• Tidak ada hasil yang ditemukan

Catatan Bedah Plastik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Catatan Bedah Plastik"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

dr. Syafwan azhari

Department of General Surgery Zainoel Abidin Hospital

Banda Aceh

CATATAN

CATATAN

BEDAH PLASTIK

BEDAH PLASTIK

(2)

BEDAH PLASTIK UMUM

BEDAH PLASTIK UMUM

• Semakin lama benang diserap Semakin lama benang diserap → semakin lama proses → semakin lama proses penyembuhan luka.

penyembuhan luka.

• Vicril pada kulit → penyembuhan luka jelek → OK kulit Vicril pada kulit → penyembuhan luka jelek → OK kulit

bereaksi dgn benang → benang diserap (vicril diserap dalam bereaksi dgn benang → benang diserap (vicril diserap dalam

3 bulan). 3 bulan).

• Gunakan benang yg tidak diserap pd penjahitan kulit.Gunakan benang yg tidak diserap pd penjahitan kulit. • Pada abdomen sebaiknya tdk dilakukan penjahitan kulit Pada abdomen sebaiknya tdk dilakukan penjahitan kulit

secara subcutikuler → sebaiknya secara terputus OK secara subcutikuler → sebaiknya secara terputus OK

didaerah tsb vascularisasi jelek & pergerakan yg banyak. didaerah tsb vascularisasi jelek & pergerakan yg banyak. • Undermining → dilakukan dibawah dermis atau lemak.Undermining → dilakukan dibawah dermis atau lemak. • Pada wajah → jahitan dibuka pada hari V.Pada wajah → jahitan dibuka pada hari V.

(3)

• ATS → kerja aktif → serum membunuh kuman tetanus.ATS → kerja aktif → serum membunuh kuman tetanus. • TT → kerja pasif → meningkatkan imun tubuh.TT → kerja pasif → meningkatkan imun tubuh.

→ jadi orang dgn keadaan umum jelek atau dgn jadi orang dgn keadaan umum jelek atau dgn

albumin yg rendah → pemberian TT tidak ada gunanya. albumin yg rendah → pemberian TT tidak ada gunanya. • Penyuntikan kortikosteroid pd keloid Penyuntikan kortikosteroid pd keloid → pd saat → pd saat

sebelum maturasi → bila sudah matur akan sia-sia. sebelum maturasi → bila sudah matur akan sia-sia. • Implant: pemindahan jar dari bahan sintetik.Implant: pemindahan jar dari bahan sintetik.

• Mammoplasti (dgn silikon) → tdk menggangu laktasi → Mammoplasti (dgn silikon) → tdk menggangu laktasi → OK penanaman silikon diatas fasia diatas otot

OK penanaman silikon diatas fasia diatas otot pectoralis mayor → aman !!!

pectoralis mayor → aman !!!

• Bila post op implant payudara ternyata tdk sesuai dgn Bila post op implant payudara ternyata tdk sesuai dgn keinginan pasien maka implant tdk dpt diambil lagi

(4)

LUKA BAKAR

LUKA BAKAR

Penilaian pada penderita luka bakar:

Penilaian pada penderita luka bakar:

1.

1.

Derajat / dalamnya luka bakar.

Derajat / dalamnya luka bakar.

→ tergantung pada tingginya panas, penyebab, tergantung pada tingginya panas, penyebab, dan lamanya kontak dgn kulit.

dan lamanya kontak dgn kulit.

2.

2.

Luas luka bakar.

Luas luka bakar.

→ Rule of Nine atau Rule of Wallace.Rule of Nine atau Rule of Wallace.

Berat – Ringan luka bakar.

Berat – Ringan luka bakar.

(5)

DERAJAT LUKA BAKAR

DERAJAT LUKA BAKAR

DERAJA DERAJA

T

T KETERANGANKETERANGAN

I

I Hanya mengenai epidermisHanya mengenai epidermis II A II A (Superfici (Superfici al) al)

Mengenai epidermis dan lapisan atas dari corium.

Mengenai epidermis dan lapisan atas dari corium.

Elemen – elemen epitelial yaitu dinding dari kelenjar

Elemen – elemen epitelial yaitu dinding dari kelenjar

keringat, lemak dan folikel rambut masih banyak,

keringat, lemak dan folikel rambut masih banyak,

karenanya penyembuhan (epitelisasi) akan mudah

karenanya penyembuhan (epitelisasi) akan mudah

dalam 1 – 2 minggu, tanpa terbentuk sikatrik.

dalam 1 – 2 minggu, tanpa terbentuk sikatrik.

II B

II B

(Deep)

(Deep)

Sisa – sisa jaringan epitel tinggal sedikit.

Sisa – sisa jaringan epitel tinggal sedikit.

Sembuh dalam tempo 3 – 4 minggu dan disertai dgn

Sembuh dalam tempo 3 – 4 minggu dan disertai dgn

parut hipertropi.

parut hipertropi.

III

III Mengenai seluruh ketebalan kulit, tidak ada lagi elemen Mengenai seluruh ketebalan kulit, tidak ada lagi elemen epitel kulit.

epitel kulit.

Luka bakar yg lebih dalam sampai ke subkutan dan

Luka bakar yg lebih dalam sampai ke subkutan dan

tulang.

tulang.

DERAJA DERAJA

T

T KLINISKLINIS TUSUKAN JARUMTUSUKAN JARUM

I

I HiperemisHiperemis Hiperesthesia Hiperesthesia II A

II A Basah + Bulla + KemerahanBasah + Bulla + Kemerahan HiperesthesiaHiperesthesia II B

II B Basah + Bulla + Keputihan Basah + Bulla + Keputihan HipoesthesiaHipoesthesia III

(6)
(7)
(8)

LUAS LUKA BAKAR

LUAS LUKA BAKAR

RULE OF NINE: RULE OF NINE:

• Kepala dan leher………9 %Kepala dan leher………9 %

• Lengan masing – masing 9 %...18 %Lengan masing – masing 9 %...18 %

• Badan depan 18 %...18 %Badan depan 18 %...18 %

• Badan belakang 18 %...18 %Badan belakang 18 %...18 %

• Tungkai masing – masing 18 %...36 %Tungkai masing – masing 18 %...36 %

• Genetelia, perineum………..1 %Genetelia, perineum………..1 %

JUMLAH =

JUMLAH = 100 %100 %

CATATAN:

CATATAN:

• Perlu diingat bahwa 1 telapak tangan seseorang adalah 1 % dari Perlu diingat bahwa 1 telapak tangan seseorang adalah 1 % dari

permukaan tubuh.

permukaan tubuh.

• Antara umur 15 tahun dan 5 tahun, untuk setiap tahun, setiap Antara umur 15 tahun dan 5 tahun, untuk setiap tahun, setiap

tungkai berselisih 0,2 %.

tungkai berselisih 0,2 %.

• Antara umur 5 tahun dan 1 tahun, untuk setiap tungkai berselisih 0,4 Antara umur 5 tahun dan 1 tahun, untuk setiap tungkai berselisih 0,4

%.

(9)

BERAT – RINGAN LUKA BAKAR

BERAT – RINGAN LUKA BAKAR

American Collage of Surgion

American Collage of Surgion

Parah Parah (Critical) (Critical)

a. Tingkat II 30 % atau lebih. a. Tingkat II 30 % atau lebih. b. Tingkat III 10 % atau lebih. b. Tingkat III 10 % atau lebih.

c. Tingkat III pada tangan, kaki, muka. c. Tingkat III pada tangan, kaki, muka.

d. Dengan adanya komplikasi pernafasan, d. Dengan adanya komplikasi pernafasan, jantung, fraktur, trauma soft tissue yg jantung, fraktur, trauma soft tissue yg luas. luas. Sedang Sedang (Moderate (Moderate ) ) a. Tingkat II 15 - 30 %. a. Tingkat II 15 - 30 %. b. Tingkat III 5 - 30 %. b. Tingkat III 5 - 30 %. Ringan Ringan (Minor) (Minor) a. Tingkat II kurang 15%. a. Tingkat II kurang 15%. b. Tingkat III kurang 5%. b. Tingkat III kurang 5%.

(10)

PROSEDUR PENANGANAN LUKA BAKAR

PROSEDUR PENANGANAN LUKA BAKAR

Tangani spt kasus gawat darurat, yaitu

Tangani spt kasus gawat darurat, yaitu

resusitasi sesuai ATLS.

resusitasi sesuai ATLS.

Kriteria ringan

Kriteria ringan

→ rawat poliklinis (pulang).

→ rawat poliklinis (pulang).

Rawat secara tertutup dgn:

Rawat secara tertutup dgn:

a)

a) Cuci luka dgn salvon 1:30, bilas dgn NaCl 0,9 %.Cuci luka dgn salvon 1:30, bilas dgn NaCl 0,9 %. b)

b) Beri cream silversulfadiazin diatas luka bakar.Beri cream silversulfadiazin diatas luka bakar. c)

c) Tutup dgn verban (perawatan secara tertutup).Tutup dgn verban (perawatan secara tertutup). d)

d) Beri antibiotik bila ada indikasi dan penderita Beri antibiotik bila ada indikasi dan penderita bisa dipulangkan.

bisa dipulangkan.

Kriteria berat → harus dirawat.

Kriteria berat → harus dirawat.

S

S

ambil resusitasi dievaluasi lagi bila ada cedera ambil resusitasi dievaluasi lagi bila ada cedera jalan nafas, bila ada lakukan endotracheal tube,

jalan nafas, bila ada lakukan endotracheal tube,

pasang kateter, pasang CVP.

(11)

CAIRAN:

CAIRAN:

Dewasa > 20% dan anak > 15% pada

Dewasa > 20% dan anak > 15% pada

tingkat II dan III harus diberi cairan.

tingkat II dan III harus diberi cairan.

Cairan yg dipilih adalah Ringer Laktat

Cairan yg dipilih adalah Ringer Laktat

berdasarkan Rumus Baxter:

berdasarkan Rumus Baxter:

Dewasa: 4 cc x kgBB x % luka bakar dalam

Dewasa: 4 cc x kgBB x % luka bakar dalam

24 jam.

24 jam.

Anak: 2 cc x kgBB x % luka bakar +

Anak: 2 cc x kgBB x % luka bakar +

kebutuhan cairan basal dgn perbandingan

kebutuhan cairan basal dgn perbandingan

kristaloid : koloid = 17 : 3 (menurut Mincrief).

kristaloid : koloid = 17 : 3 (menurut Mincrief).

½ nya diberikan 8 jam pertama dari awal

½ nya diberikan 8 jam pertama dari awal

terbakar, ½ sisanya diberikan dalam 16 jam

terbakar, ½ sisanya diberikan dalam 16 jam

kemudian.

(12)

Observasi produksi urine setiap jam sebanyak 1

Observasi produksi urine setiap jam sebanyak 1

cc/kgBB/jam, bila dlm 2 jam berturut tidak ada

cc/kgBB/jam, bila dlm 2 jam berturut tidak ada

urine beri tambahan RL 500 cc dlm 1 jam,

urine beri tambahan RL 500 cc dlm 1 jam,

observasi urine dan vital sign, bila urine belum

observasi urine dan vital sign, bila urine belum

keluar cek posisi kateter, bila posisi baik lakukan

keluar cek posisi kateter, bila posisi baik lakukan

tes manitol.

tes manitol.

Bulla boleh dipecahkan tidak melebihi 20% luas

Bulla boleh dipecahkan tidak melebihi 20% luas

permukaan tubuh.

permukaan tubuh.

ETT dipertahankan bila ada trauma inhalasi,

ETT dipertahankan bila ada trauma inhalasi,

sampai diyakini oedema saluran pernafasan

sampai diyakini oedema saluran pernafasan

sudah berkurang.

sudah berkurang.

(13)

Beri antibiotik bila luka bakar dicuci melebihi

Beri antibiotik bila luka bakar dicuci melebihi

6 jam pasca trauma.

6 jam pasca trauma.

Setelah ekstubasi, penderita dikirim ke burn

Setelah ekstubasi, penderita dikirim ke burn

unit utk perawatan lebih lanjut.

unit utk perawatan lebih lanjut.

BURN UNIT

(14)

Beri antasida utk mengurangi kemungkinan

Beri antasida utk mengurangi kemungkinan

stress ulcer pada gaster.

stress ulcer pada gaster.

Koloid dpt diberikan 500 – 1000 ml dalam 1 –

Koloid dpt diberikan 500 – 1000 ml dalam 1 –

2 jam setelah 18 jam.

2 jam setelah 18 jam.

(15)

Lokasi Escharotomy

(16)

PASIEN RAWAT JALAN PASIEN RAWAT JALAN

Problem selanjutnya adalah kontraktur,

Problem selanjutnya adalah kontraktur,

hipertropik scar, keloid.

hipertropik scar, keloid.

Posisi nyaman (position of comfort) adalah posisi

Posisi nyaman (position of comfort) adalah posisi

kontraktur.

kontraktur.

Luka akan mengkerut sampai menemukan

Luka akan mengkerut sampai menemukan

kekuatan yg melawannya spt splint, latihan atau

kekuatan yg melawannya spt splint, latihan atau

kombinasi keduanya.

kombinasi keduanya.

– Kepala dan leher Kepala dan leher → → tidur tidak memakai bantal, posisi tidur tidak memakai bantal, posisi ekstensi, memakai collar neck.

ekstensi, memakai collar neck. – Siku →Siku → ekstensi dgn splint. ekstensi dgn splint.

– Bahu Bahu →→ aduksi 90 derajat dan fleksi 30 derajat. aduksi 90 derajat dan fleksi 30 derajat.

– Tangan Tangan →→ posisi fungsional atau posisi lumbrikal plus. posisi fungsional atau posisi lumbrikal plus. – Tungkai bawah – panggul Tungkai bawah – panggul →→ ekstensi dan aduksi 15 ekstensi dan aduksi 15

derajat. derajat.

– Lutut Lutut →→ ekstensi. ekstensi.

– Kaki →Kaki → pergelangan kaki posisi netral atau 90 derajat pergelangan kaki posisi netral atau 90 derajat dipasang foot board atau Dennis Brown splint.

(17)

Bila terjadi kontraktur dilakukan tindakan

Bila terjadi kontraktur dilakukan tindakan

release bila perlu sebelum terbentuk kontraktur

release bila perlu sebelum terbentuk kontraktur

berat sebelum 6 bulan pasca rawatan.

berat sebelum 6 bulan pasca rawatan.

Tindakan berupa release kontraktur dan skin

Tindakan berupa release kontraktur dan skin

graft atau flap.

graft atau flap.

RELEASE RELEASE

(18)

C a t a t a n

C a t a t a n

Indikasi opname pd luka bakar pada dewasa

Indikasi opname pd luka bakar pada dewasa

→ >

→ >

20%.

20%.

Indikasi opname pd luka bakar pd orang tua dan

Indikasi opname pd luka bakar pd orang tua dan

anak-anak → 15%.

anak-anak → 15%.

Bisa dibawah dari persentase diatas bila luka

Bisa dibawah dari persentase diatas bila luka

bakar terdapat pada daerah-daerah yg vital spt

bakar terdapat pada daerah-daerah yg vital spt

alat kelamin, sendi, wajah, anus.

alat kelamin, sendi, wajah, anus.

Hipertopik scar → bila < 1 thn.

Hipertopik scar → bila < 1 thn.

Keloid → bila luka tdk sembuh dlm setahun atau >

Keloid → bila luka tdk sembuh dlm setahun atau >

1 thn, (masih meninggalkan scar).

(19)

Kontraktur

Kontraktur

selalu di tempat yg bergerak / persendian.

selalu di tempat yg bergerak / persendian.

Luka bakar < 8 jam

Luka bakar < 8 jam

→ cuci di kamar operasi.

→ cuci di kamar operasi.

Pada luka bakar, panas paling lama tersimpan

Pada luka bakar, panas paling lama tersimpan

ditulang.

ditulang.

24 jam I pd luka bakar listrik pasien sebaiknya

24 jam I pd luka bakar listrik pasien sebaiknya

dirawat di ICCU → periksa/pantau jantung &

dirawat di ICCU → periksa/pantau jantung &

elektrolit.

elektrolit.

(20)

Manifestasi udema pd luka bakar → 8 – 24

Manifestasi udema pd luka bakar → 8 – 24

jam.

jam.

Dipilih silversulfadiazin cream karena:

Dipilih silversulfadiazin cream karena:

Silver → logam berat yg membawa antibiotik

Silver → logam berat yg membawa antibiotik

(sulfadiazin) ke jar.sehat.

(sulfadiazin) ke jar.sehat.

Cream → air + oil → mengikis jar mati.

Cream → air + oil → mengikis jar mati.

Luka bakar:

Luka bakar:

Grade IIA

Grade IIA

: sembuh tanpa cacat (± 3 minggu).

: sembuh tanpa cacat (± 3 minggu).

Grade IIB

Grade IIB

: sembuh dgn parut.

: sembuh dgn parut.

Grade III

Grade III

: tidak sembuh → harus skin graf.

: tidak sembuh → harus skin graf.

Grade II & III

Grade II & III

: sering terjadi kontraktur.

: sering terjadi kontraktur.

(21)

Infeksi dpt terjadi pd pasien luka bakar listrik

Infeksi dpt terjadi pd pasien luka bakar listrik

biarpun tdk ada luka terbuka.

biarpun tdk ada luka terbuka.

Luka bakar listrik

Luka bakar listrik

→ bisa terjadi mioglobinuria

→ bisa terjadi mioglobinuria

krn jar.otot yg dilalui arus listrik akan

krn jar.otot yg dilalui arus listrik akan

mengalami kerusakan → maka menghasilkan

mengalami kerusakan → maka menghasilkan

mioglobin (terdapat pd otot) → lalu mioglobin

mioglobin (terdapat pd otot) → lalu mioglobin

(BM ↑↑) akan terjaring di ginjal → terjadi akut

(BM ↑↑) akan terjaring di ginjal → terjadi akut

tubular nekrosis → GGA.

tubular nekrosis → GGA.

periksa ureum-creatinin → ulang pd hari III.

periksa ureum-creatinin → ulang pd hari III.

Early skin graft

Early skin graft

gunanya u/ menghindari penguapan/evavorasi

gunanya u/ menghindari penguapan/evavorasi

berlebihan krn luka bakar → biasanya 3 hari

berlebihan krn luka bakar → biasanya 3 hari

setelah pasien stabil.

(22)

Alternatif yg digunakan bila donor sedikit tapi

Alternatif yg digunakan bila donor sedikit tapi

dibutuhkan penutupan luka yg luas:

dibutuhkan penutupan luka yg luas:

Kulit donor ditanam/kultur sedikit jarang

Kulit donor ditanam/kultur sedikit jarang

(dipotong potong)

(dipotong potong)

dgn alat yg bisa memotong-motong kulit

dgn alat yg bisa memotong-motong kulit

secara simetris.

secara simetris.

Dgn lapisan amnion.

Dgn lapisan amnion.

Luka bakar

Luka bakar

u/ mencegah kontraktur sebaiknya

u/ mencegah kontraktur sebaiknya

dipasang spalk pd sendi yg terkena terutama

dipasang spalk pd sendi yg terkena terutama

pd 2 minggu pertama.

pd 2 minggu pertama.

Indikasi rawat luka bakar: > 20%.

Indikasi rawat luka bakar: > 20%.

(23)

Luka bakar listrik:

Luka bakar listrik:

Rabdomiolisis

Rabdomiolisis

→ pelepasan mioglobin (dpt

→ pelepasan mioglobin (dpt

menyebabkan gagal ginjal) ↔ mioglobinuria.

menyebabkan gagal ginjal) ↔ mioglobinuria.

Bila urin berwarna gelap → mungkin urin

Bila urin berwarna gelap → mungkin urin

mengandung hemokromotogens.

mengandung hemokromotogens.

Bila setelah resusitasi urin belum jernih →

Bila setelah resusitasi urin belum jernih →

beri 25 gr manitol kemudian 12,5 gr manitol

beri 25 gr manitol kemudian 12,5 gr manitol

per tiap penambahan 1 liter cairan ↔ utk

per tiap penambahan 1 liter cairan ↔ utk

mempertahankan diuresis.

mempertahankan diuresis.

Bila asidosis metabolik → beri BicNat u/

Bila asidosis metabolik → beri BicNat u/

membuat urin menjadi alkalis &

membuat urin menjadi alkalis &

meningkatkan kelarutan mioglobin dalam

meningkatkan kelarutan mioglobin dalam

urin.

urin.

(24)

KONTRAKTUR

KONTRAKTUR

• Adalah suatu kelainan berupa kontraksi yg menetap Adalah suatu kelainan berupa kontraksi yg menetap pada daerah – daerah di tubuh akibat regangan

pada daerah – daerah di tubuh akibat regangan parut pasca penyembuhan luka sehingga dapat parut pasca penyembuhan luka sehingga dapat

menyebabkan gangguan / terbatasnya gerak. menyebabkan gangguan / terbatasnya gerak. • Biasa terjadi pada lipatan sendi spt pada leher, Biasa terjadi pada lipatan sendi spt pada leher,

axilla, siku, lutut, pergelangan dan jari. axilla, siku, lutut, pergelangan dan jari.

KONTRAKTUR POST BURN INJURY

(25)

PENANGANAN KONTRAKTUR

PENANGANAN KONTRAKTUR

• Untuk kontraktur linier dpt diatasi dgn tehnik Z plasti Untuk kontraktur linier dpt diatasi dgn tehnik Z plasti → dgn tehnik ini akan didapatkan pemanjangan luka. → dgn tehnik ini akan didapatkan pemanjangan luka. • Untuk kontraktur difus dilakukan eksisi parut serta Untuk kontraktur difus dilakukan eksisi parut serta

release sampai betul – betul didapatkan posisi yg release sampai betul – betul didapatkan posisi yg bebas.

(26)

Z-plasty. Z-plasty.

Transposing the flaps of a Z-plasty lengthens the central limb and also Transposing the flaps of a Z-plasty lengthens the central limb and also narrows the involved scar by the medial transposition of the flaps. The narrows the involved scar by the medial transposition of the flaps. The flap tips should be incised perpendicular to the central limb for a short flap tips should be incised perpendicular to the central limb for a short

distance to supply more tissue and enhance the blood supply. Following distance to supply more tissue and enhance the blood supply. Following

transposition, the more irregular borders help to camouflage the scar. transposition, the more irregular borders help to camouflage the scar.

(27)

Raw Surface / Defek dapat ditutup dgn:

Raw Surface / Defek dapat ditutup dgn:

Skin Graft.

Skin Graft.

Split Thickness Skin Graft (STSG)Split Thickness Skin Graft (STSG) → Dilakukan bila → Dilakukan bila defek yg timbul cukup luas. Secara tehnik lebih defek yg timbul cukup luas. Secara tehnik lebih mudah dan lebih cepat.

mudah dan lebih cepat.

Full Thickness Skin Graft (FTSG)Full Thickness Skin Graft (FTSG) → Dilakukan utk → Dilakukan utk defek yg tidak luas. Secara estetik lebih baik.

(28)

Skin Flap.

Skin Flap.

Flap lokalFlap lokal Tehnik bedah mikro. Tehnik bedah mikro. • Flap bebas (free flap)Flap bebas (free flap) Tergantung letak & Tergantung letak &

besar defek. besar defek. →

→ Dilakukan untuk menutup defek daerah yg mempunyai Dilakukan untuk menutup defek daerah yg mempunyai kencenderungan utk kontraktur kembali karena posisi

kencenderungan utk kontraktur kembali karena posisi

anatominya, mis: leher dan axilla.

anatominya, mis: leher dan axilla.

Juga bila mengharapkan kualitas kulit yg lebih baik, mis:

Juga bila mengharapkan kualitas kulit yg lebih baik, mis:

leher dan wajah.

(29)

Khusus daerah leher

Khusus daerah leher

→ setelah skin graft pasang

→ setelah skin graft pasang

collar brace selama masa pematangan luka

collar brace selama masa pematangan luka

sampai 3 atau 6 bulan → utk mencegah

sampai 3 atau 6 bulan → utk mencegah

kontraktur ulang.

kontraktur ulang.

Bila tendon telah memendek saat release

Bila tendon telah memendek saat release

dilakukan tendon Graft atau tendon transfer.

dilakukan tendon Graft atau tendon transfer.

Bila kontraktur telah melibatkan sendi

Bila kontraktur telah melibatkan sendi

→ dilakukan pemotongan kapsul sendi di daerah

dilakukan pemotongan kapsul sendi di daerah

volar (Kapsulotomi) atau kalau perlu dilakukan

volar (Kapsulotomi) atau kalau perlu dilakukan

eksisi sebagian kapsul sendi bagian volar.

eksisi sebagian kapsul sendi bagian volar.

Bila permukaan sendi sudah berubah atau rusak

Bila permukaan sendi sudah berubah atau rusak

→ dilakukan Atrodosis (penyatuan ujung tulang

dilakukan Atrodosis (penyatuan ujung tulang

sendi akibat sendi tersebut kaku dan posisi diatur

sendi akibat sendi tersebut kaku dan posisi diatur

fungsional) utk stabilisasi sendi , dapat dilakukan

fungsional) utk stabilisasi sendi , dapat dilakukan

Pseudoatrosis agar persendian tsb dpt berfungsi.

Pseudoatrosis agar persendian tsb dpt berfungsi.

(30)

C a t a t a n

C a t a t a n

Istilah keberhasilan STSG → tie over.

Istilah keberhasilan STSG → tie over.

Graft: pemindahan jar tanpa mengikuti

Graft: pemindahan jar tanpa mengikuti

pembuluh darah dibawahnya.

pembuluh darah dibawahnya.

Flap: pemindahan jar disertai dgn jaringan

Flap: pemindahan jar disertai dgn jaringan

atau pembuluh darah dibawahnya.

atau pembuluh darah dibawahnya.

Luka bakar

Luka bakar

→ kulit sudah tidak ada → indikasi

→ kulit sudah tidak ada → indikasi

graft (langsung lakukan, jangan menunggu

graft (langsung lakukan, jangan menunggu

parut matang).

parut matang).

Pada decubitus yg dalam dgn tulang sacrum

Pada decubitus yg dalam dgn tulang sacrum

yg ekspose → lakukan flap → graft tdk bisa

yg ekspose → lakukan flap → graft tdk bisa

karena jaringan tdk bisa hidup diatas tulang.

karena jaringan tdk bisa hidup diatas tulang.

(31)

SKIN GRAFT

SKIN GRAFT

Macam skin graft:

Macam skin graft:

– AutograftAutograft : berasal dari tubuh yg sama.: berasal dari tubuh yg sama.

– AllograftAllograft : disebut homograft berasal : disebut homograft berasal dari spesies yg

dari spesies yg sama. sama.

– XenograftXenograft : disebut heterograft berasal dari : disebut heterograft berasal dari spesies yg

spesies yg berbeda. berbeda.

Pembagian skin graft:

Pembagian skin graft:

– Split Thickness Skin Graft (STSG), terbagi menjadi:Split Thickness Skin Graft (STSG), terbagi menjadi:

• Thin Split Thickness Skin Graft.Thin Split Thickness Skin Graft.

• Intermediate/medium Split Thickness Skin Graft.Intermediate/medium Split Thickness Skin Graft. • Thick Split Thickness Skin Graft.Thick Split Thickness Skin Graft.

(32)
(33)

Semakin tipis skin graft (STSG)

Semakin tipis skin graft (STSG)

→ semakin mudah

→ semakin mudah

hidupnya (“Take”), tapi semakin besar daya

hidupnya (“Take”), tapi semakin besar daya

kontraksinya karena pemberian nutrisi dari

kontraksinya karena pemberian nutrisi dari

vasculer daerah resipien lebih cepat, daerah donor

vasculer daerah resipien lebih cepat, daerah donor

sendiri akan lebih cepat sembuh (berepitelisasi).

sendiri akan lebih cepat sembuh (berepitelisasi).

FTSG secara penampakan akan terlihat lebih baik

FTSG secara penampakan akan terlihat lebih baik

karena kwalitas dan warna kulitnya mendekati

karena kwalitas dan warna kulitnya mendekati

normal, daya kontraksinya minimal, tapi daerah

normal, daya kontraksinya minimal, tapi daerah

donor tidak bisa sembuh sendiri karena seluruh

donor tidak bisa sembuh sendiri karena seluruh

elemen kulit telah diambil jadi harus ditutup

elemen kulit telah diambil jadi harus ditutup

primer.

(34)

Secara umum dapat dikatakan skin graft

Secara umum dapat dikatakan skin graft

merupakan indikasi untuk setiap luka yg tidak

merupakan indikasi untuk setiap luka yg tidak

dapat ditutup primer.

dapat ditutup primer.

Revascularisasi skin graft terjadi secara proses

Revascularisasi skin graft terjadi secara proses

tunggal atau gabungan dari beberapa proses

tunggal atau gabungan dari beberapa proses

yaitu:

yaitu:

1.

1. Hubungan langsung antara donor dgn pembuluh Hubungan langsung antara donor dgn pembuluh darah resepien (inokulasi).

darah resepien (inokulasi). 2.

2. Pertumbuhan ke dalam dari resipien ke dalam Pertumbuhan ke dalam dari resipien ke dalam saluran endotelial kulit donor.

saluran endotelial kulit donor. 3.

3. Penetrasi dari resipien ke dalam skin graft yg Penetrasi dari resipien ke dalam skin graft yg membentuk saluran endotelial baru.

(35)

Split Thickness Skin Graft (STSG)

Split Thickness Skin Graft (STSG)

Metode paling banyak digunakan.

Metode paling banyak digunakan.

Dapat merupakan terapi definitif maupun

Dapat merupakan terapi definitif maupun

temporer sambil menunggu prosedur tindakan

temporer sambil menunggu prosedur tindakan

berikutnya yg lebih sempurna.

berikutnya yg lebih sempurna.

Merupakan indikasi pada raw surface yg luas.

Merupakan indikasi pada raw surface yg luas.

Pengambilan bahan utk STSG:

Pengambilan bahan utk STSG:

– Dapat dilakukan dgn pisau bedah biasa (no 22).Dapat dilakukan dgn pisau bedah biasa (no 22).

– Dengan Humby Knife. Dengan Humby Knife. Ketebalan pengambilan kulit Ketebalan pengambilan kulit dapat

dapat

– Dengan Dermatoma. Dengan Dermatoma. diatur sesuai dgn ukuran yg tersedia diatur sesuai dgn ukuran yg tersedia

Pemilihan daerah donor

Pemilihan daerah donor

→ dapat dimana saja,

→ dapat dimana saja,

pada umumnya pada sebelah lateral.

(36)

Penempelan STSG:

Penempelan STSG:

Kulit ditempelkan pd daerah resipien yg

Kulit ditempelkan pd daerah resipien yg

telah dipersiapkan (bersih, tdk ada

telah dipersiapkan (bersih, tdk ada

perdarahan atau bekuan darah).

perdarahan atau bekuan darah).

Lalu dilakukan penjahitan dgn benang non

Lalu dilakukan penjahitan dgn benang non

absorble 4.0 atau 5.0 pd pinggir kulit agar

absorble 4.0 atau 5.0 pd pinggir kulit agar

graft tdk bergeser.

graft tdk bergeser.

Diatas kulit diberi tulle dilapisi kasa lembab

Diatas kulit diberi tulle dilapisi kasa lembab

atau kasa steril dan diikat dgn benang agar

atau kasa steril dan diikat dgn benang agar

kasa atau kapas tsb tidak bergarak dan

kasa atau kapas tsb tidak bergarak dan

terfiksir dgn menggunakan “tie over”.

terfiksir dgn menggunakan “tie over”.

Untuk membantu keberhasilan prosedur

Untuk membantu keberhasilan prosedur

skin graft perlu dilakukan balut tekan dgn

skin graft perlu dilakukan balut tekan dgn

elastik verband.

elastik verband.

(37)

Split Thickness Skin Graft

Split Thickness Skin Graft

Keuntungan:

Keuntungan:

. Kemungkinan take lebih besar. . Kemungkinan take lebih besar.

. Dapat dipakai menutup defeck yang luas. . Dapat dipakai menutup defeck yang luas.

.Donor dapat diambil dari kulit tubuh mana saja. .Donor dapat diambil dari kulit tubuh mana saja.

. Daerah donor dapat sembuh sendiri. . Daerah donor dapat sembuh sendiri.

Kerugian:

Kerugian:

.

. Punya kecenderungan kontraksi lebih besar.Punya kecenderungan kontraksi lebih besar.

. Berkecenderungan terjadi perubahan warna. . Berkecenderungan terjadi perubahan warna.

. Permukaan kulit mengkilap. . Permukaan kulit mengkilap.

Secara estetik kurang baik. Secara estetik kurang baik.

(38)

Full Thickness Skin Graft (FTSG)

Full Thickness Skin Graft (FTSG)

Meliputi seluruh ketebalan kulit maka

Meliputi seluruh ketebalan kulit maka

proses revascularisasi yg terjadi lebih lama

proses revascularisasi yg terjadi lebih lama

oleh karena itu lemak yg melekat harus

oleh karena itu lemak yg melekat harus

dibuang (Trimming) dan dibutuhkan

dibuang (Trimming) dan dibutuhkan

kondisi suplai darah yg optimal.

kondisi suplai darah yg optimal.

Penggunaan FTSG:

Penggunaan FTSG:

1.

1.

Untuk mengisi defek daerah wajah.

Untuk mengisi defek daerah wajah.

2.

2.

Menutup daerah yg tidak menginginkan

Menutup daerah yg tidak menginginkan

terjadinya pigmentasi pasca bedah.

terjadinya pigmentasi pasca bedah.

3.

(39)

Pengambilan FTSG:

Pengambilan FTSG:

Diambil dari daerah donor sesuai kebutuhan

Diambil dari daerah donor sesuai kebutuhan

di daerah resepien menggunakan pola yg

di daerah resepien menggunakan pola yg

telah dibuat sebelumnya

telah dibuat sebelumnya

(kasa lembab yg tercetak darah dari

(kasa lembab yg tercetak darah dari

daerah defek resipien).

daerah defek resipien).

Donor dari:

Donor dari:

•Retroauricular.Retroauricular.

•Supraclavicular.Supraclavicular.

•Bagian atas kelopak mata. Bagian atas kelopak mata.

•Perut atau inguinal. Perut atau inguinal.

•Daerah lipatan: Daerah lipatan:

– Lipat siku depan. Lipat siku depan.

– Lipat pergelangan volar. Lipat pergelangan volar. – Lipat paha. Lipat paha.

Daerah tubuh Daerah tubuh yg tersembunyi yg tersembunyi atau atau

yg dapat tertutup pakaian.

(40)

Cara pengambilan:

Cara pengambilan:

Eksisi daerah donor sesuai pola dgn ketebalan

Eksisi daerah donor sesuai pola dgn ketebalan

tepat diatas jaringan lemak, di daerah dermal

tepat diatas jaringan lemak, di daerah dermal

subdermal junction.

subdermal junction.

Buang jaringan lemak yg ikut terangkat dgn

Buang jaringan lemak yg ikut terangkat dgn

menggunakan gunting.

menggunakan gunting.

Defek donor ditutup secara primer dgn

Defek donor ditutup secara primer dgn

terlebih dahulu melakukan undermining.

terlebih dahulu melakukan undermining.

Penutupan defek pada daerah resipien

Penutupan defek pada daerah resipien

dilakukan setelah prosedur hemostasis

dilakukan setelah prosedur hemostasis

sempurna.

sempurna.

Untuk menjamin kontak skin graft dgn resipien

Untuk menjamin kontak skin graft dgn resipien

ditambah jahitan kasur diatas skin graft.

(41)

Untuk mencegah hematoma / seroma

Untuk mencegah hematoma / seroma

dibuat sayatan kecil multiple pada skin

dibuat sayatan kecil multiple pada skin

graft.

graft.

Graft yg ditempel dijahit, ditutup dgn kasa

Graft yg ditempel dijahit, ditutup dgn kasa

tebal dan dilakukan tie over.

tebal dan dilakukan tie over.

Setelah dibalut dipasang elastic verband.

Setelah dibalut dipasang elastic verband.

Jika perlu dipasang split utk membatasi

Jika perlu dipasang split utk membatasi

gerak pd graft yg terletak pada persendian.

gerak pd graft yg terletak pada persendian.

Keuntungan FTSG:

Keuntungan FTSG:

– Tendensi kontraksi lebih baik.Tendensi kontraksi lebih baik.

– Tendensi terjadinya pigmentasi lebih sedikit.Tendensi terjadinya pigmentasi lebih sedikit. – Tidak mengkilap.Tidak mengkilap.

(42)

Perawatan pasca bedah:

Perawatan pasca bedah:

Dalam 24 – 48 jam lihat secara berhati-hati

Dalam 24 – 48 jam lihat secara berhati-hati

apakah ada seroma dibawah graft yg akan

apakah ada seroma dibawah graft yg akan

menghalangi terjadinya “take”.

menghalangi terjadinya “take”.

Bila terdapat seroma / hematoma di bawah

Bila terdapat seroma / hematoma di bawah

graft harus segera dievacuasi dgn melakukan

graft harus segera dievacuasi dgn melakukan

insisi pada graft tepat diatas hematoma.

insisi pada graft tepat diatas hematoma.

Selanjutnya dilakukan balut tekan kembali.

Selanjutnya dilakukan balut tekan kembali.

Bila tidak terdapat hematoma serta telah

Bila tidak terdapat hematoma serta telah

dilakukan fiksasi dgn baik, evaluasinya

dilakukan fiksasi dgn baik, evaluasinya

dilakukan hari ke 5.

dilakukan hari ke 5.

Dinilai take penderita dapat dipulangkan dan

Dinilai take penderita dapat dipulangkan dan

kontrol setiap 2 hari sekali .

(43)

FRAKTUR MAXILOFACIAL

FRAKTUR MAXILOFACIAL

• Suatu kelainan yg timbul akibat trauma dan Suatu kelainan yg timbul akibat trauma dan menyebabkan fraktur pd tulang wajah.

menyebabkan fraktur pd tulang wajah.

• Tulang-tulang muka umumnya pipih, hanya pada Tulang-tulang muka umumnya pipih, hanya pada

beberapa bagian yang tebal, fraktur tulang wajah harus beberapa bagian yang tebal, fraktur tulang wajah harus segera dikoreksi dalam 1-2 minggu bila tidak akan

segera dikoreksi dalam 1-2 minggu bila tidak akan

sangat sukar di reposisi karena proses kalsifikasi tulang sangat sukar di reposisi karena proses kalsifikasi tulang muka yang relatif baik.

muka yang relatif baik.

• Sering disertai pula dgn adanya cedera kepala.Sering disertai pula dgn adanya cedera kepala.

• Prinsip terapi: tindakan dilakukan secepatnya, tetapi Prinsip terapi: tindakan dilakukan secepatnya, tetapi

bila tidak memungkinkan sebaiknya dilakukan sebelum bila tidak memungkinkan sebaiknya dilakukan sebelum hari ke 7 pasca trauma.

hari ke 7 pasca trauma.

• Fr maxillofacial bisa terjadi gangguan fungsi dan atau Fr maxillofacial bisa terjadi gangguan fungsi dan atau gangguan estetik.

gangguan estetik.

• Secara umum dilakukan penanganan spt menangani Secara umum dilakukan penanganan spt menangani kasus gawat darurat sesuai ATLS.

(44)

Wajah tersusun dari 14

Wajah tersusun dari 14

tulang:

tulang:

1. 1. Mandible (1)Mandible (1) 2. 2. Vomer (1)Vomer (1) 3. 3. Maxilla (2)Maxilla (2) 4. 4. Zygomata (2)Zygomata (2) 5. 5. Nasal (2)Nasal (2) 6. 6. Lacrimals (2)Lacrimals (2) 7. 7. Palatines (2)Palatines (2) 8.

8. Inferior Nasal Conchae Inferior Nasal Conchae (2) (2)

Fraktur tulang

Fraktur tulang

wajah:

wajah:

– Fraktur nasal.Fraktur nasal. – Fraktur zygoma.Fraktur zygoma.

– Fraktur mandibula. Fraktur mandibula. – Fraktur maxilla:Fraktur maxilla:

• Le fort I: transversal.Le fort I: transversal. • Le fort II: pyramidal.Le fort II: pyramidal. • Le fort III: craniofacial Le fort III: craniofacial

disjunction.

disjunction.

– Fraktur orbita dan Fraktur orbita dan

blow out fracture

blow out fracture – Frontal Sinus and Frontal Sinus and

Nasoethmoidal

(45)
(46)

Cranial Cranial Faci al Faci al

(47)

Pemeriksaa klinis:

Pemeriksaa klinis:

Gejala yg timbul:

Gejala yg timbul:

•Luka/jejas di wajah Luka/jejas di wajah → adanya riwayat trauma → adanya riwayat trauma wajah.

wajah. •Nyeri.Nyeri.

•Udema.Udema.

•Deformitas / asimetris wajah.Deformitas / asimetris wajah.

•Echymosis.Echymosis.

•Maloklusi.Maloklusi.

•Anestesia / hipoaestesia.Anestesia / hipoaestesia.

•Perdarahan hidung atau mulut.Perdarahan hidung atau mulut.

•Diplopia.Diplopia.

•Enofthalmus.Enofthalmus.

•Movement of dental arches.Movement of dental arches.

•Fractured / Avulsed / Mobile teeth.Fractured / Avulsed / Mobile teeth.

(48)

Pemeriksaan foto Rontgen :

Pemeriksaan foto Rontgen :

Foto scheadel AP/lateral.

Foto scheadel AP/lateral.

Foto waters: posisi PA dengan kepala

Foto waters: posisi PA dengan kepala

tengadah, untuk penilaian:

tengadah, untuk penilaian:

– sinus maxilaris.sinus maxilaris. – Maxilla.Maxilla.

– Orbita.Orbita.

– arcus zigoma.arcus zigoma.

Foto Reverse waters: posisi mento-

Foto Reverse waters: posisi

mento-occipito untuk melihat:

occipito untuk melihat:

– tulang-tulang wajah dengan baik.tulang-tulang wajah dengan baik. – akan terlihat patah tulang orbita.akan terlihat patah tulang orbita. – sinus maxillaris.sinus maxillaris.

(49)

Structure

Structure

Best View

Best View

Mandible

Mandible Condyle/CoronoidCondyle/Coronoid Lateral Lateral Oblique Oblique Ramus/Body

Ramus/Body WatersWaters

Condyle & Neck

Condyle & Neck Reverse Reverse Townes Townes Symphysis

Symphysis OcclusalOcclusal Symphysis/Body/Ra

Symphysis/Body/Ra mus

mus PanoramicPanoramic Maxilla & Zygoma

Maxilla & Zygoma WatersWaters

Lateral Lateral Frontal & Orbital

Frontal & Orbital Floor

Floor CaldwellCaldwellWatersWaters

Radiographic Examination

Radiographic Examination

(50)

Posterior – Anterior View

(51)

Lateral View

(52)

Waters Radiograph Waters Radiograph

(53)

Towne View of the Posterior

(54)

Panoramic View of the jaw & facial bone

(55)

Mid-face fracture Mid-face fracture Le Fort II. Le Fort II. Additional diastasis of Additional diastasis of the left the left zygomaticofrontal zygomaticofrontal

suture (green arrow).

(56)

Infra-orbital fracture. Infra-orbital fracture. (a)

(a)‘‘Teardrop’ sign. Teardrop’ sign. (b) (b)Coronal CT Coronal CT demonstrating demonstrating the same. the same.

(57)

FRAKTUR NASAL

FRAKTUR NASAL

• Sangat akurat dengan hanya pemeriksaan klinis saja, sering Sangat akurat dengan hanya pemeriksaan klinis saja, sering X-foto tidak tampak garis fraktur. Ada deviasi posisi nasal, X-foto tidak tampak garis fraktur. Ada deviasi posisi nasal,

kadang septum fraktur dan deviasi. kadang septum fraktur dan deviasi.

• Dapat disertai dgn fraktur basis cranii.Dapat disertai dgn fraktur basis cranii.

• Harus segera di reposisi, tidak boleh lebih 2 minggu.Harus segera di reposisi, tidak boleh lebih 2 minggu. • Penanganan:Penanganan:

a.

a.Reposisi dgn forseps Walsham, forseps Asch atau Reposisi dgn forseps Walsham, forseps Asch atau Salinger.

Salinger. b.

b.Tampon Tampon → → Tampon dicabut hari ke 3 – 5.Tampon dicabut hari ke 3 – 5. c.

c.Gips kupu-kupu Gips kupu-kupu → → Gips dipertahankan sampai 10 – 14 Gips dipertahankan sampai 10 – 14 hari.

hari. →

→ Sangat dianjurkan tindakan ini dilakukan dalam Sangat dianjurkan tindakan ini dilakukan dalam narkose umum.

(58)

FRAKTUR ZIGOMA

FRAKTUR ZIGOMA

• Tampak pipi yang rendah Tampak pipi yang rendah garis fraktur sering juga garis fraktur sering juga melalui orbital floor. Posisi melalui orbital floor. Posisi ini sering menjepit soft ini sering menjepit soft

tissue otot mata sehingga tissue otot mata sehingga penderita sering

penderita sering

mengalami komplikasi mengalami komplikasi

diplopia bila tidak dikoreksi. diplopia bila tidak dikoreksi.

• Bone graft kadang Bone graft kadang

diperlukan untuk menutup diperlukan untuk menutup defeck pada bagian bawah defeck pada bagian bawah rongga orbita.

(59)

Penanganan:

Penanganan:

a.

a.

Eksplorasi.

Eksplorasi.

b.

b.

Reposisi.

Reposisi.

c.

c.

Fiksasi dgn mini plate dan screw, wire.

Fiksasi dgn mini plate dan screw, wire.

d.

d.

Approach:

Approach:

a.

a. Semi open Semi open →→ Utk fraktur arcus zygoma dgn Utk fraktur arcus zygoma dgn Gillies Prosedure.

Gillies Prosedure. b.

(60)

Inspection of patient’s facial features from above

Inspection of patient’s facial features from above

may show flattening of cheek over area of

may show flattening of cheek over area of

zygomatic displacement.

(61)

Palpasi bimanual untuk fraktur

Palpasi bimanual untuk fraktur

zygoma

(62)

FRAKTUR MANDIBULA

FRAKTUR MANDIBULA

Fraktur akan disertai dislokasi fragment tulang

Fraktur akan disertai dislokasi fragment tulang

sesuai dengan insersi otot disana.

sesuai dengan insersi otot disana.

Terapi fraktur mandibula adalah dengan

Terapi fraktur mandibula adalah dengan

reposisi dan imobilisasi. Biasanya dipakai

reposisi dan imobilisasi. Biasanya dipakai

interdental fiksasi (arch bar) atau mini plate.

interdental fiksasi (arch bar) atau mini plate.

Barton

Barton

Bandage

(63)

PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK SECARA SECARA BIMANUAL BIMANUAL

(64)

Fracture Types

Fracture Types

Condylar 36 %.

Condylar 36 %.

Subcondylar.

Subcondylar.

Coronoid 3 %.

Coronoid 3 %.

Ramus 3 %.

Ramus 3 %.

Angle 20 %.

Angle 20 %.

Body 21 %.

Body 21 %.

Parasymphaseal.

Parasymphaseal.

Symphaseal 14 %.

Symphaseal 14 %.

Alveolar Ridge.

Alveolar Ridge.

(65)

The following types of radiographs are helpful in The following types of radiographs are helpful in

diagnosis of mandibular fractures: diagnosis of mandibular fractures:

a.

a. Panoramic radiographPanoramic radiograph →→ initial screening of patients is most initial screening of patients is most

effective with a panoramic radiograph, since it shows the entire effective with a panoramic radiograph, since it shows the entire mandible including the condyles.

mandible including the condyles.

b.

b. Lateral oblique radiographsLateral oblique radiographs →→ views of the mandible can be used views of the mandible can be used when obtaining a panoramic radiograph is not possible.

when obtaining a panoramic radiograph is not possible.

c.

c. Posteroanterior (PA) mandibular view.Posteroanterior (PA) mandibular view. d.

d. Reverse Towne viewReverse Towne view →→ choice for excluding condylar and choice for excluding condylar and subcondylar fractures.

subcondylar fractures.

e.

e. Mandibular occlusal view.Mandibular occlusal view. f.

f. Periapical radiographs.Periapical radiographs. g.

g. Temporomandibular joint views including tomography.Temporomandibular joint views including tomography. h.

h. CT scanCT scan →→ ideal for intracapsular and high neck condylar fractures. ideal for intracapsular and high neck condylar fractures.

Standard mandibular series should consist of at least a Standard mandibular series should consist of at least a panoramic radiograph, a PA view, and a reverse Towne panoramic radiograph, a PA view, and a reverse Towne

view. view.

(66)

Penanganan :

Penanganan :

Tujuan tindakan adalah pengembalian oklusi

Tujuan tindakan adalah pengembalian oklusi

spt sebelum trauma dapat dilakukan tindakan:

spt sebelum trauma dapat dilakukan tindakan:

IDW – IMW.

IDW – IMW.

IDW – IMW – IFW.

IDW – IMW – IFW.

Arch bar.

Arch bar.

Miniplate dan screw.

Miniplate dan screw.

Lag screw.

Lag screw.

Fiksasi dgn wire atau arch bar

Fiksasi dgn wire atau arch bar

dipertahankan

dipertahankan

selama 5 – 6 minggu.

selama 5 – 6 minggu.

• Catatan:Catatan:

– IDWIDW = Inter Dental Wire.= Inter Dental Wire.

– IMWIMW = Inter Mandibular Wire.= Inter Mandibular Wire. – IFWIFW = Inter Fragment Wire. = Inter Fragment Wire.

(67)

Know Champy Lines

Know Champy Lines

Uncomplicated, isolated mandible fractures heal Uncomplicated, isolated mandible fractures heal

uneventfully using smaller plates and screws placed uneventfully using smaller plates and screws placed along the lines of osteosynthesis as delineated by along the lines of osteosynthesis as delineated by Champy.

(68)

Arch - Ba r Arch - Ba r Pla te & scre w Pla te & scre w

Plate & screw + Arch - Bar Plate & screw + Arch - Bar

(69)

Pemasangan Arch - Bar

(70)

Type and Management

Type and Management

Symphaseal

Symphaseal Lag ScrewsLag Screws

ATAU ATAU 2.0 L Compression + TB 2.0 L Compression + TB Comminuted Symphaseal Comminuted Symphaseal Left Subcondylar

(71)

Parasymphaseal Parasymphaseal Two Miniplates ? Two Miniplates ? Comminuted Comminuted Parasymphaseal Parasymphaseal

2.4 Locking Recon Plate

2.4 Locking Recon Plate

with TB

(72)

Comminuted Body/Parasymph Comminuted Body/Parasymph

2.4 Locking Recon Plate

2.4 Locking Recon Plate

with MPs

with MPs

Symphaseal Symphaseal and Angle, 3

(73)

Disloc Angle Disloc Angle w/ Basal Triangle w/ Basal Triangle

2.4 Locking Recon Plate

2.4 Locking Recon Plate

with 2.0 MP

with 2.0 MP

Edentulous Body Edentulous Body

Fracture

Fracture Infected Angle Infected Angle FractureFracture

2.4 Locking Recon Plate

2.4 Locking Recon Plate

4 screws

4 screws

2.4 Locking Recon Plate

2.4 Locking Recon Plate 2.4 Locking Recon Plate

(74)

Biasanya disertai dgn orbital fraktur

Biasanya disertai dgn orbital fraktur

– Resiko yg serius karena ganguan Resiko yg serius karena ganguan

(bleeding & edema) (bleeding & edema)

– Bisa kontraindikasi utk pemasangan NGT Bisa kontraindikasi utk pemasangan NGT atau nasotracheal intubation

atau nasotracheal intubation

Klinis:

Klinis:

– Edema, Epistaxis, “Numb upper teeth”.Edema, Epistaxis, “Numb upper teeth”. – Unstable maxilla, CSF rhinorrhea.Unstable maxilla, CSF rhinorrhea.

– Facial appearance:Facial appearance:

Donkey face” (lengthening).Donkey face” (lengthening).Pumpkin face” (edema).Pumpkin face” (edema).

Nasal flattening.Nasal flattening.

FRAKTUR MAXILLA

FRAKTUR MAXILLA

Pain. Pain. Swelling. Swelling. Deep lacerations. Deep lacerations. Limited ocular Limited ocular Movement. Movement. Facial asymmetry. Facial asymmetry. Crepitus. Crepitus. Deviated nasal Deviated nasal septum. septum. Bleeding. Bleeding. Depression on Depression on Palpation. Palpation. Malocclusion. Malocclusion. Blurred vision. Blurred vision. Diplopia. Diplopia. Broken or Missing Broken or Missing teeth. teeth.

(75)

Manageme

Manageme

nt

nt

Spinal motion restriction.Spinal motion restriction.

• Airway is the most difficult and most critical priority.Airway is the most difficult and most critical priority. • Consider Early Intubation.Consider Early Intubation.

• Surgical Airway may be the only alternative but Surgical Airway may be the only alternative but NEVER the first consideration.

NEVER the first consideration. • Suction & Control Bleeding.Suction & Control Bleeding.

• Critical trauma patient - Transport accordingly.Critical trauma patient - Transport accordingly.

• Dapat diperiksa dari bagian apek kepala, tampak Dapat diperiksa dari bagian apek kepala, tampak tulang muka deviasi.

tulang muka deviasi.

• Dengan memegang alveolar gigi dengan tangan Dengan memegang alveolar gigi dengan tangan kanan dan fiksasi frontal / tekan kepala dengan kanan dan fiksasi frontal / tekan kepala dengan

tangan kiri, goyangkan alveolarnya. Bila fraktur tulang tangan kiri, goyangkan alveolarnya. Bila fraktur tulang

maksila akan terlihat pergerakan tulang maksila saat maksila akan terlihat pergerakan tulang maksila saat

digoyang alveolar digoyang alveolar

(76)

Fraktur tulang maxilla dapat digolongkan

Fraktur tulang maxilla dapat digolongkan

menjadi 3 tingkat menurut Le Fort:

menjadi 3 tingkat menurut Le Fort:

• Le Fort I Le Fort I

Patah tulang horizontal dibawah septum nasi dengan Patah tulang horizontal dibawah septum nasi dengan segmen yang tidak stabil dari palatum, processus

segmen yang tidak stabil dari palatum, processus alveolar sebagian sinus maxillaris, bagian bawah alveolar sebagian sinus maxillaris, bagian bawah

dari processus pterygoideus os sphenoidalis. dari processus pterygoideus os sphenoidalis. • Le Fort IILe Fort II

Menunjukkan fraktur bentuk piramid. Garis fraktur Menunjukkan fraktur bentuk piramid. Garis fraktur melintang pada pangkal hidung ke latero distal

melintang pada pangkal hidung ke latero distal melewati sutura zygomatico-maxillaris.

melewati sutura zygomatico-maxillaris. • Le Fort III.Le Fort III.

Garis fraktur paralel dengan dasar tengkorak Garis fraktur paralel dengan dasar tengkorak

sehingga tulang muka terlepas dasar tengkorak, sehingga tulang muka terlepas dasar tengkorak,

melewati sutura zigomatico-frontal, sutura melewati sutura zigomatico-frontal, sutura

maxillo-frontal, sutura naso-frontal dan dasar orbita. frontal, sutura naso-frontal dan dasar orbita.

(77)

LeFort I:

LeFort I:

Maxillary fracture

Maxillary fracture

with “free-floating” maxilla

with “free-floating” maxilla

LeFort II:

LeFort II:

Maxilla, zygoma, floor of orbit

Maxilla, zygoma, floor of orbit

and nose

and nose

LeFort III: Lower 2/3 of the face

(78)

Palatal fracture pattern Palatal fracture pattern classification:

classification: I.

I. Dentoalveolar.Dentoalveolar. II.

II. Sagittal.Sagittal. III.

III. Parasagittal.Parasagittal. IV.

IV. Para – alveolar.Para – alveolar. V.

V. Complex (not shown), i.e involving multiple Complex (not shown), i.e involving multiple fracture.

fracture. VI.

(79)

Penanganan:

Penanganan:

Lefort I dan lefort II reposisi dgn Rowe forseps,

Lefort I dan lefort II reposisi dgn Rowe forseps,

heaton william kemudian difiksasi dgn:

heaton william kemudian difiksasi dgn:

IDW – IMW / Archbar + suspensi, atau miniplate.

IDW – IMW / Archbar + suspensi, atau miniplate.

ini dipertahankan selama 5 – 6 minggu.

ini dipertahankan selama 5 – 6 minggu.

Lefort III dilakukan open reduction dan internal

Lefort III dilakukan open reduction dan internal

fixation.

fixation.

fiksasi dgn miniplate atau wire dan atau

fiksasi dgn miniplate atau wire dan atau

dilakukan suspensi.

dilakukan suspensi.

Pada fraktur Le Fort II dan III sering disertai

Pada fraktur Le Fort II dan III sering disertai

dengan fraktur basis hidung dan merusak

dengan fraktur basis hidung dan merusak

insersi cantus medialis, jadi matanya menjauh

insersi cantus medialis, jadi matanya menjauh

dari tengah.

dari tengah.

Pecahan tulang didaerah ini harus dikoreksi

Pecahan tulang didaerah ini harus dikoreksi

dengan reposisi dan fiksasi.

(80)

Le Fort I fracture : Le Fort I fracture :

Horizontal detachment of maxilla at level of nasal Horizontal detachment of maxilla at level of nasal

floor floor

(81)
(82)

Le Fort II fracture : Le Fort II fracture :

Fracture through maxillae, antra, nasal bane and Fracture through maxillae, antra, nasal bane and

infraorbital rims infraorbital rims

(83)
(84)

Le Fort III fracture (Craniofacial Dysjunction) : Le Fort III fracture (Craniofacial Dysjunction) :

Fracture through zygomatic bones and orbits, separating Fracture through zygomatic bones and orbits, separating

facial bones from cranial vault facial bones from cranial vault

(85)
(86)

FRAKTUR ORBITA DAN

FRAKTUR ORBITA DAN

BLOW – OUT FRACTURE

BLOW – OUT FRACTURE

• Biasanya disebabkan karena Biasanya disebabkan karena

trauma langsung pada bola mata. trauma langsung pada bola mata. • Tanda & gejala:Tanda & gejala:

– Flatness, numbness.Flatness, numbness.

– Epistaxis, altered vision.Epistaxis, altered vision. – Periorbital swelling.Periorbital swelling.

– Diplopia.Diplopia.

– Inophthalmos.Inophthalmos.

(87)

The bone orbital anatomy

The bone orbital anatomy

(88)
(89)

Blow – out Fracture:

Blow – out Fracture:

Downward displacement of the orbital floor with

Downward displacement of the orbital floor with

protrusion of orbital contents into the maxillary

protrusion of orbital contents into the maxillary

sinus.

sinus.

Caused by a force applied to the eye, which

Caused by a force applied to the eye, which

causes an increased intraorbital pressure.

causes an increased intraorbital pressure.

The elevated intraorbital pressure causes a

The elevated intraorbital pressure causes a

fracture at the weakest point (posterior medial

fracture at the weakest point (posterior medial

floor).

floor).

Treatment involves surgical repair of the defect in

Treatment involves surgical repair of the defect in

the orbital floor.

(90)

Orbital floor fracture

Orbital floor fracture

(91)

Clinical appearance of post traumatic

Clinical appearance of post traumatic

enopthalmos and hypoglobus

(92)

Surgical

Surgical

approaches to

approaches to

orbital

orbital

fractures

fractures

(93)

Penanganan:

Penanganan:

•Wire atau miniplate inter fragmen.Wire atau miniplate inter fragmen.

•Untuk penanganan muscle entrapment Untuk penanganan muscle entrapment (diplopia) dapat dilakukan eksplorasi dan (diplopia) dapat dilakukan eksplorasi dan

pembebasan 5 – 7 hari saat udema sudah pembebasan 5 – 7 hari saat udema sudah

hilang. hilang.

Repair of the defect in the orbital floor Repair of the defect in the orbital floor

(94)

FRAKTUR FRONTAL SINUS

FRAKTUR FRONTAL SINUS

DAN NASOETHMOIDAL

DAN NASOETHMOIDAL

Caused by a force applied to the anterior

Caused by a force applied to the anterior

aspect of the face.

aspect of the face.

Potentially dangerous (sharp edges can

Potentially dangerous (sharp edges can

penetrate dura resulting in leakage of CSF).

penetrate dura resulting in leakage of CSF).

Treatment is surgical reduction, fixation, and

Treatment is surgical reduction, fixation, and

repair of any damaged ligaments.

(95)

Drainage routes of the paranasal sinuses. Drainage routes of the paranasal sinuses.

The nasofrontal duct drains the frontal sinus into the The nasofrontal duct drains the frontal sinus into the

superior portion of the infundibulum. superior portion of the infundibulum.

(96)

CT – Scan of frontal sinus fracture CT – Scan of frontal sinus fracture

Depressed anterior wall fracture Depressed anterior wall fracture

(97)

Schematic of a depressed anterior

Schematic of a depressed anterior

frontal sinus wall fracture.

frontal sinus wall fracture.

The arrow point out an area of

The arrow point out an area of

mucosal entrapment between

mucosal entrapment between

bone fragment.

bone fragment.

Extension of a leceration into a pre – existing forehead rhytid may

Extension of a leceration into a pre – existing forehead rhytid may

provide adequate exposure of compound fractures of the frontal sinus.

(98)

Through and through fracture of the frontal sinus with Through and through fracture of the frontal sinus with

dural and cerebral injury. dural and cerebral injury.

(99)

Incision used for Incision used for exposure of the exposure of the frontal sinus.

frontal sinus.

(A) The Infrabrow (A) The Infrabrow incision. incision. (B) The Coronal (B) The Coronal incision. incision.

(100)

Fixation of bone Fixation of bone

fragments by: fragments by:

(A) Wire osteosynthesis. (A) Wire osteosynthesis.

Or Or (B) Miniplate rigid (B) Miniplate rigid fixation. fixation.

(101)

The “safe zone” for ligation of the superior sagittal sinus

The “safe zone” for ligation of the superior sagittal sinus

extends from foramen ceacum to the coronal suture line.

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang bahwa, berdasarkan pertim–bangan-pertimbangan di atas, meskipun Mahkamah berpendapat bahwa UU SJSN telah cukup memenuhi maksud Pasal 34 ayat (2) UUD 1945, dalam arti

Komponen lainnya yang memiliki peranan besar terhadap PDRB Pengeluaran DIY secara berturut-turut adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 28,96 persen; Pengeluaran

Dalam prakteknya, ketika terjadi pemotongan, diameter benda kerja akan selalu berkurang dan tingkat kedalaman pahat berubah-ubah sesuai dengan proses yang dilakukan sehingga

[r]

modulo m akan mempunyai banyak anggota yang sama, yaitu suatu. bilangan yang biasanya disimbulkan dengan fungsi

This paper outlines the results of the data process- ing and analysis technique used to estimate the spa- tially resolved LE flux and its spatial variability over cottonwoods in

kata lain t merupakan selesaian persekutuan dari semua kongruensi. linear

Gladkov introduce a computer tool to predict the distribution or possible adaptation of species on the basis of germplasm collection ac- cessions and the climate at the