• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Realisasi DIPA s.d 31 Des 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perkembangan Realisasi DIPA s.d 31 Des 2011"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

INSPEKTORAT JENDERAL

Jakarta, 2 Februari 2012

(2)

2 84,52 74,40 90,61 63,98 76,00 94,23 93,53 75,74 74,86 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 400.000 450.000 500.000 SETJEN DITJEN IA DITJEN BIM DITJEN IUBTT DITJEN IKM

ITJEN BPKIMI PPI KII

Pagu Anggaran Realisasi (%)

Perkembangan Realisasi DIPA s.d 31 Des 2011

(dalam Juta rupiah)

(Rp) (%) Realisasi (%) SETJEN 443.205 404.912 91,36 374.580 84,52 DJ. IA 418.784 376.947 90,01 311.584 74,4 DJ. BIM 407.164 369.053 90,64 368.918 90,61 DJ. IUBTT 147.402 133.871 90,82 94.301 63,98 DJ. IKM 377.107 346.637 91,92 286.601 76 ITJEN 45.500 43.621 95,87 42.875 94,23 BPKIMI 386.191 361.089 93,5 361.207 93,53 DJ. PPI 55.000 50.721 92,22 41.657 75,74 DJ. KII 48.558 44.858 92,38 36.350 74,86 Jumlah 2.328.911 2.131.652 91,53 1.918.073 82,36 Realisasi s/d Desember 2011 Pagu Anggaran Unit Target s/d Desember 2011

(3)

3

Sebagian dari Kegiatan Revitalisasi Gula tidak disetujui pencairan bintangnya sebesar Rp. 56,9 M dan bantuan subsidi bunga yang tidak terserap sebesar Rp.9 M. Adanya penghematan anggaran dari pelaksanaan lelang yang dilakukan ULP sebesar Rp. 66,9 M.

Sisa Belanja Pegawai sebesar Rp. 24,68 M yang disebabkan oleh kelebihan alokasi pagu anggaran.

Sisa Anggaran perjalanan dinas yang tidak dimanfaatkan sebesar Rp. 71,87 M.

Pemanfaatan hasil penghematan yang digunakan kembali sebesar Rp. 170 M tidak dapat dilaksanakan seluruhnya.

Adanya beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan mengingat waktu pelaksanaan kegiatan yang tidak mencukupi antara lain kegiatan TKDN pada Ditjen IUBTT senilai Rp.38 M yang anggarannya berasal dari BA 99 yang status anggarannya dialihkan ke BA 19 pada bulan Oktober dan Persetujuan Revisi Anggaran baru turun bulan November 2011.

Penyebab Rendahnya Realisasi Anggaran

Tahun 2011

1

2

3

4

5

6

(4)

4

» Terlambatnya mulai pelaksanaan kegiatan lelang sebagai akibat dibentuknya LPSE sehingga efektif pelaksanaan lelang bulan Februari 2011.

» Anggaran yang dibintangi cukup besar mencapai Rp. 439,97 M atau 19,64% dari total anggaran Kementerian sehingga mengakibatkan terhambatnya proses pelaksanaan anggaran.

» Kesiapan PPK dalam menyediakan data dukung yang terkait dengan proses pelelangan (HPS, RKS, TOR, RAB).

» Keberadaan SDM yang ditempatkan pada ULP belum optimal karena masih terikat dengan tugas dari unit kerjanya masing-masing.

» Inpres Nomor 7 tahun 2011 tentang Penghematan Anggaran Belanja sebesar 10% atau Rp. 170 M yang berakibat dilakukan penelaahan kembali terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan penghematan sehingga mempengaruhi jadwal pelaksanaan kegiatan.

» DIPA atas anggaran penghematan yang dapat digunakan kembali, baru diterima di bulan November, sehingga menyebabkan penyerapan anggaran tidak maksimal.

(5)

5

Dari hasil audit kinerja diperoleh hal-hal yang yang masih terjadi dan menghambat capaian kinerja unit tahun 2011 :

Terdapat beberapa kegiatan yang tidak mendukung tercapainya sasaran program yang telah ditetapkan.

Pada umumnya penanggung jawab kegiatan kurang melaksanakan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan sehingga pencapaian sasaran kurang optimal.

Pelaksanaan Program/Kegiatan Litbang terapan selama 3 - 4 tahun terakhir di beberapa balai belum optimal karena baru sebagian yang sudah dideseminasikan dan diimplementasikan di sektor industri.

Program/Kegiatan pendidikan dan pelatihan pada Unit Sekolah dan Balai Diklat belum sepenuhnya mendukung pengembangan kompetensi inti industri dan industri unggulan daerah.

SDM yang bertugas membina bidang industri di daerah baik secara kualitas dan/atau kuantitas masih kurang memadai (Jumlahnya masih kurang, belum mengikuti diklat teknis di bidang industri, kurangnya atau tidak ada sama sekali Fungsional Penyuluh Perindustrian dan TPL).

(6)

6

Pembinaan PNS belum dilaksanakan sesuai Peraturan Menteri Perindustrian No.91/M-IND/PER/11/2007, terutama pemenuhan diklat yang dipersyaratkan, magang, dan mutasi. Pejabat Fungsional pada satuan kerja (Guru/Dosen untuk sekolah, Peneliti untuk Balai, Widyaiswara dan Instruktur untuk Balai Diklat, serta Auditor) masih kurang memadai untuk mendukung pelaksanaan tupoksi secara optimal, baik dalam jumlah dan kompetensi yang dimiliki.

Pelaksanaan Tupoksi dan kegiatan Satker telah didukung oleh berbagai SOP yang diperlukan, namun masih ada diantara SOP tersebut yang kurang baik, tidak memenuhi prinsip efektif, ekonomis dan efisien dalam pencapaian tujuan, dan belum sesuai dengan peraturan Perundangan yang berlaku.

(7)

7

Secara umum, Laporan Keuangan 59 satker yang direviu telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Instansi (SAI).

Satker telah melakukan pencatatan dan pembukuan menggunakan aplikasi SAKPA & SIMAK-BMN, persediaan telah dikelola dengan tertib dan sesuai dengan Bagan Akun Standar (BAS), inventarisasi aset juga telah memuat Aset tetap intrakomptabel, ekstrakomptabel dan gabungannya.

Kelemahan dalam Laporan Keuangan dimaksud antara lain kesalahan pencatatan angka-angka, kurang pengungkapan pada CR-BMN dan Berita Acara Stock Opname Fisik Barang tidak tersedia.

Total kelemahan yang terjadi pada 59 satker adalah 390 (tiga ratus sembilan puluh) masalah. Dari jumlah tersebut, 334 (85,64%) kelemahan diantaranya telah dapat ditindaklanjuti, sedangkan sisanya sebanyak 56 (14,36%) kelemahan belum dapat ditindaklanjuti.

(8)

8

Kelemahan yang dapat segera ditindak lanjuti :

Adanya kesalahan penulisan/salah penyajian & kurang pengungkapan pada LRA, Neraca, CaLK, CR-BMN;

Terdapat perbedaan jumlah barang antara Laporan Kondisi Barang dengan laporan CR-BMN;

Pimpinan/pejabat yang berwenang belum menandatangani pernyataan tanggungjawab terhadap penyusunan dan isi Laporan Keuangan, Laporan Mutasi Barang Persediaan ;

Penjelasan Catatan Ringkas Barang Milik Negara belum dilengkapi dengan nomor sertifikat tanah, kelengkapan IMB.

Kelemahan yang belum dapat ditindaklanjuti :

Adanya ketidaksesuaian antara Catatan Ringkas Barang Milik Negara dengan Berita Acara Serah Terima;

Laporan Keuangan dan Laporan BMN belum dibuat; Terdapat aset rumah Negara yang belum memiliki IMB;

Proses penghapusan barang belum dapat dilaksanakan karena menunggu proses dari KPKNL.

(9)

9

a. Model Evaluasi

Monthly Progress Report Quarterly Progress Report Annual Monitoring Report Evaluation Report CHANGE EXTENT OF ACHIEVEMENT UTILIZATION EXTENT OF ACHIEVEMENT EXTENT OF ACHIEVEMENT Relevance ACTION REALISATION REALISATION ALLOCATION

DELIVERY (DELIVERY) Sustainability Overall Objectives Assumptions Project Purpose + Assumptions Result + Assumptions Activities + Assumptions Means + Pre-Conditions IMPACT IMPACT EFFECTIVENESS EFFECTIVENESS EFFICENCY EFFICENCY

(10)

10

b. Tahapan Monotoring dan Evaluasi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Kesiapan pelaksanaan kajian Mensepakati outcome pada Monitoring dan Evaluasi Pemilihan Indikator Kunci Outcome Monitoring Baseline data pada setiap Indikator Saat Proyek/Program Dimulai Perencanaan untuk Perbaikan-penetapan target hasil Monitoring terhadap Hasil Peranan Evaluasi Laporan Temuan Menggunakan hasil temuan Keberlanjutan sistem Monitoring dan Evaluasi Internal

(11)

11

Monev pemberian bantuan peralatan dan mesin melalui dana tugas pembantuan

di 72 Kabupaten/Kota menunjukkan bahwa 97 % bantuan mesin/peralatan sesuai

dengan kebutuhan KUB, 81% KUB penerima bantuan meningkat produktifitasnya,

terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja pada 71% KUB penerima bantuan,

serta terjadi peningkatan keuntungan terhadap 88 % KUB penerima bantuan.

Disarankan antara lain adalah Pemberian bantuan mesin/peralatan hendaknya

disesuaikan dengan kompetensi inti industri daerah dan Road map

pengembangan industri daerah yang telah ditetapkan melalui peningkatan

koordinasi antara Ditjen IKM dengan Dinas yang membidangi industri.

1. Monev pemberian bantuan peralatan dan mesin

(12)

12

Monev dilakukan dengan melihat perkembangan Balai dari 4 dimensi, yaitu dimensi produk, SDM, alat dan dukungan anggaran.

a) Dimensi produk dari Jasa Layanan merupakan setiap jenis JPT yang dimiliki oleh Balai, dimana Perkembangan jasa layanan litbang masih minim yang kemungkinan disebabkan perkembangan litbang yang belum optimal di lingkungan internal Balai, adanya persaingan industri yang cukup ketat atau dikarenakan industri yang belum mengembangkan litbang sebagai sarana pengembangan produk dan peningkatan daya saing.

b) Balai Besar dan Baristand mengalami krisis SDM. Kondisi ini didukung dengan produktivitas pegawai yang ada di Balai yang menunjukkan perlunya perhatian.

c) Peralatan di Balai Besar dan Baristand sebagian besar sudah berumur tua, walaupun telah diimbangi dengan penambahan alat pada 10 tahun terakhir, namun perawatan dan pemeliharaan alat yang lebih intensif tetap diperlukan, dengan dukungan dana biaya pemeliharaan peralatan yang memadai.

d) Dalam rangka pengembangan JPT Pengujian perlu didukung dengan peningkatan kompetensi SDM serta peralatan dan prasarana yang memadai mengingat dengan data saat ini menunjukan anggaran yang tersedia untuk pelatihan terbatas sehingga tidak semua Balai dapat melakukan pelatihan untuk semua SDM, sementara penggunaan instrumen modern juga masih sangat terbatas.

2. Monev Jasa Pelayanan Teknis pada Balai Besar dan Baristand

(13)

13

Monev ITPT menunjukkan bahwa perusahaan yang mengikuti program restrukturisasi ITPT mengalami peningkatan produktifitas, investasi, tenaga kerja maupun efisiensi penggunaan energi. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap Efektifitas Pelaksanaan Program yang meliputi proses pelayanan bantuan, peran serta peserta dalam program, keberadaan mesin / peralatan, dampak program terhadap kinerja perusahaan, dapat dikemukakan bahwa pelaksanaan Program Restrukturisasi Mesin / Peralatan Industri TPT memperoleh Predikat Sangat Baik.

Dalam tahun 2011 telah dikenakan sanksi kepada 3 Perusahaan Industri Tekstil yang melanggar ketentuan berupa penjualan (pengalihan hak pemakai an dengan mengganti dana pembelian) kepada pihak lain yang tidak berhak dalam jangka waktu yang belum diijinkan. Sanksi yang diterapkan sesuai ketentuan yaitu pengembalian dana bantuan dan tidak diperkenankan mengikuti program yang diadakan oleh Kementerian Perindustrian. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Southern Cross Textile Industry, PT Winnersumbiri Knitting Factory dan CV Cahyo Nugroho Jati

3. Monev ITPT

(14)

14

Monev Unit Pendidikan menunjukkan bahwa secara umum Sekolah menengah

kejuruan di bawah naungan Kementerian Perindustrian baru mencapai

persentase nilai rata-rata dibawah 50% dari nilai 1400 yang ditetapkan oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengarah ke Sekolah Bertaraf

Internasional (SBI). Kriteria yang dinilai adalah akreditasi, kurikulum, proses

pembelajaran, proses pengembangan SMM ISO 9001:2008, Standard Training

Workshop, Advanced Training Workshop, Teaching Factory, Self Asses Study,

Penataan Lingkungan Sekolah, Institusi Pasangan, Kualifikasi Siswa dan Lulusan,

Kemampuan Berbahasa Inggris,Program ICT, dan Sertifikat TUK.

4. Monev Unit Pendidikan

(15)

15

Monev Capaian Key Performance Indicators (KPI) Eselon I dan II menunjukkan

bahwa kegiatan yang dilaksanakan unit kerja belum sesuai dengan target yang

ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari realisasi Fisik dan Keuangan hingga awal

Desember 2011 masih dibawah 70%. Data tidak di-update setiap saat secara riil

sehingga belum menggambarkan keadaan sesungguhnya. Monitoring Capaian

KPI diusulkan untuk digunakan sebagai tools early warning system dalam

pencapaian KPI sesuai dengan target yang direncanakan.

5. Monev Capaian Key Performance Indicators (KPI)

(16)

16

Monev Revitalisasi Industri Gula tahun 2009-2010 yang dilaksanakan pada 20

Pabrik Gula (PG) penerima stimulus Mesin/Peralatan menunjukkan bahwa

sebagian besar bantuan yang diberikan kepada pabrik gula mencapai sasaran,

dan ada sebagian kecil yang tidak tepat sasaran, pemberian stimulus juga belum

berdampak signifikan pada peningkatan kinerja di masing-masing PG.

Diusulkan agar dilakukan evaluasi performance PG secara menyeluruh sebelum

pemberian stimulus Mesin/Peralatan, sehingga dapat diukur secara kuantitatif

perbaikan yang terjadi. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk

dilaksanakan adalah Pelaksanaan Audit Teknologi, pelaksanaan perhitungan

kebutuhan investasi untuk merestrukturisasi mesin/peralatan PG untuk

mencapai kinerja optimalnya.

6. Monev Revitalisasi Industri Gula

(17)

17

Monev Pengembangan Klaster Industri Agro pada 15 daerah di 10 provinsi menunjukkan bahwa keterkaitan antara para pelaku Klaster Industri dalam meningkatkan rantai nilai belum tercipta karena belum terdapat kesamaan persepsi dalam menerjemahkan konsep klaster, selain itu kebijakan otonomi daerah kurang mendukung koordinasi antara pemangku kepentingan dalam pengembangan klaster industri.

Monev dilakukan melalui Aspek Administrasi dan Aspek Substansi. Aspek Administrasi melalui komitmen, perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Aspek Subtansi melalui relevansi, efektivitas , efisiensi dan sustainbility;

Disarankan untuk dilakukan pembentukan dan penguatan kapasitas forum klaster.

7. Monev Pengembangan Klaster Industri Agro

(18)

18

Monev Program Dekonsentrasi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang dilakukan di 33 Provinsi menunjukkan bahwa program dekonsentrasi industri berhasil meningkatkan kuantitas dan kualitas produk industri, serta meningkatkan kesejahteraan di wilayahnya.

Dari aspek permodalan terjadi peningkatan yaitu pelaku usaha IKM meningkatkan kebutuhan dana/investasi; kebutuhan bahan baku mengalami peningkatan yaitu terjadinya peningkatan jumlah permintaan produk IKM; Pelaku usaha IKM cenderung lebih cermat dalam melihat peluang pasar; Bantuan pemasaran melalui pameran memberikan manfaat langsung kepada pelaku IKM.

Disarankan agar pelaku usaha IKM didorong untuk menjadikan usahanya berbadan hukum dan kegiatan program dekonsentrasi lebih banyak diarahkan pada promosi, pelatihan terkait peningkatan kualitas, serta perencanaan keuangan dengan fokus industri kecil.

8. Monev Program Dekonsentrasi Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

(19)

19

Menunjukan bahwa pinjaman KUR sangat bermanfaat bagi pengembangan dunia usaha termasuk industri kecil dan menengah. KUR dimanfaatkan oleh IKM untuk tambahan modal, membeli bahan baku dan mesin-mesin produksi, mempromosikan dan memperluas area pemasaran produknya serta memperbaiki fasilitas usaha lainnya.

9. Monev Monev Kredit Usaha Rakyat (KUR) Sektor IKM

(20)

20

Pada tahun 2012 ini, Itjen bertekad untuk mempertahankan capaian pada tahun

sebelumnya, yaitu : Opini WTP atas Laporan Keuangan Kemenperin, Penilaian

Inisiatif Anti Korupsi (PIAK), Integritas Pelayanan Publik, Pengawasan

Implementasi P3DN;

Upaya mempertahankan opini BPK atas laporan keuangan Kementerian

Perindustrian merupakan tanggung jawab seluruh unit kerja;

Pada tahun 2012 akan dilakukan Monev: SNI, Pemberian Layanan Publik, Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Efektivitas Pengembangan Klaster

Industri Alat Angkut, Elektronika dan Telematika, Restrukturisasi IKM TPT,

Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa, P3DN, Efektivitas Pengembangan

Klaster Manufaktur, Revitalisasi Gula, Efektivitas Pengembangan Klaster Industri

Agro, Capaian KPI, Pengembangan IKM dengan OVOP, pengembangan KEK dan

Klaster IKM;

Setiap kepala unit satuan kerja agar mengkoordinasikan pencapaian

target-target kegiatan dengan sebaik-baiknya, mengingat pelaksanaan kegiatan 2012

dipantau oleh Tim Evaluasi dan Pengawas Penyerapan Anggaran.

(21)

Referensi

Dokumen terkait

a) Potensi bahaya: kerusakan kaleng dan kesalahan label. b) Tujuan: mendapatkan kemasan produk yang baik dan sesuai dengan label serta melindungi produk dari kerusakan

Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 14 Tahun 2009 Tentang Retribusi Izin Gangguan/2 minggu Perda Baru tentang Retribusi Daerah (Kompilasi dari Retribusi yang ada) 2.. Peraturan

Stroke adalah suatu sindrom klinis dengan karakteristik kehilangan fungsi otak dengan gejala lebih dari 24 jam, dapat menyebabkan kematian dan dihubungkan dengan

Spirit feminisme dalam novel GJ dihadirkan untuk meng-counter konstruksi gender yang hidup dalam masyarakat, terutama dalam konteks masyarakat Islam dan pesantren

Hambatan mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) kemarin sempat ada konflik di komisi eksternal masalah pengunduran diri sekretaris. Sehingga dari komisi eksternal akan ada

mengalami resistensi terhadap pengobatan dengan isoniazid (INH) dan rifampisin serta satu atau lebih obat anti tuberkulosis (OAT) berdasarkan pemeriksaan

Prototipe alat ukur curah hujan tipe tipping bucket berbasis sensor reed switch menggunakan Arduino Mega dengan antarmuka Website telah berhasil dibuat sesuai

Telah dilakukan penelitian tentang uji aktivitas sitotoksik ekstrak etanol daun selasih (Ocimum basilicum L.) terhadap larva udang (Artemia salina Leach) dengan