31
BAB IV
PROFIL KELURAHAN KUMPULREJO
Dalam bab ini akan di jabarkan mengenai gambaran umum Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga dan gambaran perempuan miskin yang ada di Kelurahan Kumpulrejo.
4.1 Gambaran Umum Kelurahan
4.1.1 Gambaran Fisik Kelurahan
Kelurahan Kumpulrejo merupakan salah satu kelurahan yang ada di bawah Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Secara geografis, Kelurahan Kumpulrejo berbatasan dengan beberapa kelurahan yang berada di wilayah Kota Salatiga serta beberapa desa yang berada di wilayah Kabupaten Semarang. Secara terperinci batas wilayah administrasi Kelurahan Kumpulrejo adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kelurahan Tegalrejo
Sebelah Barat : Desa Somagawe, Kec. Getasan
Sebelah Selatan : Desa Jetak Kec. Getasan
Sebelah Timur : Kelurahan Randuacir
Kelurahan Kumpurejo merupakan daerah di kaki gunung Merbabu Jarak tempuh yang diperlukan untuk mencapai kota kecamatan maupun
32 Gambar 4.1
Peta Kelurahan Kumpulrejo
4.1.2 Sejarah Kelurahan Kumpulrejo
Kumpulrejo merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Asal mula Desa Kumpulrejo adalah gabungan atau kumpulnya dua desa menjadi satu desa, yaitu:
1. Desa Suroyudan, yang terdiri dari Dusun Ngronggo, Krekes, dan Belon dengan Lurah Mbah Midat.
2. Desa Singojayan, yang terdiri dari Promasan, Ngemplak, Tetep Wates, Randuares, Kenteng dengan Lurah Mbah Sastowidjojo, kemudian diganti oleh Mbah Merto Karijo. Keduanya bertempat tinggal di Promasan.
33
Randuares. Uniknya pemilihan Kepala Desa waktu itu tidak menggunakan sistem coblosan tanda gambar atau dengan cara memasukkan biting/ lidi ke dalam bumbung akan tetapi dengan cara pendukung calon Kepala Desa berdiri di belakang calon. Barang siapa para pendukungnya lebih panjang, maka dialah pemenangnya. Sejak saat itulah desa tersebut diberi nama Desa Kumpulrejo Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang yang terdiri dari 9 dusun sebagai berikut: 1. Dusun Randuares
2. Dusun Promasan 3. Dusun Slumut 4. Dusun Ngronggo 5. Dusun Bendosari 6. Dusun Tetep Wates 7. Dusun Kenteng 8. Dusun Ngemplak 9. Dusun Belon
Kelurahan Kumpulrejo sebelumnya merupakan desa di wilayah Kabupaten Semarang yang kemudian berdasarkan PP Nomor 69/1992, tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dan Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang, resmi menjadi wilayah pemekaran bagi Kota Salatiga. Adapun status sebagai kelurahan, resmi diperoleh berdasarkan Perda Kota Salatiga Nomor 11/2003 tentang Perubahan Desa Menjadi Kelurahan, yang pada dasarnya merupakan implementasi dari PP Nomor 62/1992 tersebut. Perubahan status
pemerintahan dari desa menjadi kelurahan membawa konsekuensi-konsekuensi terhadap struktur dan budaya masyarakat setempat.
34
4.1.3 Potensi Kelurahan
Sebagian besar areal di Kelurahan Kumpulrejo berupa lahan pertanian kering jenis tegalan, kawasan perumahan. Luas wilayah Kelurahan Kumpulrejo : 629,030 ha dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 4.1
Jumlah Penggunaan Lahan di Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga
NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS
(Ha)
Persentase (%)
1. Tanah persawahan 0.000 0
2. Tanah tegalan/kebun 208.665 33,17
3. Tanah pekarangan/perumahan 413.365 65,71
4. Lain-lain (jalan, kuburan dsb) 7.000 1,11
Total 629.030 100
Sumber: Monografi desa, tahun 2014.
Berdasarkan Laporan Monografi Bulan Agustus 2014, diperoleh profesi pekerjaan penduduk Kelurahan Kumpulrejo sebagai berikut :
Tabel 4.2
Lapangan Pekerjaan Penduduk Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga
35
Sumber: Monografi desa, tahun 2014.
Berdasarkan data di atas, nampak bahwa profesi petani, baik petani pemilik maupun buruh tani, masih mendominasi profesi kerja penduduk Kelurahan Kumpulrejo. Dari sisi pendidikan formal, ragam pendidikan penduduk Kelurahan Kumpulrejo adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
Pendidikan Penduduk Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga
NO PENDIDIKAN JUMLAH
(orang)
Sumber: Monografi desa, tahun 2014
Dari data di atas, nampak bahwa tamatan SD mendominasi pendidikan formal penduduk Kelurahan Kumpulrejo. Ini mengindikasikan bahwa SDM yang ada di Kelurahan Kumpulrejo masih perlu ditingkatkan, sehingga diharapkan tenaga kerja di Kumpulrejo dapat bersaing dan terserap dilapangan kerja Salatiga.
4.1.4 Struktur Organisasi
36
Kecamatan dan Kelurahan Kota Salatiga. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat Daerah Kota dibawah Kecamatan. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Camat. Berdasarkan pasal 8 Perda di atas, struktur organisasi kelurahan terdiri dari :
Lurah
Sekretaris Kelurahan
Seksi Pemerintahan
Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum
Seksi Ekonomi dan Pembangunan
Seksi Sosial dan Kesejahteraan Rakyat
Kelompok Jabatan Fungsional
Sampai dengan saat ini semua formasi stuktural telah terisi secara lengkap, hanya kelompok jabatan fungsional belum terisi sama sekali. Pengisian jabatan fungsional sepenuhnya menjadi wewenang Pemerintah Kota Salatiga.
4.2 Gambaran Umum Kemiskinan
4.2.1 Jumlah warga miskin
37 Gambar 4.2
Sebaran Individu Miskin Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Klarifikasi PPLS oleh BAPPEDA tahun 2014, Diolah 2014.
4.2.2 Sebaran perempuan miskin berdasarkan kategori kemiskinan
Dari data kemiskinan yang ada dalam data klarifikasi PPLS oleh BAPPEDA tahun 2014, warga miskin dikelompokkan menjadi 3 bagian, KS 1 atau sangat miskin, yaitu rumah tangga/individu dengan kondisi kesejahteraan sampai dengan 10% terendah. KS 2 atau miskin, yaitu rumah tangga/individu dengan kondisi kesejahteraan antara 11% - 20% terendah. Dan KS 3 atau hampir miskin, yaitu rumah tangga/individu dengan kondisi kesejahteraan antara 21% - 30% terendah. Untuk individu
perempuan yang ada di Kelurahan Kumpulrejo masih masuk dalam kategori sangat miskin, karena sebanyak 658 jiwa perempuan berada
pada KS 1, 312 jiwa berada pada KS 2, dan 240 jiwa berada pada KS 3, seperti yang nampak pada grafik di bawah ini.
38 Gambar 4.3
Perempuan Berdasarkan Status Kesejahteraan
Sumber: Klarifikasi PPLS oleh BAPPEDA tahun 2014, Diolah 2014.
4.2.3. Usia
Berdasarkan data klarifikasi PPLS oleh BAPPEDA tahun 2014, diketahui bahwa sebagian besar jumlah perempuan di Kelurahan Kumpulrejo berada pada usia produktif yaitu di umur 15-59 tahun sebanyak 753 jiwa, yang terbagi di KS 1 sebanyak 400 jiwa, KS 2 203 jiwa dan KS 3 150 jiwa seperti yang nampak pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.4
Perempuan Berdasarkan Usia dan Status Kesejahteraan
Sumber: Klarifikasi PPLS oleh BAPPEDA tahun 2014, Diolah 2014.
39
Berdasarkan Data Klarifikasi PPLS oleh BAPPEDA tahun 2014 juga di ketahui bahwa mayoritas perempuan dari rumah tangga miskin di Kelurahan Kumpulrejo berada pada range usia produktif yaitu antara usia 20- 45 tahun (lihat Tabel 4.2). Kondisi ini memungkinkan untuk para perempuan dalam memberikan kontribusi bagi keluarganya dengan bekerja di luar rumah untuk menopang keberlanjutan hidup rumah
tangganya.
Tabel 4.5
Komposisi Usia Perempuan dari Rumah Tangga Miskin
Sumber: Klarifikasi PPLS oleh BAPPEDA tahun 2014, Diolah 2014.
4.2.4Kesehatan
40 Tabel 4.6
Kesehatan Perempuan Miskin
Sumber: Klarifikasi PPLS oleh BAPPEDA tahun 2014, Diolah 2014.
4.2.5Pendidikan
Tingkat pendidikan perempuan yang ada di Kelurahan Kumpulrejo kurang baik, karena masih ada 567 jiwa yang tidak bersekolah, 337 jiwa yang berpendidikan sebatas SD, 206 jiwa yang berpendidikan SMP, 103 jiwa yang berpendidikan SMA, dan 6 jiwa yang berpendidikan Perguruan Tinggi, untuk lebih jelasnya lihat Tabel 4.7. Sedangkan untuk individu yang tidak bersekolah bermasalah pada usia pendidikan dasar berada pada usia 7-12 tahun, untuk lebih jelasnya lihat Tabel 4.8.
Tabel 4.7
Pendidikan Perempuan Miskin
41 Tabel 4.8
Perempuan Miskin yang Tidak Sekolah Berdasarkan Usia
Sumber: Klarifikasi PPLS oleh BAPPEDA tahun 2014, Diolah 2014.
4.2.6 Lapangan Usaha
Sebagian besar lapangan usaha perempuan yang ada di Kelurahan Kumpulrejo adalah di bidang jasa sebanyak 143 jiwa, dan pertanian sebanyak 107 jiwa (Tabel 4.9), namun masih ada sebanyak 709 jiwa perempuan yang tidak bekerja atau menganggur (Tabel 4.10).
Tabel 4.9
Jenis Pekerjaan Perempuan
42 Tabel 4.10
Perempuan Tidak Bekerja
Sumber: Klarifikasi PPLS oleh BAPPEDA tahun 2014, Diolah 2014.
Umumnya para perempuan yang bekerja, berusaha di bidang jasa, misalnya seperti menjadi pembantu rumah tangga dan sebagainya (lihat Tabel 4.11). Banyaknya perempuan yang bekerja di bidang jasa di pengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh para perempuan. Mereka menyadari bahwa rendahnya pendidikan yang mereka miliki membuat mereka tidak memiliki keahlian yang cukup baik untuk memperoleh pekerjaan.
Tabel 4.11
Lapangan Usaha Perempuan dari Rumah Tangga Miskin
43
Berdasarkan data tersebut, para perempuan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu kelompok perempuan yang bekerja dan kelompok perempuan yang tidak bekerja. Bagi kelompok perempuan yang bekerja, alasan bagi mereka untuk bekerja di luar rumah dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu karena ingin membantu suaminya mencari penghasilan tambahan, dan bagi perempuan yang berstatus
sebagai kepala rumah tangga, bekerja di luar rumah menjadi sebuah keharusan bagi mereka untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.