• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Program Supervisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh Program Supervisi"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM

SUPERVISI

SMPN 3 Limbangan

[TAHUN PELAJARAN 2008-2009]

SPEMERINTAH KABUPATEN

GARUT

DINAS PENDIDIKAN

SMP NEGERI 3 LIMBANGAN

(2)

KATA PENGANTAR

Tuntutan yang terjadi di dunia pendidikan telah mengakibatkan terjadinya

pergeseran penyelenggaraan proses pendidikan dari teacher oriented ke

student oriented, yang ditandai dengan perubahan paradigma dalam

pengelolaan pendidikan yang luas dan nyata kepada daerah. Pemberian

otonomi yang dimaksud adalah untuk lebih leluasa mengatur dan

melaksanakan kewenangannya atas prakarsa sendiri, dengan

mempertimbangkan kondisi kemampuan sumber daya yang ada.

Nuansa ini, sangat berdampak langsung dalam pelaksanaan sistem

pendidikan secara menyeluruh. Disadari bahwa dalam pelaksanaan

pembangunan pendidikan tidak semudah membalikan telapak tangan , namun

banyak hal yang harus diperhatikan dan dikaji ulang demi perbaikan dalam

peningkatan mutu pendidikan baik skala lokal, regional, nasional dan global.

Seiring dengan hadirnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan

berorientasi pada penguasaan kompetensi oleh siswa dalam kurun waktu

tertentu. Dengan orientasi kepada kurikulum yang bermuatan berbagai standar

kompetensi sesuai dengan mata pelajaran, maka proses pembelajaran perlu

penekanan kepada model belajar tuntas ( mastery learning). Dampak dari

perubahan tersebut, maka bentuk pengelolaan sekolah diarahkan kepada

model School Based Management dan Community Based Education., hal ini

membawa angin segar yang kurang sejuk. Kendalanya adalah bahwa

pembangunan pendidikan bukan urusan sederhana, menyangkut berbagai

(3)

kompleks. Sebagai antisipasi dan solusi pelaksanaan pendidikan di era

desentralisasi, perlu kiranya dibangun life together antara pemerintah,

masyarakat, keluarga dan stakeholder.

Mencermati dan menyikapi persoalan tersebut, dengan tekad yang bulat

dan keyakinan yang mantap SMP Negeri 3 Limbangan Kabupaten Garut

berupaya seoptimal mungkin untuk unggul dalam mutu dan berpijak pada

pengalaman.

Sikap yang dilakukan adalah mencoba meluncurkan model Program

Supervisi yang dicanangkan oleh program sekolah sebagai wujud kepedulian

dan solusi permasalahan yang dihadapi dalam proses pengelolaan pendidikan

secara komprehensif.

Untuk itu, maka kami mengajukan Program Supervisi dengan memuat

Dua Sasaran adalah :

1.Peningkatan perolehan Nilai Ujian Nasional dari rata-rata 7,86 menjadi 8,00

2.Terbentuknya pengembangan keterampilan guru dalam Proses Belajar

Mengajar.

Ibarat tiada gading yang tak retak, begitu pula penyajian program ini jauh

dikatakan sempurna. Namun kami tetap berupaya, karena program ini kalau

disadari, dipahami, ditekuni dan diimplementasikan dengan keterlibatan total

(total involvement) semua pihak akan merupakan asset masa depan bangsa.

Akhir kata, mudah-mudahan Allah SWT memberikan jalan yang terbaik

bagi insan pengelola pendidikan yang senantiasa berupaya untuk maju dan

berkembang. Amien.

Limbangan, Juli 2008

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Dasar Pelaksanaan

C. Tugas dan Fungsi Sekolah

D. Tujuan Penyusunan Program Supervisi

E. Implikasi Pendidikan

BAB II PELAKSANAAN SUPERVISI

A. Ruang Lingkup

B. Pengertian Supervisi

C. Teknik Supervisi

D. Sasaran

BAB III TINDAK LANJUT

A. Identifikasi Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Pemecahan Masalah

D. Pemanfaatan Hasil Supervisi

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Rekomendasi

(5)

LAMPIRAN

1. Format Supervisi Klinis

2. Format Rekaman Hasil Supervisi

3. Pedoman Wawancara Pra - Observasi

4. Pedoman Wawancara Post – Observasi

5. Format Lembar Observasi

6. Format Kelengkapan Perangkat

Pembelajaran

7. Format Supervisi Untuk Wali kelas

8. Format Supervisi Untuk Pembina

Ekstrakurikuler

9. Jadwal Supervisi Untuk Guru dan Staf TU

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dan perubahan pengelolaan sistem pendidikan

secara terus-menerus berdampak pada upaya yang menuntut perlunya

perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan

pengelolaan sistem pendidikan, yang diharapkan mampu bersaing dan

menyesuaikan dengan perkembangan zaman di masa yang akan datang.

Esensi dari tuntutan pembaharuan pengelolaan sistem pendidikan diakui

sebagai suatu kebutuhan yang fundamental dan strategis untuk

pengembangan kemampuan dimensi manusia secara komprehensif dan

seutuhnya.

Atas dasar tuntutan tersebut, maka pendidikan seharusnya menjadi

kepedulian semua komponen bangsa. Karena kualitas masa depan

manusia sangat tergantung kepada pengelolan sistem pendidikan saat ini.

Harapan tersebut, tersirat dan tersurat dalam UU NO 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, yang berkenaan dengan pasal-pasal sebagai

berikut :

1. Pasal 3 tentang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupoan bangsa, bertujuan

(7)

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab.

2. Pasal 35 ayat (1) tentang Standar Nasional Pendidikan terdiri atas

standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidikan, sarana dan

prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang

harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.

Sekolah sebagai institusi pendidikan, merupakan wadah tempat

proses pelayanan jasa pendidikan, memiliki sistem yang kompleks dan

dinamis. Dalam kegiatannya, sekolah adalah bukan hanya sekedar tempat

berkumpul guru dan murid, melainkan berada dalam satu tatanan sistem

yang rumit dan saling berkaitan. Oleh karena itu perlu pengelolaan secara

proporsional dan profesional. Lebih dari pada itu, kegiatan organisasi

sekolah adalah mengelola sumber daya manusia yang diharapkan

menghasilkan output dan outcome berkualitas. Sesuai dengan tuntutan

masyarakat, serta pada gilirannya dapat memberikan kontribusi kepada

pembangunan bangsa. Maka perlu upaya dikembangkan iklim proses

pembelajaran yang dapat mengembangkan dan menumbuhkan rasa

percaya diri sendiri serta sikap perilaku yang inovatif dan kreatif.

Berasumsi dari pernyataan di atas, maka perlu kesadaran bersama

bahwa:

1. Peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen guna meningkatkan

mutu sumber daya manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai modal

(8)

2. Pemerataan daya tampung pendidikan harus disertai dengan

pemerataan mutu pengelolaan sistem pendidikan, sehingga mampu

menjangkau seluruh masyarakat, dan pada gilirannya mampu

mewujudkan masyarakat yang siap bersaing dalam perkembangan dan

perubahan dimasa yang akan datang.

Perubahan perkembangan pendidikan tidak sekedar membawa

perubahan dalam kewenangan akademik dan tatanan pengelolaan sekolah,

akan tetapi membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi

partisipasi sumber daya sekolah dan masyarakat dalam pengelolaan

sekolah. Apabila dihubungkan dengan praktik otonomi daerah dengan

penekanan implementasi otonomi sekolah, maka terkandung adanya

pelimpahan wewenang untuk perumusan kebijakan dan penetapan program

sekolah dan stakeholder-nya, praktik tersebut mengarah pada praktek

otonomi pengelolaan sekolah.

Kepentingan utama format otonomi sekolah adalah tampilnya

kemandirian, meningkatkan kinerja dengan mengakomodasi berbagai

sumber daya sekolah, yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

dalam wujud mutu hasil belajar siswa. Dalam konteks ini, hendaknya

mampu menciptakan sekolah tempat yang kondusif bagi layanan

pembelajaran. Dengan demikian, sekolah selalu membaca lingkungan dan

menanggapi secara cermat apa yang mungkin terjadi di masa depan.

Secara individual pendidikan dapat dikatakan berfungsi sebagai

instrumen seleksi, latihan dan penentu seseorang dalam kontelasi

masyarakat. Pencapaian prestasi akademis dan non akademis serta

(9)

signifikan dalam mencapai posisi sosial. Artinya adalah bahwa siswa di

masa mendatang, dengan melalui proses persekolahan dapat memiliki

makna, baik bagi dirinya maupun masyarakat yang benar-benar memilki

sumber daya kompetitif.

Kesadaran tentang pentingnya pendidikan dapat memberikan

harapan dan kemungkinan yang lebih baik pada masa mendatang, telah

memotivasi pendidikan berubah seiring dengan kondisi zaman. Itulah

sebabnya, pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan

peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan

kehidupan masyarakat, melalui program kerja sekolah yang matang.

Pola pikir perubahan ini, sejalan dengan visi pendidikan nasional

yaitu pendidikan yang mengutamakan kemandirian menuju keunggulan

untuk meraih kemajuan dan kemakmuran berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Kemandirian dalam rumusan tersebut mengandung makna memiliki

kemampuan untuk berperan aktif dalam tata hubungan sistematik dan

sinergi pada skala nasional maupun global. Penerapan prinsip keunggulan

juga terkandung maksud bahwa keunggulan hanya dapat dilakukan secara

selektif dan urutan prioritas. Tujuan yang mulia ini, mempersyaratkan

kepedulian keluarga, masyarakat, organisasi dan institusi pendidikan

nasional yang mandiri serta mampu melakukan inovasi menuju ke suatu

sistem pendidikan nasional yang unggul.

Menyimak dan mencermati arti strategis pendidikan, maka program

kinerja sekolah disusun berdasarkan keterbatasan sumber daya sekolah,

dengan tidak mengesampingkan tata nilai, filosofi dan hakekat pendidikan

(10)

terkandung dalam uraian di atas, maka selayaknya dan seharusnya sektor

ini digarap dengan penuh kesungguhan dan kearifan.

Salah satu program kinerja sekolah yang terkait dengan EMASLIM,

adalah Program Supervisi . Program tersebut, dipandang perlu karena merupakan bagian integral dalam proses pengelolaan pendidikan yang di

sekolah. Dengan kata lain bahwa program tersebut sebagai acuan kepala

sekolah dalam melakukan kinerjanya. Untuk itu, perlu diperhatikan karena

sebagai rambu-rambu pengelolaan sekolah yang merupakan wujud produk

layanan jasa.Program Supervisi yang terencana adalah sosok yang mampu

memberikan terobosan dan solusi. Karena dalam praktiknya secara

kemitraan bekerja sama dengan guru-guru, dalam mengungkit dan

mendobrak masalah yangb terjadi dalam proses belajar mengajar. Dalam

upaya menciptakan optimalisasi layanan pendidikan yang diharapkan oleh

stakeholder, yang secara bersama-sama berupaya merubah tantangan

menjadi peluang.

B. Dasar Pelaksanaan

Penyusunan program supervisi disusun berdasarkan rujukan, sebagai

berikut :

1. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

2. PP RI No.29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah

(11)

4. Keputusan Mendikbud RI N0. 0296/UP/1996 tentang penugasan

guru Pegawai Negeri Sipil sebagai Kepala Sekolah di lingkungan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

5. Keputusan Mendikbud RI N0. 201/P/1999 tentang Pemberian

Kuasa dan Delegasi Wewenang Pelaksanaan Kegiatan

Administrasi Kepegawaian kepada pejbat tertentu di lingkungan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

6. Keputusan Mendiknas RI No. 053/U/2001 tentang Pedoman

Penyusunan SPM Penyerlenggaraan Persekolah Bidang

Dikdasmen

7. Pasal 30 PP N0 29 tahun 1990 menyatakan :

(1) Pemerintah melaksanakan pengawasan terhadap sekolah

menengah dan dasar dalam rangka pembinaan,

pengembangan dan pelayanan sekolah yang bersangkutan.

(2) Pengawasan dilakukan terhadap penyelenggaraan

pendidikan dan administasi sekolah yang bersangkutan

C. Tugas dan Fungsi Sekolah

Berkaitan dengan usaha sadar dan terencana dalam upaya

membentuk pertumbuhan dan perkembangan manusia, maka sekolah

sebagai lembaga mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam

mengembangkan berbagai komptensi setiap siswa. Proses tersebut,

diharapkan dapat memiliki makna bagi bekal kehidupan dimasa mendatang.

Dalam skala yang banyak, sekolah memiliki rumusan yang dicita-citakan,

(12)

1. Mengembangkan pelayanan peningkatan kekuatan jaSMPni agar

tumbuh sehat, kuat, dinamis sehingga memilki ketangguhan fisik agar

dapat belajar dengan sungguh-sungguh. Membangun jasmani yang

sehat serta derajatnya terukur secara berkala.

2. Menata lingkungan sebagai wahana pendidikan yang mendukung kuat

pemberdayaan, penyelarasan, dan pelestarian sumber daya lingkungan

dalam kerangka sistem alam yang berpotensi sebagai sumber daya

pendidikan.

3. Membangun keyakinan bahwa sekolah yang sehat merupakan prasyarat

pembinaan rohani warganya. Kekuatan rohani ditandai dengan

keimanan dan ketaqwaan, melaksanakan nilai-nilai hidup jujur, amanah

saling menghargai. Segala upaya senantiasa menempatkan aktivitasnya

merupakan bagian dari pengabdian kepada Tuhan YME.

4. Membangun interaksi fungsional, imformasional, sosial, budayadan

politik dengan dilandasi semangat silih asah, silih asih dan silih asuh.

Dalam rangka mencapai kondisi silih wangi yang dilandasi semangat

belajar, kreatif dan inovatif.

5. Membentuk dan mengembangkan semangat kerja sama dalam semua

aspek kegiatan serta mengembangkan potensi setiap individu. Agar

dapat berkembangan secara optimal dengan melalui kerja sama tim,

sehingga mutu profesionalisme pelayanan meningkat dari waktu ke

waktu.

6. Membangun pengetahuan sebagai energi kehidupan yang

mengantarkan seluruh warga sekolah pada derajat hidup manusia

(13)

belajar. Dalam membentuk dan memilki keunggulan individu maupun

kolektif sebagai modal dasar kompetisi.

7. Membangun etos belajar pada seluruh warga sekolah, sehingga

perencanaan dan pelaksanaannya dirancang bersama sesuai dengan

asumsi dasar bahwa setiap siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh

komunitas sekolah memiliki kemampuan untuk dapat mengembangkan

sekolah secara optimal.

8. Merancang beban belajar sesuai dengan kemampuan fisiknya dan

kedewasaan penalaran dalam rangka proses peningkatan mutu secara

terencana, bertahap dan berkelanjutan.

9. Mengembangkan kesenian dengan filter norma-norma keagamaan,

sehingga seni berkembang sebagai ekspresi budaya luhur bangsa yang

mendapat penghargaan dari masyarakat.

10.Mengembangkan kehidupan sosial di sekolah yang harmonis, dilandasi

dengan semangat kekeluargaan, dan semangat mencari solusi terbaik

untuk kepentingan bersama.

11.Menguasai teknologi tepat guna untuk mengembangkan percepatan dan

penguatan kegiatan belajar dan peningkatan mutu diri.

Selain itu, bahwa sekolah merupakan lembaga pendidikan yang

berfungsi sebagai Unit PelaksanaTeknis pendidikan formal. Secara garis

besarnya sekolah memilik fungsi dan tugas, sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pendidikan formal selama jangka waktu tertentu

2. Menyelenggarakan pendidikan formal sesuai dengan kurikulum yang

berlaku

(14)

4. Membina Organisasi Intra Sekolah

5. Meningkatkan Kemampuan profesional tenaga kependidikan sesuai

dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

6. Melaksanakan urusan Tata Usaha dan Urusan Rumah Tangga Sekolah

7. Membina hubungan kerja sama dengan orang tua, masyarakat, Dewan

sekolah, Dunia Usaha/Industri dan intansi terkait.

8. Mempertanggungjawabkan setiap tugas dan kegiatan yang diembannya

kepada pihak yang berwenang.

D. Tujuan Penyusunan Program Supervisi

Dengan berorientasi pada keinginan untuk tampil beda dengan

sekolah-sekolah lain, seperti yang diamanatkan dalam visi dan misi. Serta

termotivasi untuk mewujudkan SMP Negeri 3 Limbangan menjadi sekolah

unggul dan mandiri yang berorientasi pada kepentingan siswa dimasa

mendatang, sesuai yang diamanatkan dalam tujuan Pendidikan Nasional.

Setelah mempertimbangkan kondisi sekolah dengan kurang dan

lebihnya, keberadaan potensi dengan tantangannya, keberadaan potensi

dengan kelemahannya, serta faktor lingkungan masyarakat sekitar

sekolah. Maka tujuan penyusunan program supervisi, adalah guna

memberikan arah kinerja yang jelas terhadap seluruh guru dan karyawan

lain dalam upaya mencapai tujuan yang diinginkan selama satu tahun

mendatang. Program supervisi ini, tidak terlepas dari bagian program jangka

menengah dan jangka panjang.

Sebagai konsekuensi dari penjelasan tersebut, maka secara rinci

(15)

1. Menciptakan kesadaran guru tentang tanggungjawabnya terhadap

pelaksanan dan kualitan proses pembelajaran

2. Membantu guru senantiasa memperbaiki dan meningkatkan

kualitas proses pembelajarn

3. Mengidentifikasi sumber daya sekolah berkaitan dengan kekuatan

dan kelemahannya serta hambatan dan peluangnya.

4. Memberikan arah dalam perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan evaluasi secara sistematis serta berkesinambungan

dalam palaksanan proses belajar mengajar.

5. Memberikan arah yang jelas terhadap pengelolaan teknik edukatif

dan pengelolaan administratif dalam rangka melaksanakan kurikulum

yang berlaku dalam upaya mencapai hasil yang optimal.

6. Menjadikan guru yang unggul, mandiri serta mampu bersaing

melahirkan inspirasi dan aspirasi dalam upaya secara terus menerus

untuk menjadikan sekolah yang mempunyai selling point yang tinggi

(16)

BAB II PELAKSANAAN A. Ruang Lingkup

Dalam implementasinya program supervisi diarahkan pada kualitas

kinerja guru dan karyawan lain. Dengan berorientasi pada lingkungan

sekolah maka ruang lingkup sebagai sasaran obyeknya adalah guru mata

pelajaran dan tenaga admnistratif. Artinya bahwa, supervisi diarahkan pada

tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga pendidik, yang menyangkut

persiapan administrasi perangkat pembelajaran dan proses aplikasi

administrasi yang di lakukan dalam kegiatan proses kegiatan pembelajaran

di dalam kelas. Sedangkan untuk tenaga lain (Tenaga Pelaksana

Administrasi/TU) diarahkan pada kinerja pengelolaan administrasi sebagai

pendukung pengelolaan pendidikan yang di selenggarakan sekolah.

B. Pengertian Supervisi

1. Supervisi ialah bantuan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah

untuk mengembangkan situasi belajar yang lebih baik. Yang dimaksud

dengan supervisi di sini bukan bersifat inpeksi orang lain yang serba

tahu, tetapi merupakan bagian proses pembinaan dalam rangka

mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam kata lain bahwa prosesnya

lebih mengarah kepada pembinaan seseorang atau kelompok.

2. Supervisi klinis adalah uatu bentuk bantuan profesional yang dinerikan

kepada calon guru atau guru berdasarkan siklus kebutuhan yang

sistematik dalamperencanaan, paleksanaan dengan pengamatanyang

(17)

penampilan proses pembelajaran dengan tujuan untuk dapat membantu

meningkatkan keterampilan dan sikap profesionalnya. Sedang

tahapannya, meliputi pendahuluan, observasi dan balikan

C. Teknik Supervisi

Kepala sekolah agar dalam melaksanakan tugasnya secara efektif,

selain harus menguasai hakekat, fungsi dan tujuan supervisi, juga harus

memahami teknik-teknik supervisi pengajaran. Teknik supervisi pengajaran

merupakan strategi kepala sekolah dalam memberikan pelayanan dan

pembinaan profesional kepada guru. Banyak teknik yang telah dikemukakan

dan dikembangan para pakar supervisi pendidikan yang satu sama lainnya

terdapat persamaan , tergantung cara dan sudut pandang yang digunakan.

Sebagai gambaran kami menukil pendapat Baharuddin Harahap ( 1983 :

11) teknik supervisi dapat digolongkan menjadi :

1. Teknik individual dan kelompok

2. Teknik lisan dan tulisan

3. Teknik langsung dan tidak langsung

4. Lain-lain

Kemudian Oteng Sutisna ( 1987 : 34) menjelaskan secara rinci teknik

supervisi pengajaran adalah sebagai berikut :

1. Kunjungan kelas

2. Pembicaraan individual

3. Diskusi kelompok

4. Demontrasi mengajar

5. Kunjungan kelas antar guru

(18)

7. Bulletin supervisi

8. Perpustakaan profesional

9. Lokakarya dan survey sekolah

Menyimak uraian tersebut, maka teknik supervisi dalam dilaksanakan

menjadi dua bagian utama, yakni bahwa supervisi yang dilakukan oleh

(19)

BAB III TINDAK LANJUT Identifikasi Masalah

Dalam kegiatan identifikasi masalah, kepala sekolah mengkaji

berdasarkan hasil supervisi yang dilakukan terhadap guru-guru tentang

pointer-pointer yang dipertimbangkan dan akan diangkat sebagai masalah

yang ditemukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Pemahaman dalam langkah ini adalah kepala sekolah memahami benar,

bahwa masalah tersebut adalah sangat dominan dan berpengaruh pada

tujuan yang akan dicapai berdasarkan pokok bahasan dan atau sub pokok

bahasan. Sehingga esensi dari materi yang disampaikan pada siswa pada

saat proses pembelajaran berlangsung tidak nampak atau nampak secara

tersamar. Hal ini, bisa disimpulkan bahwa proses pembelajaran tidak

bermakna baik untuk guru mata pelajaran maupun peserta didik.

Rumusan Masalah

Langkah berikutnya adalah bahwa kepala sekolah harus mampu dan

mempertimbangkan hasil analisis supervisi yang dilakukan dalam proses

pembelajaran. Dalam mengungkap masalah tentunya berdasarkan kajian

teoritis praktis, antara perangkat administrasi pembelajaran yang dibuat oleh

guru mata pelajaran dikorelasikan dengan “action” guru dalam kegiatan

proses pembelajaran. Alasannya cukup logis dan rasional, karena masalah

yang akan diangkat sebagai bahan kajian merupakan kajian secara

(20)

itu muncul dari sebagian besar guru. Sehubungan dengan hal tersebut,

maka erat kaitannya dengan teknik apa yang paling efektif dan efisien yang

perlu dilakukan oleh kepala sekolah. diskusi.

Pemecahan Masalah

Ketajaman mengangkat masalah akan lebih memudahkan mencari

solusi, untuk itu tidak ada salahnya sebelum dibicarakan secara formal

dapat ditempuh dengan upaya diskusi. Dalam kesempatan ini, perlu

penekanan sebagai refleksi dimensi pengetahuan bahwa fungsi utama

supervisi diarahkan bagaimana membantu sekolah atau mewakili

pemerintah dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, yakni membantu

peseta didik dalam pengembanganindividunya. Upaya pemecahan masalah

tersebut, tidak mustahil melahirkan masalah baru. Untuk mengantisipasi hal

ini, maka kepala sekolah senantiasa berkolaborasi dengan para PKS

(Pembantu Kepala Sekolah) agar sumbangan pemikiran-pemikiran dari

orang banyak diharapkan dapat memberikan gambaran upaya pemecahan

masalah. Kesiapan serangan balik sebagai manuver dari konsekuensi

program supervisi akan melahirkan tuntutan. Dan ini merupakan sesuatu

yang wajar dan alami karena perubahan diperlukan pengorbanan, baik

material maupun moril.

Sebagai gambaran upaya pemecahan masalah yang senantiasa

dilakukan adalah berupaya menghadirkan nara sumber, menambah

referensi sebagai bahan kajian untuk guru, pemenuhan media/fasilitas

pembelajaran, mengikuti seminar dan lokakarya.

(21)

Pemanfaatan Hasil Supervisi

Dalam kegiatan ini, yang merupakan langkah berikutnya adalah

bahwa hasil .supervisi dapat dimanfaatkan, diantaranya sebagai berikut :

1. Sebagai bahan pertimbangan untuk pergembangan program sekolah

dimasa yang akan datang.

2. Dapat berfungsi sebagai pembinaan profesional oleh kepala sekolah

terhadap guru-guru.

3. Sebagai modal dasar untuk diarahkan kepada program unggulan

sekolah

4. Sebagai bahan masukan dalam Rencana Induk Pengembangan Sekolah

yang dapat dituangkan RAPBS an APBS.

5. Sebagai koreksi timbal balik kepada kepala sekolah sebagai ilmuan

profesional yang senantiasa menggali dan berupaya kearah peningkatan

mutu pendidikan.

(22)

BAB IV PENUTUP B. Kesimpulan

Rencana program supervisi dilaksanakan selama satu tahun

pelajaran, dengan beberapa sasaran program. Dalam rangka upaya

peningkatan mutu pendidikan, khususnya SMP Negeri 1 Pasirwangi.

Program tersebut, dapat direalisasikan dalam kurun waktu satu tahun

pelajaran, dengan berorientasi pada sasaran program yang telah disepakati

bersama, yakni yang menjadikan komitmen warga sekolah untuk

senantiasa melakukan kinerja berdasarkan subtansi dan kualifikasi

kemampuannya masing-masing. Selain itu pelaksanaan program kerja

sekolah, tidak terlepas dari program kerja jangka panjang. Perolehan

Nilai Ujian Nasional dengan rata-rata 7,5 program , pada tahun pelajaran

2008/2009 menjadikan wacana pemikiran untuk ditindak lanjuti dengan

pengkajian program yang matang. Maka Peningkatan Sumber Daya

Manusia, dalam hal ini guru bidang studi, peningkatan disiplin guru secara

komprehensif, terbentuknya keharmonisan lingkungan organisasi (kerja),

merupakan bagian integral untuk disikapi secara positif.

Program upervisi ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam

upaya meningkatkan mutu pendidikan secara komprehesif, sehingga

terbentuknya lulusan yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan

hidup (life skill). Dengan demikian diharapkan akan mampu mewujudkan

generasi yang mandiri, unggul dan selalu siap menghadapi perubahan dan

(23)

C. Rekomendasi

Dalam upaya melaksanakan setiap komponen program kinerja sekolah,

pengelola sekolah perlu membuat program kerja sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi, serta tanggung jawabnya. Program kerja tersebut, tidak

terlepas dari komitmen pengelola sekolah dalam upaya meningkatkan

kinerja sekolah inklusif dengan peningkatan mutu pembelajaran.

Pencapaian sasaran program yang dikontribusikan dalam elemen

komponen program kertja sekolah, pengelola sekolah perlu penekanan

pada deskripsi tugas. Jika dalam operasionalnya tidak dapat dilaksanakan

atau ada hambatan, sebaiknya disesuaikan dengan kapasitas sumber daya

sekolah dan lingkungan sekitarnya. Untuk lebih mengarah pada tujuan

pendidikan melalui program kerja sekolah, maka rencana berikutnya secara

periodik dianalisis, dievaluasi dan dilakukan pengendalian, serta

pelaksanaan program diupayakan semaksimal mungkin.Upaya pengkajian

dalam rangka menemukan masalah, senantiasa dilakukan secara terus

menerus, untuk dilakukan upaya perbaikan.

Akhirnya apa yang diharapkan oleh semua pihak dapat terwujud,

sehingga melalui program kerja sekolah dapat membantu meringankan

beban orang tua, dalam upaya mencerdaskan putra-putrinya. Karena siswa

telah dibekali berbagai ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Mudah-mudahan ilmu yang diperolehnya sangat bermanfaat dimasa yang akan

datang. Dengan tegas dan jelas secara perlahan tapi pasti mampu

(24)

D. Saran-Saran

Bertitik tolak dari pengkajian potensi sekolah dan temuan-temuan

permasalahan dalam menjalankan program supervisi pada tahun pelajaran

yang lalu, maka SMP Negeri 3 Limbangan berupaya untuk meningkatkan

prestasinya. Dengan terwujudnya program kerja sekolah sebagai pedoman

kinerja maupun untuk penelitian sejauh mana tingkat efektivitas dan

efisiensi program kerja. Pada kesempatan ini kami mengemukakan

saran-saran sebagai berikut:

1. Hendaknya kepada setiap guru dan karyawan Tata Usaha lebih giat lagi

untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya serta mempertinggi

sikap profesional yang positif.

2. Hendaknya kepala sekolah lebih berupaya lagi memberi dorongan,

membina dan memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk selalu

meningkatkan kemampuan dalam mengelola sistem pembelajaran

bervariasi

3. Hendaknya Dinas Pendidikan lebih sering lagi memberikan

pelatihan-pelatihan, bantuan fisik serta memberikan pembinaan kepada guru-guru.

4. Dalam upaya memberikan bantuan dari pihak pemerintah kepada

sekolah, maka pengelola sekolah perlu “mengeksplorasi” potensi-potensi

sekolah yang dapat menjadikan peluang untuk maju dan berkembang,

serta mempunyai “selling point” yang tinggi.

5. Kesungguhan dan disiplin serta harapan kinerja pengelola sekolah

merupakan salah satu faktor terpenting dalam peningkatan kinerja

(25)

6. Jika tindakan kepala sekolah terhadap guru dan guru terhadap siswa

normatif, maka akan berpengarug terhadap kualitas kewgiatan belajar

mengajar

E. Implikasi Pendidikan

Essensi dari pendidikan yang diselenggarakan di sekolah, adalah

terjadinya tatanan nilai kehidupan manusia secara mikro. Sekolah

merupakan lembaga formal berfungsi sebagai wadah pengembangan

budi-daya siswa melalui tranfer nilai yang terkandung dalam kurikulum, yang

termuat dalam kandungan kompetensi setiap mata pelajaran. Pemahaman

secara lebih mendalam, bahwa setiap kompetensi dasar inklusif dengan

nilai-nilai kecakapan hidup manusia. Prosesinya dalam bentuk lembaga

formal jelas, bahwa acuan pelaksanaan pendidikan di sekolah adalah

bertujuan membekali generasi penerus (siswa) sebagai aset pemimpin

masa yang akan datang.

Dengan acuan tersebut, maka sekolah berfungsi sebagai

media/fasilitas untuk membekali berbagai ilmu dasar dalam rangka

membentuk manusia yang kreatif, inovatif dan mandiri. Sehingga mereka

mampu menghadapi berbagai tantangan dimasa mendatang.

Secara yuridis formal dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem

Pendidkan Nasional No. 20 tahun 2003, bahwa pendidikan merupakan

usaha sadar dan terencana untuk mewuudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan

potensi dirinya, dalam upaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

(26)

yang diperlukan dirinya dalam realisasi bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

Implikasi pendidikan dalam nuansa era globalisasi sebagai gambaran

kehidupan mayarakat modern, memberikan kontribusi dan konstelasi

wahana perjuangan, upaya dan prestasi sehubungan dengan hak setiap

warga negara mempunyai kesempatan yang luas meraih kedudukan yang

setinggi-tingginya dalam kehidupan mayarakat. Sekolah merupakan

pendidikan formal, akan dapat memberikan peluang yang seluas-luasnya

bagi kemajuan seseorang. Karena tata nilai pelaksanaan pendidikan

merupakan wahana sosial dalam memobilisasi diri untuk mencapai tujuan

yang diharapkan, dengan kompetesi yang sehat dan terbuka serta tidak

mengindahkan untuk senantiasa membangun kerukunan, kebersamaan.

Dalam kepentingan kehidupan manusia, pendidikan yang

diselenggarakan di sekolah harus dapat berperan untuk dapat

meningkatkan mutu kehidupan yang elbih baik, yang selalu ada indikasi

peningkatan dari generasi kegenerasi berikutnya. Dampak dari implikasi

pendidikan sebagai media dalam upaya memperbaiki tata nilai kehidupan

kearah yang lebih baik, maka proses pendidikan perlu memperhatikan

empat pilar yang dikemukakan UNESCO, sebagai landasan pelaksanaan

proses pendidikan secara umum. Di susun sebagai berikut, adalah :

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Permendiknas RI nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan, maka dipandang perlu suatu lembaga sekolah untuk mengimplikasikan

Salah satu faktor penting dalam rangkaian upaya pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah tersebut adalah perlu disusunnya sebuah Program Supervisi untuk mencermati, memantau,

Sarana dan prasarana merupakan bagian dari alat pendidikan yang sangat penting, guna menunjang keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu perlu sekali adanya pengelolaan pendidikan

Arsyad (2020:3) mengatakan bahwa untuk terciptanya tujuan pendidikan, penggunaan media sebagai bagian integral dari proses pembelajaran sangat diinginkan. Oleh karena

Berdasarkan uarian tersebut, pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar atau pembelajaran, karena proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang integral

Secara analisis pragmatis, kegiatan pendidikan dipandang sebagai bagian integral kebudayaan; dalam hal ini kegiatan pendidikan dipandang sebagai penerapan pandangan

Supervisi klinis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan peningkatan mutu proses belajar mengajar di sekolah. Supervisi dipandang sebagai bantuan yang

PROGRAM SUPERVISI PROGRAM SUPERVISI KEPALA SEKOLAH KEPALA SEKOLAH DISUSUN OLEH : DISUSUN OLEH : ………....