PREPARAT DARAH NATIF, WAKTU BEKU DARAH, WAKTU PENDARAHAN, LAJU ENDAP DARAH DAN BERAT JENIS
Sulkifli
Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2013
ABSTRAK
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu preparat darah natip, penetapan waktu koagulasi, waktu pendarahan dan waktu laju endap darah. Penelitian Preparat Darah natif bertujuan untuk melihat bentuk-bentuk dari komponen darah melalui pengamatan langsung, waktu koagulasi bertujuan untuk melihat waktu yang dibutuhkan dalam pembentukan benang-benang fibrin pada darah setelah keluar dari pembuluh darah, waktu pendarahan bertujuan untuk melihat darah yang keluar dengan menggunakan kertas saring hingga pendarahan terhenti. dan waktu laju endap darah bertujuan untuk melihat kecepatan darah yang mengendap dengan melihat tinggi plasma yang jernih.
Kata kunci: Preparat darah natif, waktu beku darah, waktu pendarahan, laju endap darah, dan berat jenis darah.
PENDAHULUAN
Darah terdiri atas bagian cair (plasma) dan bahan-bahan intraselular. Plasma darah dan sel-sel darah dapat terpisah dan bebas bergerak dalam cairan intraselular. Beberapa sel darah, seperti lekosit dapat berpindah melalui pembuluh darah untuk melawan infeksi. Total sirkulasi volume darah diperkiran sekitar 5-8 % dari total bobot badan dan angka ini bervariasi menurut umur, spesies, berat tubuh, aktivitas, status kesehatan, status gizi dan kondisi fisiologis (bunting, laktasi) (Sonjaya,2012)b.
Darah mempunyai beberapa fungsi yang penting untuk tubuh. Darah mengangkut zat-zat makanan dari alat pencernaan ke jaringan tubuh, hasil limbah metabolism dari jaringan tubuh ke ginjal, dan hormon dari kelenjar endokrin ke target organ tubuh. Darah juga berpartisipasi dalam pengaturan kondisi asam basa, keseimbangan elektrolit dan temperatur tubuh, serta sebagai pertahanan suatu organisme terhadap penyakit (Sonjaya,2012)b.
ALAT DAN BAHAN
Adapun Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain: lancet pen, objek glass, cover glass, mikroskop, pipa kapiler, cawan petri berlapis parafin, stopwatch, tabung westergrin dengan raknya, dan tabung reaksi dengan raknya.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas saring, sampel darah, antikoagulan, heparin, larutan NaCl 0,9%, alkohol 70%, minyak emersi dan kapas.
METODE PERCOBAAN
Metode paktikum pada preparat darah natip adalah menyiapkan objek glass dan preparat yang telah bersih dengan alkohol. Kemudian menetesi dengan larutan NaCl 0,9% sebanyak 1-2 tetes, lalu tetesi darah sebanyak satu tetes dari ujung jari yag telah di tusuk dengan lancet pen, dan menghisap dengan kertas saring apabila darah di cover glass berlebihan. Selanjutnya mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran objektif 10x, 40x, dan 100x bila perlu dengan menggunakan minyak emersi. Kemudian memperhatikan bentuk sel darah merah
(yang miring, datar, dan adanya rouleuax), bentuk sel darah putih (adanya granula, pergerakannya, dan sebagainya)(Sonjaya ,2012)a.
Metode paktikum pada penetapan waktu koagulasi ada dua cara yaitu dengan menggunakan cawan petri dan pipa kapiler. Dengan menggunakan cawan petri, hal pertama yang dilakukan adalah menusuk ujung jari dengan lancet pen dan mencatat waktunya. Kemudian meneteskan darah tersebut ke cawan petri yang berlapis parafin sebanyak 1-2 tetes. Lalu menusuk darah tersebut dengan jarum pentul secara perlahan-lahan sampai adanya benang fibrin. Sedangkan dengan menggunakan pipa kapiler, yaitu memasukkan darah yang keluar dari ujung jari kedalam pipa kapiler (yang tidak mengandung heparin) sampai 4/5 pajang pipa dengan cara menempelkan satu ujungnya pada darah yang keluar dari ujung jari. Kemudian menggenggam pipa kapiler tersebut yang berisi darah dalam tangan untuk mempertahankan pada suhu tubuh selanjutnya menunggu 2 menit lalu mematahkan pipa tersebut 1/10 panjang pipa yang berisi darah, dan mengulangi setiap ½ menit sampai terbentuk benang fibrin. Hal ini ditandai dengan bergantungnya bagian pipa yang patah(Sonjaya ,2012)a.
Metode praktikum pada waktu pendarahan adalah menusuk ujung jari dengan lancet pen yang bersamaan dengan menekan stopwatch pada saat timbulnya tetes darah pertama dari tusukan tersebut. Kemudian mengisap setiap tetesan darah dari ujung jari tersebut dengan kertas saring, sampai tidak ada noda darah lagi(Sonjaya ,2012)a.
Metode praktikum pada waktu laju endap darah adalah menyiapkan tabung westergrin dengan raknya, dan sampel darah yang telah tercampur dengan antikoagulan (natrium sitrat). Kemudian memasukkan ke dalam tabung westergrin lalu membiarkan berdiri tegak di raknya sampai isi tabung bertanda minus. Selanjutnya mencatat berapa mm turunnya eritrosit setelah 30 menit, 60 menit dan 90 menit(Sonjaya ,2012)a.
Metode praktikum pada berat jenis dapat dilakukan dengan menggunakan laktodensimeter. Darah dimasukkan kedalam tabung laktodensimeter, kemudian menempatkan di permukaan yang rata dan datar. Memasukkan laktodensimeter ke dalam tabung, kemudian membaca skalanya. Setelah itu, mencatat dan membandingkan berbagai sampel darah lain(Sonjaya ,2012)a.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Preparat Darah natif
Tabel 1: Hasil Pengamatan Praparat Darah Natip
Perbesaran: 100X
No Jenis Darah Gambar
1 Sel darah merah
2 Sel darah putih
Sumber: Image and description National Cancer Institute Dari hasil pengamatan di bawah
mikroskop terlihat adanya komponen- komponen darah yang terdiri atas eritrosit, leukosit, dan trombosit yang tersebar dalam plasma darah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2012), bahwa komponen selluler dari darah termasuk sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah (trombosit). Hal ini juga sesuai dengan pendapat Frandson (1992), yang menyatakan bahwa elemen-elemen darah yang memiliki bentuk meliputi sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah (platelet). Dan juga yang menyatakan bahwa darah manusia ataupun hewan terdiri dari dua kompoen penting yaitu sel-sel darah dan plasma darah (cairan darah). Dimana sel-sel darah itu sendiri terdiri dari sel darah merah dan sel darah putih serta keping darah, sedangkan cairan darah terdiri dari cairan darah (Plasma darah).
Bentuk sel darah merah itu bentuknya bulat, bikonkaf, tidak berinti, dinding elastis, serta fleksibel. Sel darah
merah itu mengandung hemoglobin yang bisa menyebabkan darah ini berwarna merah. Hemoglobin ini mempunyai fungsi yaitu untuk mengikat oksigen serta mengedarkannya ke dalam seluruh lapisan sel tubuh manusia, Selain sel darah merah, dalam manusia juga terdapat sel darah putih (leukosit). Leukosit atau sel darah putih berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap kuman-kuman penyakit yang menyerang tubuh dengan cara memakan kuman-kuman penyakit (fagosit). Leukosit memiliki ciri-ciri yaitu : tak berwarna (bening), bentuk tidak tetap, berinti, serta mempunyai ukuran lebih besar dari pada sel darah merah dan Keping darah mempunyai ukuran yang paling kecil dengan yang lainya , bentuknya pun nggak teratur,serta tidak memiliki inti sel. Trombosit dibuatnya di dalam sumsum merah pada tulang pipih dan tulang pendek. Trombosit (keping darah) berfungsi untuk pembekuan darah. Pembekuan darah ini terjadi jika pada saluran darah terjadi sobek atau luka sehingga darah berhenti mengalir keluar dari saluran darah (Prabowo,2012). B. Penepatan Waktu Koagulasi
Tabel 2: Hasil Pengamatan Penetapan Waktu Kogulasi
No. Jenis Kelamin Waktu (detik) pada media
Cawan petri Pipa kapiler
1. Laki-laki (♂) 119 290
2. Perempuan (♀) 125 249
Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013 Dari tabel diatas, dapat dilihat
bahwa waktu koagulasi pada cawan petri untuk laki-laki (♂) 119 detik dan perempuan(♀) 125 detik, sedangkan pada pipa kapiler waktu koagulasi untuk laki-laki(♂) 290 detik dan perempuan(♀) 249 detik. Dimana waktu koagulasi pada cawan petri untuk laki-laki (♂) lebih cepat dibangdingkan dengan perempuan (♀), sedangkan waktu koagulasi pada pipa
kapiler untuk perempuan (♀) lebih cepat dibangdingkan dengan laki-laki (♂). Hal ini disebabkan karena kandungan garam dalam kalsium dalam tubuh kurang, akibatnya akan sangat berpengaruh terhadap pemecahan trombosit yang mengandung tromboplastin yang penting dalam pembekuan darah, dimana tromboplastin akan bertemu protrombin dan dengan bantuan kalsium dan vitamin
K akan menjadi trombin yang dapat mengubah fibrinogen menjadi fibrin.
Hal
ini
sesuai
dengan
pendapat
(Evellyn,1989), menyatakan bahwa
faktor dalam penggumpalan darah
adalah garam kalsium sel yang
membebaskan trombokinase, trombin,
dari protombin dan fibrin sehingga
terbentuk fibrinogen.
Hal ini sesuai juga dengan pendapat Ariwibowo (2007), Faktor yang diperlukan dalam penggumpalan darah adalah garamkalsium sel yang luka yang membebaskan trompokinase, thrombin dari protombin dan fibrin yang terbentuk dari fibrinogen Mekanism pembekuan darah adalah sebagai berikut setelah trombosit meninggalkan pembuluh darah dan pecah, maka trombosit akan mengeluarkan tromboplastin. Bersama-sama dengan ion tromboplastin mengaktifkan protrombin menjadi thrombin.
C. Waktu Pendarahan
Tabel 3 : Hasil Pengamatan Waktu Pendarahan
No. Jenis kelamin Waktu (detik)
1. Laki-laki 30
2. Peempuan 38
Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013 Dari tabel 2 diatas, maka
diperoleh hasil waktu pendarahan pada laki-laki (♂) 30 detik sedangkan pada perempuan (♀) 38 detik, Sesuai dengan pendapat Guyton (1983) yaitu kisaran waktu pendarahan yang normal untuk manusia adalah 15 hingga 120 detik. Waktu pendarahan pada sampel darah laki-laki(♀) lebih cepat daripada perempuan (♀). Hal ini disebabkan dari besar kecilnya luka, dimana semakin kecil luka maka darah yang keluar juga sedikit sehingga waktu pendarahan yang diperlukan juga singkat, begitupun
sebaliknya semakin besar luka maka darah yang keluar juga banyak sehingga waktu pendarahan yang diperlukan juga banyak. Pembuluh darah yang terpotong atau rusak, maka akan terjadi penyempitan bagian yang terluka. Hal ini terjadi karena kontraksi miogenik otot polos simpatik yang merangsang serabut adrogenik yang menginversi otot polos dinding pembuluh lokal. Kontraksi ini membuat darah yang keluar dari pembuluh darah akan berkurang (Frandson, 1992). sebagai suatu plasma lokal dan karena refleks
D. Lanjut Endap Darah (LED)
Tabel 4: Hasil Pengamatan Laju Endap Darah (LED) No Jenis darah Waktu 30 60 90 1. Ayam potong 1 mm 2 mm - mm 2. Ayam kampung 1 mm 1 mm 1 mm 3 Sapi 1mm 2 mm 2 mm
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh data bahwa laju endap darah pada masing-masing sampel berturut-turut pada waktu 30 menit, 60 menit dan 90 menit yaitu pada darah ayam potong 1 mm, 2 mm, ayam kampung yaitu 1 mm, 1mm, dan 1 mm; dan pada Sapi 1 mm, 2 mm dan 2 mm. Pada sampel darah Ayam potong dan darah Sapi mengalami penurunan, sesuai dengan pendapat Frandson (1992) bahwa apabila suatu sampel darah diberi zat
untuk mencegah penggumpalan dan dibiarkan tenang tak terganggu, sel-selnya akan turun dan mengendap (settle) ke bagian dasar hingga tak terlihat suatu cairan di bagian atas berwarna menyerupai jerami yang disebut plasma darah. Lalu Pada sampel darah ayam kampung tidak mengalami perubahan yang signifikan hal ini mungkin disebabkan karena sampel darah ayam kampung yang diambil telah mengalami kerusakan atau terlalu lama.
E. Berat Jenis Darah
Tabel 5: Hasil Praktikum Berat Jenis Darah
No
Jesnis Hewan/ Ternak
Berat Jenis Darah
1
Ayam poton
g1.032 mm
2
Ayam
Kampung1.034 mm
3
Sapi
1.036 mm
Sumber : Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak, 2013
Berdasarkan data dari Tabel pengamatan berat jenis darah berat jenis darah pada hewan/ ternak berbeda-beda dimana jenis darah ayam