• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisa deskriptif secara kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dipahami oleh subyek yang terletak pada proses yang berkaitan mendeskripsikan fenomena, mengklarifikasikanya dan melihat bagaimana konsep-konsep yang muncul sebagai metodologi yang fokusnya menggunakan pendekatan interpretatif dan naturalistik terhadap pokok kajian.

Penelitian deskriptif hanya terbatas pada usaha mengungkapkan suatu permasalahan atau keadaan atau peristiwa sebagaimana hanya bersifat mengungkapkan fakta yakni hasil suatu penelitian tersebut menekankan pada gambaran secara objektif mengenai keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti.1

Menurut Koentjaraningrat, penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu atau menentukan frekuensi atau penjabaran suatu gejala, adanya hubungan tertentu antara gejala yang satu dengan gejala yang lainya dalam masyarakat.2

Penelitian deskriptif ditujukan untuk :

1. Mengumpulkan informasi yang aktual atau secara rinci melukiskan gejala yang ada,

1 Handari Nawawi,Metode penelitian Bidang Sosial,Gajah Mada university,1985,hal: 131

2 Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta1981,LP3ES.Hal:29

(2)

2. Mengidentifikasikan masalah-masalah atau memeriksa kondisi dan praktek- praktek yang berlaku,

3. Membuat perbandingan atau evaluasi,

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dalam belajar dari pengalaman mereka.3

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai oleh penulis adalah studi kasus. Teknik penelitian ini berusaha untuk menyelidiki secara aktual, dalam konteks kehidupan nyata, dimana batas-batas antar gejala dan konteks tidak tergambar jelas dan menggunakan sumber data fakta.4

Robert K.yin menjelaskan secara umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why sebagai salah satu metode penelitian, studi kasus berkaitan dengan strategi yang menekankan adanya pertanyaan bagaimana dan mengapa karena memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa masa kini yang akan diselidiki dengan fenomena masa kini.5

3.3 Narasumber

Narasumber atau key Informan adalah orang-orang dalam pada latar penelitian dan mereka adalah orang-orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.

3 Ibid

4 Narbuko Kholid dan H.Abu Achmad, Metode Penelitian,Jakarta,Bumi Aksara,1997,46-47

5 Robert K.Yin, studi kasus (Desain dan Mode),Jakarta, Raja Grasindo Perkasa, 1995.1

(3)

Penulis mewawancarai beberapa orang sebagai narasumber dan mengadakan wawancara secara mendalam sebagai Key Informan. Narasumber dalam penelitian ini orang yang berkompeten antara lain:

1. Henny Puspitasari PR & Publicity Manager Metro TV, karena beliau mengetahui banyak hal tentang semua informasi yang dibutuhkan untuk menjawab semua pertanyaan sebagai narasumber utama dalam skripsi ini.

2. Menta Bangun Reporter/Redaksi Metro TV, karena beliau orang lapangan yang dapat mewakili karyawan yang selalu bekerja di luar kantor (tidak menetap bekerja di dalam kantor). Jawaban pertanyaan dapat mewakili karyawan yang bekerja di luar kantor.

3. Saiful Bahri adalah karyawan yang bekerja pada bagian IT di Metro TV, karena mereka dapat mewakili karyawan Metro TV yang selalu berada di kantor.

4. Kusuma Jaya sebagai narasumber eksternal pembanding (pemirsa Metro TV). Narasumber ekternal pembanding difungsikan untuk melengkapi beberapa keterangan dari stakeholder internal perusahaan .

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Pengumpulan informasi data primer, penulis memperoleh melalui wawancara yang mendalam (Indepth Interview), yaitu mencari data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber (key informan) untuk memperoleh data yang dibutuhkan sdan diperlukan dalam penelitian ini.

(4)

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder penulis dapatkan melalui studi kepustakaan. Maksud dari studi kepustakaan ini adalah penulis melakukan pengumpulan data dengan riset kepustakaan, yakni dengan membaca serta mempelajari tulisan-tulisan dari buku- buku karya ilmiah, catatan perkuliahan yang selama ini didapat selama perkuliahan, serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian, serta sumber-sumber data lain. Dengan cara demikian, diharapkan dapat memperoleh berbagai teori yang berhubungan dengan program humas internal dalam mensosialisasikan Corporate Identity.

3.5 Definisi konsep

1. Program PR Internal adalah program kerja yang sengaja dibuat oleh PR untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang ditujukan untuk stakeholder internal.

2. Fact Finding adalah pengumpulan data sesuai dengan data yang ada tahapan ini digunakan untuk mengetahui bagaimana citra instansi/perusahaan di mata publik

3. Planning& Programming adalah tahap perencanaan pembuatan program sesuai dengan apa yang telah diketahui pada tahap Fact Finding.

Perencanaan& Pemprograman merupakan segala informasi atau masukan atau input yang diperoleh berkaitan dengan hal atau permasalahan dalam bentuk rencana tindakan untuk pemecahannya.

(5)

4. Communications& Actions adalah merupakan tahap implementasi sesuai fakta atau data yang telah dirumuskan dalam perencanaan

5. Evaluations Program yaitu tahap melakukan suatu evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan dari tahap pertama dan tahap-tahap berikutnya.

6. Sosialisasi Program adalah suatu fungsi komunikasi dan juga fungsi Humas dalam merencanakan dan melaksanakan program-program terhadap kebijakan organisasi yang juga berperan dalam tingkah laku seseorang dari tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya.

7. Corporate Identity adalah suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan-perusahaan lainya.

1.6 Fokus Penelitian

Berdasarkan judul penelitian ‘’ Program Public Relations Internal Metro TV Dalam Mensosialisasikan Corporate Identity ’’ Fokus penelitiannya adalah dengan menggunakan 4 (empat) tahapan atau langkah proses PR yang menjadi dasar untuk memperoleh pelaksanaan tugas-tugasnya sesuai dengan fungsi dan perananya.

Menurut Cutlip-Center–Broom, praktisi humas profesional dalam melaksanakan program humas harus terdiri atas empat langkah kegiatan atau sering juga disebut dengan empat macam pemecahan masalah humas. Keempat

(6)

langkah ini merupakan proses yang harus dijalankan setiap praktisi humas prifesional. Keempat langkah itu adalah: 6

1. Menentukan Masalah (defining the problem).

Langkah pertama ini meliputi kegiatan untuk meneliti dan mengawasi pengetahuan, pendapat, sikap dan tingkah laku khalayak yaitu pihak-pihak yang berkepentingan atau terpengaruh oleh tindakan dan kebijakan organisasi atau perusahaan. Pada intinya, langkah pertama ini merupakan inteligen untuk mengumpulkan informasi atau data yang menjadi dasar berpijak praktisi humas guna mengambil langkah selanjutnya. Dalam kegiatan penentuan masalah ini praktiai humas harus menjawab pertanyaan ’’Apa yang terjadi saat ini?’’

2. Perencanaan dan Penyusunan Program (planning and programming) Masalah yang telah ditentukan pada langkah pertama digunakan untuk menyusun program, tujuan, tindakan, dan strategi komunikasi. Langkah ke dua mencakup tindakan untuk memasukkan temuan yang diperoleh pada langkah pertama kedalam kebijakan dan program organisasi. Langkah kedua ini merupakan proses untuk menjawab pertanyaan: ’’Berdasarkan situasi yang telah kita pelajari maka apa yang harus kita ubah,perbuat dan katakan?’’.

3. Melakukan Tindakan dan Komunikasi (taking action and comunicating).

Langkah ketiga mencakup kegiatan melaksanakan tindakan dan melakukan komunikasi yang sejak awal dirancang untuk mencapai suatu

6 Morissan,Manajemen Public Relations-strategi menjadi humas profesional, Jakarta, kencana, 2008, hal:108

(7)

tujuan tertentu. Pertanyaan yang harus diajukan pada tahap ini adalah: ’’Siapa yang harus melakukan dan mengatakanya, kapan, dimana, dan bagaimana caranya?’’

4. Evaluasi Program (Evaluating the program)

Langkah terakhir ini mencakup penilaian atau evaluasi atas persiapan, pelaksanaan dan hasil-hasil program. Program dapat dilanjutkan atau dihentikan setelah menjawab pertanyaan : ‘’Bagaimana kita telah melakukanya?’’ Penyesuaian dan perbaikan terhadap tindakan atau komunikasi yang telah dilaksanakan dapat dilakukan berdasarkan umpan balik yang diterima.

1.7 Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif analisa data Triangulasi dilakukan secara bersamaan dengan pengumpulan data, dengan prosedur penelitian sebagai berikut:

a. Analisa data dilakukan secara bersamaan dengan pengumpulan data, interprestasi data dan membuat narasi laporan.

b. Analisa data kualitatif selalu didasarkan kepada upaya- upaya ’’mengurangi’’ data dan menginterprestasikanya.

c. Menyajikan kembali data dalam bentuk tabel.

d. Mengidentifikasi proses pengkategorian data.7

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan

7 Husein umar.MetodeRiset Komunikasi Organisasi,Jakarta,Gramedia, 2002,hal.50

(8)

atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi waktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuanya dengan jalan membandingkanya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Untuk itu maka penelitian dapat melakukanya dengan jalan:

1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan, 2. Mengeceknya dengan berbagai sumber data

3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan. 8

Teknik triangulasi lebih mengutamakan efektifitas proses dan hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, triangulasi dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik. Uji keabsahan melalui triangulasi ini dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat diukur dengan alat-alat uji statistik. Begitu pula materi kebenaran tidak diuji berdasarkan kebenaran alat sehingga substansi kebenaran tergantung pada kebenaran intersubjektif. Oleh karena itu, sesuatu yang dianggap benar apabila kebenaran itu mewakili orang banyak atau kebenaran stakeholders. Kebenaran bukan saja muncul dari wacana etik, namun juga menjadi wacana etnik dari masyarakat yang diteliti.

8 Lexi J Moleong. Metode penelitian Kualitatif, Jakarta,PT Remaja Rosdakarya,hal 330

Referensi

Dokumen terkait

Meski berlangsung saat Indonesia masih terbelit pandemi, Transformasi PLN telah berhasil memperbaiki proses bisnis di PLN Group dalam meningkatkan kinerja korporasi, yang

Jika Anda ingin menonaktifkan audio panel belakang (hanya didukung bila mengguna- kan modul audio panel depan HD), lihat Bab 5, “Mengkonfigurasi Audio 2/4/5.1/7.1 Kanal”. •

şev Şev tepesi Olası kayma yüzeyi (dairesel) Şev topuğu.. Şev

Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif, Untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam

Hasil uji t pada penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh (Mirawati , 2013 ) menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap

Tidak ada hubungan yang signifikan antara frekuensi dan intensitas sakit perut berulang pada anak usia sekolah dengan intelligence quotient (IQ). Keywords: sakit perut

dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaandiPerguruan Tinggi

Tampilan rancangan desain data nilai di rancang sebagai tempat proses penginputan data nilai kriteria yang digunakan untuk membantu proses perhitungan pada