• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. beroperasi pada tanggal 17 September 2010, setelah mendapatkan izin operasi dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. beroperasi pada tanggal 17 September 2010, setelah mendapatkan izin operasi dari"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

72 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 3.1.1 Profil dan Sejarah Singkat Perusahaan

PT BCA Multi Finance merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan dalam industri otomotif di Indonesia, khususnya dalam industri kendaraan roda dua. PT BCA Multi Finance didirikan pada tahun 2010 dan resmi beroperasi pada tanggal 17 September 2010, setelah mendapatkan izin operasi dari kementrian keuangan. Sebelumnya, nama perusahaan adalah PT Central Santosa Finance atau dikenal dengan CS Finance dan secara resmi berganti nama menjadi PT BCA Multi Finance pada Juni 2019.

Pendirian BCA Multi Finance dilandasi oleh keyakinan perusahaan untuk

dapat menjadi perusahaan pembiayaan nomor satu di Indonesia, khususnya untuk

kredit sepeda motor. Perubahan nama tersebut membuat PT BCA Multi Finance

senantiasa berinovasi untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada

konsumen dan para mitra bisnis melalui penerapan strategi yang tepat dalam

menghadapi tantangan di era ekonomi digital yang menimbulkan persaingan yang

semakin ketat antar perusahaan di industri perbankan di bidang pembiayaan,

sehingga akan berdampak kepada market share yang dimiliki oleh perusahaan

(Bcamultifinance, 2019).

(2)

73 Awal mulanya, BCA Multi Finance beroperasi dengan modal awal sebesar 100 miliar rupiah yang masing-masing sahamnya dipegang oleh tigas perusahaan besar, yaitu PT Bank Central Asia sebesar 45%, PT Multikem Suplindo sebesar 30%, dan PT BCA Finance sebesar 25%. PT BCA Multi Finance selalu menjunjung komitmen untuk terus meningkatkan jangkauan layanan melalui strategi-strategi inovatif, memberikan pelayanan terbaik bagi setiap konsumen, serta pembukaan jaringan pelayanan yang merata dan tersebar di seluruh Indonesia (Bcamultifinance, 2019).

PT BCA Multi Finance mengalami perkembangan yang cukup pesat di

Indonesia dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut ditunjukkan perusahaan

dengan melakukan ekspansi dengan membuka cabang-cabang baru yang tersebar

di berbagai wilayah di Indonesia. Di tahun yang sama dengan berdirinya PT BCA

Multi Finance, perusahaan sudah membuka 9 cabang baru dan di tahun berikutnya

perusahaan membuka 10 cabang baru sehingga total cabang yang dimiliki

perusahaan menjadi 19. Pada tahun 2012, PT BCA Multi Finance kembali

membuka cabang baru sebanyak 18 cabang. Dengan di buka nya cabang baru ini

menjadi indikator pendukung yang menunjukkan bahwa perusahaan sudah

mengalami pertumbuhan yang sangat baik dalam jangka waktu yang cepat. Di

tahun 2017, PT BCA Multi Finance sudah memiliki total 76 cabang yang tersebar

di berbagai kota di Indonesia (Bcamultifinance, 2019).

(3)

74 PT BCA Multi Finance mengadakan outing bersama para karyawan ke beberapa tempat wisata. Semua karyawan tetap diikutsertakan dalam acara tersebut tanpa dikenakan biaya. Acara tersebut biasanya diselenggarakan 1x dalam setahun.

Dalam outing ini, para karyawan akan dibentuk menjadi beberapa team building yang bertujuan untuk memperkuat komunikasi, menumbuhkan motivasi, meningkatkan semangat kolaborasi, melatih jiwa kepemimpinan, serta mempererat tali persaudaraan antar karyawan baik di divisi yang sama maupun yang berbeda.

3.1.2 Visi dan Misi

Visi dari PT BCA Multi Finance yaitu untuk menjadi institusi pembiayaan terkemuka, terpercaya, dan menjadi pilihan bagi masyarakat Indonesia.

Misi dari PT BCA Multi Finance yaitu : 1. Membangun institusi pembiayaan yang unggul

2. Memenuhi kebutuhan konsumen dengan memberikan solusi pembiayaan terbaik

3. Membangun kerjasama yang saling menguntungkan dengan mitra bisnis

(4)

75 Sumber : Data Perusahaan, 2019

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

(5)

76 3.2 Desain Penelitian

3.2.1 Research Data

Cooper & Schindler (2014), research data adalah fakta – fakta yang digunakan oleh peneliti dari lingkungan studi. Data dapat bersifat abstrak, dapat diverifikasi, sukar dipahami, dan paling dekat dengan fenomena yang terjadi di lingkungan studi. Oleh karena itu, data dapat disimpulkan sebagai fakta atau kebenaran yang paling mendekati fenomena. Research data terbagi menjadi 2 jenis, yaitu primary data dan secondary data.

Zikmund, Babin, Carr, & Griffin (2009), primary data merupakan data yang dikumpulkan secara spesifik untuk penelitian yang sedang dilakukan. Primary data dapat diperoleh dengan melakukan wawancara dan membagikan kuesioner.

Sedangkan secondary data adalah data yang sudah ditemukan dan dikumpulkan sebelumnya untuk tujuan penelitian. Secondary data bersifat historis dan sudah diatur serta tidak memerlukan responden.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kedua jenis data, yaitu primary

data dan secondary data. Primary data berupa hasil dari in-depth interview dan

survei yang dilakukan oleh peneliti dengan menyebarkan kuesioner kepada

karyawan PT BCA Multi Finance. Sedangkan Secondary data berupa jurnal,

artikel, buku, dan skripsi terdahulu.

(6)

77 3.2.2 Metode Penelitian

Menurut John W. Creswell (2016) terdapat 3 metode penelitian, yaitu : 1. Quantitative Research

Penelitian kuantitatif adalah pendekatan untuk menguji teori-teori objektif dengan memeriksa hubungannya antar variabel. Variabel-variabel ini, pada gilirannya, dapat diukur, biasanya pada instrumen, sehingga data bernomor dapat dianalisis menggunakan prosedur statistik. Laporan tertulis akhir memiliki satu set struktur yang terdiri dari pengantar, literatur dan teori, metode, hasil, dan diskusi.

2. Qualitative Research

Penelitian kualitatif adalah pendekatan untuk mengeksplorasi dan

memahami makna individu atau kelompok menganggap masalah sosial atau

manusia. Proses penelitian melibatkan pertanyaan yang muncul dan

prosedur, data biasanya dikumpulkan dalam pengaturan peserta, analisis

data secara induktif membangun mulai dari yang khusus sampai tema

umum, dan peneliti membuat interpretasi tentang makna data. Laporan

tertulis akhir memiliki struktur yang fleksibel.

(7)

78 3. Mixed Methods Research

Metode penelitian campuran adalah pendekatan untuk penyelidikan yang melibatkan pengumpulan kuantitatif dan data kualitatif, mengintegrasikan dua bentuk data, dan menggunakan desain berbeda yang mungkin melibatkan asumsi filosofis dan kerangka kerja teoritis. Asumsi inti dari bentuk penyelidikan ini adalah bahwa kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif memberikan yang lebih lengkap pemahaman tentang masalah penelitian dari kedua pendekatan itu sendiri.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode quantitative research karena peneliti ingin meneliti dan menguji hubungan antar variabel dan hipotesis yang telah ditetapkan dengan fenomena yang terjadi pada objek penelitian.

3.2.3 Research Design

Research Design merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk

menentukan hubungan di antara variabel-variabel penelitian. Terdapat 3 jenis

research design yaitu exploratory research, descriptive research, dan causal

research (Zikmund et al., 2011).

(8)

79 1. Exploratory Research

Jenis penelitian yang digunakan untuk memperjelas situasi yang ambigu atau menemukan peluang bisnis potensial. Jenis penelitian ini tidak dimaksudkan untuk memberikan bukti konklusif untuk menentukan tindakan tertentu, melainkan digunakan untuk memandu dan memperbaiki upaya penelitian selanjutnya.

2. Descriptive Research

Jenis penelitian yang digunakan untuk menggambarkan karakteristik objek, orang, kelompok, organisasi, atau lingkungan. Jenis penelitian ini mencoba untuk memberikan gambaran dari situasi tertentu dengan menjawab pertanyaan what, who, when, where dan how. Penelitian ini sering digunakan untuk membantu menggambarkan segmen pasar.

3. Causal Research

Jenis penelitian yang berusaha mengidentifikasi hubungan sebab-akibat.

Sebelum melakukan causal research, para peneliti biasanya sudsh memiliki pemahaman yang baik tentang fenomena yang sedang terjadi. Dengan demikian, peneliti dapat membuat prediksi tentang hubungan sebab-akibat yang akan diuji.

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

descriptive research. Peneliti menggunakan descriptive research dalam penelitian

ini karena peneliti akan mendeskripsikan suatu objek, orang, kelompok, organisasi,

atau lingkungan dan mendapatkan jawaban dari pertanyaan what, who, when, where

dan how terhadap hubungan suatu variabel yang diteliti.

(9)

80 3.3 Ruang Lingkup Penelitian

3.3.1 Target Populasi dan Sampel

Target populasi adalah individu, peristiwa, atau catatan yang berisi informasi yang diperlukan oleh peneliti untuk dapat menjawab pertanyaan pengukuran dalam penelitian (Cooper &Schindler, 2014). Dalam penelitian ini, yang akan menjadi populasi adalah seluruh karyawan di perusahaan PT BCA Multi Finance yang sudah bekerja minimal 2 tahun dari semua departemen.

Sampel memeriksa sebagian populasi target, dan porsi harus dipilih dengan cermat untuk mewakili populasi itu. Jika pengambilan sampel dipilih, peneliti harus menentukan yang mana dan berapa banyak orang untuk diwawancarai, yang mana dan berapa banyak peristiwa yang harus diamati, atau yang dan berapa banyak catatan untuk diperiksa (Cooper & Schindler, 2014).

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel terpilih adalah karyawan yang bekerja di perusahaan PT BCA Multi Finance yang sudah bekerja minimal 2 tahun dari semua departemen.

3.3.2 Sampling Techniques

Teknik sampling terbagi menjadi dua jenis yaitu probability sampling dan

nonprobability sampling (Zikmund et al., 2011). Probability Sampling adalah

teknik pengambilan sampel di mana setiap anggota populasi memiliki probabilitas

pemilihan yang tidak diketahui. Probability sampling terbagi menjadi lima teknik

sampling, yaitu :

(10)

81 1. Simple Random Sampling

Prosedur pengambilan sampel yang memastikan setiap elemen dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk dimasukkan dalam sampel.

2. Systematic Sampling

Prosedur pengambilan sampel di mana titik awal dipilih oleh proses acak dan kemudian setiap nomor ke-n dalam daftar dipilih.

3. Stratified Sampling

Prosedur pengambilan sampel probabilitas di mana subsampel acak sederhana yang kurang lebih sama pada beberapa karakteristik diambil dari dalam setiap strata populasi.

4. Cluster Sampling

Teknik pengambilan sampel yang efisien secara ekonomi di mana unit pengambilan sampel primer bukan elemen individu dalam populasi tetapi sekelompok besar elemen; cluster dipilih secara acak.

5. Multistage Area Sampling

Pengambilan sampel yang melibatkan penggunaan kombinasi dua atau lebih teknik pengambilan sampel probabilitas.

Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel di mana unit

sampel dipilih atas dasar penilaian atau kenyamanan pribadi. Probabilitas setiap

anggota populasi tertentu yang dipilih tidak diketahui (Zikmund et al., 2011). Non-

probability sampling terbagi menjadi teknik sampling, yaitu :

(11)

82 1. Convenience Sampling

Prosedur pengambilan sampel untuk memperoleh orang atau unit yang paling mudah tersedia. Peneliti biasanya menggunakan teknik ini untuk jumlah responden yang banyak secara ekonomis.

2. Judgment Sampling

Teknik pengambilan sampel yang tidak memungkinkan di mana seorang individu yang berpengalaman memilih sampel berdasarkan penilaian pribadi tentang beberapa karakteristik yang sesuai dari anggota sampel.

Peneliti biasanya memilih sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dalam penelitian.

3. Quota Sampling

Prosedur nonprobability sampling yang memastikan bahwa berbagai sub kelompok dari suatu populasi akan diwakili pada karakteristik terkait sampai tingkat yang diinginkan oleh penyelidik.

4. Snowball Sampling

Prosedur pengambilan sampel di mana responden awal dipilih dengan

metode probabilitas dan responden tambahan diperoleh dari informasi

yang diberikan oleh responden awal.

(12)

83 Teknik Sampling yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah non-probability sampling, dimana nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel di mana unit sampel dipilih atas dasar penilaian atau kenyamanan pribadi dan probabilitas setiap anggota populasi tertentu yang dipilih tidak diketahui. Dari keempat jenis teknik sampling nonprobability sampling, peneliti menggunakan judgemental sampling dalam penelitian ini. Peneliti memilih menggunakan teknik judgemental sampling yaitu karena peneliti memilih sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai dengan fenomena yang diteliti.

3.3.3 Sampling Sizes

Dalam sebuah populasi, akan diambil sampel yang cocok untuk penelitian

sehingga peneliti harus menentukan berapa banyak orang yang akan dijadikan

responden dalam penelitian (Cooper & Schindler, 2014). Menurut teori yang

tertulis dalam buku Multivariate Data Analysis, untuk menentukan jumlah minimal

sampel responden dalam penelitian adalah dengan mengalikan jumlah pertanyaan

dengan 5 observasi. Dalam penelitian ini, jumlah pertanyaan adalah sebanyak 38

pertanyaan untuk mengukur 4 variabel, sehingga jumlah minimal responden yang

dibutuhkan adalah 38 x 5 = 190 responden (Hair, Black, Babin, & Anderson, 2010).

(13)

84 3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Sumber dan Cara Pengumpulan Data 1. Primary Data

Primary data diperoleh dari hasil in-depth interview yang dilakukan terhadap 10 orang karyawan dan hasil survei melalui kuesioner yang disebarkan ke karyawan PT BCA Multi Finance. Hal ini dilakukan agar peneliti mendapatkan data yang akurat dan terpercaya.

2. Secondary Data

Peneliti mendapatkan secondary data melalui buku, artikel, dan jurnal berbasis online seperti Emerald Insight, Science Direct, dll.

3.4.2 Metode Pengumpulan Data

Menurut Zikmund et al. (2011), terdapat dua jenis metode dalam mengumpulkan data, yaitu:

1. Observation research

Metode pengumpulan data melalui proses sistematis dalam merekam dan mengamati pola perilaku individu, objek, ataupun peristiwa yang terjadi.

2. Survey research

Metode dalam mengumpulkan data dengan cara menanyakan langsung kepada responden baik secara lisan maupun tulisan.

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode survey research, yaitu

dengan melakukan in-depth interview kepada 10 orang karyawan PT BCA Multi

Finance dan juga melakukan penyebaran kuesioner.

(14)

85 3.5 Periode Penelitian

Pengumpulan kuesioner dibagi menjadi dua bagian, yaitu pre-test dan main- test. Periode pengisian kuesioner untuk pre-test dilakukan pada tanggal 07-13 November 2019. Pre-test ini dilakukan untuk menguji validitas dan realibilitas dari variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini. Jumlah responden pada pre-test ini adalah sebanyak 30 responden. Periode penyebaran dan pengumpulan kuesioner main test akan dilakukan pada 18 – 30 November 2019. Responden yang akan mengisi kuesioner penelitian ini adalah sebanyak 250 orang responden yang merupakan karyawan di perusahaan PT BCA Multi Finance.

3.6 Skala Pengukuran

Dalam kuesioner ini, peneliti menggunakan skala Likert dalam pengukuran penelitian ini. Berikut adalah penjabaran skala likert yang digunakan :

Tabel 3.1 Skala Pengukuran Likert

Keterangan Skala

Sangat setuju 6

Setuju 5

Agak setuju 4

Tidak setuju 3

Agak tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2019

(15)

86 3.7 Definisi Operasional Variabel

Zikmund et al. (2011) mengemukakan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang bervariasi atau berubah dari satu contoh ke yang lain dan dapat menunjukkan perbedaan nilai, biasanya dalam besarnya atau kekuatan, atau dalam arah. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

3.7.1 Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang diharapkan untuk mempengaruhi variabel dependen dalam beberapa cara. Dalam penelitian ini, yang termasuk variabel bebas adalah sebagai berikut :

1. Transformational Leadership

Menurut Men & Bowen (2017) dalam Cen April Yue (2019), pemimpin transformasional berorientasi pada hubungan, interaktif, visioner, bersemangat, peduli dan memberdayakan.

Variabel ini diukur menggunakan skala Likert 1 sampai 6. Skala 1

menunjukkan ketidaksetujuan karyawan terhadap dukungan yang dirasakan

dari perusahaan, sedangkan skala 6 menunjukkan setujunya karyawan

terhadap dukungan yang dirasakan dari perusahaan.

(16)

87 2. Transparent Communication

Menurut Men & Stacks (2014) dalam Cen April Yue (2019), komunikasi transparan adalah karakteristik komunikasi internal yang sangat baik, dan telah mendapatkan peningkatan menonjol dalam literatur komunikasi strategis (Jiang & Luo, 2018).

Variabel ini diukur menggunakan skala Likert 1 sampai 6. Skala 1 menunjukkan ketidaksetujuan karyawan terhadap dukungan yang dirasakan dari perusahaan, sedangkan skala 6 menunjukkan setujunya karyawan terhadap dukungan yang dirasakan dari perusahaan.

3. Organizational Trust

Cen April Yue (2019) mendefinisikan kepercayaan organisasi karyawan sebagai kesediaan karyawan untuk menjadi rentan terhadap tindakan organisasi mereka berdasarkan pada keyakinan bahwa organisasi mereka memiliki integritas, dan dapat diandalkan, dan kompeten.

Variabel ini diukur menggunakan skala Likert 1 sampai 6. Skala 1

menunjukkan ketidaksetujuan karyawan terhadap dukungan yang dirasakan

dari perusahaan, sedangkan skala 6 menunjukkan setujunya karyawan

terhadap dukungan yang dirasakan dari perusahaan.

(17)

88 3.7.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah suatu hasil proses atau variabel yang diprediksi dan / atau dijelaskan oleh variabel lain. Dalam penelitian ini, yang termasuk variabel terikat adalah sebagai berikut :

1. Openness to Change

Menurut Cen April Yue (2019), openness to change didefinisikan sebagai keadaan yang sebagian besar ditentukan oleh variabel situasional yang terkait dengan perubahan organisasi tertentu dan mencerminkan persepsi, evaluasi, dan pengalaman seseorang dengan perubahan itu.

Variabel ini diukur menggunakan skala Likert 1 sampai 6. Skala 1 menunjukkan ketidaksetujuan karyawan terhadap dukungan yang dirasakan dari perusahaan, sedangkan skala 6 menunjukkan setujunya karyawan terhadap dukungan yang dirasakan dari perusahaan.

3.8 Teknis Pengolahan Analisis Data 3.8.1 Uji Instrumen

Menurut Ghozali (2016), pada penelitian dibidang ilmu sosial seperti

manajemen, psikologi dan sosiologi pada umumnya variabel-variabel penelitiannya

akan dirumuskan menjadi sebuah variable laten, yaitu variabel yang tidak dapat

diukur secara langsung tetapi dibentuk melalui dimensi-dimensi yang diamati atau

indikator-indikator yang diamati. Ada 2 uji instrumen yaitu uji validitas dan uji

reliabilitas yang digunakan untuk mengukur kelayakan kuesioner yang digunakan

dalam penelitian.

(18)

89 Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas untuk pre-test dengan menggunakan software IBM SPSS (Statistical Package for the Social 60 Sciences) versi ke-25, yaitu software yang berfungsi untuk menganalisis data kuesioner dan melakukan representasi perhitungan statistik untuk statistik parametrik maupun non parametrik. Sedangkan untuk uji validitas dan reliabilitas main-test, peneliti menggunakan program AMOS versi ke-23.

3.8.2 Uji Validitas

Menurut Ghozali (2016), uji validitas dilakukan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu indikator dalam penelitian. Suatu indikator dapat dikatakan valid apabila ada pertanyaan pada kuesioner yang mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Metode yang digunakan untuk menguji valid atau tidaknya suatu kuesioner dalam penelitian ini adalah Confirmatory Factor Analysis (CFA).

Alat uji yang digunakan untuk mengukur tingkat interkorelasi antar variabel dan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor adalah sebagai berikut:

1. Kaiser-Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) Nilai KMO yang dikehendaki harus ≥ 0.5 (Ghozali, 2016).

2. MSA

Nilai MSA yang dikehendaki harus ≥ 0.5. Measurement yang berada di

bawah 0.5 harus dihilangkan dan tidak diikutsertakan dalam penelitian (Hair

et al., 2010).

(19)

90 3. Significant

Nilai significant yang dikehendaki harus < 0.05 yang menunjukkan adanya korelasi antar variabel (Hair et al., 2010).

4. Component matrix

Nilai component matrix yang dikehendaki harus ≥ 0.5 (Hair et al., 2010).

3.8.3 Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2016), uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel jika jawaban responden terhadap

kuesioner tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk

mengukur reliabilitas suatu measurement dalam kuesioner, peneliti dalam

penelitian ini menggunakan uji statistik Cronbach’s Alpha dengan nilai

yang dikehendaki harus ≥ 0.7 .

(20)

91 3.9 Metode Analisis Data menggunakan Structural Equation Modeling

(SEM)

Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk menganalisis data. SEM sendiri merupakan teknik statistic multivariate yang menggabungkan beberapa aspek dalam regresi berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan dependen dan analisis faktor yang menyajikan konsep faktor serangkaian hubungan dependen yang saling mempengaruhi secara bersamaan (Hair et al., 2010).

Structural Equation Modeling (SEM) juga memiliki beberapa peran lainnya, sebagai sistem persamaan simultan, analisis kausal linier, path analysis, covariance structure analysis, dan model persamaan struktural (Hair et al., 2010). Peneliti menggunakan metode SEM untuk menganalisa data karena terdapat lebih dari satu variabel endogen dalam model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

Menurut Ghozali (2016), Structural equation modeling (SEM) terdiri dari dua variabel, yaitu:

1. Observed Variable: adalah variabel yang dapat secara langsung diukur

seperti laju inflasi yang diukur dari indeks harga dan kinerja perusahaan

yang diukur dari keuntungan yang didapatkan. Variabel ini biasanya

digambarkan dengan simbol kotak.

(21)

92 2. Unobserved Variable: adalah variabel yang abstrak yang tidak dapat diukur secara langsung. Variabel ini biasanya di nilai dari jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan. Unobserved variable sering juga disebut dengan latent variable. Latent variable digambarkan dengan simbol bulat oval atau elips. Latent variable sendiri terdiri dari dua jenis yaitu variabel eksogen dan endogen.

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah unobserved variable.

Karena terdapat variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat

(dependent variable) di dalam penelitian ini, di mana variabel bebas (independent

variable) dalam penelitian ini adalah transformational leadership, transparent

communication, dan organizational trust. Sedangkan untuk variabel terikat

(independent variable) dalam penelitian ini adalah opennes to change

.

(22)

93 3.9.1 Tahapan Prosedur Structural Equation Modeling (SEM)

Berikut adalah gambaran tahapan prosedur untuk melakukan Structural Equation Modeling (SEM) menurut Hair et al., (2010) :

Sumber : Hair et al., (2010)

Gambar 3.2 Tahap – Tahap Melakukan

Structural Equation Modeling (SEM)

(23)

94 Tahap pertama adalah mendefinisikan konstruksi individu. Pada tahap ini, masing – masing dari indikator akan dijelaskan untuk mengukurnya. Teori pengukuran yang baik adalah kondisi yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang bermanfaat dari SEM. Lalu tahap kedua yaitu mengembangkan dan menentukan model pengukuran. Dengan skala item yang ditentukan, peneliti harus menentukan model pengukuran. Pada tahap ini, setiap konstruk laten harus dimasukkan dan diidentifikasi dalam model dan variabel indikator yang di ukur.

Lalu tahap ketiga yaitu merancang penelitian untuk menghasilkan hasil empiris. Dengan model dasar yang ditentukan dalam konstruk dan variabel atau indikator yangg di ukur, peneliti harus lebih memperhatikan masalah terkait dengan desain penelitian dan estimasi model.

Kemudian tahap keempat yaitu menilai validitas model pengukuran.

Dengan model pengukuran yang ditentuksn, data yang dikumpulkan, dan keputusan utama seperti teknik estimasi yang sudah di buat, peneliti memasuki hal yang paling fundamental dalam pengujian SEM yaitu : “ Apakah model pengukuran valid? “ Validitas model pengukuran ditentukan oleh 2 hal utama yaitu, tingkat Goodness of Fit yang dapat diterima untuk model pengukuran dan bukti spesifik validitas konstruk.

Selanjutnya tahap kelima yaitu menentukan model struktural. Tahap ini

merupakan langkah penting dalam mengembangkan model SEM. Tahap ini

hubungan dari satu konstruk ke konstruk lain harus ditetapkan berdasarkan pada

model teoritik yang diusulkan.

(24)

95 Tahap terakhir yaitu menilai validitas model struktural. Tahap ini melibatkan upaya untuk menguji validitas model struktural dan hubungan teoritik yang dihipotesiskan Jika model pengukuran tidak lolos uji validitas dan reliabilitasnya pada tahap 4, 5, dan 6 maka tidak dapat dilanjutkan.

3.9.2 Kecocokan Model Pengukuran (Measurement Model Fit)

Menurut Hair et al. (2010), uji kecocokan model pengukuran dilakukan terhadap setiap construct atau model pengukuran secara terpisah melalui evaluasi kepada validitas dan reliabilitas dari model pengukuran.

1. Evaluasi terhadap validitas dari model pengukuran. Suatu variabel dapat dikatakan memiliki nilai validitas yang baik terhadap construct atau variabel latennya jika muatan faktor standar, yaitu standard loading factor ≥ 0.50 (Hair et al., 2010).

2. Evaluasi terhadap reliabilitas dari model pengukuran reliabilitas adalah konsistensi pada measurement. Reliabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa indikator tersebut mempunyai konsistensi yang tinggi dalam mengukur konstruk laten nya. Menurut Hair et al. (2010), suatu variabel dapat dikatakan mempunyai reliabilitas yang baik jika nilai construct reliability (CR) ≥ 0.70 dan nilai variance extracted (AVE) ≥ 0.50. Nilai CR dan AVE dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut:

Construct Reliability =

(∑𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓𝒅 𝒍𝒐𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈)𝟐 (∑𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓𝒅 𝒍𝒐𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈)𝟐+ ∑𝒆𝒋

Construct Extracted =

∑𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓𝒅 𝒍𝒐𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈𝟐

∑𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓𝒅 𝒍𝒐𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈𝟐+ ∑𝒆𝒋

(25)

96 3.9.3 Kecocokan Model Keseluruhan (Overall Model Fit)

Dalam menilai Goodness of Fit suatu SEM secara keseluruhan, tidak bisa dilakukan secara langsung dengan menggunakan teknik multivariate yang lain (multiple regression, discriminant analysis, dan MANOVA). SEM tidak memiliki suatu uji statistik yang dapat menjelaskan “kekuatan” prediksi model.

Menurut Hair et al. (2010), Goodness of Fit Indices (GOFI) atau ukuran GOF dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Absolute Fit Measures

Untuk menentukan derajat prediksi model keseluruhan terhadap matrik korelasi dan kovarian.

2. Incremental Fit Measures

Untuk membandingkan model yang diusulkan dengan model dasar yang sering disebut sebagai null model atau independence model.

3. Parsimonius Fit Measures

Model dengan parameter relatif sedikit dan degree of freedom relative

banyak sering juga dikenal dengan model yang mempunyai parsimoni atau

kehematan tinggi, sedangkan model yang memiliki banyak parameter dan

degree of freedom sedikit bisa dikatakan model yang kompleks dan kurang

parsimoni.

(26)

97 Hair et al. (2010) mengatakan bahwa uji struktural model dapat dilakukan dengan mengukur Goodness of Fit (GOF) model yang menyertakan kecocokan nilai sebagai berikut:

1. Nilai X2 dengan DF

2. Satu kriteria absolute of fit index (GFI, RMSEA, SRMR, Normed Chi - Square)

3. Satu kriteria incremental fit index (CFI atau TLI)

4. Satu kriteria goodness of fit index (GFI, CFI, dan TLI)

5. Satu kriteria badness of fit index (RMSEA. SRMR).

(27)

98

Sumber : Hair, Black, Babin and Anderson, 2010

(28)

99 3.9.4 Testing Structural Relationship

Hair et al., (2010) mengatakan model fit tidak baik saja tidak cukup untuk mendukung teori structural yang diajukan. Peneliti memeriksa estimasi parameter individu yang mewakili setiap hipotesis tertentu. Model teoritis dianggap valid bila:

1. Memiliki nilai standar koefisien ≥ 0 berarti memiliki pengaruh yang positif dan < dari 0 memiliki pengaruh yang negatif.

2. Memiliki nilai CR ≥ 1.64 yang berarti pengujian bersifat satu arah atau one tail dan ≤ berarti pengujian bersifat dua arah atau two tail.

3. Memiliki nilai p-value ≤ 0.05. Jika p-value ≤ 0.05 maka hipotesis didukung

oleh data, yang berarti bahwa hasil penelitian secara statistik adalah signifikan,

jika ≥ 0.05 maka data tidak mendukung hipotesis, yang berarti penelitian secara

statistik tidak signifikan.

(29)

100 No. Variabel Penelitian (Definisi

Operasional) Dimensi Indikator Skala

Pengukuran Jurnal Referensi

1.

Openness to Change merupakan dua komponen: pengaruh positif terhadap hasil perubahan dan kemauan untuk mendukung inisiatif perubahan yang diusulkan (Miler et al, 1994; Wanberg & Banas, 2000).

1. Saya akan mempertimbangkan untuk dapat terbuka terhadap

perubahan

Likert Scale 1-6

“Bridging transformational leadership, transparent

communication, and employee openness to change: The mediating role

of trust”

Public Relations Review 2019 (Cen April Yue, Linjuan Rita Men, Mary

Ann Ferguson) 2. Saya menantikan perubahan

pada pekerjaan saya

3. Secara keseluruhan, perubahan yang dilakukan perusahaan

bertujuan agar perusahaan menjadi lebih baik

4. Saya melihat perubahan akan berdampak positif tergantung pada cara saya menyelesaikan

pekerjaan saya

(30)

101 2.

Transformational Leadership adalah seorang pemimpin transformasional yang memiliki karakteristik tertentu, yang diposisikan untuk memotivasi pengikut untuk bergerak melampaui kepentingan diri mereka sendiri dan berkomitmen untuk mencapai tujuan

organisasi, dengan demikian melampaui harapan (Bass, 1985).

Idealized Influence menggambarkan seorang

pemimpin yang menjadi panutan teladan dan dikagumi dan dihormati

oleh pengikutnya (Bass

& Avolio, 1995).

1. Atasan saya menciptakan lingkungan kerja yang baik

kepada karyawan

Likert Scale 1-6

“Scale for Measuring Transformational Leadership in Public Sector Organization in Sri Lanka : With Special Reference to

Ministries of Western Provincial Council”

International Journal of Management and Sustainability 2017 (N.

Nilwala, K. Gunawardana, R. L. S. Fernando) 2. Atasan saya memiliki keyakinan

yang jelas mengenai kondisi unit karyawan selama perubahan

terjadi

3. Atasan saya menanamkan rasa

bangga terhadap karyawan nya

(31)

102 Transformational Leadership

Inspirational Motivation adalah kemampuan

pemimpin untuk menginspirasi dan memotivasi pengikut

dengan memberikan contoh kepada pengikut melalui simbol, gambar, daya tarik emosional, dan

komunikasi yang efektif dari harapan (Bass &

Avolio, 1990).

1.Atasan saya menyampaikan visi masa depan dengan meyakinkan

Likert Scale 1-6

“Scale for Measuring Transformational Leadership in Public Sector Organization in Sri Lanka : With Special Reference to

Ministries of Western Provincial Council”

International Journal of Management and Sustainability 2017 (N.

Nilwala, K. Gunawardana, R. L. S. Fernando) 2.Atasan saya menanamkan keyakinan

untuk mencapai tujuan perusahaan

3.Atasan saya memberikan motivasi kepada karyawan dalam melakukan

pekerjaan

(32)

103 Transformational Leadership

Intellectual Stimulation mengacu pada para

pemimpin yang merangsang secara

intelektual membangkitkan pengikut

untuk mengakui kepercayaan dan nilai-

nilai mereka sendiri.

mereka menekankan pemecahan masalah dan

meningkatkan kecerdasan dan rasionalitas. (Bass, 1985;

Avolio, Waldman &

Einstein, 1988).

1. Atasan saya menyarankan cara baru dalam menyelesaikan pekerjaan

Likert Scale 1-6

“Scale for Measuring Transformational Leadership in Public Sector Organization in Sri Lanka : With Special Reference to

Ministries of Western Provincial Council”

International Journal of Management and Sustainability 2017 (N.

Nilwala, K. Gunawardana, R. L. S. Fernando) 2. Atasan saya membuat karyawan

mencari perspektif yang berbeda saat menyelesaikan masalah

3. Atasan saya mengkaji kembali cara

baru dalam menyelesaikan pekerjaan

(33)

104 Transformational Leadership

Individualized Consideration mengacu

pada pemimpin yang menyediakan lingkungan

yang mendukung.

Pemimpin transformasional akan menunjukkan kepedulian

kepada pengikut mereka dan memberikan perhatian pribadi kepada

pengikut mereka atas dasar satu-ke-satu (Bass,

1985 ; Avolio et all, 1988).

1. Atasan saya meluangkan waktu untuk memberikan coaching kepada karyawan

Likert Scale 1-6

“Scale for Measuring Transformational Leadership in Public Sector Organization in Sri Lanka : With Special Reference to

Ministries of Western Provincial Council”

International Journal of Management and Sustainability 2017 (N.

Nilwala, K. Gunawardana, R. L. S. Fernando) 2. Atasan saya terbuka kepada karyawan

untuk berdiskusi mengenai pekerjaan

3. Atasan saya membangun rasa optimis

pada karyawan

(34)

105 3

Transparent Communication adalah karakteristik yang sangat baik dari

komunikasi internal dan telah menerima peningkatan menonjol dalam literatur komunikasi strategis.

(Men & Stacks, 2014; Jiang & Luo, 2018).

Participation adalah upaya organisasi untuk

melibatkan karyawan dalam mengidentifikasi

informasi yang paling relevan untuk memenuhi

kebutuhan informasi karyawan (Cotterrell,

1999).

1. Perusahaan meminta pendapat saya terkait kualitas informasi yang disampaikan selama perubahan terjadi

Likert Scale 1-6

“Bridging transformational leadership, transparent

communication, and employee openness to change: The mediating role

of trust”

Public Relations Review 2019 (Cen April Yue, Linjuan Rita Men, Mary

Ann Ferguson) 2. Perusahaan melibatkan saya untuk

membantu mengidentifikasi informasi yang saya butuhkan selama perubahan

terjadi

3. Perusahaan memberikan informasi secara rinci kepada saya selama

perubahan terjadi

4. Perusahaan memudahkan saya untuk menemukan informasi yang dibutuhkan

selama perubahan terjadi

5. Perusahaan menanyakan pendapat saya sebelum membuat keputusan

selama perubahan terjadi

(35)

106 Transparent Communication

Substantiality adalah elemen transparent communication yang mengharuskan adanya pengungkapan informasi

yang benar, penting dan berguna (Rawlins, 2009).

1. Perusahaan menyediakan waktu untuk menganalisis apa yang dibutuhkan

selama perubahan terjadi

Likert Scale 1-6

“Bridging transformational leadership, transparent

communication, and employee openness to change: The mediating role

of trust”

Public Relations Review 2019 (Cen April Yue, Linjuan Rita Men, Mary

Ann Ferguson) 2. Perubahan memberikan informasi

kepada saya tepat waktu selama perubahan terjadi

3. Perusahaan memberikan informasi yang relevan bagi saya selama

perubahan terjadi

4. Perusahaan memberikan informasi yang lengkap selama perubahan terjadi

5. Perusahaan memberikan informasi yang mudah dimengerti oleh saya

selama perubahan terjadi

(36)

107 Transparent Communication

Accountability adalah elemen transparent communication yang menyangkut penyertaan

information positif dan negatif, perusahaan harus

mengungkapkan kedua sisi cerita sehingga menghindari upaya untuk

memanipulasi persepsi dan penafsiran para

karyawan terhadap tindakan perusahaan (Men & Bowen, 2017).

1. Perusahaan memberikan informasi yang akurat kepada saya selama

perubahan terjadi

Likert Scale 1-6

“Bridging transformational leadership, transparent

communication, and employee openness to change: The mediating role

of trust”

Public Relations Review 2019 (Cen April Yue, Linjuan Rita Men, Mary

Ann Ferguson) 2. Perusahaan memberikan informasi

yang dapat diandalkan selama perubahan terjadi 3. Perusahaan menyajikan sisi kontroversial kepada saya selama

perubahan terjadi 4. Perusahaan akan memberikan informasi mengenai dampak negatif yang terjadi pada perusahaan selama

perubahan terjadi

5. Perubahan terbuka untuk di kritik oleh saya selama perubahan terjadi 6. Perusahaan mengakui ketika telah melakukan kesalahan selama perubahan

terjadi

(37)

108 4

Organizational Trust adalah kesediaan karyawan untuk menjadi rentan terhadap tindakan organisasi mereka berdasarkan pada keyakinan

bahwa organisasi mereka memiliki integritas, dan dapat diandalkan, dan

kompeten (Rawlins, 2008; Hon and Grunig, 1999).

1. Saya bersedia membiarkan perusahaan membuat keputusan untuk saya terkait pekerjaan selama perubahan

terjadi

Likert Scale 1-6

“Bridging transformational leadership, transparent

communication, and employee openness to change: The mediating role

of trust”

Public Relations Review 2019 (Cen April Yue, Linjuan Rita Men, Mary

Ann Ferguson) 2. Saya percaya perusahaan dapat

menjaga dan memelihara kepentingan saya selama perubahan terjadi 3. Kapan pun perusahaan saya membuat

keputusan penting selama perubahan saya mengetahui bahwa perubahan akan

memperhatikan kepentingan karyawan 4. Perusahaan saya dapat diandalkan

untuk dapat menepati janji selama perubahan terjadi

5. Saya percaya bahwa perusahaan saya memperhitungkan pendapat saya ketika membuat keputusan terkait perubahan

6. Perusahaan saya memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk dilakukan

selama perubahan terjadi

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2019

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan kemampuan yang dapat dilakukan oleh include term pada analisis domain seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini hingga didapat

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik untuk menentukan sampel penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Non-Probability Sampling dengan teknik Judgemental Sampling, di mana teknik sampling ini digunakan dengan cara memilih sampel yang

Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk mendapatkan sampel adalah dengan menggunakan teknik non probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Non Probability Sampling dengan metode Sampling Insidental yaitu teknik penentuan sampel

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Non Probability Sampling yang mana kesempatan setiap individu untuk menjadi sampling tidak

kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala sekolah, bahwa :.. Dalam RPP dan pelaksanaan

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel nonprobabilitas atau nonprobability sampling dengan pengambilan sampel secara mudah (convenience sampling)