• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SDN PULANG PISAU 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SDN PULANG PISAU 2"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

671

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI

SDN PULANG PISAU 2

MARDIAH

Email mardiahsdpulpis2@gmail.com ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi pemahaman siswa yang kurang dalam pembelajaran PAI materi beriman kepada malaikat Allah hal ini ditandai dengan banyaknya siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam Materi Beriman Kepada Malaikat Allah di SDN Pulang Pisau 2, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau.

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dan Subyek penelitian ini adalah siswa di kelas IV SDN Pulang Pisau 2 yang berjumlah 10 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan rumus rata-rata nilai, presentase ketuntasan belajar dan data observasi.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama islam di SDN Pulang Pisau 2. Hal ini dapat dibuktikan dari rata-rata siswa yang sebelum diterapkan model pembelajaran problem based learning adalah 10, siswa yang mendapat nilai diatas 75 adalah 30 %. Dari hasil siklus 1 rata-rata nilai 69,5 ,siswa yang mendapat nilai diatas 75 adalah 50 %.

Setelah siklus II diperoleh rata-rata nilai 79,0 artinya siswa yang mendapat nilai diatas 75 adalah 80 % ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Problem Based Learning, Hasil Belajar, Pendidikan Agama Islam

(2)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

672

EFFORTS TO IMPROVE THE LEARNING OUTCOMES OF CLASS IV STUDENTS THROUGH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MODEL AT

SDN PULANG PISAU 2

MARDIAH ASMAWATI SRI MULIATI

Email mardiahsdpulpis2@gmail.com asmawatiaqila19@gmail.com

srimuliyati646@gmail.com

ABSTRACT

This research was motivated by the condition of students' lack of understanding in PAI learning FROM the SUBJECT “Beriman Kepada Malaikat Allah”, this is marked by the number of students who got scores below the KKM .

The purpose of this study was to determine whether the application of the Problem Based Learning model can improve learning outcomes on PAI for the subject “Beriman Kepada Malaikat Allah”, at SDN Pulang Pisau 2, Kahayan Hilir District, Pulang Pisau Regency.

The kind of this research was classroom action research (CAR) and the subjects of this research were the students in class IV SDN Pulang Pisau 2, totaling 10 students. Data collection techniques used observation, tests, and documentation. The data analysis technique used the formula for the average value, the percentage of learning completeness and observation data.

The results of this study could be concluded that learning using problem based learning model can improve learning outcomes of PAI Subject at SDN Pulang Pisau 2. This was approved by the average scores of students before

(3)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

673

PBL models was applied were 10. The persentage of Students who got scores above 75 were 30%. From the results of cycle 1 the average value of 69.5, students who scored above 75 were 50%. After the second cycle, the average value was 79.0, meaning that students who scored above 75 were 80%. This indicates that there was an increase in PAI learning outcomes by using the Problem Based Learning learning model.

Keywords: Problem Based Learning Model, Learning Outcomes, Islamic Religious Education

PENDAHULUAN

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU.

RI,2003:7)

Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas diatas secara implisit tergambar bahwa kemampuan dan keprofesionalan seorang guru sangat diperlukan.

Kemampuan guru dalam memilih dan mengggunakan metode pembelajaran yang tepat sangat penting dalam rangka penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Dengan metode pembelajaran yang efektif dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak, mengarahkan perkembangan jasmani dan rohani untuk mampu menjalankan peranan dan tujuan hidupnya (Ahmad D. Marimba,1992:16)

Salah satu permasalahan yang tidak sepi dari perbincangan umat adalah masalah pendidikan. Al-Qur'an sendiri telah memberi isyarat bahwa permasalahan pendidikan sangat penting. Jika al-Qur'an dikaji lebih mendalam, akan ditemukan beberapa prinsip dasar pendidikan yang dijadikan sumber inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan yang bermutu. Salah satu ayat yang membahas tentang pendidikan Islam yaitu dalam surah At Taubah ayat 122 yang berbunyi (Gramedia, 2019: 122.)

(4)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

674

َن َلَ ْوَلَف ًۗ ةَّفۤاَك ا ْو ُرِفْنَيِل َن ْوُنِم ْؤُمْلا َناَك اَم َو ۞ ا ْْٓوُعَج َر اَذِا ْمُهَم ْوَق ا ْو ُرِذْنُيِل َو ِنْيِ دلا ىِف ا ْوُهَّقَفَتَيِ ل ٌةَفِٕىۤاَط ْمُهْنِ م ٍةَق ْرِف ِ لُك ْنِم َرَف

ࣖ َن ْو ُرَذْحَي ْمُهَّلَعَل ْمِهْيَلِا ١٢٢

Artinya : Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya. (Q.S At Taubah 9: 122)

Penjelasan ayat diatas tersirat jelas sekali bahwa PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran- ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan bagian yang terdapat dalam ajaran agama Islam. Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta didik. Semua mata pelajaran yang memiliki tujuan tersebut harus siring dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran PAI.

Berkaitan dengan hal tersebut, Pendidikan agama adalah merupakan suatu jalan untuk mendasari peserta didik dengan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa agar kelak mereka dapat menjadi manusia yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti yang luhur guna memantapkan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan agama merupakan salah satu bagian dalam pembentukan kepribadian manusia dan juga merupakan salah satu faktor penunjang dalampembentukan moral. Pelaksanaan pengajaran agama disekolah selama ini sudah berjalan dengan baik di Indonesia hal ini dibuktikan dengan masuknya pelarana Agama dalam kurikulum. Pendidika agama merupakan salah satu pelajaran wajib harus ada dan diterima oleh para siswa.

PAI menjadi mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari ditengahtengah masyarakat. ( Zubaedi, 2011 :h. 274-275)

Pendidikan Islam adalah suatu proses spiritual, akhlak, intelektual dan sosial yang berusaha membimbing manusia dan memberinya nilainilai, prinsip-

(5)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

675

prinsip dan teladan ideal dalam kehidupan yang bertujuan mempersiapkan kehidupan dunia akhirat. Secara khusus pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. ( Wina Sanjaya, 2009: h. 11)

Diberikannya mata pelajaran PAI di sekolah bertujuan untuk terbentukya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT berbudi pekerti yang luhur (berakhlak mulia), dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-sendi islam lainnya, sehingga dapat dijadikan bakal untuk mepelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu dan mata pelajaran tersebut

Pembelajaran atau pengajaran pada dasarnya merupakan kegiatan guru menciptakan situasi agar siswa belajar. Tujuan utama pembelajaran atau pengajaran adalah agar siswa belajar. Mengajar dan belajar merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Bagaimanapun baiknya guru mengajar, apabila tidak terjadi proses belajar pada para siswa, maka pengajarannya tidak baik, tidak berhasil. Sebaliknya, meskipun cara atau metode yang digunakan guru/dosen sangat sederhana, tetapi sudah mendorong para siswa banyak belajar, pengajaran tersebut cukup berhasil. Guru harus mampu menguasai dan mengaplikasikan berbagai macam model dan metode pembelajaran dalam menyampaiakan materi kepada siswa. Hai ini bertujuan agar siswa dapat dengan mudah memahami materi yang dipelajari.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar untuk mencapai prestasiSetelah siswa mwmahami materi yang dipelajari maka hasil belajar siswa tersebut pun akan meningkat. Untuk meningkatkan hasil belajara agar sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah : a. Faktor row input (faktor murid itu sendiri) dimana setiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam: (1) kondisi fisiologis, (2) Kondisi psikologis. b. Faktor environmental input (faktor lingkungan), baik itu lingkungan alami ataupun lingkungan sosial dan c. Faktor instrumental input, antaralain kurikulum, program/bahan pengajaran, sarana dan fasilitas, guru (Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya, 2007: h.103)

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi;

(6)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

676

otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi, dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi. Oleh karena itu, pendidik atau guru harus mengutamakan keterampilan dasar dan meningkatkan tingkat berpikir kritis yang harus dimiliki peserta didik agar mereka dapat memahami konsep dengan sistematis, baik secara teoritis maupun aplikasinya

(

Asnawan, 2010 :h. 98)

Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, model pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini adalah problem based learning pada materi beriman kepada malaikat Allah karena materi ini merupakan salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa. Hal ini terbukti dengan rendahnya rata-rata ulangan harian kelas IV SDN Pulang Pisau 2 tahun ajaran 2021/2022, sehingga dibutuhkan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar. Selain itu, diharapkan dengan model problem based learning dapat meningkatkan pastisipasi siswa dalam aktifitas pembelajaran.

Problem based learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalah yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa dalam menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan ( Trianto, 2010: h. 92)

Pada model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), siswa akan dibentuk dalam suatu kelompok-kelompok kecil dan siswa saling bekerja sama untuk memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru yang berkaitan dengan materi pelajaran. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membuat siswa aktif berdiskusi bersama anggota kelompok untuk memecahkan permasalahan dan menemukan konsepnya sendiri. Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacammacam prosedur pemecahan masalah. Oleh sebab itu, mau tidak mau siswa dituntut untuk aktif membaca dan menjelaskan penjelasan materi dari guru. Selain itu, mereka harus aktif mencari informasi tambahan dari berbagai sumber untuk memecahkan masalah dalam soal diskusi

METODOLOGI PENELITIAN

(7)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

677

Waktu dan Jadwal Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada bulan Juni dan Juli 2022. Pada siklus I berlangsung 4x 35 menit (untuk satu kali tatap muka) dan untuk siklus II dilakukan 4 x 35 menit (1 kali tatap muka).

Penelitian ini bertempat di Sekolah Dasar Negeri Pulang Pisau 2 yang beralamat di jalan Bandar no. 181, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau.

Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Pulang Pisau 2 pada semester II Tahun pelajaran 2021/2022.

Subyeknya adalah siswa-siswi kelas IV yang berjumlah 9 siswa. Waktu dan Jadwal Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada bulan Juni dan Juli 2022. Pada siklus I berlangsung 4x 35 menit (untuk satu kali tatap muka) dan untuk siklus II dilakukan 4 x 35 menit (1 kali tatap muka).

Jenis penelitian ini tergolong Penelitian Tindakan Kelas (classroom action reaserch) yang secara umum bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang memaparkan terjadinya sebab-akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas atau PTK adalah jenis penelitian yang memaparkan baik proses maupun hasil. (Suharsimi Arikunto Dkk, 2008: h. 58)

Metode pengumpulan data merupakan sekumpulan informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan suatu penelitian yang berasal dari berbagai sumber. Penelitian kualitatif diusahakan mengumpulkan data deskritif (dokumen pribadi, catatan lapangan, tindakan responden, dokumen dan lain- lain) yang banyak kemudian dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian (Andi Prastowo, 2016: h. 43)

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya.

Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum

(8)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

678

masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan

Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan dengan beberapa tahap diantaranya perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan dan refleksi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara kualitatif yaitu dengan observasi atau pengamatan proses pembelajaran yang berlangsung dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Sedangkan analisis data secara kuantitatif yaitu dengan melakukan pre-test dan post-tes untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa.

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan belajar dengan metode observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif. Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui Hasil Belajar belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh hasil pengamatan terhadap keadaan pembelajaran yang sebenarnya dan mengandung informasi yang relevan dengan kegiatan penelitian Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan tes sebagai teknik pengumpulan data utama. Sedangkan, teknik pengumpulan data pendukung menggunakan wawancara dan dokumentasi.

HASIL PENELITIAN

Penelitian tindalan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun 2021/2022, penelitian ini dilakukan di kelas IV di SDN Pulang Pisau 2 dengan jumlah siswa sebanayak 10 siswa, terdiri dari laki-laki 5 Orang dan perempuan 5 Orang. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada dua siklus dilakukan mulai 08 Juni sampai 25 Juni tahun 2022.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang meliputi

(9)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

679

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), model Pembelajaran Problem based learning (PBL) ini akan diterapakan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) materi Beriman Kepada Malaikat Allah dengan tujuan agar siswa dapat memahami makna beriman kepada Malaikat Allah.

Data kondisi awal dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh setelah peneliti melakukan observasi dan tes pada pratindakan. Kemudian dari hasil pratindakan diketahui beberapa permasalahandalam pembelajaran PAI kelas IV, permasalahan yang harus segera diatasi adalah masih rendahnya hasil belajar siswa dengan rata-rata kelas 60,0.

Menurut data pratindakan tersebut, kemudian dilaksanakan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada siklus I dan siklus II. Berikut merupakan deskripsi hasil penelitian yang didapatkan peneliti selama melaksanakan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning.

a. Siklus I

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I menggunakan model pembelajaran problem based learning masih belum optimal, hal tersebut ditunjukkan Masih kurangnya partisipasi siswa untuk mendengarkan dan mencari pertanyaan karena masih banyak siswa yang sibuk dan asyik mengobrol dengan teman lainnya, ada beberapa siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan yang diberikan temannya karena kurangnya membaca materi yang telah disediakan sehingga kurangnya pemahaman terhadap materi yang sedang dipelajari dan masih ada beberapa siswa yang ragu-ragu dalam menyampaikan dan menjawab pertanyaan karena masih kurangnya percaya diri dan takut salah.

Model pembelajaran problem based learning menekankan keaktifan siswa, siswa dituntut aktif dalam memecahkan suatu masalah (problem), model tersebut bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari oleh siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis sekaligus pemecahan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Guru haruus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri, dengan model pembelajaran problem based learning, akan lebih mudah menangkap materi belajar mengajar yang disampaikan

(10)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

680

guru yang akan membentuk penguasaan materi belajar akan menjadi lebih baik.

Masih adanya beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran pada siklus I, maka berdampak pada kurangnya tingkat pemahaman siswa, hal tersebut bisa dilihat dari hasil data belajar pada siklus I yang baru mencapai % yang artinya baru 5 orang yang mendapatkan nilai tuntas dari 10 siswa yang ada, namun data sudah ada peningkatan prestasi siswa pada siklus I dibandingkan sebelum perbaikan/pra siklus.

b. Siklus II

Pada siklus II siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bisa mengikuti model pembelajaran problem based learning secara keseluruhan baik dari pertanyaan dan jawaban yang diberikan serta mampu memberikan tambahan informasi terhadap pertanyaan maupun jawaban. Guru dalam hal ini hanya memberikan dan mengawasi terhadap jalannya proses diskusi yang dilakukan oleh siswa.

Ada peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, semua siswa berusaha memahami materi yang diberikan oleh guru, siswa juga sangat antusias sehingga menyimak jalannya tanya jawab yang dilakukan oleh teman yang lainnya. Setelah dilakukan tes atau penilain diakhir pembelajaran pada siklus II, ternyata hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran, hal tersebut bisa dilihat dengan adanya perolehan niali yang lebih baik bila dibandingkan siklus I jumlah siswa yang tuntas 5 siswa mencapai ketuntasan 50 %. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas 8 siswa sehingga ketuntasan belajar meningkat menjadi 80 % dan hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran akhlak dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat kita lihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.1

Perbandingan Hasil Nilai Belajar Peserta didik

No Nama

Perbandingan Siklus

Pra Siklus Siklus I Siklus II

(11)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

681

1 Arifin 75 80 85

2 Asyifa 60 75 80

3 Khalida 50 60 75

4 Khayla 75 80 90

5 Muhammad Rizki Axello

50 60 75

6 Muhammad Rizki Raihan

55 65 70

7 Nayla 80 80 85

8 Putri 50 60 65

9 Dhika 55 75 85

10 Afifah 50 60 80

Berdasarkan perbandingan diatas maka secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning pada pembelajaran PAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa dikelas IV SDN Pulang Pisau 2. Model pembelajaran problem based learning merupakan salah satu model mengajar guru, dimana guru memberikan masalah ataupun masalah nyata yang dihadapi siswa dan tugas yang akan dihadapi dalam dunia

(12)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

682

nyata kepada siswa sekaligus usahanya dalam memecahkan masalah tersebut.

Hal ini dapat kita lihat pada diagram berikut:

Digram perbandingan hasil nilai belajar

Beberapa hal yang masih perlu diperbaiki pada penerapan model pembelajaran problem based learning adaalah pada saat pelaksaan penerapan problem based learning pada awal pembelajaran masih terdapat siswa yang kurang menyimak materi yang disampaikan guru. Setelah dilakukan refleksi maka bermacam persoalan yang ditemukan tersebut akhirnya dapat diperbaiki dan memperoleh hasil yang lebih baik.

Problem based learning didefinisikan sebagai lingkungan belajar yang didalamnya menggunakan masalah untuk bealajar, siswa diharuskan mengidentifikasi satu masalah nyata. Hasil belajar dari pembelajaran problem based learning peserta didik memiliki keterampilan penyelidikan, peserta didik memiliki keterampilan mengatasi masalah, peserta didik mempunyai kemampuan mempelajari peran orang dewasa, dan peserta didik dapat menjadi pembelajar yang mandiri.

Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Pendekatan ini merupakan

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Perbandingan Hasil Nilai Belajar

Pra Siklus Siklus I Siklus II

(13)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

683

konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata yang mendorong siswa membuat hubungannya anatara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka, dimana siswa ditantang berfikir kritis untuk memecahkan suatu masalah dan akan membawa makna personal dan sosial bagi siswa ( Leni Herlina, 2016, h :241.)

KESIMPULAN

Penerapan model pembelajaran problem based learning pada materi Beriman kepada malaikat Allah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV di SDN Pulang Pisau 2. Peningkatan tersebut terlihat dari nilai rata- rata posttest siklus I yaitu 65,5 dengan nilai ketuntasan mencapai 50 %.

Sedangkan nilai rata-rata posttest siklus II yaitu 76,9 dengan nilai ketuntasan mencapai 80 %. Dengan demikian penerapan model problem based learning dianggap berhasil dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Beriman kepada malaikat Allah karena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Abuddin Nata yang menyatakan bahwa model pembelajaran problem based learning (PBL) adalah pembelajaran yang bertumpu pada kreativitas, inovasi dan motifasi para siswa. Dengan PBL, proses belajar lebih banyak bertumpu pada kegiatan para siswa secara mandiri, sementara guru bertindak sebagai perancang, fasilitator, motivator atas terjadinya kegiatan belajar mengajar tersebut, melalui PBL seorang siswa akan memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah yang selanjutnya dapat ia terapkan pada saat menghadapi masalah yang sesungguhnya dimasyarakat(

Abuddin Nata,2011: h. 255)

Selain itu beberapa hal yang bisa disimpulkan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebagai berikut:

1. Model problem based learning membuat peserta didik lebih mudah memahami materi Beriman kepada malaikat Allah.

2. Penggunaan model problem based learning mampu meningkatkan prosentase jumlah peserta didik yang tuntas belajar

3. Penggunaan model problem based learning mampu meningkatkan aktifitas belajar peserta didik

(14)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

684

4. Melihat keberhasilan penerapan model problem based learning sebagaimana di atas, guru merasa tertantang untuk lebih inovatif dan kreatif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Agar pelaksanaan model problem based learning dapat mencapai hasil yang optimal maka terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan, diantaranya:

1. Guru dapat mengkaji dan mempelajari lebih dalam lagi bagaimana cara menerapkan model pembelajaran model problem based learning yang sesuai dengan karakterikstik siswa di sekolah.

2. Guru dapat mengembangkan model problem based learning yang tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif siswa akan tetapi juga meningkatkan dan melatih kemampuan berpikir mereka.

3. Guru diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan model problem based learning dengan baik di dalam kelas. Hal ini dapat dilakukan apabila guru siap dengan segala fasilitas yang dibutuhkan untuk model problem based learning.

4. Siswa hendaknya bisa lebih aktif serta kondusif dalam diskusi kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. 2007. Strategi Hasi Belajar Mengajar, Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: CV. Pustaka Setia, h.103 Majid, Abdul dan Dian Andayani. (2006) Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nata, Abuddin. (2011) Perspektif Strategi Pembelajaran . Jakarta: Kencana.

Prastowo, Andi. (2016) Metode penelitian Kualitatif alam perspektif Rancangan Penelitian, Jogjakarta: Ar- Ruzz Media.

Rusman, (2012) Model-Model Pembelajaran . Jakarta: Rajawali Pers.

Sukmadinata, Nana Syaodih dan Erliana Syaodih, (2012) Kurikulum Dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Refika

(15)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

685

Sanjaya, Wina. (2009) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2006) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2010) Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif . Jakarta:

Kencana.

Zubaedi, (2011) Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana, 2011 Abu, Ahmadi dan Joko Tri Prasetya. (2007) Strategi Hasi Belajar Mengajar, Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: CV. Pustaka Setia

Referensi

Dokumen terkait

Penulis melakukan analisa produk yang lebih banyak diproduksi dalam perusahaan tersebut dengan menggunakan klasifikasi ABC, kemudian melakukan peramalan terhadap data hisotri

Jadi sebagai sebuah bangunan, Raha Bulelenga adalah penamsilan martabat satu, dua, dan tiga yang hanya dapat ditembus dengan cara mencapai tingkatan hati terdalam

4. Anggaran Belanja Negara, Penetapan formasi PNS bagi suatu organisasi pada akhirnya sangat ditentukan oleh tersedianya anggaran. Oleh karena itu

Penelitian yang dilakukan Supomo dan Indriantoro (1998) menunjukkan bahwa pengaruh partisipasi terhadap kinerja manajerial tidak signifikan, dengan demikian menolak hipotesis yang

Sesungguhnya masih banyak lagi konsep-konsep dalam fisika atau cabang ilmu pengetahuan alam lainnya yang dapat dibelajarkan dengan mengintegrasikan sains, teknologi, masyarakat, dan

Hambatan samping yang terjadi pada koridor Jl.Dr.Setiabudhi menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas, dan hambatan samping yang terjadi

PENGARUH METODE PROCESS GOAL SETTING TERHADAP MOTIVASI OLAHRAGA DAN PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR DROPSHOT CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS PADA ATLET PEMULA PB. 27) menyatakan

Pada periode intraoperatif, respon tubuh dalam menghadapi stress baik pembedahan dan anestesi adalah meningkatnya kadar hormon katabolik yang menyebabkan