FUNGSI KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH DI MTsN SURAKARTA 1 TAHUN PELAJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI
Dibuat untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Agama Islam (Tarbiyah)
Disusun Oleh :
Tsania Qurrota ‘Ainin Hanna G 000 090 025
FAKULTAS AGAMA ISLAM
FUNGSI KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH DI MTsN SURAKARTA 1 TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh: Tsania Qurrota ‘Ainin Hanna (NIM: G 000 090 025) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Pendidikan itu sangat penting bagi setiap manusia karena melalui pendidikan manusia menjadi cerdas, memiliki skill, sikap hidup yang baik sehingga dapat bergaul dengan baik pula di masyarakat dan dapat mendorong diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Sekolah sebagai salah satu dari institusi pendidikan, tidak akan terlepas hubungannya dengan masyarakat karena adanya dukungan timbal balik antara sekolah dengan masyarakat, sehingga akan tercipta kegiatan saling membantu yang dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan. Melalui komite sekolah berperan sebagai wadah untuk menampung aspirasi dan kebutuhan masyarakat dengan melakukan kerjasama antara pihak sekolah dan masyarakat untuk memajukan sekolah.
Adapun permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah apa saja usaha yang dilakukan komite sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah Di MTsN Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi usaha yang dilakukan komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah di MTsN Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya tentang fungsi komite sekolah. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan analisis deskripsi kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu komite sekolah MTsN Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data diantaranya wawancara, observasi, dokumentasi dan analisis data.
Dari hasil penelitian di MTsN Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat diambil Kesimpulan : Pemberi pertimbangan, komite sekolah memberikan pertimbangan pemberi pertimbangan yaitu mempertimbangkan antara program sekolah dengan kemampuan wali siswa begitu juga sebaliknya. Badan pendukung, komite sekolah mendukung program-program sekolah yang selaras dengan visi,misi dan tujuan sekolah. Badan pengontrol, komite sekolah mengontrol program-program sekolah. Badan penengah atau penghubung (Mediator), Komite sekolah sebagai penengah antara sekolah dan masyarakat.
Usaha yang dilakukan komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah adalah: Komite sekolah bersama dengan sekolah memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi dan kurang mampu, mengadakan kerjasama dengan lembaga lain agar dapat saling berkomunikasi, melengkapi sarana dan prasarana, serta penyebaran informasi kepada masyarakat.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan yang akan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman. Itu sebabnya, pendidikan senantiasa memerlukan upaya peningkatan dan perbaikan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat.
Salah satunya adalah Sekolah sebagai institusi pendidikan yang tidak akan lepas hubungannya dengan masyarakat karena adanya dukungan timbal balik antara sekolah dengan masyarakat, sehingga terciptanya kegiatan saling membantu yang dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan. Hal itu tersebut merupakan suatu bukti dukungan masyarakat terhadap efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kerja yang diberikan secara
sadar dan sukarela (Dadi Permadi, 2010 : 23).
Dibentuklah Dewan sekolah atau juga bisa disebut Komite Sekolah merupakan badan mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pemerataan, dan efisiensi pelaksanaan pendidikan di satuan pendidikan madrasah atau sekolah, baik pada pendidikan prasekolah maupun pendidikan dasar dan menengah (Khaeruddin, 2007 : 248-249). Pembentukan komite sekolah berfungsi sebagai wadah untuk menampung aspirasi dan kebutuhan stakeholder sekolah, serta badan yang
berfungsi untuk membantu sekolah
pengelolaan akademik (Dedi Mulyasana, 2011 : 112).
Maka keikutsertaan masyarakat sekaligus keluarga dalam pendidikan itu sangat penting. Karena kerjasama antara
keduanya sangat penting untuk meningkatkan keterlibatan, kepedulian, dan dukungan operasional, baik moral maupun finansial (Mulyasa, 2007 : 22).
MTsN Surakarta 1 yang merupakan salah satu institusi pendidikan yang berada di Surakarta yang dalam pelaksanaan pendidikan mengoptimalkan fungsi komite sekolah dengan melakukan kerjasama antara pihak sekolah, komite dan masyarakat untuk memajukan sekolah. Adapun kerjasama yang dilakukannya yaitu dengan melibatkan komite dan masyarakat sekitar dalam pelaksanaan
pembangunan, masyarakat dijadikan pegawai pada acara tertentu, komite sekolah dan sekolah memberikan penghargaan bagi siswa yang
berprestasi dan kurang mampu, membangun komunikasi antara sekolah dan masyarakat dengan mengadakan pertemuan rutin (wawancara dengan bapak Muh. Makmun, S.Ag selaku
sekretaris komite sekolah di MTsN Surakarta 1, tanggal 18 april 2013, jam 09.00 wib, di sekolah).
Melihat adanya kerjasama yang baik serta keinginan penulis mengetahui seberapa besar fungsi komite sekolah terhadap peningkatan kualitas sekolah di MTsN Surakarta 1. Penulis tertarik untuk mengangkat sebuah judul skripsi “Fungsi Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Sekolah Di MTsN Surakarta 1”.
Tujuan Penelitian
LANDASAN TEORI
Untuk menghindari kesalahan pemahaman, maka penulis perlu memberikan penegasan istilah yang berkaitan dengan dengan judul di atas.
1. Fungsi
Fungsi adalah jabatan (pekerjaan) yang dilakukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi 4.
2008 : 400). maksudnya adalah sekelompok aktifitas yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifat atau pelaksanaannya.
2. Komite sekolah
Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan madrasah atau sekolah, baik pada pendidikan prasekolah maupun pendidikan dasar dan
menengah (Khaeruddin, 2007: 248-249).
Dalam lampiran
Kepmendiknas No. 044 tahun 2002 komite sekolah didefinisikan
sebagai : “badan mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur luar sekolah” (dalam buku Engkoswara, 2010 : 297).
Berdasarkan lampiran II
Kepmendiknas Nomor 044/U/2002, komite sekolah berperan sebagai berikut:
b.Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud
financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan
pendidikan;
c. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan;
d. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan.
fungsi komite sekolah, sebagai
berikut:
a. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelengaraan pendidikan yang bermutu.
b. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perseorangan atau organisasi), dan dunia kerja,
pemerintah dan DPRD dalam rangka penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. c. Menampung dan menganalisis
aspirasi , ide, tuntutan dan
berbagai kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan.
d. Memberikan masukan,
pertimbangan, dan
rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai:
1) kebijakan dan program pendidikan;
2) Rencana anggaran pendapatan dan belanja
sekolah (RAPBS) (Engkoswara, 2010 : 303).
5) Kriteria sarana dan prasarana pendidikan
sesuai dengan
kemampuan daerah; dan 6) Hal-hal yang terkait
dengan pendidikan. e. Mendorong orangtua dan
masyarakat untuk secara aktif berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan kualitas, relevansi, dan pemerataan pendidikan. f. Menggalang dana masyarakat
dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di
satuan pendidikan
g. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap perencanaan, pelaksanaan kebijakan, program, dan output pendidikan.
Adapun kegiatan Komite Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas
Sekolah, dijelaskan sebagai berikut (Syaiful Sagala. 2007: 252-253)
1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dengan fungsi memberikan masukan,
pertimbangan, dan rekomendasi kepada pemerintah/DPRD mengenai: (1) kebijakan dan program pendidikan; (2) kriteria kinerja dalam bidang pendidikan; (3) kriteria tenaga kependidikan khususnya guru/tutor dan kepala satuan pendidikan; (4) kriteria fasilitas pendidikan;
dan (5) hal-hal yang terkait dengan pendidikan.
b. Menganalisis hasil pendataan sebagai bahan pemberian masukan, pertimbangan, dan atau rekomendasi
bupati/walikota dan atau dinas pendidikan kabupaten/kota.
c. Menyampaikan masukan, pertimbangan, atau rekomendasi secara tertulis bupati/walikota dengan tembusan kepada dinas pendidikan.
d. Memberikan pertimbangan
kepada bupati/walikota dan atau dinas kependidikan
dalam rangka
pengembagan kurikulum muatan lokal.
e. Memberikan pertimbangan kepada bupati/walikota dan atau dinas kependidikan untuk meningkatkan proses
pembelajaran dan pengajaran yang menyenangkan (PAKEM). f. Memberikan masukan dan
pertimbangan kepada
sekolah dalam penyusunan visi,misi, tujuan, program dan kegiatan pendidikan di daerah kebupaten/kota. g. Memberikan masukan dan
pertimbangan kepada walikota/bupati dan atau dinas pendidikan tentang pelaksanaan manajemen pendidikan (ketenagaan
keuangan, fasilitas, dan data pendidikan).
2. Pendukung (supporting agency) dengan fungsi (1)
bermutu. Kegiatan operasionalnya yaitu:
a. Mengadakan rapat atau pertemuan secara berkala dan insidental dengan
stakeholder pendidikan di kabupaten/kota.
b. Mendorong peran serta masyarakat dan dunia industri untuk mendukung penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu di kabupaten/kota.
c. Motivasi masyarakat kalangan menengah keatas
untuk meningkatkan komitmennya bagi mutu pendidikan di sekolah. Fungsi yang ke (2) mendorong orangtua dan
masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pendidikan. kegiatan operasionalnya yaitu:
a. Mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha masyarakat dan dunia usaha dan dunia industri dalam penyediaan
sarana dan prasarana serta biaya pendidikan untuk masyarakat.
b. Ikut memotivasi masyarakat dan semua stakeholder pendidikan untuk melaksanakan kebijakan pendidikan, misalnya pelaksanaan wajib belajar masyarkat.
3. Pengontrol (controlling
agency) dengan fungsi
Kegiatan operasionalnya yaitu: a. Mengadakan rapat koordinasi dengan komite sekolah
b. Sering mengadakan
kunjungan atau
silaturrahmi ke sekolah di daerah kabupaten/kota c. Meminta penjelasan dinas
pendidikantentang hasil belajar peserta didik di daerah kabupaten/kota d. Bekerja sama dengan dinas
pendidikan pelaksanaan kebijakan pendidikan di
daerah kabupaten/kota. 4. Mediator dengan fungsi
melakukan kerjasama dengan masyarakat
(perseorangan/organisasi), pemerintah dan DPRD yang
berkenaan dengan
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
Kegiatan operasionalnya yaitu: a. Membina hubungan dan kerjasama yang harmonis dengan seluruh stakeholder pendidikan, khususnya
dengan DUDI di kabupaten/kota.
b. Menyampaikan laporan kepada masyarakat secara tertulis, tentang hasil pengamatannya terhadap perkembangan pendidikan di kabupaten/kota.
3. Kualitas Sekolah
Kualitas adalah mutu
Kualitas sekolah dapat didefinisikan dari banyaknya peserta didik yang memiliki prestasi, baik prestasi akademik maupun non akademik. Serta
banyaknya lulusan yang memiliki nilai di atas KKM. Melalui peserta didik yang berprestasi dapat di telusuri manajemen sekolahnya, profil gurunya, sumber belajar dan lingkungannya.
Jadi sesuai dengan peraturan pemerintah (PP) republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan menjadi keseriusan pemerintah. Standar Nasional Pendidikan meliputi : a. Standar Isi, b. Proses, c. Kompetensi kelulusan, d. Pendidik dan tenaga kependidikan, e. Sarana dan prasarana, f. Pengelolaan, g. Pembiayaan, dan h. Penilaian.
4. MTsN Surakarta 1
MTsN Surakarta 1 merupakan lembaga pendidikan yang terletak di Jl. MT Haryono No
24 Surakarta yang
menyelenggarakan proses pendidikan selama tiga tahun dengan kurikulum yang sesuai dengan kurikulum nasional yang berlaku dan diperkaya dengan nuansa Islami. Sampai pada tahun pelajaran sekarang ini keadaan Madrasah Tsanawiyah Negeri Surakarta 1 bisa dikatakan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah
setingkat SLTP, dengan kondisi semua gedung berlantai dua, telah menamatkan 6500 siswa, ada asrama putri, Selain itu untuk menerimaan pendaftaran siswa baru persaingan sudah mulai ketat.
maksud dari judul fungsi komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah di MTsN Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 adalah usaha yang dilakukan Komite Sekolah dalam
rangka meningkatkan kualitas sekolah Di MTsN Surakarta 1 tahun pelajaran 2012/2013. Pengoptimalan fungsi komite sekolah dilakukan dengan kerjasama antara pihak sekolah, komite dan masyarakat untuk memajukan sekolah.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini terdiri dari: 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Margono, 1996 : 36). Data yang
diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, cuplikan tertulis dari dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan
dalam bentuk dan bilangan statistik (Nana Sudjana, 1989 : 196).
2. Sumber Data Penelitian
Menurut Lofland,
sebagaimana yang dikutip Lexy J. Moleong, sumber data umum penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan selebihnya data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yakni sumber data primer dan sumber data sekunder.
Adapun sumber data primer dalam penelitian ini, yaitu komite
komite sekolah. Sedangkan yang dijadikan data sekunder yaitu dokumen-dokumen atau sumber tertulis seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan,
cuplikan tertulis dari dokumen. 3. Pengumpulan data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode: a. Metode Wawancara
Metode wawancara merupakan satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data (Mohammad Ali, 1985 : 83).
Hal yang perlu diketahui
penulis untuk memperoleh informasi yang tepat dan objektif harus menciptakan hubungan yang baik dengan
responden sehingga bersedia bekerjasama, bersedia menjawab pertanyaan dan memberi informasi sesuai dengan pikiran dan keadaan
yang sebenarnya.
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan cara berdialog langsung dengan komite sekolah maupun pihak-pihak yang terkait seperti kepala sekolah dan wakil kepala sekolah.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi
langsung dalam situasi sebenarnya seperti mengamati keadaan geografis MTsN Surakarta 1, srtuktur organisasi sekolah, mengamati
peristiwa yang terjadi di sekolah, struktur komite sekolah dan peristiwa yang berkaitan dengan komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah.
c. Analisis Data
Dalam menganalisis hasil penelitian ini, digunakan analisis deskriptif kualitatif
yang terdiri dari tiga kegiatan yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi (Milles dan Hiberman, 1992: 16). Pertama, setelah pengumpulan
data selesai, maka tahap selanjutnya adalah melakukan
reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilah-pilah. Kedua, data
yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan kesimpulan
dari data yang telah disajikan pada tahap kedua.
HASIL PENELITIAN
Fungsi komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah di MTsN Surakarta 1 tahun pelajaran 2012/2013
Setelah dilakukan penelitian dengan beberapa metode pengumpulan data berupa obeservasi lapangan, dokumentasi, dan wawancara dengan informan, maka
1.Pemberi pertimbangan
Komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan yaitu memberikan saran dan masukan
kepada sekolah agar
mempertimbangkan antara program sekolah dengan kemampuan wali murid. Program sekolah pada tahun pelajaran 2012/2013 diantaranya pemasangan LCD, pembangunan masjid, dan pengembangan asrama. 2.Badan pendukung
Komite sekolah sebagai badan pendukung di MTsN Surakarta 1 bekerjasama dengan wali murid
memberikan dukungan terhadap pelaksanaan program-program sekolah diantaranya pemasangan LCD, pembangunan masjid, dan pengembangan asrama., agar program-program tersebut dapat tercapai secara maksimal. Dukungan yang diberikan kepada pihak sekolah dapat berupa pemikiran dan bantuan
financial yang dimintakan kepada wali murid.
3. Badan pengontrol
Fungsi komite sekolah di MTsN Surakarta 1 sebagai badan
pengontrol terhadap perencanaan dan pelaksanaan program sekolah mengadakan pengawasan atau kontrol pada saat pelaksanaan program agar pelaksanaan program dapat berjalan sesuai dengan rencana semula. Adapun program tersebut adalah pemasangan LCD, pembangunan masjid, dan pengembangan asrama.
4. Mediator
dengan wali murid disampaikan kepada pihak sekolah baik yang berupa pemikiran atau financial. Adapun program sekolah yang akan ditindaklanjuti adalah pemasangan
LCD, pembangunan masjid, dan pengembangan asrama putra dan putri.
Secara keseluruhan fungsi komite sekolah di MTsN Surakarta 1 sudah menjalankan fungsinya dengan baik yaitu sesuai dengan peraturan yang ada. Setelah mengetahui fungsi yang dilakukan komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah, maka
dapat diketahui beberapa usaha yang dilakukan komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah yaitu:
a. Komite sekolah bersama dengan sekolah memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi dan kurang mampu.
b. Melakukan kerjasama antara madrasah dengan lembaga lain misal DIKPORA dan KEMENAG.
c. Meningkatkan
profesionalisme guru dengan cara mengadakan workshop dan pelatihan-pelatihan sesuai dengan bidangnya
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai fungsi komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah di MTsN Surakarta 1 tahun pelajaran 2012/2013 bahwa:
1. Pemberi pertimbangan
Komite sekolah
memberikan pertimbangan pemberi
pertimbangan yaitu
2. Badan pendukung.
Komite sekolah mendukung program-program sekolah yang selaras dengan visi,misi dan tujuan sekolah.
3. Badan pengontrol
Komite sekolah mengontrol program-program sekolah.
4. Mediator
Komite sekolah sebagai penengah antara sekolah dan masyarakat.
Adapun usaha-usaha yang dilakukan komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah adalah:
a Komite sekolah bersama dengan sekolah memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi dan kurang mampu.
b Komite sekolah melakukan kerjasama antara sekolah dengan lembaga lain, misal DIKPORA dan KEMENAG.
c Meningkatkan
profesionalisme guru dengan cara mengadakan workshop dan pelatihan-pelatihan sesuai dengan bidangnya.
Saran-saran
1. Kepada komit e sekolah agar
melakukan inovasi-inovasi yang
baru dalam rangka usaha
peningkat an kualit as sekolah.
2. Kepada kom it e sekolah sebagai
mediat or agar m em bangun
kom unikasi dengan pihak sekolah
dan m asyarakat untuk selalu
bekerjasam a dan m elalukan
koordinasi yang erat di ant ara
kom ponen pendidikan t ersebut
sehingga upaya peningkat an
kualit as sekolah yang dilaksanakan
dapat efekt if dan efisien.
3. Kepada siswa-sisw i di M TsN
m eningkat kan kualit as sekolah
semaksimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Aan Komariah, dkk. 2005. Visionary
Leadership menuju Sekolah
Efektif. Bumi Aksara : Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Manajemen
Pendidikan. Aditya Media:
Yogyakarta.
Dadi Permadi, dkk. 2010.
Kepemimpinan Profesional
Kepala Sekolah dan Komite
Sekolah. PT Sarana Panca karya Nusa: Bandung
Dadang Suhardan. 2010. Supervisi Profesional layanan meningkatkan
Mutu pembelajaran di Era
Otonomi Daerah. Alfabeta :
Bandung.
Engkoswara dkk. 2010. Administrasi Pendidikan. Alfabeta: Bandung.
Fatah Syukur. 2011. Manajemen
Pendidikan Berbasis Pada
Madrasah. Pustaka Rizki Putra: Semarang.
Hazbullah. 2001. Dasar-dasar ilmu
pendidikan. Raja Grafindo
Persada: Jakarta.
Hadari Nawawi.1985. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas. PT Gunung Agung: Jakarta. Imam Suprayogo. 2003. Metodologi
Penelitian sosial agama. PT Remaja Rosdakarya: Bandung. Jamal Ma’mur Asmani. 2012. Tips sakti
membangun organisasi sekolah. Diva Press: Yogyakarta.
Khaeruddin, dkk. 2007. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
Konsep Dan Implementasinya Di
Madrasah. Madrasah
development Center (MDC): jawa tengah dengan pilar media : Yogyakarta.
Mohammad Ali. 1985. Penelitian
Kependidikan, Prosedur Dan
Strategi. PT Angkasa: Bandung.
Martinis Yamin. 2006. Profesionalisasi guru & Implementasi kurikulum
berbasis Kompetensi. Gaung
Persada Press: Bandung.
Margono. 1996. Metodologi Penelitian
Pendidikan.PT Rineka Cipta:
Jakarta.
Mulyadi. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Budaya Mutu. UIN Maliki
Press:Malang.
Mulyasana, Dedi. 2011. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. PT Remaja Rosdakarya: Bandung. Moleong, Lexy J.2002. Metodologi
penelitian kualitatif. PT Remaja Rosdakarya:Bandung.
Nurkolis. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah. Grasindo: Jakarta.
Nana Sudjana, dkk. 1989. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. PT Sinar baru: Bandung
Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Pengembangan Kurikulum. PT Rosdakarya: Bandung.
Popi Sopiatin. 2010. Manajemen belajar berbasis kepuasan siswa. Ghalia Indonesia: Bogor.
Sudarwan Danim. 2010. Otonomi
Manajemen Sekolah.
Alfabeta:Bandung.
Syaiful Sagala. 2007. Manajemen
Mutu Pendidikan. Alfabeta: Bandung.
Sardiman. 1996. Interaksi dan motivasi
belajar mengajar. PT
RajaGrafindo Persada: Jakarta. Umiarso, dkk. 2010. Manajemen Mutu
Sekolah di Era otonomi
Pendidikan. IRCiSoD: Jogjakarta.
Zamroni. 2001. Paradigma pendidikan masa depan. Rowidan: Jakarta.