• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Sistem

Menurut Sulindawati (2010 : 375) Sistem merupakan sekumpulan elemen- elemen yang saling terintegrasi serta melaksanakan fungsinya masing-masing untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karakteristik sistem terdiri dari : 1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian- bagian dari sistem.

2. Batasan Sistem

Batasan merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkung luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

(2)

4. Penghubung Sistem

Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya.

5. Masukan Sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintance input) dan masukan sinyal (signal input).

6. Keluaran Sistem

Keluaran sistem adalah hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

7. Pengolah Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah akan mengubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran Sistem

Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya.

II.2. Pengertian Informasi

Menurut Sulindawati (2010 : 3) Informasi adalah data yang diolah menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerimaannya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan pada saat sekarang atau yang akan datang. Informasi juga merupakan fakta-fakta atau data yang telah diproses sedemikian rupa atau mengalami proses

(3)

transformasi data sehingga berubah bentuk menjadi informasi. Kualitas dari suatu informasi tergantung pada tiga hal yaitu :

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampain ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah using tidak akan mempunyai nilai lagi.

Karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan tersebut, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi.

3. Relavan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.relavansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

II.3. Pengertian Sistem Informasi Geografis

Sistem informasi geografis (geographic information system/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis.

Keunggulan utama dari SIG adalah SIG memungkinkan kita untuk melihat, memahami, menanyakan, menginterprestasi dan menampilkan data spasial dalam banyak cara, yang memperlihatkan hubungan, pola dan trend secara spasial, dalam bentuk peta, globe, laporan dan grafik. SIG mampu membantu dalam pemecahan

(4)

masalah dengan cara menampilkan data menggunakan cara yang mudah dipahami dan hasilnya mudah disebarluaskan (Bramantiyo Marjuki ; 2014 : 1).

SIG sebagai suatu sistem yang mengorganisir hardware, software, dan data, serta dapat mendayagunakan sistem penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara simultan, sehingga dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan. Bahwa SIG merupakan manajemen data spasial dan non-spasial yang berbasis komputer dengan tiga karakteristik dasar, yaitu:

mempunyai fenomena aktual (variabel data nonlokasi) yang berhubungan dengan topik permasalahan di lokasi bersangkutan, merupakan suatu kejadian di suatu lokasi dan mempunyai dimensi waktu.

Istilah SIG juga didefinisikan sebagai sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Dalam arti yang lebih sempit, SIG adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikan SIG dan data sebagai bagian dari sistem ini. Teknologi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute (Edhy Sutanta ; 2010 : 38).

(5)

II.3.1. Komponen Sistem Informasi Geografis

Menurut Bramantiyo Marjuki (2014 : 2) Sebagai salah satu jenis sistem informasi, SIG mempunyai sub sistem atau komponen yang bekerja secara bersama untuk menghasilkan fungsionalitas SIG. Komponen SIG terdiri dari hardware, software, data dan metode.

1. Hardware atau perangkat keras merupakan media tempat pelaksanaan proses SIG. Hardware yang diperlukan dalam sebuah SIG meliputi perangkat keras untuk masukan data, penyimpanan data, pengolahan dan analisa data dan pembuatan keluaran.

2. Software atau perangkat lunak merupakan alat pelaksana pekerjaan SIG.

Software standar SIG harus mempunyai kapabilitas data input, penyimpanan, manajemen data, transformasi dan konversi data, analisa dan pembuatan keluaran.

3. Data atau representasi dari sebuah obyek/fenomena adalah bahan yang dianalisa di dalam SIG. SIG memperlukan sebuah jenis data yang spesifik agar dapat memberikan keluaran seperti fungsionalitasnya. Data yang digunakan dalam SIG adalah data geospasial atau data yang berefrensi geografis (mempunyai informasi lokasi).

4. Metode adalah cara bagaimana data diolah untuk menjadi sebuah informasi.

Metode meliputi aspek pemasukan data ke dalam sistem, bagaimana data dikelola dan disimpan, bagaimana data dianalisis, dan bagaimana informasi ditampilkan.

(6)

II.3.2. Arsitektur GIS

Web GIS bisa dikatakan adalah sebuah web mapping yang berarti pemetaan internet, tetapi bukan memetakan internet. Web mapping memanfaatkan fungsi interaktifitas yang ada pada aplikasi SIG dalam bentuk web. Bentuk umum arsitektur berbasis peta di web dapat dilihat pada Gambar berikut :

Gambar II.1. Arsitektur Aplikasi SIG Berbasis Web (Sumber : Fie Jannatin Aliyah ; 2012 : 8)

Interaksi antara User dengan server berdasar request dan respon. Web browser pada user mengirim request ke server web. Karena server web tidak memiliki kemampuan pemrosesan peta, maka request berkaitan dengan pemrosesan peta akan diteruskan oleh server web ke server aplikasi dan Mapserver. Hasil pemrosesan akan dikembalikan lagi melalui server web, terbungkus dalam bentuk file PHP (Fie Jannatin Aliyah ; 2012 : 7).

II.4. Metode Djikstra

Menurut Penelitian Fitria (2013 : 614) menyatakan bahwa Algoritma yang ditemukan oleh Dijkstra untuk mencari path terpendek merupakan algoritma yang lebih efisien dibandingkan algoritma Warshall, meskipun implementasinya juga lebih sukar. Misalkan G adalah graf berarah berlabel dengan titik-titik V(G)

(7)

= {v1,v2,..., vn} dan path terpendek yang dicari adalah dari v1 ke vn. Algoritma Dijkstra dimulai dari titik v1. dalam iterasinya, algoritma akan mencari satu titik yang jumlah bobotnya dari titik 1 terkecil. Titik-titik yang terpiih dipisahkan dan titik-titik tersebut tidak diperhatikan lagi dalam iterasi berikutnya.

Misalkan :

V (G) = {v1, v2,.., vn}

L = Himpunan titik-titik ε V (G) yang sudah terpilih dalam jalur path terpendek.

D(j) = Jumlah bobot path terkecil dari v1 ke vj.

w(i,j) = Bobot garis dari titik vi ke vj.

w*(1,j) = Jumlah bobot path terkecil dari v1 ke vj

Secara formal, algoritma Dijkstra untuk mencari path terpendek adalah sebagai berikut :

1. L = { };

V = {v2, v3,..,vn}.

2. Untuk i = 2, ..., n, lakukan D(i) – w(1, i) 3. Selama vn ∉ L lakukan:

a. Pilih titik vk ∈ V - L dengan D(k) terkecil.

L = L ∪ {vk}

b. Untuk setiap vj ∈ V - L lakukan:

Jika D(j) > D(k) + W(k,j) maka ganti D(j) dengan D(k) + W(k,j) 4. Untuk setiap vj ∈ V, w*(1, j) = D(j)

(8)

Menurut algoritma di atas, path terpendek dari titik v1 ke vn adalah melalui titik-titik dalam L secara berurutan, dan jumlah bobot path terkecilnya adalah D(n). Algoritma Dijkstra dinyatakan dalam pseudo-code berikut ini :

procedure Dijkstra (input m:matriks, a:simpul awal) (

Mencari lintasan terpendek dari simpul awal a ke semua simpul lainnya Masukan : matriks ketetanggaan (m) dari graf berbobot G dan simpul awal a Keluaran : lintasan terpendek dari a ke semua simpul lainnya

)

Deklarasi

s1, s2, ..., sn :integer (tabel integer) d1, d2, ..., dn :integer (tabel integer) i, j, k: integer

Algoritma

( langkah 0 (Inisialisasi:) for i ← 1 to n do

si ← 0 di ← mai

endfor (langkah 1 :)

Sa ← 1 (karena simpul a adalah simpul asal lintasan terpendek, jadi simpul a sudah pasti terpilih

dalam lintasan terpendek )

(9)

Da←oo (tidak ada lintasan terpendek dari simpul a ke a) (langkah 2, 3, ..., n-1:)

For k← 2 to n-1 do

J← simpul dengan sj = 0 dan dj minimal

Sj ← 1 {simpul j sudah terpilih ke dalam lintasan terpendek}

{perbaharui tabel d}

For semua simpul I dengan si= 0 do If dj+mji <di then

Di←dj+mji Endif Endfor Endfor

)

II.4.1. Langkah – Langkah Metode Djikstra

1. Beri nilai bobot (jarak) untuk setiap titik ke titik lainnya, lalu set nilai 0 pada node awal dan nilai tak hingga terhadap node lain (belum terisi) 2. Set semua node “Belum terjamah” dan set node awal sebagai “Node

keberangkatan”

3. Dari node keberangkatan, pertimbangkan node tetangga yang belum terjamah dan hitung jaraknya dari titik keberangkatan. Sebagai contoh, jika titik keberangkatan A ke B memiliki bobot jarak 6 dan dari B ke node C berjarak 2, maka jarak ke C melewati B menjadi 6+2=8. Jika

(10)

jarak ini lebih kecil dari jarak sebelumnya (yang telah terekam sebelumnya) hapus data lama, simpan ulang data jarak dengan jarak yang baru.

4. Saat kita selesai mempertimbangkan setiap jarak terhadap node tetangga, tandai node yang telah terjamah sebagai “Node terjamah”. Node terjamah tidak akan pernah di cek kembali, jarak yang disimpan adalah jarak terakhir dan yang paling minimal bobotnya.

5. Set “Node belum terjamah” dengan jarak terkecil (dari node keberangkatan) sebagai “Node Keberangkatan” selanjutnya dan lanjutkan dengan kembali ke step 3 (Hasbi Asyadiq ; 2012 : 1).

II.5. Quantum GIS

Quantum GIS merupakan salah satu perangkat lunak open source di bawah proyek resmi dari Open Source Geospatial Foundation (OSGeo) yang dapat dijalankan dalam sistem operasi Windows, Mac OSX, Linux dan Unix.

Aplikasi ini menawarkan pengolahan data spasial dengan berbagai format dan fungsionalitas vektor, raster dan database. Untuk keperluan analisis spasial, aplikasi ini telah cukup lengkap karena telah terintegrasi dengan perangkat lunak GRASS. Pemanfaatan perangkat lunak Quantum GIS ini dapat digunakan sebagai pilihan alternatif dari software SIG komersial seperti ArcView maupun ArcGIS.

(Saddam Husein ; 2012 : 93). Adapun tampilan quantum GIS dapat dilihat pada gambar II.1 dibawah ini :

(11)

Gambar II.2. Tampilan Quantum GIS (Sumber : Saddam Husein ; 2012 : 93)

II.6. Pengertian Dreamweaver

Macromedia drewamver adalah sebuah perangkat lunak aplikasi untuk mendesain dan membuat halaman web. Dengan menggunakan Dreamweaver 8, ketika membuat sebuah halaman web, Anda tidak perlu lagi mengetik kodekode HTML atau kode-kode lainnya secara manual. Anda cukup melakukan klik beberapa kali, maka simsalabin, halaman web yang Anda inginkan sudah jadi.

Selain HTML, Dreamweaver 8 juga mendukung CSS, JavaScript, PHP, ASP, dan bahasa pemrograman lainnya untuk membuat web. Hal ini akan sangat menguntungkan Anda. Sebagai contoh, jika dahulu Anda harus mengetikkan kode-kode CSS untuk membuat Style tertentu, maka dengan Dreamweaver 8, Anda cukup melakukan klik beberapa kali saja. Dreamweaver 8 adalah versi terbaru dari keluarga Dreamweaver. Versi pertamanya sendiri diluncurkan sekitar tahun 1994 oleh Macromedia Inc. Dalam versi terbaru ini, banyak sekali fasilitas

(12)

baru yang ditambahkan. Contohnya, Anda akan dapat membuat dan menggunakan Style dalam CSS dengan mudah dan fleksibel. Panel untuk pengolahan CSS juga sudah diperbarui dan lebih mudah digunakan. Dreamweaver 8 juga menyediakan beberapa template ha aman web baru, termasuk fasilitas Starter Pages. Akhirnya, selamat memulai mempelajari Dreamweaver 8 (Arief Ramadhan ; 2011 : 2).

II.7. Pengertian PHP

PHP merupakan suatu bahasa pemrograman sisi server yang dapat anda gunakan untuk membuat halaman Web dinamis. Contoh bahasa yang lain adalah Microsoft Active Server Page (ASP) dan Java Server Page(JSP). Dalam suatu halaman HTML anda dapat menanamkan kode PHP yang akan dieksekusi setiap kali halaman tersebut dikunjungi. Karena kekayaannya akan fitur yang mempermudah perancangan dan pemrograman Web, PHP memiliki pepularitas yang tinggi.

PHP adalah kependekan dari HyperTextPrepocessor (suatu akronim rekursif) yang dibangun oleh RasmusLerdorf pada tahun 1994. Dahulu, pada awal pengembangannya PHP disebut sebagai kependekan dari Personal Home Page.

PHP merupakan produk OpenSource sehingga anda dapat mengakses sourcecode, menggunakan dan mengubahnya tanpa harus membayar sepeser pun. Gratis (Antonius Nugraha Widhi Pratama ; 2010 : 9).

(13)

II.8. Pengertian Database

Secara sederhana database (basis data/pangkalan data) dapat diungkapkan sebagai suatu pengorganisasian data dengan bantuan komputer yang memungkinkan data dapat diakses dengan mudah dan cepat. Pengertian akses dapat mencakup pemerolehan data maupun pemanipulasian data seperti menambah serta menghapus data. Dengan memanfaatkan komputer, data dapat disimpan dalam media pengingat yang disebut harddisk. Dengan menggunakan media ini, keperluan kertas untuk menyimpan data dapat dikurangi. Selain itu, data menjadi lebih cepat untuk diakses terutama jika dikemas dalam bentuk database (Agustinus Mujilan ; 2012 : 23).

Berdasarkan Eng. R. H (2015) ketika menciptakan database dan tabel, anda memerlukan nama (atau secara formal dikenal dengan pengenal) yang jelas, berarti dan mudah dikenali. Selain itu, pengenal :

1. harus memuat huruf, angka, dan garis-bawah.

2. harus tidak sama dengan kata knci yang ada (seperti nama fungsi atau terminologi pada SQL)

3. berwatak case-sensitive

4. tidak lebih panjang dari 64 karakter 5. harus unik

Aturan terakhir tersbut berarti bahwa sebuah tabel tidak bisa memiliki dua kolom dengan nama sama dan sebuah database tidak bisa memiliki dua tabel dengan nama sama. Anda bisa menggunakan nama kolom sama ada dua tabel yang berbeda di dalam database yang sama.

(14)

II.9. Pengertian MySQL

MySQL adalah suatu sistem manajemen basis data relasional (RDBMS- Relational Database Management System) yang mampu bekerja dengan cepat, kokoh, dan mudah digunakan. Contoh RDBMS lain adalah Oracle, Sybase. Basis data memungkinkan anda untuk menyimpan, menelusuri, menurutkan dan mengambil data secara efesien. Server MySQL yang akan membantu melakukan fungsionaliitas tersebut. Bahasa yang digunakan oleh MySQL tentu saja adalah SQL-standar bahasa basis data relasional di seluruh dunia saat ini.

MySQL dikembangkan, dipasarkan dan disokong oleh sebuah perusahaan Swedia bernama MySQL AB. RDBMS ini berada di bawah bendera GNU GPL sehingga termasuk produk Open Source dan sekaligus memiliki lisensi komersial.

Apabila menggunakan MySQL sebagai basis data dalam suatu situs Web. Anda tidak perlu membayar, akan tetapi jika ingin membuat produk RDBMS baru dengan basis MySQL dan kemudian mengualnua, anda wajib bertemu mudah dengan lisensi komersial (Antonius Nugraha Widhi Pratama ; 2010 : 10). Adapun tampilan mysql dapat dilihat pada gambar II.2 dibawah ini :

(15)

Gambar II.3. Tampilan MySQL

(Sumber : Antonius Nugraha Widhi Pratama ; 2010 : 10)

II.10. Normalisasi

Menurut Janner Simarmata (2010 : 76) Normalisasi adalah teknik perancangan yang banyak digunakan sebagai pemandu dalam merancang basis data relasional. Pada dasarnya, normalisasi adalah proses dua langkah yang meletakkan data dalam bentuk tabulasi dengan menghilangkan kelompok berulang lalu menghilangkan data yang terduplikasi dari tabel rasional.

Teori normalisasi didasarkan pada konsep bentuk normal. Sebuah tabel relasional dikatakan berada pada bentuk normal tertentu jika tabel memenuhi himpunan batasan tertentu. Ada lima bentuk normal yang tekah ditemukan.

II.10.1.Bentuk-bentuk Normalisasi

Menurut Janner Simarmata (2010 : 79) Bentuk-bentuk Normalisasi memiliki 5 bentuk yaitu :

(16)

1. Bentuk normal tahap pertama (1” Normal Form)

Contoh yang kita gunakan di sini adalah sebuah perusahaan yang mendapatkan barang dari sejumlah pemasok. Masing-masing pemasok berada pada satu kota. Sebuah kota dapat mempunyai lebih dari satu pemasok dan masing-masing kota mempunyai kode status tersendiri.

Gambar II.4. Normalisasi 1NF (Sumber : Janner Simarmata ; 2010 : 76)

2. Bentuk normal tahap kedua (2nd normal form)

Definisi bentuk normal kedua menyatakan bahwa tabel dengan kunci utama gabungan hanya dapat berada pada 1NF, tetapi tidak pada 2NF. Sebuah tabel relasional berada pada bentuk normal kedua jika dia berada pada bentuk normal kedua jika dia berada pada 1NF dan setiap kolom bukan kunci yang sepenuhnya tergantung pada seluruh kolom yang membentuk kunci utama.

(17)

Gambar II.5. Normalisasi 2NF (Sumber : Janner Simarmata ; 2010 : 76)

3. Bentuk normal tahap ketiga (3rd normal form)

Bentuk normal ketiga mengharuskan semua kolom pada tabel relasional tergantung hanya pada kunci utama. Secara definisi, sebuah tabel berada pada bentuk normal ketiga (3NF) jika tabel sudah berada pada 2NF dan setiap kolom yang bukan kunci tidak tergantung secara transitif pada kunci utamanya.

Gambar II.6. Normalisasi 3NF (Sumber : Janner Simarmata ; 2010 : 76)

(18)

4. Boyce Code Normal Form (BCNF)

Setelah 3NF, semua masalah normalisasi hanya melibatkan tabel yang mempunyai tiga kolom atau lebih dan semua kolom adalah kunci. Banyak praktisi berpendapat bahwa menempatkan entitas pada 3NF sudah cukup karena sangat jarang entitas yang berada pada 3NF bukan merupakan 4NF dan 5NF.

Gambar II.7. Normalisasi BCNF (Sumber : Janner Simarmata ; 2010 : 76)

5. Bentuk Normal Tahap Keempat dan Kelima

Sebuah tabel relasional berada pada bentuk normal keempat (4NF) jika dia dalam BCNF dan semua ketergantungan multivalue merupakan ketergantungan fungsional. Bentuk normal keempat (4NF) didasarkan pada konsep ketergantungan multivalue (MVD).

Sebuah tabel berada pada bentuk normal kelima (5NF) jika ia tidak dapat mempunyai dekomposisi lossless menjadi sejumlah tabel lebih kecil. Empat bentuk normal pertama berdasarkan pada konsep ketergantungan fungsional,

(19)

sedangkan bentuk normal kelima berdasarkan pada konsep ketergantungan gabungan (join dependence).

Gambar II.8. Normalisasi 4NF (Sumber : Janner Simarmata ; 2010 : 76)

II.11. Unified Modeling Language (UML)

Menurut Evi Triandini (2012 : 15) UML menyediakan beberapa notasi dan artifak standar yang bisa digunakan sebagai alat komunikasi bagi para pelaku dalam proses analisis dan disain. Artifak di dalam UML didefinisikan seabagi informasi dalam berbagai bentuk yang digunakan atau dihasilkan dalam proses pengembangan perangkat lunak. Contohnya adalah source code yang dihasilkan oleh proses pemrograman. Yang perlu diperhatikan untuk menjaga konsistensi antar artifak selama proses analisis dan disain adalah bahwa setiap perubahan yang terjadi pada satu artifak harus juga dilakukan pada artifak sebelumnya.

1. Use Case Diagram

Use case adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh sistem, biasanya dalam menanggapi permintaan dari pengguna sistem.

(20)

Gambar II.9. Notasi Use Case Diagram (Sumber : Evi triandini ; 2012 : 17)

2. Activity Diagram

Activity diagram adalah sebuah diagram alur kerja yang menjelaskan berbagai kegiatan pengguna (atau sistem), orang yang melakukan masing-masing aktivitas, dan aliran sekuensial dari aktivitas-aktivitas tersebut.

Gambar II.10.Notasi Activity Diagram (Sumber : Evi triandini ; 2012 : 37)

(21)

3. Class Diagram

Class diagram bertujuan untuk mendokumentasikan dan menggambarkan kelas-kelas dalam pemrograman yang nantinya akan dibangun.

Gambar II.11. Notasi Class Diagram (Sumber : Evi triandini ; 2012 : 49) 4. Sequence Diagram

Sequence diagram adalah diagram yang digunakan untuk mendefinisikan input dan output serta urutan interaksi antara pengguna dan sistem untuk sebuah usecase.

(22)

Gambar II.12. Notasi Sequence Diagram (Sumber : Evi triandini ; 2012 : 71)

Gambar

Gambar II.1.  Arsitektur Aplikasi SIG Berbasis Web  (Sumber : Fie Jannatin Aliyah ; 2012 : 8)
Gambar II.2.  Tampilan Quantum GIS  (Sumber : Saddam Husein ; 2012 : 93)
Gambar II.3.  Tampilan MySQL
Gambar II.4. Normalisasi 1NF  (Sumber : Janner Simarmata ; 2010 : 76)
+6

Referensi

Dokumen terkait

koefisien gempa dasar C dengan I dan K ditentukan berdasarkan ketentuan yang ada dalam Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung. (PPTGIUG-1981), maka

Total APBN (Juta)

• Dua korban non-fatal tidak bisa dicocokan jika mereka dilaporkan dalam sumber catatan yang sama (karena pengkodean data dan metode-metode representasi database yang

Lumpur sawit dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak unggas dalam jumlah terbatas karena mengandung serat kasar dan abu yang tinggi sedangkan kadar protein dan asam aminonya

Tipe 1 merupakan sistem image hashing yang cara kerjanya membandingkan nilai mean citra dengan mean tiap blok dalam citra tersebut.. Tipe 2 adalah sistem image hashing

Ida Bagus Antariksa, selaku Kepala Sekolah SD Tarsisius II, , yang telah dengan baik hati memberikan waktu dan tenaganya serta memberikan kesempatan bagi penulis untuk

Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa perputaran persediaan memiliki pengaruh dengan rentabilitas ekonomis, yang artinya semakin besar perputaran persediaan

 Di Kabupaten Muara Enim terdapat endapan batubara Di Kabupaten Muara Enim terdapat endapan batubara.. yang cukup potensial