• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH STRUKTUR PASAR DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN DI NEGARA-NEGARA PENDIRI ASEAN TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS PENGARUH STRUKTUR PASAR DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN DI NEGARA-NEGARA PENDIRI ASEAN TAHUN"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR PASAR DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PERBANKAN DI NEGARA-NEGARA PENDIRI ASEAN TAHUN 2013-2015

OLEH

DWI YULLIANDA GINTING 120502190

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR PASAR DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PERBANKAN DI NEGARA-NEGARA PENDIRI ASEAN TAHUN 2013-2015

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Struktur Pasar dan Efisiensi Operasional terhadap Kinerja Keuangan Perbankan di Negara-Negara Pendiri Asean Tahun 2013-2015. Populasi dari penelitian ini berjumlah 71 bank komersial yang beroperasi di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 26 bank.

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pangsa pasar dan konsentrasi pasar sebagai proxy dari struktur pasar, serta rasio Net Interest Margin dan BOPO sebagai parameter efisiensi operasional. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berbentuk data panel (pooling data). Analisis data panel dengan menggunakan model regresi fixed effect atau least square dummy variable (LSDV).

Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel pangsa pasar, konsentrasi pasar, NIM dan BOPO secara simultan terhadap ROA bank. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa 85,4% ROA dipengaruhi oleh variabel independen dan sisanya 14,6 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam model. Berdasarkan uji t (parsial) dapat dilihat bahwa variabel pangsa pasar, NIM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA. Implikasi penelitian ini pada perbankan yang beroperasi di negara-negara pendiri ASEAN adalah peningkatan pangsa pasar, rasio NIM dan penurunan rasio BOPO akan meningkatkan kinerja keuangan.

Kata Kunci: Pangsa pasar, Konsentrasi pasar, Net Interest Margin (NIM), BOPO, ROA, Model Fixed Effect

(3)

ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF MARKET STRUCTURE AND EFFICIENCY OPERATIONAL ON BANK’S PERFORMANCE IN THE COUNTRY

OF ASEAN FOUNDER FOR THE PERIOD OF 2013-2015

This study aims to analyze the effect of Market Structure and Efficiency Operational on financial performance (ROA) bank in the country of ASEAN Founder for the period of 2013-2015. The population of this study were 71 commercial banks operating in Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand and Philippine. The total of sample are 26 banks with purposive sampling method.

Independent variables in this study are the market share, market concentration, NIM, and BOPO ratios. Data used in this research is secondary data that shaped panel data (pooling data). Fixed effect model or known as least square dummy variable (LSDV) used as analysis method in this research.

Based on the result of F test is known that there is a significant effect of the variable market share, market concentration, NIM and BOPO ratios simultaneous on ROA bank. The result also showed that 85.4% ROA is affected by variable market share, market concentration, NIM and BOPO ratio while the remaining 14.2% is explained by other variables that aren’t included in the model. Based on t test can be seen that there is a significant effect of the variable market share, NIM, and BOPO on ROA. For market concentration has no significant effect on ROA bank. The implication of this research on banking in the country of ASEAN Founder is the increase of market share, NIM ratio and BOPO ratios will improve financial performance.

Keywords: Market Share, Market Concentration, Net Interest Margin (NIM), BOPO, ROA, Fixed effect model

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “Analisis Pengaruh Struktur Pasar dan Efisiensi Operasional terhadap Kinerja Keuangan Perbankan di Negara-negara Pendiri ASEAN Tahun 2013-2015”. Skripsi ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar – besarnya kepada Ibu Dr. Khaira Amalia F, SE. Ak, MBA dan Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E., M.E., sebagai dosen pembimbing skripsi dan dosen pembaca nilai atas kesediaannya membimbing, motivasi, memberi pengarahan, kesediaan waktu dan kesabaran beliau kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, Msi., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E., M.E., dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(5)

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si., dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak dan Ibu Dosen, seluruh staf serta para pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Sepasang malaikat tak bersayap, kedua orangtua saya Bapak H. Abdul Mijer Ginting dan Ibu Hj. Minarsih S.Pd. atas segala doa, kasih, semangat, dan keikhlasan atas segala pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Kakak dan adik kebanggaan saya Yeshi Ulina Utami Br. Ginting, ST. Ars dan M. Nur Ihsan Ginting yang tak henti memberikan motivasi, dukungan, dan perhatiannya. Tanpa terkecuali, Alm. Tri Akmal Aulia Ginting.

7. Dokter yang meringankan penderitaan saya selama prosesi penulisan skripsi, dr. Sri Mella Tala, SpTHT-KL atas bantuan dan dukungannya yang tulus.

8. Seluruh sahabat-sahabat seperjuangan di Manajemen 2012 khususnya Irda Yanti, Fauziah Duma Sari, Chairunnisyah Siregar, Widya Framitha, Zakaria Zebua, Dodi Santoso, Aulia Rachman, dan juga untuk sahabat-sahabat lainnya Aidiya Tri Yolanda dan Fitri Nirwana atas segala ketulusan hati dalam memberikan masukan, semangat dan kesetiakawanannya.

Penulis sungguh menyadari bahwa penelitian ini mungkin masih jauh dari kata sempurna. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan skripsi ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini akan

(6)

memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Manajemen USU

Medan, Juni 2016 Hormat saya,

,

Dwi Yullianda Ginting

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Pengertian Bank ... 10

2.1.2 Kinerja Keuangan Bank ... 11

2.1.3 Rasio Profitabilitas ... 12

2.1.4 Struktur Pasar ... 12

2.1.4.1 Pangsa Pasar... 14

2.1.4.2 Konsentrasi Pasar ... 15

2.1.5 Efisiensi Operasional ... 16

2.1.5.1 Net Interest Margin ... 17

2.1.5.2 Beban Operasional Pendapatan Operasional .. 18

2.2 Penelitian Terdahulu ... 18

2.3 Kerangka Konseptual ... 24

2.4 Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian ... 28

3.2.Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3.Batasan Operasional ... 28

3.4.Definisi Operasional Variabel ... 29

3.4.1. Kinerja Keuangan (ROA) ... 30

3.4.2 Pangsa Pasar ... 30

3.4.3. Konsentrasi Pasar ... 31

3.4.4. Net Interest Margin ... 31

3.4.5. BOPO ... 32

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian... 34

3.6. Jenis dan Sumber Data ... 36

(8)

3.7. Metode Pengumpulan Data ... 36

3.8. Teknik Analisis Data ... 36

3.8.1 Analisis Deskriptif ... 37

3.8.2 Pemilihan Model Data Panel ... 37

3.8.3 Analisis Regresi Berganda Data Panel ... 39

3.9. Pengujian Hipotesis ... 40

3.9.1 Koefisien Determinasi ... 40

3.9.2 Uji F (simultan). ... 40

3.9.3 Uji t (parsial) ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 42

4.1.1. PT. Bank Mandiri ... 42

4.1.2. PT. Bank Negara Indonesia ... 42

4.1.3. PT. Bank Rakyat Indonesia ... 42

4.1.4. PT. Bank Central Asia ... 43

4.1.5. PT. Bank CIMB Niaga ... 43

4.1.6. PT. Bank Bank MEGA ... 44

4.1.7. PT. Bank Tabungan Negara ... 44

4.1.8. PT. Bank Permata ... 44

4.1.9. PT. Bank Windu Kentjana ... 44

4.1.10. PT. Bank Sinarmas ... 45

4.1.11. CIMB Bank Berhard ... 45

4.1.12. Hong Leong Bank Berhard ... 45

4.1.13 Malayan Banking (Maybank) ... 46

4.1.14 Public Bank Berhard ... 46

4.1.15. DBS Bank Ltd ... 46

4.1.16. OCBC Limited ... 47

4.1.17. United Overseas Bank Ltd ... 47

4.1.18. Bangkok Bank Public Company Ltd ... 47

4.1.19. Krung Thai Bank Public ... 48

4.1.20. Siam Commercials Bank ... 48

4.1.21. Kasikorn Bank Public Company ... 48

4.1.22. Kiatnakin Bank ... 49

4.1.23. Thanachart Bank Public Company ... 49

4.1.24. Bank of Ayudhya Public Company ... 49

4.1.25. BDO Private Bank Inc ... 49

4.1.26. Metropolitan Bank and Trust ... 50

4.2. Hasil Penelitian ... 50

4.2.1. Statistik Deskripsi... 50

4.2.2. Pemilihan Model Regresi Data Panel ... 55

4.2.3. Analisis Regresi Berganda Data Panel ... 58

4.2.4. Pengujian Hipotesis ... 59

4.2.4.1. Koefisien Determinasi ... 59

4.2.4.2. Uji F ... 60

4.2.4.3.Uji t ... 60

(9)

4.3. Pembahasan ... 61

4.3.1. Pengaruh Pangsa Pasar terhadap ROA ... 61

4.3.2. Pengaruh Konsentrasi Pasar terhadap ROA ... 62

4.3.3. Pengaruh NIM terhadap ROA ... 63

4.3.4. Pengaruh BOPO terhadap ROA ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1. Kesimpulan ... 65

5.2. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN ... 70

(10)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 Jumlah bank di masing-masing negara pendiri ASEAN ... 3

1.2 Pangsa pasar, BOPO dan NIM beberapa bank ... 6

2.1 Contoh Tipe Pasar ... 13

2.2 Penelitian Terdahulu ... 21

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 33

3.2 Jumlah Bank Umum Lokal Masing-masing Negara ... 34

3.3 Kriteria Pemilihan Sampel ... 35

4.1 Statistik Deskriptif Variabel Data Indonesia ... 50

4.2 Perbandingan Rata-rata Variabel masing-masing Negara ... 52

4.3 Statistik Deskriptif Variabel Data Keseluruhan ... 54

4.4 Hasil Uji Chow ... 56

4.5 Hasil Uji Hausman ... 57

4.6 Hasil Analisis Regeresi Data Panel ... 58

(11)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 26

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN (Association of South East Asian Nation), didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, dengan penandatanganan Deklarasi ASEAN (Bangkok Declaration) oleh Bapak Pendiri ASEAN atau yang disebut dengan ASEAN Developer, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Adapun kelima negara tersebut merupakan negara anggota ASEAN yang telah membuka sektor keuangannya secara global. Tujuan utama dibentuknya organisasi tersebut adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, memajukan perdamaian dan stabilitas di tingkat regionalnya, serta meningkatkan kesempatan untuk membahas perbedaan diantara anggotanya dengan damai. (www.asean.org)

Dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi tersebut para pendiri ASEAN sepakat merencanakan AEC (Asean Economic Community) yang di Indonesia dikenal dengan sebutan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). AEC adalah proyek yang telah lama disiapkan seluruh anggota ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN dan membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Dengan diberlakukannya MEA pada akhir 2015, negara anggota ASEAN akan mengalami aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik dari dan ke masing-masing negara.

(13)

Liberalisasi perdagangan tersebut memang mulai diberlakukan 31 Desember 2015. Namun tidak halnya dengan sektor perbankan, liberalisasi perbankan di kawasan ASEAN baru akan terwujud pada 2020, atau lebih lama dibandingkan dengan pembentukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

Hal ini dikarenakan sektor perbankan lebih sensitif sehingga perlu dilakukan lebih hati-hati. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D.

Hadad mengatakan integrasi perbankan ASEAN akan dimulai pada 2020. “Kita sudah sepakat, sekarang masih ada waktu 5 tahun lagi untuk masing-masing bersiap menyelesaikan permasalahan bersama terlebih dulu,” katanya saat ditemui seusai acara seminar OJK Forum, Senin, 12 Oktober 2015 di Jakarta.

(http://bisnis.tempo.co edisi 13 Oktober 2015)

Sektor keuangan memiliki peranan penting dan strategis agar integrasi ekonomi berjalan. Mulai dari transaksi perdagangan antar negara hingga memberikan modal untuk meningkatkan ekspansi perusahaan di negara-negara ASEAN. Dan tak lupa, bank-bank juga akan memperoleh dana pihak ketiga dari pemasukan atau pendapatan perusahaan-perusahaan dari bisnis yang mereka jalankan. (http://lipsus.kontan.co.id edisi 28 Desember 2015)

Liberalisasi perbankan jelas sekali akan menimbulkan peningkatan jumlah bank yang beroperasi di negara-negara anggota ASEAN, hal ini tentu ikut mempengaruhi pembentukan struktur pasar dalam industri sektor perbankan, seperti yang disampaikan oleh Naylah (2010), stuktur pasar industri merupakan variabel yang penting untuk mempelajari ekonomi industri karena struktur pasar akan mempengaruhi perilaku dan kinerja perusahaan yang ada dalam industri.

(14)

Tabel 1.1

Jumlah Bank di Masing-Masing Negara Pendiri ASEAN Tahun 2015

No Negara Status Kepemilikan

Asing Lokal

1 Indonesia 9 110

2 Malaysia 19 8

3 Singapura 117 5

4 Filipina 21 20

5 Thailand 49 14

Sumber: Bank Indonesia Tahun 2015, Bank Negara Malaysia Tahun 2015, Bangko Sentral ng Pilipinas Tahun 2015, The Monetary Authority of Singapore Tahun 2015, Bank of Thailand Tahun 2015

Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa di negara-negara tersebut, jumlah bank asing lebih banyak dibandingkan dengan bank lokal negaranya sendiri. Hanya Indonesia yang memiliki jumlah bank lokal yang lebih besar dibandingkan bank asingnya.

Hal ini mengharuskan para pelaku industri perbankan untuk berbenah diri.

Ditambah lagi dengan kondisi MEA di mana tidak ada batas yang menghalangi aktivitas perekonomian, pasar yang terbuka luas tentu menjadi sebuah peluang sekaligus ancaman yang besar bagi industri perbankan. Persaingan yang ketat tentu tidak akan terelakkan.

Berdasarkan teori Structure-Conduct-Performance struktur pasar industri akan menentukan bagaimana industri berperilaku sehingga struktur dan perilaku akan mempengaruhi kinerja (performance) industri tersebut. (Bikker, 2002).

Dalam teori mikroekonomi, struktur pasar diklasifikasikan menjadi apakah persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, atau monopoli.

Bekerjanya persaingan yang efektif berdasarkan struktur pasar tertentu akan menentukan tingkat persaingan. Kategori persaingan pasar, selain ditentukan oleh

(15)

tingkat market power, biasanya didasarkan atas jenis produk dan jangkauan geografis.

Elemen struktur pasar terdiri dari pangsa pasar, konsentrasi pasar, dan halangan masuk (barrier to entry). Pangsa pasar adalah seberapa besar suatu perusahaan menguasai pasar yang diperhitungkan dengan persen. Pangsa pasar dalam praktik bisnis merupakan tujuan/motivasi perusahaan. Perusahaan dengan pangsa pasar yang lebih baik akan menikmati keuntungan dari penjualan produk dan kenaikan harga sahamnya. (Jaya, W.K, 2008:45)

Elemen lain dari struktur pasar yang dapat diukur setelah pangsa pasar adalah konsentrasi pasar. Secara teori, ketika tingkat konsentrasi suatu pasar tinggi, maka tingkat persaingan perusahaan dalam pasar tersebut rendah, dengan demikian struktur pasar industri tersebut mengarah pada bentuk monopoli di mana terdapat perusahaan yang terlalu mendominasi, padahal rendahnya persaingan mengacu pada buruknya kinerja industri. Sebaliknya ketika tingkat konsentrasi tinggi, maka struktur pasar mengacu ke pasar oligopoli dengan tingkat persaingan yang semakin terlihat di antara perusahaan, yang berimbas pada semakin baiknya kinerja industri. Joe S. Bain dalam (Dennis dan Perloff, 2000)

Peran perbankan dalam perekonomian suatu negara semakin penting ketika era globalisasi dimulai diantara negara- negara ASEAN dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), sehingga dibutuhkan peningkatan dan perbaikan kualitas kinerja keuangan bank di setiap negara secara terus menerus.

Perbaikan kualitas kinerja keuangan perbankan dapat dilakukan dengan efisiensi operasional. Jika suatu perusahaan mampu meningkatkan tingkat efisiensinya

(16)

dibandingkan dengan para pesaing, tentu saja perusahaan tersebut akan unggul dalam segi keuntungannya. Oleh karena itu bank harus mengefisiensikan segala kegiatan operasionalnya agar mampu bertahan dan berkembang di tengah persaingan yang kian ketat. Perbankan harus berbenah diri untuk mencapai keunggulan bersaing dengan kompetitornya, baik itu dari segi harga (pricing), suku bunga maupun dalam hal kualitas produk dan pelayanan.

Indikator penilaian efisiensi operasional perbankan pada penelitian ini menggunakan rasio NIM dan BOPO. Menurut Mawardi (2005) NIM berpengaruh positif terhadap profitabilitas, ini berarti semakin tinggi NIM akan berdampak pada bertambahnya profitabilitas. Kondisi ini disebabkan karena tingginya NIM menunjukkan pendapatan bunga yang meningkat dibandingkan beban bunga.

Pendapatan bunga bank adalah salah satu pendapatan yang dapat diperoleh bank sehingga akan menambah profitabilitas bank (Ponco, 2008). Sedangkan BOPO, menurut Hutagalung et al., (2013) BOPO mempunyai pengaruh negatif terhadap ROA, semakin besar rasio BOPO akan menyebabkan profitabilitas (ROA) bank berkurang.

(17)

Tabel 1.2

Pangsa Pasar, Rasio BOPO dan NIM Pada Beberapa Bank di Negara Pendiri ASEAN Tahun 2015 (dalam %)

No Bank Negara Pangsa Pasar BOPO NIM ROA

1 BNI Indonesia 8,02 75,48 6,42 2,64

2 Mandiri Indonesia 14,4 70,26 5,9 3,15

3 CIMB Malaysia 12,04 34,70 2,80 1,36

4 HongLeong Malaysia 6,74 31,20 2,04 1,41

5 DBS Singapura 26,80 45,4 1,77 0,96

6 OCBC Limited Singapura 19,53 42 1,20 1,14

7 BDO Private Bank,Inc Filipina 24,6 60,09 3,2 1,46 8 Metropolitan Bank and Trust Filipina 14,3 60,75 3,7 1,4

9 Siam Commercial Thailand 13,5 35,6 3,18 1,70

10 Bangkok Bank Public Thailand 14,01 41,49 2,16 1,21 Sumber: Laporan Keuangan masing-masing bank (data diolah)

Dari tabel 1.2 diatas dapat dilihat pangsa pasar, BOPO, NIM, dan ROA beberapa perbankan di masing-masing negara tahun 2015. Ternyata pangsa pasar yang besar juga tidak menjamin bank tersebut memiliki ROA yang tinggi. Hal ini sangat terlihat pada bank DBS milik Singapura yang memiliki pangsa pasar yang besar tetapi memiliki nilai ROA yang terkecil jika dibandingkan dengan 10 sampel perbankan di negara lainnya.

Seperti yang kita ketahui rasio BOPO merupakan rasio yang dapat digunakan untuk melihat tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan operasinya. Semakin kecil rasio ini maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank tersebut. Namun pada tabel di atas, rasio BOPO perbankan Indonesia adalah yang tertinggi jika dibandingkan dengan perbankan negara lainnya. Tetapi dalam keadaan seperti itu, ROA yang dimiliki oleh perbankan Indonesia juga merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan yang lainnya.

Sama halnya dengan rasio BOPO, untuk rasio Net Interest Margin (NIM) di Indonesia adalah yang tertinggi jika dibandingkan dengan perbankan negara

(18)

lainnya. Bertolak belakang dengan teori yang mengatakan bahwa semakin tinggi rasio BOPO maka perusahaan tersebut tidak mampu mengefisiensikan kegiatan operasionalnya sehingga mendapatkan profitabilitas yang rendah.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Struktur Pasar dan Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan di Negara-Negara Pendiri ASEAN (ASEAN Developer) Tahun 2013-2015” yang diharapkan kinerja keuangan perbankan tersebut dapat membawa Negara-Negara anggota ASEAN khususnya Indonesia menjadi negara yang kuat sektor keuangannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti mengajukan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Pangsa Pasar (Market Share) terhadap Kinerja Keuangan Perbankan?

2. Bagaimana pengaruh Konsentrasi Pasar Pasar terhadap Kinerja Keuangan Perbankan?

3. Bagaimana pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Kinerja Keuangan Perbankan?

4. Bagaimana pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Kinerja Keuangan Perbankan?

(19)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan yang telah diajukan sebagai perumusan masalah, yakni :

1. Menganalisis pengaruh Pangsa Pasar (Market Share) terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum (Commercial Bank) di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina

2. Menganalisis pengaruh Konsentrasi Pasar terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum (Commercial Bank) di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina

3. Menganalisis pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum (Commercial Bank) di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina

4. Menganalisis pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum (Commercial Bank) di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Perbankan

Untuk mengetahui Pengaruh Pangsa Pasar (Market Share), Konsentrasi Pasar, Net Interest Margin (NIM) dan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return on Asset.

(20)

2. Bagi Investor

Sebagai sumber informasi dan masukan dalam pengambilan keputusan investasi di industri perbankan.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang manajemen keuangan bank.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi bagi para peneliti dengan studi yang sama dikemudian hari

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank

Di Indonesia, sebagaimana yang telah diatur oleh undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998, yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana tersebut kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Oleh karena itulah bank disebut lembaga intermediasi, yaitu lembaga keuangan yang menjembatani antara pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan pihak yang kekurangan dana (debitur). Seperti yang disampaikan oleh Warjiyo et.

al (2003: 130) apabila proses intermediasi tersebut berjalan dengan baik, maka semua pihak yaitu bank, kreditur, debitur, dan pada gilirannya perekonomian secara keseluruhan akan memperoleh manfaat dari keberadaan suatu bank. Pihak yang mempunyai kelebihan dana akan memperoleh manfaat berupa pendapatan bunga dari dana yang disimpan di bank. Sementara itu, pihak yang membutuhkan dana memperoleh manfaat berupa ketersediaan dana dari bank untuk melakukan investasi atau produksi. Bank sendiri akan memperoleh manfaat berupa selisih pendapatan dan biaya bunga yang biasa disebut spread. Di sisi lain, perekonomian juga mendapatkan manfaat berupa mekanisme alokasi sumber- sumber dana secara efektif dan efisien.

(22)

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, bank sebagai lembaga intermediasi merupakan salah satu sumber pedanaan bagi dunia usaha, baik berupa investasi maupun produksi, dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi. Jenis bank yang beroperasi di Indonesia sebagaimana yang telah dijelaskan dalam UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan meliputi bank umum dan BPR. Bank umum adalah bank-bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan yang dimaksud dengan BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.1.2 Kinerja Keuangan Bank

Kinerja Keuangan Industri Perbankan merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu, baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas (Jumingan, 2006:239).

Pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan melihat laporan keuangan perusahaan tersebut. Hal ini juga disampaikan oleh Munawir (2000:31) dalam bukunya “Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan.” Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan akan tergambar didalamnya aktivitas perusahaan tersebut. Analisis kinerja keuangan dengan melihat laporan keuangan dilakukuan

(23)

dengan menggunakan empat jenis rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.

2.1.3 Rasio Profitabilitas

Salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan adalah ROA (Return on Assets). Menurut Sawir (2005:18), “Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset”.

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (Surat Edaran BI Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011) :

2.1.4 Struktur Pasar

Menurut UU Nomor 5 Tahun 1999, struktur pasar didefinisikan sebagai suatu keadaan pasar yang memberikan petunjuk tentang aspek-aspek yang memiliki pengaruh penting terhadap perilaku pelaku usaha dan kinerja pasar.

Aspek-aspek tersebut antara lain jumlah penjual dan pembeli, hambatan masuk dan keluar pasar, keragaman produk, sistem distribusi, dan penguasaan pangsa pasar.

Struktur pasar menunjukkan atribut pasar yang mempengaruhi sifat proses persaingan. Unsur-unsur struktur pasar meliputi: konsentrasi, diferensiasi produk, hambatan masuk ke dalam pasar, struktur biaya, dan tingkat pengaturan

(24)

pemerintah. Para pakar ekonomi mengklasifikasi pasar dengan memperhatikan seberapa banyak jumlah perusahaan yang ada dalam industri. Struktur pasar penting, karena struktur pasar menentukan perilaku perusahaan yang kemudian menentukan kinerja industri. (Jaya, W.K, 2008: 4)

Seperti yang diungkapkan oleh S. Alam (2007: 123), struktur pasar adalah berbagai hal yang dapat memengaruhi tingkah laku dan kinerja perusahaan dalam pasar, seperti jumlah perusahaan, skala produksi, dan jenis produksi. Struktur pasar yang kompetitif adalah struktur pasar dimana perusahaan-perusahaan yang ada didalamnya sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi harga dan jumlah barang di pasar. Semakin lemah kemampuan perusahaan- perusahaan tersebut, semakin kompetitif struktur pasarnya. Stepherd dalam Jaya (2008) mengklasifikasikan pasar menjadi 6 tipe struktur pasar sebagai berikut

Tabel 2.1

Contoh Tipe Pasar mulai dari Monopoli Murni sampai dengan Persaingan Murni

No Tipe Pasar Kondisi Utama Contoh Sehari-hari

1 Monopoli Murni

Suatu perusahaan memiliki 100% pangsa pasar

PLN, PAM 2 Perusahaan

yang Dominan

Suatu perusahaan yang memiliki 50- 100% dari pangsa pasar dan tanpa

pesaing yang kuat

Surat kabar lokal/nasional, film kodak, batu bateray 3 Oligopoli ketat Penggabungan 4 perusahaan terkemuka

yang memiliki pangsa pasar 60-100%.

Kesepakatan diantara mereka untuk menetapkan harga relatif mudah

Perbankan lokal, siaran TV

4 Oligopoli longgar

Penggabungan 4 perusahaan terkemuka yang memiliki 40% atau kurang dari

pangsa pasar, kesepakatan diantara mereka untuk menetapkan harga

sebenarnya tidak mungkin

Perkakas rumah, mesin-mesin kecil,

perangkat keras

(25)

Lanjutan Tabel 2.1

No Tipe Pasar Kondisi Utama Contoh Sehari-hari

5 Persaingan monopolistik

Banyak pesaing yang efektif, tidak satupun yang memiliki lebih dari 10%

pangsa pasar

Pedagang eceran, pakaian 6 Persaingan

murni

Lebih dari 50% pesaing yang mana tidak satupun yang memiliki pangsa pasar yang

berarti

Sapi dan unggas

Sumber: Stepherd, The Econom of Industrial Organization, 1985 dalam Jaya (2008)

Pada dasarnya setiap sektor industri mempunyai struktur pasarnya masing- masing sesuai dengan keadaan dan kebutuhan perusahaannya. Elemen penting dalam struktur pasar pada industri perbankan menurut Jaya (2008) adalah konsentrasi, pangsa pasar, dan rintangan masuk bagi perusahaan baru. Hal serupa juga terdapat dalam penelitian Mirzaei (2011) yang menyatakan bahwa ukuran pertama bagi struktur pasar adalah pangsa pasar dan yang kedua adalah rasio konsentrasi pasar yang memberikan perkiraan sejauh mana perusahaan memberikan kontribusi terbesar dalam kegiatan industri.

2.1.4.1 Pangsa Pasar

Pangsa pasar adalah bagian dari keseluruhan permintaan suatu barang yang mencerminkan golongan konsumen menurut ciri khasnya, seperti dari tingkat pendapatan, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan juga status sosial.

Market share ialah bagian pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan dan seluruh potensi jual, biasanya dinyatakan dalam persentase atau pangsa pasar (market share) adalah persentase total dari penjualan suatu perusahaan (dari seluruh sumber) dengan total penjualan jasa ataupun produk dalam industri.

(26)

Pangsa pasar merupakan bagian dari pasar yang dapat dicapai oleh perusahaan. Pangsa pasar dapat menjadi salah satu dari indikator meningkatnya kinerja pemasaran suatu perusahaan.

Peranan pangsa pasar, seperti halnya elemen struktur pasar yang lain adalah sebagai sumber keuntungan bagi perusahaan. Hipotesa umum mengatakan adanya hubungan antara tiap pangsa pasar perusahaan dengan tingkat keuntungannya. Hubungan antara pangsa pasar dengan tingkat keuntungan perusahaan tersebut dinyatakan dalam rumus :

Dimana M adalah pangsa pasar, merupakan rate of return perusahaan atas modal yang ditanamkannya dan a adalah biaya modal perusahaan. Secara tradisional dan logika pangsa pasar telah menjadi pusat perhatian perusahaan dalam menilai kekuatan pasar. Pangsa pasar yang besar biasanya menandakan kekuatan pasar yang besar, sebaliknya pangsa pasar perusahaan yang kecil berarti perusahaan tidak mampu bersaing dalam tekanan persaingan. (Jaya, W.K, 2008:

46-47)

2.1.4.2 Konsentrasi Pasar

Joe S. Bain (1940) dalam Dennis dan Perloff (2000) mengartikan konsentrasi sebagai kepemilikan terhadap sejumlah besar sumber daya ekonomi oleh sejumlah kecil pelaku ekonomi. Tingkat konsentrasi merupakan indikator dari struktur pasar. Apabila tingkat konsentrasi dalam suatu industri tinggi, maka tingkat persaingan antar perusahaan dalam industri tersebut rendah, dengan demikian struktur pasarnya mengarah ke bentuk monopoli. Sebaliknya, apabila

(27)

tingkat konsentrasinya rendah maka struktur pasarnya mengarah ke bentuk oligopoli karena tingkat persaingan antar perusahaan dalam industrinya semakin tampak

Menurut Nzongang and Atemnkeng (2006) tingkatan konsentrasi (pemusatan) dapat diukur melaui pembagian DPK (Dana Pihak Ketiga) masing- masing bank terhadap total DPK di industri perbankan.

2.1.5 Efisiensi Operasional

Menurut Sawir (2005:133), maksud dari efisien yaitu kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva yang berupa aktiva lancar dan aktiva tetap serta efektivitas stuktur pendanaan aktiva tersebut sehingga tingkat pengembalian (return) lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva- aktiva tersebut. Lebih lanjut, Silkman dalam Bastian (2009) mendefinisikan efisiensi sebagai kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan benar dan dapat ditulis secara matematik sebagai rasio output dan input atau jumlah output yang dihasilkan dari suatu input yang digunakan.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa efisiensi merupakan kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya untuk memperoleh pengembalian (return) dengan menggunakan masukan (input yang ada) untuk menghasilkan suatu keluaran (output) secara optimal dan juga merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Oleh karena itu bank harus mengefisiensikan segala kegiatan

(28)

operasionalnya agar mampu bertahan dan berkembang di tengah persaingan yang kian ketat. Perbankan harus berbenah diri untuk mencapai keunggulan bersaing dengan kompetitornya, baik itu dari segi harga (pricing), suku bunga maupun dalam hal kualitas produk dan pelayanan.

Pada penelitian ini parameter yang digunakan untuk efisiensi operasional perbankan adalah rasio NIM (Net Interest Maragin) dan BOPO (Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional). Sesuai dengan aturan BI yang menetapkan indikator efisiensi perbankan nasional adalah rasio NIM dan BOPO.

“Kini ekspansi atau pembukaan kantor baru dikaitkan dengan modal inti dan tingkat efisiensi bank nasional. Dengan bahasa lebih bening, ekspansi tidak semudah seperti selama ini. Pencapaian tingkat efisiensi bank nasional antara lain diukur melalui rasio beban( biaya) operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dan rasio net interest margin (NIM).”(http://nasional.sindonews.com edisi 20 Februari 2013)

2.1.5.1 Rasio NIM (Net Interest Margin)

Rasio NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Semakin besar rasio ini maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil dan kinerja bank tersebut akan semakin baik (Almilia dan Herdiningtyas, 2005)

(29)

Untuk mendapatkan nilai dari rasio NIM (Net Interest Margin) dapat dihitung dengan rumus berikut ini, sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia no.13/24/DPNP/2011 :

2.1.5.2 Rasio BOPO (Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional) Menurut Kurnia dan Mawardi (2012) Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sering disebut rasio efisiensi karena digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. BOPO merupakan rasio antara biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam menjalankan aktivitas utamanya terhadap pendapatan yang diperoleh dari aktivitas tersebut. Perhitungan rasio BOPO menurut Surat Edaran Bank Indonesia no.13/24/DPNP/2011 adalah :

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan bahan referensi oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Lartey et al (2013) melakukan penelitian yang berjudul The Relationship between Net Interest Margin and Return on Assets of Listed Banks in Ghana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tren dari Net Interest Margin (NIM) dan Return on Assets ( ROA ) . Hal ini juga

(30)

berusaha mencari tahu hubungan antara NIM dan ROA bank yang terdaftar di Ghana periode 2005-2011

2. Ali Mirzaei (2011) melakukan penelitan dengan judul The Effect of Market Power on Stability and Performance of Islamic and Conventional Banks.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab beberapa pertanyaan mendasar. Pertama, bagaimana cara menerapkan hipotesis kekuatan pasar ke sistem perbankan Islam ? Kedua, mengapa bank syariah yang beroperasi di negara-negara Timur Tengah baru-baru ini lebih menguntungkan daripada rekan-rekan mereka ? Ketiga, apakah ada perbedaan dalam faktor-faktor penentu risiko bank dan hasil antara bank syariah dan konvensional ?

3. Ali Mirzaei, Guy Liu, and Tomoe Moore (2011) meneliti mengenai pengaruh struktur pasar terhadap profitabilitas bank yang beroperasi di Negara berkembang dan Negara maju, penelitian tersebut berjudul Does Market Structure Matter on Bank’s Profitability and Stability? Emerging versus Advanced Economies. Penelitian ini secara empiris meneliti efek dari struktur pasar terhadap profitabilitas dan stabilitas perbankan, khususnya apakah bank yang beroperasi di pasar terkonsentrasi menghasilkan lebih banyak keuntungan atau tidak, sementara mempertimbangkan karakteristik bank tertentu, apakah bank dikelola secara efisien. Selain itu peneliti juga meneliti efek keseluruhan struktur keuangan dan kondisi ekonomi makro, apakah pembangunan dan bisnis

(31)

siklus keuangan mempengaruhi risiko perbankan dan pengembalian (return).

4. Tabi Atemnkeng J. and Nzongang Joseph (2006) dengan penelitian yang berjudul “Market Structure and Profitability Performance in the Banking Industry of CFA Countries: _ The Case Of Commercial Banks In Cameroon.” Peneliti merasa analisis ini sangat penting karena sektor perbankan di Afrika telah memiliki beberapa lembaga deposito tidak sehat.

Lebih khusus, reformasi sektor keuangan tidak berubah struktur oligopolistik dari sektor perbankan sebagai tiga atau empat bank besar Prancis mendominasi sektor ini. Oleh karena itu, penting untuk memverifikasi hipotesis bahwa kinerja ekonomi perbankan merupakan fungsi dari struktur pasar atau kekuatan monopoli.

5. Dwi Ayu Wulandari (2015) melakukan analisis perbandingan kinerja bank yang ada di Indonesia dengan negara lain. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010-2014 untuk mengetahui nilai kinerja keuangan perbankan di Indonesia dan membandingkannya pada negara Malaysia, Thailand, dan Singapura. Model statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan uji parametrik one-way ANOVA

6. Novia Cahya Ilusmawati dan Dian Anita Nuswantara (2014) menganalisis kekuatan pasar dan struktur efisiensi terhadap ROA bank umum yang ada di Indonesia pada periode tahun 2011-2012. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda . Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan dari

(32)

konsentrasi variabel pasar , pangsa pasar , BOPO dan NIM simultan bank ROA .

7. Rizky Yudaruddin (2014) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dampak konsentrasi bank terhadap kinerja profitabilitas dan stabilitas bank di Indonesia sejak tahun 2003-2013.

8. Tan Sau Eng (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh NIM, BOPO, LDR, NPL & CAR Terhadap ROA Bank Internasional Dan Bank Nasional Go Public Periode 2007 – 2011 menyatakan bahwa NIM, BOPO, LDR, NPL dan CAR secara bersama-sama ternyata berpengaruh signifikan, sehingga dapat diyakini memainkan peranan yang cukup penting dalam menentukan perubahan ROA

Tabel 2.2

Review Hasil Penelitian Terdahulu

N o

Nama Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian

Variabel Penelitian Teknik Analisis Data

Hasil Penelitian

1 Lartey et al (2013)

The

Relationship between Net Interest Margin and Return on Assets of Listed Banks in Ghana

Dependen:

Profitability (ROA) Independen :

Net Interest Margin (NIM)

Regressi on And Correlati on Analysis

Ada korelasi positif yang sangat kuat antara pendapatan bunga bersih dan laba sebelum pajak . Namun sayangnya, penelitian juga mengungkapkan bahwa

tren margin bunga bersih dan laba atas aset yang

lebih menurun dibandingkan

peningkatan dalam periode 2005-2011

(33)

2 Ali Mirzaei (2011)

The Effect of Market

Power on Stability and Performance of Islamic and

Conventiona l Banks

Dependen:

Profitabilty (ROAA, ROAE)

Independen:

Market structure

Bank specific variable

Multivari ate Regressi on Analysis

Peneliti tidak menemukan pengaruh yg

signifikan anatara konsentrasi pasar dengan profitabilitas bank syariah, namun hal yang sebaliknya terjadi dengan profitabilitas bank conventional.

Lanjutan Tabel 2.2:

N o

Nama Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian

Variabel Penelitian Teknik Analisis Data

Hasil Penelitian

3 Ali Mirzaei, Guy Liu, and Tomoe Moore (2011)

Does Market Structure Matter on Banks’

Profitability and

Stability?

Emerging versus Advanced Economies

Dependen:

Profitability Bank (ROAA)

Independen:

Market structure

Bank- specific variables

Financial

structure and macroeconomics

Multivari ate Regressi on Analysis

•Market power berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank negara maju

• bank yang lebih terkonsentrasi di negara maju berpengaruh terhadap kinerja

• Struktur tradisional SCP (StructureConductPerforma nce) dan RMP (Relative Market Power) berlaku pada bank di kedua negara • interest rate spread berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank • bank age, bank ownership status dan regulations pengaruhnya tergantung kepada market power.

4 Tabi Atmenke ng J. and Nzongan g Joseph (2000)

Market Structure and Profitability Performance

in the Banking

Industry of CFA

Countries: _ The Case Of Commercial Banks In Cameroon

Dependen:

Return On Assets (ROA)

Return On Capital (ROC)

Return On Equity (ROE)

Independen:

Index of market concentration (CONC),

Manageme nt of bank’s capital (CAPAST

Bank’s loan portfolio (LOANAST)

Total

advances to total deposit (LOATD)

Analisis Regresi Data Panel

Ada hubungan positif antara

struktur pasar dan bank profitabilitas dalam konteks kelembagaan sistem

perbankan di

Kamerun.

(34)

Bank size measure (LASSET)

Expense control (OPEXTD)

The ratio of time and savings deposits to total deposits

The ratio of demand deposits to total deposits

Lanjutan Tabel 2.2 N

o

Nama Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian

Variabel Penelitian Teknik Analisis

Data

Hasil Penelitian

5 Dwi Ayu Wulandari (2015)

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC Di Nergara ASEAN (Studi Pada Bank Umum Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Singapura Tahun 2010- 2014)

Dependen:

Kinerja Keuangan Perbankan Independen:

Risk Profile, Good Corporate Governance

Earnings Capital

Dilakukan perhitung an indikator RGEC sebagai ukuran kinerja keuangan bank)

Hasil perbandingan indikator kinerja keuangan industri perbankan di

Indonesia dengan perbankan Malaysia dan Thailand secara umum baik, akan

tetapi jika dibandingkan dengan perbankan Singapura, perbankan Indonesia

masih berada pada posisi dibawah ka rena perbankan Singapura terbukti

unggul pada rasio NPL, PDN, GCG, dan CAR.

6 Novia Cahya Ilusmawat i dan Dian Anita Nuswantar a (2014)

Analisis Pengaruh Kekuatan

Pasar dan Struktur

Efisiensi Terhadap

Return on Asset (ROA) Bank

Variabel Dependen:

1. ROA bank

umum Variabel Independen:

1. Konsentrasi Pasar

2. Pangsa Pasar 3. BOPO

4. NIM (Net

Interest Margin)

Analisis Regresi Linier Berganda

Konsentrasi pasar (KP), pangsa pasar (PP), BOPO dan NIM mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap ROA. Secara parsial hanya variabel BOPO dan NIM yang signifikan terhadap

ROA, sedangkan konsentrasi pasar dan pangsa pasar tidak signifikan terhadap ROA.

7 Rizky Yudaruddi n (2014)

Dampak Tingkat Konsentrasi Terhadap Kinerja dan Stabilitas Perbankan di Indonesia Tahun 2003-

Variabel Dependen:

Kinerja/Profit (ROA)

Variabel Inependen:

1. Tingkat konsentrasi 3 bank (CR3)

2. Tingkat Konsentrasi 4

Regresi Data Panel

Tingkat Konsentrasi yang diukur menggunakan CR3.

CR4, CR5 berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank. Hal ini berarti peningkatan konsentrasi bank menunjukkan profitabilitas

bank.

(35)

2013 bank (CR4) 3. Tingkat

Konsentrasi 5 bank (CR5)

8 Tan Sau

Eng (2013)

Pengaruh NIM, BOPO, LDR, NPL &

CAR Terhadap ROA Bank Internasional Dan Bank Nasional Go Public Periode 2007 – 2011

Dependen:

Return On Assets (ROA)

Independen:

1. NIM 2. BOPO 3. LDR 4. NPL 5. CAR

Analisis Regresi Berganda

NIM, BOPO, LDR, NPL dan CAR secara bersama- sama ternyata berpengaruh signifikan, sehingga dapat diyakini memainkan peranan yang cukup penting

dalam menentukan perubahan ROA

2.3 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini digunakan variabel struktur pasar dan pertumbuhan ekonomi yang diduga berpengaruh terhadap kinerja keuangan industri perbankan di negara-negara pendiri ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand). Berikut adalah hubungan antara masing-masing variabel independen terhadap kinerja keuangan perbankan:

a. Hubungan Pangsa Pasar dengan Kinerja Keuangan

Pangsa pasar adalah persentase pendapatan perusahaan dari total pendapatan industri yang dapat diukur dari 0 persen hingga 100 persen (Jaya,W.K, 2008:45). Semakin tinggi pangsa pasar, semakin tinggi pula kekuatan pasar yang dimiliki perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang tinggi akan menciptakan monopoli yang mengejar keuntungan semaksimal mungkin.

Menurut literatur Neo-klasik landasan posisi pasar perusahaan adalah pangsa pasar yang diraihnya. Pangsa pasar dalam praktik bisnis merupakan tujuan/motivasi perusahaan. Perusahaan dengan pangsa pasar yang lebih baik akan menikmati keuntungan dari penjualan produk dan kenaikan harga sahamnya.

(36)

b. Hubungan Tingkat Konsentrasi dengan Kinerja Keuangan

Hubungan antara struktur pasar dengan kinerja perusahaan dapat dijelaskan oleh teori structure-conduct-performance atau dikenal dengan teori SCP. Paradigma SCP pertama kali dicetuskan oleh Bain dan Mason pada tahun 1940 dan model yang paling sederhana dari SCP yaitu model linear yang dikemukakan oleh Stephen Martin 1988 yaitu struktur mempengaruhi perilaku dan perilaku mempengaruhi kinerja. (Wihana, J.K, 2008:39)

Selanjutnya penelitian dengan paradigma SCP yang dilakukan oleh Caves (Buyung Sarita, 2006) memberikan hasil temuan bahwa semakin tinggi konsentrasi pasar dalam industri perbankan, akan menghalangi masuknya pesaing baru dalam pasar Industri. Di samping itu, peningkatan konsentrasi pasar akan mempengaruhi perilaku bank yaitu dengan melakukan kesepakatan di antara bank dalam industri (tindakan kolusif) seperti adanya kebijakan penetapan harga, sehingga bank yang terlibat dalam kesepakatan ini akan dapat meningkatkan kinerjanya.

Berdasarkan penelitian caves diatas, terlihat bahwa struktur pasar berpengaruh positif terhadap kinerja perbankan. Meskipun tindakan kolusif yang dilakukan oleh bank-bank besar yang menguasai pasar tersebut dinilai dapat merugikan bank-bank kecil yang lain untuk melakukan investasi dan meningkatkan pendapatan.

c. Hubungan NIM (Net Interest Margin) dengan Kinerja Keuangan NIM merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga

(37)

bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pemberian kredit atau pinjaman, sementara bank memiliki kewajiban beban bunga kepada deposan. Semakin besar rasio ini maka meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Meningkatnya pendapatan bunga dapat memberikan kontribusi laba terhadap bank. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar perubahan NIM suatu bank, maka semakin besar pula profitabilitas bank tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin meningkat (Ilusmawati dan Nuswantara, 2014)

d. Hubungan BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dengan Kinerja Keuangan

Rasio BOPO menunjukkan efisiensi bank dalam menjalankan usaha pokoknya, terutama kredit, dimana sampai saat ini pendapatan bank-bank di Indonesia masih didominasi oleh pendapatan bunga kredit. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya.

Semakin tinggi biaya pendapatan maka bank menjadi tidak efisien sehingga ROA makin kecil (Ilusmawati dan Nuswantara, 2014)

(38)

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Pengertian dari hipotesis menurut Sujarweni, V.W (2014:62) adalah jawaban sementara terhadap tujuan penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat. Berdasarkan paparan kerangka pemikiran dan permasalahan tersebut diatas, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H1: Pangsa Pasar (Market Share) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan (ROA) bank umum di Negara-Negara pendiri ASEAN

H2: Konsentrasi Pasar berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan (ROA) bank umum di Negara-Negara pendiri ASEAN

H3: Net Interest Margin (NIM) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan (ROA) bank umum di Negara-Negara pendiri ASEAN

Tingkat Konsentrasi (Concentration Ratio)

NIM

(Net Interest Margin)

Kinerja Keuangan Perbankan (ROA) Pangsa Pasar

(Market Share)

BOPO

(39)

H4: Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan (ROA) bank umum di Negara-Negara Pendiri ASEAN

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Sugiyono (2012:36) bahwa penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk meng etahui hubungan dua variabel atau lebih.

Dalam penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dilakukan dengan mengakses media internet pada situs resmi masing-masing bank sentral di Negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand (www.bi.go.id, www.bnm.gov.my, www.mas.gov.sg, www.bsp.gov.ph, www.bot.or.th) selain itu peneliti juga mengakses situs resmi World Bank dan situs lainnya sebagai pendukung. Adapun waktu yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian ini adalah April 2016 sampai Mei 2016.

3.3 Batasan Operasional

Adapun batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam menganalisis permasalahan yang ingin diteliti. Batasan- batasan tersebut adalah sebagai berikut:

(41)

a. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perbankan

b. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu pangsa pasar, konsentrasi pasar, rasio NIM (Net Interest Margin) dan BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional). Dimana pangsa pasar dan konsentrasi pasar adalah alat ukur bagi struktur pasar perbankan, sedangkan NIM dan BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan bank tersebut menggunakan asetnya secara efisien pada masing-masing negara yang termasuk dalam sampel penelitian

c. Objek dalam penelitian ini adalah bank umum local (commercial bank local) yang beroperasi di masing-masing negara pendiri ASEAN (ASEAN Developer) dan go public pada tahun 2015

3.4 Definisi Operasional Variabel

Agar memahami setiap variabel dalam penelitian dan memberikan gambaran yang jelas, maka diberikan definisi dari masing-masing variabel yaitu variabel dependen ROA (Return On Assets) sebagai proksi dari kinerja keuangan dan variabel independen pangsa pasar dan konsentrasi pasar sebagai proksi dari struktur pasar serta rasio NIM (Net Interest Margin) dan BOPO sebagai proksi dari efisiensi operasional.

(42)

3.4.1 Kinerja Keuangan Perbankan (ROA)

Kinerja keuangan (profitability) merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu, baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas (Jumingan, 2006:239).

Salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan adalah ROA (Return on Assets). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (Surat Edaran BI Nomor13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011) :

3.4.2 Pangsa Pasar (Market Share)

Menurut literatur Neo-klasik landasan posisi pasar perusahaan adalah pangsa pasar yang diraihnya. Pangsa pasar adalah seberapa besar suatu perusahaan menguasai pasar yang diperhitungkan dengan persen. Pangsa pasar dalam praktik bisnis merupakan tujuan/motivasi perusahaan. Perusahaan dengan pangsa pasar yang lebih baik akan menikmati keuntungan dari penjualan produk dan kenaikan harga sahamnya. (Jaya, W.K, 2008:45)

Perhitungan pangsa pasar perbankan menurut Talattov dan Sugiyanto (2011) adalah hasil dari kredit masing-masing bank dibagi total kredit dalam industri perbankan nasional.

(43)

3.4.3 Konsentrasi Pasar (Concentration Ratio) Joe S. Bain (1940) dalam Dennis dan Perloff (2000) mengartikan konsentrasi sebagai kepemilikan terhadap sejumlah besar sumber daya ekonomi oleh sejumlah kecil pelaku ekonomi. Tingkat konsentrasi merupakan indikator dari struktur pasar.

Menurut Nzongang and Atemnkeng (2006) tingkatan konsentrasi (pemusatan) dapat diukur melaui pembagian DPK (Dana Pihak Ketiga) masing- masing bank terhadap total DPK di industri perbankan.

3.4.4 NIM (Net Interest Margin)

Rasio NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Semakin besar rasio ini maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil dan kinerja bank tersebut akan semakin baik (Almilia dan Herdiningtyas, 2005)

Untuk mendapatkan nilai dari rasio NIM (Net Interest Margin) dapat dihitung dengan rumus berikut ini, sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia no.13/24/DPNP/2011 :

(44)

3.4.5 BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

Menurut Kurnia dan Mawardi (2012) Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sering disebut rasio efisiensi karena digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. BOPO merupakan rasio antara biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam menjalankan aktivitas utamanya terhadap pendapatan yang diperoleh dari aktivitas tersebut. Perhitungan rasio BOPO menurut Surat Edaran Bank Indonesia no.13/24/DPNP/2011 adalah :

(45)

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Parameter Skala

Ukur 1 Pangsa Pasar

(Market Share) (X1)

Seberapa besar suatu perusahaan

menguasai pasar yang diperhitungkan dengan persen

Rasio

2 Konsentrasi Pasar

(X2)

Kepemilikan ataupun penguasaan terhadap sejumlah besar sumber daya ekonomi oleh sejumlah kecil pelaku ekonomi.

Rasio

3 NIM (Net Interest Margin)

(X3)

Net Interest Margin (NIM)

merupakan

perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-

rata aktiva produktifnya.

Rasio

4 BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) (X4)

Merupakan rasio antara biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam menjalankan aktivitas

utamanya terhadap pendapatan yang diperoleh dari aktivitas tersebut

Rasio

5 Kinerja Keuangan (ROA)

(Y)

Merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu, baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas

Rasio

(46)

3.5 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu.

(Sugiyono, 2012:389)

Sampel dalam penelitian ini diambil dari jumlah populasi yang ditentukan dengan menggunakan metode populasi sasaran. Berdasarkan pengertian tersebut populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank umum (commercials bank) yang beroperasi di negara-negara anggota ASEAN yang termasuk dalam penelitian yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand.

Dari keterangan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 71 bank, dengan rincian masing- masing negara yang dapat dilihat dari Tabel 3.2 berikut ini. (Daftar populasi bank dalam lampiran)

Tabel 3.2

Jumlah Bank Umum Lokal di masing-masing Negara

No Negara Total Bank Umum

1 Indonesia 39

2 Malaysia 8

3 Singapura 5

4 Filipina 5

5 Thailand 14

Jumlah Populasi 71

Sumber: website bank sentral masing-masing negara (data diolah)

Metode yang digunakan untuk memilih sampel adalah menggunakan metode populasi sasaran yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria tertentu

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai makhluk sosial, manusia akan memperoleh beberapa karakteristik yang memengaruhi tingkah lakunya. Faktor karakteristik ini sering disebut sebagai

Yang dilakukan pada penelitian ini adalah merekayasa proses iron soft magnetic dengan proses mechanical alloying powder metalurgy sehingga akan kita ketahui karakteristik

Tujuan dari hal ini adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu operasional ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran

Semua senyawaan logam alkali tidak membentuk endapan (larut dalam air) karena nilai kelarutannya besar sekali4. Sedangkan untuk golongan alkali tanah tidak, tergantung nilai Ksp

Keselamatan Kerja Pada Usaha Perjalanan Wisata 108.. Bahasa Asing

When a HIGH logic level is applied to the OUTPUT CONTROL OC input, all outputs go to a HIGH impedance state, regardless.. of what signals are present at the other inputs and the

“PENERAPAN METODE ONE DAY ONE AYAT PADA SANTRI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN DI RUMAH TAHFI ẓ ALWAFA PALANGKA RAYA”.

Koperasi keluarga Pegawai ITB memiliki kinerja organisasi yang lebih baik dengan indikator mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi, keterlibatan