• Tidak ada hasil yang ditemukan

: Menteri Negara PP & PA dan Kepala BNPB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ": Menteri Negara PP & PA dan Kepala BNPB"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

1 RISALAH RAPAT KERJA

KOMISI VIII DPR-RI DENGAN

KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

Masa Persidangan : II

Tahun Sidang : 2014-2015 Jenis Rapat : Rapat Kerja

Rapat Dengan : Menteri Negara PP & PA dan Kepala BNPB Sifat Rapat : Terbuka

Hari/tanggal : Selasa, 10 Februari 2015 Waktu : 10.00 WIB s/d Selesai

Ketua Rapat : DR. H. Saleh Partaonan Daulay, M.Ag., M.Hum., MA Sekretaris Rapat : Yanto Supriyanto, SH

Tempat : Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI

Acara : Membahas Alokasi APBN-P Tahun 2015 hasil Pembahasan Badan Anggaran DPR RI.

Hadir : 42 Anggota 2 izin JALANNYA RAPAT:

KETUA RAPAT (DR. H. SALEH PARTAONAN DAULAY, M.Ag., M.Hum., MA/F-PAN): Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Yang terhormat Saudara Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia beserta jajarannya,

Yang terhormat Saudara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana beserta jajarannya, Yang terhormat Saudara Pimpinan dan Anggota Komisi VIII DPR RI.

Pertama sekali mari kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT< Tuhan Yang Maha Kuasa karena pada hari ini kita masih diberi kesehatan serta kesempatan untuk mengikuti Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana beserta jajarannya.

Sebagaimana lazimnya dilakukan di Komisi VIII ini, sebelum kita memulai rapat kerja kita pada hari ini, mari sama-sama kita menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa seraya berdoa dengan

(2)

2 membacakan ummul kitab dan bagi yang memiliki agama dan kepercayaan yang lain kami harapkan untuk menyesuaikan. Al fatihah.

(MEMBACA SURAH AL FATIHAH) Berdoa selesai.

Hadirin yang saya hormati.

Pada kesempatan ini atas nama Komisi VIII DPR RI kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana beserta selruuh jajarannya yang telah memenuhi undangan kami untuk menghadiri dan mengikut rapat kerja pada hari ini.

Sesuai dengan agenda rapat-rapat DPR RI Masa Persidangan II Tahun 2014-2015 yang telah disahkan dalam Rapat Konsultasi sebagai ganti rapat Badan Musyawarah DPR RI pada tanggal 2 Desember 2014 serta sesuai dengan Keputusan Rapat Panja BPIH Komisi VIII DPR RI pada tanggal 14 Januari 2015, maka pada hari ini Selasa, 10 Februari 2015, Komisi VIII DPR RI menyelenggarakan rapat kerja dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana dengan agenda pembahasan alokasi APBNP tahun 2015 hasil pembahasan dari Badan Anggaran DPR RI.

Menurut laporan dari Sekretariat Komisi VIII DPR RI pada rapat kerja kali ini telah hadir 22 Anggota dari 44 Anggota Komisi VIII DPR RI. Hal ini berarti bahwa rapat ini telah dihadiri lebih dari separuh jumlah Anggota Komisi VIII DPR RI. Sesuai dengan Tata Tertib DPR RI Pasal 251 ayat (1), kuorum telah tercapai.

Atas persetujuan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana serta seluruh rekan-rekan Anggota Komisi VIII DPR RI maka dengan ini rapat saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 10.00 WIB) Adapun acara rapat pada hari ini adalah sebagai berikut: 1. Pengantar dari ketua rapat;

2. Penjelasan tentang pembahasan alokasi APBN-P tahun 2015, masih pembahasan dari Badan Anggaran DPR RI oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana;

3. Tanya jawab,

4. Kesimpulan, dan terakhir 5. Penutup.

Apakah acara tersebut bisa kita sepakati? Bisa kita setujui? F-PDIP (Drs. SAMSU NIANG, M.PD):

Belum. Bisa Pak Samsu Niang? KETUA RAPAT:

(3)

3 F-PDIP (Drs. SAMSU NIANG, M.PD):

Terima kasih.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pak ketua Komisi yang saya hormati dan teman-teman Anggota DPR yang saya hormati dan Badan Penanggulangan Bencana dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan yang saya hormati.

Barangkali Pak ketua, sebelum barangkali kita buka ini, perlu kejelasan apakah kedua badan penanggulangan bencana dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan ada penambahan anggaran atau tidak? Kalau tidak ada, buat apa kita rapat karena kita akan membahas ini kalau ada pembahasan. Kemarin kita sudah evaluasi anggaran 2014-2015, kalau tidak ada penambahan, hanya

copy paste untuk itu, saya kira buat apa kita ada rapat ini, tidak ada guna-gunanya Komisi VIII ini. Kita

sudah mendorong untuk penambahan anggaran terus Badan Anggaran tidak merespon, berarti kita tidak ada guna-gunanya ini kita membahas di Komisi VIII. Buat apa kita tiap hari ini meminta anggaran dan lain sebagainya untuk meningkatkan kinerja semua badan ini kalau tidak ada penambahan Pak. Saya kira ini distop saja ini pembahasan.

Terima kasih.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Samsu Niang. Ini belum apa-apa sudah mulai sedikit bersemangat. Pak Samsu dapilnya mana Pak? Tadi belum dijelaskan, Sulawesi Selatan I ya Pak? Oh II. Baik.

Hadirin yang saya hormati.

Saya pikir nanti akan dijelaskan Pak disini bahwa tugas DPR ini termasuk kalaupun misalnya tidak ada penambahan sebetulnya kan alokasi yang sudah ada itu mau ditaruh dimana? Itu harus dibicarakan disini Pak. Tidak mungkin Kementerian Lembaga itu tidak punya program, tidak punya anggaran, tutup mereka Pak besok. Karena itu tetap ada alokasi anggaran yang ada, yang jelas kan penambahannya mungkin ada yang sedikit, ada yang banyak, nanti kita dengarkan. Setelah saya bicara nanti dan kasih pengantar nanti Ibu Menteri dan Kepala Badan akan menyampaikan pertanyaan bapak tadi. Jadi Pak Samsu nanti bisa mempertanyakan.

Yang kedua, mungkin soal anggaran sebesar itu mau ditaruh kemana mungkin nanti kita dengarkan juga dari mereka. Yang jelas itu ada anggaran untuk yang akan dijelaskan kepada kita sehingga Anggota DPR bisa memantau, mengawasi dan melihat penggunaan anggaran tersebut. Sepakat ya?

F-PDIP (Drs. SAMSU NIANG, M.PD):

Cuma barangkali Pak ketua saya harus klarifikasi bahwa jangan juga seenaknya Badan Anggaran menentukan anggaran padahal semua keputusan-keputusan itu ada di komisi. Jadi usulan-usulan komisi itu juga harus direspon di Badan Anggaran sebagai penjewantahan hasil rapat kita di

(4)

4 komisi. Bayangkan rapat jam 10 sampai tengah malam, baru tidak dinilai disana, itu yang menjadi perhatian saya.

Terima kasih Pak ketua. KETUA RAPAT:

Saya minta kepada kawan-kawan, inikan kita dari representasi fraksi-fraksi yang ada dan masing-masing kita ada Anggota kita di Badan Anggaran itu. Usulan Pak Samsu ini tidak boleh disampaikan disini, tidak pas, nanti disampaikan di fraksi masing-masing untuk disampaikan di Badan Anggaran Pak. Saya kira itu betul, kalaupun ada misalnya tadi, pembicaraan yang tidak dibicarakan dengan komisi, saya sepakat tapi nanti mohon disampaikan di fraksi supaya disuarakan di Badan Anggaran Pak. Saya kalau tidak salah, Fraksi PDIP punya salah satu Pimpinan di Banggar, nanti mohon disampaikan, demikian juga kawan-kawan dari yang lain. Sepakat ya itu ya, disetujui ya supaya kita lanjutkan.

Baik, terima kasih Pak Samsu Niang yang sudah mulai dengan agak semangat dan berapi-api. Saya lanjutkan.

Hadirin yang saya hormati.

Perlu saya sampaikan bahwa sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2014 tentang MD3. Oh ya, belum tadi ya. Tadi kita setujui ya yang agenda kita hari ini? Setuju ya?

(RAPAT: SETUJU)

Baik, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2014 tentang MD3, jo. Peraturan Tata Tertib DPR RI tahun 2014 Pasal 58 ayat (1) disebutkan bahwa tugas Komisi adalah:

a. Mengadakan pembicaraan pendahuluan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang meliputi rencana kerja pemerintah serta rencana kerja dan anggaran Kementerian/Lembaga dalam ruang lingkup, tugas komisi dan usulan Anggota mengenai program pembangunan daerah pemilihan bersama dengan pemerintah.

b. Mengadakan pembahasan dan mengajukan usul penyempurnaan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara serta mengusulkan perubahan rencana kerja dan anggaran Kementerian dan lembaga yang termasuk dalam ruang lingkup tugas komisi dan usulan Anggota mengenai program pembangunan daerah pemilihan bersama dengan pemerintah. c. Membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi dan program kementerian/lembaga

yang menjadi mitra kerja komisi.

d. Menyampaikan hasil pembicaraan pendahuluan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan hasil pembahasan sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan huruf c kepada Badan Anggaran untuk sinkronisasi.

e. Membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi dan program kementerian/lembaga yang menjadi mitra kerja komisi berdasarkan hasil sinkronisasi alokasi anggaran kementerian/lembaga oleh Badan Anggaran.

f. Menyerahkan kembali kepada Badan Anggaran hasil pembahasan komisi sebagaimana dimaksud dalam huruf e untuk bahan akhir penetapan APBN, dan

g. Membahas dan menetapkan alokasi anggaran per program yang bersifat tahunan dan tahun jamak yang menjadi mitra komisi bersangkutan.

Jadi pembicaraan kita ini tetap saja sesuai dengan undang-undang dan ketentuan yang berlaku.

(5)

5 Lalu berikutnya berdasarkan ketentuan tersebut maka sebagaimana yang disampaikan oleh ibu menteri pada rapat kerja pada hari Selasa tanggal 20 Januari 2015 bahwa alokasi pagu tahun 2015 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah sebesar Rp217.719.899.000,-. Yang terdiri dari program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya sebesar Rp92.360.499.000,-. Yang kedua, program kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sebesar Rp67.466.600.000,- dan yang ketiga program perlindungan anak sebesar Rp57.885.800.000,-.

Kemudian dari total pagu tersebut, alokasi untuk dana dekonsentrasi sebesar Rp20 miliar yang akan diberikan kepada 28 provinsi. Adapun dana dekonsentrasi tersebut dialokasikan:

1. Untuk dana dekon program kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sebesar Rp10 miliar.

2. Dana dekon program perlindungan anak sebesar Rp10 miliar.

Selanjutnya, Kepala Badan Nasional Penangggulangan Bencana juga telah menyampaikan penjelasannya pada Raker tanggal 19 Januari 2015 bahwa alokasi anggaran tahun 2015, pagu awal adalah sebesar Rp1.681.081.850.000,- yaitu untuk program:

1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BNPB sebesar Rp210.353.950.000,-

2. Program peningkatan sarana prasarana aparatur BNPB sebesar Rp423.497.700.000,- 3. Program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur BNPB sebesar

Rp21.475.000.000,-

4. Program penanggulangan bencana sebesar Rp1.026.255.200.000,-.

Selanjutnya sesuai dengan penjelasan tertulis yang disampaikan pada rapat kerja hari ini, adanya self blocking terhadap biaya perjalanan dinas sebesar Rp118 miliar sehingga DIPA tahun 2015 menjadi Rp1.681.581.880.000,-.

Sesuai dengan agenda pembahasan rapat kerja pada hari ini maka Komisi VIII DPR RI yang mempunyai tugas konstitusional dalam bidang anggaran, pengawasan dan legislasi ingin mengetahui beberapa hal berikut ini.

1. Perkembangan mengenai anggaran Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk perubahan APBN tahun 2015.

2. Sejauhmanakah rencana perubahan RKA/KL tahun 2015 disusun sesuai dengan tugas dan fungsi, jenis, program dan kegiatan, sasaran dan target yang hendak dicapai, besaran anggaran serta lokasi pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan.

3. Apa prioritas pelaksanaan program dalam tambahan anggaran pada Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan sejauhmana prioritas program dalam APBN-P tahun 2015 mampu merespon kondisi objektif permasalahan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dan penanggulangan bencana.

4. Bagaimana prediksi dan antisipasi Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana dalam menyikapi peluang, kendala dan hambatan yang berpengaruh terhadap implementasi program-program prioritas untuk APBN-P tahun 2015.

Saudara Menteri dan Kepala Badan yang saya hormati.

Mungkin ini saja pengantar yang bisa kami sampaikan dalam kesempatan ini dan beberapa pertanyaan yang kami sebutkan diatas mungkin kita dapat diskusikan lebih lanjut. Untuk itu untuk

(6)

6 mempersingkat waktu kami persilakan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk memberikan penjelasan dan diikuti oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Kepada ibu menteri kami persilakan.

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK (YOHANA YEMBISE): Yang terhormat Pimpinan Sidang,

Yang terhormat Pimpinan Komisi VIII DPR RI, Hadirin yang berbahagia.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat siang,

Shaloom, dan

Salam sejahtera buat kita semua.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat bertemu kembali di tempat ini dalam keadaan sehat Wal „afiat. Kami juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Pimpinan dan seluruh jajaran Komisi VIII DPR RI yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyampaikan penjelasan tentang pembahasan anggaran pendapatan dan belanja negara, perubahan APBN tahun 2015.

Sebagaimana yang telah disampaikan pada rapat tanggal 20 Januari 2014 bahwa dalam melaksanakan tugas fungsi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menetapkan dua program teknis. Saya tidak akan membaca secara rinci, ikut dalam infocus yang sudah saya siapkan.

Anggaran yang ada, tak ada perubahan yang jelas tetap sama seperti yang tadi disampaikan oleh Pimpinan Sidang. Rinciannya itu dicantumkan di dalam handout yang kita kasih dan saya langsung ke,

F-PDIP (Drs. SAMSU NIANG, M.PD): Interupsi Pimpinan.

Boleh bicara dulu? KETUA RAPAT:

Sebentar ibu menteri. Ini soal apa? Soal apa Pak? F-PDIP (Drs. SAMSU NIANG, M.PD):

Ada penambahan?

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK (YOHANA YEMBISE): Tidak ada.

(7)

7 F-PDIP (Drs. SAMSU NIANG, M.PD):

Tidak ada?

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK (YOHANA YEMBISE): Tidak ada penambahan sama sekali.

F-PDIP (Drs. SAMSU NIANG, M.PD): Berarti sama saja waktu evaluasi.

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK (YOHANA YEMBISE): Tetap sama, akan ada penambahan kemungkinan besar di 2016 Pak.

F-PDIP (Drs. SAMSU NIANG, M.PD):

Buat apa dibahas kalau begini, inikan kita disuguhkan lagi yang berikutnya, copy paste. MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK (YOHANA YEMBISE):

Saya kembalikan ke Pimpinan sidang kira-kira bagaimana Pak. KETUA RAPAT:

Inikan Pak Samsu ini sebetulnya ingin, saya kira memang ada sesuatu yang mengganjal di hatinya beliau ini. Jadi mungkin kita coba pertanyakan kepada kawan-kawan kan tidak enak juga ini, ini mesti harus disahkan Pak. Kemarin itu kita masih memahami, ingat itu ya. Kesimpulan rapat kita yang lalu itu kita memahami penjelasan ibu menteri. Kita memahami penjelasan Kepala Badan tetapi belum kita sahkan. Kalau belum kita sahkan, tidak bisa mereka berkerja Pak. Jadi kalau misalnya Pak Samsu, okelah ini tidak usah lagi dibahas yang kemarin juga, kan sepertinya persis seperti yang kemarin bu menteri ya? Tidak jauh berbeda karena itu kalau memang tidak ada atau misalnya bapak mau tidak mau mengkritisi beberapa program yang lain misalnya, kan tadi ada beberapa. Alokasinya memang sebesar ini tetapi apakah bapak menyetujui bahwa nanti diperuntukkan untuk ini sekian, untuk yang sana sekian, kalau itu ya kita selesaikan. Kalau bapak setuju atau kawan-kawan yang lain sudah setuju itu. Berarti kalau belum setuju, ya sudah kalau misalnya dianggap penjelasan ibu menteri sudah cukup yang lalu itu saja, lalu kita minta tanggapan lanjutan, nanti saya buka lagi tanggapan lanjutan untuk alokasi itu.

Ini soal apa ibu?

F-PG (Hj. ENDANG MARIA ASTUTI, S.Sg., SH):

Ini jadi kemarin itukan juga sudah kita pertanyakan beberapa persoalan yang tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Pak Samsu Niang. Jadi memang untuk dana dekon kemarin kan kita pertanyakan alasannya kenapa ada daerah yang dapat dan tidak, alasan itu juga disini kita lihat juga belum ada. Barangkali kita ingin komisi ini mem-push tetapi sesuai dengan program yang ada tetapi program itu juga tidak jelas. Oleh karena itu saya setuju kalau nanti perlu jawaban lanjutan yang kemarin ternyata tidak jelas sehingga kita tahu. Mungkin rekan-rekan juga akan

(8)

8 tahu bahwa pengalokasian dana dekon di satker-satker ini alasannya memang sudah tepat kenapa diberikan di daerah A, di daerah B itu memang sudah tepat sasaran dan tepat guna, itu saja.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Jadi begini, inikan.

F-PG (ENDANG SRIKARTI HANDAYANI, SH., M.Hum): Pimpinan.

Saya interupsi dari Partai Golkar. Saya Fraksi Partai Golkar. KETUA RAPAT:

Ya, silakan bu.

F-PG (ENDANG SRIKARTI HANDAYANI, SH., M.Hum):

Nama saya Endang Srikarti Handayani. Saya baca disini, sama halnya dengan yang kemarin. Kalau sama itu tidak ada artinya hari ini kita ikut membahas. Ini kalau boleh saya sarankan, jauh lebih baik kalau ini diperbaiki dan kriteria apa khususnya untuk Jawa Tengah, saya baca disini bahkan ibu menteri semoga mengerti, di daerah Jawa Tengah khususnya paling tertinggi. Kenapa tidak ada alokasi sama sekali Dakonnya untuk Jawa Tengah.

Terus yang kedua Pimpinan, ini sangat penting sekali untuk perlindungan perempuan, anak dan pemberdayaan perempuan ini semoga juga mengerti unsur-unsurnya apa yang semoga kita ini bisa lancar untuk pembahasan di ruangan ini. Kemarin itu kita sudah sampaikan apa yang teman-teman Jawa Tengah pun juga sampaikan tetapi tidak ada sama sekali disini perbaikan. Saya sangat setuju dengan Pak Samsu, dengan Bu Maria iya toh, kalau memang tidak penting tidak perlu, ngampain hari ini kita mesti membahas untuk pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, tidak ada artinya Pimpinan. Saya dari Fraksi Partai Golkar, semoga Pimpinan juga mengerti dengan apa yang namanya aspirasi daerah.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Saya sangat mengerti bu, makanya tadi sebetulnya saya mau menjelaskan dulu duduk persoalannya. Pak Samsu itu sebetulnya beda persoalannya dengan Bu Endang itu, sangat berbeda. Pak Samsu itu ingin ada kalau ada pengurangan jelas pengurangan. Andaikata ada penambahan, kalau ada penambahan berarti kita bicarakan. Kalau ada pengurangan, berarti kita diskusikan kenapa berkurang? Lalu yang mana perlu dikurangi kan begitu maksudnya. Kalau penambahan lalu ditambahkan untuk apa kan begitu? Itu sebetulnya persoalan Pak Samsu itu. Jadi berbeda. Kalau ibu kan aspirasi. Aspirasi itu nanti dijelaskan oleh ibu menteri, itu bisa ditindaklanjuti, itu rapat ini bisa untuk menentukan apa yang diminta.

Kemudian perlu saya jelaskan kepada kawan-kawan di Komisi VIII bahwa saya sudah bicara juga khususnya dengan para Pimpinan di Kepala BNPB. Pak BNPB tadi minum kopi dengan saya. Sebetulnya inikan untuk penentuan alokasi kue anggaran inikan ditentukan oleh pemerintah pusat dan Kepala BNPB sudah melakukan diskusi triparted dengan Menteri Keuangan dan juga Bappenas dan

(9)

9 ternyata memang tidak ada usulan untuk tambahan itu karena digunakan untuk kementerian/lembaga yang lain karena itu tidak ada usulan untuk penambahan yang disetujui oleh pemerintah. Maka karena itu anggaran yang ada yang diusulkan oleh mereka ya tetap itu tadi yang sesuai yang sudah dijelaskan pada saat kita evaluasi.

Demikian juga Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak dan itu sudah dilakukan. Karena itu, ketika mereka membahas di Banggar, ini yang dua kementerian/lembaga ini memang tidak termasuk dari yang memperoleh jatah untuk penambahan anggaran di APBN-P perubahan, inikan harus dipahami. Lalu apa gunanya rapat ini? Gunanya rapat ini untuk mencari legitimasi bahwa mereka ini sudah melaporkan, sudah dievaluasi kesini dan mereka sudah menyusun program rancangan kerja 2015 dan karena itu setelah kita sepakati itu barulah mereka bisa berkerja. Nanti tugas kita kalau kita sudah sepakati itu, tugas kita adalah untuk mengevaluasi, mengawasi apakah sesuai atau tidak dengan yang dijanjikan pada hari ini. Kalau ada nanti soal aspirasi ibu minta dialokasikan kesana, dialokasikan kemari, itu nanti bisa disepakati disini. Itulah gunanya rapat ini. Jadi kalau misalnya tidak merasa itu tidak perlu, ya tugas komisi kita, ini tanggung jawab konstitusional kita untuk kedua lembaga ini memang harus tetap. Saya kira interupsi sampai disitu dulu. Pertanyaan kita sekarang kembali kepada ibu menteri, perlu tidak beliau menjelaskan kembali alokasi pagu anggaran yang sudah dijelaskan pada saat evaluasi. Kalau dianggap tidak perlu lagi, kita beri kesempatan Kepala Badan untuk menjelaskan. Kalau misalnya dianggap Kepala Badan juga tidak perlu menjelaskan lagi ya sudah kita silakan untuk menanggapi program yang lalu itu, kan lebih singkat itu masalahnya. Ini kita sepakati sampai jam 12 selesai.

F-P.GERINDRA (H.R. MUHAMMAD SYAFI’I, SH., M.Hum): Pimpinan.

KETUA RAPAT: Silakan.

F-P.GERINDRA (H.R. MUHAMMAD SYAFI’I, SH., M.Hum): Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pimpinan dan segenap Anggota Komisi VIII yang saya hormati, Ibu menteri dan Kepala Badan beserta seluruh jajaran.

Saya sangat sepakat dengan Pak Samsu bahwa memang kita perlu mengetahui kenapa anggaran bertambah, untuk apa? Kita perlu mengetahui kenapa anggaran berkurang, kenapa? Dan kita juga harus tahu kenapa tetap. Apakah karena tidak ada progress, inikan perlu juga kita tahu. Minimal hari ini kita dapat pemahaman kenapa anggaran Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tidak berubah. Jadi maksudnya, untuk ambil jalan tengah, tidak terlalu harus dibahas secara keseluruhan. Paling tidak ibu menteri bisa memaparkan beberapa argumen sehingga anggaran di kementerian ibu tidak berubah untuk menyingkatkan persoalan.

KETUA RAPAT:

(10)

10 F-P.GERINDRA (H.R. MUHAMMAD SYAFI’I, SH., M.Hum):

Kemudian BNPB, ini adalah sesuatu yang agak jangal juga. Ketika intensitas bencana makin tinggi, kemudian pada paparan program 2014 bahwa atensi BNPB untuk bisa mengatasi bencana di Indonesia itu semakin menjadi baik dengan infrastruktur dan lain sebagainya, kenapa kok juga anggarannya tidak berubah? Kita juga perlu tahu juga ini saya kira sehingga dengan pemaparan ini, kita akan evaluasi. Kayaknya kita ini Cuma mendengar tetapi anggarannya sudah diputus begitu saja sementara mungkin dari yang bersangkutan merasa harus ditambah tetapi tidak ditambah. Kalau memang kita Cuma mendengar kemudian bisa memahami dan sebagainya, baru saya anggap rapat ini tidak ada apa-apanya begitu tapi kan sebenarnya apa yang diputuskan di Badan Anggaran itu harus lewat masukan pembahasan kita di komisi, makanya kita perlu dengar. Kalau kemudian Kepala Badan hari ini mengatakan sebenarnya kami hari ini belum bisa beroperasi dengan baik dengan anggaran yang sudah diputuskan, saya kira komisi kita memberi rekomendasi kepada Badan Anggaran itu harus diubah, apakah ditambah, dikurang dan lain sebagainya. Saya kira itu usulan saya Pimpinan.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Syafi‟i.

Pak Kus, ini berkaitan dengan, ini usulan berbeda atau sama saja? Sama ya, menambah? Silakan.

F-PAN (DRS. H. KUSWIYANTO, M.Si):

Yang pertama, secara umum saya melihat memang kan sama dengan yang dijelaskan kemarin. Kan kemarin kan sudah kita dalami bersama Sekjen dan lain-lain. Barangkali begini, yang pertama kalau memang ada hal-hal yang spesifik, yang baru dari Kepala BNPB maupun Kementerian Pemberdayaan Perempuan, saya kira mesti perlu kita minta untuk memberikan penjelasan terhadap hal-hal yang menurut saya perlu dijelaskan.

Yang kedua, saya sama dengan yang lain.

Sekarang yang ketiga, kita tahu memang itukan sudah dibahas bersama Menteri Keuangan, sama Bappenas. Yang kita tahu sekarang perjuangannya beliau-beliau itu sudah sampai dimana? Kira-kira kan begitu baik itu dengan Bappenas maupun dengan Menteri Keuangan dan lain-lain karena nanti tentu kan kita masing-masing fraksi kan ada Badan Anggaran dan lain-lain, tentu kan kita juga ikut mendorong. Kita agar diberi penjelasan secukupnya termasuk dengan ibu menteri, apa memang sudah berjuang dengan sekuat tenaga karena kemarin yang dijelaskan kepada kita sesungguhnya kan banyak persoalan-persoalan yang di kementerian inikan juga belum dianggarkan. Kemarin kan kita sudah mendapatkan penjelasan itu. Barangkali sejauhmana perjuangannya untuk kesana? Nanti kalau memang dengan Pak Jokowi juga susah, saya kira kan bisa minta tolong ke Pak Samsu Niang kan kira-kira begitu, beliau yang dekat.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Saya kira Pak Chairul Muna bukan tidak untuk memberikan kesempatan, saya kira kita akhiri dulu perdebatan soal ini. Jadi begini, saya sudah bisa dapat poin-poin penting dari kawan-kawan ini, semangatnya sudah tahu. Mungkin lebih bagus kita mendengarkan dulu dari Ibu Menteri dan Kepala

(11)

11 Badan tentang kenapa anggaran itu masih tetap seperti itu, iya kan? Setelah itu nanti baru kita masuk kepada tanya jawab. Misalnya begini. Saya mau mengingatkan kita semua kawan-kawan, tugas konstitusional kita sesuai dengan ketentuan Pasal 98 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014, bahwa memang tugas kita itu adalah mengadakan pembahasan dan mengajukan usul penyempurnaan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta mengusulkan perubahan rencana kerja dan anggaran kementerian dan lembaga. Jadi kalaupun anggarannya sudah ada tetapi kita masih punya slot untuk merubah programnya atau mengalokasikan program itu sebesar apa tadi, itu baru masuk Bu Endang tadi. Dia ingin seperti ini, dia ingin seperti ini, nanti kita usulkan lalu dibuat kesepakatan. Kalaupun anggarannya tetap seperti itu tetapi untuk perubahan-perubahan program itu masih tetap ada hak dari komisi, itu yang penting untuk diingat dan karena itu kalaupun tidak ada penambahan, tetap harus ada pembahasan. Ada persetujuan dari kita untuk itu. Jadi saya kira ini dilanjutkan dulu. Kalau memang permintaannya seperti Pak Syafi‟i dan Pak Kuswiyanto itu disepakati, kita minta kepada ibu menteri untuk menjelaskan apa yang sudah dilakukan terkait dengan soal perubahan ini. Kenapa masih tetap seperti itu, kenapa tidak ada perubahan, karena kemarin kan semangatnya kawan-kawan Komisi VIII ini menginginkan ada penambahan untuk mendukung kinerja, begitu juga dengan BPNB. Kita menginginkan kalau BNPB itu lebih banyak dan saya kira semangat Komisi VIII untuk membantu kementerian/lembaga yang ada itu jelas. Karena itu kita dengarkan dulu penjelasan dari bu menteri dan juga Kepala Badan terkait dengan hal ini.

Saya persilakan bu tadi, langsung ke aspek itu saja bu. Yang kalau ini sama data yang kemarin kan bu, kalau sama langsung kepada penjelasan dan pertanyaan yang disampaikan oleh Pak Syafi‟i dan Pak Kus tadi.

Silakan bu.

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK (YOHANA YEMBISE): Baik, terima kasih.

Mengenai anggaran KPP&PA ini tidak berubah sesuai dengan yang telah ditetapkan melalui trilateral meeting dengan Kementerian atau Menteri Bappenas dan Menteri Keuangan pada April 2014 dan alasan mengapa sampai tidak berubah karena tugas pokok dari kementerian ini adalah tetap dalam kluster 3. Yang bukan kementerian teknis tetapi khusus untuk koordinasi dan mengenai kebijakan itu saja. Saya juga pernah mendekati Menteri Bappenas, Menteri Keuangan tetap jawabannya sama.

Kemungkinan ke depan akan dinaikkan namun pasti di tahun yang akan datang, naik, kemungkinan sedikit saja. Jadi itu mengapa sampai tidak berubah, itu sudah pendekatan kesana kemari tetapi tetap pada dasarnya tidak berubah karena kita masuk dalam kluster 3 kementerian teknis.

KETUA RAPAT:

Terima kasih bu, cukup itu ya.

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK (YOHANA YEMBISE): Sekaligus dana dekon yang tadi disampaikan oleh ibu ini, kita akan dibicarakan lagi mengenai dalam trilateral meeting dengan Menteri Bappenas dan Keuangan untuk provinsi-provinsi yang menjadi fokus perhatian kita. Jadi akan dibicarakan kemungkinan dalam dua minggu ke depan. Nanti kami akan pertimbangkan itu, terima kasih atas sarannya.

(12)

12 KETUA RAPAT:

Selanjutnya kami persilakan kepada.

WAKIL KETUA (DR. Ir. H. D. SODIK MUDJAHID, M.Sc/F-P.GERINDRA):

Ibu menteri mohon diberikan informasi kepada kami dengan penegasan bu ya, dengan berubahnya anggaran ini maka otomatis semua program persis tiada perubahan atau misalnya persis sama tapi ada sedikit perubahan-perubahan?

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK (YOHANA YEMBISE): Jadi kelihatannya tidak ada perubahan Pak. Jadi kita tetap lanjutkan yang sudah dilaksanakan di tahun 2014. Cuma kita lebih fokus lagi, pertajam lagi di dana dekon.

WAKIL KETUA (DR. H. DEDING ISHAK, SH., M.Hum/ F-PG):

Maksudnya dana dekon ini seperti apa bu? Perubahan alokasinya, perubahan peruntukannya atau seperti apa yang tadi pertemuan trilateral itu bu. Kan angkanya tidak berubah, tetap. Apa yang berubah tadi untuk merespon Ibu Endah.

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK (YOHANA YEMBISE): Jadi ini di refocusion programnya Pak yang akan dibicarakan kemudian. Tadi saya sudah sampaikan akan ada pertemuan khusus untuk membicarakan tentang dana dekon itu Pak.

WAKIL KETUA (DR. H. DEDING ISHAK, SH., M.Hum/ F-PG): Sasaran program ke daerah mana saja provinsi begitu, di.

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN & PERLINDUNGAN ANAK (YOHANA YEMBISE): Jadi yang lalu itu kita akan ubah lagi Pak. Sesuai dengan isu-isu yang muncul sekarang Pak kita akan ubah.

F-PPP (ACHMAD MUSTAQIM, SP, MM): Ketua.

Jadi begini. KETUA RAPAT:

(13)

13 F-PPP (ACHMAD MUSTAQIM, SP, MM):

Inikan tadi tidak ada perubahan saking tidak ada perubahan, pertanyaan tentang alokasi dekon pun masih sama dengan yang evaluasi, itu mau mempertegas itu.

KETUA RAPAT:

Jadi begini sebetulnya Pak Mustaqim. Ini kan usulannya kementerian tadi seperti yang kemarin, yang kita pahami itu kan kita sudah pahami tapi belum disetujui. Sekarang kalau ada usulan baru, tadi termasuk seperti yang disampaikan tadi kan bisa dibicarakan dengan ibu menteri, dengan jajarannya. Disitu nanti mungkin ada katakanlah untuk program A sekian, apa tidak bisa dikurangi, ditaruhkan kesana sekian, begitu. Jadi anggarannya tetap kepada kementerian/lembaga hanya segitu tetapi kita bisa memforsir misalnya bahwa memindahkan sedikit dipindahkan kesana dan lain sebagainya, itu silakan dibaca lagi yang hasil kesimpulan kemarin, nanti diusulkan di dalam rapat ini sebelum kita menetapkan. Saya kira itu ya soal Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak sampai disitu dulu nanti kalau ada pertanyaan lanjutan kita persilakan.

Ini soal apa Pak? Sebelum Pak Romzi bisa tidak dijawab ibu. Jangan-jangan jawaban ibu ini sudah.

F-PKS (DRS. H. MOHAMMAD IQBAL ROMZI):

Saya bisa apakah kita tetap mempergunakan KGB ini, Kartu Giliran Bicara atau kita langsung begini saja.

KETUA RAPAT:

Sebetulnya begini Pak, sebetulnya ini harus pakai kartu ini tetapi karena ini ada interupsi tentu kita beri kesempatan. Jadi ini sekarang ibu menteri sudah menjawab pertanyaan interupsi tadi dan sudah ditindaklanjuti langsung ibu menteri menjawab. Sekarang kalau sudah cukup itu, kita gilir dulu dengan Kepala Badan BNPB. Ada nanti sekali lagi ibu menteri kalau misalnya ada pertanyaan lain setelah dijelaskan oleh Kepala Badan silakan, sebelum kita mengambil keputusan.

Ini Pak Nanda soal apa ini? Yang terkait ibu menteri? Silakan Pak.

F-P.GERINDRA (H. ANDA, SE., MM): Terima kasih.

Yang terhormat bapak Pimpinan dan Anggota Komisi serta ibu menteri, khususnya ibu menteri yang menangani tentang perempuan dan juga Kepala BNPB.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kami dari Komisi VIII ini tentunya kegiatan kami bukan di Dewan saja disini. kami juga punya aspirasi yang harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Tentunya kegiatan-kegiatan yang sifatnya untuk masyarakat, kami pun ingin terlibat disana karena terutama masukan-masukan itukan banyak juga. Contohnya dana dekon yang ibu akan berikan, saya lihat kan dua program untuk gender sama dengan untuk perlindungan anak, jadi totalnya Rp20 miliar. Seyogyanya Pimpinan Komisi kalau

(14)

14 bisa mengalokasikan lagi memperjuangkan menjadi Rp30 miliar minimal, kalau Rp30 miliar, Rp10 miliar itu aspirasi yang bisa dilakukan obyeknya dari kita, aktivitas kegiatan sehingga bisa kerjasama dengan baik, Rp33 miliar katanya. Kata Pak Kus, tinggal nanti dari menteri seperti apa. Yang kita harapkan ada perjuangan yang bisa dilakukan karena kita khawatir yang sudah diplotting angka Rp20 miliar ini untuk dua kegiatan, itu mereka sudah terencana sehingga kalau ada kegiatan yang ingin dilakukan atas masukan-masukan dari aspirasi kita di dapilnya masing-masing, ini tidak bisa terserap sehingga semakin banyak kegiatan, semakin banyak yang kita lakukan diberikan kepada masyarakat, mungkin ini akan menambah artinya hasil kinerja kita juga. Untuk itu mohon kepada Pimpinan Komisi, tolong diperjuangkan tadi sampai Rp33 miliar. Barangkali itu.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT: Pak Nanda.

Ini perlu saya jelaskan juga untuk kawan-kawan satu Komisi yang lain. Bahwa APBN-P di Banggar besar, itu sudah diketok tadi malam itu. Jadi ada sekitar 13 kementerian lembaga yang sudah mendapatkan alokasi tambahan perubahan. Sebetulnya kalau ada kawan-kawan di Banggar itu, ya Pak Lutfi atau Pak Bisri, itu bisa menjelaskan dulu supaya yang lain mengerti, iya kan? Mana Pak Lutfi tadi yang agak paham. Pak Bisri mungkin silakan Pak kalau memang bisa menjelaskan. Tadi malam itukan sudah diketok itu. Kementerian/lembaga kalau tidak salah ada 13 yang sudah mendapat alokasi tambahan.

F-PKB (DRS. H. BISRI ROMLI, MM):

Tadi malam yang ikut Pak Lutfi Pak, saya transfer daerah. Jadi semua anggaran kecuali sosial, itu semua sesuai dengan permintaan dari Komisi VIII.

KETUA RAPAT:

Tidak ada perubahan kan? F-PKB (DRS. H. BISRI ROMLI, MM):

Ya, kecuali sosial. Itu Pak Lutfi tadi, Pak Lutfi ada di dalam habis ketemu itu. Daerah. KETUA RAPAT:

Atau ibu ini deh, Ibu Ruskati.

F-P.GERINDRA (DRA. Hj. RUSKATI ALI BAAL): Jadi terima kasih Pak ketua.

Memang saya sama Pak Lutfi transfer daerah yang membidangi tentang DAU untuk semua daerah tapi tadi malam yang dari komisi kita yang hadir adalah Pak Lutfi dengan Ade yang memang tugasnya adalah transfer daerah tetapi sudah diketok tadi malam, semua anggaran-anggaran

(15)

15 kementerian Pak ketua. Jadi untuk menganggarkan kembali atau menambah anggaran-anggaran, saya kira agak susah untuk dibicarakan hari ini, saya kira hanya itu Pak ketua tambahan.

Terima kasih.

WAKIL KETUA (DR. H. DEDING ISHAK, SH., M.Hum/ F-PG):

Mitra Komisi VIII ini apa saja yang berubah dan kemudian yang tetap ini apa saja begitu atau semua kecuali Kementerian Sosial barangkali.

KETUA RAPAT:

Saya jelaskan saja jadi supaya jangan larut-larut.

Yang akan berubah disini adalah anggaran Kementerian Sosial, itupun bukan penambahan tetapi pengurangan. Kementerian Sosial kan mengajukan anggaran Rp20 triliun, yang disepakati di Banggar tadi malam itu menjadi Rp9,6 triliun itu bisa nanti kita bicara, itu tetap penambahan namanya. Dari usulan 20, yang disetujui 9,6, ada penambahan 9,6. Kalau mau diskusi panjang soal itu nanti disitu bisa itu, di Kementerian Sosial, iya kan? Jadi kalau untuk kementerian yang lain yang ada dengan mitra kita itu tidak ada penambahan itu. Bahkan ada pengurangan. Kementerian Agama kalau tidak salah dikurangi juga. Bisa ya dipahami ya. Inikan pertanyaannya kenapa sih kok tidak ada penambahan segala macam, itu pemerintah yang mengurus itu. Tidak ada urusan dengan Ketua Komisi. Ketua Komisi harus perjuangkan bagaimana wong anggarannya dari sana saja Cuma dibicarakan seperti itu kuenya. Tidak bisa kita kecuali kalau dari kemarin itu hasil diskusi kita ini dijadikan referensi untuk Banggar besar. Ternyata kan Banggar besar ini belum selesai kita disini sudah diketok disana karena memang menurut asumsi mereka karena tidak ada perubahan disini, usulan pemerintah tidak ada perubahan, maka karena itu diskusi disini juga tidak bisa dijadikan sebagai referensi karena dananya Cuma sebegitu itu besarnya.

Ini yang menurut saya, inikan sebetulnya kesalahannya bukan di kita, ini pemerintah sendiri. Ini kalau ditanya ini jawaban ibu menteri sudah jelas. Berdasarkan pembicaraan trilateral mereka itu, Kementerian/lembaga, Menteri Keuangan dan Bappenas memang tidak ada penambahan. Saya kalau ditanya nanti Pak Sestama atau Pak Kepala Badan langsung kita tanya, ingin tidak ada penambahan, pasti ingin tetapi kalau memang tidak bisa bagaimana? Ini yang saya kira perlu kita pahami politik anggarannya dulu. Politik anggaran itu harus kita pahami secara bersama-sama.

Untuk itu saya kira untuk mempersingkat waktu, saya persilakan Kepala Badan menjawab yang tadi dulu Pak. Kenapa sih kok BNPB diam-diam saja begitu tidak mau ditambah anggarannya sesuai dengan rekomendasi daripada pertemuan evaluasi yang lalu. Kan semangatnya kemarin seperti itu Pak. Jadi mungkin bisa dijelaskan oleh Pak Kepala Badan atau yang mewakili Kepala Badan.

Silakan Pak.

KEPALA BNPB (SYAMSUL MA’ARIF):

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera.

Yang terhormat Pak ketua dan seluruh Pimpinan. Bapak/ibu sekalian yang terhormat, ibu menteri, dan Seluruh hadirin yang kami hormati.

Terima kasih atas undangannya Pak ketua dan langsung hangat di tengah-tengah banjir ini suasanya. Jadi saya cerita dulu Pak. Bahwa diskusi-diskusi selama ini tentang bencana itu Pak, Komisi

(16)

16 VIII ini mengharapkan agar dana untuk bencana itu minimal 1% dari APBN, minimal, keputusan rapat Komisi VIII. Jadi kalau 1% dari APBN berarti kan paling tidak Rp20 triliun dan itu kami setujui Pak, artinya kami senang kalau sampai segitu itu. Sekarang persoalannya sekali lagi, pemerintah masih katakanlah setuju itu tetapi belum sangguplah mengadakan Rp20 triliun untuk kami Pak.

Yang kedua, kami juga dibatasi tentang penyerapan. Kalau seandainya kamu dikasih Rp20 triliun, tidak mampu menyerap, kami juga disalahkan sedangkan membagi itu kan belum tentu habis kalau ada keperluannya. Bagaimana menghabiskannya? Tidak mudah begitu.

Yang ketiga adalah pengalaman yang secara statistik kami laporkan kepada bapak, rata-rata atau rerata kebutuhan untuk kebencanaan Pak. rerata kebutuhan kebencanaan yang biasa-biasa saja, yang tidak kayak tsunami Aceh dan sebelumnya, itu untuk dana tanggap darurat atau istilah on call Pak kalau kejadian kita langsung membuat itu, rerata adalah Rp1,2 triliun tetapi pada saat kita perkenalkan pertama, kami sudah menunjukkan bahwa tren bencana itu semakin naik. Oleh karena ini sekaligus itu menjawab pertanyaan Pimpinan tadi bagaimana pandangan ke depan. Kalau tren ke depan maka kami berusaha menambahkan Pak. Jadi dari Rp1,2 triliun itu kami tambahkan jadi Rp2,5 triliun. Saya ulangi lagi. Dari rata-rata Rp1,2 triliun untuk on call yang bisa membantu ke daerah-daerah itu pada saat awal kejadian, itu kami prediksikan, kami tambahkan Rp2,5 triliun.

Kemudian kalau kita lihat dari pengalaman kebencanaan setelah terjadinya bencana dan akan dikembalikan lagi, itu mekanismenya adalah ada sharing Pak. Sharing antara daerah, kabupaten kemudian provinsi kemudian pusat. Pusat ini dibagi lagi Pak. Pusat itu antara BNPB dengan kementerian/lembaga yang lain yang jumlahnya waktu itu 37, sekarang kita hitung saja tinggal berapa nanti. Itu rata-rata yang dikeluarkan oleh kami Pak setiap tahunnya adalah sekitar Rp1,5 triliun untuk pasca bencana, dari kami Pak. Kebutuhannya bisa sampai Rp25 triliun Pak, hanya bedanya kalau kami diberikan lewat mekanisme rehab-rekon itu, yang tersedia diberikan keuangan, sedangkan untuk kementerian yang lain yang sharing tadi, itu diberikan lewat langsung DIPA mereka Pak. Saya ulangi lagi, kalau kami tadi jadi jumlahnya Pak yang akan datang kami prediksi Rp2,5 triliun untuk on call, Rp1,5 triliun untuk rehab-rekon, berarti jumlahnya Rp4 triliun. Rp4 triliun itu judul nomenklaturnya adalah dana cadangan yang sudah diketok oleh Menteri Keuangan dan dimasukkan dalam DIPA kami. Jadi ini sebetulnya sudah diketok tetapi seperti tambahan. Jadi kami akan mendapat tambahan dana cadangan Rp4 triliun. Cukupkah itu? Tidak cukup. Siapa yang mencukupi? Kalau misalkan masalah bibit, maka dia harus Menteri Pertanian Pak. Kalau misalnya masalah jembatan, jalan, Menteri PU. Sodetan air dari Sungai Ciliwung ke Sungai Cisadane dan seterusnya, PU Pak.

Dulu pernah terjadi, contohnya yang di Merapi. Yang di Merapi itu membangun jembatan Rp450 miliar itu berasal dari dana cadangan yang dikelola oleh BNPB tetapi dikerjakan oleh PU tetapi seandainya PU sudah punya Pak, dia tidak mengambil uang itu. Akhirnya yang terjadi sekarang adalah “perebutan” dana Rp4 triliun ini milik siapa. Sekarang ini sudah diketok Menteri Keuangan, ini milik BNPB. Artinya apa? Misalnya di tempat Pak Syafi‟i terjadi sesuatu, harus segera dibangun, PU belum menganggarkan untuk DIPA tahun ini Pak, itu bisa mengambil uang ini tetapi yang mengerjakan tetap PU.

Untuk diketahui sesuai undang-undang, rehab-rekon itu bukan komando Pak, itu koordinasi. Kami tidak bisa memaksa mereka dan ini jelek Pak. Terus terang saja pengalaman kami di Padang, semua sudah setuju Pak, begitu mau dibangunkan ternyata sampai sekian tahu belum tentu dianggarkan oleh kementerian itu. itu sebabnya kemudian waktu itu kami menyarankan bagaimana kalau masalah itu pintunya lewat BNPB, tetapi yang mengerjakan tetap kita kembalikan kepada menteri-menteri bersangkutan. Ini perjanjian berikutnya ini mohon tidak dicatat apa-apa karena saya dulu dicurigai saya mentang-mentang saya Anggota DPR saya mengadu.

Jadi duit-duit yang tadi itu Pak, itu juga berada di Komisi lain Pak. Misalnya dananya PU, itu Komisi V Pak yang minta. Jadi waktu sodetan banjir tahun 2013 itu yang besar itu kita tentukan harus ada sodetan, dananya tadi masuk Komisi VIII, akhirnya dengan, saya tidak tahu di internal maksudnya di DPR juga akhirnya masuklah ke PU, pakai dana cadangan ini. Artinya bahwa uang Rp4 triliun yang

(17)

17 tadi milik BNPB terkurangi lagi ke tempat lain. Inilah yang mungkin nanti akan menjadi pembicaraan ketika diadakan perubahan undang-undang. Kalau bapak-bapak setuju semuanya kepada kami, saya sudah bilang waktu itu, tapi mohon jangan mengurangi dana kementerian lain Pak, supaya kami tidak dibonsai Pak. Saya kan perlu juga dibantu teman-teman Pak. Kalau semua saya ambil, ah, kerjakan saja sendiri, itu terjadi di daerah lho Pak. Di daerah begitu lahir BPPD kemudian diberikan kewenangan yang sangat powerfull, itu SKPD yang lain mutung Pak. Ah, sudah kamu urus saja sendiri padahal kan tidak mungkin kami Pak. Saya akan bicara tentang Ebola, tidak ada kemampuan saya Pak padahal Ebola termasuk bencana Pak.

SAR kemarin, memang saya bisa mengerjakan? Saya anggota saya 400 orang termasuk tukang sapulah katakan begitu. Jadi artinya bahwa mari kita melihat bahwa bencana ini memang ada di berbagai sektor sesuai dengan kepentingannya Pak. Kalau teman-teman di Sinabung minta di jeruk, itu pertanian. Bahwa uangnya dari Rp4 triliun, terserah bapak-bapak, kalau dari bapak/ibu sekalian kalau mengizinkan uang Rp4 triliun ini masuk juga kementerian lain, demi rakyat kita juga, ya monggo. Tapi kalau kita ingin mempertahankan itu, tidak apa-apa juga. Iya toh? Makanya itu. Jadi kalau misalnya ke kita, itu yang terjadi begitu kan? Pasti tidak mungkin komisi yang menangani pertanian itu mengizinkan terus semuanya kita ambil alih.

Jadi saya ulang lagi kalau begitu dalam hal lalu bagaimana dengan program yang sekarang? Yang sekarang ini secara jumlah tidak ada perubahan bu/bapak tetapi ada pengalihan yaitu berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor S794 MK 022014 tentang tindak lanjut penghematan anggaran perjalanan dinas, maka BNPB telah dilakukan self blocking terhadap biaya perjalanan dinas sebesar Rp118 miliar.

Sekarang saya ceritakan dulu. Apa itu perjalanan dinas BNPB? Yang berbeda dengan perjalanan dinasnya kementerian yang lain. Kalau perjalanan dinas kami adalah apabila terjadi bencana maka kami wajib datang kesana Pak, itulah perjalanan dinas kami bahkan sampai menyewa pesawat. Bapak/ibu bayangkan kalau kejadian itu di Papua, maka kami harus berangkat malam untuk datang besok pagi, berarti saya menyewa pesawat, berarti besar menyewa pesawat itu. Satu jam terbang itu sekitar US$3000, yang naik Cuma 4 orang ditambah pilot 5 orang, kadang-kadang malah pernah berangkat tanpa co pilot karena kita ingin cepat-cepatan yang penting save. Kalau dana-dana itu dikurangi ibu/bapak sekalian, itu artinya kami mengandalkan hubungan jarak jauh yang kita sudah mempunyai alat untuk itu, teknologi yang namanya tele conference itu. Tetapi ini juga ada kendala. Kendala apa? Kan beda Pak ya, orang datang dari jauh, artinya ngomong banyak gambar sehingga kami betul-betul masuk di dalam situasi kondisi tapi ini sudah setiap Menteri Keuangan Pak, terpaksa kami akali begitu kasarnya. Jadi dana 158 miliar perjalanan dinas tadi itu, jadi nanti mohon maaf, ini bukan untuk excuse, bahwa kalau terjadi bencana ya kami terpaksa mengambil uang cadangan tadi yang sebetulnya bisa kami bantukan ke daerah. Uang cadangan kan untuk daerah Pak sebenarnya, bukan untuk perjalanan kami.

Jadi kembali bahwa menurut saya, pertama adalah seberapa besar resource kita, kue kita. Lalu seberapa besar juga keikutsertaan teman-teman yang memang mempunyai katakanlah semacam portofolio tentang kebencanaan yang dihadapi bersama ini, mereka juga berperan Pak. Kalau namanya kita di Jogja, di Klaten butuh air, itu yang mengerjakan itu jelas, ESDM. Saya bisa mengadakan itu tetapi ESDM juga punya tugas dan dia ditanya presiden. Apa tugasnya ESDM? Atau ditanya juga oleh Komisi yang lain, dia harus ada peran. Itu tinggal 2. Pakai uang kita, cadangan atau pakai uang DIPA mereka. Kalau uang DIPA mereka berarti kejadian pada bulan ini harus diperbaiki tahun depan oleh para kementerian yang lain karena dia pakai DIPA tapi kalau kami harus segera memperbaiki di Klaten, maka harus pakai duit ini tapi yang tercatat. Jadi ini ada satu tawaran untuk kita sekalian. Kalau sih menawarkan satu pintu. Setelah itu yang mengerjakan masing-masing. Tinggal ibu dan bapak sekalian mengerjakannya ini dengan komisi yang lain. Saya titik, tidak saya koma. Koma ke belakang ibu/bapak tahu maksud saya. Titik sampai disini.

(18)

18 Kembali ke yang tadi itu. Jadi perjalanan dinas mohon maaf bapak/ibu sekarang, mohon jangan dianggap kami hanya menghabiskan perjalanan dinas di akhir tahun, tidak pernah. Kami menghabiskan perjalanan dinas karena teriakan, jeritan kabupaten yang memerlukan kami harus datang. Kalau dikurangi ini, ya sudah kami nanti akan tambahkan ini untuk membuat mobil yang bisa berhubungan langsung dengan kami dan dengan presiden. Saya menjelaskan, kami butuh ini, butuh ini sehingga kami tidak perlu datang kesana karena ini di blok, 118 miliar. Ini sebenarnya bukan perjalanan dinas karena bahasa ini nomenklaturnya Cuma satu Pak. Ini adalah sebetulnya perjalanan kemanusiaan dan ini kami bisa berangkat bersama Anggota DPR ini.

Jadi perjalanan dinas ini kami datang dengan Anggota DPR, hayo bersama-sama dengan kami, perjalanan kemanusiaan tetapi karena nomenklatur itu belum ada, namanya perjalanan dinas sehingga ketika ... dipotong, semua dipotong, begitu lho Pak, begitu ceritanya tapi tidak usah khawatir. Kami dipotong sampai 18 miliar tapi kami masukkan di kolom yang H, itu dari penghematan yang di E, kami pindahkan kesana Pak. Kami tambahkan kepada program-program yang lain tetapi tidak mengubah unit kerjanya. Jadi kami tidak menambah program unit kerja yang lain, tetap 5 itu tapi dari kantor sini ke kantor lain dan ini sudah diketok, disetujui Pak. Jadi tetap sama tapi saya alihkan yang tadinya hanyalah untuk penghematan perjalanan dinas saja, sekarang kami pindah menjadi 118 tadi itu menjadi program dukungan manajemen, program peningkatan sarana dan prasarana termasuk ke daerah-daerah, program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas, program penanggulangan bencana sendiri. Artinya duit 118 tadi tidak hilang dari BNPB, itu yang ...

Yang kedua, alhamdulillah karena kami tahun yang lalu dan beberapa tahun ini penyerapan kami cukup bagus Pak. Itulah yang kemarin Pak Samsu Niang agak marah juga waktu itu. Saya bilang jangan ditambah tapi jangan ditambah di akhir Pak, kalau di akhir berat Pak kita. Kita berhadapan dengan BPK, KPK, polisi segala macam karena kan untuk tender 40 hari begitu. Kalau tambah tolong sebelum bulan Novemberlah Pak sebab kalau tidak, waduh kami keberatan betul kecuali kalau untuk dana yang langsung kepada masyarakat.

Alhamdulillah sampai dengan saat ini kami selalu diatas 95% penyerapannya setiap tahun

sehingga kami selalu mendapatkan istilahnya reward, anggaran reward. Tahun ini kami juga mendapat anggaran tambahan karena reward terhadap penyerapan kami itu 26 miliar, sudah diketok berarti ini tambahan juga. Tambahan ini nanti akan kita gunakan di tempat lain.

Yang kedua, ini juga sudah diketok karena berdasarkan reformasi birokrasi Pak, kami mendapatkan nilai B atau baik. Konsekuensinya adalah dengan B itu diberi remunerasi yaitu tunjangan kinerja. Kami mohon maaf baru diakui 40%, kalau saya nilai sih sudah 100% Pak tapi kan kita dinilai orang lain. Karena 40% maka sudah disetujui berdasarkan surat BNPB tentang usulan alokasi dana tunjangan 2015 sebesar Rp21,23 miliar. Ini juga sudah diketok oleh Menteri Keuangan tetapi masuknya di DIPA Menteri Keuangan tidak di DIPA kami karena dia kasih kita kan Pak, dia kan kasih

reward kepada kinerja kami. Lalu nanti semakin baik, mohon dukungan dari bapak/ibu sekalian, karena

personil kami juga tambah Pak, mudah-mudahan akan semakin naik sehingga remunerasi anak buah kami juga baik karena dia istilahnya cukup bekerja tapi memang ini kan masalah misalnya begini Pak yang dihitungkan kehadiran, pakai finger print itu. kadang-kadang anak-anak ini kan masih di Makasar, di Sulawesi di segala macam bolak-balik itu tapi nanti bisa kita atur juga dan itu ada pengecualiannya. Bapak, Ibu sekalian,

Yang perlu saya minta persetujuan dan sebenarnya sudah dijudul oleh Menteri Keuangan adalah dana yang 4 triliun tadi ini kami bagi. Kalau dulu itu 1,2 triliun dengan 3 koma sekian maka dana cadangan bantuan bencana mengingat trend-nya semakin naik tadi saya laporkan 1,2 triliun dinaikkan menjadi 2,5 triliun tapi ini dana cadangan Pak yang sudah di-dipa-kan milik kita. Sekarang pertanyaannya lalu dana penanggulangan bencana pasca bencana itu menjadi tinggal 1,5 triliun. Pertanyaannya bagaimana nanti kalau terjadi bencana besar kalau ada tamu minta bantuan persiapan

(19)

19 untuk minta lagi, tambah dana cadangan itu. Memang kalau misalnya dana cadangan 15 triliun itu Mentawai cepat selesai, Aceh cepat selesai, ini cepat selesai karena bagaimana pun butuhnya 3,5 triliun yaitu kira-kira 1 tempat loh Pak, itu ya 3 tahun anggaran Pak sebab kalau kita kasihkan, terus kejadian misalnya di Sumatera Utara, kejadian di Makasar segala macam tidak bisa kami bayar, habis. Jadi ini sebagai catatan tapi secara statistik, ditambah dengan do‟a Komisi VIII ini supaya tidak terjadi bencana Pak. Kalau sampai dengan yang kemarin ini cukup untuk dana cadangan. Yang penting jangan diambil oleh kementerian lain karena cadangan nasionalnya cuma ini Pak, 4 triliun ini. Sekarang diperuntukkan kepada bencana. Saya kira itu yang kami lakukan.

Jadi ada perubahan tapi perubahan tempat dan juga perubahan alokasi, mohon persetujuan apakah Bapak-bapak setuju 2,5 triliun ini untuk dana on call cepat kalau kita ada apa-apa lalu kita bantu atau tetap kayak dulu? Saya kira karena tadi Pak Pimpinan menyampaikan apa yang dilihat kedepan. Lah, kita lihat semakin hari semakin baik. Saya kira itu saja dulu, selebihnya saya kasih catatan sedikit bahwa bukan semua kabupaten itu mau dibantu ini mohon untuk diketahui dulu. Tidak semua kabupaten mau dibantu, saya sebutkan saja satu karena kebetulan bupatinya sudah tidak ada, Sinabung dulu tidak mau dibantu. Saya sudah cukup, sudah, kami mampu. Dan ada beberapa daerah yang lain juga atau kalau kita mau bantu harus pakai sopan santun tata cara tertentu. Jadi tidak berarti kalau ada uang terus kita raih dan saya bersyukur alhamdulilah ternyata uang bukan segala-galanya tapi tanpa uang segala-galanya tidak bisa kita kerjakan. Hanya itu saja tapi tidak semuanya kita bisa kasih. Mohon maaf ini betul ini terjadi. Jadi bagi Bapak-bapak yang Dapilnya butuh monggo silakan, kita bersyukur. Yang penting Pak jangan sampai intervensi kita membuat daerah itu menjadi sangat tergantung. Kita harus juga menyampaikan kepada mereka bahwa apakah ada RPJM di anda itu sudah menempatkan perlindungan pada masyarakat karena daerah anda itu terkena bencana. Ada pertanyaan dari kami kok Pak sudah kami kirimkan kepada mereka. Tahu bahwa daerah saya itu tidak ada bencana. Sekarang pertanyaannya kalau Bapak, Ibu reses mohon kami dibantu mengapa kok dana sedikit? Terus dia jawabnya apa? Karena saya punya bapak, ibu, wakil saya minta ke Komisi VIII, ya monggo kalau memang kondisi itu kita kembangkan terus. Artinya bahwa semuanya terpusat balik lagi, keinginan kita desentralisasi menjadi tetap sentralistik karena selalu saja dari kami, dari kami tidak ada masalah Pak kalau uang banyak itu baginya lebih gampang Pak kalau uangnya sedikit sulit baginya. Itu pengalaman saya selama hidup ini begitu Pak. Jadi kalau mau silakan saja, tidak ada masalah. Cuma masalah itu kita kasihan Pak kalau daerah itu menjadi tidak mandiri sampai kapan otonomi daerah itu kita bangun gitu loh. Tapi kalau memang kurang kita bantu Pak, saya siap. Jadi jangan salah paham bahwa saya tidak mau bantu ya Pak, saya mau bantu tetap terus akan membantu. Tapi kita step by step gantian pimpinan daerah juga harus menyadiri bahwa rakyat itu perlu perlindungan. Oleh karena itu juga masalah mungkin harus menjadikan prioritas, indikatornya adalah APBD, apalagi? Indikator terhadap apakah mereka concern terhadap bencana apa tidak, APBD kalau kita juga APBN wong sudah jelas negara kita itu. Gempa itu Pak perhari kami laporkan lebih dari 20 ribu kali Pak setiap hari Pak gempa itu cuma kecil-kecil tapi ada gempa Pak berarti bumi masih hidup. Tetapi itu juga suatu saat menjadi bencana juga, Pak.

Jadi saya kira cukup penjelasan saya bahwa ada perubahan, kemudian sedikit banyak juga ada pengaruh terhadap faktor-faktor yang tadi saya sampaikan. Prinsipnya saya manut saja kepada DPR, gimana enaknya. Kami hanya menyampaikan Bapak, Ibu yang akan mendorong kami. Terima kasih atas bantuan selama ini.

KETUA RAPAT :

Ini mau menanggapi yang mana Pak, ini nanti ada gilirannya kan? Nah, saya kira saat disampaikan bergiliran udah ada daftar penanya disini banyak sekali di meja saya. Ini yang soal apa Pak Nanda ini? Nanti ditanyakan pada saat ditanyakan giliran Bapak saja, sudah mengajukan ini kan? Oke.

(20)

20 Jadi sudah jelas ya jadi saya kira penjelasan Pak Kepala Badan ini sudah sangat jelas sekali gitu bahwa sebetulnya ada perubahan realokasi kesana-kemari. Jadi hanya itu sebetulnya yang mau didiskusikan. Nah, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sudah menjelaskan. Jadi sebetulnya Komisi VIII dengan komposisi seperti itu tidak bisa banyak berbuat, hanya mungkin berbuat pada saat pelaksanaan implementasi programnya saja yang bisa diawasi atau mungkin bisa diusulkan oleh kawan-kawan untuk supaya itu bisa dikerjakan oleh kementerian lembaga ini.

Nah, karena itu mungkin supaya lebih detail lagi kalau nanti kita ya diskors sekarang? Ini tadi kan belum disepakati sampai jam berapa? Bagaimana kalau kita sepakati sampai jam 12.30 dulu kita selesaikan pertanyaan ini atau kalau kita sepakati 10 penanya pertama dulu karena kalau semua bertanya tidak selesai ini, langsung ya kita kasih kesempatan nanti disilakan tanggapan kalau kita mau break dulu, tidak apa-apa.

ANGGOTA…:

Saya kira lebih bagus, perwakilan per fraksi saja Pak Ketua. KETUA RAPAT :

Baik.

Ada usulan dari fraksi-fraksi, silakan untuk memberikan tanggapan gimana? Kita sepakati itu dulu untuk melihat ini atau 10 yang pertama. 10 yang pertama? Oke, baik.

Yang pertama Ibu Endang Maria.

F-PG (Hj. ENDANG MARIA ASTUTI, S.Sg., SH): Terima kasih Pimpinan.

Jadi untuk dua-duanya ya Pimpinan? Jadi yang pertama untuk Pak Syamsul Maarif mengenai pertanyaan saya yang dulu ini belum terjawab dan dipertanyaan juga tidak ada Pak. Jadi dulu saya menanyakan mengapa dana on call itu susah terakses oleh daerah? Nah, ini yang belum terjawab meskipun kemarin ada beberapa yang belum terjawab disini saya cari tidak ada. Itu satu untuk BNPB.

Kemudian untuk Kementerian PP&PA itu tadi sudah kita tanyakan mengenai dana untuk Satker ya yang dana dekon. Apa sih pertimbangannya daerah ini mendapat sekian, daerah itu tidak dapat. Kemarin sudah saya tanyakan misalnya Jawa Timur, Jawa Tengah, itu kok tidak dapat? Oleh Bu Sesmen dijawab karena IPM. Kalau pertimbangannya IPM Jawa Tengah itu termasuk IPM-nya urutan ke-15 kalau tidak 14 nah ini tapi kenapa kok tidak dapat begitu. Oleh karena itu, saya ingin mendapatkan jawaban sehingga ketika rekan-rekan di Jawa Tengah bertanya jawabnya sudah tahu karena di Jawa Tengah kemarin tanya kok kita tidak dapat dekon begitu? Nah, kemarin juga sudah saya sampaikan.

KETUA RAPAT :

Bu, yang sudah dijawab oleh Bu Menteri, saya kira ga usah ditanyakan lagi tadi kan soal itu sudah dijawab.

F-PG (Hj. ENDANG MARIA ASTUTI, S.Sg., SH):

Meskipun itu nanti kan ada pengalihan cuma gini jawabnya ternyata ini kan belum dijawab kemarin, Pimpinan.

(21)

21 KETUA RAPAT :

Tadi sudah dijawab Ibu belum?

F-PG (Hj. ENDANG MARIA ASTUTI, S.Sg., SH): Belum, dulu juga belum. Tadi belum dijawab. Ya, oke.

Kemudian padahal diantara yang mendapat itu ternyata ada yang menolak. Di satu sisi daerah lain membutuhkan tidak dapat tapi daerah lain mendapatkan tapi justru ditolak padahal di daerah yang memerlukakn tapi tidak dapat, ini dapat kesulitan yang luar biasa. Nah, ini nanti kalau memang bisa dialihkan mohon bisa dijadikan pertimbangan kalau memang yang ditanyakan rekan-rekan dialihkan itu bisa. Itu saja.

Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT :

Terima kasih Ibu. Yang kedua, Ibu Itet.

F-PDIP (ITET TRIDJAJATI SUMARIJANTO, MBA): Terima kasih Pimpinan.

Yang saya hormati Ibu Menteri, Bapak Kepala BNPB,

Mungkin saya kalau boleh sekali ini saya punya pantun Pak karena kita ini, saya selalu dimana-mana saya mengatakan komisi ini, komisi kemanusiaan. Sesuai dengan Bapak tadi mengatakan perjalanan dinas ini adalah perjalanan biasa.

KETUA RAPAT :

Pantunnya mana Bu?

F-PDIP (ITET TRIDJAJATI SUMARIJANTO, MBA):

Perempuan juga kita perempuan Pak tentang kemanusiaan. Jadi sekali ini saya tidak pernah berpantun tapi pantun ini saya kira perlu kita hayati. Ada pantunnya begini.

“Indah itu cantik

Tapi cantik tiada indah tanpa cinta Dengan cinta segalanya menjadi indah”

Artinya kita ikhlas lah dengan penuh cinta karena ini kemanusiaan. Itu saja Pak. Terima kasih.

(22)

22 KETUA RAPAT :

Sebentar Bu, saya ingin meluruskan. Itu bukan pantun, itu mungkin puisi ya kan harus dibedakan,Bu. Itu puisi, betul ga Pak Romzi? Kita sepakati kita setujui puisi ya.

ANGGOTA... :

Bukan puisi Pak Ketua, kata hati. KETUA RAPAT :

Lanjut Bu.

F-PDIP (ITET TRIDJAJATI SUMARIJANTO, MBA):

Ya, memang saya katakan saya tidak bisa berpantun tapi mudah-mudahan ini menjadi bekal kita bekerja Pak karena kita adalah komisi kemanusiaan.

Nah, saya bertanya kepada Ibu Menteri begini Bu. Walaupun sudah dikunci Bappenas susah, Menkum susah. Ada ga bahwa ada minimal yang anggaran dan maksimal berapa Bu? Kalau sudah tahu itu kita berjuangnya bagaimana, ini kan cermin dari perjuangan Ibu disana.

Kemudian yang kedua ada kata kunci disini bahwa Ibu sudah dikunci hanya untuk membuat penyusunan kebijakan tapi didalam Satkernya saya lihat ada tugas lain. Nah, didalam tugas-tugas lain itu apakah tidak bisa diselipkan Bu program-program yang diluar ini? Karena kalau itu ada tugas lain itu sangat luas loh Pak Pimpinan, bisa Bapak, Ibu mengajukan macam-macam gitu loh.

Nah, kemudian mengenai saya sekarang beralih ke Pak Syamsul Ma‟arif. Saya setuju Pak satu pintu, ini juga terjadi di Komisi Pendidikannya 4 20% yang hanya hampir 400 triliun, pendidikan itu cuma 70 triliun misalnya itu dibagi-bagi. Nah, kalau saya tidak salah ingat Pemerintah mengatakan mulai kita dari satu pintu. Nah, bagaimana Komisi VIII ini melalui Panjanya nanti mendorong ini supaya dana ini satu pintu, saya setuju.

Yang kedua, Bapak itu program-program ini saya belum baca betul,ada ga sih penelitian atau teknologinya? Itu anggarannya besar Pak, ini saya belum lihat disini karena semakin canggih ini bencananya. Kemudian kita harus bagaimana mengatasi secara teknologi ini Pak. Nah, ini tolong program-programnya kedepan dimajukan.

Nah, yang ketiga bahwa Bapak ada takut dengan rasa penyerapan. Kalau ada penyerapan dengan dana yang besar Bapak takut. Apakah ketika mau menyusun program itu tidak melalui kajian dan sebagainya jadi ga usah takut Pak. Ini hal yang bisa diajukan. Jadi kalau pun dikasih berapa, kita maju kita bisa bertahan, kita bisa berdebat ini adalah perlu karena tadi tidak di, ini sudah diberi penjelasan lain-lain. Saya kira cukup dari saya sekian.

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT :

Menurut daftarnya berikutnya ini Pak Samsu Niang, masih perlu bicara ga Pak? Masih? Silakan Pak.

(23)

23 F-PDIP (Drs. SAMSU NIANG, M.PD):

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh.

Sebenarnya sih saya sedih ini saya tidak mau bicara karena sebenarnya tapi ada beberapa hal yang perlu kita luruskan dalam rangka untuk penetapan anggaran dari kedua kementerian ini.

Yang pertama, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Kemarin pada pembahasan anggaran evaluasi tahun 2014 kalau saya tidak salah anggarannya Rp217.719.899.000,- Kemudian mungkin saya akan langsung saja dari pagu alokasi untuk dana dekonsentrasi yaitu 20 milyar akan diberikan kepada 28 provinsi. Ini barangkali yang perlu kita pertegas nanti penyebarannya dimana? Karena kalau sudah ditetapkan kita Komisi VIII tidak tahu misalnya disebarkan Sulawesi Selatan, saya ini kan daerah Sulawesi Selatan II, saya tidak tahu dimana penyebarannya itu. Mungkin nanti sebelum itu ada gambaran dari situ supaya saya paham terkait dengan gender 10 milyar dan perlindungan anak 10 milyar. Itu barangkali yang harus kita pahami dari saya.

Kemudian untuk Penanggulangan Bencana. Menurut saya problem terus yang harus dihadapi oleh BNPB ini adalah tidak hanya aspek anggarannya dan kelembagaannya serta kinerja dan menjalankan tugas dan fungsinya dalam penanggulangan bencana, perlu agar BNPB ini kreatif memiliki berbagai terobosan program terutama diperlukan perubahan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana agar berbagai hambatan yuridis dapat diatasi dengan cepat seperti tadi yang diinginkan itu. Jadi saya kira Komisi VIII ini secepatnya akan mendorong ke Prolegnas untuk perubahan anggaran ini karena kalau kita tidak dorong ini saya kira BNPB ini apa yang dikatakan tadi Pak Kepala Badan tadi itu seperti itu lah adanya. Olehnya itu mungkin memang harus didorong perubahannya ini. Kedua, dilakukan perubahan pradigma peran BNPB dalam berbagai program kegiatan, pengurangan resiko bencana dan perubahan iklim. Ketiga kemampuan fungsi koordinasi dengan kementerian dan lembaga serta penguatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Pertanyaan saya adalah sejauhmana kajian-kajian atau hasil monitoring serta evaluasi dijadikan dasar dalam penyusunan program dan anggaran dan apa yang menjadi hambatan yang menyebabkan dalam APBN-P tahun anggaran 2015 tidak mendapat tambahan anggaran yang signifikan. Walaupun tadi sudah dijelaskan dengan baik tapi harapan saya jangan lagi terulang untuk 2016 ini, 2015 mungkin bisa kita pahami dengan argumentasi-argumentasi seperti itu tapi 2016 kalau tidak ada lagi penambahan-penambahan dan perubahan-perubahan undang-undang ini berarti inovasi dan kreatifitas dalam kementerian dan badan ini saya anggap tidak kreatif dalam mencoba mengantisipasi perubahan paradigma untuk kedepan ini. Terutama di Pemberdayaan Perempuan ini memang karena begitu banyak persoalan-persoalan disitu saya kira memang kedepan ini harus lebih agresif, lebih inovatif meyakinkan ya kalau perlu Menteri Jokowi diyakinkan itu. Kita sama-sama karena saya dari PDIP Perjuangan Bu, Insya Allah dalam rangka karena ini persoalan yang sangat besar. Saya mesti bertanya Bu kemarin Ibu Sekretaris, sudah berapa orang ditangkap Bu? Ini kan seperti Ibu Menteri Susi ya itu sudah ada perahu yang ditembak. Kemudian Kejaksaan sudah ada yang dihukum mati. Sekarang Menteri Pemberdayaan Perempuan sejauhmana ini perannya ini menangkap mafia-mafia itu, mafia penjualan anak.

(24)

24 KETUA RAPAT :

Pak Samsu, bisa ga fokus ke anggaran saja? F-PDIP (Drs. SAMSU NIANG, M.PD):

Anggarannya tadi penyebarannya saja yang 10 milyar, 2 penekanan itu yang gender dan perlindungan anak, 28 provinsi itu. Itu yang perlu disepakati karena kalau tidak disepakati disini. Kalau sudah ditetapkan Pak, kita tidak tahu penyebarannya dimana gawat kita ini langsung Menteri ...sudah disepakati Komisi VIII, kita tidak tahu, yang mana yang disepakati. Jadi olehnya itu sebelum kita sepakati mungkin saya minta itu yang mana itu yang 28 provinsi itu.

Terima kasih. KETUA RAPAT :

Oke, baik.

Nanti dijawab oleh Ibu Menteri.

Yang berikutnya Ibu Endang Srikarti Handayani. Tapi saya kira sudah disampaikan tadi. Kan sudah disampaikan soal Jawa Tengah Bu ya dekon tadi, apa mau dipertanyakan itu juga? mau lagi? Ya, sudah jadi saya ini saya berikan kesempatan tapi tetap 3 menit ya, Bu.

silakan

F-PG (ENDANG SRIKARTI HANDAYANI, SH., M.Hum):

Njeh Pak Ketua, ini kalau sama Endang Srikarti Handayani ini seperti itu.

Bismillahirrahmannirrahim.

Terima kasih Pimpinan dan kawan-kawan Komisi VIII di ruangan ini atas kesempatannya. Assalamu'alaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh.

Yang saya banggakan Ibu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, juga Pak Syamsul Ma’arif,

Kepala BNPB dan jajarannya yang saya muliakan.

Pertama-tama yang saya ingin sekali dengan Ibu Menteri, yang saya banggakan, Ibu Menteri dan Jajarannya sebetulnya saya sangat mendukung sekali dengan motivatornya sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan, supaya perempuan itu bisa mandiri. Karena kemasan Ibu Menterinya supaya ibu Menteri ayo semangat, saya akan bantu dan perdayakan sayalah untuk bersama-sama. Karena Menteri Perempuan dan Pemberdayaan Anak itu menjadi mitra kami, ayolah bu, ibu cantik, ibu bisa memberikan motivasinya kepada perempuan-perempuan supaya bisa mandiri.

KETUA RAPAT:

Langsung ke anggaran, kita ini bicara tentang anggaran bukan program lagi, anggarannya, silakan bu.

(25)

25 F-PG (ENDANG SRIKARTI HANDAYANI, SH., M.Hum):

Pimpinan, ini sangat penting, utama dan pertama ini supaya saya tidak bisa menghilangkan kesempatan bisa ketemu dengan Ibu Menteri dan jajarannya. Mohon luangkan waktu untuk perempuan, pak ketua itu keluar dari perempuan.

KETUA RAPAT:

Kita meluangkan waktu tapi dengan anggarannya dulu bu, fokus ke anggarannya. F-PG (ENDANG SRIKARTI HANDAYANI, SH., M.Hum):

Baik,

Kalau begitu saya langsung saja dengan sasaran, saya sangat prihatin sekali dengan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Begitu anggarannya hanya sekian miliar dibandingkan dengan kementerian-kementerian yang lain T, T, T, itu yang saya prihatinkan.

KETUA RAPAT:

Bu disini itu tidak ada anggarannya itu Kementerian Perempuan, disini tidak ada anggaran, anggaran itu disana, langsung tanyakan langsung ke menterinya atau bagaimana?

F-PG (ENDANG SRIKARTI HANDAYANI, SH., M.Hum): Baik Pak. Terima kasih,

Ini tadi pagi minum pil apa sih pak?

Ibu Menteri mungkin saat ini kami sudah tidak mungkin akan penambahan anggaran ya, padahal anggaran itu menentukan rencana dan pelaksana, kita bersama untuk perempuan dan perlindungan anak. Tapi apalah daya ya to? Karena ibu menteri juga baru berapa bulan ya, untuk menyesuaikan ini, sehingga walaupun 200 miliar sekian, tidak mencukup saya yakin nanti dengan Ibu Menteri yang saya banggakan bisa lakukan bersama-sama. Dan nanti tahun 2016 jangan terjadi dengan mengajukan anggaran yang sedikit ini, ya tentunya tidak akan mencukup sepertinya hidup tak mau matipun segan, jadi saya tidak inginkan itu ya. Jadi kalau memang nanti 2016 tetap anggaran itu tetap sama lebih baik, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dibubarkan saja. itu saya setuju. Tetapi alangkah baiknya kalau itu ada perbaikan, saya malu sebagai Anggota Dewan yang perempuan punya anggaran, Menteri Pemberdayaan Perempuan hanya sekian saya malu, jujur saya.

Terus yang terakhir adalah, ibu yang saya banggakan, di Solo ini di Dapil saya itu ada ditemukan lagi ya, ini sekedar info, mungkin ibu belum dapat datanya, semoga yang saya berikan info kepada ibu ini menjadikan data yang untuk pelaksana ibu. Hari Senin kemarin itu mayat orok ditemukan tetap di RSUD dulu di Kostati juga, tapi ini sekali, ini masih ditemukan lagi, ini yang sekian kali di Solo. Padahal di Solo itu ada yang namanya Pak Presiden kita asli Solo, kita tidak boleh kecolongan seperti ini.

Terus yang kedua lagi pembuangan bayi, ternyata itu juga tetap di Rumah Sakit Kostati itu tanggal berapa, Selasa minggu yang lalu. Jadi sepertinya setiap hari ada korban-korban seperti ini. KETUA RAPAT:

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ditetapkan ketentuan-ketentuan pokok yang memberikan pedoman kebijakan dan arahan bagi daerah

Berdasarkan data yang didapat dari hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner kepada 30 orang responden yang dilakukan oleh penulis dapat dilihat bahwa e-sports marketing

Pada saat pengakuan awal, Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,

Assalaamu'alaikum warrahmalullaahi wabarakaluh. Selamat siang, salam sejahtera untuk kita sekalian. Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat dan yang mewakili pemerintah. Kami tentu

Berbagai hal yang diinginkan istri selama memberikan ASI. Jenguk anak atau istri ke sini tuh udah senang. Juga perhatian sama moral juga ya tapi itu ngga di

Meskipun penelitian mengenai kadar timbal dalam darah pada petugas SPBU telah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, namun penelitian ini berfokus pada dampak

Berdasarkan hasil pengujian dan analisa yang telah dilakukan pada perangkat modulator BPSK yang telah dirancang maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa perangkat

Mengedit data obat pada form edit Klik tombol simpan untuk menyimpan data obat Sistem berhasil menyimpan data obat yang sudah di edit pada database Sesuai