• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI UMUM KOTA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONDISI UMUM KOTA MALANG"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Bio Fisik

Kota Malang merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Kota Malang terletak ditengah-tengah wilayah Kabupaten Malang.Secara astronomis Kota Malang terletak pada

posisi 112.06o – 112.07o Bujur Timur, 7.06o – 8.02o

1.

Lintang Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut:

2.

Sebelah Utara : Kec. Singosari dan Kec. Karangploso Kab. Malang

3.

Sebelah Timur : Kec. Pakis dan Kec. Tumpang Kab Malang

4.

Sebelah Selatan: Kec. Tajinan dan Kec. Pakisaji Kab. Malang Sebelah Barat : Kec. Wagir dan Kec. Dau Kab Malang.

Luas wilayah Kota Malang adalah 110,06 km2dan terbagi dalam lima

wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Kedungkandang, Sukun, Klojen, Blimbing dan Lowokwaru. Kota Malang memiliki ketinggian antara 440 – 667 meter di atas permukaan air laut. Kota Malang diapit oleh beberapa deretan pegunungan, barisan Gunung Kawi dan Panderman, Gunung Arjuno, dan Gunung Semeru. Sungai yang mengalir di wilayah Kota Malang adalah Sungai Brantas, Amprong dan Bango.

Berdasarkan luasan kota dan persentase luasan kota, wilayah Kedung Kandang merupakan kecamatan terluas dari Kota Malang. Luasan Kecamatan

Kedung Kandang adalah 39,9 km2 atau 36,2% dari total wilayah Kota Malang.

Kecamatan Lowok Waru merupakan wilayah terluas kedua dengan luasan 22,6

km2 atau 20,5 % dari total Kota Malang.

Tabel 2. Luas Kecamatan (Km2

Kecamatan

) dan Presentase terhadap Luas Kota

Luas Kecamatan (Km2 Persentase Terhadap Luas Kota (%) ) Klojen 8,8 8,0 Blimbing 17,8 16,1 Sukun 20,9 19,0 Lowok Waru 22,6 20,5 Kedung Kandang 39,9 36,2 Total 110,1 100,0

(2)

Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2007 tercatat rata-rata suhu

udara berkisar antara 22,9oC sampai 24,1oC. Suhu maksimum mencapai 31,8oC

dan suhu minimum 19,0oC. Rata-rata kelembaban udara berkisar 79% - 85%,

dengan kelembaban maksimum 99% dan minimum mencapai 37%. Seperti umumnya daerah lain di Indonesia, Kota Malang mengikuti perubahan putaran dua iklim, musim hujan dan musim kemarau.

Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karang Ploso,curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Februari, Maret, dan April. Bulan Juni dan September curah hujan relatif rendah. Kecepatan angin maksimum terjadi di bulan Agustus, September dan Juni.

Bulan

Tabel 3. Temperatur dirinci Tiap Bulan

Temperatur

Rata-Rata Maks Min Maks Absolut Min Absolut

1 2 3 4 5 6 Januari 24,1 31 20,1 32,5 18 Februari 23,5 30,1 20,3 32 19 Maret 23,2 29,5 20,2 31 18 April 23,3 30,6 20,1 32 18 Mei 23,9 31,3 19,9 32 19 Juni 23,2 30,5 19 32 14,5 Juli 22,9 30,9 18,5 33 14,5 Agustus 23 31 18,5 32,5 14,5 September 23,5 31,8 19,1 33 14,5 Oktober 22,8 30 19,2 32,5 18,5 November 23,8 31 20,6 32 19 Desember 23,1 30,8 20,5 32 18,5

Keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain :

Sumber : BMKG Karang Ploso, 2007

a. Bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas,cocok untuk industri

b. Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian c. Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang subur d. Bagian barat merupakan dataran tinggi yangf amat luas menjadi daerah

pendidikan

Jenis tanah di wilayah Kota Malang ada 4 macam, antara lain : a) Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6,930,267 Ha.

(3)

b) Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha.

c) Asosiasi latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha. d) Asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765,160 Ha Struktur tanah pada umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu mendapatkan perhatian adalah penggunaan jenis tanah andosol yang memiliki sifat peka erosi. Jenis tanah Andosol ini terdapat di Kecamatan Lowokwaru dengan relatif kemiringan sekitar 15 %.

Penggunaan Lahan

Tata guna lahan (land use) di Kota Malang didominasi oleh ruang terbangun dengan luasan total 6.902,7 ha, sedangkan lahan tidak terbangun dengan luasan total 4.102,9 ha (Tabel 4). Data tata guna lahan tersebut memperlihatkan ketimpangan orientasi penggunaan lahan yang cenderung terus bertumbuh untuk pembangunan permukiman dan fasilitas perekonomian lainya. Kebijakan yang tidak berorientasi pada lingkungan diduga berdampak pada berkurangnya lahan peruntukan untuk ruang terbuka hijau dan areapepohonan yang menyebabkan penurunan kualitas dan kenyamanan hidup perkotaan.

NO

Tabel 4. Tata Guna Lahan Kota Malang

KECAMATAN LUAS (Ha)

TATA GUNA LAHAN

JUMLAH PENDUDUK TERBANGUN (Ha) TIDAK TERBANGUN (Ha) 1 Klojen 883 754,25 128,75 108.268 2 Blimbing 1.776,65 1.445,30 331,35 163.637 3 Sukun 2.096,57 1.235,40 861,17 166.675 4 Lowokwaru 2.260,00 1.598,01 661,993 182.839 5 Kedung Kandang 3.989,44 1.869,73 2.119,71 167.930 TOTAL 11.005,66 6.902,69 4.102,97 789.349 Sumber: BPS,2007

Konversi lahan yang tidak terkendali menyebabkan ruang tumbuh ekologis berkurang. Dari data diketahui bahwa proporsi ruang terbangun adalah 62,4% dari total kawasan dan ruang tidak terbangun adalah 37,3%. Distribusi tata guna lahan di Kota Malang tersaji pada Gambar 17.

(4)

Gambar17. Peta Tata Guna Lahan, 2007 (Sumber : Bappeko, Wasbangdaling Malang,2007)

(5)

Ruang Terbuka Hijau Kota Malang

Jenis Ruang Terbuka Hijau Kota Malang

Ruang terbuka hijau (RTH) kota Malang terbagi dalam tiga kategori berdasarkan fungsi dan bentuk ruang terbuka hijau. Ketiga jenis itu, antara lain ruang terbuka hijau ekologis, sosial ekonomi dan arsitektural (Tabel 5). Ruang terbuka hijau ekologis bermanfaat sebagai area konservasi air dan tanah, jejaring habitat kehidupan liar, serta menurunkan tingkat pencemaran udara dan mencegah banjir.

Bentuk RTH ekologis adalah hutan kota, taman kota, kawasan dan jalur hijau, sempadan sungan, kereta api dan jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT). RTH sosial ekonomi kota Malang berupa hutan kota, taman kota, lapangan olahraga, taman rekreasi dan taman lingkungan perumahan dan permukiman. RTH tersebut bermanfaat sebagai pendidikan lingkungan, rekreasi kota dan ruang interaksi sosial. RTH arsitektural kota Malang bermanfaat sebagai kerapian dan keteraturan kota, kenyamanan dan keindahan kota. Kawasan RTH ini dapat berupa jalur hijau jalan, alun-alun dan monumen kota, taman lingkungan dan gedung komersial serta jalur pengaman jalan dan median jalan.

No

Tabel 5. Fungsi, Manfaat dan Bentuk RTH Malang

Fungsi Manfaat Bentuk RTH

1 Ekologis

Meningkatkan Kandungan Air Tanah hutan Kota Membangun Jejaring Habitat Kehidupan Liar Taman Kota

Menurunkan Tingkat Pencemaran Udara Kawasan Dan Jalur Hijau

Mencegah Longsor Dan Banjir Lindung Sempadan Sungai, Kereta Api Dan Jalur SUTT

2 Sosial Ekonomi

Pendidikan Lingkungan Hutan Kota

Sarana Rekreasi Taman Kota

Ruang Interaksi Sosial Lapangan Olahraga Taman Rekreasi

Taman Lingkungan Perumahan Dan

Permukiman 3 Arsitektural

Meningkatkan Kerapian Dan Keteraturan Kota Kawasan Dan Jalur Hijau

Meningkatkan Kenyamanan Kota Taman Kota Berupa Alun Alun Dan Monumen Kota

Meningkatkan Keindahan Kota Taman Lingkungan Dan Gedung Komersial

Jalur Pengaman Jalan Dan Median Jalan

Taman Atap

(6)

Berdasarkan masterplan RTH kota Malang (2006), jenis dan fungsi RTH yang tersebar di Kota Malang dijabarkan pada Tabel 6.

Jenis RTHK

Tabel 6. RTH Kota Malang

Nama Lokasi Fungsi

Gerbang Kota Arjosari Jl. A. Yani Utara gerbang kota untuk

keindahan kota Gadang Jl. Supriyadi

Landungsari Jl. Tlogo Mas

Monumen Patung Raksasa Jl. Kertanegara Identitas kota untuk

keindahan kota

Tugu Depan Balaikota

Patung Sudirman Jl. Panglima Sudirman Patung Chairil Anwar Jl. Basuki Rahmat Tugu Adipura Jl. Arjuna Patung Bunga Ijen Jl. Ijen Tugu Jam Jl. Bandung

Candi Jl. Borobudur

Pahlawan Tri[ Jl. Ijen

Kalimewek Jl. Ahmad Yani Utara

Bola Jl. Kaliurang

KNIP Sarinah Plaza

Perjuangan Jl. Semeru Singa Arema Jl. Sempu

KB Jl. Bungur

Kemanunggalan Jl. Panglima Sudirman Playground jl. Veteran

Lapangan, Nursery dan Hutan Kota

Stadion Gajayana Jl. Semeru Ruang interaksi sosial, pendidikan lingkungan, ekologis dan resapan air Velodrome Perumnas Sawojajar

Lapangan Rampal Jl. Urip Sumoharho Kampus APP Tanjung Kl.Ich.Rdw. Rais Hutan Kota Malabar Jl. Malabar Kebun Bibit Garbia Jl. Delima TPA Supit Urang Jl. Mulyorejo Kendalsari Jl. Bukinsari Jati Joyo Agung Joyogrand

Taman Rekreasi Alun alun merdeka Jl. Merdeka ruang interaksi sosial, rekreasi kota dan keindahan kota Tlogomas Jl. Simpang Tlogomas

Dieng Jl. Terusan Dieng Pasar bunga/burung Jl. Mojopahit sena putra Jl. Rumah sakit taman rekreasi kota Jl. Mojopahit

jalur hijau jalan Jl. Ijen Jl. Ijen pelindung

ekologis/ barier Jl. Jakarta Permukiman Jakarta

Jl. Trunojoyo Stasiun Kota Baru Jl. Merbabu Permukiman Merbabu Jl. Merapi Malabar

Jl. Dieng Pertokoan Dieng Jl. Kertanegara Stasiun Kota Baru Sumber: Bappeko, Masterplan RTHK Malang, 2006

(7)

Kota Malang memiliki luasan ruang terbuka hijau yang tidak besar. Luasan total RTH di Kota Malang adalah 130,3 ha yang terbagi atas jalur hijau 7,9 ha, taman kota 36,7 ha, taman lingkungan 13,1 ha dan bentuk lain-lain adalah 72,7 ha (Bappeko,2007). Nilai ini relatif sangat kecil dan terhitung kurang memenuhi untuk standar kota besar.Ditinjau dari distribusinya, RTH kota Malang belum tersebar secara merata (Gambar 18).

Kecamatan

Tabel 7. Luas Ruang Terbuka Hijau Kota Malang

Luas Ruang Terbuka Hijau Kota Luas Kawasan (Ha) Jalur Hijau (M2 Taman Kota (M ) 2 Taman Lingkungan (M ) 2 Lain Lain (M ) 2 Total (M ) 2) Klojen 883,00 20.635 259.715 63.180 98.455 441.985 Blimbing 1776,65 10.588 4.075 16.306 165.463 196.432 Sukun 2096,57 12.467 77.858 14.272 276.940 381.537 Lowok Waru 2260,00 26.479 7.718 9.942 107.871 152.010 Kedung Kandang 3989,44 8.900 16.670 27.733 77.925 131.228 11005,66 79.069 366.036 131.433 726.654 1.303.192

Sumber : Bappeko Kota Malang, 2007

(8)

Berdasarkan kepemilikannya, RTH kota Malang terbagi atas dua jenis, yaitu publik dan privat (Tabel 8). RTH Publik merupakan ruang terbuka hijau yang dikelola oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman, sedangkan RTH Privat dikelola oleh masyarakat dan pihak swasta.

NO

Tabel8. Kelompok RTH Publik

Nama Taman Luas (M2) Kecamatan

1 Tm. Alun-Alun Merdeka 23.970,00 Klojen

2 Tm. Chairil Anwar 43,00 Klojen

3 Tm. Alun-Alun Tugu 10.923,00 Klojen

4 Tm. Kertanegara 2.758,00 Klojen

5 Tm. Trunojoyo 5.840,00 Klojen

6 Tm. Ronggowarsito 3.305,00 Klojen 7 Tm. Jalur Tengah Ijen 10.681,00 Klojen

8 Tm. Adipura/Arjuno 395,00 Klojen

9 Tm. TGP 201,00 Klojen

10 Tm. Oepet/Semeru 272,00 Klojen

11 Tm. Melati 210,00 Klojen

12 Tm. Simpang Balapan 1.810,00 Klojen

13 Tm. Wilis 700,00 Klojen

14 Tm. Jalur Tengah Langsep 8.650,00 Klojen 15 Tm. Jalur Tengah Galunggung 770,00 Klojen 16 Tm. Jalur Tengah Dieng 3.498,00 Klojen 17 Tm. Jalur Tengah Veteran 9.410,00 Klojen 18 Tm. Segtiga Pekalongan 85,00 Klojen 19 Tm. Bundaran Bandung 23,00 Klojen 20 Tm. Jakarta Sebelah Timur 1.195,00 Klojen 21 Tm. Jalur Tengah J.A.Suprapto 1.200,00 Klojen

22 Tm. Dr. Soetomo 453,00 Klojen

23 Tm. Bundaran Panglima Sudirman 1.812,00 Blimbing 24 Tm. Jalur Tengah Borobudur 1.650,00 Blimbing

(9)

25 Tm. Jalur Tengah Kalimewek 950,00 Blimbing 26 Tm. Jalur Tengah Raden Intan 2.224,00 Blimbing

27 Tm. Kalimewek 5.002,00 Blimbing

28 Tm. Segitiga Arjosari 185,00 Blimbing 29 Tm. Jalur Tengah Sukarno Hatta 3.235,00 Lowokwaru 30 Tm. Jalur Tengah Sawojajar 3.902,00 Kedung Kandang 31 Tm. Jalur Tengah Danau Jonge 1.498,00 Kedung Kandang Sumber: Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Kota Malang, 2007

No

Tabel9. Kelompok RTH Privat Kota Malang

Nama Taman Luas (M2) Kecamatan

Tm. Dempo 2.475,00 Klojen

Tm. Merbabu 3.924,00 Klojen

Tm. Ungaran 639,00 Klojen

Tm. Kunir 1.135,00 Klojen

Tm. Cerme 1.825,00 Klojen

Tm. Terusan Dieng 1.954,00 Sukun

Tm. Anggur 1.600,00 Sukun

Tm. Agung 1.034,00 Sukun

Tm. Sawo 206,00 Klojen

Tm. Simpang Kawi 187,00 Klojen

Tm.Slamet 4.714,00 Klojen Tm. Saparwa 586,00 Klojen Tm.Banda 341,00 Klojen Tm. Sumba 587,00 Klojen Tm. Bengkalis 167,00 Klojen Tm. Riau 1.410,00 Klojen Tm. Belitung 620,00 Klojen

Tm. Bundaran Halmahera 54,00 Klojen

Tm. Ternate 156,00 Lowokwaru

Tm. Sarangan 2.164,00 Lowokwaru

Tm. Tata Surya 560,00 Lowokwaru

(10)

Tm. Serayu 135,00 Blimbing

Tm. Cidurian 350,00 Blimbing

Tm. Ciujung 160,00 Blimbing

Tm. Cisadea 1.005,00 Blimbing

Tm Gajayana 46.378,59 Klojen

Rampal Square 128.564,34 Kedung Kandang

Velodrome Square 34.148,46 Kedung Kandang

Tarekot Square 3.502,27 Klojen

Malabar Park 18.159,34 Klojen

Sumber: Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Kota Malang, 2007

Pencemaran Udara

Sumber dan jenis utama pencemaran udara Kota Malang terbagi menjadi delapan, yaitu sulfur dioksida, karbon monooksida, nitrogen dioksida, ozon, total suspended particulate (TSP), suspended particulate matters (SPM), timah hitam dan hidrokarbon. Kadar polutan udara Kota Malang dinilai berdasarkan baku mutu yang telah ditetapkan pada skala provinsi Jawa Timur. Baku mutu kualitas udara disajikan dalam Tabel 10, sedangkan kualitas udara Kota Malang tersaji pada Tabel 11 dan Gambar 19.

Sumber dan Jenis Utama Pencemaran Udara

Tabel10. Baku Mutu Kualitas Udara

Jenis Utama Pencemaran Udara Waktu Pengukuran Baku Mutu

Nasional Jawa Timur 1 jam 900 µg/m3 (0,34 ppm)

Sulfur dioksida 24 jam 300 µg/m3 (0,11 ppm) 220 µg/m3

1 tahun 60 µg/m3 (0,02 ppm)

1 jam 30.000 µg/m3 (26 ppm) 2260 µg/m3

Karbon monoksid 8 jam 10.000 µg/m3 (9 ppm)

1 tahun

1 jam 400 µg/m3 (0,21 ppm)

Nitrogen dioksid 24 jam 150 µg/m3 (0,08 ppm) 92,5 µg/m3

1 tahun 100 µg/m3 (0,05 ppm)

1 jam

Oksidan sebagai O3 24 jam 160 µg/m3 (0,08 ppm) 200 µg/m3 1 tahun

Partikulat 24 jam 230 µg/m3 260 µg/m3

tersuspensi (TSP) 1 tahun 90 µg/m3

Partikulat 24 jam tersuspensi (SPM) 1 tahun

Timah hitam 24 jam 2,0 µg/m3 260 µg/m3

1 tahun

Hidrokarbon 3 jam 160 µg/m3 (0,24 ppm) 160 µg/m3

(11)

Gambar19. Peta Kualitas Udara

(12)

No . PARAMETE R SATU AN BAKU MUTU WKT UKUR

HASIL UJI TIAP TIAP LOKASI (BERDASARKAN NOMOR URUT)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 Sulfur Dioksida (SO2 Ppm ) 0,1 24jam 0,0098 0,0069 0,0047 0,0062 0,0054 0,0091 0,0206 0,0047 0,0047 0,0069 0,0069 0,0069 0,0062 0,0069 0,0054 0,0091 0,0098 0,0047 0,0069 0,0156 2 Karbon Monoksida (CO) Ppm 20,0 8jam 1,15 2,00 1,01 4,95 3,20 2,00 3,45 1,8 2,35 0,38 0,76 0,99 2,85 0,31 <LD <LD 1,0 2,75 1,47 3,20 3 Oksida Nitrogen (NOx Ppm ) 0,05 24jam 0,0025 0,0084 0,0053 0,0074 0,0113 0,0089 0,0036 0,0032 0,0040 0,0118 0,0067 0,0072 0,0054 0,0009 0,0045 0,0041 0,0050 0,0077 0,0058 0,0072 4 Oksidan (O3) Ppm 0,10 1jam 0,0032 0,0018 0,0036 0,0017 0,0031 0,0046 0,0064 0,0014 0,0002 0,0021 0,0008 0,0014 0,0006 0,0007 0,0008 0,0018 0,0018 0,0018 0,0018 0,0035 5 Debu mg/m3 0,26 24jam 0,211 0,259 0,067 0,079 0,131 0,333 0,225 0,348 0,199 0,324 0,291 0,180 0,385 0,107 0,234 0,123 0,203 0,053 0,349 0,492 6 Timah Hitam (Pb) mg/m 0,06 3 24jam 0,0002 0,0005 0,0007 0,0004 0,0006 0,0004 0,0004 0,0002 0,0006 0,0005 0,0005 0,0004 0,0004 0,0004 <LD <LD 0,0002 0,0003 0,0003 0,0004 7 Hidrogen Sulfida (H2 Ppm S) 0,03 30men it 0,0005 0,0001 0,0002 0,0002 0,0001 0,0003 0,0008 0,0001 0,0001 0,0001 0,0002 0,0001 0,0001 0,0003 <LD 0,0001 0,0002 0,0005 0,0008 0,0008 8 Ammonia (NH3) Ppm 2,0 24jam 0,0100 0,0093 0,0085 0,0041 0,0094 0,0111 0,0041 0,0215 0,0095 0,0111 0,0049 0,0063 0,0051 0,0098 0,0136 0,0091 0,0077 0,0057 0,0166 0,0112 9 Kebisingan dBA Tidak disayarat kan 55,0-57,0 66,0-73,0 60,0-69,0 66,0-72,0 72,0-78,0 69,0-72,0 68,0-75,0 48,0-55,0 65,0-70,0 74,1-76,5 72,1-74,2 74,6-76,5 68,2-70,1 55,2-57,4 47,0-48,0 65,2-66,4 62,0-65,0 69,0-75,0 69,0-75,0 74,0-85,0 10 Suhu / Kelembaban o C / % 29/55 29,4/5 1,5 31,8/4 6,7 32,1/46,2 32,4/4 8,1 32/53 32/50 32/55 29,3/51,8 24,1/63,4 34,5/4 6,0 34,6/5 0,1 33,3/5 5,9 33,7/52,5 32,5/5 6,1 32,7/5 5,6 31/53 32,6/4 6 31/52 32/54 11 Kecepatan Angin Knot 1,4-1,0 0,1-0,8 0,2-1,1 0,1-0,6 0,6-1,1 0,4-1,4 0,6-1,8 0,6-2,0 0,3-0,9 0,8-1,0 0,3-0,7 2,3-2,8 0,1-0,5 1,6-1,8 0,1-0,5 0,3-0,5 0,6-1,4 0,5-1,3 1,0-2,0 2,0-5,0

12 Arah Angin - Barat Barat Barat Barat Barat Barat Barat Barat Barat Barat Barat Barat Selata

n Timur

Selata n

Selata

n Barat Barat Barat Barat

Sumber : Bappeko, Wasbangdaling Kota Malang, 2007

Tabel 11. Data Partikel Polutan Kota Malang

Berdasarkan hasil pengukuran dan pengujian kualitas udara Kota Malang pada beberapa titik uji (Tabel 11), diketahui partikel pencemar udara yang dominan dan melebihi ambang batas adalah partikulat debu. Konsentrasi partikel debu yang melebihi ambang batas (0,26 mg/m3) berkisar antara 0,32 – 0,49 mg/m3

(13)

Kependudukan Kota Malang

Pada tahun 1998 penduduk Kota Malang berjumlah 708.907 jiwa, dan bertambah menjadi 763.465 jiwa pada akhir tahun 2003.Pertumbuhan penduduk rata-rata adalah 0,17%, pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 0,33%, sedangkan pertumbuhan terendah sebesar 0,01% terjadi pada tahun 2002. Penduduk Kota Malang pada tahun 2007 berjumlah 816.444 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 407.959 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 408.485 jiwa. Rasiojenis kelamin penduduk Kota Malang sebesar 99,9,yang berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 99 penduduk laki-laki.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2000, pada periode1990 s/d 2000 rata-rata laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya adalah 0,86 %. Kecamatan Lowokwaru memiliki penduduk terbanyak yaitu sebesar 194.331 jiwa, kemudian kecamatan Kedungkandang (182.534 jiwa), Kecamatan Sukun (170.201 jiwa), Kecamatan Blimbing (167.555 jiwa) dan Kecamatan Klojen (101.823 jiwa). Kecamatan Klojen merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan yang tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainya (Gambar 20). Seperti kondisi kota pada umumnya, hunian terpadat berada di pusat kota yaitu di Kecamatan Klojen

dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 11.351 jiwa per km2.

Tingkatkepadatan penduduk terendah berada di wilayah Kecamatan

Kedungkandang sebesar 4.576 jiwa per km2.

(14)

Jumlah pencari kerja pada tahun 2006 yang terdaftar sebanyak 26.703 orang pencari kerja laki-laki dan perempuan sebanyak 22.446 orang. Jumlah lowongan kerja yang tersedia 2.003 orang. Terjadi kesenjangan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah lowongan kerja yang tersedia. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2006, penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja berdasarkan lapangan usaha tercatat paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan, jasa-jasa dan industri, masing masing sebesar 32,50 persen; 30,38 persen dan 16,04 persen.

Perekonomian Kota Malang

Salah satu cara mengetahui kinerja dari suatu wilayah yaitu dengan melihat seberapa besar nilai tambah yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi pada suatu wilayah. Besaran nilai tambah yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi tersebut umumnya disebut dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Penghitungan besaran PDRB tersebut dapat dihitung dengan tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran. Berdasarkan pendekatan produksi, dari seluruh faktor produksi yang ada dikelompokan dalam sembilan sektor, dimana faktor produksi tersebut dinilai berdasarkan atas harga tahun berjalan /berlaku dan atas harga dasar pada tahun dasar (konstan) tertentu. Tahun yang dipergunakan sebagai tahun dasar penghitungan adalah tahun 2000.

Dari hasil penghitungan, besaran nominal PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 sebesar 20.543.001,92 (Juta Rp), sedangkan atas dasar harga konstan sebesar 11.380.769,63 (Juta Rp). Sektor yang memberikan andil yang cukup signifikan secara berurutan adalah Sektor Industri Pengolahan; Perdagangan, Hotel dan Restoran; Jasa-jasa; Keuangan, persewaan dan Jasa Kawasan; Angkutan dan Komunikasi. Salah satu indikator lain yang dapat menggambarkan kemajuan suatu wilayah adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dihitung dari perubahan PDRB atas dasar harga konstan, dimana keadaan ini dapat menggambarkan kenaikan jumlah produksi dengan menghilangkan faktor perubahan harga. Pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada tahun 2007 adalah 5,98 persen. Sektor yang mendukung

(15)

pertumbuhan ekonomi antara lain sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Kawasan (7,12 persen); Perdagangan, Hotel dan Restoran (6,68 persen); Bangunan (0,28); Jasa-jasa (5,79 persen); Industri Pengolahan (5,41) Angkutan dan Komunikasi (4,0) dan Listrik, Gas dan Air Bersih (3,54).

Gambar

Tabel 3. Temperatur dirinci Tiap Bulan
Tabel 4. Tata Guna Lahan Kota Malang
Tabel 5. Fungsi, Manfaat dan Bentuk RTH Malang
Tabel 6. RTH Kota Malang
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jaringan Distribusi Air Bersih PDAM Kota Malang pada Kecamatan Kedungkandang ” ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

STUDI PENGEMBANGAN TEMPAT PENGOLAHAN AKHIR (TPA) SUPIT URANG DI KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN SUKUN

Untuk mengetahui profil pelayanan kefarmasian di Apotek Kecamatan Klojen Kota Malang sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di Apotek yang tertulis pada

Kesimpulan dalam penelitian ini ialah berdasarkan identifikasi pengaruh perilaku pasien pasca penderita Thypoid di Kelurahan Lowokwaru Kecamatan Lowokwaru Kota

ANGGARAN 1 Meningkatnya kualitas musrenbang di wilayah Kecamatan Klojen Prosentase kelurahan yang melaksanakan musrenbangkel sesuai dengan ketentuan Pemerintah Kota

Jadi secara keseluruan ketersediaan sarana pembelajaran pendidikan jasmani di MTs se-Kecamatan Klojen Kota Malang dapat disimpulkan bahwa MTsN Malang 1 memiliki kriteria cukup baik

IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK SAK ETAP PADA UMKM KECAMATAN LOWOKWARU DI KOTA MALANG Anita Dada Gole Jurusan Akuntansi Fakultas

Permasalahan yang ada di Kota Malang adalah jumlah kasus positif covid-19 di Kecamatan Blimbing terbanyak dari pada kecamatan lain di Kota Malang, anak usia dini beresiko terkena