• Tidak ada hasil yang ditemukan

P.8.BILOKS NITROGEN (OK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P.8.BILOKS NITROGEN (OK)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PERCOBAAN VIII

Judul Percobaan : BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

Tujuan Percobaan : Mempelajari Reaksi Redoks Asam Nitrat dan Garam Nitrat, Reaksi Redoks Nitrit dan Reaksi Redoks Amonia dan Ion Amonia.

Hari / Tanggal : Selasa / 28 Mei 2007.

Tempat : Laboratorium Kimia FKIP Unlam Banjarmasin.

I. TEORI DASAR

Nitrogen merupakan senyawa non logam. Pada sistem periodik unsur, nitrogen terletak pada golongan VA dan periode kedua dengan nomor atom 7 dan massa atom 14. Di atmosfer nitrogen terdapat bebas sebagai amonia yang berasal dari peluruhan senyawa nitrogen serta dalam beberapa mineral seperti natrium nitrat dan kalium nitrat. Nitrogen terbanyak terdapat di alam sebagai N2 karena molekul ini sangat stabil. Gas ini tidak berwarna, tidak berbau, tidak reaktif, mendidih pada 1960 C dan membeku pada -2100 C. Ketidakreaktifan ini disebabkan oleh kekuatan tripel. Energi ikatan N2 sangat tinggi yaitu 946 Kj/mol.

N N

Nitrogen terdapat bebas di atmosfer (78% volume). Selain daripada itu atmosfer juga mengandung sedikit amonia sebagai hasil pelarut zat yang mengandung nitrat atau asan nitrat teristimewa setelah terjadi halilintar. Jaringan semua organisme hidup mengandung semua senyawa nitrogen dalam bentuk protein. Bilangan oksidasi nitrogen dapat dilihat pada tabel di bawah ini

(2)

Tabel, Bilangan oksidasi nitrogen

Bilangan Oksidasi Senyawa

-3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4 +5 NH3 (Amonia) N2H4 (Hidrazin) NH2OH (Hidroksilamin) N2 (Dinitrogen)

N2O (Dinitrogen oksigen) NO (Nitrogen oksida) N2O3 (Dinitrogen trioksida) NO2 (Dinitrogen oksida) HNO3 (Asam nitrat)

Sifat-sifat nitrogen yaitu :

a. Molekul N2 stabil, energi ikatannya sebesar 225,2 Kkal/mol. 2 N N2 + 225,2 Kkal/mol

Struktur Nitrogen : N N

b. Energi ikat yang besar menunjukkan disosiasi nitrogen besar. Ini menerangkan bahwa pada suhu biasa, molekul nitrogen tidak reaktif, kecuali dengan Li.

c. Pada suhu tinggi dapat bereaksi dengan logam golongan IIA membentuk nitrida.

3 Mg + N2 Mg3N2 Nitridanya dengan air membentuk NH3.

3 Mg3N2 + 3 H2O 3 MgO + 2 NH3 (g)

d. Dengan oksigen dapat berlangsung pada tekanan tinggi dengan suhu 10000 C. N2 (g) + O2 (g) 2 NO (g)

e. Dengan hidrogen berlangsung pada tekanan tinggi dengan suhu 400-6000 C. N2 (g) + 3 H2 (g) 2 NH3 (g)

f.Nitrogen membentuk senyawa-senyawa kovalen dengan bilangan oksidasi -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, dan 5.

(3)

Pembuatan Nitrogen :

1. Dalam industri dibuat dengan cara destilasi bertingkat udara cair. 2. Dalam laboratorium dibuat dengan cara sebagai berikut :

a. Pemanasan NH4NO2

NH4NO2 N2 + 2 H2O

b. Reaksi NH3 + 3 CuO dipanaskan

2 NH3 + 3 CuO N2 + 3 Cu + 3 H2O c. Reaksi Cu + NO dipanaskan

Cu + 2 NO N2 + 2 CuO d. Pemanasan (NH4)2Cr2O7

(NH4)2Cr2O7 N2 + Cr2O3 + 4 H2O e. Campuran NaNO2 dan NH4Cl yang dipanaskan

NaNO2 + NH4Cl N2 + NaCl + 2 H2O

Kegunaan Nitrogen :

- Untuk membuat amonia, urea, amonium sulfat dan asam nitrat. - Untuk mencegah kerusakan bahan makanan dalam kaleng.

- Pada proses Annealing logam, untuk mencegah terjadinya oksidasi.

II. ALAT DAN BAHAN

Alat-alat praktikum yang diperlukan dalam percobaan ini adalah :

- Tabung Reaksi + Raknya - Neraca Analitik

- Gelas Kimia 200 mL - Termolyn

- Labu Erlenmeyer 100 mL - Kaki Tiga

- Batang Pengaduk - Bunsen

- Gelas Ukur 50 dan 10 mL - Kaca Asbes

- Pipet Tetes - Spatula

(4)

Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

- Kertas indikator - Cu(NO3)2 Padat

- Logam tembaga - H2SO4 encer

- Logam aluminium - KMnO4

- Kalium Iodida - NH3 Pekat

- HNO3 pekat - (NH4)2Cr2O7

- KNO2 padat - Es

- Aquadest

III. PROSEDUR KERJA

A. Reaksi redoks asam nitrat dengan garam nitrat Eksperimen 1. Reaksi asam nitrat dengan tembaga

a. Memasukkan tembaga ke dalam tabung reaksi. Menambkan beberapa tetes asam nitrat pekat.

b. Mengencerkan 2 mL asam nitrat pekat untuk memperoleh larutan 7 M. Menambahkan 3 keping tembaga dan memperhatikan gas yang terjadi.

Eksperimen 2. Pemanasan garam nitrat

a. Memanaskan KNO2 padat. b. Memanaskan Cu(NO3)2 padat

c. Menguji gas yang dihasilkan dan sisa zat padat dalam tabung reaksi dengan kertas indikator.

Eks

perimen 3. Reduksi nitrat dalam larutan basa

Ke dalam tabung reaksi memasukkan 2 mL HNO3 2 M dan 5 mL larutan NaOH encer. Menambahkan sekeping logam Al kemudian memanaskan. Memeriksa gas yang terbentuk dengan kertas indikator.

(5)

B. Reaksi redoks asam nitrit

Eksperimen 4. Reaksi redoks asam nitrit

a. Mendinginkan 10 mL H2SO4 1 M encer dalam tabung reaksi dengan es sekitar 5 menit. Memasukkan asam sulfat yang dingin ke dalam tabung reaksi yang berisi 1 gram NaNO3. Larutan ini mengandung asam nitrit. b. Membagi larutan yang mengandung asam nitrit menjadi tiga bagian.

Memanaskan larutan asam nitrit. Memperhatikan gas yang terbentuk. c. Menambahkan 0,25 gram kalium iodida ke dalam larutan asam nitrit. d. Mereaksikan larutan asam nitrit dengan larutan KMnO4 mL 0,01 M (1 mL).

C. Reaksi redoks amonia dan ion amonium Eksperimen 5. Oksidasi katalitik amoniak

Melilitkan kawat tembaga sehingga terbentuk spiral. Memasukkan 10 mL amoniak pekat ke dalam labu erlemeyer. Memanaskan labu sehingga amonia mulai menguap. Memanaskan kawat sampai membara kemudian menggantungkan pada mulut labu erlenmeyer.

Eksperimen 6. Oksidasi ion amonium oleh ion dikromat

(6)

IV. DATA PENGAMATAN

No. Variabel Yang Diamati Pengamatan

A. 1. 2. 1. 2. 1. 2. 3. 4.

Reaksi Redoks Asam Nitrat dan Garam Nitrat

Eksperimen 1

1 Keping Cu + beberapa tetes HNO3 pekat

2 ml HNO3 pekat + 2 mL air

Menambahkan 3 keping Cu ke dalam larutan

Eksperimen 2

Memanaskan KNO3 pekat Memanaskan Cu(NO3)2 padat

Eksperimen 3

2 mL HNO3 2 M + 5 mL NaOH encer Menambahkan sekeping logam Al Memanaskan

Memeriksa gas dengan kertas indikator

Terbentuk larutan berwarna biru tua dan gas coklat (keping Cu habis bereaksi), panas.

Larutan bening seperti berminyak. Cu bereaksi, terbentuk gelembung gas, larutan menjadi berwarna biru muda, panas.

(Reaksi lebih lambat dibandingkan No. 1)

KNO3 menjadi mencair, pH gas = 1; pH larutan = 4

Cu(NO3)2 menjadi mencair, pH gas = 1; pH larutan = 1

Terbentuk larutan bening

Tidak terjadi apa-apa. Keping Al berada di dasar tabung

Terbentuk gas. Al-nya tetap tidak bereaksi, tetap berada di dasar tabung dan terasa panas. pH gas = 2

pH larutan = 1

(7)

1. 2.

3.

Eksperimen 4

Mendinginkan 10 mL H2SO4 encer dengan es sekitar ± 5 menit

Memasukkan asam sulfat dingin ke dalam tabung reaksi yang berisi 1 gram NaNO3

Membagi menjadi tiga bagian pada tabung reaksi

• Tabung 1 : Larutan asam nitrit yang dipanaskan

• Tabung 2 : Larutan asam nitrit + 0,2584 gram KI

• Tabung 3 : Larutan Asam nitrit + 1 mL KMnO4

Larutan H2SO4 menjadi dingin dan bening

NaNO3 habis bereaksi dan larutan seperti berminyak

Terbentuk gas yang berwarna putih Pada saat dicampurkan bereaksi dan seperti ada minyak. KI habis

bereaksi dan larutan menjadi kuning keruh.

Pada saat dicampurkan larutan tidak bercampur, setelah dikocok

keduanya bercampur, larutan berwarna ungu pekat.

C.

1. 2. 3.

1.

Reaksi Redoks Amonia dan Ion Amonium

Eksperimen 5

Melilitkan kawat tembaga

Memasukkan 10 mL amonia pekat ke dalam erlenmeyer dan memanaskan. Memanaskan kawat dan

menggantungkan pada mulut erlenmeyer

Eksperimen 6

Terbentuk spiral tembaga

Amonia menguap dan mendidih. Bau dari uap sangat menyengat. Kawat panas membara dan lama kelamaan tembaga spiral menyala. Setelah dipadamkan tembaga menjadi berwarna kehijauan (berkarat)

(8)

2.

Memanaskan 1,00018 gram (NH4)2CrO7

Mengukur pH dengan kertas indikator

menjadi hijau kehitaman dan menjadi lebih banyak.

-V. ANALISIS DATA

A. Reaksi redoks asam nitrat dan garam nitrat Eksperimen 1. Reaksi asam nitrat dengan tembaga

Pada percobaan ini, yaitu tembaga yang dimasukkan dalam larutan HNO3 pekat menghasilkan larutan yang berwarna biru tua dan terbentuk gas yang berwarna coklat (NO3). Pada tabung terasa panas dan keping Cu habis bereaksi (melarut sempurna). Adapun reaksi yang terjadi adalah :

HNO3 (l) + Cu (s) NO2 (g) + Cu2+ (aq) + 2 OH- (aq)

+5 0 +4 +2

reduksi

oksidasi

Menurut reaksi, tembaga mengalami reaksi oksidasi dari Cu menjadi Cu2+, Cu bertindak sebagai reduktor karena biloksnya mengalami kenaikan yaitu dari 0 menjadi +2. Nitrogen sendiri mengalami perubahan bilangan oksidasi dari +5 mengalami penurunan menjadi +4, sehingga N bertindak sebagai oksidator, karena terjadi reaksi reduksi.

Asam nitrat adalah suatu senyawa kovalen yang berupa cairan tak berwarna pada suhu kamar. Asam nitrat zat pengoksidasi kuat. Keadaan oksidasi nitrogen tercapai ketika asam nitrat direduksi yang dipengaruhi oleh faktor konsentrasi asam nitrat, suhu, dan keaktifan zat pereduksinya. Pada percobaan ini mereaksikan asam nitrat dengan suatu logam yang kurang reaktif daripada nitrogen. (nilai E0 red Cu2+/Cu adalah +3,34 volt). Dengan HNO3 pekat, produknya adalah Cu(NO3)2, NO2 dan H2O.

(9)

Cu + 4HNO3 Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O 0 +5 +2 +4

oksidasi reduksi

Larutan yang terbentuk berwarna biru karena adanya ion Cu2+ dan terbentuk gas. Makin pekat asam nitrat dan makin kurang reaktif logamnya, makin besar kecendrungan untuk terbentuk NO2.

Untuk percobaan selanjutnya, yaitu memasukkan 3 keping tembaga ke dalam 2 mL asam nitrat encer 7 M, produknya adalah Cu(NO3)2, NO dan H2O. Menghasilkan larutan yang berwarna biru muda dan terbentuk gelembung gas dan pada tabung terasa panas. Hal ini membuktikan bahwa Cu bereaksi dengan asam nitrat 7 M, sehingga menyebabkan logam Cu melarut. Adapun reaksinya :

3Cu (s) + 8HNO3 (aq) 3Cu(NO3)2 + 2NO (g) + 4H2O (aq) 0 +5 +2 +2

Oksidasi Reduksi

Larutan yang terbentuk bening, terbentuk gas nitrogen (II) oksida yang tidak berwarna, lama-kelamaan terbentuk larutan berwarna biru karena adanya ion Cu2+.

Sebenarnya untuk membedakan gas yang terbentuk mudah saja. Gas nitrogen oksida berwarna coklat dan gas nitrogen(II) oksida tidak berwarna.

Reaksi ini berlangsung agak lambat karena Cu memerlukan waktu yang lama untuk melarut pada asam nitrat. Senyawa lain yang terbentuk adalah Cu(NO3)2 yang berperan sebagai oksidator yang lebih mudah menangkap elektron.

Dari reaksi diatas, tembaga mengalami reaksi oksidasi karena biloksnya meningkat dari 0 menjadi +2. Sedangkan nitrogen mengalami reaksi reduksi karena bilangan oksidasinya menurun dari +5 menjadi +2.

Dari kedua percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa tembaga jika direaksikan dengan asam nitrat pada konsentrasi yang berbeda-beda juga akan menghasilkan senyawa yang berbeda pula. Semakin tinggi konsentrasi, semakin pekat nitrat, maka kemampuan untuk mengoksidasi tembaga juga semakin besar.

(10)

Hal ini dapat dilihat pada percobaan untuk nitrat pekat dapat mengoksidasi Cu menjadi Cu2+. Sedangkan untuk nitrat encer terbentuk Cu(NO3)2. Berarti dalam suasana asam pekat Cu dapat mengalami oksidasi menjadi Cu2+.

Eksperimen 2. Pemanasan garam nitrat

Pada perlakuan pertama yaitu memanaskan KNO3 pekat dalam tabung reaksi, KNO3 menjadi mencair. Uap yang dihasilkan diuji dengan kertas indikator sehingga dapat diketahui pH uap sebesar 1. dan sisa zat padat yang mencair yang ada dalam tabung setelah diuji dengan kertas indikator menghasilkan pH = 4. hal ini menunjukkan bahwa pada percobaan terjadi dalam suasana asam.

Reaksi yang terjadi :

2 KNO3 (s) K2O + 2 NO2 (g) + ½ O2 (g)

+5 +4

Reduksi

Pada percobaan ini memanaskan garam kalium nitrat, garam meleleh pada kondisi termal menghasilkan gas oksigen.

Pada percobaan berikutnya memanaskan garam tembaga (II) nitrat padat dalam tabung reaksi yang berwarna biru. Cu(NO3)2 menjadi mencair dan terbentuk gas yang setelah diuji dengan kertas indikator menghasilkan pH = 1 dan pada larutan yang terbentuk juga menghasilkan pH = 1. Ini berarti bahwa percobaan ini juga terjadi dalam suasana asam. Reaksi yang terjadi dalam suasana asam. Reaksi yang terjadi :

Cu(NO3)2 (s) CuO + 2 NO2 (g) + ½ O2 (g) +5 +4

Dari kedua perlakuan di atas dapat diketahui bahwa garam nitrat saat dilakukan pemanasan menghasilkan gas NO2. Umumnya pembuatan NO2 digunakan garam nitrat Pb(NO3)2 karena tidak mengandung air pada saat kristalisasi. Oksigen yang dihasilkan dapat dipisahkan secara pengaliran melalui campuran pendinginan es dan garam maka NO2 akan terkondensasi sebagai larutan berwarna kuning pucat.

(11)

Dari kedua reaksi terlihat bahwa nitrat direduksi menjadi nitrit sehingga N bertindak sebagai oksidator karena nitrogen mengalami penurunan biloks.

NO2 termasuk gas beracun dan sangat larut dalam air membentuk campuran asam nitrat dan nitrit. Hal inilah yang menyebabkan saat gas dan larutan diuji dengan kertas indikator menghasilkan pH asam.

NO2 merupakan molekul yang mempunyai jumlah elektron yang ganjil, strukturnya membentuk sudut dan terdiri dari dua bentuk resonansi hibrida, yaitu :

N N

O O- O- O

Eksperimen 3. Reduksi nitrat dalam larutan basa

Pada percobaan ini, HNO3 2 M ditambahkan dengan NaOH encer menghasilkan suatu larutan bening. Setelah ditambahkan satu keping logam Al larutan tetap seperti semula dan keping logam Al berada di dasar tabung. Karena tidak terjdi reaksi, maka larutan dipanaskan sehingga terbentuk gelembung-gelembung yang menghasilkan gas. Setelah diuji dengan kertas indikator, gas tersebut memiliki pH = 2 dan larutannya memiliki pH = 1.

Mereaksikan asam nitrat dengan sekeping logam aluminium dalam kedaan basa dimana terlebih dahulu mencampurkan nitrat dengan natrium hidroksida. Persamaan reaks yang twerjadi sebagai berikut :

8Al + 3 NO3- + 5OH- + 18H2O 8[Al(OH)4]- + NH3 ↑ 0 +5 +4 -3

Reduksi

Oksidasi

Dari persamaan reaksi diatas dapat diketahui bahwa Al mengalami penambahan bilangan oksidasi yaitu dari 0 menjadi +4 sehingga terjadi reaksi oksidasi. Sedangkan nitrogen mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +5

(12)

menjadi -3 sehingga terjadi reaksi reduksi atau ion nitrat bertindak sebagai oksidator bagi Al.

Menurut reaksi terbentuk gas NH3 yang dapat dideteksi lewat bau gas yang keluar atau dengan kertas indikator apabila menunjukkan pH basa. Larutan ini dipanaskan terlebih dahulu untuk memacu keluarnya gas NH3 dan untuk menghilangkan ion-ion amonium.

B. Reaksi redoks asam nitrit

Ekspermen 4. Reaksi redioks asam nitrit

Perlakuan awal yang dilakukan untuk percobaan ini adalah mendinginkan H2SO4 encer dengan es selama ± 5 menit. Hal ini dimaksudkan agar gas yang terbentuk dari penguraian NaNO3 sedikit, kemudian menambahkan NaNO3. NaNO3 habis bereaksi dan larutan seperti berminyak. Natrium nitrat merupakan zat padat putih, sedikit higroskopis dan sangat larut dalam air. Persamaan reaksi asam sulfat encer yang didinginkan dengan garam natriun nitrat sebagai berikut.

H2SO4 (aq) + NaNO3 (s) NaHSO4 (aq) + HNO2 (aq) + ½ O2 (g)

Pada reaksi di atas terbentuk nitrit sehingga larutannya berwarna bening. Larutan di bagi menjadi 3 bagian; pada tabung pertama larutan asam nitrit yang dipanaskan menghasilkan larutan yang berwarna bening (putih). Persamaan reaksinya sebagai berikut

2HNO2 (aq) 2NO (g) + H2O (aq) + NO3- + H+ +3 +2 +5

Reduksi

Oksidasi

Dari reaksi diatas berarti nitrogen mengalami dua reaksi yaitu oksidasi dan reaksi reduksi. Pada pemanasan ini terjadi dekomposisi yaitu pembakaran asam

(13)

nitrat kembali. Selain itu juga terjadi disproporsionasi yaitu dimana asam nitrat berperan sebagai oksidator (mengalami oksidasi) sekaligus sebagai reduktor ( mengalami oksidasi) disebut juga autoredoks. Reaksi disproporsionasi juga terjadi apabila suatu spesies dengan tingkat oksidasi tertentu merupakan oksidator yang lebih kuat dari spesies yang lebih tinggi tingkat oksidasinya. Dengan kata lain, jika potensial reduksi yang di sebelah kanan lebih negatif dari yang sebelah kiri.

Pada perlakuan kedua mereaksikan asam nitrit dengan kalium iodida. Pada saat dicampurkan larutan asam nitrit dan KI bereaksi, dimana KI habis bereaksi dan larutan menjadi kuning keruh berdasarkan persamaan reaksi berikut.

2 NO2- (aq) + 2 I- (aq) + 4 H+ (aq) I2 (aq) + 2 NO (g) + 2 H2O (aq) +3 -1 0 +2

Oksidasi Reduksi

Dari reaksi, terlihat bahwa I2 terbentuk bebas dalam larutan, sehingga larutan menjadi agak kekuningan. Dalam reaksi, KI bertindak sebagai reduktor karena mengalami reaksi oksidasi, sedangkan nitrogen bertindak sebagai oksidator karena mengalami reaksi reduksi.

Pada tabung ketiga larutan asam nitrat ditambahkan dengan KMnO4 menghasilkan larutan yang berwarna ungu pekat.

Reaksi yang terjadi :

6 H+ + 5 NO2- (aq) + 2 MnO4- 2 Mn2+ + 5 KNO3 + 3 H2O +3 +7 +2 +5

Oksidasi Reduksi

(14)

Dari reaksi tersebut tidak ada gas yang dilepaskan, hanya terjadi pengubahan / disproporsionasi nitrit menjadi nitrat oleh permanganat. Hal ini sesuai dengan sifat MnO4- yaitu sebagai oksidator kuat sehingga mampu mengubah nitrit menjadi nitrat atau dapat dikatakan nitrit sebagai oksidator. Dalam reaksi ini nitrit tidak mengalami disproporsionasi karena sifat MnO2- yang bertindak sebagai oksidator kuat sehingga langsung mengoksidasi nitrit.

C. Reaksi redoks amonia dan ion amonium

Eksperimen 5. Oksidasi Katalitik Amonia

Pada eksperimen ini, yaitu melilitkan kawat tembaga hingga terbentuk spiral temabaga. Memanaskan kawat tersebut hingga membara. Pada tempat lain 10 mL amoniak dipanaskan terlebih dahulu untuk menghasilkan uap dan timbul bau yang menyengat, kawat spiral tembaga digantungkan di atas mulut labu erlenmeyer. Sebelum digantungkan kawat tembaga dipanaskan terlebih dahulu agar aliasi atau pelapis kawat hilang dan yang tersisa tembaga hanyalah tembaga saat digantungkan kawat tembaga selang beberapa menit kawat menjadi panas membara (tembaga spiral menyala) dan terbentuk kristal berwarna kehijauan yang menempel pada kawat spiral tembaga. Hal ini terjadi karena tembaga teroksidasi oleh amonia. Cu + NO3- CuO + NH3 0 +5 +2 -3 Oksidasi Reduksi Cu (s) + 2NH4OH (l) Cu(OH)2 (s) + 2NH3 (g)

Adanya warna biru pada kawat ialah senyawa Cu(OH)2. Pada reaksi ini, Cu bersifat sebagai reduktor dan amoniak sebagai oksidator atau mengalami reduksi. Reaksi ini penting dalam industri agar terbentuk kesetimbangan dinamis.

Eksperimen 6. Oksidasi ion Amonium oleh ion Dikromat

Pada percobaan ini, yaitu memanaskan (NH4)2Cr2O7 yang semula berwarna orange berubah menjadi hijau kehitam-hitaman dan serbuk yang terbentuk semakin

(15)

banyak. Hal ini menunjukkan bahwa garam yang mengandung anion pengoksidasi dapat terdekomposisi pada saat dipanaskan termasuk garam amonium dikromat yang dalam bentuk padat, saat dipanaskan mengalami reaksi oksidasi. Dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

(NH4)2Cr2O7 (s) N2 (g) ↑ + H2O (g)↑+ Cr2O3 (s) H = -315 kj/mol -3 0

Oksidasi

Ion dikromat akan mengoksidasi amonium sehingga membentuk gas N2 yang dilepaskan ke udara. Yang dinyatakan dengan berubahnya padatan menjadi Cr2O3 yang seharusnya berwarna merah bata (orange). Bilangan oksidasi N bertambah sehingga NH4 bertindak sebagai reduktor. Hasil tersebut kemudian dibakar di atas pembakar bunsen dan warna merah bata (orange) berubah menjadi hitam kehijauan.

VI. KESIMPULAN

1. Nitrat dapat bereaksi dengan logam, jika nitrat pekat yang digunakan sehingga dihasilkan gas NO2, sedangkan jika nitrat encer gas NO yang akan dilepaskan.

2. Nitrat dapat bereaksi dengan asam dan mengalami oksidasi oleh banyak oksidator seperti KMnO4, I2, dan O2 sehingga nitrat bertindak sebagai reduktor dalam reaksi redoks.

(16)

3. Nitrat dapat bereaksi dengan logam dalam suasana basa dan dapat diuji dengan menggunakan kertas indikator.

4. Nitrit dapat mengalami reaksi disproporsionasi demikian juga garam amonium.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Cotton, dkk. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Universitas Indonesia : Jakarta.

P. S. Bambang, dkk. 2000. Panduan Belajar Kelas 3 SMU. Jakarta : LP Primagama. Tim Dosen Kimia Anorganik. 2007. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik.

Banjarmasin : Laboratorium Kimia FKIP Unlam.

LAMPIRAN

JAWABAN PERTANYAAN

A. Reaksi Redoks Asam Nitrat dan Garam Nitrat

1. Senyawa yang terbentuk adalah NO2. Bilangan oksidasi nitrogen yang terbentuk adalah +4

(17)

2. Persamaan reaksi :

HNO3 (l) + Cu (s) NO2 (g) + Cu2+ (aq) + 2OH- (aq) +5 0 +4 +2

reduksi

oksidasi 3. Biloks tembaga adalah +2

4. Senyawa nitogen yang dihasilkan adalah senyawa nitrogen oksida (NO2)

5. Karena semakin tinggi, semakin pekat nitrat, maka kemampuan untuk mengoksidasi tembaga juga semakin besar, sehingga hasil reaksi juga berbeda. 6. Zat yang terjadi pada dekomposisi termal :

a. KNO3 = K2O, NO2, dan O2 Persamaan reaksi :

2KNO3 (s) K2O + 2NO2 (g) + ½ O2 (g) +5 +4

reduksi

b. Cu(NO3)2 = CuO, NO2, dan O2

Cu(NO3)2 (s) CuO + 2NO2 (g) + ½ O2 (g) +5 +4

reduksi

7. Persamaan reaksi reduksi nitrat dalam NaOH

HNO3 (aq) + NaOH (aq) NaNO3 (s) + H2O (aq)

NO3- (aq) + 8Al (s) + 5OH- (aq) + 18H2O (s) NH3 (g) + 8[Al(OH)4]- (aq) +5 0 -3 +4

Reduksi

oksidasi

(18)

8. Warna larutan asam nitrit yaitu bening.

9. Reaksi yang terjadi yaitu reaksi disproporsionasi. 10. Persamaan reaksi :

H2SO4 (aq) + NaNO3 (s) NaHSO4 (aq) + HNO2 (aq) + ½ O2 (g) 11. 2HNO2 (aq) NO3- + 2NO (g) + H2O (aq) + H+

+3 +5 oksidasi

12. Persamaan reaksi :

HNO2 (aq) + 2KI (s) KOH (aq) + NO (g) + I2 Atau

2NO2- (aq) + 4H+ (aq) + 2I- (aq) 2NO (g) + 2H2O (aq) + I2 (aq) +3 -1 +2 0 reduksi

oksidasi 13. Asam nitrit berfungsi sebagai reduktor.

14. Asam nitrit tidak mengalami disproporsionasi karena sifat MnO2- yang bertindak sebagai oksidator kuat sehingga langsung mengoksidasi nitrit.

C. Reaksi Redoks Amonia dan ion Amonium

18. Peristiwa yang terjadi yaitu :

Garam (NH4)2Cr2O7 mengandung anion pengoksidasi sehingga saat dipanaskan akan terdekomposisi karena ion amonium mengalami oksidasi.

Reaksi :

(NH4)2Cr2O7 (s) N2 (g) + 4H2O (g) + Cr2O3 (s) ΔH = -315 KJ/mol Oksidasi

(19)

Ion dikromat mengoksidasi amonium sehingga membentuk N2 yang dilepaskan ke udara yang ditandai dengan berubahnya warna serbuk dari kuning jingga menjadi hitam kehijauan. Nitrogen bertindak sebagai reduktor.

Referensi

Dokumen terkait

Rakyat Indonesia akan memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan pasar energi yang lebih terbuka, namun patut disadari bahwa masyarakat juga akan mendapat manfaat dari proses ini

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis dan Optimalisasi Algoritma

Dapat digunakan sebagai wacana dan pengetahuan tentang perkembangan ilmu keperawatan, khususnya asuhan keperawatan pada klien dengan kasus gangguan oksigenasi. Bagi

Berbagai jenis senyawa, kandungan dan aktivitas antioksidatif flavonoid sebagai salah satu kelompok antioksidan alami yang terdapat pada sereal, sayur- sayuran dan

Kartu ini dibawa pada saat Ujian Karya Ilmiah, apabila diperlukan dapat dipergunakan sebagai bukti

Kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satu faktor yang dapat menunjang siswa untuk dapat melakukan gerakan dengan baik

 Ketepatan pemanfaatan syntax python,  Kemampuan merancang script secara efektif,  Kemampuan menerapkan dialog pada aplikasi,  Kerapihan dan kelengkapan penyajian laporan,

The aims of this study are to answer the problems of this study, such as how is the process of teaching and learning writing of the seventh year students of SMP N 1 Trucuk, Klaten