PERBEDAAN KREATIVITAS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN CTL DAN MODEL PEMBELAJARAN
PBL PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 SIMANINDO T.A. 2013/2014
Oleh:
Desima Eka M. Ginting NIM. 409111019
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena anugerah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul, “Perbedaan Kreativitas Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran CTL dan Model Pembelajaran PBL pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Simanindo T.A. 2013/2014” disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M. Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal pembuatan proposal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan juga kepada Bapak Abil Mansyur, S.Si, M.Si, Dr. Edy Surya, M.Si, dan Prof. Dr. P. Siagian, M. Pd yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Ibnu Hajar Damanik, M. Si. Selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Dr. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku dekan FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua jurusan Matematika FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik, untuk selutuh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika yang sudah membantu dan memperlengkapi penulis menjadi seorang guru.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak P. Sihaloho S. Pd, selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Simanindo, Bapak M. Sitanggang, S.Pd, H. Siallagan S.Pd. selaku guru matematika SMP Negeri 1 Simanindo, guru dan staf pegawai SMP Negeri 1 Simanindo atas segala arahan dan bantuan serta kerjasama yang diberikan kepada penulis.
v
doa serta kerja kerasnya sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. Terima kasih juga untuk keluarga besar Nainggolan untuk dukungannya, untuk sahabat penulis yang selalu setia mendukung dan memotivasi, Debora Sinuhaji, Geltry Ambarita dan Rosalina Gultom. Terima kasih juga disampaikan untuk Maranatha Be Froulien ( Kak Dewi, Mosa, Jelita, Sinta) dan O2Joy ( Andreas, Feber, Dameria, Melissa, Marissa, Dita, Gloria dan Elida) buat dukungan dan doanya. Terima kasih juga disampaikan kepada Abangda Pirma Sitohang yang menjadi teman berbagi suka maupun duka, terakhir kepada keluarga besar DIK B Matematika 2009 yang senasib sepenanggungan dalam menimba ilmu kurang lebih 4 tahun.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, 23 Oktober 2013 Penulis,
iii
PERBEDAAN KREATIVITAS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN CTL DAN MODEL PEMBELAJARAN PBL
PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 SIMANINDO T.A. 2013/2014.
DESIMA EKA M. GINTING (NIM. 409111019)
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan berdasarkan rendahnya kreativitas siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan kreativitas siswa dengan menerapkan dua model pembelajaran, yaitu model pembelajaran CTL dan model pembelajaran PBL di kelas VIII SMP N 1 Simanindo T.A. 2013/2014.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP N 1 Simanindo T.A. 2013/2014 yang terdiri dari 6 kelas paralel. Sedangkan sampel untuk penelitian ini adalah siswa dari dua kelas yang dipilih secara acak, yaitu kelas VIII-B sebanyak 36 orang yang diajar dengan model pembelajaran PBL dan kelasVIII-C sebanyak 36 orang yang diajar dengan model pembelajaran CTL.
Penelitian ini didukung oleh beberapa perangkat seperti RPP, lembar aktivitas siswa (LAS) dan buku pegangan siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kreativitas yang berisi 4 butir soal uraian yang telah diujicobakan dan telah dinyatakan valid dan reliabel.
Rata-rata nilai pretes untuk kelas CTL adalah 47,61 dan untuk kelas PBL adalah 57. Sedangkan rata-rata nilai postes kelas CTL adalah 25 dan rata-rata nilai postes kelas PBL adalah 25,64. Hasil pengujian dengan taraf signifikansi α = 0,05, dan nilai �(0,975),(35) = �1 = �2 = 02,0083, nilai �1�1+�2�2
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Bagan xi
Daftar Lampiran xii
Daftar Gambar xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 8
1.3 Batasan Masalah 8
1.4 Rumusan Masalah 8
1.5 Tujuan Penelitian 9
1.6 Manfaat Penelitian 9
1.7 Defenisi Operasional 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11
2.1 Kerangka Teoritis 11
2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Matematika 11
2.1.2 Kreativitas 13
vii
2.1.4 Model Pembelajaran 19
2.1.5 Model Pembelajaran Problem Based Learning 19 2.1.6 Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Problem
Based Learning 25
2.1.7 Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning 26
2.1.8 Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning 32
2.2 Materi Pelajaran Sistem Persamaan Linear Dua Variabel 32
2.3 Hasil Penelitian yang Relevan 36
2.4 Kerangka Konseptual 37
2.5 Hipotesis 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39
3.1 Jenis Penelitian 39
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 39
3.3 Populasi dan Sampel 39
3.3.1 Populasi 39
3.3.2 Sampel 40
3.4 Mekanisme dan Rancangan Penelitian 40
3.4.1 Mekanisme Penelitian 40
3.4.2 Rancangan Penelitian 43
3.5 Variabel Penelitian 43
3.6 Validitas Penelitian 44
3.7 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 46
3.7.1 Instrumen 46
3.7.2 Teknik Pengumpulan Data 49
3.8 Teknik Analisis Data 50
3.8.1 Uji Normalitas 51
3.8.2 Uji Homogenitas 52
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 54
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian 54
4.1.1 Nilai Pretes Kelas CTL dan PBL 54
4.1.2 Nilai Postes Kelas CTL dan PBL 55
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 69
4.2.1 Uji Normalitas Data 69
4.2.2 Uji Homogenitas Data 70
4.2.3 Uji Hipotesis 70
4.3 Temuan Penelitian 71
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 75
5.1 Kesimpulan 75
5.2 Saran 75
DAFTAR PUSTAKA 76
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Jawaban Siswa yang Menebak Tahun Lahir Fitri dan Angel 4
Gambar 1.2 Jawaban Siswa Menggunakan Operasi Aljabar 5
Gambar 1.3 Jawaban Siswa yang Memerlukan Petunjuk Lain 5
Gambar 4.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Skor Indikator Kreativitas 59
Gambar 4.2 Kategori Tingkat Kreativitas Siswa Kelas CTL 60
Gambar 4.3 Pola Jawaban Siswa Butir Soal 1 61
Gambar 4.4 Jawaban Siswa Menggunakan Pendekatan Lain 61
Gambar 4.5 Pendekatan Jawaban Benar Tetapi Tidak Selesai 62
Gambar 4.6 Pola Jawaban Siswa Butir Soal 3 62
Gambar 4.7 Pola Jawaban Siswa Butir Soal 4 63
Gambar 4.8 Jumlah Siswa Berdasarkan Skor Indikator Kreativitas (PBL) 65
Gambar 4.9 Kategori Tingkat Kreativitas Siswa Kelas PBL 66
Gambar 4.10 Pola Jawaban Siswa dengan Cara Unik 67
Gambar 4.11 Pendekatan Jawaban Benar Tetapi Tidak Selesai 68
Gambar 4.12 Pola Jawaban Siswa dengan 2 Cara dan Benar 68
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PBL I 79 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PBL II 86 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PBL III 92 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran CTLI 99 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran CTL II 104 Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran CTL III 109
Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa PBL I 113
Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa PBL II 122
Lampiran 9 Lembar Aktivitas Siswa PBL III 128
Lampiran 10 Lembar Aktivitas Siswa CTL I 143
Lampiran 11 Lembar Aktivitas Siswa CTL II 140
Lampiran 12 Lembar Aktivitas Siswa CTL III 146
Lampiran 13 Kisi-Kisi Pretes 151
Lampiran 14 Soal Pretes 152
Lampiran 15 Alternatif Jawaban Pretes 153
Lampiran 16 Soal Pretes (2) 157
Lampiran 17 Alternatif Jawaban Pretes (2) 158
Lampiran 18 Kisi-Kisi Postes 161
Lampiran 19 Soal Postes 162
Lampiran 20 Alternatif Jawaban Postes 164
Lampiran 21 Pedoman Penskoran Postes (Tes kreativitas) 173
Lampiran 22 Lembar Validitas Tes 174
Lampiran 23 Perhitungan Validitas Tes 175
Lampiran 24 Perhitungan Reliabilitas Tes 180
Lampiran 25 Data Nilai Pretes dan Postes Kelas CTL dan PBL 182 Lampiran 26 Prosedur Perhitungan Mean, Varians, dan Simpangan Baku 183 Lampiran 27 Perhitungan Uji Normalitas Data 185
Lampiran 28 Perhitungan Uji Homogenitas 189
xiii
Lampiran 30 Perhitungan Uji Hipotesis 193
Lampiran 31 Dokumentasi Penelitian 195
Lampiran 32 Beberapa lembar jawaban pretes dan postes siswa 198 Lampiran 33 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t 199 Lampiran 34 Daftar Nilai Kritis Uji Lilliefors 200 Lampiran 35 Daftar Nilai Luasan Kurva Normal 201
Lampiran 36 Tabel Distribusi F 203
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak faktor yang mempengaruhi maju atau tidaknya sebuah negara. Salah satunya adalah Kualitas sumber daya manusia negara tersebut. Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia semakin besar pula kemungkinan sebuah negara akan maju. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan tugas besar dan memerlukan waktu yang cukup lama yaitu melalui proses pendidikan yang baik dan terarah.
Pendidikan mempunyai peranan penting bagi perkembangan dan perwujudan individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Khususnya mengenai pendidikan nasional, UU-20, 2003 (dalam Sagala, 2009 : 3) menekankan bahwa:
Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab .
Agar tujuan pendidikan tersebut tercapai, maka setiap oknum yang berhubungan dengan pendidikan itu sendiri harus saling bekerja sama. Setiap komponen pembelajaran harus dikembangkan termasuk unsur kreativitas dalam diri siswa. Kreativitas memiliki peran vital dalam menentukan keberhasilan setiap anak didik dan tentunya akan berpengaruh pada perkembangan dan pembangunan negara Indonesia. Dengan kreativitas yang mereka miliki, mereka akan mampu memikirkan ide-ide kreatif guna mengatasi sejumlah tantangan yang dihadapi.
2
tantangan dengan cara yang berbeda dan tidak monoton. Semakin unik dan orisinal semakin tinggi kekreativitasnya.
Munandar (2009 : 6) menyatakan bahwa kreativitas atau daya cipta memungkinkan penemuan – penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta dalam semua bidang usaha manusia lainnya. Kemajuan teknologi yang meningkat menuntut kita untuk beradaptasi secara kreatif dan mencari pemecahan yang imajinatif. Untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan ketrampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, dan kemauan kerja sama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika. Hal ini sangat dimungkinkan karena matematika mempunyai struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antara satu dan yang lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran matematika di sekolah lebih banyak dibanding pelajaran yang lain. Pelajaran matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari SD hingga SMA bahkan di Perguruan Tinggi.
Seperti yang diungkapkan Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009 : 253) mengemukakan alasan perlunya belajar matematika yaitu:
(1) selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis dan teliti dan (6) memberi kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Matematika diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkandung apa yang di dalam matematika itu sendiri, tetapi matematika diajarkan pada dasarnya bertujuan untuk membantu melatih pola pikir semua siswa agar dapat memecahkan masalah dengan kritis, logis , kreatif yang melibatkan imajinasi dengan mengembangkan pemikiran divergen.
Adapun tujuan pembelajaran matematika yaitu:
1. Melatih cara berpikir bernalar dalam menarik kesimpulan
3
3. Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta dan diagram.
Jadi, pembelajaran matematika pada dasarnya dirancang untuk mengembangkan kreativitas peserta didik. Meski demikian, hasil belajar dan
kreativitas siswa khususnya dalam menyelesaikan masalah matematika cenderung berada di tingkat rendah. Siswa kurang mampu memahami materi yang bersifat abstrak, siswa kurang mampu mengaitkan pengetahuan-pengetahuan yang mereka miliki, sehingga siswa tidak mampu menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri, tetapi hanya terpaku pada cara yang diajarkan oleh guru.
Masalah yang sama terjadi di SMP N 1 SIMANINDO dimana peneliti melakukan observasi. Diberikan tes awal dengan dua soal uraian kepada siswa untuk melihat tingkat kreativitas siswa. Dengan penilaian berdasarkan pedoman pengukuran kreativitas yang dirancang olah peneliti diperoleh kreativitas siswa rendah.
Tabel 1.1 Distribusi Nilai Tes Kreativitas Awal
No. Kualifikasi Nilai Patokan Nilai Frekuensi
1. Sangat Tinggi 90-100 0
2. Tinggi 80-89 0
3. Cukup 65-79 0
4. Rendah 55-64 1
5. Sangat Rendah 0-54 29
Total = 30
Hasil yang diperoleh adalah ternyata kreativitas siswa berada pada tingkat sangat rendah. Dari jawaban yang dibuat oleh siswa, aspek kelancaran, keluwesan dan kebaruan jawaban sangat rendah. Karena siswa hanya mampu membuat satu cara penyelesaian dan tidak semua siswa dapat menjawab dengan benar.
4
kali umur Fitri. Kapan Fitri dan Angel lahir? Jika Astrid menebak bahwa Fitri lahir tahun 1990, benarkah tebakan tersebut? “.
Contoh tersebut bisa dikatakan materi sistem persamaan linear dua variabel maupun materi aljabar. Dengan penuh pemahaman akan soal, masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik.
Misal umur Fitri adalah F dan umur Angel adalah A.
Tahun 2000 Tahun 2010 F = 2A A = ¾ F
Dari tabel di atas dapat dihitung nilai A maupun nilai B dengan menggunakan operasi aljabar. Pada tahun 2010, A = ¾ F maka dapat dibuat persamaan :
A+ 10 = ¾ ( F+10)
4A + 40 = 3F + 30, jika F = 2A maka 4A + 40 = 3(2A) + 30 10 = 6A - 2A = 2A. Jadi diperoleh A= 5.
Artinya, pada tahun 2000 Angel berusia 5 tahun sehingga dapat dihitung tahun lahirnya yaitu, 2000-5 = 1995. Sedangkan umur Fitri 2 kali umur Angel maka Fitri berusia 10 tahun pada tahun 2000. Jadi, Fitri lahir pada tahun 1990. Tentulah tebakan Astrid tersebut benar.
Cara di atas adalah salah satu cara formal dari penyelesaian masalah tersebut dengan menggunakan operasi aljabar. Masalah di atas juga dapat diselesaikan dengan metode penyelesaian sistem persamaan linier dua variabel.
Akan tetapi, tidak ada seorangpun dari siswa yang diobservasi yang bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan penyelesaian di atas . Tetapi ada 4 orang siswa yang mampu menjawab dengan benar tahun kelahiran Angel dan Fitri dengan berangkat dari tebakan Astrid. Salah satu sampelnya adalah :
5
Jawaban tersebut memang benar. Akan tetapi kreativitas siswa tersebut masih sangat rendah karena jika ditinjau dari cara mendapatkan jawaban tersebut, maka siswa dapat menjawab dengan benar karena ada petunjuk lain yang mengarahkan siswa menemukan jawaban yang benar. Sedangkan dengan menggunakan cara formal saja, siswa tersebut tidak bisa menyelesaikan masalah di atas. Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas siswa dilihat dari segi kelancaran, keluwesan, maupun kebaruan masih pada level yang sangat rendah.
Contoh jawaban yang lain :
Gambar 1.2 Jawaban siswa dengan menggunakan operasi aljabar
Jawaban siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa tersebut hendak menggunakan konsep operasi aljabar untuk memecahkan masalah di atas. Akan tetapi karena kurang memahami masalah, maka penyelesaian yang dilaksanakan menghasilkan jawaban yang salah. Rendahnya kemampuan pemahaman masalah dapat juga diakibatkan kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan guru. Jika pemahaman masalah rendah tentu akan berakibat pada rendahnya kreativitas siswa karena siswa tidak mampu mengidentifikasi masalah, memecahkannya apalagi mencari alternatif lain dari pemecahan masalah tersebut.
Contoh jawaban siswa yang lain:
6
Jawaban siswa ini mengindikasikan bahwa siswa tersebut memerlukan petunjuk lain yang lebih jelas agar bisa memecahkan masalah yang dihadapi. Siswa tersebut dapat dikatakan tidak kreatif dalam menyelesaikan permasalahan karena siswa tersebut tidak bisa menyelesaikan masalah dengan benar, tidak bisa memikirkan suatu cara untuk menemukan kapan Fitri dan Angel lahir dengan mengolah setiap informasi yang ada. Kelancaran, keluwesan, dan kebaruan tidak dimiliki siswa tersebut dalam memecahkan masalah.
Mengutip pendapat Armanto (Sinaga, 2007) yang mengatakan: ”sistem pembelajaran selama ini menghasilkan siswa yang kurang mandiri, tidak berani punya pendapat sendiri, selalu mohon petunjuk, dan kurang gigih dalam melakukan uji coba hal tersebut sebagai efek dari pembelajaran konvensional.” Pendapat tersebut sangat sesuai dengan keadaan di lapangan yaitu di SMP Negeri 1 Simanindo khususnya pada kelas yang diobservasi.
Rendahnya kreativitas siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : pemberian evaluasi dan hadiah yang kurang tepat, penekanan pada kompetisi, lingkungan yang membatasi, dan siswa tidak bebas untuk memilih ( Munandar, 2009 : 234), pemahaman konsep yang tidak mantap dan juga cara mengajar guru yang kurang tepat.
Guru kelas yang diobservasi mengajar dengan model pembelajaran konvensional yang terlalu menekankan penguasaan sejumlah konsep tanpa mengkomunikasikan cara berpikir kreatif untuk menguasai konsep tersebut, kurang melibatkan interaksi guru dengan siswa maupun antar siswa dalam kelas matematika.
Jadi, mengajar hanya sebatas transfer ilmu dari guru kepada siswa. Akibatnya, siswa bersifat pasif dan mendapatkan konsep tetapi tidak memahami apalagi mengembangkannya dan menghubungkannya dengan masalah-masalah sehari-hari yang muncul.
sebanyak-7
bnyaknya kepada siswa tanpa mempertimbangkan kebermaknaanya, bagaikan tumpukan pengetahuan di mana konsep - konsep dan prinsip-prinsip matematika yang ada pada struktur kognitif siswa terkesan saling terisolasi. Akibatnya, siswa tidak dapat menerapkan konsep dan prinsip matematika dalamn pemecahan masalah dan sukar untuk mengadaptasikan pengetahuannya terhadap perubahan lingkungannya, karena mereka tidak mengalami penemuan konsep dan prinsip tersebut.
Penulis juga melakukan wawancara singkat dengan salah seorang guru bidang studi matematika (H. Siallagan, 5 Februari 2013) yang mengatakan bahwa:
Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang membutuhkan penalaran dan pemahaman. Jika soal yang diberikan diubah sedikit saja, siswa kesulitan mengerjakannya. Hal ini disebabkan oleh kreativitas siswa yang kurang, siswa tidak bisa menghubungkan konsep-konsep yang sudah dipelajarinya. Selain itu, metode mengajar yang digunakan guru kurang tepat dan juga pengaruh lingkungan sehingga siswa cepat merasa hebat jika mampu mengerjakan beberapa soal sehingga tidak tertarik untuk memecahkan masalah yang relatif berbeda dengan yang biasa dipecahkannnya.
Masalah di atas dapat diatasi dengan menggunakan model pembelajaran yang tidak kaku melainkan memberi kesempatan bagi para siswa membangun sendiri ilmu maupun konsep dengan cara mereka sendiri serta mengaitkannya dengan informasi-informasi yang sudah diperolehnya sebelumnya dan juga permasalahan yang dihadapinya sehari-hari. Model pembelajaran yang sesuai dengan kriteria tersebut diantaranya adalah model pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ) dan Contextual Teaching and Learning ( CTL).
Secara teori, kedua model pembelajaran tersebut mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa ke tingkat yang lebih tinggi. Problem Based Learning
(PBL) bermanfaat dalam membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah. Banyak penelitian membenarkan bahwa PBL adalah sebuah pendekatan yang efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Sebagai contoh adalah laporan Bottge, Grant, et all (dalam jurnal Min Liu, et all) yang menyatakan bahwa siswa yang
diajari dengan PBL mendapat pencapaian yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajari dengan metode tradisional. Sedangkan Contextual Teaching and Learning (CTL) menekankan pada proses berpikir yang lebih tinggi, transfer
8
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbedaan Kreativitas Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran CTL dan Model Pembelajaran PBL pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Simanindo T.A. 2013/2014”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah:
1. Siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan permasalahan matematika. 2. Ketidaktepatan metode pembelajaran yang digunakan guru
3. Kurangnya peran guru dalam menumbuhkembangkan kreativitas siswa 4. Rendahnya kreativitas siswa dalam menyelesaikan soal yang bervariasi.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka pennelitian dibatasi hanya untuk:
i. Mengetahui bagaimana kreativitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
ii. Mengetahui bagaimana kreativitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching dan Learning
iii. Mengetahui perbedaan kreativitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran CTL dan model pembelajaran PBL pada siswa kelas VIII SMP N 1 Simanindo T.A. 2013/2014.
1.4 Rumusan Masalah
9
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan kreativitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran CTL dan model pembelajaran PBL pada siswa kelas VIII SMP N 1 Simanindo T.A. 2013/2014.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkakn dari penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa
Sebagai bahan informasi bagi siswa untuk cara belajar yang mampu meningkatkan kreativitas
2. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang mampu meningkatkan kreativitas siswa
3. Bagi pihak pengelola sekolah
Sebagai bahan informasi tentang pentingnya model pembelajaran baru dalam pengembangan kreativitas siswa
4. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas siswa
5. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan masukan awal dalam melakukan kajian penelitian yang lebih mendalam.
1.7 Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah
rangkaian pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata
2. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah rangkaian aktivitas
10
inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi. Guru berperan sebagai penyaji masalah, pembimbing dan fasilitator dalam pemecahan masalah.
3. Kreativitas adalah kemampuan siswa memberi penyelesaian masalah secara lancar, fleksibel dan asli dalam menghubungkan setiap informasi sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
4. Pretes adalah tes yang diberikan oleh peneliti sebelum perlakuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik yang dikembangkan pada materi prasyarat materi SPLDV yaitu persamaan linier dua variabel. 5. Postes adalah tes yang diberikan peneliti untuk mengetahui tingkat
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap data penelitian maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kreativitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran CTL dan model pebelajaran PBL di kelas VIII SMP N 1 Simanindo. Adapun rata-rata nilai kreativitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran PBL adalah 25,64 sedangkan rata-rata nilai kreativitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran CTL adalah 25.
Dari hasil postes diketahui bahwa 100% siswa kelas CTL berada pada tingkat kreativitas sangat rendah, sedangkan pada kelas PBL, ada 97,22% siswa berada pada tingkat kreativitas sangat rendah dan2,78% siswa berada pada tingkat kreativitas rendah.
1.2 Saran
1. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan model pembelajaran CTL atau PBL sebaiknya dilakukan dengan konsisten agar siswa lebih terlibat aktif dalam diskusi kelompok dan saling bertukar pendapat
2. Diharapkan kepada peneliti lainnya untuk lebih memperhatikan keadaan kelas, lebih menguasai teknik membangkitkan motivasi belajar matematika sehinga proses pembelajaran lebih bersemangat dan sangat penting untuk bisa mengontrol validitas internal dan eksternal selama pemberian perlakuan.
3. Bagi pihak yang terkait lainnya seperti pengelola sekolah diharapkan untuk lebih memperhatikan kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajar matematika untuk meningkatkan kreativitas siswa.
76
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Adinawan, M. C. (2007). Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
---. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Center for Teaching and Learning of Standford University . (2001). Newsletter On Teaching : Speaking of Teaching, Problem-Based Learning, Volume 11. No.1
Daryanto. (2010). Belajar dan Mengajar. Bandung : Yrama Widya
Depdikbud. (2002). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Harjaningrum, A.T., dkk. (2007). Peranan Orang Tua dan Praktisi dalamMembantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori dan Tren Pendidikan. Jakarta : Prenada
Kholis, N. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning) untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika di SMPN Depok Sleman. Skripsi. UNY http://eprints.uny.ac.id/2092/ (diakses 25 Januari 2013)
Liu, M. , Wivagg, J. , Geurtz, R. , Lee, S. , & Chang, H. M. (2012). Examining How Middle School Science Teachers Implement a Multimedia-enriched Problem-based Learning Environment. Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, Volume 6. Issue 2.
Tersedia di: http://dx.doi.org/10.7771/1541-5015.1348
Mandasari, L. (2010). Penerapan Contextual Teaching and Learning untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa dan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa pada Materi Aritmetika Sosial di Kelas VII SMP Negeri 2 Rantau Selatan Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi .Unimed. Medan
Mahmudi, A. (2008). Tinjauan Kreativitas dalam Pembelajaran Matematika : Jurnal Pendidikan Matematika FMIPA UNY , Volume 4, Nomor 2.
Munandar, U. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta
77
Murniati, E. (2012). Pendidikan dan Bimbingan Anak Kreatif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani
Purwanto. (2008). Kreativitas Menurut Guilford, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 074 Tahun ke-14
Pardosi, A. (2011). Perbedaan antara Pendekatan Kontekstual Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Konvensional dalam Pemecahan Masalah Trigonometri pada Siswa Kelas XI IPA SMANegeri 1 Habinsaran T.A. 2011/2012. Skripsi. Unimed. Medan
Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Penerbit Alfabeta
Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana
Santtrock, J. W. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana
Savery, J.R. (2006). Overview of Problem-based Learning : Defenitions and Distinctions. . Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, Volume 1. Issue 1.
Tersedia di: http://dx.doi.org/10.7771/1541-5015.1002
Sihombing, W. L. (2012). Telaah Kurikulum ( Pendidikan Matematika Sekolah). Medan : FMIPA Unimed
Silitonga, M. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan. Medan: FMIPA Unimed
Simamora, Y . (2011). Perbedaan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematika Antara Siswa yang Diberi Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Pengajaran Langsung. Tesis. Unimed. Medan
Simajuntak, L. (2011). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa SMP pada Pokok Bahasan Pythagoras Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Unimed. Medan
Sinaga, B. (2007). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Model Pembelajarann Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (Pbm-B3). Unesa : Disertasi, tidak diterbitkan.
Siswono, T. Y. (2007). Penjenjangan Kemampuan Berfikir Kreatif dan Identifikasi Tahap Berfikir Kreatif Siswa Dalam Memecahkan dan
78
http://suaraguru.wordpress.com/2009/02/02/ringkasan-disertasi-tatag-yuli- eko-siswono-2/ .ISSN 2085-059X ( Diakses 25 Februari 2013)
. (2006). Jurnal Pendidikan : Desain Tugas untuk
Mengidentifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika. FMIPA Universitas Negeri Surabaya.
Sudjana. (2001). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, N. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Travers, R. (1977). Essential of Learning. New York: Macmillan Publishing Co. Inc
Trianto. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progressif. Jakarta: Kencana Media Group
Wawan J. (2010). http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/06/-pembelajaran-matematika.html ( diakses 26 Januari 2013)