective with a panoramic radiograph, since it shows the entire effective with a panoramic radiograph, since it shows the entire mandible including the condyles.
mandible including the condyles.
b.
b. Lateral oblique radiographsLateral oblique radiographs →→ views of the mandible can be used views of the mandible can be used when obtaining a panoramic radiograph is not possible.
when obtaining a panoramic radiograph is not possible.
c.
c. Posteroanterior (PA) mandibular view.Posteroanterior (PA) mandibular view. d.
d. Reverse Towne viewReverse Towne view →→ choice for excluding condylar and choice for excluding condylar and subcondylar fractures.
subcondylar fractures.
e.
e. Mandibular occlusal view.Mandibular occlusal view. f.
f. Periapical radiographs.Periapical radiographs. g.
g. Temporomandibular joint views including tomography.Temporomandibular joint views including tomography. h.
h. CT scanCT scan →→ ideal for intracapsular and high neck condylar fractures. ideal for intracapsular and high neck condylar fractures.
Standard mandibular series should consist of at least a Standard mandibular series should consist of at least a panoramic radiograph, a PA view, and a reverse Towne panoramic radiograph, a PA view, and a reverse Towne
view. view.
Penanganan :
Penanganan :
Tujuan tindakan adalah pengembalian oklusi
Tujuan tindakan adalah pengembalian oklusi
spt sebelum trauma dapat dilakukan tindakan:
spt sebelum trauma dapat dilakukan tindakan:
–
IDW – IMW.
IDW – IMW.
–
IDW – IMW – IFW.
IDW – IMW – IFW.
–
Arch bar.
Arch bar.
–
Miniplate dan screw.
Miniplate dan screw.
–
Lag screw.
Lag screw.
→
→
Fiksasi dgn wire atau arch bar
Fiksasi dgn wire atau arch bar
dipertahankan
dipertahankan
selama 5 – 6 minggu.
selama 5 – 6 minggu.
• Catatan:Catatan:
– IDWIDW = Inter Dental Wire.= Inter Dental Wire.
– IMWIMW = Inter Mandibular Wire.= Inter Mandibular Wire. – IFWIFW = Inter Fragment Wire. = Inter Fragment Wire.
Know Champy Lines
Know Champy Lines
Uncomplicated, isolated mandible fractures heal Uncomplicated, isolated mandible fractures heal
uneventfully using smaller plates and screws placed uneventfully using smaller plates and screws placed along the lines of osteosynthesis as delineated by along the lines of osteosynthesis as delineated by Champy.
Arch - Ba r Arch - Ba r Pla te & scre w Pla te & scre w
Plate & screw + Arch - Bar Plate & screw + Arch - Bar
Pemasangan Arch - Bar
Type and Management
Type and Management
Symphaseal
Symphaseal Lag ScrewsLag Screws
ATAU ATAU 2.0 L Compression + TB 2.0 L Compression + TB Comminuted Symphaseal Comminuted Symphaseal Left Subcondylar
Parasymphaseal Parasymphaseal Two Miniplates ? Two Miniplates ? Comminuted Comminuted Parasymphaseal Parasymphaseal
2.4 Locking Recon Plate
2.4 Locking Recon Plate
with TB
Comminuted Body/Parasymph Comminuted Body/Parasymph
2.4 Locking Recon Plate
2.4 Locking Recon Plate
with MPs
with MPs
Symphaseal Symphaseal and Angle, 3
Disloc Angle Disloc Angle w/ Basal Triangle w/ Basal Triangle
2.4 Locking Recon Plate
2.4 Locking Recon Plate
with 2.0 MP
with 2.0 MP
Edentulous Body Edentulous Body
Fracture
Fracture Infected Angle Infected Angle FractureFracture
2.4 Locking Recon Plate
2.4 Locking Recon Plate
4 screws
4 screws
2.4 Locking Recon Plate
2.4 Locking Recon Plate 2.4 Locking Recon Plate
•
Biasanya disertai dgn orbital fraktur
Biasanya disertai dgn orbital fraktur
– Resiko yg serius karena ganguan Resiko yg serius karena ganguan(bleeding & edema) (bleeding & edema)
– Bisa kontraindikasi utk pemasangan NGT Bisa kontraindikasi utk pemasangan NGT atau nasotracheal intubation
atau nasotracheal intubation
•
Klinis:
Klinis:
– Edema, Epistaxis, “Numb upper teeth”.Edema, Epistaxis, “Numb upper teeth”. – Unstable maxilla, CSF rhinorrhea.Unstable maxilla, CSF rhinorrhea.
– Facial appearance:Facial appearance:
• ““Donkey face” (lengthening).Donkey face” (lengthening). • ““Pumpkin face” (edema).Pumpkin face” (edema).
• Nasal flattening.Nasal flattening.
FRAKTUR MAXILLA
FRAKTUR MAXILLA
Pain. Pain. Swelling. Swelling. Deep lacerations. Deep lacerations. Limited ocular Limited ocular Movement. Movement. Facial asymmetry. Facial asymmetry. Crepitus. Crepitus. Deviated nasal Deviated nasal septum. septum. Bleeding. Bleeding. Depression on Depression on Palpation. Palpation. Malocclusion. Malocclusion. Blurred vision. Blurred vision. Diplopia. Diplopia. Broken or Missing Broken or Missing teeth. teeth.Manageme
Manageme
nt
nt
• Spinal motion restriction.Spinal motion restriction.• Airway is the most difficult and most critical priority.Airway is the most difficult and most critical priority. • Consider Early Intubation.Consider Early Intubation.
• Surgical Airway may be the only alternative but Surgical Airway may be the only alternative but NEVER the first consideration.
NEVER the first consideration. • Suction & Control Bleeding.Suction & Control Bleeding.
• Critical trauma patient - Transport accordingly.Critical trauma patient - Transport accordingly.
• Dapat diperiksa dari bagian apek kepala, tampak Dapat diperiksa dari bagian apek kepala, tampak tulang muka deviasi.
tulang muka deviasi.
• Dengan memegang alveolar gigi dengan tangan Dengan memegang alveolar gigi dengan tangan kanan dan fiksasi frontal / tekan kepala dengan kanan dan fiksasi frontal / tekan kepala dengan
tangan kiri, goyangkan alveolarnya. Bila fraktur tulang tangan kiri, goyangkan alveolarnya. Bila fraktur tulang
maksila akan terlihat pergerakan tulang maksila saat maksila akan terlihat pergerakan tulang maksila saat
digoyang alveolar digoyang alveolar
Fraktur tulang maxilla dapat digolongkan
Fraktur tulang maxilla dapat digolongkan
menjadi 3 tingkat menurut Le Fort:
menjadi 3 tingkat menurut Le Fort:
• Le Fort I Le Fort I
Patah tulang horizontal dibawah septum nasi dengan Patah tulang horizontal dibawah septum nasi dengan segmen yang tidak stabil dari palatum, processus
segmen yang tidak stabil dari palatum, processus alveolar sebagian sinus maxillaris, bagian bawah alveolar sebagian sinus maxillaris, bagian bawah
dari processus pterygoideus os sphenoidalis. dari processus pterygoideus os sphenoidalis. • Le Fort IILe Fort II
Menunjukkan fraktur bentuk piramid. Garis fraktur Menunjukkan fraktur bentuk piramid. Garis fraktur melintang pada pangkal hidung ke latero distal
melintang pada pangkal hidung ke latero distal melewati sutura zygomatico-maxillaris.
melewati sutura zygomatico-maxillaris. • Le Fort III.Le Fort III.
Garis fraktur paralel dengan dasar tengkorak Garis fraktur paralel dengan dasar tengkorak
sehingga tulang muka terlepas dasar tengkorak, sehingga tulang muka terlepas dasar tengkorak,
melewati sutura zigomatico-frontal, sutura melewati sutura zigomatico-frontal, sutura
maxillo-frontal, sutura naso-frontal dan dasar orbita. frontal, sutura naso-frontal dan dasar orbita.
LeFort I:
LeFort I:
Maxillary fracture
Maxillary fracture
with “free-floating” maxilla
with “free-floating” maxilla
LeFort II:
LeFort II:
Maxilla, zygoma, floor of orbit
Maxilla, zygoma, floor of orbit
and nose
and nose
LeFort III: Lower 2/3 of the face
Palatal fracture pattern Palatal fracture pattern classification:
classification: I.
I. Dentoalveolar.Dentoalveolar. II.
II. Sagittal.Sagittal. III.
III. Parasagittal.Parasagittal. IV.
IV. Para – alveolar.Para – alveolar. V.
V. Complex (not shown), i.e involving multiple Complex (not shown), i.e involving multiple fracture.
fracture. VI.
Penanganan:
Penanganan:
•
Lefort I dan lefort II reposisi dgn Rowe forseps,
Lefort I dan lefort II reposisi dgn Rowe forseps,
heaton william kemudian difiksasi dgn:
heaton william kemudian difiksasi dgn:
IDW – IMW / Archbar + suspensi, atau miniplate.
IDW – IMW / Archbar + suspensi, atau miniplate.
→
→
ini dipertahankan selama 5 – 6 minggu.
ini dipertahankan selama 5 – 6 minggu.
•
Lefort III dilakukan open reduction dan internal
Lefort III dilakukan open reduction dan internal
fixation.
fixation.
→
→
fiksasi dgn miniplate atau wire dan atau
fiksasi dgn miniplate atau wire dan atau
dilakukan suspensi.
dilakukan suspensi.
Pada fraktur Le Fort II dan III sering disertai
Pada fraktur Le Fort II dan III sering disertai
dengan fraktur basis hidung dan merusak
dengan fraktur basis hidung dan merusak
insersi cantus medialis, jadi matanya menjauh
insersi cantus medialis, jadi matanya menjauh
dari tengah.
dari tengah.
→
→
Pecahan tulang didaerah ini harus dikoreksi
Pecahan tulang didaerah ini harus dikoreksi
dengan reposisi dan fiksasi.
Le Fort I fracture : Le Fort I fracture :
Horizontal detachment of maxilla at level of nasal Horizontal detachment of maxilla at level of nasal
floor floor
Le Fort II fracture : Le Fort II fracture :
Fracture through maxillae, antra, nasal bane and Fracture through maxillae, antra, nasal bane and
infraorbital rims infraorbital rims
Le Fort III fracture (Craniofacial Dysjunction) : Le Fort III fracture (Craniofacial Dysjunction) :
Fracture through zygomatic bones and orbits, separating Fracture through zygomatic bones and orbits, separating
facial bones from cranial vault facial bones from cranial vault
FRAKTUR ORBITA DAN
FRAKTUR ORBITA DAN
BLOW – OUT FRACTURE
BLOW – OUT FRACTURE
• Biasanya disebabkan karena Biasanya disebabkan karena
trauma langsung pada bola mata. trauma langsung pada bola mata. • Tanda & gejala:Tanda & gejala:
– Flatness, numbness.Flatness, numbness.
– Epistaxis, altered vision.Epistaxis, altered vision. – Periorbital swelling.Periorbital swelling.
– Diplopia.Diplopia.
– Inophthalmos.Inophthalmos.
The bone orbital anatomy
The bone orbital anatomy
Blow – out Fracture:
Blow – out Fracture:
•
Downward displacement of the orbital floor with
Downward displacement of the orbital floor with
protrusion of orbital contents into the maxillary
protrusion of orbital contents into the maxillary
sinus.
sinus.
•
Caused by a force applied to the eye, which
Caused by a force applied to the eye, which
causes an increased intraorbital pressure.
causes an increased intraorbital pressure.
•
The elevated intraorbital pressure causes a
The elevated intraorbital pressure causes a
fracture at the weakest point (posterior medial
fracture at the weakest point (posterior medial
floor).
floor).
•
Treatment involves surgical repair of the defect in
Treatment involves surgical repair of the defect in
the orbital floor.
Orbital floor fracture
Orbital floor fracture
‘
Clinical appearance of post traumatic
Clinical appearance of post traumatic
enopthalmos and hypoglobus
Surgical
Surgical
approaches to
approaches to
orbital
orbital
fractures
fractures
Penanganan:
Penanganan:
•Wire atau miniplate inter fragmen.Wire atau miniplate inter fragmen.
•Untuk penanganan muscle entrapment Untuk penanganan muscle entrapment (diplopia) dapat dilakukan eksplorasi dan (diplopia) dapat dilakukan eksplorasi dan
pembebasan 5 – 7 hari saat udema sudah pembebasan 5 – 7 hari saat udema sudah
hilang. hilang.
Repair of the defect in the orbital floor Repair of the defect in the orbital floor
FRAKTUR FRONTAL SINUS
FRAKTUR FRONTAL SINUS
DAN NASOETHMOIDAL
DAN NASOETHMOIDAL
•
Caused by a force applied to the anterior
Caused by a force applied to the anterior
aspect of the face.
aspect of the face.
•
Potentially dangerous (sharp edges can
Potentially dangerous (sharp edges can
penetrate dura resulting in leakage of CSF).
penetrate dura resulting in leakage of CSF).
•
Treatment is surgical reduction, fixation, and
Treatment is surgical reduction, fixation, and
repair of any damaged ligaments.
Drainage routes of the paranasal sinuses. Drainage routes of the paranasal sinuses.
The nasofrontal duct drains the frontal sinus into the The nasofrontal duct drains the frontal sinus into the
superior portion of the infundibulum. superior portion of the infundibulum.
CT – Scan of frontal sinus fracture CT – Scan of frontal sinus fracture
Depressed anterior wall fracture Depressed anterior wall fracture
Schematic of a depressed anterior
Schematic of a depressed anterior
frontal sinus wall fracture.
frontal sinus wall fracture.
The arrow point out an area of
The arrow point out an area of
mucosal entrapment between
mucosal entrapment between
bone fragment.
bone fragment.
Extension of a leceration into a pre – existing forehead rhytid may
Extension of a leceration into a pre – existing forehead rhytid may
provide adequate exposure of compound fractures of the frontal sinus.
Through and through fracture of the frontal sinus with Through and through fracture of the frontal sinus with
dural and cerebral injury. dural and cerebral injury.
Incision used for Incision used for exposure of the exposure of the frontal sinus.
frontal sinus.
(A) The Infrabrow (A) The Infrabrow incision. incision. (B) The Coronal (B) The Coronal incision. incision.
Fixation of bone Fixation of bone
fragments by: fragments by:
(A) Wire osteosynthesis. (A) Wire osteosynthesis.
Or Or (B) Miniplate rigid (B) Miniplate rigid fixation. fixation.
The “safe zone” for ligation of the superior sagittal sinus
The “safe zone” for ligation of the superior sagittal sinus
extends from foramen ceacum to the coronal suture line.