• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Tax Planning dalam Upaya Meminimalkan Pembayaran Pajar Penghasilan Terutang (Studi Kasus pada Perusahaan "X" di Lembang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Tax Planning dalam Upaya Meminimalkan Pembayaran Pajar Penghasilan Terutang (Studi Kasus pada Perusahaan "X" di Lembang)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba yang akan diterimanya. Oleh karena itu perusahaan selalu berusaha meminimalkan beban pajaknya, sehingga tetap memperoleh laba yang optimal melalui perencanaan pajak (tax planning).

Penelitian ini bertujuan, untuk mengetahui besarnya perbedaan PPh terutang sebelum dan sesudah diterapkannya perencanaan pajak. Objek penelitian dilakukan pada PT X, Lembang yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang perhotelan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis yaitu dengan menganalisis PPh terutang sebelum dan sesudah perencanaan pajak pada tahun 2007 dan tahun 2008 dengan menggunakan Undang-undang PPh Nomor 17 Tahun 2000 dan Undang-undang PPh Nomor 36 Tahun 2008. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik Paired Sample T Test (Uji Dua Sampel Berpasangan).

Berdasarkan hasil Penelitian dapat disimpulkan bahwa perencanaan pajak (tax planning) berperan dalam mengefisiensikan pembayaran pajak penghasilan terutang. Dengan diterapkannya perencanaan pajak perusahaan dapat melakukan penghematan pajak sebesar Rp 48.106.500 pada tahun 2007 dan Rp 72.907.500 pada tahun 2008 menurut Undang-undang PPh Nomor 17 Tahun 2000 dan penghematan pajak sebesar Rp 44.899.400 pada tahun 2007 dan Rp 68.047.000 pada tahun 2008 menurut Undang-undang PPh Nomor 36 Tahun 2008

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii

KATA PENGANTAR... iv

ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Kegunaan Penelitian... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 8

2.1 Pajak... 8

(3)

2.1.2 Fungsi Pajak... 9

2.1.3 Jenis Pajak... 11

2.1.4 Tarif Pajak... 12

2.2 Pajak Penghasilan... 15

2.2.1 Subjek Pajak... 16

2.2.2 Objek Pajak... 18

2.2.3 Penghasilan Kena Pajak... 24

2.2.4 Penghasilan Tidak Kena Pajak... 28

2.2.5 Pengeluaran yang tidak boleh dibebankan sebagai biaya... 28

2.2.6 Pajak Penghasilan Pasal 21... 30

2.2.6.1. Objek Pajak PPh Pasal 21... 31

2.2.6.2. Tata Cara Perhitungan PPh Pasal 21... 34

2.2.7 Pajak Penghasilan Pasal 22... 36

2.2.7.1. Objek PPh Pasal 22... 37

2.2.7.2. Cara Menghitung PPh Pasal 22... 39

2.2.8 Pajak Penghasilan Pasal 23... 40

2.2.8.1. Tarif dan Objek Pajak PPh Pasal 23... 41

2.2.8.2. Bukan Objek Pajak... 44

2.2.9 Pajak Penghasilan Pasal 24... 45

2.2.9.1. Batas Maximum Kredit Pajak Luar Negeri... 46

2.2.10 Pajak Penghasilan Pasal 25... 48

2.2.10.1. Cara Menghitung PPh Pasal 25... 48

(4)

2.3 Pajak Penambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

2.3.5 Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPn BM)... 55

2.3.6 Tarif Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah... 56

2.4 Tujuan Perusahaan... 56

2.5 Pengaruh Pajak terhadap Perusahaan... 57

2.6 Perbedaaan Laporan Keuangan Komersil dan Fiskal... 58

2.7 Manajemen Pajak... 61

2.7.1 Definisi dan Tujuan Manajemen Pajak... 61

2.7.2 Perencanaan Pajak (Tax Planning)... 62

2.7.3 Penghindaran Pajak... 64

2.7.4 Penyelundupan Pajak... 65

2.7.5 Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan (Tax Implementation)... 65

2.7.6 Pengendalian Pajak (Tax Control)... 66

2.8 Motivasi Dilakukanya Perencanaan Pajak... 66

2.8.1 Kebijaksanaan Perpajakan... 66

(5)

2.8.3 Administrasi Perpajakan... 69

2.9 Tahapan Dalam Membuat Perencanaan Pajak (Tax Planning)... 69

2.9.1 Menganalisis Informasi yang Ada... 70

2.9.2 Buat Satu Model atau Lebih Rencana Besarnya Pajak... 73

2.9.3 Evaluasi atas Perencanaan Pajak... 73

2.9.4 Mencari Kelemahan dan Kelebihan Memperbaiki Kembali Rencana Pajak... 76

2.9.5 Memutakhirkan Rencana Pajak... 76

2.10 Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan Pajak... 77

2.10.1 Prinsip Taxable (Dapat Dipajaki) dan Deductible (Dapat Dikurangi)... 78

2.10.2 Formula Umum Perhitungan Pajak Penghasilan... 78

2.10.3 Variabel Kritis (Critical Variables)... 80

2.10.4 Faktor Pajak... 81

2.10.5 Memaksimalkan Pengecualian-pengecualian (Maximizing Exclusions)... 82

2.10.6 Memaksimalkan Pengurangan (Maximizing Deductions)... 83

2.10.7 Biaya Fiskal... 83

2.10.8 Penyebaran Penghasilan dan Biaya... 84

2.10.9 Biaya Prndirian dan Perluasan Modal... 85

2.11 Penggunaan Metode Akuntansi dan Periode Akuntansi dalam Perencanaan Pajak... 85

2.11.1 Metode Akuntansi... 86

(6)

2.12 Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis... 87

BAB III METODE PENELITIAN... 93

3.1 Objek Penelitian... 93

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 93

3.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas... 94

3.2 Metode Penelitian... 97

3.2.1 Tekinik Pengumpulan Data... 97

3.2.2 Sumber Data... 98

3.2.3 Operasional Variabel... 99

3.2.4 Metode Analisis... 100

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 103

4.1 Kendala Perusahaan dalam Mengatur Kewajiban Perpajakan... 103

4.2 Faktor Pendukung Pelaksanaan Perencanaan Pajak... 103

4.3 Kebijakan Akuntansi yang Diterapkan Perusahaan... 104

4.3.1 Pengakuan Penghasilan... 104

4.3.2 Pengakuan Biaya... 105

4.3.3 Persediaan Barang Dagang... 107

4.3.4 Penyusutan Aset Tetap... 108

4.3.5 Hutang Dagang... 112

4.3.6 Fasilitas Karyawan... 112

4.4 Perhitungan PPh Terutang Sebelum Penerapan Perencanaan Pajak....112

(7)

4.4.2 Pendapatan yang Tidak Ditambahkan dengan Penghasilan

Lain... 117

4.4.3 Koreksi Fiskal... 118

4.4.4 Laba Fikal... 118

4.4.5 Perhitungan PPh Terutang... 121

4.5 Penerapan Perencanaan Pajak... 121

4.5.1 Alat Manajemen Pajak... 121

4.5.2 Penerapan Perencanaan Pajak di PT “X”...123

4.6 Perhitungan PPh Terutang Sesudah Penerapan Perencanaan Pajak.... 127

4.6.1 Perhitungan PPh Terutang... 131

4.6.2 Perbandingan PPh Terutang Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak... 131

4.7 Analisis Tax Planning Dalam Mengefisiensikan Pembayaran Pajak Penghasilan Menggunakan Analisis Paired Sampel T Test ... 132

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 136

5.2 Saran...137

DAFTAR PUSTAKA... 139

(8)

DAFTAR GAMBAR

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I Perbandingan Penghasilan Tidak Kena Pajak UU Nomer 16 Tahun

2000 dan UU Nomer 28 Tahun 2007... 28

Tabel II Tata Cara Perhitungan Pemotongan PPh Pasal 21... 34

Tabel III Perkiraan Penghasilan Neto atas Sewa dan Penghasilan Lain Sehubungan dengan Penggunaan Harta kecuali Sewa dan Penghasilan Lain Sehubungan dengan Persewaan Tanah dan/ atau Bangunan yang Telah Dikenakan Pajak Penghasilan yang Bersifat Final... 42

Tabel IV Persentase Perkiraan Penghasilan Neto atas Jenis Jasa Lain... 42

Tabel V Formula Umum Perhitungan Pajak Penghasilan... 79

Tabel VI Penyusutan Harta Berwujud...108

Tabel VII Amortisasi Harta Tidak Berwujud... 109

Tabel VIII Daftar Penyusutan Tahun 2007 dan 2008... 111

Tabel IX Laporan Laba Rugi Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2007 ... 114

Tabel X Laporan Laba Rugi Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2008... 115

Tabel XI Perhitungan Laba Fiskal Tahun 2007 Sebelum Penerapan Perencanaan Pajak... 119

(10)

Tabel XIII Perhitungan Laba Fiskal Tahun 2007 Sesudah Penerapan

Perencanaan Pajak... 129 Tabel XIV Perhitungan Laba Fiskal Tahun 2008 Sesudah Penerapan

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Ikhtisar Deductible dan Non Deductible Expenses

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pembangunan nasional di suatu negara pada hakekatnya di selenggarakan oleh masyarakat bersama dengan pemerintah yang saling bekerjasama satu dengan yang lainnya untuk dapat mensukseskan pembangunan nasional yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Peranan pemerintah menjadi sangat penting serta mempunyai kedudukan yang cukup strategis, tidak mungkin menggerakkan roda pemerintahan dan pembangunan nasional tanpa adanya dukungan dana terutama yang berasal dari penerimaan dalam negeri yang terdiri dari penerimaan migas dan penerimaan non migas. Pembiayaan program pembangunan bukan lagi hanya bertumpu pada sektor migas (minyak dan gas bumi) saja, tetapi sudah mulai dialihkan kepada sektor non migas, salah satunya adalah perpajakan.

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Siti Resmi, 2008: 1).

(13)

BAB I Pendahuluan 2

Dalam era yang penuh dengan ketidakpastian saat ini, ada dua hal yang pasti dan tidak bisa dihindarkan oleh setiap orang selama hidupnya, yaitu ’’kematian’’ dan ’’pajak’’. Hampir seluruh kehidupan perseorangan dan perkembangan dunia bisnis dipengaruhi oleh ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pengaruh tersebut kadang-kadang cukup berarti, sehingga bagi para eksekutif, komponen pajak merupakan komponen yang harus mendapatkan perhatian yang serius dan malahan merupakan faktor yang menentukan bagi lancarnya suatu bisnis.

Walaupun pajak berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan perseorangan dan keputusan bisnis, tidaklah berarti bahwa pajak tersebut tidak dapat dikendalikan. Memahami dengan baik ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan serta perkembangan dan perubahannya, pada hakikatnya pajak tersebut akan dapat dimanajemeni dengan baik.

(14)

BAB I Pendahuluan 3

penting yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Perbedaan kepentingan ini menyebabkan Wajib Pajak cenderung untuk mengurangi jumlah pembayaran pajak baik secara legal maupun ilegal.

Di Indonesia Tax Evasion muncul karena ada peluang yang dimanfaatkan baik oleh Wajib Pajak yaitu terjalin kerja sama yang baik antara sumber daya manusia (fiskus) dengan Wajib Pajak dalam memanipulasi jumlah utang pajaknya tetapi ada juga yang tidak memberitahukan keadaan yang sebenarnya kepada fiskus, dan praktik-praktik penyelundupan lainnya. Tax Evasion membawa dampak negatif bagi Wajib Pajak karena jika tercium adanya praktik penyelundupan pajak, Wajib Pajak tersebut akan dikenakan sanksi pidana dan pemborosan sumber daya.

(15)

BAB I Pendahuluan 4

Perencanaan pajak adalah upaya untuk meminimalisasi pajak dengan merekayasa beban pajak serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuat undang-undang, maka perencanaan pajak dapat dikatakan sama dengan penghindaran pajak (tax avoidance). Tax Avoidance adalah perbuatan legal yang masih dalam ruang lingkup pemajakan dan tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Perencanaan pajak memiliki konotasi positif yaitu sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar, dan tepat waktu sehingga dapat menghindari pemborosan sumber daya. Pada umumnya penekanan perencanaan pajak (tax planning) untuk meminimumkan kewajiban perpajakan.

(16)

BAB I Pendahuluan 5

Dengan demikian di kemudian hari tidak terjadi lagi restitusi pajak atau kurang bayar yang mengakibatkan denda dan sebaginya.

Pajak Penghasilan dipungut atas penghasilan yang diperoleh oleh orang pribadi, badan, dan BUT. Yang dimaksud dengan penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan bentuk apapun (Siti Resmi, 2008: 85).

Berapapun besarnya pajak penghasilan yang akan dikenakan pada perusahaan, pajak tersebut tetap merupakan beban kas yang harus dikeluarkan perusahaan karena akan mengurangi pendapatan bersih perusahaan. Maka diperlukan suatu perencanaan pajak yang baik melalui penghematan pajak tanpa melanggar ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku, agar tujuan perusahaan dalam mengoptimalkan laba dapat terwujud bengan baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengajukan judul skripsi yang merupakan faktor penentu pengambilan suatu keputusan yaitu

’’Peranan perencanaan pajak dalam upaya meminimalkan pembayaran pajak

penghasilan terutang’’ (Studi Kasus pada PT’’X’’, Lembang).

1.2 Identifikasi Masalah

(17)

BAB I Pendahuluan 6

Penulis mencoba mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Apa yang menjadi kendala perusahaan dalam mengelola kewajiban pajaknya dan

apa saja yang dapat dijadikan sebagai faktor pendukung untuk pelaksanaan perencanaan pajak (tax planning)?

2. Bagaimana strategi perencanaan pajak yang diterapkan perusahaan dalam upaya

meminimalisasi pembayaran pajak terutang?

3. Apakah terdapat perbedaan yang nyata atas besarnya PPh terutang sebelum dan

sesudah diterapkannya perencanaan pajak?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban atas permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan di atas, yaitu:

1. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi perusahaan dalam mengelola kewajiban pajaknya dan faktor pendukung apa yang dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam perencanaan manajemen.

2. Untuk mengetahui seberapa besar peran perencanaan pajak dalam upaya penghematan pajak penghasilan terutang.

(18)

BAB I Pendahuluan 7

1.4 Kegunaan Penelitian

Meskipun menyadari keterbatasan dalam penulisan ini, penulis mengharapkan hasil penelitian ini nantinya akan bermanfaat bagi perusahaan sebagai masukan, maupun sebagai informasi bagi mahasiswa atau pihak-pihak lainnya yang bermaksud meneliti tentang perencanaan pajak.

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan bagi peneliti mengenai peran perencanaan pajak dalam meminimalisasi pajak penghasilan terutang

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan tentang besarnya peran perencanaan pajak atas pajak penghasilan dalam upaya meminimalisasi jumlah pajak terutang melalui kesimpulan dan saran-saran yang dihasilkan dari penelitian tersebut.

3. Bagi pihak-pihak lain khususnya rekan-rekan mahasiswa

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada PT “X” maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. PT “X” memiliki kendala dalam mengelola kewajiban perpajakannya. Kendala tersebut adalah kurangnya pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam bidang perpajakan terutama bagaimana menerapkan perencanaan pajak agar dapat menghemat pajak. Selain itu karyawan yang menangani masalah perpajakan kurang mengikuti perkembangan peraturan perpajakan yang senantiasa berubah. Kendala tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap penghematan pajak yang dimungkinkan melalui penerapan perencanaan pajak.

(20)

BAB V Kesimpulan dan Saran 137

5.2 Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan serta mempertimbangkan beberapa kendala yang terdapat pada perusahaan, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang berkaitan dengan hal tersebut, yaitu:

1. Perusahaan sebaiknya memberikan pelatihan khusus bagi karyawan bagian

keuangan mengenai pengetahuan dasar perpajakan khususnya bagaimana cara melakukan perencanaan pajak yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Contohnya, karyawan didorong untuk mengikuti pelatihan Brevet pajak, mengikuti seminar perpajakan, dan lain-lain.

2. Dalam rangka memaksimalkan pengelolaan kewajiban pajaknya, perusahaan harus lebih cermat lagi dalam melihat serta memanfaatkan peluang dan faktor pendukung yang sesuai dengan kondisi perusahaan serta peraturan perpajakan yang berlaku sehingga terhindar dari pengenaan pajak penghasilan yang terlalu besar. Diharapkan dengan adanya perencanaan pajak tersebut, perusahaan dapat memanfaatkan penghematan pajak penghasilan tersebut untuk hal-hal yang bermanfaat bagi pengembangan usaha perusahaan.

3. Strategi perencanaan pajak dapat dilakukan melalui beberapa hal diantaranya adalah dengan cara:

a. Memahami Ketentuan Perpajakan untuk melihat peluang-peluang yang

menguntungkan dalam melakukan penghematan pajak secara legal.

b. Mengambil keuntungan sebesar-besarnya atau semaksimal mungkin dari

(21)

BAB V Kesimpulan dan Saran 138

c. Memberikan tunjangan kepada karyawan dalam bentuk uang atau natura dan

kenikmatan dapat sebagai salah satu pilihan untuk menghindari lapisan tarif pajak maksimum.

d. Menggunakan prinsip taxable (dapat dipajaki) dan deductible (dapat

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Indriantoro, Nur., dan Bambang, S. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi 1, BPFE, Yogyakarta.

Mardiasmo. (2006). Perpajakan, Edisi Revisi 2006, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Resmi, Siti. (2008). Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suandy, Erly. (2008). Perencanaan Pajak, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

__________, Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008, berikut Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri Keuangan dan Keputusan Direktur Jendral Pajak yang terkait. Diakses dari http:// www.pajak.go.id./ pada tanggal 5 Mei 2009.

(23)

__________, Perencanaan Pajak. Diakses dari http:// www.google.com/ Konsultan Pajak Aris Aviantara/ pada tanggal 5 Mei 2009

Widodo, P. (2007). Strategi Perencanaan Pajak Penghasilan Khususnya Badan Usaha. Makalah Akhir Semester, Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kampus Ungu, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

ANALISIS EKONOMI KESEIMBANGAN

yang akan diaplikasikan seperti rangkaian di atas. Gambar 2.1 Rangkaian yang sudah dicetak

dalam penelitian ini adalah Apa bentuk-bentuk dan pemanfaatan bantuan bagi korban banjir bandang yang bertahan di wilayah

Cerita-cerita dalam wayang kulit Jawa sangat kental dengan budaya patriarki, munculnya beberapa dalang perempuan diharapkan dapat menafsirkan kembali dan memodifikasi cerita

Demam terjadi oleh karena perubahan pengaturan homeostatik suhu normal pada hipotalamus yang dapat disebabkan antara lain oleh infeksi, vaksin, agen biologis (faktor

Untuk setiap batasan primal terdapat sebuah variabel dual Untuk setiap variabel primal terdapat sebuah batasan dual Koefisien batasan dari sebuah variabel primal membentuk

Diharapkan dengan terbitnya Buku Petunjuk Teknis Continuing Professional Development Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (CPD/P2KB) IAUI akan memudahkan setiap