EFEKTIVITAS METODE PROBING-PROMTING DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS
WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI
SISWA KELAS VII SMP NEGERI 30 MEDAN
TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Dinyatakan Telah Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
JUSNIAR ARTA ULI ARUAN NIM 071222110036
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Jusniar Arta Uli Aruan. NIM 071222110036. Efektivitas Metode Pembelajaran
Probing Promting Terhadap Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012. Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa
dan Seni. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keefektifan metode
pembelajaran probing promting terhadap kemampuan mengubah teks wawancara
menjadi paragraf narasi siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan sebanyak 20 orang untuk kelas eksperimen dan 20 orang untuk kelas kontrol.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Instrumen yang digunakan adalah tes mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dalam bentuk penugasan. Nilai rata-rata eksperimen adalah 75,25, sedangkan untuk kelas kontrol adalah 64,25. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji “t”. Dari
perhitungan uji hipotesis diperoleh thitung = 5, 04, selanjutnya dikonsultasikan
dengan tabel pada taraf signifikan 5% dan taraf signifikan 1% atau dengan df =
(N1+N2) = 38 diperoleh ttabel pada taraf signifikan 5% = 1, 68 dan taraf signifikan
1% = 2, 42. Kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika t0 < tt. Dari hasil pengujian
menjelaskan bahwa 1, 68 < 5, 04 pada α = 0, 05 dan 5, 04 > 2, 42 pada α = 0, 01
yang berarti bahwa baik pada α = 0, 05 maupun pada α = 0, 01 H0 ditolak. Ini
berarti Ha diterima jika ttabel < thitung > ttabel (1, 68 < 5, 04 > 2, 42) maka hipotesis
alternatif diterima.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode probing pomting lebih efektif
daripada metode latihan terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul
“Efektivitas Metode Probing Promting dalam Meningkatkan Kemampuan
Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi Siswa Kelas VII SMP
Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012.” Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memeperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas
Negeri Medan.
Untuk menyeleasaikan skripsi ini berbagai masukan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. Si. selaku rektor Universitas Negeri Medan
2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M. Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.
3. Ibu Dr. Rosmawaty, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Bahasa Indonesia sekaligus
dosen Pembimbing Akademik.
4. Bapak Drs. Sanggup Barus, M. Pd. selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia sekaligus sebagai dosen Pembimbing Skripsi.
5. Bapak Dr. Abdurahman AS, M. Hum. selaku Ketua Program Pendidikan
Bahasa Indonesia.
6. Seluruh dosen dan pegawai di lingkungan Fakultas Bahasa dan Seni
7. Ibu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Tata Usaha serta guru-guru
dan siswa SMP Negeri 30 Medan yang telah diberikan izin untuk mengadakan
penelitian.
8. Teristimewa buat Ayahanda B. Aruan dan Ibunda Tercinta N. Sibarani, serta
saudara-saudaraku tersayang Pareme Hotmaida Aruan (Chaterina), Krisman
Aruan, Riang Genti Megawati Aruan, Binsar Tamba Hasudungan Aruan,
Firman Maju Jaya Aruan yang selalu memberi semangat dan memberi
dukungan doa dan dana kepada penulis.
9. Teman-teman seperjuangan kelas Dik Reguler 2007 A yang selalu membrikan
semangat dan doa.
10.Teman-teman seperjuangan di Perjuangan 124 (Metro) yang memberi doa,
dukungan serta selalu buat tersenyum.
11.Teman-teman “Lae” Roy Chandra Nainggolan, Lamhot F. Sianipar, S. Pd.,
Juni Silitonga, A. Md., Natash Muschlin, S. Pd., Perikson Purba, Setia
Sianipar, ST, dan Fransiska yang selalu memberikan doa, dukungan, dan gokil.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Akhir
kata, penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Juli 2012
Penulis,
DAFTAR TABEL
TABEL I POPULASI PENELITIAN ... 43 TABEL II DESAIN PENELITIAN ... 46 TABEL III PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF
NARASI DENGAN MENGGUNKAN METODE
PROBING PROMTING ... 46
TABEL IV PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE
LATIHAN ... 48 TABEL V KRITERIA KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF
NARASI ... 51 TABEL VI SKOR PEROLEHAN NILAI KEMAMPUAN
MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PROBING PROMTING KELOMPOK EKSPERIMEN (X1) ... 55
TABEL VII SKOR PEROLEHAN NILAI KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PROBING PROMTING KELOMPOK EKSPERIMEN (X2) ... 56
PARAGRAF NARASI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PROBING PROMTING ... 58 TABEL IX DISTRIBUSI FREKUENSI KEMAMPUAN
MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN ... 60 TABEL X UJI NORMALITAS DATA KELOMPOK
EKSPERIMEN (X1) ... 63
TABEL XI UJI NORMALITAS DATA KELOMPOK
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 SILABUS ... 74
LAMPIRAN 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBING PROMTING ... 75
LAMPIRAN 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBING PROMTING ... 82
LAMPIRAN 4 INSTRUMEN TES MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI ... 89
LAMPIRAN 5 HASIL PARAGRAF NARASI SISWA ... 92
LAMPIRAN 6 PERHITUNGAN DALAM TABEL IX DAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBING PROMTING DAN METODE LATIHAN ... 92
LAMPIRAN 7 DAFTAR F ... 113
LAMPIRAN 8 NILAI-NILAI DALAM DISTRIBUSI t (TABEL t) ... 114
LAMPIRAN 9 NILAI-NILAI CHI-KUADRAT ... 115
LAMPIRAN 10 NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILIEFORS ... 116
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 HISTOGRAM DATA KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI KELAS EKSPERIMEN (X1) ... 59
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada empat keterampilan yang harus
dikuasai yakni, menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Secara umum
keterampilan menyimak dan berbicara adalah keterampilan yang menggunakan
bahasa lisan sedangkan keterampilan membaca dan menulis adalah keterampilan
yang menggunakan bahasa tulis dengan melibatkan pola berpikir dengan baik.
Rosmaini (2007 : 10) menyatakan pembelajaran bahasa indonesia dititik beratkan
pada aspek keterampilan berbahasa tersebut adalah keterampilan menulis.
Keterampilan menulis memiliki arti yang sangat penting bagi dunia
pendidikan dan kehidupan bermasyarakat untuk berkomunikasi dengan baik
secara langsung ataupun secara tidak langsung. Dengan demikian, siswa dapat
menuangkan semua ide, gagasan, pendapat, maupun perasaan yang dimiliki secara
kreatif dalam sebuah tulisan yang indah. Disisi lain, dengan menulis kita dapat
mengembangkan pola berpikir yang baik dengan kreativitas siswa.
Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara menjadi paragraf narasi
merupakan salah satu kompetensi dasar yang ada dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang SMP yang harus dikuasai oleh siswa kelas
VII. Tujuannya adalah agar siswa mampu mengubah teks wawancara menjadi
paragraf narasi sesuai dengan aturan dalam menulis paragraf narasi dengan baik.
menulisdengan metode yang efektif sehingga dimungkinkan siswa mampu
mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan baik.
Namun kenyataannya yang ditemui mulai dari sekolah dasar sampai
pendidikan menengah bahkan yang berpendidikan tinggipun sering mengalami
kesulitan dalam menghasilkan tulisan yang bermutu dan tujuan pembelajaran
kurang terealisasi dengan baik. Selain itu, berdasarkan laporan hasil penelitian
yang dilihat, nilai atau skor yang diperoleh siswa dalam kemampuan mengubah
teks wawancara menjadi paragraf narasi belum memuaskan. Beberapa hasil
penelitian mengenai mengubah teks wawancara menjadiparagraf narasi, yaitu:
Penelitian Amanda Reyna (2010 : 3 ) dengan judul, “Kemampuan
Mengubah Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi” Program Studi Bahasa
Indonesia, Fekultas Bahasa dan Seni, UNJ. Hasil penelitian ini diketahui bahwa
kemampuan mehasiswa mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi
tergolong kurang memuaskan dengan skor rata-rata 60, 1.”
Hal ini didukung pernyataan Santoso yang menyatakan bahwa, “Pembelajaran yang terjadi di kelas VII SMP Negeri 1 Kartasura diketehui bahwa ditemukan permasalahan antara lain: 1) Guru masih dominan dalam pembelajaran, 2) Hanya sebagian kecil siswa yang mau maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal maupun memberikan penjelasan pada siswa lain, 3) Siswa terlihat malas dan kurang percaya diri untuk mengerjakan soal dan mengerjakannya setelah guru atau siswa lain, 4) Siswa tidak berani mengemukakan ide atau gagasan pada guru, 5) Siswa merasas takut pada pelajaran Bahasa Indonesia, mereka menganggap bahasa Indonesia pelajaran yang sulit.” http://F:/probing promting 2.htm
Pembelajaran akan lebih optimal jika pendekatan atau metode yang
digunakan tepat. Untuk mengoptimalkan hasil belajar, terutama penampilan dalam
pendekatan yang lebih menekankan kerjasama siswa, keaktifan, dan kreantivitas
siswa secara ada kesempatan untuk memperoleh informasi dalam pembelajaran.
Padahal keterampilan menulis itu merupakan keterampilan yang sangat
penting dalam kehidupan bermasyarakat dan pendidikan. Tarigan (1981 : 3)
menyatakan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain. Oleh
sebab itu, siswa dapat menuangkan semua ide-ide kreatifnya kedalam sebuah
tulisan.
Rendahnya kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf
narasi dapat juga disebabkan oleh berbagai hal seperti oleh karena guru, metode,
siswa, dan lain-lain. Selama ini misalnya guru lebih cenderung menggunakan
metode ceramah yang menekankan pada pemaparan teori-teori mengubah teks
wawancara menjadi paragraf narasi dengan baik maupun metode latihan yang
membatasi ruang gerak siswa untuk berkreaktivitas. Hal ini didukung pendapat
menurut Trimantara (2005:1), penyebab terhadap tidak tercapainya tujuan
pembelajaran menulis meliputi:
1. rendahnya tingkat penguasaan kosa kata sebagai akibat rendahnya minat baca;
2. kurangnya penguasaan keterampilan mikrobahasa, seperti penggunaan tanda
baca, kaidah-kaidah penulisan, diksi, penyusunan kalimat dengan struktur yang
benar, sampai penyusunan karangan;
3. kesulitan menemukan metode pembelajaran menulis yang sesuai dengan
kondisi dan kemampuan siswa; serta
Karena pentingnya keterampilan menulis, pengembangan pembelajaran
menulis perlu ditingkatkan. Peningkatan pembelajaran menulis dapat dilakukan
melalui berbagai kegiatan. Purwo (1990 : 166 - 171) mengatakan kegiatan
pengembangan pembelajaran menulis dapat dilakukan dengan kegiatan
mengembangkan logika, melatih daya imajinasi, merangkai kata menjadi kalimat,
dan merangkai kalimat menjadi paragraf. Hal ini dilakukan untuk mengaktifkan
daya kreatif siswa dalam mengasah kecerdasan mereka.
Namun, dibutuhkan langkah-langkah pembelajaran yang mampu
membawa siswa pada aktivitas mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi
dengan baik sehingga tercipta keterampilan berbahasa yang komunikatif lewat
tulisan.
Menulis paragraf narasi adalah suatu kegiatan menuliskan ide atau gagasan
sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa secara runtut. Untuk membuat
tulisan seperti itu, tulisan tersebut harus mampu menampilkan isi dari cerita sesuai
urutan kronologisnya dengan baik. Selain itu, untuk lebih memudahkannya siswa
dapat menuliskannya dengan menggunakan konjungsi subordinatif waktu.
Implikasinya, mempelajari seyogianya dikelola secara kondusif dengan
menggunakan metode yang diharapkan membawa peserta didik pada kinerja
(praktik) perencanaan tulisan bukan pada pemahaman konsep.
Mengenai rendahnya kemampuan menulis, siswa terkadang sulit untuk
mencari ide dalam menuangkan idenya dalam mengawali tulisannya secara runtut.
Selain itu, kegiatan menulis selama ini hanya dilakukan siswa jika mereka
menunjukkan keseriusan dalam mengerjakan tugas membuat paragraf narasi,
siswa masih lebih dominan untuk bercerita-cerita dan bertidur-tiduran saat diberi
tugas menulis. Dengan rendahnya kemampuan mengubah teks wawancara
menjadi paragraf narasi rendah, peneliti menawarkan sebuah metode yang
dianggap lebih baik untuk menyampaikan materi kepada siswa dengan baik.
Adapun metode tersebut adalah metode probing-promting dalam mengubah teks
wawancara menjadi paragraf narasi.
Metode Probing promting merupakan suatu metode pembelajaran dengan
cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan
menggali sehingga terjadi proses berfikir yang mengaitkan pengetahuan tiap siswa
dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari (Suherman,
2008 : 6). Asumsinya, jika peserta didik dapat menjawab pertanyaan dengan baik
dan jelas dari suatu pertanyaan, maka peluang untuk dapat menuliskan isi dari
cerita sesuai dengan kronologisnya akan besar. Sebaliknya denga metode latihan
yang penekanannya pada penjelasan teoritis akan membuat siswa merasa jenuh
dan bosan sedangkan dengan menggunakan metode probing promting akan
membawa siswa pada pengenalan dan pemahaman semua dimensi isi cerita
dangan baik sehingga jika diekspresikan dalam sebuah tulisan atau paragraf akan
melahirkan sebuah tulisan yang bermutu.
Pertanyaan selanjutnya adalah “Apakah hasil berlajar menulis paragraf
narasi dengan metode probing promting lebih baik dari metode latihan?”
B.Identifikasi Masalah
Dari kajian situasional atas fenomena sebagaimana dibahas pada latar
belakang di atas, terdapat sejumlah masalah yang muncul ke permukaan.
Masalah-masalah tersebut antara lain.
1. Kurangnya pemahaman siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi
paragrafnarasirendah.
2. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran mengubah teks wawancara
menjadi paragraf narasi kurang tepat.
3. Kurangnya motivasi yang diberikan guru menyebabkan menurunnya semangat
belajar siswa.
4. Minat menulis siswa sangat rendah.
C.Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah yang teridentifikasi, maka
penulis membuat batasan terhadap masalah yang dikaji. Adapun masalah yang
akan dikaji dalam penelitian ini adalah pada keefektifan metode probing promting
terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi
ekspositoris siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran
D. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini terarah dalam pengerjaan dan untuk menjawab
permasalahan penelitian secara tepat dan terarah perlu ditetapkan rumusan
masalah. Berdasarkan fokus masalah yang dinyatakan pada batasan masalah di
atas, rumusan penelitian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.
1. Berapakah kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi
siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012 dengan
metode probing promting?
2. Berapakah kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi
siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012 dengan
metode latihan?
3. Apakah kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi siswa
yang diajarkan dengan metode probing promting lebih baik dari kemampuan
menulis paragraf narasi siswa yang diajarkan dengan metode latihan?
E.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan sebagai berikut.
1. Untuk menggambarkan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi
paragraf narasi siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran
2011/2012 dengan metode probing promting.
2. Untuk menggambarkan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi
paragraf narasi siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran
3. Untuk menjelaskan efektivitas metode probing promting dalam meningkatkan
kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi siswa kelas
VII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini
memiliki manfaat, baik secara teoritis dan secara praktis. Secara teoritis,
penelitian ini bermanfaat sebagaiberikut.
1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan kedalam bidang pegembangan
bahasa indonesia dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf
narasi dengan baik.
2. Bagi pengembangan ilmu hasil penelitian ini dapat memperkaya ilmu
pengetahuan khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Sedangkan secara praktis penelitian ini bermanfaat sebagai berikut :
1. Sebagai bahan rujukanbagi guru bidang studi Bahasa Indonesia dalam
pengajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan
memanfaatkan metode probing-promting.
2. Sebagai bahan rujukan tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti sebagai
calon pendidik khususnya pembelajaran mengubah teks wawancara
menjadi paragraf narasi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Nilai rata-rata kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi
siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012 dengan
menggunakan metode probing promting adalah sebesar 75, 25.
2. Nilai rata-rata kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi
siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012 dengan
menggunakan metode latihan adalah sebesar 64, 25.
3. Hasil kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan
menggunakan metode probing promting lebih baik dibandingkan hasil
kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi dengan
menggunakan metode latihan oleh siswa kelas VII SMP Negeri 30 Medan
Tahun Pembelajaran 2011/2012.
B.Saran
1. Kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi
perlu ditingkatkan. Hal tersebut tentunya memerlukan metode pembelajaran
yang efektif dalam proses belajar mengajar (PBM) di sekolah. Salah satu
metode pembelajaran yang efektif khususnya dalam pembelajaran mengubah
teks wawancara menjadi paragraf narasi adalah metode pembelajaran probing
2. Metode pembelajaran probing promting memerlukan pemahaman guru bahasa
dan sastra Indonesia baik dari segi persiapan, pelaksanaan sampai evaluasi
serta kerjasama antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran agar hal
yang diharapkan yakni meningkatkan kemampuan mengubah teks wawancara
menjadi paragraf narasi dapat lebih baik.
3. Disarankan agar peneliti selanjutnya tetap memperhatikan perkembangan
metode-metode pembelajaran yang digunakan di sekolah dalam pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Guruan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineke Cipta.
Asyirint, Gustaf. 2010. Langkah Cerdas Menjadi Guru Sejati Berprestasi.
Yogyakarta: Bahtera Buku.
Atmaja, Jati. Buku Lengkap Bahasa Indonesia dan Peribahasa. Jakarta: PT. Buku
Kita.
Ayu.2009.(http//ayuface.wordpress.com/2010/12/25/pembelajaran-probing-promting/), (22 April 2009).
Depdiknas, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Heuken, Adolf. 2008. Teknik Mengarang. Yogyakarta: Kanisius.
Heru Prasetyo, Esrog. 2006. Bahasa Indonesia Untuk SMP & MTS. Surakarta:
Mediatama.
Keraf, Gorys. 1982. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
___________. 1981. Komposisi. Flores: Nusa Indah.
___________. 2005. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia.
Kosasih. 2007. Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia. Bandung: Yama
Widya.
Kosasih. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa Indonesia.
Bandung: Yama Widya.
Lestari. 2010. (http:/rimamaylestari.blogspot.com/), (27 April 2010).
Reyna, Amanda. 2010. “Hubungan Penguasaan Kosa Kata dari Kalimat Efektif
dengan Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi Oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Jakarta Tahun
Pembelajaran 2010/2011. Skripsi Sarjana Pendidikan Bahasa
Rosmaini, “Penerapan Model Mind Mapping Dalam Pembelajaran Menulis”,
BAHAS (Jurnal FBS UNIMED), No. 65 Th XXXIV, 10–16, (April– Juni 2007).
Safira. 2010. (http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/metode-latihan-drill.html), (16 Januari 2010).
Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.
Sudijono, Anas. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sundayana. 2009. http://www.sundayana.web.id/efektifitas-belajar-mengajar-matematika-dengan-probing. html.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana
Pustaka.
Syamsul, Asep. 2006. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
http:///F:/probing promting 2.htm