• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. LANDASAN TEORI. 4 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. LANDASAN TEORI. 4 Universitas Kristen Petra"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

2. LANDASAN TEORI

2.1. Pengendalian Persediaan

Manajemen pengendalian persediaan menurut Emmet (2005) merupakan salah satu aktifitas untuk mengendalikan dan mengatur seluruh persediaan yang ada di gudang. Manajemen persediaan pada umumnya membahas 5 hal dasar dalam merencanakan persediaan diantaranya sebagai berikut:

2.1.1. Klasifikasi Produk

Klasifikasi produk merupakan suatu proses mengatur dan menggolongkan seluruh produk yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Klasifikasi ini digunakan sebagai dasar pertimbangan di dalam memutuskan lokasi penempatan produk, area pengambilan dan area pengantaran. Proses pengklasifikasian digunakan metode Klasifikasi ABC.

Klasifikasi ABC menurut Simchi-levi, Kaminsky (2008) merupakan metode pengklasifikasian produk yang menggunakan prinsip hukum pareto yaitu 80% pemintaan tertinggi dipengaruhi oleh 20% produk. Pembagian klasifikasi ABC Analysis dapat dilihat di bawah ini:

• Kategori A, yaitu 20% dari seluruh jumlah produk dan memberikan kontribusi sebesar 80% dari seluruh penjualan.

• Kategori B, yaitu 30% dari seluruh jumlah produk dan memberikan kontribusi sebesar 15% dari seluruh penjualan.

• Kategori C, yaitu 50% dari seluruh jumlah produk dan memberikan kontribusi sebesar 5% dari seluruh penjualan.

2.1.2. Linear Programming

Linear programming menurut Yamit (1991) merupakan suatu metode

yang digunakan untuk memperoleh keputusan yang optimal. Keputusan tersebut

didasarkan pada faktor-faktor penentu keberhasilan suatu proyek yang memiliki

jumlah terbatas.

(2)

Tujuan menggunakan Linear programming agar diperoleh sebuah solusi yang optimal. Solusi tersebut dapat berbentuk maksimasi keuntungan atau minimasi biaya. Optimasi perencanaan persediaan akan menghasilkan sebuah formula/rumus dasar yang layak dan menjawab permasalahan yang terjadi.

Proses menemukan solusi yang optimal harus mampu mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi ke dalam model matematis.

Model ini biasanya disebut perancangan model linear programming. Langkah- langkah yaang harus dilakukan dalam merumuskan model yaitu:

• Penentuan variabel keputusan

Variabel yang yang menjadi permasalahan harus dinotasikan dalam bentuk model matematis.

• Penentuan batasan dari variabel keputusan tersebut

Deskripsikan batasan-batasan dari variabel keputusan dalam bentuk persamaan linier atau petidaksamaan linier.

• Penentuan tujuan yang akan dicapai dari variabel keputusan tersebut Deskripsikan tujuan yang ingin dicapai dalam fungsi linier yang berbentuk maksimasi keuntungan atau minimasi biaya.

Proses harus memenuhi ketentuan-ketentuan seperti penentuan variabel keputusan yang positif, mempunyai fungsi tujuan dan mampu mendeskripsikan kendala-kendala dalam bentuk fungsi linier. Bentuk umum dari linear programming bisa dalam bentuk maksimasi keuntungan atau minimasi biaya.

Contoh model linear programming untuk perencanaan persediaan dapat digambarkan sebagai berikut:

Min Z = C

it

I

it

+....+ C

nt

I

nt

(i = 1,...,n dan t = 1,...,n)

s

/

t

: I

it=

Y

it -

D

it

(i = 1,...,n dan t = 1,...,n)

Y

it

+....+ Y

nt

≤ b

1

(i = 1,...,n dan t = 1,...,n) (2.1)

Keterangan:

Z = minimum biaya inventori

C

it

= Harga beli produk ke i bulan ke t

I

it

= Inventori produk ke i bulan ke t

(3)

Y

it

= Jumlah barang ke i yang dibeli bulan ke t D

it

= Peramalan permintaan produk ke i bulan ke t b

1

= konstanta yang ditentukan

Linear programming membutuhkan dua fungsi yaitu fungsi tujuan dan fungsi kendala. Kedua fungsi ini akan diolah secara bersama-sama dengan data- data yang ada untuk mendapatkan solusi yang optimal. Pengolahan kedua fungsi dapat dibantu dengan menggunakan software Solver.

2.2. Peramalan (Forecasting)

Peramalan (forecasting) menurut Ballou (2004) merupakan suatu alat bantu yang penting di dalam menyusun perencanaan persediaan yang efektif dan efisien. Peramalan merupakan sutau proyeksi/prediksi/estimasi mengenai suatu kejadian yang tidak pasti di masa yang akan datang. Peramalan pada umumnya digunakan untuk memprediksi pendapatan, biaya, keuntungan, harga, penggunaan teknologi di dalam perusahaan.

Peramalan pada umumnya memiliki 2 metode, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode peramalan yang tidak membutuhkan data numerik. Metode ini mengandung unsur subjektif dalam menentukan hasil peramalannya. Metode ini biasanya digunakan untuk peramalan jangka panjang. Metode kuantitif merupakan metode yang menggunakan data historis yang berbentuk angka/numerik. Pola data metode ini biasanya diasumsikan akan terus berlanjut di masa yang akan datang.

Proses penelitian ini digunakan metode kuantitatif untuk melakukan peramalan permintaan. Persyaratan yang harus dimiliki untuk menjalankan metode ini terdiri dari:

• Pendefinisian tujuan peramalan

• Plot data masa lalu

• Pilih metode yang sesuai dengan tujuan peramalan dan plot data

• Hitung error dari beberapa metode yang dipakai

• Pilih error terkecil dari metode yang dipakai

• Dan diperoleh hasil dari metode peramalan dengan error terkecil

(4)

Penentuan metode peramalan yang tepat diawali dengan pemahaman dari pola data yang dimiliki oleh peneliti. Pola data pada metode kuantitatif terdiri dari 4 macam yaitu:

• Pola data Random

• Pola data Musiman

• Pola data Tren

• Pola data Siklis

Setiap pola data memiliki metode penyelesaian yang berbeda-beda.

Penelitian ini digunakan metode moving average dan exponential smoothing untuk memperoleh ramalan permintaan. Definisi dan formula dari metode moving average dan exponential smoothing akan dijelaskan di bawah ini:

• Moving average

Metode ini biasanya digunakan pada data-data yang tidak memiliki kecenderungan tren dan musiman. Metode ini biasanya menggunakan periode waktu yang spesifik. Formula dasar metode moving average adalah sebagai berikut:

n d

n

t

t

=

1

MA

n

(2.2)

Keterangan:

d

t

= permintaan pada bulan ke t n = jumlah periode

MA = Moving Average

• Exponential Smoothing

Metode peramalan yang didasarkan pada ketelitian dari penaksiran penjualan di masa yang lalu. Formula dasar metode Exponential Smoothing adalah sebagai berikut:

)) 1 ( ) 1 ( d ( ) 1 ( )

( t = F t − +

t

t − − F t

F α   (2.3)

Keterangan:

F(t) = Peramalan penjualan untuk periode ke t

α = Faktor alpha

(5)

2.3. Tata Letak Gudang

Gudang merupakan ruangan atau volume tertutup sehingga diperlukan pengaturan ruangan itu sedemikian, sehingga didapatkan hasil yang maksimal.

Perancangan tata letak gudang merupakan salah satu metode untuk mengatur seluruh aktifitas yang ada di gudang. Perancangan tata letak gudang berfokus kepada internal dan eksternal gudang untuk memudahkan operasional dalam gudang. Perancangan tata letak gudang yang optimal memiliki beberapa pertimbangan yang harus dipenuhi, yaitu:

• Karakteristik barang yang akan disimpan (padat, cair, gas dll).

• Sumber barang tersebut diterima dan bagaimana pengantaranya.

• Aktifitas yang terjadi pada barang tersebut di dalam gudang .

Gudang yang optimal harus berfokus pada pergerakan barang ke konsumen. Fokus tersebut menyebabkan kecepatan pergerakan gudang menjadi diprioritaskan dalam merancang sebuah tata letak gudang. Barang yang lebih cepat bergerak diletakkan dekat dengan area pengambilan barang. Tujuan utama dari metode penyimpanan barang adalah:

• Penggunaan volume barang yang maksimum.

• Penggunaan waktu, buruh dan perlatan dengan optimal.

• Kemudahan pencarian barang.

• Pengangkutan barang yang cepat dan mudah.

• Klasifikasi barang yang dibuat dengan baik.

• Pemeliharaan dan perawatan seluruh area gudang dan barang dengan baik

• Penampilan tata letak gudang yang rapi dan tersusun dengan baik.

Perancangan tata letak gudang harus berdasar pada penentuan sistem penyimpanan gudang. Sistem penyimpanan gudang terdiri dari 4 macam, yaitu:

• Dedicated storage location policy

Sistem sering disebut dengan fixed slot storage. Sistem ini terdiri dari 2 jenis sistem, yaitu:

o Part number sequence storage

Sistem ini digunakan karena kemudahan penggunaanya karena penempatan produk didasarkan kepada nomor partnya.

o Troughput based dedicated storage

(6)

Sistem ini seperti part number sequence storage yang dikembangkan dengan mempertimbangkan level aktivitas dan kebutuhan penyimpanan produk yang disimpan.

• Randomized storage location policy

Sistem penyimpanan dimana barang yang datang langsung disimpan di gudang berdasarkan FIFO dengan asumsi semua tempat yang kosong mempunyai kemungkinan untuk dipilih sebagai tempat penyimpanan.

• Class based dedication location storage policy

Sistem penyimpanan yang didasarkan pada kelas-kelas setiap produk.

pergerakan relatif cepat dimasukkan ke dalam kelas satu dan seterusnya.

• Shared storage location policy

Sistem penyimpanan yang didasarkan pada kedatangan pengiriman produk ke gudang.

2.3.1. Forklift

Ada berbagai macam bentuk dan model dari suatu forklift. Bentuk yang satu dengan bentuk yang lain memiliki perbedaan dalam mengemudikan, kapasitas angkut, kapasitas tinggi, kapasitas kemiringan, dan kapasitas lebar, kecepatan maksimum. Tabel 2.1 akan menjelaskan spesifikasi dari forklift:

Tabel 2.1. Spesifikasi Tipe Forklift

Tipe

Lift Capacity (Ton)

Lift Height (Meter)

Max Speed (Kmh)

Min Aisle

Width(Meter) digunakan untuk

CBT 3 7 15 3 Indoor, Outdoor

RT 2 11 15 2,1 Indoor, within Racking NAT 1,5 15 10 1,3 Indoor, within Racking

HPT 1 0,08 Jalan 1,3 Indoor

PPT 3 0,08 12 1,3 Indoor

MRPT 1,5 10 10 1,3

Indoor Order picking from high level

AFT 2 11 15 1,6

Indoor

Order picking from high level

Sumber: Excellence in Warehouse Management (2005)

(7)

Setiap forklift memiliki jenis bahan bakar yang berbeda-beda. Bahan bakar forklift terdiri dari bensin, solar, gas dan juga listrik. Setiap bahan bakar yang digunakan oleh forklift memiliki keuntungan dan kerugian. Tabel 2.2 akan menjelaskan keuntungan dan kerugian dalam memilih bahan bakar dari forklift.

Tabel 2.2. Keuntungan dan kerugian dalam memilih bahan bakar dari forklift Bahan

Bakar Keuntungan Kerugian

Listrik

Bersih harga forklift mahal tidak berisik waktu terbuang sia-sia untuk mengisi listrik biaya pakai murah -

biaya perawatan murah -

Diesel

dapat memuat beban berat dan tinggi Berisik memiliki kecepatan yang bagus gas buang kotor

ketahanan yang baik butuh ruangan untuk bahan bakar cepat dalam mengisi bahan bakar mesinnya tidak cepat panas

Gas

seperti mesin diesel, tetapi mesinnya

lebih bersih Berisik

gas buang bersih bau gas buang tidak enak mengurangi pemakaian mesin butuh ruangan untuk bahan bakar

Sumber: Excellence in Warehouse Management (2005)

2.3.2 Pallet

Pallet adalah alat bantu untuk mengangkat sebuah benda dengan menggunakan forklift. Pallet terbuat dari kayu dan dihubungkan dengan paku berulir. Produk biasanya disusun di atas pallet sesudah dirakit. Pallet memiliki 3 jenis ukuran yaitu ukuran standar untuk negara Amerika Serikat adalah 40’x48’, ukuran umum pallet di dunia adalah 32’x40’, 36’x42’, 48’x48’. Ukuran pallet dan konfigurasinya didasarkan kepada ukuran, bentuk dan berat dari barang yang akan dimuat. Ukuran pallet juga harus disesuaikan dengan ukuran forklift yang akan dipakai.

Pallet pada umumnya diklasifikasikan menjadi 2 kategori umum, yaitu

dari jenis material pembuatnya dan desainnya. Pallet yang diklasifikasikan

(8)

menurut jenis materialnya terdiri dari 3, yaitu pallet kayu, pallet besi, pallet plastik. Tabel 2.3 akan menjelaskan jenis pallet berdasarkan material pembuatnya.

Tabel 2.3. Jenis Pallet

No Jenis Pallet Gambar

1 Pallet Kayu

2 Pallet Plastik

3 Pallet Besi

Sumber: www.jakartapallet.com

Pallet juga diklasifikasikan menurut jumlah jalan masuk dan ukuran panjang, lebar serta tingginya. Klasifikasi pallet menurut jalan masuk dan volumenya dibagi menjadi 6 jenis, yaitu:

• Pallet 4 jalan masuk dengan ukuran 100cm x 120cm x 15cm

• Pallet 4 jalan masuk dengan ukuran 80cm x 120cm x 15cm

• Pallet 2 jalan masuk dengan ukuran 100cm x 120cm x 12cm

• Pallet 2 jalan masuk double deck dengan ukuran 110cm x 110cm x 14cm

(9)

• Pallet 2 jalan masuk double deck dengan ukuran 110cm x 110cm x 14cm

• Pallet 2 jalan masuk double deck dengan ukuran 110cm x 140cm x 14cm

• Pallet 2 jalan masuk semi double deck dengan ukuran 120cm x 120cm x 12cm

Klasifikasi Pallet menurut jalan masuk dan volumenya dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1 Desain dan ukuran Pallet

Sumber: www.Jakartapallet.com

 

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi Mutu dan Nilai Gizi Nugget Daging Merah Ikan Tuna ( Thunnus sp). Dibimbing oleh DEDDY MUCHTADI, MADE ASTAWAN and SANTOSO. Daging merah tuna merupakan limbah

Sinopsis Kursus ini merangkumi pengurusan bilik darjah dan tingkah laku murid sekolah rendah; peranan guru dalam mengurus bilik darjah aliran perdana dan inklusif;

menyatakan bahwa ihtiyath merupakan suatu langkah pengaman dengan menambah (untuk waktu Zuhur, Asar, Magrib, Isya’, dan Subuh) atau mengurangkan (untuk terbit/ Surûq ) waktu

Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide (Anita Oktari) A,B, dan O dapat digunakan sebagai pengganti reagen anti A, anti B dan Anti AB Data pada penelitian ini adalah

Dari permasalahan di atas diperlukan suatu pemetaan yang detail daerah mangrove tersebut agar dapat diketahui secara pasti berapa luasan serta tingkat kerusakan hutan mangrove

Terdapat lima klausul pada ISO/IEC 27001 yang sesuai dengan business goals STMIK STIKOM Bali yang dapat dijadikan intstrumen pengukuran dan penerapan sistem

 Apakah ketika gesekan atau konflik ini terjadi masyarakat Amarima melupakan Alaka sebagai simbol integrasi ataukah bagaimana?.  Bagaimana upaya dalam meredam konflik

Pasal 121 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,