• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PROBING PROMTING TERHADAP KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI SMP NEGERI 30 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PROBING PROMTING TERHADAP KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI SMP NEGERI 30 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS METODE PROBING-PROMTING DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS

WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 30 MEDAN

TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Dinyatakan Telah Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

JUSNIAR ARTA ULI ARUAN NIM 071222110036

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Jusniar Arta Uli Aruan. NIM 071222110036. Efektivitas Metode Pembelajaran

Probing Promting Terhadap Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012. Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa

dan Seni. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keefektifan metode

pembelajaran probing promting terhadap kemampuan mengubah teks wawancara

menjadi paragraf narasi siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan sebanyak 20 orang untuk kelas eksperimen dan 20 orang untuk kelas kontrol.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Instrumen yang digunakan adalah tes mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dalam bentuk penugasan. Nilai rata-rata eksperimen adalah 75,25, sedangkan untuk kelas kontrol adalah 64,25. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji “t”. Dari

perhitungan uji hipotesis diperoleh thitung = 5, 04, selanjutnya dikonsultasikan

dengan tabel pada taraf signifikan 5% dan taraf signifikan 1% atau dengan df =

(N1+N2) = 38 diperoleh ttabel pada taraf signifikan 5% = 1, 68 dan taraf signifikan

1% = 2, 42. Kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika t0 < tt. Dari hasil pengujian

menjelaskan bahwa 1, 68 < 5, 04 pada α = 0, 05 dan 5, 04 > 2, 42 pada α = 0, 01

yang berarti bahwa baik pada α = 0, 05 maupun pada α = 0, 01 H0 ditolak. Ini

berarti Ha diterima jika ttabel < thitung > ttabel (1, 68 < 5, 04 > 2, 42) maka hipotesis

alternatif diterima.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode probing pomting lebih efektif

daripada metode latihan terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul

“Efektivitas Metode Probing Promting dalam Meningkatkan Kemampuan

Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi Siswa Kelas VII SMP

Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012.” Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat memeperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas

Negeri Medan.

Untuk menyeleasaikan skripsi ini berbagai masukan dan bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. Si. selaku rektor Universitas Negeri Medan

2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M. Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.

3. Ibu Dr. Rosmawaty, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Bahasa Indonesia sekaligus

dosen Pembimbing Akademik.

4. Bapak Drs. Sanggup Barus, M. Pd. selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia sekaligus sebagai dosen Pembimbing Skripsi.

5. Bapak Dr. Abdurahman AS, M. Hum. selaku Ketua Program Pendidikan

Bahasa Indonesia.

6. Seluruh dosen dan pegawai di lingkungan Fakultas Bahasa dan Seni

(8)

7. Ibu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Tata Usaha serta guru-guru

dan siswa SMP Negeri 30 Medan yang telah diberikan izin untuk mengadakan

penelitian.

8. Teristimewa buat Ayahanda B. Aruan dan Ibunda Tercinta N. Sibarani, serta

saudara-saudaraku tersayang Pareme Hotmaida Aruan (Chaterina), Krisman

Aruan, Riang Genti Megawati Aruan, Binsar Tamba Hasudungan Aruan,

Firman Maju Jaya Aruan yang selalu memberi semangat dan memberi

dukungan doa dan dana kepada penulis.

9. Teman-teman seperjuangan kelas Dik Reguler 2007 A yang selalu membrikan

semangat dan doa.

10.Teman-teman seperjuangan di Perjuangan 124 (Metro) yang memberi doa,

dukungan serta selalu buat tersenyum.

11.Teman-teman “Lae” Roy Chandra Nainggolan, Lamhot F. Sianipar, S. Pd.,

Juni Silitonga, A. Md., Natash Muschlin, S. Pd., Perikson Purba, Setia

Sianipar, ST, dan Fransiska yang selalu memberikan doa, dukungan, dan gokil.

Semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Akhir

kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2012

Penulis,

(9)

DAFTAR TABEL

TABEL I POPULASI PENELITIAN ... 43 TABEL II DESAIN PENELITIAN ... 46 TABEL III PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF

NARASI DENGAN MENGGUNKAN METODE

PROBING PROMTING ... 46

TABEL IV PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE

LATIHAN ... 48 TABEL V KRITERIA KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF

NARASI ... 51 TABEL VI SKOR PEROLEHAN NILAI KEMAMPUAN

MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI DENGAN

MENGGUNAKAN METODE PROBING PROMTING KELOMPOK EKSPERIMEN (X1) ... 55

TABEL VII SKOR PEROLEHAN NILAI KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI DENGAN

MENGGUNAKAN METODE PROBING PROMTING KELOMPOK EKSPERIMEN (X2) ... 56

(10)

PARAGRAF NARASI DENGAN

MENGGUNAKAN METODE PROBING PROMTING ... 58 TABEL IX DISTRIBUSI FREKUENSI KEMAMPUAN

MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN ... 60 TABEL X UJI NORMALITAS DATA KELOMPOK

EKSPERIMEN (X1) ... 63

TABEL XI UJI NORMALITAS DATA KELOMPOK

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 SILABUS ... 74

LAMPIRAN 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBING PROMTING ... 75

LAMPIRAN 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBING PROMTING ... 82

LAMPIRAN 4 INSTRUMEN TES MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI ... 89

LAMPIRAN 5 HASIL PARAGRAF NARASI SISWA ... 92

LAMPIRAN 6 PERHITUNGAN DALAM TABEL IX DAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBING PROMTING DAN METODE LATIHAN ... 92

LAMPIRAN 7 DAFTAR F ... 113

LAMPIRAN 8 NILAI-NILAI DALAM DISTRIBUSI t (TABEL t) ... 114

LAMPIRAN 9 NILAI-NILAI CHI-KUADRAT ... 115

LAMPIRAN 10 NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILIEFORS ... 116

(12)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 HISTOGRAM DATA KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI KELAS EKSPERIMEN (X1) ... 59

(13)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada empat keterampilan yang harus

dikuasai yakni, menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Secara umum

keterampilan menyimak dan berbicara adalah keterampilan yang menggunakan

bahasa lisan sedangkan keterampilan membaca dan menulis adalah keterampilan

yang menggunakan bahasa tulis dengan melibatkan pola berpikir dengan baik.

Rosmaini (2007 : 10) menyatakan pembelajaran bahasa indonesia dititik beratkan

pada aspek keterampilan berbahasa tersebut adalah keterampilan menulis.

Keterampilan menulis memiliki arti yang sangat penting bagi dunia

pendidikan dan kehidupan bermasyarakat untuk berkomunikasi dengan baik

secara langsung ataupun secara tidak langsung. Dengan demikian, siswa dapat

menuangkan semua ide, gagasan, pendapat, maupun perasaan yang dimiliki secara

kreatif dalam sebuah tulisan yang indah. Disisi lain, dengan menulis kita dapat

mengembangkan pola berpikir yang baik dengan kreativitas siswa.

Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara menjadi paragraf narasi

merupakan salah satu kompetensi dasar yang ada dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang SMP yang harus dikuasai oleh siswa kelas

VII. Tujuannya adalah agar siswa mampu mengubah teks wawancara menjadi

paragraf narasi sesuai dengan aturan dalam menulis paragraf narasi dengan baik.

(14)

menulisdengan metode yang efektif sehingga dimungkinkan siswa mampu

mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan baik.

Namun kenyataannya yang ditemui mulai dari sekolah dasar sampai

pendidikan menengah bahkan yang berpendidikan tinggipun sering mengalami

kesulitan dalam menghasilkan tulisan yang bermutu dan tujuan pembelajaran

kurang terealisasi dengan baik. Selain itu, berdasarkan laporan hasil penelitian

yang dilihat, nilai atau skor yang diperoleh siswa dalam kemampuan mengubah

teks wawancara menjadi paragraf narasi belum memuaskan. Beberapa hasil

penelitian mengenai mengubah teks wawancara menjadiparagraf narasi, yaitu:

Penelitian Amanda Reyna (2010 : 3 ) dengan judul, “Kemampuan

Mengubah Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi” Program Studi Bahasa

Indonesia, Fekultas Bahasa dan Seni, UNJ. Hasil penelitian ini diketahui bahwa

kemampuan mehasiswa mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi

tergolong kurang memuaskan dengan skor rata-rata 60, 1.”

Hal ini didukung pernyataan Santoso yang menyatakan bahwa, “Pembelajaran yang terjadi di kelas VII SMP Negeri 1 Kartasura diketehui bahwa ditemukan permasalahan antara lain: 1) Guru masih dominan dalam pembelajaran, 2) Hanya sebagian kecil siswa yang mau maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal maupun memberikan penjelasan pada siswa lain, 3) Siswa terlihat malas dan kurang percaya diri untuk mengerjakan soal dan mengerjakannya setelah guru atau siswa lain, 4) Siswa tidak berani mengemukakan ide atau gagasan pada guru, 5) Siswa merasas takut pada pelajaran Bahasa Indonesia, mereka menganggap bahasa Indonesia pelajaran yang sulit.” http://F:/probing promting 2.htm

Pembelajaran akan lebih optimal jika pendekatan atau metode yang

digunakan tepat. Untuk mengoptimalkan hasil belajar, terutama penampilan dalam

(15)

pendekatan yang lebih menekankan kerjasama siswa, keaktifan, dan kreantivitas

siswa secara ada kesempatan untuk memperoleh informasi dalam pembelajaran.

Padahal keterampilan menulis itu merupakan keterampilan yang sangat

penting dalam kehidupan bermasyarakat dan pendidikan. Tarigan (1981 : 3)

menyatakan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain. Oleh

sebab itu, siswa dapat menuangkan semua ide-ide kreatifnya kedalam sebuah

tulisan.

Rendahnya kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf

narasi dapat juga disebabkan oleh berbagai hal seperti oleh karena guru, metode,

siswa, dan lain-lain. Selama ini misalnya guru lebih cenderung menggunakan

metode ceramah yang menekankan pada pemaparan teori-teori mengubah teks

wawancara menjadi paragraf narasi dengan baik maupun metode latihan yang

membatasi ruang gerak siswa untuk berkreaktivitas. Hal ini didukung pendapat

menurut Trimantara (2005:1), penyebab terhadap tidak tercapainya tujuan

pembelajaran menulis meliputi:

1. rendahnya tingkat penguasaan kosa kata sebagai akibat rendahnya minat baca;

2. kurangnya penguasaan keterampilan mikrobahasa, seperti penggunaan tanda

baca, kaidah-kaidah penulisan, diksi, penyusunan kalimat dengan struktur yang

benar, sampai penyusunan karangan;

3. kesulitan menemukan metode pembelajaran menulis yang sesuai dengan

kondisi dan kemampuan siswa; serta

(16)

Karena pentingnya keterampilan menulis, pengembangan pembelajaran

menulis perlu ditingkatkan. Peningkatan pembelajaran menulis dapat dilakukan

melalui berbagai kegiatan. Purwo (1990 : 166 - 171) mengatakan kegiatan

pengembangan pembelajaran menulis dapat dilakukan dengan kegiatan

mengembangkan logika, melatih daya imajinasi, merangkai kata menjadi kalimat,

dan merangkai kalimat menjadi paragraf. Hal ini dilakukan untuk mengaktifkan

daya kreatif siswa dalam mengasah kecerdasan mereka.

Namun, dibutuhkan langkah-langkah pembelajaran yang mampu

membawa siswa pada aktivitas mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi

dengan baik sehingga tercipta keterampilan berbahasa yang komunikatif lewat

tulisan.

Menulis paragraf narasi adalah suatu kegiatan menuliskan ide atau gagasan

sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa secara runtut. Untuk membuat

tulisan seperti itu, tulisan tersebut harus mampu menampilkan isi dari cerita sesuai

urutan kronologisnya dengan baik. Selain itu, untuk lebih memudahkannya siswa

dapat menuliskannya dengan menggunakan konjungsi subordinatif waktu.

Implikasinya, mempelajari seyogianya dikelola secara kondusif dengan

menggunakan metode yang diharapkan membawa peserta didik pada kinerja

(praktik) perencanaan tulisan bukan pada pemahaman konsep.

Mengenai rendahnya kemampuan menulis, siswa terkadang sulit untuk

mencari ide dalam menuangkan idenya dalam mengawali tulisannya secara runtut.

Selain itu, kegiatan menulis selama ini hanya dilakukan siswa jika mereka

(17)

menunjukkan keseriusan dalam mengerjakan tugas membuat paragraf narasi,

siswa masih lebih dominan untuk bercerita-cerita dan bertidur-tiduran saat diberi

tugas menulis. Dengan rendahnya kemampuan mengubah teks wawancara

menjadi paragraf narasi rendah, peneliti menawarkan sebuah metode yang

dianggap lebih baik untuk menyampaikan materi kepada siswa dengan baik.

Adapun metode tersebut adalah metode probing-promting dalam mengubah teks

wawancara menjadi paragraf narasi.

Metode Probing promting merupakan suatu metode pembelajaran dengan

cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan

menggali sehingga terjadi proses berfikir yang mengaitkan pengetahuan tiap siswa

dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari (Suherman,

2008 : 6). Asumsinya, jika peserta didik dapat menjawab pertanyaan dengan baik

dan jelas dari suatu pertanyaan, maka peluang untuk dapat menuliskan isi dari

cerita sesuai dengan kronologisnya akan besar. Sebaliknya denga metode latihan

yang penekanannya pada penjelasan teoritis akan membuat siswa merasa jenuh

dan bosan sedangkan dengan menggunakan metode probing promting akan

membawa siswa pada pengenalan dan pemahaman semua dimensi isi cerita

dangan baik sehingga jika diekspresikan dalam sebuah tulisan atau paragraf akan

melahirkan sebuah tulisan yang bermutu.

Pertanyaan selanjutnya adalah “Apakah hasil berlajar menulis paragraf

narasi dengan metode probing promting lebih baik dari metode latihan?”

(18)

B.Identifikasi Masalah

Dari kajian situasional atas fenomena sebagaimana dibahas pada latar

belakang di atas, terdapat sejumlah masalah yang muncul ke permukaan.

Masalah-masalah tersebut antara lain.

1. Kurangnya pemahaman siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi

paragrafnarasirendah.

2. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran mengubah teks wawancara

menjadi paragraf narasi kurang tepat.

3. Kurangnya motivasi yang diberikan guru menyebabkan menurunnya semangat

belajar siswa.

4. Minat menulis siswa sangat rendah.

C.Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup masalah yang teridentifikasi, maka

penulis membuat batasan terhadap masalah yang dikaji. Adapun masalah yang

akan dikaji dalam penelitian ini adalah pada keefektifan metode probing promting

terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi

ekspositoris siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran

(19)

D. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini terarah dalam pengerjaan dan untuk menjawab

permasalahan penelitian secara tepat dan terarah perlu ditetapkan rumusan

masalah. Berdasarkan fokus masalah yang dinyatakan pada batasan masalah di

atas, rumusan penelitian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.

1. Berapakah kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi

siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012 dengan

metode probing promting?

2. Berapakah kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi

siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012 dengan

metode latihan?

3. Apakah kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi siswa

yang diajarkan dengan metode probing promting lebih baik dari kemampuan

menulis paragraf narasi siswa yang diajarkan dengan metode latihan?

E.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan sebagai berikut.

1. Untuk menggambarkan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi

paragraf narasi siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran

2011/2012 dengan metode probing promting.

2. Untuk menggambarkan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi

paragraf narasi siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran

(20)

3. Untuk menjelaskan efektivitas metode probing promting dalam meningkatkan

kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi siswa kelas

VII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini

memiliki manfaat, baik secara teoritis dan secara praktis. Secara teoritis,

penelitian ini bermanfaat sebagaiberikut.

1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan kedalam bidang pegembangan

bahasa indonesia dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf

narasi dengan baik.

2. Bagi pengembangan ilmu hasil penelitian ini dapat memperkaya ilmu

pengetahuan khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Sedangkan secara praktis penelitian ini bermanfaat sebagai berikut :

1. Sebagai bahan rujukanbagi guru bidang studi Bahasa Indonesia dalam

pengajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan

memanfaatkan metode probing-promting.

2. Sebagai bahan rujukan tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti sebagai

calon pendidik khususnya pembelajaran mengubah teks wawancara

menjadi paragraf narasi.

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Nilai rata-rata kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi

siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012 dengan

menggunakan metode probing promting adalah sebesar 75, 25.

2. Nilai rata-rata kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi

siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012 dengan

menggunakan metode latihan adalah sebesar 64, 25.

3. Hasil kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan

menggunakan metode probing promting lebih baik dibandingkan hasil

kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan

menggunakan metode latihan oleh siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan

Tahun Pembelajaran 2011/2012.

B.Saran

1. Kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi

perlu ditingkatkan. Hal tersebut tentunya memerlukan metode pembelajaran

yang efektif dalam proses belajar mengajar (PBM) di sekolah. Salah satu

metode pembelajaran yang efektif khususnya dalam pembelajaran mengubah

teks wawancara menjadi paragraf narasi adalah metode pembelajaran probing

(22)

2. Metode pembelajaran probing promting memerlukan pemahaman guru bahasa

dan sastra Indonesia baik dari segi persiapan, pelaksanaan sampai evaluasi

serta kerjasama antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran agar hal

yang diharapkan yakni meningkatkan kemampuan mengubah teks wawancara

menjadi paragraf narasi dapat lebih baik.

3. Disarankan agar peneliti selanjutnya tetap memperhatikan perkembangan

metode-metode pembelajaran yang digunakan di sekolah dalam pembelajaran

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Guruan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineke Cipta.

Asyirint, Gustaf. 2010. Langkah Cerdas Menjadi Guru Sejati Berprestasi.

Yogyakarta: Bahtera Buku.

Atmaja, Jati. Buku Lengkap Bahasa Indonesia dan Peribahasa. Jakarta: PT. Buku

Kita.

Ayu.2009.(http//ayuface.wordpress.com/2010/12/25/pembelajaran-probing-promting/), (22 April 2009).

Depdiknas, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai

Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Heuken, Adolf. 2008. Teknik Mengarang. Yogyakarta: Kanisius.

Heru Prasetyo, Esrog. 2006. Bahasa Indonesia Untuk SMP & MTS. Surakarta:

Mediatama.

Keraf, Gorys. 1982. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

___________. 1981. Komposisi. Flores: Nusa Indah.

___________. 2005. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia.

Kosasih. 2007. Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia. Bandung: Yama

Widya.

Kosasih. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa Indonesia.

Bandung: Yama Widya.

Lestari. 2010. (http:/rimamaylestari.blogspot.com/), (27 April 2010).

Reyna, Amanda. 2010. “Hubungan Penguasaan Kosa Kata dari Kalimat Efektif

dengan Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi Oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Jakarta Tahun

Pembelajaran 2010/2011. Skripsi Sarjana Pendidikan Bahasa

(24)

Rosmaini, “Penerapan Model Mind Mapping Dalam Pembelajaran Menulis”,

BAHAS (Jurnal FBS UNIMED), No. 65 Th XXXIV, 10–16, (April– Juni 2007).

Safira. 2010. (http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/metode-latihan-drill.html), (16 Januari 2010).

Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Sudijono, Anas. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sundayana. 2009. http://www.sundayana.web.id/efektifitas-belajar-mengajar-matematika-dengan-probing. html.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana

Pustaka.

Syamsul, Asep. 2006. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

http:///F:/probing promting 2.htm

Gambar

TABEL I       POPULASI PENELITIAN ...................................................
TABEL IX     DISTRIBUSI FREKUENSI KEMAMPUAN
GAMBAR 1 HISTOGRAM DATA KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI KELAS

Referensi

Dokumen terkait

Metode distribusional digunakan adalah metode Baca Markah (BM) untuk menganalisis bentuk pronomina dan repetisi dalam wacana upacara pernikahan adat Jawa di Surakarta,

Maka hasil dari pengolahan data teknik tendangan yang dominan dilakukan atlet putra dan putri dalam pertandingan cabang olahraga Taekwondo adalah teknik tendangan dollyo

Dengan melihat hasil perhitungan dari metode yang telah digunakan di atas, saran yang dapat disampaikan adalah tanpa merubah perusahaan masih bisa mendapatkan efisiensi

Dasar-Dasar Akuntansi, Penerjemah Soemarso SR, Edisi Revisi, Penerbit Rineka Cipta; Jakarta.. Pengangkutan intermodal Ekspor Impor, Edisi Keempat, Penerbit PPM;

 Terdiri dari 3 level user yaitu Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ), Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan ( PPHP ), dan Penyedia Barang/Jasa.  Mengakomodasi 3 (tiga) jenis

Prevalence of tobacco use among adults in selected Member States of South-East Asia Region, by sex..

Pemanfaatan hasil samping sebagai sumber energi dapat membentuk sistem proses produksi tertutup (Gambar 5) yaitu model produksi mandiri energi dan air yang dapat memenuhi

(b) Among the green, yellow, black and red rods, find, with justification, two colours for which it is impossible to make a pole 62 cm in length using only rods of those two