• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KONDISI FISIK ATLET SEPAK TAKRAW PUTRA KONI MEDAN TAHUN 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL KONDISI FISIK ATLET SEPAK TAKRAW PUTRA KONI MEDAN TAHUN 2013."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KONDISI FISIK ATLET SEPAK TAKRAW PUTRA KONI MEDAN TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat – Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

OLEH:

DONA PUTRA NIM: 609411020

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‟alamin penulis ucapkan kehadhirat Allah SWT yang telah memberikan ni‟mat ilmu, ni‟mat iman, ni‟mat kesehatan, dan waktu yang

luang kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan walaupun dalam wujud yang sangat sederhana. Adapun skripsi ini berjudul “Profil Kondisi Fisik Atlet Sepak Takraw Putra KONI Medan Tahun 2013” yang diajukan untuk

memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan Jasmani Sekolah (PJS) Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari, bahwa keberadaan skripsi ini bagai “setetes air di laut” yang tak punya arti apa-apa, namun dalam penyelesaiannya sangat banyak mendapat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Selanjutnya penulis sadar bahwa selaku manusia biasa tak luput dari kesalahan, tidak ada gading yang tidak retak, kalau tidak retak bukanlah gading. Tidak ada manusia yang tidak punya kesalahan, kalau tidak punya kesalahan bukanlah manusia” oleh karena itu

penulis menyampaikan mohon maaf yang sedalam-dalamnya dan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr.Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Unimed

(6)

ii

3. Bapak Drs. Suryadi Damanik, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.

4. Bapak Afri Tantri, S.Pd, M.Pd, selaku Seketaris Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi.

5. Bapak Drs. H. Zulhifzi Lubis, selaku Ketua Umum KONI Medan, yang telah memberikan izin dan mempermudah dalam penelitian skripsi.

6. Bapak Husni, selaku pelatih Atlet Sepak Takraw KONI Medan, yang telah memberikan masukan terhadap penelitian ini

7. Seluruh Atlet Sepak Takraw KONI Medan yang telah banyak membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini

8. Teristimewa buat keluarga tercinta ayahanda Alm. M. syukur, Ibunda tercinta ,Abangnda , serta seluruh keluarga yg telah memberikan motivasi kepada penulis.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu yang turut serta memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulis mengikuti perkuliahan.

(7)

iii

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan umumnya dan prestasi olahraga khususnya. Amin… Ya … Rabbal… „Alamin

Medan, Juli 2013 Penulis

(8)

i ABSTRAK

DONA PUTRA. Profil Kondisi Fisik Atlet Sepak Takraw Putra KONI Medan Tahun 2013. (Pembimbing : SUHARJO)

Skripsi Medan : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED. 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kondisi Fisik Atlet Sepak Takraw Putra KONI Medan Tahun 2013.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif, dengan teknik tes dan pengukuran. Penelitian deskriptif merupakan metode yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Atlet Sepak Takraw KONI Medan yang berjumlah 10 orang, dengan pengambilan sample menggunakan teknik total sampling (keseluruhan anggota populasi yang menjadi sampel).

Alat tes untuk mengukur kondisi fisik adalah dengan tes sesuai cabang Sepak Takraw yang keseluruhan tesnya yaitu: lari 30 meter, loncat tegak, lari 300 meter, sit – up, lari 4 x 5 meter, duduk berlunjur dan meraih, dan lari 15 menit.

(9)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 10

A. Kajian Teoritis ... 10

1. Hakekat Sepak Takraw ... 10

(10)

vi

3. Profil Atlet Sepak Takraw KONI Medan ... 25

B. Kerangka Berfikir ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

B. Populasi dan Sampel ... 32

C. Metode Penelitian ... 33

D. Instrumen Penelitian ... 33

E. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Deskripsi Data Penelitian……….. 49

B. Hasil Penelitian……… 51

C. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 56

A. Kesimpulan ……… 56

B. Saran ……… 56

DAFTAR PUSTAKA 58

(11)

vii

DAFTAR TABEL

[image:11.612.94.532.82.656.2]

Tabel Halaman

1. Daftar nama – nama atlet sepak takraw ... 27

2. Nama pelatih dan pengurus sepak takraw ... 27

3. Pogram latihan perminggu ... 29

4. Norma kecepatan lari 30 M ... 35

5. Norma tes vertical jump ... 37

6. Norma tes lari 300 M ... 38

7. Norma tes sit –up ... 40

8. Norma tes lari bolak – balik 4 x 5 M ... 41

9. Norma tes duduk berlunjur dan meraih... 43

10.Norma tes balke ( lari 15 menit) ... 45

11.Konversi Nilai (Lutan, dkk. 1998:24) ... 46

12.Rentang nilai (lutan, dkk. 1998:24) ... 47

(12)

viii

[image:12.612.88.534.80.633.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tes 30 Meter ... 35

2. Tes vertical jump ... 36

3. Tes 300 Meter ... 38

4. Tes sit –up ... 39

5. Shuttle run 4 x 5 Meter ... 41

6. Tes sit and reach ... 43

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan prestasi setiap cabang olahraga di Indonesia menjadi perhatihan bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga sudah melakukan Pembinaan prestasi dengan berbagai cara sejak dulu hingga sekarang. Pembinaan itu tidak hanya terpaku pada satu cabang olahraga saja, akan tetapi pembinaan yang dilakukan adalah mencapai semua cabang olahraga yang dipertandingkan ataupun diperlombakan.

Sejalan dengan perhatian akan pembinaan olahraga prestasi tersebut, khususnya olahraga Sepak Takraw. Di Indonesia olahraga sepak takraw telah ada sejak tahun 1971 di tandai dengan berdirinya organisasi olahraga sepak takraw yaitu PERSERASI ( Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia) dan berubah pada tahun 1986 menjadi PERSETASI ( Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia), dan kemudian hasil MUNASLUB (Musyawarah Nasional Luar Biasa) pada 22 Agustus tahun 2005 berubah menjadi PSTI (Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia). Hingga sampai sekarang nama persatuan tersebut masih di pakai di Indonesia. Sepak Takraw mulai diterima dan dimainkan pada Asian Game IX Tahun 1990 Di Biejing, dan terus dipertandikan hingga sekarang.

(14)

2

Olahraga Sepak Takraw di masyarakat Indonesia dijadikan suatu olahraga permainan yang menyenangkan dan menarik untuk dimainkan maupun dipertandikan. Khususnya Sepak takraw di masyarakat Sumatera Utara sudah mengenal dan mengembangkan permainan Sepak Takraw ini cukup lama. Pada masa dahulu Sepak Takraw di Sumatera Utara dimainkan maupun di pertandingkan di kampung - kampung atau perdesaan di Sumatera Utara. Namun sekarang perkembangan Sepak Takraw sudah mengalami peningkatan, sehingga sekarang Sepak Takraw tidak lagi dimainkan di perdesaan melainkan sudah dimainkan di setiap Daerah, Provinsi, Nasional dan Internasional. Dari perkembangan Sepak Takraw yang sudah mendunia ini tentulah Sepak Takraw dimainkan di masyarakat bukan hanya sebagai permaianan untuk kesenangan saja melainkan Sepak Takraw sudah di pertandingkan sebagai permainan olahraga yang mencari suatu prestasi dengan harapan bisa mengangkat dan memberikan kebanggaan untuk Daerah, Provinsi maupun Negara.

Di samping itu Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan prestasi olahraga dibidang Sepak takraw ini adalah dengan mengadakan seleksi bibit-bibit atlet terbaik melalui kejuaraan maupun seleksi tingkat daerah seperti: KEJURDA (kejuaran antar daerah ) dan SELEKDA (seleksi daerah).

(15)

3

terpilih di SELEKDA tersebut akan di bina kembali untuk di pertandingkan di event - event Nasional seperti: KEJURNAS, PORWILSU, dan PON (Pekan olahraga nasional).

Namun kenyataannya di Sumatera Utara, prestasi sepak takraw telah mengalami kemuduran, hal ini dapat di liat dari berbagai event – event Nasional, seperti: Popnas, Pomnas, Kejurnas, dan PON. Hasil PON XVIII di Riau menunjukkan bahwa Sumatera Utara tidak meraih satupun medali, dari dua nomor pertandingan yang diikuti, yakni di nomor beregu dan double event. Kemuduran prestasi ini menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah provinsi dan pemerintah daerah dalam meningkatkan prestasi atletnya.

Dalam kondisi ini setiap daerah di Sumatera Uatra berusaha untuk tetap semangat dalam mengembangkan dan membina olahraga Sepak Takraw. Di kota Medan menjadi alasan yang kuat agar mengembangkan olahraga Sepak Takraw, alasannya karena kota Medan adalah kota yang besar dan Gebrakan KONI Medan menjadikan daerah ini sebagai 'Kota Atlet' patut diacungkan jempol. Ini terlihat dari programnya terhadap pembinaan atlet. Mereka menggelontorkan program pembinaan intensif terhadap seluruh cabang olahraga naungan KONI Medan. Sudah pasti, sasarannya tidak lain untuk mengembalikan pamor Kota Medan sebagai gudangnya atlet yang memiliki prestasi Nasional dan Internasional.

(16)

4

gulat), Raja Amas Siregar dan Liston Siregar (Tinju) maupun lainnya. Pamor itu pun redup seiring berjalannya waktu. Atas dasar itu, KONI Medan yang nakhodai Drs Zulhifzi Lubis coba menggali potensi atlet dengan pola pembinaan intensif.

Dari hasil wawancara secara langsung yang di lakukan peneliti kepada pelatih, di peroleh hasil bahwa prestasi sepak takraw di kota Medan telah menurun sejak tahun 2010 hingga sekarang, setiap kejuraan daerah seperti kerjurda, dan piala wali kota cup. Turunnya prestasi Sepak Takraw di Medan banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satu faktor yang membuat atlet berkembang maupun menurun adalah tingkat kesegaran jasmani atau kondisi fisik atlet tersebut. kualitas atlet yang baik adalah dengan tingkat kondisi fisik atau tingkat kesegaran jasmani yang tinggi pula. Dengan kualitas kondisi yang baik maka seseorang akan mampu melaksanakan tugas atau berbagai aktifitas dengan baik tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

(17)

5

Namun, Di dalam sebuah pencapaian prestasi yang maksimal,sedikitnya ada beberapa aspek yang harus diberikan kepada seorang atlet pada saat ia dibina yaitu : Aspek Fisik dan Aspek Mental. Aspek ini juga dipengaruhi oleh faktor makanan atau gizi. Makanan untuk seorang atlet harus menjadi salah satu perhatian yang serius dalam sebuah pembinaan olahraga. Makanan ini tentu mengandung zat gizi sebagai penghasil energi yang jumlahnya tergantung masing – masing atlet disetiap cabang olahraganya, Karena apabila gizi seorang atlet

terganggu atau kurang memenuhi tentu sudah dapat dipastikan kondisi fisik atlet juga akan terganggu. Karena ini akan sangat terlihat pada saat ia melakukan program atau bahkan ia tampak lesu atau cepat mengalami kelelahan.

Seperti yang diterangkan didalam Depkes RI(1993:1) bahwa : ”Kebutuhan zat – zat gizi atlet pada dasarnya tidak berlebihan seperti dibayangkan, akan tetapi sesuai dengan komposisi tubuh, jenis dan macam kegiatan fisik, faktor lingkungan dan tersedianya bahan makanan, menjadi pegangan utama”.

Disamping faktor gizi setidaknya ada empat aspek juga yang harus diterapkan secara sistematis, terencana. Satu aspek saja tidak dilatih, tidak mungkin prestasi maksimal akan terwujud. Lutan, dkk (1998:1) menyatakan bahwa” ada 4 empat aspek yang perlu di latihkan pelatih kepada para atletnya

(18)

6

1). Latihan teknik : latihan untuk mempermahir ketrampilan teknik gerakan seperti melompat. 2). Latihan taktik : latihan untuk menumbuhkan perkembangan daya tafsir pada atlet. 3). Latihan fisik : latihan untuk mempersiapkan fisik untuk menghadapi pertandingan. Mencakup komponen – komponenn fisik antara lain Kekuatan (Strength), Daya Tahan Otot (Muscular Endurence), Daya Ledak (Power), Kecepatan (Speed), Kelentukan (Flexibility),

dan Daya Tahan(Endurence). 4).Latihan mental adalah latihan yang menekankan pada perkembangan kedewasaan atlet dan perkembangan emosional seperti semangat bertanding, sportifitas, percaya diri, dan lain – lain.

Ratinus darwis (1992:69) menyatakan bahwa” prestasi sepak takraw itu

tidak hanya ditentukan oleh pemilikan teknik dasar yang baik saja. Namun fakror- faktor lain pun banyak lagi yang menunjang peningkatan prestasi sepak takraw itu. Beberapa faktor pendukung yang lain seperti : kondisi fisik pemain, mental, dan taktik dalam permainaan juga harus diperhatikan

(19)

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Masalah di atas maka dapatlah dibuat suatu gambaran tentang permasalahan yang dihadapi. Untuk ,menghindari penyimpangan masalah yang terlalu jauh, maka masalah yang diteliti dapat diidentifikasi sebagai berikut : Bagaimana profil kondisi fisik atlet Putra Sepak Takraw KONI Medan tahun 2013 ? Apakah kondisi fisik akan mempengaruhi prestasi atlet Putra Sepak Takraw KONI Medan tahun 2013 ? Apa saja unsur kondisi fisik yang dapat meningkatkan kemampuan atlet Putra Sepak Takraw KONI Medan Tahun 2013 ? Apakah evaluasi rutin perlu dilakukan pada setiap berjalannya program latihan ? Apakah faktor gizi dan waktu istirahat berpengaruh terhadap prestasi atlet Putra Sepak Takraw KONI Medan ? Apakah latihan yang intensif mampu mencapai patokan prestasi yang telah ditentukan KONI Medan ?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya masalah dan untuk menghindari interpretasi yang salah, maka ditentukan pembatasan masalah hanya pada hal – hal pokok saja untuk mempertegas sasaran yang akan dicapai, yaitu Profil Kondisi Fisik Atlet Putra Sepak Takraw Koni Medan Tahun 2013 yang meliputi : Kekuatan (Strength), Daya Tahan Otot (Muscular Endurence), Daya Ledak (Muscular Power), Kelincahan (agility), kecepatan (speed), Kelentukan (Flexibility), Daya

(20)

8

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian dalam latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dirumuskanlah masalah yakni : Bagaimana Profil Kondisi Fisik Atlet Putra Sepak Takraw KONI Medan Tahun 2013.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Profil Kondisi Fisik Atlet Putra Sepak Takraw KONI Medan Tahun 2013.

F.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang diantaranya adalah :

1. Sebagai informasi kepada para pelatih tentang kondisi fisik atlet Putra Sepak Takraw di Medan pada saat ini

2. Sebagai bahan masukan kepada pelatih dalam penyusunan program latihan dalam pencapaian sebuah prestasi yang diharapkan

(21)

9

(22)

58 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari data hasil tes pengukuran dan pembahasan dari hasil penelitian menyatakan bahwa Kondisi Fisik Atlet Sepak Takraw KONI Medan Tahun 2013 berada pada kategori kurang sekali.

B. Saran

Dari hasil kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini maka disarankan :

1. Kepada pelatih diharapkan agar lebih menguasai dan memilih metode yang lebih terkini dan program melatih yang kompleks dan tepat, aktif dan menyenangkan serta tidak monoton.

2. Kepada pelatih diharapkan untuk meningkatkan latihan kecepatan serta memilih bentuk latihan - latihan kecepatan yang lebih terkini dan lebih menarik dan tepat terkait dengan tes lari 30 meter ini seleruhan atlet di kategori kurang.

(23)

59

4. Kepada pelatih diharapkan untuk meningkatkan latihan anaerobic atlet serta memilih bentuk latihan - latihan anaerobic terkini yang lebih menarik dan tepat terkait dengan tes 300 meter ini seleruhan atlet di kategori kurang sekali.

5. Kepada pelatih diharapkan untuk meningkatkan latihan otot perut atlet serta memberikan program lebih di luar latihan biasanya terkait dengan tes sit –up ini seleruhan atlet di kategori kurang .

6. Kepada pelatih diharapkan untuk meningkatkan latihan agility atau kelincahan atlet serta memilih bentuk latihan - latihan kelincahan lebih menarik dan tepat dan memberikan latihan lebih, terkait dengan tes 4 x 5 meter ini seleruhan atlet di kategori kurang.

7. Kepada pelatih diharapkan untuk meningkatkan latihan fleksibilitas atlet lebih menarik dan tepat dan terkait dengan tes sit and reach ini seleruhan atlet di kategori sedang.

8. Kepada pelatih diharapkan untuk lebih fokus meningkatkan latihan daya tahan paru – paru dan jantung ( cardio vascular) serta memilih bentuk latihan - latihan daya tahan lebih menarik dan tepat agar atlet tidak merasa cepat bosan dalam latihan daya tahan ini dan memberikan latihan lebih di luar latihan biasanya, terkait dengan tes lari 15 menit ini seleruhan atlet di kategori kurang sekali.

(24)

60

bersungguh-sungguh agar dapat meningkatkan kondisi fisik yang baik sebagai penunjang prestasi.

10. Disarankan juga kepada atlet agar dapat melakukan latihan – latihan fisik di luar latihan biasanya kesemuanya itu menunjang terjaganya kondisi fisik atlet yang baik.

11. Kepada atlet yang terdapat pada kategori kurang sekali dan kurang diharapkan menjaga pola hidup sehat, asupan gizi yang baik dan istirahat yang cukup.

12. Diharapkan kepada atlet agar tidak melakukan olahraga yang merugikan bagi prestasi (olahraga yang tidak sesuai dengan program peningkatan prestasi) dikhususkan olahraga yang dapat berubah – ubah gerakannya.. 13. Agar kiranya pelatih memperhatikan sarana IPTEK yang mampu

meningkatkan prestasi atlet.

14. Diharapkan agar pelatih melakukan evaluasi rutin terhadap atletnya, ini dilakukan untuk memantau perkembangan performance atlet.

15. Disarankan kepada KONI Medan dan PENCAB Sepak Takraw Putra Medan agar lebih selektif lagi dalam penyeleksian atlet dan memilih atlet maksimal 25 tahun serta pembinaan harus lebih intensif serta pembinaan pada usia dini.

16. Diharapkan agar pengelola melakukan tes kesehatan dan perkembangan psikologi dari atlet Sepak Takraw Putra KONI Medan Tahun 2013. 17. Kepada peneliti yang lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini

(25)

61

(26)

62

DAFTAR PUSTAKA

Armelia F. (2008) Bermain Sepak Takraw. Semarang. Aneka Ilmu.

Bompa, Tudor. O. (1994). Power Training For Sport. Canada. Mosaic Press.

Darwis Ratinus. (1992). Olahrga pilihan sepak takraw. Padang . Depertemen pendidikan dan kebudayaan . Harre D. (1982). Trainingglehre (Principle of Sport Training : Introduction to

Theory and Methods of Training). Berlin. Sportverlag.

Harsono. (1998). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta. C.V. Tambak Kusuma.

(2000). Garuda Emas. Jakarta. Komite Olahraga Nasional Indonesia. Harsuki, dkk. (2003). Perkembangan Olahraga Terkini. Jakarta. Kajian Para Pakar. http://ibnuadibfauzi18.blogspot.com/2013_01_01_archive.html

Lutan R, dkk. (1999). Sistem Monitoring Evaluasi Dan Pelaporan (SMEP). Jakarta. KONI Pusat.

Nossek. J. (1982). General Theory of Training. Logos: Pan African Press.

Pate. (1993). Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. Semarang. IKIP Semarang Press. Sadoso, S. (1996). Sehat dan Bugar. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta. Depdikbud. Dirjen Pendidikan Tinggi.

Sujana, 1996. Metoda Statistik. Edisi ke-6. Bandung : Tarsito

Gambar

Tabel
Gambar

Referensi

Dokumen terkait

For instance many of us have a latent craving to feel the rude and unsympathetic rocks by trekking over them, conquer the snow capped peaks by brushing against the abandoned

Sutrisno (2015:109) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali

Sebelum digunakan sebagai template untuk proses amplifikasi, sampel DNA yang telah diisolasi selanjutnya diukur konsentrasi DNA-nya menggunakan alat spektrofotometer

60 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gresik, perlu

Model penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metoda penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan

8) Penetapan kebijakan pengelolaan sekolah bersama-sama dengan komite sekolah. Efektifitas sekolah adalah tingkat kesesuaian antara hasil-hasil yang dicapai dengan

Sedangkan PowerPC merupakan kelompok komputer yang menerapkan teknologi RISC (reduced instruction set computers). Detail tentang CISC dan RISC

1.5.2 Titin Fermawati (2011), dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Usia Menarche Terhadap Usia Menopause pada Wanita di Kelurahan Kutosari Kecamatan Kebumen