• Tidak ada hasil yang ditemukan

EXPLORE Volume 11 No 2 Tahun 2021 p-issn : X Terakreditasi Sinta 5 SK No : 23/E/KPT/2019 e-issn : X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EXPLORE Volume 11 No 2 Tahun 2021 p-issn : X Terakreditasi Sinta 5 SK No : 23/E/KPT/2019 e-issn : X"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN DOMAIN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA

SURAKARTA MENGGUNAKAN COBIT 4.1

Adadilaga Arya Priwanegara1, Kusrini2,Asro nasiri3 Universitas Amikom Yogyakarta,123

Adadilaga.priwanegara@studets.amikom.ac.id1, kusrini@amikom.ac.id2, asro@amikom.ac.id3

Abstrak – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Surakarta (DPMPTSP) yang terletak di Komp. Balai Kota, Jl. Jend. Sudirman No.2, Kp. Baru, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57133, adalah instansi yang bergerak dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan.DPMPTSP Surakarta sendiri memiliki infrastruktur Teknologi informasi yang dapat mendukung dalam kineja pelayanan pada masyarakat, dalam penerapannya di DPMPTSP memiliki permasalahan yang dihadapi yaitu seberapa optimal kinerja sumber daya manusia karena belum dilakukan evaluasi terhadap kinerja sumber daya manusia.Evaluasi merupakan pengukuran terhadap kualitas yang dipelajari, dengan menggunakan standar dan melibatkan individu-individu. Standar umum yang biasa digunakan untuk mengevaluasi TI di antaranya adalah COSO, COBIT, ITIL, ISO(International Organization for Standardization)27001 dan NSA INFOSEC. Standar pengelolaan TI menyediakan panduan aktivitasTI, salah satunya adalah Control Objectives for Information and Related Technology yang dikenal dengan nama COBIT. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT 4.1 yang berfokus pada penentuan domain yang akan digunakan. Hasil yang didapatkan dari penentuan IT goal to Business IT yaitu domain Plan and Organize (PO) yaitu : PO8, Acquere and Implement (AI) yaitu : AI4, dan Deliver and Support (DS) yaitu : DS1, DS2, DS3, DS4, DS8, DS10, DS13.

Kata kunci: Tata Kelola IT, COBIT, COBIT 4.1, Evaluasi

Abstract - The Office of Investment and One Stop Services for the City of Surakarta (DPMPTSP), located in Komp. City Hall, Jl. Jend. Sudirman No.2, Kp. Baru, Kec. Ps. Kliwon, Surakarta City, Central Java 57133, is an agency engaged in the formulation and implementation of regional policies in the field of investment and licensing services. DPMPTSP Surakarta itself has information technology infrastructure that can support the performance of services to the community, in its application, DPMPTSP has a problem that is how optimal the performance of human resources is because there has not been an evaluation of the performance of human resources.Evaluation is a measure of the quality that is learned, using standards and involving individuals. Common standards commonly used to evaluate TI include COSO, COBIT, ITIL, ISO (International Organization for Standardization) 27001 and NSA INFOSEC. IT management standards provide guidance on TI activities, one of which is Control Objectives for Information and Related Technology, known as COBIT. This study uses the COBIT 4.1 framework which focuses on determining the domain that will be used. The results obtained from determining IT goals to Business IT are the Plan and Organize (PO) domain, namely: PO8, Acquere and Implement (AI), namely: AI4, and Deliver and Support (DS), namely: DS1, DS2, DS3, DS4, DS8 , DS10, DS13.

Keyword : IT Governance, COBIT, COBIT 4.1, Evaluation

1. Latar Belakang

Penerapan Teknologi Informasi (TI) pada core bussiness organisasi dapat meningkatkan ketergantungan terhadap TI. Hal tersebut dapat menimbulkan permasalahan barudi antaranya: pengelolaan TI yang kurang baik dan permasalahan terhadap kinerja organisasi. Penerapan TI pada organisasi membutuhkan suatu framework (kerangka kerja). Framework disusun berdasarkan best practices dan permasalahan yang terjadi, kemudian dirangkum secara general untuk

diterapkan oleh organisasi. Maka dari itu diperlukan tata kelola TI sebagai panduan penerapan TI agar selaras dengan proses bisnis organisasi.[5]

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Surakarta (DPMPTSP) yang terletak di Komp. Balai Kota, Jl. Jend. Sudirman No.2, Kp. Baru, Kec.

Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57133, adalah instansi yang bergerak dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanaman modal dan

(2)

pelayanan perizinan. Sebagai salah satu instansi di Surakarta DPMPTSP memiliki visi

“Terwujudnya Kota Solo Sebagai Kota Investasi yang Menjunjung Kesederanaan, Transparansi, Ketepatan Waktu dan Kualitas Dalam Pelayanan Publik” dan misi

“Meningkatkan kualitas Pelayanan Publik”.

DPMPTSP Surakarta sendiri memiliki infrastruktur Teknologi informasi yang dapat mendukung dalam kineja pelayanan pada masyarakat, dalam penerapannya di DPMPTSP memiliki permasalahan yang dihadapi yaitu seberapa optimal kinerja sumber daya manusia karena belum dilakukan evaluasi terhadap kinerja sumber daya manusia.

Evaluasi merupakan pengukuran terhadap kualitas yang dipelajari, dengan menggunakan standar dan melibatkan individu-individu.

Standar umum yang biasa digunakan untuk mengevaluasi TI di antaranya adalah COSO, COBIT, ITIL, ISO(International Organization for Standardization)27001 dan NSA INFOSEC.

Standar pengelolaan TI menyediakan panduan aktivitasTI, salah satunya adalah Control Objectives for Information and Related Technology yang dikenal dengan nama COBIT. COBIT yang merupakan salah satu standar yang menyediakan acuan dalam melakukan manajemen TI.

COBIT juga merupakan sekumpulan dokumentasi best practices untuk melakukan tata kelola TI sehingga dapat membantu auditor, pimpinan, dan pengguna untuk menghubungkan pemisah (gap) antara risiko bisnis, kebutuhan pengendalian, dan permasalahan-permasalahan teknis. COBIT merupakan a set of best practice(framework) bagi stakeholder yang akan melakukan manajemen TI. Framework ini telah menyediakan pedoman bagi manajerian TI dalam mengelola organisasi seperti: executive summary, framework, control objectives, audit guidelines, implementation tool set,serta management guidelines.[5]

COBIT memiliki 318 Activitie, 34 Level proses yang ada dikategorikan dalam empat domain berikut :

1. Plan and Organise (PO), terdiri dari 10 proses terkait perencanaan dan penyelarasan strategi TI dengan strategi perusahaan atau organisasi.

2. Acquire anda Implement (AI), terdiri dari 7 proses terkait pemilihan, pengadaan dan penerapan teknologi informasi yang digunakan.

3. Deliver and Support (DS), terdiri dari 13 proses terkait pelayanan TI dan dukungan teknisnya.

4. Monitoring and Evaluate (ME), terdiri dari 4 Proses terkait pengawasan dan pengelolaan TI pada perusahaan atau organisasi.

COBIT juga memiliki level maturity model (model tingkat kematangan) untuk mengontrol proses-proses TI dengan menggunakan metode penilaian (scoring), sehingga peneliti dapat menilai setiap proses TI dari skala 0- Non Existent, 1- Initial, 2- Repetable, 3- Defined, 4- Managed, 5- Optimised.

Penelitian ini menggunakan framework COBIT 4.1 karena sesuai dengan kondisi infrastruktur TI yang ada di DPMPTSP Surakarta setelah observasi ketempat penelitian dan COBIT adalah metode yang komperensif untuk menciptakan adanya IT Governance di organisasi dengan harapan setelah melakukan penelitian akan mampu mendukung bisnis secara seimbang antara keempat domain.

2. Kajian Pustaka

Pada penelitian yang dilakukan oleh Khairan Marzuki (2018), mengenai audit tata kelola teknologi informasi dengan menggunakan kerangka Framework COBIT 4.1 domain Monitor Evaluation (ME) di kampus STMIK Bumigora Mataram. tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji teknologi yang sudah ada apakah teknologi tersebut sudah tepat dan dilaksanakan dengan baik atau tidak dengan standar Framework COBIT sehingga menghasilkan kesimpulan Pelaksanaan tata kelola yang cukup baik, namun dalam penelitian ini masih belum sesuai harapan, dikarenakan domain yang digunakan hanya satu saja sehingga menjadi kurang maksimal, butuh domain tambahan seperti deliver and support (DS) maupun plan and organize (PO) untuk bisa mencapai yang lebih maksimal.[9]

Fajriansah (2017) melakukan penelitian tentang perancangan Business Continunity Plan berbasis risiko pada sub Direktorat Pengembangan Sistem Informasi DPTSI dengan tujuan menghasilkan rancangan Business Continunity Plan berdasarkan evaluasi dengan dasar penilaian risiko.

Kesimpulan dari penelitan tersebut berhasil menghasilkan rancangan Business Continunity Plan berbasis risiko yang difomulasikan dengan kebutuhan organisasi dan kedua acuan standar kerangka kerja yaitu ISO 22301:2012 dan Griffith University. Keterkaitan dengan penelitian penulis adalah kesamaan dalam persiapan dan evaluasi dan rencana darurat (Contingenty Plan) terhadap SI/TI.[10]

Pada penelitian yang dilakukan oleh Lita Sari Marita (2017), mengenai evaluasi tata kelola

(3)

teknologi informasi dengan menggunakan kerangka Framework COBIT 4.0 Domain DS (Delivery and Support) dan ME (Monitoring Evaluation) di PT. Pro Car Internasional Finance Jakarta. tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji penerapan teknologi yang sudah ada apakah teknologi tersebut sudah tepat dan dilaksanakan dengan baik atau tidak dengan standar Framework COBIT sehingga menghasilkan kesimpulan pelaksanaan tata kelola TI sudah cukup baik, tetapi masih belum sesuai harapan, ini terlihat dari hasil proses pengolahan datanya yang sudah diatas dari kondisi Enterprise Current Status (2 Repeatable), tetapi belum mencapai Enterprise Target (4 Manage &

Measureable).[4]

Pada penelitian yang dilakukan Dindha dan kawan-kawan (2019) mengenai evaluasi tata kelola teknologi informasi dengan menggunakan Framwork COBIT 4.1 Domain DS (Delivery and Support) dan ME (Monitoring Evaluation) di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kematangan dari teknologi yang sudah ada apakah sudah tepat dan dilaksanakan dengan baik atau tidak dengan standar COBIT. Kesimpulan dari penelitian tersebut menghasilkan nilai rata-rata yang dihasilkan bahwa penyedia penyedia jasa dari kebutuhan layanan masih dilakukan secara reaktif serta belum ada perencanaan yang matang dengan rata-rata pada domain DS sebesar 1,62dengan nilai berkisar 1,00 sampai dengan 2,00. Berdasarkan Berdasarkan hasil analisis kesenjangan yang telah dilakukan untuk dapat mencapai maturity level yang diharapkan, maka rekomendasi yang diberikan untuk dapat memperbaiki tata kelola TI pada Diskominfo Kota Batuadalah membuat dokumentasi mengenai setiap aktivitas yang dilakukan.[7]

Pada penelitian yang dilakukan oleh Harfebi dan kawan-kawan (2019) mengenai evaluasi infrastruktur teknologi informasi dengan menggunakan kerangka Framework COBIT 5 dan ITIL V3 di institut Pertanian Bogor (IPB).

Dalam penelitian tersebut didapatkan hasil yang memuaskan dalam pengukuran tingkat kematangan dari beberapa aspek.

Pengukuran tingkat kematangan menggunakan COBIT 5 dengan melakukan pengukuran 13 proses, dan pengukuran tingkat kepuasan pengguna mengukur 11 kriteria dari 4 dimensi. Hasil pengukuran tingkat kematangan TI (saat ini) didapatkan 2 proses level 0, 8 proses level 1 dan 2 proses level 2. Tingkat harapan kematangan TI berada pada level 4 dan 5. Pengukuran

tingkat kepuasan pengguna mendapatkan 3 kriteria di kuadran A, 2 kriteria di kuadran B, 2 kriteria di kuadran C dan 4 kriteria di kuadran D. Nilai harapan dapat dicapai dengan melakukan beberapa strategi perbaikan.[5]

Pada penelitian yang dilakukan oleh Gede dan kawan-kawan (2020) dalam penelitian mengenai analisis dan evaluasi tata kelola teknologi informasi menggunakan kerangka Framework COBIT 5 dengan domain BA 4, APO 7, DSS 5, dan MEA 1 di PT. BPR NAGA.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kematangan, namun dalam kasus ini hasil yang didapat masih terlalu standar dan belum mencapai tingkat yang optimal, sehingga dibutuhkan banyak rekomendasi.[8]

3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan beberapa metode dalam pengumpulan informasi. Adapun langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Metode Observasi

Metode opservasi merupakan sistem pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung terhada objek yang akan di teliti

b. Wawancara

Metode wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan mengadakan suatu tanya jawab secara langsung dengan karyawan yang bekerja di DPMPTSP untuk mendapatkan informasi maupun data yang diperlukan.

c. Kepustakaan

Metode ini adalah sebagai dasar dari penyusunan tesis, dipergunakan buku kepustakaan yang meliputi literatur, catatan ilmiah, sera sumber referensi lain yang mendukung penulisan tesis.

(4)

1. Alur Penelitian

Berikut adalah skema alur penelitian :

Gambar 1. Alur Peneltian

Dimulai dari tahapan mengidentifikasi masalah dengan menganalisa latar belakang masalah, kemudian dilakukan studi literatur untuk memperkuat dasar dalam membuat rumusan penelitian, kemudian mulai menentukan tujuan penelitian, setelah itu melakukan survei ke perusahaan/instansi yang telah ditentukan untuk menjadi objek penelitian, kemudian melakukan konfirmasi dokumen dan

wawancara terhadap pihak

perusahaan/instansi dan apabila data yang diperlukan belum cukup Kembali melakukan wawancara lagi, apabila data mencukupi berlanjut ke pengolahan data, kemudian menganalisis data yang sudah di kumpulkan, setelah itu melakukan kesimpulan.

2. Kerangka Kerja COBIT 4.1

Kerangka kerja Framework COBIT sangat lengkap memuat segala aspek tentang tata kelola TIK sehingga dapat digunakan untuk memastikan bahwa TIK telah sejalan dengan bisnis utama organisasi, TIK dapat memaksimalkan keuntungan, sumberdaya TIK digunakan secara benar dan resiko TIK dikelola dengan tepat.

Gambar 2. Konsep dasar Kerangka kerja COBIT

Secara keseluruhan konsep kerangka kerja COBIT digambarkan sebagai sebuah kubus tiga dimensi yang terdiri dari proses TI, kebutuhan bisnis dan sumber daya IT.

Gambar 3. Kubus COBIT

Dalam konsepnya COBIT membagi proses TIK kedalam 4 domain yang saling terkait yaitu Plan & Organize (PO), Acquire & Implement (AI), Delivery & Support (DS), dan Monitoring

& Evaluate (ME). Masing-masing domain tersebut terdiri atas proses-proses TIK generic yang dilengkapi suatu maturity model sebagai skala generic (0 s/d 5) untuk mengukur secara praktis kematangan proses TIK yang telah dilakukan sebuah organisasi. Dengan melakukan komparasi terhadap seluruh proses TIK yang terdapat dalam kerangka kerja COBIT tersebut, maka tingkat kematangan tata kelola TIK sebuah organisasi dapat diketahui.[9]

4. Implementasi Sistem dan Hasil Pemilihan Model

Model dalam evaluasi teknologi informasi yang paling sering digunakan adalah model COBIT karena COBIT memiliki cakupan yang sangat luas. COBIT versi 4.1 memiliki cakupan 4 domain tetapi belum tentu semua organisasi memiliki atau mencakup keseluruhan proses -proses tersebut.

Tujuan Tata Kelola Business Goal

Pada tahap ini langkah pertama kita harus menentukan kemana arah penelitian yang akan dicapai dan setelah itu kita dapat melanjutkan ketahap selanjutnya. COBIT 5 mendifinisikan 17 Business Goals, yang berisi daftar tujuan perusahan.

(5)

Gambar 4. Penentuan Business Goal Dalam gambar tabel terdapat beberapa angka yang akan dihubungkan ke proses IT goalnya untuk mendapatkan doamin yang akan digunakan. Berdasarkan tujuan dari instansi yaitu berfokus pada business goal bagian Customer perspective nomor 4 yaitu meningkatkan prioritas dan layanan pelanggan, dengan IT goal Nomor 3 dan 23.

Pemetaan Detail Perusahaan IT Goal Terkait

Pada tahap ini hasil dari penentuan tahapan tata kelola Business Goal akan dilanjutkan kelangkah pemetaan yang lebih detail IT Goal to IT Process. Dengan menghubungkan IT goal sebelumnya nomor 3 dan 23 yaitu : memastikan kepuasan pengguna akhir dengan penawaran layanan dan tingkat layanan, dan memastikan bahwa layanan TI tersedia sesuai kebutuhan. Semua sudah ada berdasarkan gambar tabel berikut.

Gambar 5. Penentuan IT Process Hasil yang didapatkan dari penentuan IT goal to Business IT yaitu domain Plan and Organize (PO) yaitu : PO8, Acquere and Implement (AI) yaitu : AI4, dan Deliver and Support (DS) yaitu : DS1, DS2, DS3, DS4, DS8, DS10, DS13.

5. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan organisasi yang ada yaitu meningkatkan pelayanan publik, maka dalam penelitian ini hanya akan mengambil domain berdasarkan dari hasil mapping IT Goal to IT Process. Dapat disimpulkan bahwa domain yang akan digunakan hanya berfokus pada data premier ’P’ yang berkaitan dengan Cobit Process, sehingga domain yang berkaitan dengan Cobit process sehingga domain yang digunakan sesuai dengan tujuan adalah : Plan and Organize (PO) yaitu : PO8, Acquere and Implement (AI) yaitu : AI4, dan Deliver and Support (DS) yaitu : DS1, DS2, DS3, DS4, DS8, DS10, DS13.

6. Pustaka

[1] F. Ajismanto, “Analisis Domain Proses COBIT Framework 5 Pada Sistem Informasi Worksheet (Studi Kasus:

Perguruan Tinggi STMIK, Politeknik Palcomtech),” CogITo Smart J., vol. 3, no. 2, p. 207, 2018, doi:

10.31154/cogito.v3i2.75.207-221.

[2] E. Pawan, E. Utami, and A. Nasiri,

“Mengukur Tingkat Kematangan Tata Kelola Sistem Informasi Akademik Menggunakan COBIT 4.1 dan Balanced Scorecard,” Creat. Inf.

Technol. J., vol. 5, no. 2, p. 127, 2019, doi: 10.24076/citec.2018v5i2.180.

[3] I. G. Y. Shamgita, I. G. L. A. Raditya, and I. G. J. E. Putra, “Analisis Dan Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi USSI Software Menggunakan Framework COBIT 5 Pada PT . BPR Naga,” J. Ilm. Tek. Inform. dan Sist.

Inf., vol. 9, no. 1, pp. 67–74, 2020.

[4] Marita L. S., Riyanto Y., 2017, Audit Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan COBIT 4.1 Domain Monitoring Evaluasi pada Perguruan Tinggi Swasta, Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer, E-ISSN: 2527-4864, Vol. 2, No. 2 Februari 2017

[5] H. Fryonanda, H. Sokoco, and Y.

Nurhadryani, “Evaluasi Infrastruktur Teknologi Informasi Dengan Cobit 5 Dan Itil V3,” JUTI J. Ilm. Teknol. Inf., vol. 17, no. 1, p. 1, 2019, doi:

10.12962/j24068535.v17i1.a717.

[6] A. Hanif, M. Giatman, and A. Hadi,

“Komunikasi Dan Informatika Menggunakan Framework Cobit 5,” vol.

9, no. 1, pp. 94–101, 2020.

(6)

[7] D. M. Ulfa and Y. T. M. Suprapto,

“Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 4.1 dengan Domain Deliver and Support …,” … Teknol. Inf. dan Ilmu Komput. e …, vol.

3, no. 4, 2019, [Online]. Available:

http://j-ptiik.ub.ac.id/index.php/j- ptiik/article/view/4889.

[8] J. A. I. Belegur, C. Rudianto, and M.

Sitokdana, “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Ambon Menggunakan Framework Cobit 5.0 pada Domain Monitor, Evaluate And Asses (MEA),” Aiti, vol. 15, no. 2, pp.

107–114, 2018, doi:

10.24246/aiti.v15i2.107-114.

[9] Marzuki K., 2018, Audit Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan COBIT 4.1 Domain Monitoring Evaluasi pada Perguruan Tinggi Swasta, Tesis, Magister Teknik Informatika, STMIK AMIKOM, Yogyakarta

[10] Fajriansah C., 2017, Perancangan Business Continuity Plan Berbasis Risiko pada Sub Direktorat Pengembangan Sistem Informasi DPTSI, Tesis, Magister Teknik Informatika, STMIK AMIKOM, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 2. Konsep dasar Kerangka kerja  COBIT
Gambar 5. Penentuan IT Process  Hasil  yang  didapatkan  dari  penentuan  IT  goal  to  Business  IT  yaitu  domain  Plan  and  Organize  (PO)  yaitu  :  PO8,  Acquere  and  Implement  (AI)  yaitu  :  AI4,  dan  Deliver  and  Support  (DS)  yaitu  :  DS1,

Referensi

Dokumen terkait

Keunggulan metode simple additive weighting dibanding dengan sistem pendukung keputusan yang lain terletak pada kemampuannya dalam melakukan penilaan secara lebih tepat

Dari pembahasan analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku konsumen yang cenderung memanfaatkan digital payment system berpengaruh negatif dan signifikan

Namun, setelah dilakukan manajemen bandwidth setiap pengguna aktif mendapatkan alokasi bandwidth yang adil, dibuktikan dengan nilai rata-rata kecepatan unggah dan

Karena merupakan aplikasi yang baru tentunya banyak sekali tanggapan dari para penggunanya yakni Pegawai di lingkungan pemerintah daerah Tabalong baik Aparatur

Formulasi Perhitungan = jumlah surat permohonan MLA dari penegak hukum di Indonesia yang ditindaklanjuti : jumlah keseluruhan surat permohonan MLA dari penegak hukum Indonesia

Sesuai dengan surat keputusan Ketua Dewan Pimpinan Harian AP3I No.084/Kpts/DPH/XII/92 tanggal 24 Desember 1992 tentang penataan pengelolaan unit pelaksana penelitian

Variabel adalah suatu pengenalan yang digunakan untuk mewakili nilai tertentu dalam proses program. Berbeda dengan konstanta yang nilainya selalu tetap, nilai suatu

Meskipun peternak mempersepsikan bahwa resiko IB dan biaya yang dibutuhkan untuk IB lebih tinggi dibanding dengan kawin alam, namun peternak