PROGRAM
SUPERVISI
SMPN 3 Limbangan
[TAHUN PELAJARAN 2008-2009]
SPEMERINTAH KABUPATEN
GARUT
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 3 LIMBANGAN
KATA PENGANTAR
Tuntutan yang terjadi di dunia pendidikan telah mengakibatkan terjadinya
pergeseran penyelenggaraan proses pendidikan dari teacher oriented ke
student oriented, yang ditandai dengan perubahan paradigma dalam
pengelolaan pendidikan yang luas dan nyata kepada daerah. Pemberian
otonomi yang dimaksud adalah untuk lebih leluasa mengatur dan
melaksanakan kewenangannya atas prakarsa sendiri, dengan
mempertimbangkan kondisi kemampuan sumber daya yang ada.
Nuansa ini, sangat berdampak langsung dalam pelaksanaan sistem
pendidikan secara menyeluruh. Disadari bahwa dalam pelaksanaan
pembangunan pendidikan tidak semudah membalikan telapak tangan , namun
banyak hal yang harus diperhatikan dan dikaji ulang demi perbaikan dalam
peningkatan mutu pendidikan baik skala lokal, regional, nasional dan global.
Seiring dengan hadirnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan
berorientasi pada penguasaan kompetensi oleh siswa dalam kurun waktu
tertentu. Dengan orientasi kepada kurikulum yang bermuatan berbagai standar
kompetensi sesuai dengan mata pelajaran, maka proses pembelajaran perlu
penekanan kepada model belajar tuntas ( mastery learning). Dampak dari
perubahan tersebut, maka bentuk pengelolaan sekolah diarahkan kepada
model School Based Management dan Community Based Education., hal ini
membawa angin segar yang kurang sejuk. Kendalanya adalah bahwa
pembangunan pendidikan bukan urusan sederhana, menyangkut berbagai
kompleks. Sebagai antisipasi dan solusi pelaksanaan pendidikan di era
desentralisasi, perlu kiranya dibangun life together antara pemerintah,
masyarakat, keluarga dan stakeholder.
Mencermati dan menyikapi persoalan tersebut, dengan tekad yang bulat
dan keyakinan yang mantap SMP Negeri 3 Limbangan Kabupaten Garut
berupaya seoptimal mungkin untuk unggul dalam mutu dan berpijak pada
pengalaman.
Sikap yang dilakukan adalah mencoba meluncurkan model Program
Supervisi yang dicanangkan oleh program sekolah sebagai wujud kepedulian
dan solusi permasalahan yang dihadapi dalam proses pengelolaan pendidikan
secara komprehensif.
Untuk itu, maka kami mengajukan Program Supervisi dengan memuat
Dua Sasaran adalah :
1.Peningkatan perolehan Nilai Ujian Nasional dari rata-rata 7,86 menjadi 8,00
2.Terbentuknya pengembangan keterampilan guru dalam Proses Belajar
Mengajar.
Ibarat tiada gading yang tak retak, begitu pula penyajian program ini jauh
dikatakan sempurna. Namun kami tetap berupaya, karena program ini kalau
disadari, dipahami, ditekuni dan diimplementasikan dengan keterlibatan total
(total involvement) semua pihak akan merupakan asset masa depan bangsa.
Akhir kata, mudah-mudahan Allah SWT memberikan jalan yang terbaik
bagi insan pengelola pendidikan yang senantiasa berupaya untuk maju dan
berkembang. Amien.
Limbangan, Juli 2008
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar Pelaksanaan
C. Tugas dan Fungsi Sekolah
D. Tujuan Penyusunan Program Supervisi
E. Implikasi Pendidikan
BAB II PELAKSANAAN SUPERVISI
A. Ruang Lingkup
B. Pengertian Supervisi
C. Teknik Supervisi
D. Sasaran
BAB III TINDAK LANJUT
A. Identifikasi Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Pemecahan Masalah
D. Pemanfaatan Hasil Supervisi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
LAMPIRAN
1. Format Supervisi Klinis
2. Format Rekaman Hasil Supervisi
3. Pedoman Wawancara Pra - Observasi
4. Pedoman Wawancara Post – Observasi
5. Format Lembar Observasi
6. Format Kelengkapan Perangkat
Pembelajaran
7. Format Supervisi Untuk Wali kelas
8. Format Supervisi Untuk Pembina
Ekstrakurikuler
9. Jadwal Supervisi Untuk Guru dan Staf TU
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dan perubahan pengelolaan sistem pendidikan
secara terus-menerus berdampak pada upaya yang menuntut perlunya
perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan
pengelolaan sistem pendidikan, yang diharapkan mampu bersaing dan
menyesuaikan dengan perkembangan zaman di masa yang akan datang.
Esensi dari tuntutan pembaharuan pengelolaan sistem pendidikan diakui
sebagai suatu kebutuhan yang fundamental dan strategis untuk
pengembangan kemampuan dimensi manusia secara komprehensif dan
seutuhnya.
Atas dasar tuntutan tersebut, maka pendidikan seharusnya menjadi
kepedulian semua komponen bangsa. Karena kualitas masa depan
manusia sangat tergantung kepada pengelolan sistem pendidikan saat ini.
Harapan tersebut, tersirat dan tersurat dalam UU NO 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yang berkenaan dengan pasal-pasal sebagai
berikut :
1. Pasal 3 tentang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupoan bangsa, bertujuan
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
2. Pasal 35 ayat (1) tentang Standar Nasional Pendidikan terdiri atas
standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang
harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
Sekolah sebagai institusi pendidikan, merupakan wadah tempat
proses pelayanan jasa pendidikan, memiliki sistem yang kompleks dan
dinamis. Dalam kegiatannya, sekolah adalah bukan hanya sekedar tempat
berkumpul guru dan murid, melainkan berada dalam satu tatanan sistem
yang rumit dan saling berkaitan. Oleh karena itu perlu pengelolaan secara
proporsional dan profesional. Lebih dari pada itu, kegiatan organisasi
sekolah adalah mengelola sumber daya manusia yang diharapkan
menghasilkan output dan outcome berkualitas. Sesuai dengan tuntutan
masyarakat, serta pada gilirannya dapat memberikan kontribusi kepada
pembangunan bangsa. Maka perlu upaya dikembangkan iklim proses
pembelajaran yang dapat mengembangkan dan menumbuhkan rasa
percaya diri sendiri serta sikap perilaku yang inovatif dan kreatif.
Berasumsi dari pernyataan di atas, maka perlu kesadaran bersama
bahwa:
1. Peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen guna meningkatkan
mutu sumber daya manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai modal
2. Pemerataan daya tampung pendidikan harus disertai dengan
pemerataan mutu pengelolaan sistem pendidikan, sehingga mampu
menjangkau seluruh masyarakat, dan pada gilirannya mampu
mewujudkan masyarakat yang siap bersaing dalam perkembangan dan
perubahan dimasa yang akan datang.
Perubahan perkembangan pendidikan tidak sekedar membawa
perubahan dalam kewenangan akademik dan tatanan pengelolaan sekolah,
akan tetapi membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi
partisipasi sumber daya sekolah dan masyarakat dalam pengelolaan
sekolah. Apabila dihubungkan dengan praktik otonomi daerah dengan
penekanan implementasi otonomi sekolah, maka terkandung adanya
pelimpahan wewenang untuk perumusan kebijakan dan penetapan program
sekolah dan stakeholder-nya, praktik tersebut mengarah pada praktek
otonomi pengelolaan sekolah.
Kepentingan utama format otonomi sekolah adalah tampilnya
kemandirian, meningkatkan kinerja dengan mengakomodasi berbagai
sumber daya sekolah, yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
dalam wujud mutu hasil belajar siswa. Dalam konteks ini, hendaknya
mampu menciptakan sekolah tempat yang kondusif bagi layanan
pembelajaran. Dengan demikian, sekolah selalu membaca lingkungan dan
menanggapi secara cermat apa yang mungkin terjadi di masa depan.
Secara individual pendidikan dapat dikatakan berfungsi sebagai
instrumen seleksi, latihan dan penentu seseorang dalam kontelasi
masyarakat. Pencapaian prestasi akademis dan non akademis serta
signifikan dalam mencapai posisi sosial. Artinya adalah bahwa siswa di
masa mendatang, dengan melalui proses persekolahan dapat memiliki
makna, baik bagi dirinya maupun masyarakat yang benar-benar memilki
sumber daya kompetitif.
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan dapat memberikan
harapan dan kemungkinan yang lebih baik pada masa mendatang, telah
memotivasi pendidikan berubah seiring dengan kondisi zaman. Itulah
sebabnya, pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan
peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan
kehidupan masyarakat, melalui program kerja sekolah yang matang.
Pola pikir perubahan ini, sejalan dengan visi pendidikan nasional
yaitu pendidikan yang mengutamakan kemandirian menuju keunggulan
untuk meraih kemajuan dan kemakmuran berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Kemandirian dalam rumusan tersebut mengandung makna memiliki
kemampuan untuk berperan aktif dalam tata hubungan sistematik dan
sinergi pada skala nasional maupun global. Penerapan prinsip keunggulan
juga terkandung maksud bahwa keunggulan hanya dapat dilakukan secara
selektif dan urutan prioritas. Tujuan yang mulia ini, mempersyaratkan
kepedulian keluarga, masyarakat, organisasi dan institusi pendidikan
nasional yang mandiri serta mampu melakukan inovasi menuju ke suatu
sistem pendidikan nasional yang unggul.
Menyimak dan mencermati arti strategis pendidikan, maka program
kinerja sekolah disusun berdasarkan keterbatasan sumber daya sekolah,
dengan tidak mengesampingkan tata nilai, filosofi dan hakekat pendidikan
terkandung dalam uraian di atas, maka selayaknya dan seharusnya sektor
ini digarap dengan penuh kesungguhan dan kearifan.
Salah satu program kinerja sekolah yang terkait dengan EMASLIM,
adalah Program Supervisi . Program tersebut, dipandang perlu karena merupakan bagian integral dalam proses pengelolaan pendidikan yang di
sekolah. Dengan kata lain bahwa program tersebut sebagai acuan kepala
sekolah dalam melakukan kinerjanya. Untuk itu, perlu diperhatikan karena
sebagai rambu-rambu pengelolaan sekolah yang merupakan wujud produk
layanan jasa.Program Supervisi yang terencana adalah sosok yang mampu
memberikan terobosan dan solusi. Karena dalam praktiknya secara
kemitraan bekerja sama dengan guru-guru, dalam mengungkit dan
mendobrak masalah yangb terjadi dalam proses belajar mengajar. Dalam
upaya menciptakan optimalisasi layanan pendidikan yang diharapkan oleh
stakeholder, yang secara bersama-sama berupaya merubah tantangan
menjadi peluang.
B. Dasar Pelaksanaan
Penyusunan program supervisi disusun berdasarkan rujukan, sebagai
berikut :
1. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. PP RI No.29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
4. Keputusan Mendikbud RI N0. 0296/UP/1996 tentang penugasan
guru Pegawai Negeri Sipil sebagai Kepala Sekolah di lingkungan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
5. Keputusan Mendikbud RI N0. 201/P/1999 tentang Pemberian
Kuasa dan Delegasi Wewenang Pelaksanaan Kegiatan
Administrasi Kepegawaian kepada pejbat tertentu di lingkungan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
6. Keputusan Mendiknas RI No. 053/U/2001 tentang Pedoman
Penyusunan SPM Penyerlenggaraan Persekolah Bidang
Dikdasmen
7. Pasal 30 PP N0 29 tahun 1990 menyatakan :
(1) Pemerintah melaksanakan pengawasan terhadap sekolah
menengah dan dasar dalam rangka pembinaan,
pengembangan dan pelayanan sekolah yang bersangkutan.
(2) Pengawasan dilakukan terhadap penyelenggaraan
pendidikan dan administasi sekolah yang bersangkutan
C. Tugas dan Fungsi Sekolah
Berkaitan dengan usaha sadar dan terencana dalam upaya
membentuk pertumbuhan dan perkembangan manusia, maka sekolah
sebagai lembaga mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam
mengembangkan berbagai komptensi setiap siswa. Proses tersebut,
diharapkan dapat memiliki makna bagi bekal kehidupan dimasa mendatang.
Dalam skala yang banyak, sekolah memiliki rumusan yang dicita-citakan,
1. Mengembangkan pelayanan peningkatan kekuatan jaSMPni agar
tumbuh sehat, kuat, dinamis sehingga memilki ketangguhan fisik agar
dapat belajar dengan sungguh-sungguh. Membangun jasmani yang
sehat serta derajatnya terukur secara berkala.
2. Menata lingkungan sebagai wahana pendidikan yang mendukung kuat
pemberdayaan, penyelarasan, dan pelestarian sumber daya lingkungan
dalam kerangka sistem alam yang berpotensi sebagai sumber daya
pendidikan.
3. Membangun keyakinan bahwa sekolah yang sehat merupakan prasyarat
pembinaan rohani warganya. Kekuatan rohani ditandai dengan
keimanan dan ketaqwaan, melaksanakan nilai-nilai hidup jujur, amanah
saling menghargai. Segala upaya senantiasa menempatkan aktivitasnya
merupakan bagian dari pengabdian kepada Tuhan YME.
4. Membangun interaksi fungsional, imformasional, sosial, budayadan
politik dengan dilandasi semangat silih asah, silih asih dan silih asuh.
Dalam rangka mencapai kondisi silih wangi yang dilandasi semangat
belajar, kreatif dan inovatif.
5. Membentuk dan mengembangkan semangat kerja sama dalam semua
aspek kegiatan serta mengembangkan potensi setiap individu. Agar
dapat berkembangan secara optimal dengan melalui kerja sama tim,
sehingga mutu profesionalisme pelayanan meningkat dari waktu ke
waktu.
6. Membangun pengetahuan sebagai energi kehidupan yang
mengantarkan seluruh warga sekolah pada derajat hidup manusia
belajar. Dalam membentuk dan memilki keunggulan individu maupun
kolektif sebagai modal dasar kompetisi.
7. Membangun etos belajar pada seluruh warga sekolah, sehingga
perencanaan dan pelaksanaannya dirancang bersama sesuai dengan
asumsi dasar bahwa setiap siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh
komunitas sekolah memiliki kemampuan untuk dapat mengembangkan
sekolah secara optimal.
8. Merancang beban belajar sesuai dengan kemampuan fisiknya dan
kedewasaan penalaran dalam rangka proses peningkatan mutu secara
terencana, bertahap dan berkelanjutan.
9. Mengembangkan kesenian dengan filter norma-norma keagamaan,
sehingga seni berkembang sebagai ekspresi budaya luhur bangsa yang
mendapat penghargaan dari masyarakat.
10.Mengembangkan kehidupan sosial di sekolah yang harmonis, dilandasi
dengan semangat kekeluargaan, dan semangat mencari solusi terbaik
untuk kepentingan bersama.
11.Menguasai teknologi tepat guna untuk mengembangkan percepatan dan
penguatan kegiatan belajar dan peningkatan mutu diri.
Selain itu, bahwa sekolah merupakan lembaga pendidikan yang
berfungsi sebagai Unit PelaksanaTeknis pendidikan formal. Secara garis
besarnya sekolah memilik fungsi dan tugas, sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan pendidikan formal selama jangka waktu tertentu
2. Menyelenggarakan pendidikan formal sesuai dengan kurikulum yang
berlaku
4. Membina Organisasi Intra Sekolah
5. Meningkatkan Kemampuan profesional tenaga kependidikan sesuai
dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
6. Melaksanakan urusan Tata Usaha dan Urusan Rumah Tangga Sekolah
7. Membina hubungan kerja sama dengan orang tua, masyarakat, Dewan
sekolah, Dunia Usaha/Industri dan intansi terkait.
8. Mempertanggungjawabkan setiap tugas dan kegiatan yang diembannya
kepada pihak yang berwenang.
D. Tujuan Penyusunan Program Supervisi
Dengan berorientasi pada keinginan untuk tampil beda dengan
sekolah-sekolah lain, seperti yang diamanatkan dalam visi dan misi. Serta
termotivasi untuk mewujudkan SMP Negeri 3 Limbangan menjadi sekolah
unggul dan mandiri yang berorientasi pada kepentingan siswa dimasa
mendatang, sesuai yang diamanatkan dalam tujuan Pendidikan Nasional.
Setelah mempertimbangkan kondisi sekolah dengan kurang dan
lebihnya, keberadaan potensi dengan tantangannya, keberadaan potensi
dengan kelemahannya, serta faktor lingkungan masyarakat sekitar
sekolah. Maka tujuan penyusunan program supervisi, adalah guna
memberikan arah kinerja yang jelas terhadap seluruh guru dan karyawan
lain dalam upaya mencapai tujuan yang diinginkan selama satu tahun
mendatang. Program supervisi ini, tidak terlepas dari bagian program jangka
menengah dan jangka panjang.
Sebagai konsekuensi dari penjelasan tersebut, maka secara rinci
1. Menciptakan kesadaran guru tentang tanggungjawabnya terhadap
pelaksanan dan kualitan proses pembelajaran
2. Membantu guru senantiasa memperbaiki dan meningkatkan
kualitas proses pembelajarn
3. Mengidentifikasi sumber daya sekolah berkaitan dengan kekuatan
dan kelemahannya serta hambatan dan peluangnya.
4. Memberikan arah dalam perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi secara sistematis serta berkesinambungan
dalam palaksanan proses belajar mengajar.
5. Memberikan arah yang jelas terhadap pengelolaan teknik edukatif
dan pengelolaan administratif dalam rangka melaksanakan kurikulum
yang berlaku dalam upaya mencapai hasil yang optimal.
6. Menjadikan guru yang unggul, mandiri serta mampu bersaing
melahirkan inspirasi dan aspirasi dalam upaya secara terus menerus
untuk menjadikan sekolah yang mempunyai selling point yang tinggi
BAB II PELAKSANAAN A. Ruang Lingkup
Dalam implementasinya program supervisi diarahkan pada kualitas
kinerja guru dan karyawan lain. Dengan berorientasi pada lingkungan
sekolah maka ruang lingkup sebagai sasaran obyeknya adalah guru mata
pelajaran dan tenaga admnistratif. Artinya bahwa, supervisi diarahkan pada
tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga pendidik, yang menyangkut
persiapan administrasi perangkat pembelajaran dan proses aplikasi
administrasi yang di lakukan dalam kegiatan proses kegiatan pembelajaran
di dalam kelas. Sedangkan untuk tenaga lain (Tenaga Pelaksana
Administrasi/TU) diarahkan pada kinerja pengelolaan administrasi sebagai
pendukung pengelolaan pendidikan yang di selenggarakan sekolah.
B. Pengertian Supervisi
1. Supervisi ialah bantuan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah
untuk mengembangkan situasi belajar yang lebih baik. Yang dimaksud
dengan supervisi di sini bukan bersifat inpeksi orang lain yang serba
tahu, tetapi merupakan bagian proses pembinaan dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam kata lain bahwa prosesnya
lebih mengarah kepada pembinaan seseorang atau kelompok.
2. Supervisi klinis adalah uatu bentuk bantuan profesional yang dinerikan
kepada calon guru atau guru berdasarkan siklus kebutuhan yang
sistematik dalamperencanaan, paleksanaan dengan pengamatanyang
penampilan proses pembelajaran dengan tujuan untuk dapat membantu
meningkatkan keterampilan dan sikap profesionalnya. Sedang
tahapannya, meliputi pendahuluan, observasi dan balikan
C. Teknik Supervisi
Kepala sekolah agar dalam melaksanakan tugasnya secara efektif,
selain harus menguasai hakekat, fungsi dan tujuan supervisi, juga harus
memahami teknik-teknik supervisi pengajaran. Teknik supervisi pengajaran
merupakan strategi kepala sekolah dalam memberikan pelayanan dan
pembinaan profesional kepada guru. Banyak teknik yang telah dikemukakan
dan dikembangan para pakar supervisi pendidikan yang satu sama lainnya
terdapat persamaan , tergantung cara dan sudut pandang yang digunakan.
Sebagai gambaran kami menukil pendapat Baharuddin Harahap ( 1983 :
11) teknik supervisi dapat digolongkan menjadi :
1. Teknik individual dan kelompok
2. Teknik lisan dan tulisan
3. Teknik langsung dan tidak langsung
4. Lain-lain
Kemudian Oteng Sutisna ( 1987 : 34) menjelaskan secara rinci teknik
supervisi pengajaran adalah sebagai berikut :
1. Kunjungan kelas
2. Pembicaraan individual
3. Diskusi kelompok
4. Demontrasi mengajar
5. Kunjungan kelas antar guru
7. Bulletin supervisi
8. Perpustakaan profesional
9. Lokakarya dan survey sekolah
Menyimak uraian tersebut, maka teknik supervisi dalam dilaksanakan
menjadi dua bagian utama, yakni bahwa supervisi yang dilakukan oleh
BAB III TINDAK LANJUT Identifikasi Masalah
Dalam kegiatan identifikasi masalah, kepala sekolah mengkaji
berdasarkan hasil supervisi yang dilakukan terhadap guru-guru tentang
pointer-pointer yang dipertimbangkan dan akan diangkat sebagai masalah
yang ditemukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
Pemahaman dalam langkah ini adalah kepala sekolah memahami benar,
bahwa masalah tersebut adalah sangat dominan dan berpengaruh pada
tujuan yang akan dicapai berdasarkan pokok bahasan dan atau sub pokok
bahasan. Sehingga esensi dari materi yang disampaikan pada siswa pada
saat proses pembelajaran berlangsung tidak nampak atau nampak secara
tersamar. Hal ini, bisa disimpulkan bahwa proses pembelajaran tidak
bermakna baik untuk guru mata pelajaran maupun peserta didik.
Rumusan Masalah
Langkah berikutnya adalah bahwa kepala sekolah harus mampu dan
mempertimbangkan hasil analisis supervisi yang dilakukan dalam proses
pembelajaran. Dalam mengungkap masalah tentunya berdasarkan kajian
teoritis praktis, antara perangkat administrasi pembelajaran yang dibuat oleh
guru mata pelajaran dikorelasikan dengan “action” guru dalam kegiatan
proses pembelajaran. Alasannya cukup logis dan rasional, karena masalah
yang akan diangkat sebagai bahan kajian merupakan kajian secara
itu muncul dari sebagian besar guru. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka erat kaitannya dengan teknik apa yang paling efektif dan efisien yang
perlu dilakukan oleh kepala sekolah. diskusi.
Pemecahan Masalah
Ketajaman mengangkat masalah akan lebih memudahkan mencari
solusi, untuk itu tidak ada salahnya sebelum dibicarakan secara formal
dapat ditempuh dengan upaya diskusi. Dalam kesempatan ini, perlu
penekanan sebagai refleksi dimensi pengetahuan bahwa fungsi utama
supervisi diarahkan bagaimana membantu sekolah atau mewakili
pemerintah dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, yakni membantu
peseta didik dalam pengembanganindividunya. Upaya pemecahan masalah
tersebut, tidak mustahil melahirkan masalah baru. Untuk mengantisipasi hal
ini, maka kepala sekolah senantiasa berkolaborasi dengan para PKS
(Pembantu Kepala Sekolah) agar sumbangan pemikiran-pemikiran dari
orang banyak diharapkan dapat memberikan gambaran upaya pemecahan
masalah. Kesiapan serangan balik sebagai manuver dari konsekuensi
program supervisi akan melahirkan tuntutan. Dan ini merupakan sesuatu
yang wajar dan alami karena perubahan diperlukan pengorbanan, baik
material maupun moril.
Sebagai gambaran upaya pemecahan masalah yang senantiasa
dilakukan adalah berupaya menghadirkan nara sumber, menambah
referensi sebagai bahan kajian untuk guru, pemenuhan media/fasilitas
pembelajaran, mengikuti seminar dan lokakarya.
Pemanfaatan Hasil Supervisi
Dalam kegiatan ini, yang merupakan langkah berikutnya adalah
bahwa hasil .supervisi dapat dimanfaatkan, diantaranya sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangan untuk pergembangan program sekolah
dimasa yang akan datang.
2. Dapat berfungsi sebagai pembinaan profesional oleh kepala sekolah
terhadap guru-guru.
3. Sebagai modal dasar untuk diarahkan kepada program unggulan
sekolah
4. Sebagai bahan masukan dalam Rencana Induk Pengembangan Sekolah
yang dapat dituangkan RAPBS an APBS.
5. Sebagai koreksi timbal balik kepada kepala sekolah sebagai ilmuan
profesional yang senantiasa menggali dan berupaya kearah peningkatan
mutu pendidikan.
BAB IV PENUTUP B. Kesimpulan
Rencana program supervisi dilaksanakan selama satu tahun
pelajaran, dengan beberapa sasaran program. Dalam rangka upaya
peningkatan mutu pendidikan, khususnya SMP Negeri 1 Pasirwangi.
Program tersebut, dapat direalisasikan dalam kurun waktu satu tahun
pelajaran, dengan berorientasi pada sasaran program yang telah disepakati
bersama, yakni yang menjadikan komitmen warga sekolah untuk
senantiasa melakukan kinerja berdasarkan subtansi dan kualifikasi
kemampuannya masing-masing. Selain itu pelaksanaan program kerja
sekolah, tidak terlepas dari program kerja jangka panjang. Perolehan
Nilai Ujian Nasional dengan rata-rata 7,5 program , pada tahun pelajaran
2008/2009 menjadikan wacana pemikiran untuk ditindak lanjuti dengan
pengkajian program yang matang. Maka Peningkatan Sumber Daya
Manusia, dalam hal ini guru bidang studi, peningkatan disiplin guru secara
komprehensif, terbentuknya keharmonisan lingkungan organisasi (kerja),
merupakan bagian integral untuk disikapi secara positif.
Program upervisi ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan secara komprehesif, sehingga
terbentuknya lulusan yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan
hidup (life skill). Dengan demikian diharapkan akan mampu mewujudkan
generasi yang mandiri, unggul dan selalu siap menghadapi perubahan dan
C. Rekomendasi
Dalam upaya melaksanakan setiap komponen program kinerja sekolah,
pengelola sekolah perlu membuat program kerja sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi, serta tanggung jawabnya. Program kerja tersebut, tidak
terlepas dari komitmen pengelola sekolah dalam upaya meningkatkan
kinerja sekolah inklusif dengan peningkatan mutu pembelajaran.
Pencapaian sasaran program yang dikontribusikan dalam elemen
komponen program kertja sekolah, pengelola sekolah perlu penekanan
pada deskripsi tugas. Jika dalam operasionalnya tidak dapat dilaksanakan
atau ada hambatan, sebaiknya disesuaikan dengan kapasitas sumber daya
sekolah dan lingkungan sekitarnya. Untuk lebih mengarah pada tujuan
pendidikan melalui program kerja sekolah, maka rencana berikutnya secara
periodik dianalisis, dievaluasi dan dilakukan pengendalian, serta
pelaksanaan program diupayakan semaksimal mungkin.Upaya pengkajian
dalam rangka menemukan masalah, senantiasa dilakukan secara terus
menerus, untuk dilakukan upaya perbaikan.
Akhirnya apa yang diharapkan oleh semua pihak dapat terwujud,
sehingga melalui program kerja sekolah dapat membantu meringankan
beban orang tua, dalam upaya mencerdaskan putra-putrinya. Karena siswa
telah dibekali berbagai ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Mudah-mudahan ilmu yang diperolehnya sangat bermanfaat dimasa yang akan
datang. Dengan tegas dan jelas secara perlahan tapi pasti mampu
D. Saran-Saran
Bertitik tolak dari pengkajian potensi sekolah dan temuan-temuan
permasalahan dalam menjalankan program supervisi pada tahun pelajaran
yang lalu, maka SMP Negeri 3 Limbangan berupaya untuk meningkatkan
prestasinya. Dengan terwujudnya program kerja sekolah sebagai pedoman
kinerja maupun untuk penelitian sejauh mana tingkat efektivitas dan
efisiensi program kerja. Pada kesempatan ini kami mengemukakan
saran-saran sebagai berikut:
1. Hendaknya kepada setiap guru dan karyawan Tata Usaha lebih giat lagi
untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya serta mempertinggi
sikap profesional yang positif.
2. Hendaknya kepala sekolah lebih berupaya lagi memberi dorongan,
membina dan memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk selalu
meningkatkan kemampuan dalam mengelola sistem pembelajaran
bervariasi
3. Hendaknya Dinas Pendidikan lebih sering lagi memberikan
pelatihan-pelatihan, bantuan fisik serta memberikan pembinaan kepada guru-guru.
4. Dalam upaya memberikan bantuan dari pihak pemerintah kepada
sekolah, maka pengelola sekolah perlu “mengeksplorasi” potensi-potensi
sekolah yang dapat menjadikan peluang untuk maju dan berkembang,
serta mempunyai “selling point” yang tinggi.
5. Kesungguhan dan disiplin serta harapan kinerja pengelola sekolah
merupakan salah satu faktor terpenting dalam peningkatan kinerja
6. Jika tindakan kepala sekolah terhadap guru dan guru terhadap siswa
normatif, maka akan berpengarug terhadap kualitas kewgiatan belajar
mengajar
E. Implikasi Pendidikan
Essensi dari pendidikan yang diselenggarakan di sekolah, adalah
terjadinya tatanan nilai kehidupan manusia secara mikro. Sekolah
merupakan lembaga formal berfungsi sebagai wadah pengembangan
budi-daya siswa melalui tranfer nilai yang terkandung dalam kurikulum, yang
termuat dalam kandungan kompetensi setiap mata pelajaran. Pemahaman
secara lebih mendalam, bahwa setiap kompetensi dasar inklusif dengan
nilai-nilai kecakapan hidup manusia. Prosesinya dalam bentuk lembaga
formal jelas, bahwa acuan pelaksanaan pendidikan di sekolah adalah
bertujuan membekali generasi penerus (siswa) sebagai aset pemimpin
masa yang akan datang.
Dengan acuan tersebut, maka sekolah berfungsi sebagai
media/fasilitas untuk membekali berbagai ilmu dasar dalam rangka
membentuk manusia yang kreatif, inovatif dan mandiri. Sehingga mereka
mampu menghadapi berbagai tantangan dimasa mendatang.
Secara yuridis formal dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem
Pendidkan Nasional No. 20 tahun 2003, bahwa pendidikan merupakan
usaha sadar dan terencana untuk mewuudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
potensi dirinya, dalam upaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
yang diperlukan dirinya dalam realisasi bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Implikasi pendidikan dalam nuansa era globalisasi sebagai gambaran
kehidupan mayarakat modern, memberikan kontribusi dan konstelasi
wahana perjuangan, upaya dan prestasi sehubungan dengan hak setiap
warga negara mempunyai kesempatan yang luas meraih kedudukan yang
setinggi-tingginya dalam kehidupan mayarakat. Sekolah merupakan
pendidikan formal, akan dapat memberikan peluang yang seluas-luasnya
bagi kemajuan seseorang. Karena tata nilai pelaksanaan pendidikan
merupakan wahana sosial dalam memobilisasi diri untuk mencapai tujuan
yang diharapkan, dengan kompetesi yang sehat dan terbuka serta tidak
mengindahkan untuk senantiasa membangun kerukunan, kebersamaan.
Dalam kepentingan kehidupan manusia, pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah harus dapat berperan untuk dapat
meningkatkan mutu kehidupan yang elbih baik, yang selalu ada indikasi
peningkatan dari generasi kegenerasi berikutnya. Dampak dari implikasi
pendidikan sebagai media dalam upaya memperbaiki tata nilai kehidupan
kearah yang lebih baik, maka proses pendidikan perlu memperhatikan
empat pilar yang dikemukakan UNESCO, sebagai landasan pelaksanaan
proses pendidikan secara umum. Di susun sebagai berikut, adalah :