• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KELUARGA DAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP PENANGGULANGAN DEMAM BERDARAH DI KOTA TOMOHON Noflitha K. Rumagit, **Jootje M.L. Umboh, Jimmy Posangi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN KELUARGA DAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP PENANGGULANGAN DEMAM BERDARAH DI KOTA TOMOHON Noflitha K. Rumagit, **Jootje M.L. Umboh, Jimmy Posangi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KELUARGA DAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP

PENANGGULANGAN DEMAM BERDARAH DI KOTA TOMOHON

Noflitha K. Rumagit, **Jootje M.L. Umboh, Jimmy Posangi *Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

**Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

keberhasilan program pencegahan dan pemberantasan Demam Berdarah dalam mencegah dan menurunkan tingginya angka kejadian penyakit Demam Berdarah, berhubungan erat dengan peran serta keluarga atau warga masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan aktivitas-aktivitas program. Serta pelaksana program demam berdarah di lapangan, belum berjalan dengan baik, oleh karena adanya berbagai kendala pada pelaksanaan program di lapangan. Akibatnya kota Tomohon berubah menjadi daerah dengan kejadian luar biasa (KLB) Demam Berdarah. Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis peran keluarga dan petugas kesehatan terhadap

penanggulangan Demam Berdarah di kota Tomohon. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus- Maret 2015 di kota Tomohon. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Keseluruhan informan berjumlah 8 orang yaitu 4 keluarga yang pernah menderita Demam Berdarah, 2 keluarga yang tidak pernah menderita demam berdarah, kepala bidang P3LS dan kepala Dinas Kesehatan Kota Tomohon. Hasil penelitian didapatkan bahwa penatalaksanaan kasus demam berdarah cukup efektif dalam pelayanan kesehatan tetapi belum adanya peran serta masyarakat untuk pencegahan penyakit

Kata Kunci: Peran Keluarga, Peran Petugas Kesehatan, Demam Berdarah Dengue ABSTRACT

The success of the prevention and the eradication of dengue fever in preventing and lowering the high number of the incidents of dengue disease, closely related to the role as well as families as citizens in the planning and implementation of program activities. As well as implementating programmes in the fieldof dengue has not been going well because there are constraints on program implementation in the field. As a result the city of Tomohon turned into areas with an extraordinary occurrence of dengue. The purpose of this research is to analyze the role of the family and health workers towards tackling dengue fever in the town of Tomohon. This research was carried out in August 2014 – March 2015 in the town of Tomohon. The research was conducted using qualitative methods. Overall informants amounted to 8 persons i.e 4 family who ever severed from dengue fever, 2 neighbord families who never suffered from dengue fever, the head of field (P3LS), and the health of departments of health of the city of Tomohon. The result of this research in the get that treatment cases of dengue fever are quite effective in health service but not the existence of the role of the family as well as disease prevention.

(2)

Keyword: the Role of Family, Health Workers, Dengue Fever PENDAHULUAN

Penyakit demam berdarah dengue menjadi masalah yang sangat serius di Indonesia, kejadian demam berdarah tidak kunjung berhenti walaupun telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah. Keluarga dan petugas kesehatan memegang peranan yang penting dalam penanggulangan demam berdarah untuk menghindari penyebaran kasus demam berdarah dengan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kejadian luar biasa (KLB) terjadi di masyarakat saat ini (karmila, 2009).

Demam berdarah di Indonesia, masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Dampak sosial ekonomi bagi daerah ialah kehilangan wisatawan akibat pemberitaan buruk terhadap daerah kejadian, (Lloyd, 2003; Aji, 2004). Kerugian sosial lainnya yaitu karna menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia harapan hidup. Dampak ekonomi langsung yang dirasakan pada penderita demam berdarah ialah biaya pengobatan, sedangkan yang tidak langsung ialah kehilangan waktu kerja, waktu sekolah dan biaya lain

yang dikeluarkan selain untuk pengobatan seperti transportasi dan akomodasi selama perawatan penderita (Litbangkes, 2011).

Strategi pemberantasan demam berdarah dengue lebih ditekankan pada upaya preventif, yaitu melaksanakan penyemprotan massal juga digalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan penyuluhan kepada masyarakat di berbagai media. Pada kenyataannya, tidak mudah memberantas demam berdarah karena terdapat berbagai hambatan dalam pelaksanaannya. Akibatnya strategi pemberantasan demam berdarah tidak terlaksana dengan baik sehingga setiap tahunnya Indonesia terus dibayangi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah (Sungkar, 2007).

Kasus Demam Berdarah Dengue di wilayah propinsi Sulawesi Utara pada tahun 2013 menujukan bahwa kota Manado menempati posisi teratas dengan jumlah 410 kasus, diikuti berturut-turut oleh Kota Bitung dengan jumlah 170 kasus, kota Kotamobagu 154 kasus, Kabupaten Minahasa dengan 143 kasus, Kabupaten Minahasa Utara 132 kasus, Kabupaten Bolaang Mongondow dengan 55 kasus, Kota

(3)

Tomohon dengan 46 kasus, Kabupaten Minahasa Selatan dengan 43 kasus, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan 32 kasus, Kabupaten Minahasa Tenggara dengan 19 kasus, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dengan 7 kasus, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dengan 6 kasus, Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Sitaro dengan 5 kasus dan Kabupaten Kepulauan Talaud dengan 1 kasus (Anonim, 2014a).

Upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit demam berdarah (P3LS) telah dilakukan oleh Pemerintah kota Tomohon yang bertujuan untuk mengurangi penyebarluasan wilayah yang terjangkit demam berdarah, mengurangi jumlah penderita demam berdarah. Namun, kasus demam berdarah di kota Tomohon terus bertambah sehingga status kota Tomohon berubah dari non_endemis menjadi daerah dengan KLB demam berdarah.

Upaya program penanggulangan demam berdarah dilaksanakan sangat banyak tetapi belum optimal karena lebih banyak mempengaruhi epidemiologi penyakit demam berdarah. Angka kematian kasus demam berdarah cenderung menurun walaupun kasus bertambah, hal ini

menunjukan bahwa penatalaksanaan kasus demam berdarah cukup efektif di pelayanan kesehatan yang ada tetapi belum adanya peran serta masyarakat untuk pencegahan penyakit (Karmila, 2009).

Keluarga dan petugas kesehatan memegang peranan penting dalam penanggulangan kasus demam berdarah di kota Tomohon, kurangnya pemahaman tentang penegakan diagnosis dan penatalaksanaan penderita demam berdarah sesuai standar pada sebagian klinisi baik di rumah, di puskesmas maupun di sarana pelayanan kesehatan lainnya, seringnya keterlambatan pelaporan kasus dari rumah sakit ke Dinas Kesehatan atau ke puskesmas. Dimana seharusnya yang sesuai standar, setiap kasus yang ditemukan dilaporkan dalam waktu kurang dari 24 jam agar segera dilakukan langkah penanggulangan sebelum terjadi penyebaran yang lebih luas. kesiapsiagaan petugas kesehatan mempengaruhi terjadinya penurunan kasus demam berdarah seperti pelaksana program yang tidak selalu mengalami penggantian posisi, adanya petugas lapangan yang secara berkala terus mengadakan pemantauan bersama petugas jumantik dan pendanaan yang cukup dari pemerintah mempengaruhi besarnya dampak

(4)

dalam penanggulangan kasus demam berdarah (Depkes, 2011).

Penelitian ini difokuskan terhadap peran keluarga dan petugas kesehatan terhadap penaggulangan Demam Berdarah di kota Tomohon. Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis peran keluarga dan petugas kesehatan terhadap penanggulangan Demam Berdarah di Kota Tomohon.

METODE

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Keseluruhan informan berjumlah 8 orang yaitu 4 keluarga yang pernah menderita Demam Berdarah, 2 keluarga yang tidak pernah menderita demam berdarah, kepala bidang P3LS dan kepala Dinas Kesehatan Kota Tomohon. Data primer didapatkan dari hasil wawancara mendalam dengan menggunakan panduan wawancara mendalam dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan pada panduan wawancara mendalam dan hasilnya dicatat dan direkam dengan tape recorder. Data yang telah dikumpul diolah secara manual dengan membuat transkrip kemudian disusun dalam bentuk matriks dan selanjutnya dianalisis dengan memakai metode analisis isi (content analyze).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap para informan tentang Peran Keluarga dan Petugas Kesehatan terhadap penanggulangan Demam Berdarah meliputi pengetahuan dalam pencegahan Demam Berdarah, proses pencegahan dan penanggulangan Demam Berdarah, faktor- faktor yang mempengaruhi dalam penanggulangan Demam Berdarah, rekomendasi pemecahan masalah.

1. Pengetahuan

Penyakit Demam Berdarah yang termasuk penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah sehingga keberhasilan pencegahan dan pemberantasan penyakit harus ditunjang oleh sistem survailans dan sistem manajemen yang baik. Faktor-faktor manajemen meliputi faktor manusia (pengetahuan, sikap, tindakan, tingkat pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti petugas), faktor imbalan (uang jasa), faktor bahan (material) dan faktor metode

Pengetahuan Masyarakat maupun Petugas Kesehatan berdampak pada status kesehatan kota/Kabupaten. Tindakan setiap individu berhubungan erat dengan pengetahuan yang dimiliki dalam hal

(5)

pencegahan maupun penanggulangan kasus Demam Berdarah.

Mayarakat tidak bisa melakukan tindakan penanggulangan Demam Berdarah dengan benar, jika tidak disertai pengetahuan yang benar tentang pencegahan Demam Berdarah. Petugas kesehatan juga perlu terus mendapat pelatihan tentang penanggulangan Demam Berdarah yang benar mempengaruhi dalam penyampaian informasi kepada masyarakat, melalui penyuluhan kesehatan dll.

2. Proses Pencegahan dan

Penanggulangan

Proses pencegahan dan penanggulangan kasus Demam Berdarah memang di pengaruhi oleh pengetahuan individu. Pencegahan dan penanggulangan Demam Berdarah yang berlaku di masyarakat hanya meliputi tindakan kebersihan lingkungan dasar, untuk itulah petugas kesehatan penting memberikan penyuluhan kesehatan tentang Demam Berdarah kepada masyarakat, pemerintah kelurahan/desa, dan pelatihan untuk kader-kader tentang proses pencegahan dan penanggulangan Demam Berdarah yang tepat dan berkesinambungan.

3. Faktor- Faktor yang mempengaruhi dalam penanggulangan Demam Berdarah.

Pencegahan dan penanggulangan Demam Berdarah dipengaruhi oleh faktor manusia itu sendiri dan lingkungan. Faktor manusia yaitu peran keluarga yang di dalamnya dipengaruhi oleh pengetahuan dan prilaku manusia itu sendiri, Faktor – faktor yang mempengaruhi ialah dengan kurangnya informasi tentang Demam Berdarah dalam keluarga sehingga mempengaruhi keluarga dalam berprilaku hidup bersih dan sehat termasuk pencegahan Demam Berdarah. Faktor lingkungan di dalamnya termasuk peran petugas kesehatan dan pemerintah serta masyarakat sekitar. Faktor ini disebut Reinforcing factor, yang mempengaruhi keluarga dalam bertindak menanggulangi Demam Berdarah, seperti kebijakan pemerintah dan petugas kesehatan dalam melaksanakan prilaku hidup bersih dan sehat, termasuk kebjiakan dalam pencegahan dan penanggulangan Demam Berdarah. Faktor lainnya yaitu keberadaan fasilitas kesehatan dan pendanaan di setiap daerah, mempengaruhi dalam pelaksanaan penanggulangan Demam Berdarah di daerah atau lingkungan tersebut.

4. Saran/ rekomendasi pemecahan masalah

Penanggulangan kasus Demam Berdarah dipengaruhi oleh peran keluarga/individu/masyarakat itu sendiri dan

(6)

petugas kesehatan yang bekerjasama dengan pemerintah. Upaya-upaya penanggulangan yang dilakukan ialah dari pemerintah dan petugas kesehatan kepada masyarakat dan keluarga/individu khususnya. Saran pemecahan masalah kesehatan yaitu penanggulangan Demam Berdarah, tentu saja bisa terlaksana dengan keaktifan keluarga dan petugas kesehatan itu sendiri. Keluarga perlu lebih aktif lagi mencari pengetahuan tentang bagaimana berprilaku hidup bersih dan sehat termasuk pencegahan Demam berdarah yang tepat sesuai kondisi daerahnya. Petugas kesehatan selaku pemerintah perlu lebih aktif lagi dalam pelayanannya termasuk memasukan anggaran pendanaan untuk penanggulangan Demam Berdarah baik dari anggaran pembelanjaan daerah (APBD) atau menyediakan dana cadangan untuk penjagaan dalam menanggulangi masalah seperti (KLB) Demam Berdarah. Petugas Kesehatan di lingkungan puskesmas juga perlu memasukan anggaran pembiayaan khusus untuk kasus penyakit tertentu yang memungkinkan bisa menjadi wabah (KLB) dalam setiap wilayah kerjanya masing-masing di setiap tahun anggaran sebelumnya.

KESIMPULAN

Masalah kesehatan dalam setiap daerah ialah tanggung jawab bersama, pemerintah bekerjasama dengan petugas kesehatan tapi juga yang terpenting dari keluarga selaku masyarakat itu sendiri. Peningkatan kasus (KLB) Demam Berdarah di kota Tomohon dipengaruhi kurangnya pengetahuan keluarga atau masyarakat tentang pencegahan Demam Berdarah yang tepat, serta masih kurangnya keaktifan keluarga untuk mau dan tahu mencegah Demam Berdarah dalam lingkungannya sendiri. Petugas kesehatan perlu lebih bertanggung jawab khususnya dalam cepat dan tanggapnya penanggulangan Demam Berdarah dan petugas kesehatan perlu terus memantau/memonitori masyarkat dan keluarga itu sendiri untuk terus berupaya mencegah terjadinya kasus Demam Berdarah berulang baik dalam lingkungan keluarga itu sendiri tapi juga lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Aji, F. D. 2004. Kualitas Hidup Anak Pasca Sindrom Syok Dengue. Tesis. Program Pendidikan Spesialis I Universitas Diponegoro Semarang.

Anonim, 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013.Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

(7)

--- a. 2014a .Sulawesi Utara Dalam Angka 2013. Provinsi Sulawesi Utara. Manado.

Azwar, A. 2003. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. PT Mutiara Sumber Widiya. Jakarta

Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara. Jakarta Budiarto,E. Anggreani, D. 2001. Pengantar

Epidemiologi Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Depkes RI. 2003. Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Demam Berdarah. Lampiran. Depary

Depkes RI. 2004. Kejadian Luarbiasa DBD Di Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2004. Dasar Pengobatan Demam Berdarah. Lampiran. Depkes RI. Jakarta

Depkes RI. 2005. Peranan Atau Partisipasi Keluarga Dalam Penanggulangan DBD. Departemen Kesehatan RI. Jakarta Departemen Kesehatan RI. 2006. Dampak

penyakit Demam Berdarah Dengue Bagi Masyarakat Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Depkes RI. 2006. Tanggung Jawab Petugas Kesehatan Dalam Penanggulangan DBD. Depkes RI. Jakarta

Friedman, M. 1998. Konsep Teori Model Keperawatan Keluarga. Penerbit Buku Erfandi. Jakarta

Green, L. 1980. Perilaku Kesehatan Dan Faktor Yang Mempengaruhi Prilaku. Penerbit Buku. Erfandi. 2009. Jakarta Hidajat, D. D. I. 2004. Peranserta Masyarakat

dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue: Kasus di Jakarta. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Indonesia.http://www.lontar.ui.ac.id//op ac/themes/libri2/detail.jsp?id=77835&lok asi=local

Karmila. 2009. Peran Keluarga Dan Petugas Kesehatan Dalam Penanggulangan DBD Di Perumnas Helvetia. Tesis. Universitas Sumatera Utara

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. 2011. Jakarta

Kasus DBD di Dunia. Waspada Kasus DBD Meningkat Setiap Tahun. Diakses Juni 2014

http://m.okezone.com/read/2014/06/482/99 648

Lloyd, LS. 2003. Strategic Report 7. Best Practices for Dengue Prevention and Control in the Americas. Environmental Health Project Contract HRN-I-00-99-00011-00. Office of Health, Infectious

(8)

Diseases and Nutrition Bureau for Global Health U.S. Agency for

International Development Washington, DC 20523.

Promosi Kesehatan Oleh Puskesmas Tentang DBD. Diakses Mei 2014

http://dinkes.baca/2014/03/19/143557/pro mosi-kesehatan-di-puskesmas

Setiawati, 2008. Peranan Keluarga Menurut Friedman. Tesis. 2008. Sumatera Utara Sucipto, C. 2012. Vektor Penyakit Tropis.

Yogyakarta. Penerbit Buku. Gosyen Publishing

Sungkar, S. Pemberantasan Demam Berdarah Dengue: Sebuah Tantangan yang Harus Dijawab. Majalah Kedokteran Indonesia, Volume 57, Nomor : 6, Juni 2007.

Supriyono, 2012. Enyahkan Demam Berdarah. Majalah Kesehatan. 2012 Batam

Referensi

Dokumen terkait

Ada hubungan antara lama kerja dengan kadar saturasi oksigen pada pekerja tambal. ban di daerah

Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah: penggunaan metode mind map dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

Terjadinya penurunan asupan energi, yang berasal dari jumlah asupan karbohidrat, protein, dan lemak pada anggota militer selama puasa Ramadan dibandingkan dengan sebelum

Kedua, Clinton memenangkan pemilihan dengan berkampanye atas dasar proposisi bahwa AS harus memberi prioritas puncak pada restrukturisasi domestik AS , dan dalam rangka

Berdasarkan Penetapan Pemenang Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan Renovasi Ruang Kerja Kantor Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Tahun

Bagi Dosen maupun mahasiswa yang ingin melaksanakan kegiatan yang bertemakan anti korupsi dapat dilakukan dengan cara-cara yang lebih kreatif sehingga peserta tidak merasa jenuh dan

Kinerja campuran HRS-WC iller abu am pas tebu berdasarkan pengujian dengan alat Marshall yaitu, (1)KAO campuran sebesar 7,25%; (2) stabilitas campuran meningkat dan

PENGEMBANGAN PRODUK EKSTRAK BAHAN AKTIF YANG MENGANDUNG SENYAWA OLIGORESVERATROL DARI TUMBUHAN MERANTI SEBAGAI OBAT KANKER 5.. Bidang Teknik Invensi : Obat-obatan (Therapeutics)