• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Potensi Ekonomi Dan Sektor Unggulan Ekonomi Di Kabupaten Grobogan Tahun 2010-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Potensi Ekonomi Dan Sektor Unggulan Ekonomi Di Kabupaten Grobogan Tahun 2010-2015"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS POTENSI EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN EKONOMI DI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2010-2015

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Disusun oleh : ANDIK WALOYO

B300 080 013

ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)

i

(3)
(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah publikasi ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu pergurunan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 26 Januari 2018

Andik Waloyo B300 080 013

(5)

1

ANALISIS POTENSI EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN EKONOMI DI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2010-2015

ABSTRAKSI

Penelitian yang berjudul “Analisis Potensi Ekonomi dan Sektor Unggulan Ekonomi Di Kabupaten Grobogan” mempunyai tujuan menganalisis sektor unggulan yang dimiliki Kabupaten Grobogan dan menganalisis sektor-sektor ekonomi yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Grobogan.

Metode yang digunakan untuk menganalisis sektor unggulan dan perubahan struktur ekonomi dalam penelitian ini adalah analisis shiftshare klasik, dan shift share Esteban Marquillas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sektor unggulan di Kabupaten Grobogan berdasarkan hasil uji analisia shift share klasik, dan shift share Estaban Marquillas, dengan data 2010-2015 diketahui sektor yang unggul yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sektor industri pengolahan. Dan sektor yang menunjukan adanya spesialisasi yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang, sektor kontruksi, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa perusahaan

Kata Kunci: Sektor Unggulan, Potensi Ekonomi, shift share

Abstract

The research entitled "Analysis of Economic Potential and Economic Sector in Grobogan District" has the superior sector objectives owned by Grobogan Regency and the emerging economic sector to support economic growth in Grobogan District.

The methods used to analyze leading sectors and structural changes are classic shiftshare analyzes, and Esteban Marquillas share shifts. The results of the research show the superior sectors in Grobogan Regency based on the analysis of classical chart shift analysis, and the Marquillas Estaban share shift, with 2010-2015 data of superior sectors, agriculture, forestry and fishery sectors, electricity and gas procurement sector, processing industry. And sectors showing agricultural, forestry and fisheries sector, mining and quarrying sector, water supply sector, waste treatment, waste and recycling, service sector, information and communication sector, enterprise service sector

(6)

2 1. PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi yaitu kenaikan kapasitas produksi jangka panjang yang diwujudkan dalam bentuk pendapatan. Pertumbuhan ekonomi daerah merupakan tolok ukur perekonomian suatu daerah tersbut. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pada pembangunan ekonomi di daerah, tujuan pembangunan itu sendiri tidak jauh berbeda dengan tujuan pembangunan nasional. Akan tetapi, proses pembangunan di daerah jauh lebih spesifik (Tambunan,2001).

Pembangunan ekonomi daerah dapat dikatakan berhasil yaitu dengan menggunakan ukuran dan beberapa indikator yang lazim digunakan sebagai alat ukur. Indikator yang lazim digunakan adalah produk domestik regional bruto (PDRB) yang bias menjadi petunjuk kinerja perekonomian secara umum sebagai ukuran kemajuan suatu daerah. Indikator lain adalah tingkat pertumbuhan, pendapatan perkapita dan pergeseran atau perubahan struktur ekonomi (Sjafrizal, 2008).

Kegiatan basis dan kegiatan non basis ekonomi merupakan pengelompokan kegiatan ekonomi, sehingga kegiatan ekonomi dapat diidentifikasi sesuai dengan kelompoknya. Kegiatan basis adalah semua kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah. Lapangan kerja dan pendapatan di sektor basis adalah fungsi permintan yang bersifat exogenous (tidak tergantung pada kekuatan intern/permintaan lokal). Sedangkan kegiatan non basis adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, karena itu permintaan sektor ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kenaikan pendapatan masyarakat setempat. Dengan demikian sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Atas dasar anggapan di atas, satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah melebihi pertumbuhan alamiah adalah sektor basis. Oleh karena itu analisis

(7)

3

basis sangat berguna untuk mengkaji dan memproyeksi pertumbuhan ekonomi wilayah (Tarigan, 2004).

2. METODE PENELITIAN 2.1. Alat Analisis

Dalam penelitian ini untuk mengetahui sektor unggulan dan potensi ekonomi di Kabupaten Grobogan tahun 2010-2015 akan dipakai alat analisis sift share klasik dan shift share esteban marquillas. Teknik shif share menggambarkan kinerja sektor-sektor suatu wilayah dibandingkan kinerja perekonomian nasional (wilayah yang lebih luas di atasnya). Adanya perbandingan antara daerah dengan daerah diatasnya dapat menunjukkan adanya shift (pergeseran) hasil pembangunan perekonomian daerah jika daerah itu memperoleh kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian nasional

2.2. Shift Share Klasik

Analisis shift share membagi pertumbuhan sebagai perubahan (D) variabel penyerapan tenaga kerja di wilayah dalam kurun waktu tertentu menjadi pengaruh pertumbuhan nasional (N), bauran industri (M), dan keunggulan kompetitif (C). Pengaruh pertumbuhan nasional disebut pengaruh pangsa (share).

Keterangan :

: perubahan variabel penyerapan PDRB sektor i di wilayah j pada kurun waktu tertentu.

: komponen pertumbuhan nasional sektor i di wilayah j

: bauran industri sektor i di wilayah j

(8)

4 2.3. Shift Share Esteban Marquillas

Dengan mendefinisikan kembali kedudukan keunggulan kompetitif sebagai komponen ke tiga dari teknik shift share klasik dan menciptakan komponen shift share yang ke empat yaitu pengaruh alokasi ( ).

Keterangan :

: perubahan variabel penyerapan tenaga kerja sektor i di wilayah j pada kurun waktu tertentu.

: komponen pertumbuhan nasional sektor i di wilayah j : bauran industri sektor i di wilayah j

: keunggulan kompetitif sektor i di wilayah j : efek alokasi sektor i di wilayah j

2.4. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data berdasarkan deret waktu dari tahun 2010–2014 untuk melihat perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh melalui hasil pengolahan pihak ke dua dari hasil penelitian lapangan, sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produk domestik regional bruto di Kabupaten Grobogan dan Propinsi Jawa Tengah.

2.5. Devinisi Operasional Variabel

Sebuah variabel adalah jumlah yang terukur yang dapat bervariasi atau mudah berubah. Variabel dalam penelitian yang berjudul “Analisis Potensi Ekonomi dan Sektor Unggulan di Kabupaten Grobogan Tahun 2010-2015” ini terdiri:

(9)

5

1. Produk domestik regional bruto atas dasar harga berlaku

Adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah dalam periode tertentu (biasanya satu tahun) yang di hubungkan berdasar harga berlaku di tahun yang bersangkutan.

2. Sektor unggulan (kompetitif)

Sektor unggulan (kompetitif) adalah sektor ekonomi yang mempunyai penyimpangan bernilai positif jika dibandingkan dengan sektor – sektor ekonomi di wilayah ekonomi yang lebih luas diatasnya (Hermanto, 2000).

3. Laju pertumbuhan ekonomi

Besar kecilnya persentase peningkatan produksi barang dan jasa masyarakat menurut sektor produksi suatu daerah bisa juga diartikan kenaikan PDRB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk, dan perubahan struktur ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi diukur dengan indikator perkembangan PDRB berdasarkan harga berlaku dari tahun ke tahun yang dinyatakan dalam persen per tahun.

2.6. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Grobogan dan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah.

(10)

6 3. HASIL dan PEMBAHASAN

3.1.Hasil

3.1.1 Analisis shift share Klasik

Perkembangan Kedudukan Nij, Mij, Cij Tahun 2010-2015

Secara keseluruhan status suatu sektor ekonomi di Wilayah Grobogan berdasarkan nilai Nij, Mij, dan Cij pada awal dan akhir periode pengamatan terangkum pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Perkembangan Kedudukan Pertumbuhan Nasional (Nij), Bauran Industri (Mij), Keunggulan Kompetitif (Cij), Sektor-Sektor Ekonomi Grobogan

Tahun 2010-2015

Sumber : BPS, dioalah

Berdasarkan perkembangan Nij, Mij, Cij pada Tabel 4.4 memperlihatkan sektor yang menjadi unggulan yaitu sektor pertanian,

Sektor/Tahun 2010-2011 2014-2015

Sektor Nij Mij Cij Nij Mij Cij

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan + - - + + +

Pertambangan dan Penggalian + - + + + -

Industri Pengolahan + + + + - +

Pengadaan Listrik dan Gas + - - + - +

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan

Daur Ulang + - + + - -

Konstruksi + - + + + -

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor + + - + - -

Transportasi dan Pergudangan + - + + + -

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum + - - + + +

Informasi dan Komunikasi + - - + - -

Jasa Keuangan dan Asuransi + - - + + -

Real Estate + - - + + -

Jasa Perusahaan + + - + + -

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib + - + + - -

Jasa Pendidikan + + - + - -

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial + + - + + -

(11)

7

kehutanan, dan perikanan, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sektor tersebut menujukan perkembangan Nij, Mij, dan Cij positif pada tahun 2015. Sektor yang konsisten mempunyai perkembangan positif pada tahun 2015 yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sedangkan pada tahun 2010, sektor industri pengolahan mempunyai perkembangan nilai positif dan pada tahun 2015 mengalami penurun nilai Mij menjadi negatif.

Perkembangan nilai Mij yang mengalami peningkatan dari negatif menjadi positif yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, pertambangan dan penggalian, kontruksi, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makanan minum, jasa keuangan dan ansuransi, real estate. Sektor yang tetap bernilai positif yaitu sektor jasa perusahaan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Sedangkan sektor yang mengalami penurunan dari positif menjadi negatif yaitu sektor industri pengolahan, perdagangan besar; repaasi mobil dan sepeda motor, jasa pendidikan. Dan sektor yang tetap mempunyai nilai negatif yaitu sektor pegadaan listrik dan gas, pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib.

Perkembangan nilai Cij yang mengalami peningkatan dari negatif menjadi positif yaitu sektor sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sedangkan sektor sektor industri pengolahan tetap pada nilai positif. Sektor yang mengalami penurunan dari positif menjadi negatif yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, transportasi dan pergudangan, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, jasa lainya. Dan sektor yang tetap mempunyai nilai negatif yaitu sektor perdagangan besardan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan ansuransi, real estate, jasa perusahaan, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial.

(12)

8

3.1.2 Analisis shift share Estaban Marquillas

Perkembangan Kedudukan Nij, C‟ij dan Aij Tahun 2010-2015 Secara keseluruhan status suatu sektor ekonomi di Wilayah Grobogan berdasarkan nilai Nij, C;ij, dan Aij pada awal dan akhir periode pengamatan terangkum pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7

Perkembangan Kedudukan Pertumbuhan Nasional (Nij), Keunggulan Kompetitif (C‟ij), Spesialisasi (Aij) Sektor-Sektor Ekonomi Grobogan

Tahun 2010-2015

Sumber : BPS, dioalah

Berdasarkan perkembangan Nij, C‟ij, Aij, pada Tabel 4.7 memperlihatkan sektor-sektor ekonomi yang menujukan keunggulan dan adanya spesialisasi pada tahun 2010-2011 yaitu sektor transportasi dan pergudangan C‟ij dan Aij menunjukan nilai positif, sektor administrasi

Sektor/Tahun 2010-2011 2014-2015

Sektor Nij C‟ij Aij Nij C‟ij Aij Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan + - - + + +

Pertambangan dan Penggalian + + - + - +

Industri Pengolahan + + - + + -

Pengadaan Listrik dan Gas + - + + + -

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang + + - + - +

Konstruksi + + - + - +

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor + - - + - -

Transportasi dan Pergudangan + + + + - -

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum + - - + + +

Informasi dan Komunikasi + - + + - +

Jasa Keuangan dan Asuransi + - - + - -

Real Estate + - - + - -

Jasa Perusahaan + - + + - +

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib + + + + - -

Jasa Pendidikan + - - + - -

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial + - - + - -

(13)

9

pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosila wajib menunjukan nilai positif pada C‟ij dan Aij, sektor jasa lainya juga menunjukan nilai positif pada C‟ij dan Aij. Sedangkan pada tahun 2014-2015 sektor – sektor ekonomi yang menunjukkan unggulan dan adanya spesialisasi yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan nilai C‟ij dan Aij menunjukan nilai positif, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum menunjukkan nilai positif pada C‟ij dan Aij.

Sektor yang menunjukan adanya spesialisasi Aij pada tahun 2010-2011 adalah sektor pengadaan listrik dan gas, sektor transportasi dan pergudangan, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa perusahaan, administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib, sektor jasa lainya. Sedangkan pada tahun 2014-2015 sektor ekonomi yang menunjukkan adanya spesialisasi yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, sektor kontruksi, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa perusahaan.

Keunggulan kompetitif C‟ij pada tahun 2010-2011 yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan air, pengelolahan sampah, limnah dan daur ulang, sektor kontruksi, sektor transportasi dan pergudangan, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, sektor jasa lainya. Sedangkan pada tahun 2014-2015 sektor ekonomi yang menunjukan adanya sektor unggulan yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor penyediaan akomodasi dan makam minum.

3.2.PEMBAHASAN

Perhitungan menunjukkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Grobogan memiliki respon positif, pada bauran industri menujukkan respon yang mengalami fluktuatif ada beberapa sektor yang mampu memanfaatkan kondisi pada sektor ekonomi di Jawa Tengah, sektor unggulan menunjukkan perubahan yang fluktuatif perubahan-perubahan struktur sektor yang menjadi

(14)

10

unggulan, di mana sektor yang mempunyai nilai positif mengalami perubahan menjadi negatif dan sektor yang pada awalnya mempunyai nilai negatif menglami perubahan jadi positif. Artinya sektor yang mempunyai perubahan nilai menjadi positif mampu merespon dengan baik dan menjadi sektor unggulan serta memiliki spesialisasi. Sektor unggulan adalah sektor yang mampu mendorong pertumbuhan atau perkembangan bagi sektor-sektor lainnya, baik sektor yang mensuplai inputnya maupun sektor yang memanfaatkan outputnya sebagai input dalam proses produksinya (Widodo, 2006).

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode Shift Share Klasik dan Esteban Marquilas menemukan bahwa Sektor unggulan di wilayah Kabupaten Grobogan yaitu sektor sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sektor industri pengolahan, sektor yang memiliki spesialisasi yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang, sektor kontruksi, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya dalam jurnal penelitianya, Daryono (2015) yang berjudul “Analisis Sektor Unggulan Bagi Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah”, dengan menggunakan analisis LQ menemukan bahwa sektor yang memiliki daya serap tenaga kerja yang tinggi di Jawa tengah berperan sebagai sektor kunci dalam pertumbuhan ekonomi. Rendahnya nilai LQ sektor primer di Kota Surakarta, Kota Magelang dan kota/kabupaten lainnya di Jawa Tengah menunjukkan sektor primer atau sektor pertanian bukan menjadi sektor andalan basis ekspor pada daerah tersebut. Ishak S (2008) dalam penelitianya yang berjudul „Identifikasi Sektor Unggulan Kecamatan Di Kabupaten Tasik Malaya Barat Untk Kebijakan Pertanian‟ dengan metode analisis LQ menemukan sektor unggulan disetiap kecamatan didominasi oleh sektor pertanian.perkebunan, peternakan dan perikanan

(15)

11 4. PENUTUP

4.1.Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang sektor unggulan dan potensi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Grobogan tahun 2010 - 2015, maka dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Berdasarkan komponen pertumbuhan wilayah (Nij) semua sektor ekonomi di daerah Grobogan mampu merespon secara positif pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Sektor yang mempunyai respon tinggi adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sekor industri pengolahan. 2. Berdasarkan komponen bauran industri wilayah (Mij), sektor-sektor yang

mampu merespon (mengambil) manfaat dari posisi strategis suatu sektor ekonomi di Jawa Tengah adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor kontruksi, sektor transportasi dan pergudangan, sektor penyediaan akomodasi dan makanan minum, sektor jasa keuangan dan ansuransi, sektor real estate, sektor jasa perusahaan, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial.

3. Berdasarkan komponen keunggulan kompetitif (Cij), baik dihitung dengan Shift Share klasik, dan Esteban Marquillas sektor unggulan di Kabupaten Grobogan adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sektor industri pengolahan.

4. Sektor yang menunjukkan adanya spesialisasi suatu sektor ekonomi berdasarkan hasil uji Shift Share Estaban Marquillas (Aij) adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang, sektor kontruksi, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa perusahaan.

5. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi kabupaten grobogan mampu merespon dengan baik terhadap pertumbuhan ekonomi di jawa tengah. Sedangkan sektor yang mampu mengambil manfaat dari posisi strategis sektor ekonomi di jawa tengah adalah sektor sektor pertanian, kehutanan

(16)

12

dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor kontruksi, sektor transportasi dan pergudangan, sektor penyediaan akomodasi dan makanan minum, sektor jasa keuangan dan ansuransi, sektor real estate, sektor jasa perusahaan, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Terdapat empat sektor unggulan yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sektor industri pengolahan. Dan terdapat tujuh sektor yang menunjukan adanya sepesialisasi sektor ekonomi yaitu sektor sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang, sektor kontruksi, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa perusahaan.

4.2.Saran

1. Bagi Badan Perencanaan Pembangunan daerah Kabupaten Grobogan dalam merencanakan potensi ekonomi di Kabupaten Grobogan perlu mempertimbangkan sektor yang mempunyai spesialisasi dan keunggulan kompetitif yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang, kontruksi, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, informasi dan komunikasi, jasa perusahaan. sektor pengadaan listrik dan gas.

2. Bagi pemerintah daerah untuk membuat kebijakan-kebijakan guna mengembangkan potensi ekonomi daerah, perlu memperhatikan dan mempertimbangkan sektor yang mempunyai spesialisasi dan keunggulan kompetitif, selain itu juga harus memperhatikan sektor-sektor yang mempunyai keunggulan kompetitif karena sektor-sektor tersebut sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Grobogan.

3. Bagi akademisi sebagai bahan referensi penelitian dan informasi terkait dengan sektor unggulan. Dalam penelitian selanjutnya perlu mengkompare dengan alat analisa lain yang berbasis tentang keunggulan atau potensi ekonomi seperti Location Quation.

(17)

13 DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Raharjo. 2005. Teori-teori Pembangunan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu

Akai, Nobuo dan Masayo Sakata. 2005. Fiscal Decentralization, Commitment, and Regional Inequality: Evidence fram Statel-level Cross-sectional Data for the United States. CIRJE-F-315. Diakses dari http://www.e.utokyo.ac.jp/ cirje/research/03research02dp.html pada 12 Desember 2017.

Arsyad, Lincolin. 2009. Pengantar Perencanaan Dan Pembangunan Ekonomi Bimbin, Denis Jackson. 2013. “Analisis Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Di

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2001-2011.” e-journal uajy. diunduh dari: http://e-journal.uajy.ac.id/4854/1/0EP17048.pdf pada 12 Desember 2017.

Bonet, J. 2006. Regional Economic Diparities in Colombia. Investigaciones Regionales, 14-Paginas 61 a 80.

Case, Karl E., Ray C. Fair., and Sharon M. Oster. 2012. The Principles of Macroeconomics 10th Edition. New York: Prentice-Hall, Inc.

Caska & RM. Riadi. 2014. “Pertumbuhan Dan Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Antar Daerah Di Provinsi Riau.” e-journal unsyiah, diunduh dari: http://www.cs.unsyiah.ac.id/~frdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/Jurnal% 20Pertumbuhan%20dan%20 Ketimpangan.pdf pada 12 Desember 2017

Dellis, Arman., Rosmelli., dan Novitasari. 2011. “Analisis Ketimpangan Pendapatan Antar Wilayah di Indonesia Periode 1990 – 2008.” Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, Vol. 4, No. 1 Juli 2011.

Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi Dasar Teori. Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Penerbit Gramedia.

Erni Panca Kurniasih. 2013. “Ketimpangan Wilayah di Provinsi Kalimantan Barat Suatu Kajian terhadap Hipotesis Kuznet.” Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, Nomor 4, Hal. 110-119

(18)

14

Herwin Mopangga. 2011. “Analisis Ketimpangan Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Gorontalo.” Trikonomika Volume 10, No. 1, Juni 2011, Hal. 40–51.

Ida Ayu Indah Utami Dewi, Made Kembar Sri Budhi, dan Wayan Sudirman. 2014. “Analisis Ketimpangan Pembangunan Antara Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali.” Jurnal FE UNUD.

Irawan dan Suparmoko. M. 2002. Ekonomika Pembangunan. Ed 6. Jakarta: BPFE UGM.

Jhingan, M. L. 2009. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada

Krinantiya, Narina. 2014. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketimpangan Antar Wilayah Di Provinsi Jawa Timur dan D.I.Yogyakarta.” Jurnal FE UNDIP.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Evaluasi Penetapan Kawasan Andalan: Studi Empiris Di Kalimantan Selatan 1993-1999. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 17, No. 1, 2003, 27 - 45

Lailatul Fitriyah dan Lucky Rachmawati. 2015. “Analisis Ketimpangan Pembangunan Daerah Serta Hubungannya dengan Kesejahteraan Masyarakat Di Kawasan Gerbangkertosusila Provinsi Jawa Timur.” JURNAL UNESA.

Nugroho, Iwan dan Dahuri, Rochmin. 2004. Pembangunan Wilayah : Perspektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. Jakarta: LP3ES

Parkin, Michael. 2012. Macroeconomics 10th Edition. New York: Addison-Wesley.

Ritonga, MT. dan Yoga Firdaus. 2007. Ekonomi SMA Jilid 2. Jakarta: Penerbit PT. Phibeta

Sigalingging, Hotbin [editor]. 2008. Profil Pinjaman Luar Negeri Indonesia dan Permasalahannya. Diakses dari Internet : www.google.co.id, tanggal 19 September 2016.

Sihombing, M. 2008. Pengembangan Wilayah Melalui Paradigma Perencanaan Partisipatif. Wahana Hijau. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan

(19)

15

Wilayah. Vol.1 Nomor 1 Agustus 2008. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Soebagyo, Daryono. 2007. Disparitas Pembangunan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Studi Kasus Di Daerah Sumbagsel. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Suharto, E. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: Rafika Aditama.

Suryana, 2000, Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan, Jakarta: Salemba Empat.

Sjafrizal. 2008. Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah Indonesia Bagian Barat. Prisma LP3ES, No 3 Tahun XXVI.

Sukirno, Sadono. 2005. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: LPFE-UI

Tarigan, Robinson. 2007. Ekonomi Regional : Teori & Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Todaro, M.P. 2006. Economic Development. Seventh Edition, New York, Addition Wesley Longman, Inc.

Todaro. Michael P. & Smith. Stephen C. 2006. Pembangunan Ekonomi. Edisi ke 9. Jakarta: Erlangga.

Trias Dewi Yunisti. 2012. “Analisis Ketimpangan Pembangunan Antar Kabupaten/ Kota di Provinsi Banten.” JURNAL FE UI.

Widi Asih. 2015. “Analisis Ketimpangan Dalam Pembangunan Ekonomi Antar Kecamatan Di Kabupaten Cilacap Tahun 2004-2013.” JURNAL FE UNY.

Referensi

Dokumen terkait

Ancaman ini sangat mengejutkan karena terjadi dalam waktu yang singkat serta tidak dapat dikembalikan pada wujud semula (irreversible). Isu utama dan dominan adalah masalah

[r]

It consists of background of the study, problem of study, limitation of the study, objective of study, benefit of the study, research paper organization.. Chapter

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan : 1) pengembangan kurikulum sekolah syari’ah sebagai bagian dari pengelolaan pembelajaran ; 2) peran kepala sekolah dan pendidik

Menurut Daryanto (2013: 9-11) untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus memperhatikan karakteristikyang diperlukan sebagai

Judul Skripsi : ANALISA PENGARUH SUHU TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN DENGAN METODE ANALITIS (STUDI KASUS JALAN PANTURA RUAS REMBANG.. –

Persepsi Etis mahasiswa perlu diteliti untuk memberikan gambaran pemahaman mahasiswa terhadap etika Profesi (kode etik akuntan). Berdasarkan penjelasan di atas, maka

The purpose of this study was to analyze the factor price ratio between organic and non organic vegetables, advertising, packaging, household income, education level of