• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Keadilan Prosedural Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pada Starbucks Coffee Railink Station Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Keadilan Prosedural Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pada Starbucks Coffee Railink Station Medan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

45 http://journal.lldikti9.id/Ekonomika

Vol 4, No, 2, Oktober 2020, pp. 45-49 p-ISSN:2088-9003 dan e-ISSN: 2685-6891

Pengaruh Keadilan Prosedural Terhadap Kepuasan

Kerja Pegawai Pada Starbucks Coffee Railink Station

Medan

Received; 15-10, Revised; 06-11, Accepted; 24-11

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh keadilan prosedural terhadap kepuasan kerja pegawai pada Starbucks Coffee Railink Station Medan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Subyek penelitian mengunakan sample sebanyak 35 responden. Metode analisis datanya mengunakan regresi linier sederhana, dan uji hipotesa (uji t), sedangkan pengolahan datanya mengunakan SPSS versi 20.0. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa variabel keadilan prosedural (X) berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai (Y) dengan pengolahan data model regresi linier sederhana sebagai berikut : Y = 10,480 + 0,723X. dan diperoleh thitung (10,823) > ttabel (2,034) dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya variabel keadilan prosedural (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan kerja pegawai (Y). Koefisien determinasi (R squere) sebesar 0.780 Artinya 78,0% variabel kepuasan kerja pegawai (Y) dapat dijelaskan oleh variabel independen di atas yaitu keadilan prosedural (X). Sedangkan sisanya 22,0% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar penelitian ini. Hal ini menunjukan pengaruh signifikan antara keadilan prosedural terhadap kepuasan kerja pegawai pada Starbucks Coffee Railink Station Medan. Hal ini menunjukan semakin tinggi keadilan prosedural yang diberlakukan maka semakin tinggi tingkat kepuasan kerja pegawai pada Starbucks Coffee Railink Station Medan.

Keywords: Keadilan Prosedural, Kepuasan Kerja.

I. Pendahuluan

Dalam era globalisasi ini, setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan perusahaan dengan mengadakan berbagai cara yang tersusun dalam program untuk meningkatkan kepuasan para pegawai. Pada dasarnya perusahaan memiliki visi dan misi tertentu yang harus dicapai, salah satunya adalah untuk memperoleh profit

(profit oriented). Salah satu bentuk dari keseimbangan yang perusahaan atau instansi

ciptakan adalah untuk meningkatkan keadilan dalam pengambilan keputusan sehingga pegawai merasa puas dengan memberikan motivasi yang sama kepada setiap pegawai yang ada di dalam perusahaan atau instansi. Penelitian dilakukan di Starbucks Coffee Railink Station Medan yang merupakan coffee shop yang cukup terkenal hampir seluruh dunia. Starbucks Coffee adalah unit usaha waralaba yang bergerak dibidang food & beverage yang menyajikan minuman berbau coffee dan makanan ringan yang tersedia pada Starbucks Coffee. Identifikasi Masalah pada studi kami menemukan beberapa pokok permasalahan diantaranya: (1) masih kurangnya penerapan keadilan pada Starbucks Coffee Railink Station

(2)

46

Medan; (2) Masih rendahnya kepuasan karyawan yang bekerja pada Starbucks Coffee Railink Station Medan. Sehingga berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah pada studi kami juga memuat beberapa hal diantaranya: (1) adakah Pengaruh Keadilan Prosedural terhadap Kepuasan Kerja Pegawai pada Starbucks Coffee Railink Station Medan; (2) seberapa besar Pengaruh Penerapan Keadilan Prosedural terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Starbucks Coffee Railink Station Medan ?.

Berangkat dari pokok permasalahan yang telah kami kemukakan maka tujuan daripada studi ini adalah diantaranya (1) untuk mengetahui pengaruh keadilan prosedural terhadap Kepuasan Kerja Pegawai pada Starbucks Coffee Railink Station Medan; (2) untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Keadilan Prosedural terhadap Pengambilan Keputusan dan Kepuasan Kerja Pegawai pada Starbucks. Sehingga dapat memberikan manfaat serta kontribusi bagi perusahaan dalam menyikapi permasalahan yang ada, khususnya dalam pengaruh keadilan terhadap pengambilan dan keputusan kerja karyawan dari segi dampak impelementasi managerialnya serta sebagai kontribusi ilmiah yang dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi bagi para pembelajar utamanya dilingkungan manajemen.

II. Tinjauan Pustaka

2.1. Keadilan prosedural

Keadilan prosedural adalah keadilan yang dirasakan dari proses dan prosedur yang digunakan untuk mengalokasikan keputusan. Menurut (Griffin et al., 1981) Keadilan Prosedural adalah persepsi individu terhadap keadilan proses yang digunakan untuk menentukan berbagai hasil. Model keadilan prosedural dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa keadilan prosedural memberikan persepsi untuk kepentingan diri sendiri dengan kelompoknya (Haerani et al., 2020; Brown et al., 2005). Pada model ini kelompok memiliki arti bahwa keadilan yang dirasakan karyawan adalah mereka saling membutuhkan dan bekerjasama dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Menurut (Pérez-Rodríguez et al., 2019; Wong et al., 2006; Haerani et al., 2020)indikator-indikator dalam keadilan procedural (e.g., keakuratan informasi, konsisten terhadap hasil, etis dalam pengambilan keputusan)/ Menurut (Pérez-Rodríguez et al., 2019; Wong et al., 2006), pada suatu perusahaan memiliki prosedur yang sudah ditetapkan. Prosedur-prosedur tersebut juga memiliki aturan agar dapat dianggap adil oleh karyawan. Aturan-aturan pokok tersebut antara lain: 1). Konsistensi Prosedur yang adil harus konsisten baik dari orang satu kepada orang yang lain maupun dari waktu ke waktu. Minimalisasi Bias ada dua sumber bias yang sering muncul, yaitu

kepentingan individu dan doktrin yang memihak; 2) dapat diperbaiki, 3)

representatif/Keterwakilan; 4) Etis.

2.2. Kepuasan Kerja Pegawai

Menurut (Hwang, 2018; Cook & Wall, 1980; Mappamiring et al., 2020) kepuasan kerja adalah suatu sikap karyawan terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan situasi kerja, kerja sama antar karyawan, imbalan yang diterima dalam kerja, hal-hal yang menyangkut faktor fisik dan psikologis (Akob et al., 2020). Menurut (Haerani et al., 2020) terdapat beberapa factor yang mempengaruhi kepuasan kerja (e.g., gaji, keamanan kerja, manajemen dan perusahaan, pengawasan dan atasan. supervisi yang buruk dapat mengakibatkan absensi dan turnover , faktor intrinsik pekerjaan. susah atau mudahnya dan juga kebanggaan terhadap tugas bisa meningkatkan atau mengurangi pekerjaan, kondisi kerja yang meliputi kantin, ventilasi, tempat parker dan penyiaran, aspek sosial didalam pekerjaan, komunikasi, dan fasilitas perusahaan). Menurut (Kim & Kao, 2014) indikator kepuasan kerja (i.e., disiplin kerja, prestasi kerja, moral kerja positif, menyenangi pekerjaannya)

2.3. Teori Kepuasan Kerja

Teori Ketidaksesuaian (Discrepancy Theory) yang mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasa (Barnett & Womack, 2015). Teori Keadilan (Equity Theory) yang mengungkapkan bahwa orang merasa puas atau tidak tergantung pada ada atau tidaknya keadilan dalam

(3)

47

situasi kerja (Amrutha & Geetha, 2020; Folger, 1986). Serta teori Dua Faktor (Two Factor Theory); Teori ini merumuskan karakteristik pekerjaan menjadi dua kelompok, yaitu satisfies (motivator) dan dissatisfies. Satisfies adalah faktor-faktor atau situasi yang dibutuhkan sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari pekerjaan menarik, penuh tantangan, ada kesempatan untuk berprestasi, dissatisfies adalah faktor-faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan,, yang terdiri dari gaji/upah, pengawasan, hubungan antarpersonal, kondisi kerja, dan status (Sanjeev & Surya, 2016; Che Ahmat et al., 2019). Teori Motivasi Hygiene (M-H); Teori H-M berujung pada kepuasan kerja, penelitian menunjukkan hubungan yang positif antara kepuasan kerja dan turnover SDM serta antara kepuasan kerja dan komitmen kerja (Grigaliunas & Herzberg, 1971). Berangkat dari kajian literature yang telah diuraikan maka hipotesis dalam studi ini yakni:

“ Tidak ada Pengaruh Keadilan Prosedural Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pada Starbucks Coffee Railink Station Medan”

III. Design Penelitian dan Metodologi

Penelitian ini dilakukan pada Starbucks Coffee Railink Station Medanyang terletak di Jl.KeretaApi No.1 ,Kesawan, Medan Barat. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2020. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah Keadilan Prosedural (X) dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kepuasan Kerja (Y). Adapun Analisis data Penelitian ini adalah Analisis regresi, Hasil perhitungan uji t (parsial), uji F dan uji R2 (koefesien determinasi ) yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS 22.

IV. Hasil Penelitian & Pembahasan

Menurut (Ghozali, 2013; Mashur et al., 2020) analisis ini didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel Penelitian ini menggunakan regresi liniar sederhana untuk pembuktian hipotesis penelitian. Berdasarkan data tabel diatas dimana hasil analisis regresi diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 10,480+ 0,723X

Hasil analisis regresi linear sederhana yang masih berbentuk angka dapat dijelaskan dalam bahasa yang mudah dipahami sebagaimana berikut ini:

Tabel 1. Hasil Uji Regresi

Nilai konstanta sebesar 10,480, berarti jika variabel keadilan procedural bernilai 0, maka kepuasan kerja pegawaiakan bernilai sebesar 10,480. Sehingga dapat di simpulkan bahwa tanpa ada variabel keadilan prosedural maka kepuasan kerja pegawaiakan sebesar 10,480 dan menunjukan hasil yang positif. (b ) = 0,723 Hal ini berarti variabel keadilan prosedural mempengaruhi kepuasan kerja pegawai sebesar 0,723 atau berpengaruh secara positif yang artinya jika variabel keadilan prosedural meningkat sebesar 1, maka berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawaiakan meningkat sebesar 0,723. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai thitung sebesar 10,823 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan nilai ttabel sebesar 2,034 diperoleh dari tingkat kepercayaan 95%, α = 5%, n = 35, dan dk = n-2 = 35-2 = 33. Karena thitung (10,823) > ttabel (2,034) dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya keadilan prosedural berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai di Starbucks Coffee Railink Station Medan.

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 10.480 2.501 4.190 .000 Keadilan Prosedural .723 .067 .883 10.823 .000

(4)

48

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .883a .780 .774 3.04385

Sumber: data diolah, tahun 2019

Dilihat dari Tabel 2. Koefisien determinasi diperoleh nilai R Square (R2)0,780 atau 78,0% yakni berarti variabel kepuasan kerja pegawai dapat dijelaskan oleh variabel keadilan prosedural, sisanya 22,0 % dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar darivariabel penelitian.

V. Simpulan Dan Saran

Hasil uji hipotesis menjelaskan bahwa variabel keadilan prosedural berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai . Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05 denga thitung 10.823lebih besar dari ttabel2,034. Dari hasil pengujian koefisien determinasi yang telah dilakukan oleh peneliti ternyata variabel keadilan prosedural memiliki pengaruh sebesar 78,0% terhadap kepuasan kerja pegawai di Starbucks Coffee Railink Station Medan. Hal ini menunjukan bahwa 78,0% kepuasan kerja pegawai ditentukan oleh keadilan prosedural sedangkan sisanya 22,0% ditentukan oleh variabel di luar dari variabel keadilan prsoedural dan kepuasan kerja pegawai. Adapun saran bagi studi dan pengembangan subjek penelitian adalah sebagai berikut:

1. Saran untuk penelitian lanjutan, penelitian ini dapat dilakukan kembali dengan objek penelitian yang berbeda serta dengan item pernyataan pada kuesioner yang berbeda dengan pernyataan kuesioner penelitian lainnya.

Bagi peneliti selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan keadilan prosedural dan kepuasan kerja pegawai. 2. Instansi yang berkait harus memperhatikan keadilan prosedural yang berjalan karena

variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Tentunya kepuasan dari pegawai akan lebih baik apabila dapat meningkatkan keadilan prosedural yang diberikan.

3. Pihak dari intsansi yang terkait juga harus bisa menegakkan adil dalam segala segi, seperti dalam pemberian dan pembagian schedule yang dimana pihak atasan harus bisa memberikan keadilan yang didapat oleh pegawai. Sehingga pegawai juga merasa tenang dan tidak dirugikan atas keputusan yang diberikan atasan. Dan ini juga bisa berdampak positif bagi kepuasan kerja pegawai sehingga kinerja karyawan akan terus meningkat.

4. Dan dari pihak pegawai juga harus melakukan tugas dan kewajiban yang dilakukan pada saat operasional kerja yang harus sesuai dengan SOP yang ada. Sehingga, para pegawai bekerja didalam sebuah sistem yang tersusun sehingga operasional kerja juga akan mudah dijalankan.

Daftar Pustaka

Akob, M., Arianty, R., & Putra, A. H. P. K. (2020). The Mediating Role of Distribution Kahn’s Engagement: An Empirical Evidence of Salesforce in Indonesia. The Journal of Asian

Finance, Economics and Business, 7(2), 249–260.

Amrutha, V. N., & Geetha, S. N. (2020). A systematic review on green human resource management: Implications for social sustainability. Journal of Cleaner Production, 247. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2019.119131

Barnett, M. D., & Womack, P. M. (2015). Fearing, not loving, the reflection: Narcissism, self-esteem, and self-discrepancy theory. Personality and Individual Differences, 74, 280–

284. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.paid.2014.10.032

Brown, M. E., Treviño, L. K., & Harrison, D. A. (2005). Ethical leadership: A social learning perspective for construct development and testing. Organizational Behavior and Human

Decision Processes, 97(2), 117–134. https://doi.org/10.1016/j.obhdp.2005.03.002

(5)

49

implementation: Compensation, work behaviors, and quality of life. International Journal

of Hospitality Management, 81, 229–238.

https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2019.04.019

Cook, J., & Wall, T. (1980). New work attitude measures of trust, organizational commitment and personal need non-fulfilment. In Journal of Occupational Psychology (Vol. 53, Issue 1, pp. 39–52). British Psychological Society.

https://doi.org/10.1111/j.2044-8325.1980.tb00005.x

Folger, R. (1986). Rethinking equity theory. In Justice in social relations (pp. 145–162).

Springer.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM dan SPSS. In aplikasi

analisis multivariate dengan program ibm spss 19 (p. 113).

https://doi.org/10.2307/1579941

Griffin, R. W., Welsh, A., & Moorhead, G. (1981). Perceived task characteristics and employee performance: A literature review. Academy of Management Review, 6(4), 655–664.

Grigaliunas, B. S., & Herzberg, F. (1971). Relevancy in the test of motivator-hygiene theory.

Journal of Applied Psychology, 55(1), 73.

Haerani, S., Sumardi, Hakim, W., Hartini, & Putra, A. H. P. K. (2020). Structural Model of Developing Human Resources Performance: Empirical Study of Indonesia States Owned Enterprises. The Journal of Asian Finance, Economics and Business, 7(3), 211– 221.

Hwang, M. I. (2018). Relationship between teamwork and team performance: Experiences from an ERPsim competition. Journal of Information Systems Education, 29(3), 157–

168.

Kim, H., & Kao, D. (2014). A meta-analysis of turnover intention predictors among U.S. child welfare workers. Children and Youth Services Review, 47, 214–223.

https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2014.09.015

Mappamiring, M., Akob, M., & Putra, A. H. P. K. (2020). What Millennial Workers Want? Turnover or Intention to Stay in Company. The Journal of Asian Finance, Economics and Business, 7(5), 237–248.

Mashur, R., Muhammad, H., Ansir, L., AHP, K. P. A. H. P., & Shandra, B. (2020).

Antecedents and consequence of brand management: empirical study of Apple’s brand product. In Journal of Asia Business Studies: Vol. ahead-of-p (Issue ahead-of-print). https://doi.org/10.1108/JABS-01-2019-0030

Pérez-Rodríguez, V., Topa, G., & Beléndez, M. (2019). Organizational justice and work stress: The mediating role of negative, but not positive, emotions. Personality and Individual Differences, 151, 109392.

https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.paid.2019.04.047

Sanjeev, M. A., & Surya, A. V. (2016). Two factor theory of motivation and satisfaction: An empirical verification. Annals of Data Science, 3(2), 155–173.

Wong, Y.-T., Ngo, H.-Y., & Wong, C.-S. (2006). Perceived organizational justice, trust, and OCB: A study of Chinese workers in joint ventures and state-owned enterprises. Journal

of World Business, 41(4), 344–355.

Referensi

Dokumen terkait

Model pendekatan kesehatan ..... Sonya

Mengingat terdapatnya suatu kesenjangan tersebut, merasa tertarik untuk meneliti lebih jauh lagi mengenai bagaimana sebenarnya hubungan motivasi santri mengikuti

 Siswa menyimak informasi dan peragaan materi tentang variasi pola gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan

Penanaman JPP pada berbagai lokasi percobaan, menunjukkan pertumbuhan diameter relatif sama dengan Jati biasa yang ditanam pada Areal Produksi Benih (APB). Bibit

Mengelola dana dari investor digunakan untuk membayar upah petani, menyediakan bibit jati unggul berkualitas dan pupuk organik maupun anorganik yang bagus,

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Strata Satu

Akan tetapi efektivitas kombinasi ED dan ozon dilihat dari variasi yang menghasilkan kualitas air terbaik dan konsumsi energinya tidak terlalu besar, sehingga

Apabila dalam hal pengusaha kena pajak tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan elektrinok nomor faktur pajak maka Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan surat pemberitahuan