• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH DI MTsN SURAKARTA 1 TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Fungsi Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Sekolah Di Mtsn Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FUNGSI KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH DI MTsN SURAKARTA 1 TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Fungsi Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Sekolah Di Mtsn Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH DI MTsN SURAKARTA 1 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Dibuat untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Agama Islam (Tarbiyah)

Disusun Oleh :

Tsania Qurrota ‘Ainin Hanna G 000 090 025

FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)
(3)
(4)

FUNGSI KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH DI MTsN SURAKARTA 1 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh: Tsania Qurrota ‘Ainin Hanna (NIM: G 000 090 025) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Pendidikan itu sangat penting bagi setiap manusia karena melalui pendidikan manusia menjadi cerdas, memiliki skill, sikap hidup yang baik sehingga dapat bergaul dengan baik pula di masyarakat dan dapat mendorong diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Sekolah sebagai salah satu dari institusi pendidikan, tidak akan terlepas hubungannya dengan masyarakat karena adanya dukungan timbal balik antara sekolah dengan masyarakat, sehingga akan tercipta kegiatan saling membantu yang dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan. Melalui komite sekolah berperan sebagai wadah untuk menampung aspirasi dan kebutuhan masyarakat dengan melakukan kerjasama antara pihak sekolah dan masyarakat untuk memajukan sekolah.

Adapun permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah apa saja usaha yang dilakukan komite sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah Di MTsN Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi usaha yang dilakukan komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah di MTsN Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya tentang fungsi komite sekolah. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan analisis deskripsi kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu komite sekolah MTsN Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data diantaranya wawancara, observasi, dokumentasi dan analisis data.

Dari hasil penelitian di MTsN Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat diambil Kesimpulan : Pemberi pertimbangan, komite sekolah memberikan pertimbangan pemberi pertimbangan yaitu mempertimbangkan antara program sekolah dengan kemampuan wali siswa begitu juga sebaliknya. Badan pendukung, komite sekolah mendukung program-program sekolah yang selaras dengan visi,misi dan tujuan sekolah. Badan pengontrol, komite sekolah mengontrol program-program sekolah. Badan penengah atau penghubung (Mediator), Komite sekolah sebagai penengah antara sekolah dan masyarakat.

Usaha yang dilakukan komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah adalah: Komite sekolah bersama dengan sekolah memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi dan kurang mampu, mengadakan kerjasama dengan lembaga lain agar dapat saling berkomunikasi, melengkapi sarana dan prasarana, serta penyebaran informasi kepada masyarakat.

(5)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan yang akan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman. Itu sebabnya, pendidikan senantiasa memerlukan upaya peningkatan dan perbaikan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat.

Salah satunya adalah Sekolah sebagai institusi pendidikan yang tidak akan lepas hubungannya dengan masyarakat karena adanya dukungan timbal balik antara sekolah dengan masyarakat, sehingga terciptanya kegiatan saling membantu yang dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan. Hal itu tersebut merupakan suatu bukti dukungan masyarakat terhadap efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kerja yang diberikan secara

sadar dan sukarela (Dadi Permadi, 2010 : 23).

Dibentuklah Dewan sekolah atau juga bisa disebut Komite Sekolah merupakan badan mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pemerataan, dan efisiensi pelaksanaan pendidikan di satuan pendidikan madrasah atau sekolah, baik pada pendidikan prasekolah maupun pendidikan dasar dan menengah (Khaeruddin, 2007 : 248-249). Pembentukan komite sekolah berfungsi sebagai wadah untuk menampung aspirasi dan kebutuhan stakeholder sekolah, serta badan yang

berfungsi untuk membantu sekolah

(6)

pengelolaan akademik (Dedi Mulyasana, 2011 : 112).

Maka keikutsertaan masyarakat sekaligus keluarga dalam pendidikan itu sangat penting. Karena kerjasama antara

keduanya sangat penting untuk meningkatkan keterlibatan, kepedulian, dan dukungan operasional, baik moral maupun finansial (Mulyasa, 2007 : 22).

MTsN Surakarta 1 yang merupakan salah satu institusi pendidikan yang berada di Surakarta yang dalam pelaksanaan pendidikan mengoptimalkan fungsi komite sekolah dengan melakukan kerjasama antara pihak sekolah, komite dan masyarakat untuk memajukan sekolah. Adapun kerjasama yang dilakukannya yaitu dengan melibatkan komite dan masyarakat sekitar dalam pelaksanaan

pembangunan, masyarakat dijadikan pegawai pada acara tertentu, komite sekolah dan sekolah memberikan penghargaan bagi siswa yang

berprestasi dan kurang mampu, membangun komunikasi antara sekolah dan masyarakat dengan mengadakan pertemuan rutin (wawancara dengan bapak Muh. Makmun, S.Ag selaku

sekretaris komite sekolah di MTsN Surakarta 1, tanggal 18 april 2013, jam 09.00 wib, di sekolah).

Melihat adanya kerjasama yang baik serta keinginan penulis mengetahui seberapa besar fungsi komite sekolah terhadap peningkatan kualitas sekolah di MTsN Surakarta 1. Penulis tertarik untuk mengangkat sebuah judul skripsi “Fungsi Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Sekolah Di MTsN Surakarta 1”.

Tujuan Penelitian

(7)

LANDASAN TEORI

Untuk menghindari kesalahan pemahaman, maka penulis perlu memberikan penegasan istilah yang berkaitan dengan dengan judul di atas.

1. Fungsi

Fungsi adalah jabatan (pekerjaan) yang dilakukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi 4.

2008 : 400). maksudnya adalah sekelompok aktifitas yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifat atau pelaksanaannya.

2. Komite sekolah

Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan madrasah atau sekolah, baik pada pendidikan prasekolah maupun pendidikan dasar dan

menengah (Khaeruddin, 2007: 248-249).

Dalam lampiran

Kepmendiknas No. 044 tahun 2002 komite sekolah didefinisikan

sebagai : “badan mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur luar sekolah” (dalam buku Engkoswara, 2010 : 297).

Berdasarkan lampiran II

Kepmendiknas Nomor 044/U/2002, komite sekolah berperan sebagai berikut:

(8)

b.Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud

financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan

pendidikan;

c. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan;

d. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan.

fungsi komite sekolah, sebagai

berikut:

a. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelengaraan pendidikan yang bermutu.

b. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perseorangan atau organisasi), dan dunia kerja,

pemerintah dan DPRD dalam rangka penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. c. Menampung dan menganalisis

aspirasi , ide, tuntutan dan

berbagai kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan.

d. Memberikan masukan,

pertimbangan, dan

rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai:

1) kebijakan dan program pendidikan;

2) Rencana anggaran pendapatan dan belanja

sekolah (RAPBS) (Engkoswara, 2010 : 303).

(9)

5) Kriteria sarana dan prasarana pendidikan

sesuai dengan

kemampuan daerah; dan 6) Hal-hal yang terkait

dengan pendidikan. e. Mendorong orangtua dan

masyarakat untuk secara aktif berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan kualitas, relevansi, dan pemerataan pendidikan. f. Menggalang dana masyarakat

dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di

satuan pendidikan

g. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap perencanaan, pelaksanaan kebijakan, program, dan output pendidikan.

Adapun kegiatan Komite Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas

Sekolah, dijelaskan sebagai berikut (Syaiful Sagala. 2007: 252-253)

1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dengan fungsi memberikan masukan,

pertimbangan, dan rekomendasi kepada pemerintah/DPRD mengenai: (1) kebijakan dan program pendidikan; (2) kriteria kinerja dalam bidang pendidikan; (3) kriteria tenaga kependidikan khususnya guru/tutor dan kepala satuan pendidikan; (4) kriteria fasilitas pendidikan;

dan (5) hal-hal yang terkait dengan pendidikan.

(10)

b. Menganalisis hasil pendataan sebagai bahan pemberian masukan, pertimbangan, dan atau rekomendasi

bupati/walikota dan atau dinas pendidikan kabupaten/kota.

c. Menyampaikan masukan, pertimbangan, atau rekomendasi secara tertulis bupati/walikota dengan tembusan kepada dinas pendidikan.

d. Memberikan pertimbangan

kepada bupati/walikota dan atau dinas kependidikan

dalam rangka

pengembagan kurikulum muatan lokal.

e. Memberikan pertimbangan kepada bupati/walikota dan atau dinas kependidikan untuk meningkatkan proses

pembelajaran dan pengajaran yang menyenangkan (PAKEM). f. Memberikan masukan dan

pertimbangan kepada

sekolah dalam penyusunan visi,misi, tujuan, program dan kegiatan pendidikan di daerah kebupaten/kota. g. Memberikan masukan dan

pertimbangan kepada walikota/bupati dan atau dinas pendidikan tentang pelaksanaan manajemen pendidikan (ketenagaan

keuangan, fasilitas, dan data pendidikan).

2. Pendukung (supporting agency) dengan fungsi (1)

(11)

bermutu. Kegiatan operasionalnya yaitu:

a. Mengadakan rapat atau pertemuan secara berkala dan insidental dengan

stakeholder pendidikan di kabupaten/kota.

b. Mendorong peran serta masyarakat dan dunia industri untuk mendukung penyelenggaraan

pendidikan yang bermutu di kabupaten/kota.

c. Motivasi masyarakat kalangan menengah keatas

untuk meningkatkan komitmennya bagi mutu pendidikan di sekolah. Fungsi yang ke (2) mendorong orangtua dan

masyarakat untuk

berpartisipasi dalam pendidikan. kegiatan operasionalnya yaitu:

a. Mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha masyarakat dan dunia usaha dan dunia industri dalam penyediaan

sarana dan prasarana serta biaya pendidikan untuk masyarakat.

b. Ikut memotivasi masyarakat dan semua stakeholder pendidikan untuk melaksanakan kebijakan pendidikan, misalnya pelaksanaan wajib belajar masyarkat.

3. Pengontrol (controlling

agency) dengan fungsi

(12)

Kegiatan operasionalnya yaitu: a. Mengadakan rapat koordinasi dengan komite sekolah

b. Sering mengadakan

kunjungan atau

silaturrahmi ke sekolah di daerah kabupaten/kota c. Meminta penjelasan dinas

pendidikantentang hasil belajar peserta didik di daerah kabupaten/kota d. Bekerja sama dengan dinas

pendidikan pelaksanaan kebijakan pendidikan di

daerah kabupaten/kota. 4. Mediator dengan fungsi

melakukan kerjasama dengan masyarakat

(perseorangan/organisasi), pemerintah dan DPRD yang

berkenaan dengan

penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

Kegiatan operasionalnya yaitu: a. Membina hubungan dan kerjasama yang harmonis dengan seluruh stakeholder pendidikan, khususnya

dengan DUDI di kabupaten/kota.

b. Menyampaikan laporan kepada masyarakat secara tertulis, tentang hasil pengamatannya terhadap perkembangan pendidikan di kabupaten/kota.

3. Kualitas Sekolah

Kualitas adalah mutu

(13)

Kualitas sekolah dapat didefinisikan dari banyaknya peserta didik yang memiliki prestasi, baik prestasi akademik maupun non akademik. Serta

banyaknya lulusan yang memiliki nilai di atas KKM. Melalui peserta didik yang berprestasi dapat di telusuri manajemen sekolahnya, profil gurunya, sumber belajar dan lingkungannya.

Jadi sesuai dengan peraturan pemerintah (PP) republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan menjadi keseriusan pemerintah. Standar Nasional Pendidikan meliputi : a. Standar Isi, b. Proses, c. Kompetensi kelulusan, d. Pendidik dan tenaga kependidikan, e. Sarana dan prasarana, f. Pengelolaan, g. Pembiayaan, dan h. Penilaian.

4. MTsN Surakarta 1

MTsN Surakarta 1 merupakan lembaga pendidikan yang terletak di Jl. MT Haryono No

24 Surakarta yang

menyelenggarakan proses pendidikan selama tiga tahun dengan kurikulum yang sesuai dengan kurikulum nasional yang berlaku dan diperkaya dengan nuansa Islami. Sampai pada tahun pelajaran sekarang ini keadaan Madrasah Tsanawiyah Negeri Surakarta 1 bisa dikatakan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah

setingkat SLTP, dengan kondisi semua gedung berlantai dua, telah menamatkan 6500 siswa, ada asrama putri, Selain itu untuk menerimaan pendaftaran siswa baru persaingan sudah mulai ketat.

(14)

maksud dari judul fungsi komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah di MTsN Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 adalah usaha yang dilakukan Komite Sekolah dalam

rangka meningkatkan kualitas sekolah Di MTsN Surakarta 1 tahun pelajaran 2012/2013. Pengoptimalan fungsi komite sekolah dilakukan dengan kerjasama antara pihak sekolah, komite dan masyarakat untuk memajukan sekolah.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini terdiri dari: 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Margono, 1996 : 36). Data yang

diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, cuplikan tertulis dari dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan

dalam bentuk dan bilangan statistik (Nana Sudjana, 1989 : 196).

2. Sumber Data Penelitian

Menurut Lofland,

sebagaimana yang dikutip Lexy J. Moleong, sumber data umum penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan selebihnya data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yakni sumber data primer dan sumber data sekunder.

Adapun sumber data primer dalam penelitian ini, yaitu komite

(15)

komite sekolah. Sedangkan yang dijadikan data sekunder yaitu dokumen-dokumen atau sumber tertulis seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan,

cuplikan tertulis dari dokumen. 3. Pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode: a. Metode Wawancara

Metode wawancara merupakan satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data (Mohammad Ali, 1985 : 83).

Hal yang perlu diketahui

penulis untuk memperoleh informasi yang tepat dan objektif harus menciptakan hubungan yang baik dengan

responden sehingga bersedia bekerjasama, bersedia menjawab pertanyaan dan memberi informasi sesuai dengan pikiran dan keadaan

yang sebenarnya.

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan cara berdialog langsung dengan komite sekolah maupun pihak-pihak yang terkait seperti kepala sekolah dan wakil kepala sekolah.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi

(16)

langsung dalam situasi sebenarnya seperti mengamati keadaan geografis MTsN Surakarta 1, srtuktur organisasi sekolah, mengamati

peristiwa yang terjadi di sekolah, struktur komite sekolah dan peristiwa yang berkaitan dengan komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah.

c. Analisis Data

Dalam menganalisis hasil penelitian ini, digunakan analisis deskriptif kualitatif

yang terdiri dari tiga kegiatan yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi (Milles dan Hiberman, 1992: 16). Pertama, setelah pengumpulan

data selesai, maka tahap selanjutnya adalah melakukan

reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilah-pilah. Kedua, data

yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan kesimpulan

dari data yang telah disajikan pada tahap kedua.

HASIL PENELITIAN

Fungsi komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah di MTsN Surakarta 1 tahun pelajaran 2012/2013

Setelah dilakukan penelitian dengan beberapa metode pengumpulan data berupa obeservasi lapangan, dokumentasi, dan wawancara dengan informan, maka

(17)

1.Pemberi pertimbangan

Komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan yaitu memberikan saran dan masukan

kepada sekolah agar

mempertimbangkan antara program sekolah dengan kemampuan wali murid. Program sekolah pada tahun pelajaran 2012/2013 diantaranya pemasangan LCD, pembangunan masjid, dan pengembangan asrama. 2.Badan pendukung

Komite sekolah sebagai badan pendukung di MTsN Surakarta 1 bekerjasama dengan wali murid

memberikan dukungan terhadap pelaksanaan program-program sekolah diantaranya pemasangan LCD, pembangunan masjid, dan pengembangan asrama., agar program-program tersebut dapat tercapai secara maksimal. Dukungan yang diberikan kepada pihak sekolah dapat berupa pemikiran dan bantuan

financial yang dimintakan kepada wali murid.

3. Badan pengontrol

Fungsi komite sekolah di MTsN Surakarta 1 sebagai badan

pengontrol terhadap perencanaan dan pelaksanaan program sekolah mengadakan pengawasan atau kontrol pada saat pelaksanaan program agar pelaksanaan program dapat berjalan sesuai dengan rencana semula. Adapun program tersebut adalah pemasangan LCD, pembangunan masjid, dan pengembangan asrama.

4. Mediator

(18)

dengan wali murid disampaikan kepada pihak sekolah baik yang berupa pemikiran atau financial. Adapun program sekolah yang akan ditindaklanjuti adalah pemasangan

LCD, pembangunan masjid, dan pengembangan asrama putra dan putri.

Secara keseluruhan fungsi komite sekolah di MTsN Surakarta 1 sudah menjalankan fungsinya dengan baik yaitu sesuai dengan peraturan yang ada. Setelah mengetahui fungsi yang dilakukan komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah, maka

dapat diketahui beberapa usaha yang dilakukan komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah yaitu:

a. Komite sekolah bersama dengan sekolah memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi dan kurang mampu.

b. Melakukan kerjasama antara madrasah dengan lembaga lain misal DIKPORA dan KEMENAG.

c. Meningkatkan

profesionalisme guru dengan cara mengadakan workshop dan pelatihan-pelatihan sesuai dengan bidangnya

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai fungsi komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah di MTsN Surakarta 1 tahun pelajaran 2012/2013 bahwa:

1. Pemberi pertimbangan

Komite sekolah

memberikan pertimbangan pemberi

pertimbangan yaitu

(19)

2. Badan pendukung.

Komite sekolah mendukung program-program sekolah yang selaras dengan visi,misi dan tujuan sekolah.

3. Badan pengontrol

Komite sekolah mengontrol program-program sekolah.

4. Mediator

Komite sekolah sebagai penengah antara sekolah dan masyarakat.

Adapun usaha-usaha yang dilakukan komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah adalah:

a Komite sekolah bersama dengan sekolah memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi dan kurang mampu.

b Komite sekolah melakukan kerjasama antara sekolah dengan lembaga lain, misal DIKPORA dan KEMENAG.

c Meningkatkan

profesionalisme guru dengan cara mengadakan workshop dan pelatihan-pelatihan sesuai dengan bidangnya.

Saran-saran

1. Kepada komit e sekolah agar

melakukan inovasi-inovasi yang

baru dalam rangka usaha

peningkat an kualit as sekolah.

2. Kepada kom it e sekolah sebagai

mediat or agar m em bangun

kom unikasi dengan pihak sekolah

dan m asyarakat untuk selalu

bekerjasam a dan m elalukan

koordinasi yang erat di ant ara

kom ponen pendidikan t ersebut

sehingga upaya peningkat an

kualit as sekolah yang dilaksanakan

dapat efekt if dan efisien.

3. Kepada siswa-sisw i di M TsN

(20)

m eningkat kan kualit as sekolah

semaksimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Aan Komariah, dkk. 2005. Visionary

Leadership menuju Sekolah

Efektif. Bumi Aksara : Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Manajemen

Pendidikan. Aditya Media:

Yogyakarta.

Dadi Permadi, dkk. 2010.

Kepemimpinan Profesional

Kepala Sekolah dan Komite

Sekolah. PT Sarana Panca karya Nusa: Bandung

Dadang Suhardan. 2010. Supervisi Profesional layanan meningkatkan

Mutu pembelajaran di Era

Otonomi Daerah. Alfabeta :

Bandung.

Engkoswara dkk. 2010. Administrasi Pendidikan. Alfabeta: Bandung.

Fatah Syukur. 2011. Manajemen

Pendidikan Berbasis Pada

Madrasah. Pustaka Rizki Putra: Semarang.

Hazbullah. 2001. Dasar-dasar ilmu

pendidikan. Raja Grafindo

Persada: Jakarta.

Hadari Nawawi.1985. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas. PT Gunung Agung: Jakarta. Imam Suprayogo. 2003. Metodologi

Penelitian sosial agama. PT Remaja Rosdakarya: Bandung. Jamal Ma’mur Asmani. 2012. Tips sakti

membangun organisasi sekolah. Diva Press: Yogyakarta.

Khaeruddin, dkk. 2007. Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan

Konsep Dan Implementasinya Di

Madrasah. Madrasah

development Center (MDC): jawa tengah dengan pilar media : Yogyakarta.

Mohammad Ali. 1985. Penelitian

Kependidikan, Prosedur Dan

Strategi. PT Angkasa: Bandung.

Martinis Yamin. 2006. Profesionalisasi guru & Implementasi kurikulum

berbasis Kompetensi. Gaung

Persada Press: Bandung.

Margono. 1996. Metodologi Penelitian

Pendidikan.PT Rineka Cipta:

Jakarta.

Mulyadi. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan

Budaya Mutu. UIN Maliki

Press:Malang.

Mulyasana, Dedi. 2011. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. PT Remaja Rosdakarya: Bandung. Moleong, Lexy J.2002. Metodologi

penelitian kualitatif. PT Remaja Rosdakarya:Bandung.

Nurkolis. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah. Grasindo: Jakarta.

Nana Sudjana, dkk. 1989. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. PT Sinar baru: Bandung

Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Pengembangan Kurikulum. PT Rosdakarya: Bandung.

Popi Sopiatin. 2010. Manajemen belajar berbasis kepuasan siswa. Ghalia Indonesia: Bogor.

Sudarwan Danim. 2010. Otonomi

Manajemen Sekolah.

Alfabeta:Bandung.

Syaiful Sagala. 2007. Manajemen

(21)

Mutu Pendidikan. Alfabeta: Bandung.

Sardiman. 1996. Interaksi dan motivasi

belajar mengajar. PT

RajaGrafindo Persada: Jakarta. Umiarso, dkk. 2010. Manajemen Mutu

Sekolah di Era otonomi

Pendidikan. IRCiSoD: Jogjakarta.

Zamroni. 2001. Paradigma pendidikan masa depan. Rowidan: Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dalam perancangan ini nantinya akan diciptakan sebuah aplikasi game cerita rakyat dengan fitur dan interaksi yang menarik bagi anak-anak.. Adapun fitur ini

secara bijaksana, perubahan tingkah laku masyarakat dalam menyikapi permasalahan berkaitan dengan lingkungan dan peran masyarakat dalam menjalankan

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN POKJA-I UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/ JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN TENTANG PENETAPAN PEMENANG PEMILIHAN

Jadi dilihat dari individu yang belajar (siswa), proses belajar bersifat internal dan unik, sedangkan proses pembelajaran bersifat eksternal adalah proses pembelajaran

1) Tata Hidup Ordo Cisterciensis Observansi Ketat adalah hidup yang dikuduskan bagi Allah dan diungkapkan dalam persatuan persaudaraan, dalam kesunyian dan diam

kebiruan yang merupakan pantulan cahaya dari bulan di langit.Sedangkan pada objek selanjytnya yaitu tanah disekitar jalan lebih cendrung berwarna biru kecoklatan. Dari

Factors Factors Affecting Affecting Channel Channel CHOICE CHOICE Factors Factors Affecting Affecting Channel Channel CHOICE CHOICE Producer Factors Producer Factors