• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perencanaan Agregat untuk Meminimalkan Biaya Produksi Parcel di PD. Central Parcel.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perencanaan Agregat untuk Meminimalkan Biaya Produksi Parcel di PD. Central Parcel."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

With current commercial competition, companies need to use the right strategy

so as to meet any demand from consumers. Therefore, companies need to analyze and predict every request so that the request can be fulfilled . Aggregate planning is what can be used as seeing demand fluctuations. PD. Central Parcel is a trading company that produces parcel, whose production is based on Eid and Christmas season. Therefore the company needs aggregate planning.

Before calculating the aggregate planning, we first need to calculate the forecast and calculate the forecasting error. The method according to this company is Single Moving Average as the most accurate method for calculating the forecast error.

(2)

ABSTRAK

Dengan ketatnya persaingan dagang saat ini, perusahaan perlu memakai strategi yang tepat sehingga dapat memenuhi setiap permintaan dari konsumen. Oleh karena itu perusahaan perlu menganalisis dan meramalkan setiap permintaan sehingga perintaan dapat terpenuhi. Perencanaan agregat inilah yang dapat digunakan karena melihat permintaan yang berfluktasi. PD. Central Parcel adalah sebuah perusahaan dagang yang memproduksi parcel, yang produksinya berdasarkan musim lebaran dan natal saja. Maka dari itu perusahaan membutuhkan perencanaan agregat.

Sebelum menghitung perencanaan agregat, kita perlu menghitung dulu peramalan hingga menghitung kesalahan permalan. Metode yang sesuai dengan perusahaan ini adalah Single Moving Average karena metode yang paling akurat untuk menghitung kesalahan peramalan.

Dengan kebijakan perusahaan yang selama ini dilakukan, total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah Rp. 664.646.335. Dalam perencanaan agregat ada 3 strategi yang dapat digunakan, yaitu Level Capacity Strategy, Chase Demand

Strategy, dan Mixed Strategy. Setelah melakukan perhitungan, total biaya yang

dikeluarkan berdasarkan Level Capacity Strategy adalah Rp. 288.168.573, sedangkan berdasarkan Chase Demand Strategy adalah Rp. 37.731.070, dan berdasarkan Mixed

Strategy adalah Rp. 265.469.122. Melihat perhitungan ini tentu saja, yang dipilih

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 4

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.4Kegunaan Penelitian... 5

1.5Sistematika Penulisan... 6

(4)

2.2Sepuluh Keputusan Strategi Manajemen Operasi ... 9

2.3Pengertian Perencanaan Kapasitas ... 11

2.4Fungsi Perencanaan Kapasitas ... 12

2.5Pengertian Perencanaan Agregat... 12

2.6Karakteristik Perencanaan Agregat ... 13

2.7Tugas dan Tangung Jawab Pihak Manajemen ... 14

2.8Lingkup Perencanaan Agregat ... 15

2.9Tujuan Perencanaan Agregat ... 16

2.10 Langkah Perencanaan Agregat ... 16

2.11 Strategi Perencanaan Agregat ... 17

2.12 Variabel Memodifikasi Pasokan ... 24

2.13 Pertimbangan Antara Permintaan dan Biaya ... 25

2.14 Pengertian Peramalan ... 26

2.15 Meramalkan Horizon Waktu ... 27

2.16 Karakteristik Peramalan ... 28

2.17 Jenis-jenis Peramalan ... 28

2.18 Tujuh Langkah Sistem Peramalan ... 29

2.19 Pendekatan Peramalan ... 30

2.20 Kesalahan Peramalan ... 34

2.21 Rerangka Pemikiran ... 35

(5)

3.2Struktur Organisasi... 39

3.3Proses Produksi Parcel ... 42

3.4Jenis Penelitian ... 47

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Pengumpulan Data ... 49

4.2Perhitungan Indeks Musim ... 50

4.3Forecasting ... 53

4.3.1Peramalan Menggunakan Single Moving Average ... 54

4.3.2Peramalan Menggunakan Single Eksponential Smoothing (α = 0.1) .. 55

4.3.3Peramalan Menggunakan Single Eksponential Smoothing (α=0.05) .. 58

4.4Perhitungan Kesalahan Peramalan ... 60

4.5Perencanaan Agregat ... 62

4.5.1Perencanaan Agregat Berdasarkan Kebijakan Perusahaan ... 63

4.5.2Perencanaan Agregat Berdasarkan Level Capacity Planning ... 64

4.5.3Perencanaan Agregat Berdasarkan Chase Demand Strategy ... 65

4.5.4Perencanaan Agregat Berdasarkan Mixed Strategy ... 67

4.6Perbandingan Total Cost Untuk Setiap Strategi ... 68

(6)

5.2Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lingkup Perencanaan Agregat ... 16

Gambar 3.1 Struktur Organisasi ... 39

Gambar 3.2 Proses Pembuatan Parcel ... 46

Gambar 4.1 Permintaan Parcel Tahun 2012-2014 ... 50

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Permintaan dan Produksi Parcel Tahun 2012-2013 ... 4

Tabel 2.1 Rerangka Pemikiran ... 37

Tabel 4.1 Permintaan Parcel Tahun 2012-2014 ... 49

Tabel 4.2 Perhitungan Indeks Musim ... 51

Tabel 4.3 Peramalan Menggunakan Single Moving Average ... 54

Tabel 4.4 Peramalan Menggunakan Single Eksponential Smoothing (α = 0.1) .... 56

Tabel 4.5 Peramalan Menggunakan Single Eksponential Smoothing (α=0.05) .... 58

Tabel 4.6 Kesalahan Peramalan ... 60

Tabel 4.7 Hasil Peramalan Tahun 2015 ... 61

Tabel 4.8 Kebijakan PD. Central Parcel Tahun 2015 ... 63

Tabel 4.9 Level Strategi Tahun 2015 ... 64

Tabel 4.10 Chase Demand Strategi Tahun 2015 ... 66

Tabel 4.11 Mixed Strategi Tahun 2015 ... 67

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Di jaman yang serba modern ini perlu adanya perubahan supaya kita tidak tertinggal oleh jaman. Ketika kita tertinggal oleh jaman, sulit bagi kita untuk

mengejar perubahan–perubahan yang ada. Perubahan yang terlihat dengan jelas adalah persaingan dalam segala hal, fokusnya adalah dunia bisnis yang sudah meluas dari mulai ke berbagai kota, pulau, negara hingga seluruh dunia. Karena semakin

ketatnya persaingan saat ini, banyak pengusaha yang membuka usaha baru demi mengalahkan pesaing lain walaupun harus memulai dari perusahaan skala kecil.

Meskipun perusahaan skala kecil, tetap saja perusahaan tersebut membutuhkan suatu sistem yang tepat dalam menjalankan operasional perusahaan. Semakin maju suatu perusahaan pastinya permintaan juga akan semakin meningkat

dan saat perusahaan belum mempunyai sistem sehingga membuat para pekerja lembur untuk memenuhi permintaan pelanggan dan deadline yang sudah disepakati

bersama. Sering kali perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan karena tidak adanya perencanaan yang baik akan seberapa banyak permintaan yang akan datang.

(10)

bisnis parcel, banyak penjual yang hanya menjual saja tidak memproduksi sampai

jadi bentuk parcelnya. Biasanya para penjual hanya mengambil parcel dari pusat dan menjualnya kembali. Ada juga yang memproduksi parcel jadi barang–barang yang

belum didesain hingga cantik menjadi sebuah parcel. Barang-barang yang diambil untuk bahan membuat parcel biasanya dari pabrik langsung dan didesain sedemikian rupa sehingga menjadi daya tarik tersendiri untuk para pelanggan mau membeli dan

memberikan kepada segenap kerabat, rekan kerja, sahabat, sampai kepada atasan.

Dalam bidang parcel ini tentu saja membutuhkan perencanaan produksi

melihat hanya dalam waktu–waktu tertentu saja dilakukan penjualan dan permintaan yang sangat berfluktuasi. Jika perusahaan melakukan perencanaan produksi,

perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan walaupun pada saat permintaan sedang sangat banyak. Perencanaan produksi dilakukan tentu saja supaya perusahaan dapat menetapkan output dalam berbagai tingkatan untuk jangka waktu yang dekat di

masa yang akan datang. Jika tidak ada perencanaan produksi akan berpengaruh terhadap kerja lembur, biaya produksi.

Perencanaan yang dibuat haruslah dibuat dengan data–data masa lalu yang dapat dijadikan dasar pertimbangan keputusan terhadap metode–metode yang akan dipakai sehingga perusahaan dapat menggunakan metode yang tepat dan membuat

kebijakan yang sesuai. Target yang hendak dicapai juga dapat dilakukan dengan perencanaan produksi ini. Sumber daya manusia dan material dapat dipersiapkan

(11)

PD. Central Parcel adalah perusahaan yang mendesain, menyusun,

membungkus parcel hingga menjadi sebuah parcel cantik yang siap dijual. Di Bandung, ada beberapa pesaing yang juga bergerak di bidang yang sama seperti PD.

Central Parcel yang merupakan perusahaan yang memproduksi parcel di Bandung. Central Parcel ini memfokuskan pembuatan parcel hanya untuk event lebaran dan natal saja, tetapi walau begitu PD. Central Parcel harus memenuhi permintaan yang

tidak menentu dalam setiap kali event yang ada dengan jumlah yang cukup banyak. Dengan karyawan yang hanya berkisar 25 orang, sering kali tidak mencukupi

permintaan yang tiba-tiba berfluktuasi.

PD. Central Parcel sangat membutuhkan perencanaan produksi melihat

permintaan yang tidak pernah menentu dari setiap event, selain itu dengan karyawan yang hanya berkisar 25 orang dan permintaan yang berfluktuasi. Perusahaan sering kali kerepotan dan kejar-kejaran dengan waktu dalam menangani permintaan parcel.

Melihat adanya permintaan yang berfluktuasi, perusahaan membutuhkan adanya perencanaan produksi supaya perusahaan dapat mengetahui kapan harus

memulai produksi, berapa banyak pekerja yang harus dipakai supaya memenuhi target dan permintaan dari pelanggan serta total cost yang akan dikeluarkan. Selama ini PD. Central Parcel belum pernah menggunakan sistem perencanaan produksi dan

hanya memakai perkiraan-perkiraan yang diperkirakan menggunakan nalar. Karyawan yang dipekerjakan dan perencanaan parcel yang dibuat juga tidak

menggunakan perhitungan–perhitungan yang pasti atau metode yang tepat. Dari uraian diatas judul dari penelitian ini adalah “Analisis Perencanaan Agregat Untuk

(12)

1.2Identifikasi Masalah

Berikut ini adalah data yang menunjukkan adanya fluktuasi permintaan produksi yang dialami oleh PD. Central Parcel.

Tabel 1.1

Tabel Permintaan dan Produksi Parcel Tahun 2012-2013

Sumber: Data bagian produksi PD. Central Parcel

Bulan-bulan lain yang tidak tercantum tidak melakukan proses produksi atau tidak melakukan penjualan karena PD. Central Parcel adalah perusahaan parcel yang

beroperasi saat musim-musim tertentu saja (hanya untuk lebaran dan natal saja).

Melihat tabel yang disajikan di atas, terlihat bahwa permintaan dan produksi sering kali tidak sesuai. Selain itu terlihat pula permintaan yang berfluktuasi. Oleh

karena itu, dari Tabel 1.1, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan agregat yang selama ini diterapkan oleh perusahaan?

2. Strategi perencanaan agregat apa saja yang bisa digunakan oleh perusahaan? 3. Berapa efisiensi biaya yang dapat diperoleh?

(13)

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Dari identifikasi masalah, maka ada pula maksud dan tujuan yang hendak dicapai, yaitu:

1. Untuk mengetahui perencanaan agregat apa yang selama ini diterapkan oleh perusahaan.

2. Untuk mengetahui strategi perencanaan agregat apa yang bisa digunakan oleh

perusahaan.

3. Untuk mengetahui berapa banyak efisiensi biaya yang dapat diperoleh.

1.4Kegunaan Penelitian

Dalam menulis karya ilmiah ini tentu saja ada kegunaan-kegunaan yang dapat bermanfaat bagi pihak-pihak lain, yaitu:

 Bagi pembaca

Penelitian karya ilmiah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca mengenai aggregate planning secara lebih mendalam ketika menghadapi secara

nyata di dunia bisnis.  Bagi penulis

Penulis dapat lebih mengerti dan dapat mempraktekan teori–teori yang ada di

(14)

 Bagi perusahaan

Dengan penelitian yang dilakukan, perusahaan dapat memperbaiki

perencanaannya jika dirasa perencanaan yang saat ini digunakan kurang baik. Selain itu perusahaan dapat mengaplikasikan penelitian yang dibuat oleh penulis.

1.5Sistematika Penulisan

Berikut ini adalah sistematika penulisan mulai dari Bab 1 hingga Bab 5:

Bab 1, Pendahuluan, berisikan latar belakang masalah yang membahas mengenai gejala-gejala dan isu yang terjadi di dunia industri bisnis parcel. Kemudian, ada identifikasi masalah yang digunakan sebagai runtutan permasalahan

apa yang sedang terjadi di sebuah perusahaan dagang yang diteliti. Tujuan serta kegunaan penelitian juga menjadi salah satu dasar dilakukannya penelitian.

Bab 2, Kajian Pustaka, membahas mengenai konsep–konsep dan teori-teori dasar yang berkaitan dengan operasional, aggregate planning. Dalam kajian pustaka ini juga membahas mengenai metode, fungsi, serta perhitungan yang dibutuhkan.

Bab 3, Objek dan Metode Penelitian, bagian ini menjelaskan mengenai metode penelitian yang dipakai, kemudian menjelaskan pula mengenai objek penelitian

(perusahaan) yang diteliti dari mulai sejarah, struktur organisasi, dan hal–hal lain yang bersangkutan dengan perusahaan tersebut.

Bab 4, Analisis Pembahasan, ini menganalisis mengenai permasalahan yang

(15)

Bab 5, Simpulan dan Saran, setelah melakukan penelitian dan didasarkan

dengan teori yang ada diambillah sebuah kesimpulan dari penelitian ini. Penulis juga mengemukakan saran guna membangun dan memberikan sebuah perbaikan PD.

(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melakukan penelitian dan melakukan analisis maka, peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan yang ada, yaitu:

 Selama ini metode perencanaan agregat yang digunakan oleh perusahaan adalah

dengan menggunakan tenaga kerja untuk periode I dan II sama yaitu 3 orang,

sedangkan untuk periode III menggunakan tenaga kerja yang berbeda yaitu 1 orang. Dengan menggunakan strategi ini perusahaan mengeluarkan total biaya

sebesar Rp. 664.646.335.

 Strategi perencanaan agregat yang dapat dilakukan oleh perusahaan ada tiga

strategi, yaitu Level Capacity Strategy dengan total biaya sebesar Rp. 288.168.573, Chase Demand Strategy dengan total biaya sebesar Rp. 37.731.070,

dan Mixed Strategy dengan total biaya sebesar Rp. 265.469.122

Dengan menggunakan Chase Demand Strategy, efisiensi biaya yang dapat

(17)

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian, analisis, dan memberikan kesimpulan maka peneliti memberikan saran kepada perusahaan dengan harapan di tahun-tahun

berikutnya perusahaan dapat lebih baik. Saran tersebut yaitu:

 Perusahaan sebaiknya melakukan observasi terlebih dahulu dan melakukan

peramalan sehingga produk yang hendak dibuat dapat sesuai dengan peramalan yang ada.

 Perusahaan sebaiknya membuat jadwal untuk tenaga kerja supaya para tenaga

kerja tidak seenaknya memakai waktu kerja.

 Perusahaan sebaiknya memprediksikan hal-hal yang perlu disiapkan sebelum

mulai proses produksi, misalnya ketika perusahaan ingin memperbaiki ruangan

yang hendak dijadikan sebagai tempat produksi jangan terlalu dekat waktu untuk memperbaikinya sehingga waktu yang digunakan untuk proses produksi tidak

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Jogiyanto. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Edisi 5. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta. Heizer dan Rander. 2009. Manajemen Operasi Buku 1. Edisi 9. Salemba Empat.

Jakarta.

Jacobs dan Chase. 2014. Operations and Suplly Chain Management. Edisi 14. The McGraw-Hill Companies, Inc. New York.

Kusuma, Hendra. 2002. Perecanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi 2. Andi. Yogyakarta.

Lestari, Novia Sri. 2012. Analisis Perencanaan Aggregat Untuk Meminimalkan Biaya Produksi Pada Pabrik Kecap Salem. Skripsi Program Sarjana Universitas Kristen Maranatha Bandung. Tidak dipublikasikan. Ma’arif dan Tanjung. 2003. Manajemen Operasi. PT. Gamedia Widiasarana

Indonesia. Jakarta.

Meredith dan Shafer. 2011. Operations management. John wiley & Sons. Asia. Nahmias, Steven. 2001. Production and Operations Analysis. Edisi keempat. The

McGraw-Hill Companies,Inc. United States.

Schroeder, Roger G. 2000. Operation Management Contemporary Concepts and Cases. The McGraw Hill Companies. United States.

Schroeder, Roger G. 2007. Operation Management Contemporary Concepts and Cases. Edisi 3. The McGraw Hill Companies. New York.

Sekaran dan Bougie. 2010. Research Methods for Business A Skill Building Approach. Edisi 5. John Wiley & Sons Ltd. United Kingdom.

Stevenson, William. 1999. Production Operations Management. Edisi 6. The McGraw-Hill Companies,Inc. United States.

Gambar

Tabel 1.1 Tabel Permintaan dan Produksi Parcel Tahun 2012-2013

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian ini dilakukan dengan cara membuat program untuk menampilkan nilai tegangan yang terbaca pada keluaran IC AD595 kemudian mengkonversinya menjadi suhu dalam

Dengan frekuensi penggal yang sama, nilai capture range tapis orde satu cenderung lebih besar dibandingkan tapis orde dua seperti yang digunakan di makalah

Dalam bidang mikrobiologi pangan dikenal istilah bakteri indikator  sanitasi. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam  pangan menunjukkan

Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah labasebelum bunga dan pajak.Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemenperusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba)

Sayangnya, tong sampah yang tersedia hanya sedikit sehingga pengunjung yang datang harus berjalan jauh untuk membuang sampah.. Akhirnya rumput yang hijau dihiasi

Proses pengisian ukuran 20

Mengetahui dan mengenal secara langsung proses belajar mengajar di sekolah latihan, mengetahui bagaimana seorang guru mempersiapkan perencanaan pembalajaran dan

Janata Marina Indah unit II,mengacu pada layout saat ini, menggunakan data produksi kapal TB Pelindo 60, tidak melakukan perhitungan perbaikan tata letak, tidak menghitung