• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro

Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di Laboratorium Terpadu. Pedoman ini juga disediakan untuk menjaga agar laboratorium aman secara lingkungan. Ini adalah tanggung jawab setiap orang yang masuk ke dalam laboratorium untuk memahami bahaya keselamatan dan kesehatan yang berhubungan dengan bahan berbahaya dan peralatan di laboratorium. Berikut ini adalah beberapa petunjuk keselamatan laboratorium secara umum:

a. Selalu memakai pelindung mata yang tepat dalam pekerjaan kimia, penanganan kerja dan area penyimpanan. Lensa kontak biasanya tidak boleh dipakai. Lengkapi dengan goggles, namun dengan alasan terapi, lensa kontak dapat dipakai.

b. Selalu mengetahui bahaya yang terkait dengan bahan yang sedang digunakan dalam laboratorium.

c. Selalu menggunakan pakaian pelindung laboratorium (jas laboratorium) yang sesuai. d. Membatasi rambut panjang dan pakaian longgar. Jangan memakai sepatu hak tinggi,

sepatu berujung terbuka, sandal atau sepatu yang terbuat dari bahan tenun.

e. Selalu mencuci tangan dan lengan dengan sabun dan air sebelum meninggalkan area kerja. Hal ini berlaku bahkan jika Anda telah memakai sarung tangan.

f. Jangan melakukan pekerjaan apapun berbahaya ketika sendirian di laboratorium. Setidaknya dua orang harus hadir. Mahasiswa harus diawasi oleh instruktur setiap saat. g. Jangan melakukan pekerjaan, persiapan, atau percobaan yang tidak diijinkan.

h. Jangan pernah menghilangkan bahan kimia, agen biologis, atau bahan radioaktif dari fasilitas tanpa otorisasi yang sah

i. Beradaptasilah dengan lokasi peralatan darurat seperti alarm kebakaran, pemadam kebakaran (APAR), pencuci mata darurat, dan shower keselamatan. Ketahuilah prosedur tanggap darurat.

j. Gunakan peralatan dan bahan berbahaya hanya untuk tujuan yang dimaksudkan.

k. Jangan hisap pipet kimia menggunakan mulut Anda saat memindahkan larutan. Sebaliknya, Anda harus selalu menggunakan bola pipet untuk menghisap larutan.

l. Jangan pernah meninggalkan percobaan tanpa pengawasan ketika sedang dipanaskan atau bereaksi.

(2)

n. Semua gelas dan termos harus diklem. Jangan gunakan peralatan gelas yang sudah retak atau terkelupas

o. Laporkan setiap kecelakaan, walaupun bersifat kecil.

Makan, Minum, dan Merokok

Makan, minum, merokok, mengunyah permen karet, memakai kosmetik, dan minum obat di Laboratorium Terpadu sangat dilarang.

a. Makanan, minuman, cangkir, dan peralatan makan lainnya tidak boleh disimpan di daerah di sekitar bahan berbahaya yang ditangani atau disimpan.

b. Gelas yang digunakan untuk operasi laboratorium tidak boleh digunakan untuk mempersiapkan atau mengkonsumsi makanan atau minuman.

c. Lemari es, peti es, kamar dingin, oven, dan sebagainya di laboratorium tidak boleh digunakan untuk penyimpanan makanan.

d. Air bersih dan air de-ionisasi di laboratorium tidak boleh digunakan untuk air minum e. Bahan laboratorium tidak boleh dikonsumsi

Pentingnya Penanganan yang Selamat di Laboratorium

Tujuh puluh delapan persen dari kecelakaan laboratorium karena kesalahan manusia. Persyaratan operasional untuk penanganan yang aman dari bahan berbahaya di laboratorium ketika diikuti, mengurangi kemungkinan kecelakaan akibat kesalahan manusia. Ini adalah tanggung jawab masing-masing karyawan laboratorium untuk memahami persyaratan penanganan yang aman di laboratorium. Namun, Principal Investigator atau Koordinator Laboratorium bertanggung jawab untuk memastikan karyawan mereka memiliki pengetahuan yang cukup untuk menghindari bahaya yang diakui di laboratorium mereka. Dewan Riset Nasional telah menerbitkan Praktik Bijak di Laboratorium, Penanganan dan Pembuangan Bahan kimia yang menggambarkan standar minimal perawatan di laboratorium

Identifikasi Bahaya

Cairan yang mudah terbakar, bahan beracun, bahan kimia yang sangat reaktif, dan bahan radioaktif harus ditangani dengan cara yang tidak menimbulkan bahaya besar untuk kesehatan

(3)

manusia dan tidak akan sengaja dibuang bersama limbah umum atau ke rute suatu sistem saluran pembuangan saniter.

Karyawan yang menggunakan bahan kimia berbahaya harus menerima Pelatihan Hazard Communication (HAZCOM). Pada awal pelatihan, pelatihan tentang Orientasi Bahan Berbahaya harus diikuti oelh semua karyawan laboratorium baru. Karyawan mempunyai hak untuk memperoleh informasi tentang bahan kimia berbahaya di tempat bekerja, memiliki akses informasi mengenai bahaya yang berhubungan dengan bahan kimia, dan dilatih untuk praktek kerja yang aman dengan bahan kimia. Sementara bahaya kimia mungkin yang paling dikenal luas di lingkungan laboratorium yang mempunyai potensi bahaya lain perlu diidentifikasi. Yang termasuk dalam hal ini adalah bahan biologi, radioaktif, listrik, mekanik dan fisik. Hal hal yang penting adalah semua bahan yang berpotensi bahaya di lingkungan laboratorium harus dievaluasi dan dikendalikan sebanyak mungkin.

Pemberian Label (Labeling)

Praktek pemberian label (labeling) secara umum telah dipublikasikan untuk melindungi karyawan laboratorium dari bahan-bahan yang membahayakan kesehatan.

Pelabelan yang disarankan adalah:

a. Label pada wadah yang mengandung bahan berbahaya tidak boleh dibuang/dilepas.

b. Semua wadah yang mengandung bahan kimia pada tempat kerja harus diberi label dengan identifikasi bahayanya.

c. Saat material dipindah dari container yang dilabel ke container yang tidak dilabel, label harus ditempelkan ke container yang tidak dilabel tersebut.

Compressed Gas Hazards

Ada petunjuk umum praktis yang telah dipublikasikan untuk melindungi karyawan laboratorium terhadap bahan-bahan berbahaya, termasuk diantaranya Tips Keselamatan Silinder Gas dan Kebijakan Silinder Gas Bertekanan.

Biosafety

Keselamatan semua pihak merupakan tanggung jawab semua pengguna laboratorium. Setiap individu memiliki kewajiban untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sesuai

(4)

dengan kemampuan terbaik mereka. Salah satu metoda yang disarankan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman adalah dengan menggunakan petunjuk keselamatan kerja di dalam setiap aktivitas kerja di laboratorium. Petunjuk kerja ini akan membantu mengidentifikasi bahaya yang potensial terjadi di laboratorium, serta menyediakan persyaratan keamanan untuk bekerja di laboratorium.

Pedoman Keamanan Biologi (Biosafety) dibuat untuk menginformasikan cara kerja yang spesifik dalam penanganan mikroorganisme patogen di laboratorium dan juga mempersiapkan petunjuk praktis bagi pembuat kode praktek kerja yang dibutuhkan di setiap laboratorium. Petunjuk kerja ini juga menekankan pada pentingnya tanggung jawab individu terhadap keamanan dari setiap aktivitas kerja yang dilakukannya. Tersedianya staf laboratorium yang terlatih dengan baik dan memiliki kualitas teknik keselamatan kerja yang baik serta memiliki tanggung jawab untuk keselamatan pribadi maupun rekan kerja, komunitas dan lingkungan akan menghasilkan lingkungan kerja laboratorium yang aman dan sehat. Setiap individu juga mempunyai tanggung jawab untuk melakukan penilaian risiko terlebih dahulu sebelum melaksanakan aktifitas yang melibatkan patogen baru atau protokol baru.

Dalam pedoman kerja ini tersedia prosedur penanganan praktek keamanan biologi terutama bagi pekerjaan yang melibatkan bahan biologi beracun serta bahan yang mudah menular dan prosedur yang harus dilakukan untuk bekerja di dalam laboratorium Keamanan Biologi (Biosafety) tingkat 1, 2, 3 dan 4. Informasi mengenai pelatihan staf juga disertakan bersama penjelasan rinci tentang praktek kerja, peralatan pengamanan dan desain fasilitas laboratorium. Peneliti utama atau penyelia bertanggung jawab terhadap kondisi laboratorium yang aman, serta mengidentifikasi risiko atau bahaya yang berhubungan dengan riset dan aplikasi prosedur keamanan yang dijalankan.

Langkah-langkah untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman adalah dengan mendatangkan biosafety expert untuk melakukan penilaian laboratorium dalam rangka akreditasi laboratorium:

1. Membuat proposal ke Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta

2. Kedutaan Besar AS mencarikan ahlinya dari ABI (Assosiasi Biorisiko Indonesia) 3. Dana untuk akomodasi expert/ahli dan honor (semua) dari Kedutaan Besar AS

(5)

Fasilitas Pengelolaan Limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia. Pengaturan pengelolaan limbah B3 bertujuan untuk mencegah dan/atau mengurangi risiko dampak B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Dasar hukum pengelolaan limbah B3 yang dikeluarkan dari kegiatan di UPT Laboratorium Terpadu Undip adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Secara umum, pengelolaan limbah B3 meliputi: kegiatan pengumpulan, pengangkutan, pemanfatan, pengolahan dan penimbunan. Kegiatan pengelolaan yang akan dilakukan di UPT Laboratorium Terpadu adalah hanya pengumpulan limbah B3 saja, sedangkan kegiatan-kegiatan pengelolaan lainnya seperti pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan akan diserahkan kepada agen pengolah limbah B3 yang ditunjuk.

Berdasarkan perkiraan, jumlah limbah B3 yang dikeluarkan dari UPT Laboratorium Terpadu tidak terlalu besar (kurang dari 1 m3 per hari). UPT Laboratorium Terpadu akan membuat Unit Pengumpulan Limbah B3 (limbah cair dan limbah padat) yang berasal dari masing-masing laboratorium. Unit Pengumpulan Limbah B3 di UPT Laboratorium Terpadu ini krusial untuk dibangun yang terpisah dari bangunan utama gedung tersebut. Unit ini pun penting untuk dibangun jika laboratorium yang ada ingin diakreditasi, baik akreditasi nasional maupun internasional. Unit Penampungan Limbah ini akan dibangun untuk memenuhi komitmen ramah lingkungan terhadap semua aktifitas di UPT Laboratorium Terpadu.

Masing-masing unit laboratorium di UPT Laboratorium diwajibkan mengumpulkan limbah cair B3-nya ke dalam jerigen atau container yang berlabel khusus. Kemudian limbah tersebut harus ditempatkan di Unit Pengumpulan Limbah B3 yang berlokasi di sekitar gedung UPT Laboratorium Terpadu. Bekas sampel cair yang termasuk ke dalam limbah B3 juga harus

(6)

ditangani seperti hal tersebut. Khusus untuk limbah padat B3, masing-masing unit laboratorium harus mengumpulkan limbah padat B3 tersebut dalam wadah berlabel khusus yang kemudian dikumpulkan di Unit Pengumpulan Limbah B3. Setelah semua limbah B3 dikumpulkan dan mencapai jumlah tertentu, maka UPT Laboratorium Terpadu akan menghubungi Agen Pengolah Limbah B3 untuk mengambil dan mengolah limbah B3 tersebut dengan sejumlah biaya yang disepakati yang harus dibayar oleh Undip.

Kegiatan pengumpulan limbah B3 di UPT Laboratorium Terpadu harus mendapatkan perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan setiap aktivitas tahapan pengumpulan limbah B3 harus dilaporkan ke yang bertanggung jawab dan instansi yang berwenang (KLH) secara berkala sekurang-kurangnya setiap 6 (enam) bulan dan ditembuskan ke Bapedalda setempat. Berkaitan dengan penanganan/pengumpulan limbah B3 yang akan dihasilkan, maka UPT Laboratorium Terpadu akan membuat Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Sesuai dengan peraturan pemerintah tersebut, UPT Laboratorium Terpadu akan mengizinkan pengawas untuk memasuki lokasi kerja dan membantu terlaksananya tugas pengawasan, mengizinkan pengawas untuk mengambil contoh B3, memberikan keterangan dengan benar baik lisan maupun tertulis, dan mengizinkan pengawas untuk melakukan pemotretan di lokasi kerja dan/atau mengambil gambar.

Di samping hal-hal di atas (limbah cair dan limbah padat B3), setiap unit laboratorium harus dilengkapi dengan fasilitas lemari asam. Lemari asam ini harus dipastikan dapat berfungsi dengan baik terutama blower-nya. Gedung UPT Laboratorium Terpadu juga harus menyediakan sebuah ruangan khusus untuk menyimpan semua stok bahan kimia dan gas, yaitu Unit Penyimpanan Bahan Kimia.

Referensi

Dokumen terkait

Lojik entegreler, elektronik sistemlerde mantıksal işlemleri yapmak amacıyla kullanılan lojik kapıların, direnç ve yarı iletken devre elemanları ile gerçekleştirildiği ve

Nasabah memperlihatkan kode voucher pada histori transaksi akun Mandiri Fiestapoin Nasabah kepada kasir saat ingin melakukan pembayaran. Kapan Nasabah dapat mengikuti program

Sesungguhnya konsep retail seperti apa yang diterapkan dalam bisnis took buku gramedia ini, diferensiasi apa yang took gramedia punya yang menjadikan dia besar

• Dengan harga yang begitu mahal tersebut, muncul berbagai macam merchandise buatan penggemar dengan potensi bisnis yang begitu besar (peluang licensing ), seperti yang dibuat

Prosedur kualitas pengambilan contoh air yang dijelaskan di bawah ini dimaksudkan untuk melengkapi prosedur normal dan pemeriksaan yang dilakukan untuk menjaga kualitas

(1) Kepada Wajib Pajak yang telah memperoleh persetujuan Bupati Kepala Daerah untuk melakukan pembayaran pajak secara angsuran, harus dilakukan secara teratur dan

Karenanya menurut Hamilton & Smith (2006), berdasarkan penetrasi air pada dinding dan atap gua, dapat dibedakan tiga-tipe gua karst, yaitu 1) gua fosil, adalah gua karst yang

Salah satu aktor negara di Batam adalah pelaut Indonesia lokal yang memiliki lebih banyak orang dan kapal dari DJBC.. Kata-kata kunci: penyelundupan, keamanan maritime,