• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelatihan Pembelajaran Kurikulum Pendidikan Tinggi Program Applied Approach (AA) Tahun 2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelatihan Pembelajaran Kurikulum Pendidikan Tinggi Program Applied Approach (AA) Tahun 2015."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

POLA ILMIAH POKOK

(PIP) UNIVERSITAS UDAYANA

DAN

PEMBENTUKAN KARAKTER

P2KBK_FH_2010 1

POLA ILMIAH POKOK

(PIP) UNIVERSITAS UDAYANA

DAN

PEMBENTUKAN KARAKTER

Wayan Windia

(2)

LAMBANG UNUD

CAKRA WIDYA PRAWARTANA

CAKRA WIDYA PRAWARTANA

MOTO UNUD

TAKI

TAKI--TAKINING SEWAKA GUNA WIDYA

TAKINING SEWAKA GUNA WIDYA

P2KBK_FH_2010 2

POLA ILMIAH POKOK (PIP) :

(3)

RAKER REKTOR SE INDONESIA

TGL. 17-19 PEBRUARI 1975

MENETAPKAN POLA ILMIAH POKOK (PIP)

SEBAGAI DASAR ORIENTASI LEMBAGA

PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA

RAPAT SENAT UNUD

TGL. 12 MARET 1976

MENETAPKAN PIP UNUD : KEBUDAYAAN

RAPAT SENAT UNUD

TGL. 12 MARET 1976

MENETAPKAN PIP UNUD : KEBUDAYAAN

PEDOMAN IMPLEMENTASI PIP

KEBUDAYAAN DI UNIVERSITAS

UDAYANA

TAHUN 2005.

SENAT UNUD

MENETAPKAN VISI UNUD :

UNGGUL, MANDIRI, DAN

(4)

MANUAL MUTU AKADEMIK

INDIKATOR IMPLEMENTASI POLA ILMIAH POKOK (PIP) KEBUDAYAAN UNIV. UDAYANA

TGL. 12 SEPTEMBER 2009

PIP SEBAGAI ALAT UNTUK MENJABARKAN VISI

STANDAR UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2015

(5)

APA ITU POLA ILMIAH POKOK (PIP) ?

Pola pengembangan ilmiah

di PT yang

harus memiliki dasar orientasi ilmiah

.

Dasar (pokok) orientasi ilmiah itu harus

mewarnai

pengembangan ilmu di PT tsb.

Warna pengembangan ilmu tsb,

bersumber dari lokasi

di mana PT itu ber

lokasi.

Pola pengembangan ilmiah

di PT yang

harus memiliki dasar orientasi ilmiah

.

Dasar (pokok) orientasi ilmiah itu harus

mewarnai

pengembangan ilmu di PT tsb.

Warna pengembangan ilmu tsb,

bersumber dari lokasi

di mana PT itu ber

lokasi.

(6)

TUJUAN PENGEMBANGAN PIP

PT memiliki

ciri khas

.

Dosen memiliki pegangan dasar dalam

proses pembelajaran.

Alumni memiliki bekal

kearifan lokal

dan

kejiwaan

(dalam bentuk

soft skill

), dalam

rangka pembentukan karakter.

P2KBK_FH_2010 6

PT memiliki

ciri khas

.

Dosen memiliki pegangan dasar dalam

proses pembelajaran.

Alumni memiliki bekal

kearifan lokal

dan

(7)

LEVEL IMPLEMENTASI PIP

PRODI : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (

SKL

)/CP

PRODI.

MATA KULIAH : STANDAR KOMPETENSI (

SK

)/CP MATA

KULIAH.

POKOK BAHASAN : KOMPETENSI DASAR (

KD

)/CP

POKOK BAHASAN.

107 ELEMEN KEBUDAYAAN (BALI), YANG DAPAT

DISINGGUNG/DIBAHAS DALAM KULIAH (Manual

Mutu Akademik, BPMU).

PRODI : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (

SKL

)/CP

PRODI.

MATA KULIAH : STANDAR KOMPETENSI (

SK

)/CP MATA

KULIAH.

POKOK BAHASAN : KOMPETENSI DASAR (

KD

)/CP

POKOK BAHASAN.

107 ELEMEN KEBUDAYAAN (BALI), YANG DAPAT

DISINGGUNG/DIBAHAS DALAM KULIAH (Manual

Mutu Akademik, BPMU).

(8)

POLA

ILMIAH

POKOK

(PIP)

PENDIDIKAN

KARAKTER

(9)

DIKTI

Pengertian Umum Karakter

Karakter mendemonstrasikan etika atau

sistem nilai personal yang ideal (baik dan

penting) untuk eksistensi diri dan

berhubungan dengan orang lain.

Character is defined as the combination of qualities or

features that distinguishes one person, group, or thing from

another

(American Heritage Dictionary of the English Language: 4th

edition

Karakter mendemonstrasikan etika atau

sistem nilai personal yang ideal (baik dan

penting) untuk eksistensi diri dan

berhubungan dengan orang lain.

Character is defined as the combination of qualities or

features that distinguishes one person, group, or thing from

another

(American Heritage Dictionary of the English Language: 4th
(10)

Pengertian Karakter

Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai

kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik,

dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang

terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam

perilaku.

Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir,

olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa

seseorang atau sekelompok orang.

Karakter merupakan ciri khas seseorang atau

sekelompok orang yang mengandung nilai,

kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam

menghadapi kesulitan dan tantangan.

Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai

kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik,

dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang

terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam

perilaku.

Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir,

olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa

seseorang atau sekelompok orang.

Karakter merupakan ciri khas seseorang atau

sekelompok orang yang mengandung nilai,

kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam

menghadapi kesulitan dan tantangan.

(11)

Pendidikan karakter

dapat dimaknai sebagai

pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,

pendidikan moral, pendidikan watak, yang

bertujuan mengembangkan kemampuan

peserta didik untuk memberikan keputusan

baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan

mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan

sehari-hari dengan sepenuh hati.

Pendidikan karakter

dapat dimaknai sebagai

pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,

pendidikan moral, pendidikan watak, yang

bertujuan mengembangkan kemampuan

(12)

Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa

Tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa (UU RI No 17 Tahun 2007 Tentang

RPJPN 2005-2025) BANGSA BERKARAKTERBANGSA BERKARAKTER BANGSA YANG MERDEKA, BERSATU, BERDAULAT, BANGSA YANG MERDEKA, BERSATU, BERDAULAT, Pembagunan Karakter Bangsa

R A N:

POLHUKAM, KESRA, PEREKONOMIAN

R A N:

POLHUKAM, KESRA, PEREKONOMIAN

1. Disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila.

2. Keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila. 3. Bergesernya nilai etika

dalam kehidupan berbangsa dan

PERMASALAHAN BANGSA DAN NEGARAPERMASALAHAN BANGSA DAN NEGARA

+ Tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa (UU RI No 17 Tahun 2007 Tentang

RPJPN 2005-2025) BERDAULAT, ADIL DAN MAKMUR BERDAULAT, ADIL DAN MAKMUR Bangsa

R A N:

PEREKONOMIAN

R A N:

PEREKONOMIAN

berbangsa dan bernegara.

4. Memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa. 5. Ancaman disintegrasi

(13)

Arah, Tahapan dan Prioritas

Arah:

Sebagai bagian tak terpisahkan dalampencapaian visi dan misi pembangunannasional (RPJP 2005 -2025)

Tahapan & prioritas:

Tahap I : 2010 – 2014:

(1) Reorientasi dan penyadaran akan pentingnya pembangunan karakter bangsa.

13

(1) Reorientasi dan penyadaran akan pentingnya pembangunan karakter bangsa.

(2) Penyusunan perangkat kebijakan terpadu dan pemberdayaan pemangku kepentingan agar dpt melaksanakan pembangungan karakter bangsa secara efektif.

(3) Pelaksanaan, pemantapan dan evaluasi pembangunan karakter bangsa.

Tahap II: 2014 – 2010:

Pengukuhan nilai-nilai dalamkarakter bangsa, dan pemantapan pelaksanaan pembangunan karakter bangsa serta evaluasi pelaksanaannya.

Tahap III: 2020 – 2025:

(14)

Strategi Pembangunan Karakter Bangsa

A. Sosialisasi: Penyadaran semua pemangku kepentingan akan pentingnya karakter

bangsa. Media cetak dan elektronik perlu berperanserta dalamsosialisasi

A. Sosialisasi: Penyadaran semua pemangku kepentingan akan pentingnya karakter

bangsa. Media cetak dan elektronik perlu berperanserta dalamsosialisasi

B.Pendidikan:Formal (satuan pendidikan), nonformal (kegiatan

keagamaan,kursus, pramuka dll.), informal (keluarga, masyarakat, dan tempat kerja), forum pertemuan (kepemudaan)

B.Pendidikan:Formal (satuan pendidikan), nonformal (kegiatan

keagamaan,kursus, pramuka dll.), informal (keluarga, masyarakat, dan tempat kerja), forum pertemuan (kepemudaan)

C. Pemberdayaan: Memberdayakan semua pemangku kepentingan (orang tua, satuan

pendidikan, ormas, dsb.) agar dapat berperan aktif dalampendidikan karakter

C. Pemberdayaan: Memberdayakan semua pemangku kepentingan (orang tua, satuan

pendidikan, ormas, dsb.) agar dapat berperan aktif dalampendidikan karakter

D. Pembudayaan:Perilaku berkarakter dibina dan dikuatkan dengan penanaman

nilai-nilai kehidupan agar menjadi budaya

D. Pembudayaan:Perilaku berkarakter dibina dan dikuatkan dengan penanaman

nilai-nilai kehidupan agar menjadi budaya

E. Kerjasama:Membangun kerjasama sinergis antara semua pemangku kepentingan

E. Kerjasama:Membangun kerjasama sinergis antara semua pemangku kepentingan

(15)

Mengembangkan karakter peserta didik agar mampu

mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila

• Pengembangkan potensi dasar, agar berhati baik, berpikiran baik & berperilaku baik .

• Pebaikan thd perilaku yg kurang baik dan penguatan perilaku yg sudah baik.

TUJUAN:

FUNGSI:

Tujuan, Fungsi, Ruang Lingkup

Pebaikan thd perilaku yg kurang baik dan penguatan perilaku yg sudah baik.

• Penyaring budaya yg kurang sesuai dg nilai-nilai luhur Pancasila.

Satuan Pendidikan, Keluarga, dan Masyarakat

RUANG LINGKUP SASARAN

(16)

1. Undang - Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005 2025

1. Undang - Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005 2025

3.Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010

3.Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010

Rujukan Penyusunan Kebijakan Nasional Pendidikan Karakter Rujukan Penyusunan Kebijakan Nasional Pendidikan Karakter

Rujukan Penyusunan Kebijakan Nasional

Pendidikan Karakter

2. Undang - Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Undang - Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

3.Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010

3.Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010

4. Arahan Presiden RI dalam Sidang Kabinet Terbatas Bidang Kesra tanggal 18 Maret 2010

4. Arahan Presiden RI dalam Sidang Kabinet Terbatas Bidang Kesra tanggal 18 Maret 2010

5. Arahan Presiden RI pada Rapat Kerja Nasional di Tampak Siring, Bali Tanggal 19- 20 April 2010 5. Arahan Presiden RI pada Rapat Kerja Nasional di

Tampak Siring, Bali Tanggal 19- 20 April 2010

6. Arahan Presiden RI pada Puncak Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Istana Negara Tanggal 11 Mei 2010

(17)

OLAH HATI

OLAH PIKIR

jujur,beriman dan bertakwa, amanah, adil,

bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela

berkorban, dan berjiwa patriotik

jujur,beriman dan bertakwa, amanah, adil,

bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela

berkorban, dan berjiwa patriotik

peduli, ramah, santun, rapi, nyaman, saling menghargai, toleran, suka menolong, gotong royong,

nasionalis, kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan

bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja

keras, dan beretos kerja

peduli, ramah, santun, rapi, nyaman, saling menghargai, toleran, suka menolong, gotong royong,

nasionalis, kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan

bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja

keras, dan beretos kerja

cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir

terbuka, produktif, berorientasi Ipteks,

dan reflektif

cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir

terbuka, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif Perilaku Berkarakter OLAH RASA/ KARSA OLAH RAGA

peduli, ramah, santun, rapi, nyaman, saling menghargai, toleran, suka menolong, gotong royong,

nasionalis, kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan

bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja

keras, dan beretos kerja

peduli, ramah, santun, rapi, nyaman, saling menghargai, toleran, suka menolong, gotong royong,

nasionalis, kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan

bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja

keras, dan beretos kerja

tangguh,bersih dan sehat, disiplin, sportif, andal, berdaya tahan,

bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan

gigih

tangguh,bersih dan sehat, disiplin, sportif, andal, berdaya tahan,

bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan

gigih

17

(18)

Tema Pembangunan Karakter Bangsa dan

Pendidikan Karakter

Membangun generasi yang

JUJUR, CERDAS,

TANGGUH

,

dan

PEDULI

Membangun generasi yang

JUJUR, CERDAS,

(19)

INTERVENSI INTERVENSI

Perilaku Berkarakter

MASYA-RAKAT

PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN

Agama, Pancasila, UUD 1945, UU No. 20/2003 ttg

Sisdiknas

Teori Pendidikan,

Psikologi,

Nilai-nilai Luhur

STRATEGI

PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA

MELALUI PENDIDIKAN

KELUARGA

SATUAN PENDIDIKAN

19

HABITUASI HABITUASI

Berkarakter

Psikologi, Nilai, Sosial

Budaya

Pengalaman terbaik (best practices)dan

praktik nyata

Luhur

PERANGKAT PENDUKUNG Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya, Lingkungan, Sarana dan Prasarana, Kebersamaan, Komitmen pemangku

(20)

PT

pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya

budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup

anak-anak kita.. (Ki Hajar Dewantoro)

Pendidikan Karakter Secara Utuh:

Pendidikan Karakter Secara Utuh:

Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, Inovatif Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, Inovatif

Pendidikan AKADEMIK

TK/ SD

SM P

SM A

Pendidikan KARAKTER Pendidikan

(21)

Pelaksanaan Pendidikan Karakter

di Perguruan Tinggi

KEGIATAN

Integrasi ke dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kpd

masyarakat yang berkarakter

Pembiasaan dalam kehidupan keseharian di Perguruan Tinggi

BUDAYA PT

TRI DHARMA KEGIATAN

KESEHARIAN KEGIATAN

KEMAHASIS WAAN

Integrasi ke dalam kegiatan kemahasiswaan antara lain: Pramuka, Olahraga, Karya Tulis, Seni

Penerapan pembiasaan kehidupan keseharian di lingkungan keluarga,

asrama, dan masyarakat 21

BUDAYA PT

(KAMPUS)/ BUDAYA ORGANISASI

Perspektif Nilai-nilai karakter dlm totalitas Budaya Akademik

TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI

(22)

DI

NA

M

IK

A

EK

ST

ER

NA

L

LA

TA

R

BE

LA

KA

NG

PERGURUAN TINGGIPERGURUAN TINGGILINGKUNGANLINGKUNGAN

DOSEN

DOSEN MAHASISWAMAHASISWA

ORI ENTASI / ARAH

MASYARAKAT AKADEMIK

DI

NA

M

IK

A

EK

ST

ER

NA

L

LA

TA

R

BE

LA

KA

NG

ETIKA AKADEMIK

ORI ENTASI / ARAH

PERKEMBANGAN BUDAYA AKADEMI K

NI LAI - NI LAI LUHUR

(23)

MEMBANGUN BUDAYA AKADEMIK

PT Unggul Pengakuan Standar

(24)

UNIVERSITAS UDAYANA

1. LATAR BELAKANG

a. Kehidupan Bermasyarakat

 Arus globalisasi yang berkembang demikian pesat dan

terbuka di semua sektor dapat menggerus rasa nasionalisme Indonesia dan dapat memperlemah nilai-nilai kebangsaan, memudarkan negara-bangsa (nation state).

 Modal sosial yang kaya, bersumber dari berbagai suku, agama, ras, bahasa, dan lainnya mengalami kemerosotan sehingga menimbulkan berbagai konflik dan kekerasan

 Pendidikan yang lebih mementingkan outcome daripada proses secara perlahan dapat merusak karakter bangsa karena anak didik terbiasa berpikir instan untuk

memperoleh hasil dengan cepat a. Kehidupan Bermasyarakat

 Arus globalisasi yang berkembang demikian pesat dan

terbuka di semua sektor dapat menggerus rasa nasionalisme Indonesia dan dapat memperlemah nilai-nilai kebangsaan, memudarkan negara-bangsa (nation state).

 Modal sosial yang kaya, bersumber dari berbagai suku, agama, ras, bahasa, dan lainnya mengalami kemerosotan sehingga menimbulkan berbagai konflik dan kekerasan

 Pendidikan yang lebih mementingkan outcome daripada proses secara perlahan dapat merusak karakter bangsa karena anak didik terbiasa berpikir instan untuk

(25)

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat,

berilmu,

cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis

dan bertanggung jawab .

b. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional

UU No.20 Tahun 2003: Pasal 3

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat,

berilmu,

cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis

dan bertanggung jawab .

(26)

c. PIP Kebudayaan Sebagai landasan Pendidikan Karakter

 Kebudayaan sebagai warna keilmuan Unud ditetapkan, 12 Maret 1976.

 Sebagai basis pengembangan keilmuan, kebudayaan harus diintegrasikan dalam kurikulum (berbasis kompetensi).

 Karena dia sebagai basis, maka kompetensi kurikulum sepatutnya adalah kebudayaan.

Yang diintegrasikan adalah

nilai-nilai budaya yang

bersifat universal

bagi umat manusia

Visi : Unggul, Mandiri, Berbudaya

 Kebudayaan sebagai warna keilmuan Unud ditetapkan, 12 Maret 1976.

 Sebagai basis pengembangan keilmuan, kebudayaan harus diintegrasikan dalam kurikulum (berbasis kompetensi).

 Karena dia sebagai basis, maka kompetensi kurikulum sepatutnya adalah kebudayaan.

(27)

2. TUJUAN

• Meningkatkan pemahaman tentang karakter bangsa dalam pembangunan dan kehidupan masyarakat

• Meningkatkan pemahaman dalam melakukan sesuatu untuk hidup, mengerjakan apa yang telah diketahui dan kompeten di bidangnya

Memahami pembelajaran untuk mengenal diri sendiri, karakter diri yang tak terpisah dari pengaruh lingkungan, menjadi human .

Belajar bagaimana hidup bersama berdampingan

membangun jejaring demi kepentingan nasional yang lebih besar.

Meningkatkan pemahaman tentang karakter bangsa dalam pembangunan dan kehidupan masyarakat

Meningkatkan pemahaman dalam melakukan sesuatu untuk hidup, mengerjakan apa yang telah diketahui dan kompeten di bidangnya

• Memahami pembelajaran untuk mengenal diri sendiri, karakter diri yang tak terpisah dari pengaruh lingkungan, menjadi human .

• Belajar bagaimana hidup bersama berdampingan

(28)

3. NILAI-NILAI YANG DIKEMBANGKAN

1. Nilai-nilai yang dikembangkan terutama nilai-nilai

budaya yang bersifat universal.

2. Nilai-nilai yang merupakan local genius yang dapat

diterima oleh masyarakat lain karena sifatnya

universal

3. Nilai-nilai yang bersumber dari berbagai elemen, antara lain: Agama

Sikap dan perilaku Komunikasi

Struktur sosial Lingkungan

1. Nilai-nilai yang dikembangkan terutama nilai-nilai

budaya yang bersifat universal.

2. Nilai-nilai yang merupakan local genius yang dapat

diterima oleh masyarakat lain karena sifatnya

universal

3. Nilai-nilai yang bersumber dari berbagai elemen, antara lain:

• Agama

• Sikap dan perilaku

• Komunikasi

• Struktur sosial

(29)

SUMBER NILAI-NILAI YANG DIKEMBANGKAN

UNUD

Parahyangan

KEARIFAN LOKAL

TRI HITA KARANA

Jalan hidup 3 penyebab kesejahteraan:

Hubungan harmonis:

 Manusia-Tuhan,  Manusia-Manusia,  Manusia-Lingkungan

Manusia Lingkungan Manusia

Pawongan Palemahan

KEARIFAN LOKAL

TRI HITA KARANA

Jalan hidup 3 penyebab kesejahteraan:

Hubungan harmonis:

(30)

Kearifan Lokal

Hubungan Harmonis Manusia dengan Lingkungan

Nilai yang terkandung:

Respek terhadap alam: Pengendalian diri

1. Tumbuh-tumbuhan Serasi/Selaras

2. Hewan Seimbang

2. Hewan Seimbang

Respek terhadap hasil karya manusia:

1. Seni Rasa syukur

(31)

Kearifan Lokal

Hubungan Manusia dengan Manusia

Konsep Nilai

Filosofi hidup Kerja untuk kerja Loyalitas, Tekun,

Customized , Hubungan, Non-materi

Desa-Kala-Patra Ucapan dan tindakan sesuai tempat, waktu, kondisi

Toleransi, Pengekangan diri

Tri Kaya Parisudha Pikiran, ucapan dan

tindakan sejalan Konsistensi, kebenaran Tri Kaya Parisudha Pikiran, ucapan dan

tindakan sejalan Konsistensi, kebenaran Kasta (Catur Warna) Pembagian fungsi sesuai

kemampuan Profesional, Fokus,Spesialisasi Rwa-bhineda Dua Sisi Berbeda

Simbol Hitam-Putih Ko-eksistensi, KeterbukaanToleransi, Fairness

Tat Twam Asi Aku adalah Kau Kebersamaan Karma Pala Kausalitas: Hasil sesuai

(32)

TRI HITA KARANA DI KAMPUS - PALEMAHAN

Nilai Kegiatan Palemahan

Tanggungjawab

Pengendalian diri Penghijauan kampus Pelestarian lingkungan Tanggungjawab Kebersihan kampus Pengelolaan limbah

Estetika Keasrian kampus Keasrian kampus

Tanggungjawab

Pengendalian diri Penggunaan energi, listrikdan air yang efisien Penggunaan energi

Tanggungjawab

Pengendalian diri Penggunaan energi, listrikdan air yang efisien

Keseimbangan

Harmonis Kegiatan tidakmengganggu kegiatan proses pembelajaran

Tata letak bangunan

Kesesuaian dengan ketentuan yang berlaku, kalau di Bali

kesesuaian dengan Tri Mandala dan Tri Angga)

Toleran

Kebersamaan Kreatifitas

Kegiatan tidak

mengganggu kegiatan proses pembelajaran

(33)

ILMU PENGETAHUAN

SIMBOL DAN NILAI

Patung Dewi Saraswati. Simbol ilmu pengetahuan.

Wanita memiliki sifat lembut tetapi kuat, menarik, dan cantik.

Ilmu pengetahuan juga demikian, memiliki daya tarik dan keindahan.

Pembelajaran:

Mahasiswa sepatutnya tidak pernah

berhenti mengejar ilmu pengetahuan, tidak pernah bosan, sambil bertaqwa, selalu

mengutamakan kebenaran dan kejujuran Patung Dewi Saraswati.

Simbol ilmu pengetahuan.

Wanita memiliki sifat lembut tetapi kuat, menarik, dan cantik.

Ilmu pengetahuan juga demikian, memiliki daya tarik dan keindahan.

Pembelajaran:

Mahasiswa sepatutnya tidak pernah

berhenti mengejar ilmu pengetahuan, tidak pernah bosan, sambil bertaqwa, selalu

(34)

Angsa, simbol kebijaksanaan, bisa membedakan baik dan buruk, juga

perlambang kekuasaan di ketiga dunia.

Nilai kebenaran dan kejujuran dari ilmu pengetahuan

Angsa, simbol kebijaksanaan, bisa membedakan baik dan buruk, juga

perlambang kekuasaan di ketiga dunia.

Nilai kebenaran dan kejujuran dari ilmu pengetahuan

Genitri, simbol keabadian.

Nilai ketidak terbatasan (ketidak terputusan) daripada ilmu

(35)

Teratai . simbol penerangan. Tidak pernah tenggelam walau banjir sekalipun.

Nilai kelanggengan daripada ilmu pengetahuan

Pustaka suci, simbol ilmu pengetahuan suci.

Nilai kemuliaan ilmu pengetahuan

Pustaka suci, simbol ilmu pengetahuan suci.

Nilai kemuliaan ilmu pengetahuan

Sitar sebagai simbol seni

(36)

No. JENIS KEGIATAN NILAI YANG

DIKEMBANGKAN KEGIATANSTRATEGI IMPLEMENTASIKEGIATAN WAKTU

1. Penalaran dan

keilmuan Kejujuran,kecerdasan, etika, didiplin, ketangguhan Pelaksanaan ormawa, kompetisi, dan pendam-pingan, pelatihan, workshop, kompetisi 1. Seminar 2. Lokakarya 3. Diskusi 4. Lombakarya 5. PKM 6. PIMNAS 7. MAWAPRES 8. IMTGT Carnival Terjadwal Pelaksanaan ormawa, kompetisi, dan pendam-pingan, pelatihan, workshop, kompetisi 1. Seminar 2. Lokakarya 3. Diskusi 4. Lombakarya 5. PKM 6. PIMNAS 7. MAWAPRES 8. IMTGT Carnival 2. Minat, bakat, dan

(37)

No. JENIS KEGIATAN NILAI YANG

DIKEMBANGKAN KEGIATANSTRATEGI IMPLEMENTASIKEGIATAN WAKTU

3. Kesejahteraan Kejujuran, kepedulian, etika, didiplin, Inovatif, Kreatif moral Pelaksanaan ormawa, kompetisi, dan pendam-pingan, pemagangan , pelatihan 1. Seminar 2. Lokakarya 3. Diskusi 4. Lombakarya 5. PKM 6. PIMNAS 7. MAWAPRES Terjadwal Pelaksanaan ormawa, kompetisi, dan pendam-pingan, pemagangan , pelatihan

4. Minat, bakat, dan

(38)

No. JENIS KEGIATAN NILAI YANG

DIKEMBANGKAN KEGIATANSTRATEGI IMPLEMENTASIKEGIATAN WAKTU

5. Penunjang Kesopanan Kejujuran,

kecerdasan, etika, didiplin,

ketangguhan

1. Pendam-pingan 2. Kerjasam

a dengan eksternal kampus yang terkait

1. Orientasi Mahasiswa Baru

2. Pameran Buku

3. Student Day 4. English Day

Terjadwal 1.

Pendam-pingan 2. Kerjasam

a dengan eksternal kampus yang terkait

1. Orientasi Mahasiswa Baru

2. Pameran Buku

(39)

4. LANDASAN TEORITIK DAN DESKRIPSI MODEL

 Karakter bangsa terungkap melalui kebudayaanya, melalui sistem gagasan dan sistem perilakunya (Edi Sedyawati)

 Tujuan pendidikan memberikan kelaluasaan pada anak didik untuk mengembangkan diri, bukan indoktrinasi

 Mahasiswa harus dapat memahami alasan kenapa nilai yang menguatkan karakter diberikan pada mereka, asal usul alasan harus jelas.

 Pendidikan karakter lebih tepat diberikan mulai dari taman kanak-kanak, SD, SMP, sampai SMA, karena mahasiswa (di PT) karakternya sudah terbentuk sehingga yang diberikan adalah pembangkitan kembali nilai-nilai budaya yang merupakan karakter bangsa.

 Dengan demikian, pendidikan karakter yang dikembangkan adalah pendidikan Karakter Berbasis Budaya

 Karakter bangsa terungkap melalui kebudayaanya, melalui sistem gagasan dan sistem perilakunya (Edi Sedyawati)

 Tujuan pendidikan memberikan kelaluasaan pada anak didik untuk mengembangkan diri, bukan indoktrinasi

 Mahasiswa harus dapat memahami alasan kenapa nilai yang menguatkan karakter diberikan pada mereka, asal usul alasan harus jelas.

 Pendidikan karakter lebih tepat diberikan mulai dari taman kanak-kanak, SD, SMP, sampai SMA, karena mahasiswa (di PT) karakternya sudah terbentuk sehingga yang diberikan adalah pembangkitan kembali nilai-nilai budaya yang merupakan karakter bangsa.

(40)

KEBUDAYAAN SEBAGAI DETERMINAN

PERUBAHAN BANGSA

 Pentingnya kebudayaan (Harrison and Huntington, 2000) menjelaskan bahwa perbedaan budaya telah mempengaruhi perbedaan

perkembangan suatu bangsa, karenanya mereka merekomendasikan agar dibuat suatu agenda untuk mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan

perubahan sikap ke dalam pembangunan.

 Lewis (2006) lebih khusus mengungkapkan perbedaan budaya yang mempunyai dampak pada kegiatan hubungan dan bisnis internasional dengan gambaran budaya yang lebih bersifat nasional, mengilustrasikan delapan puluhan negara di dunia dengan keragaman budayanya.

 Kebudayaan meliputi nilai-nilai bersama, pemahaman, asumsi-asumsi, dan tujuan hidup yang dipelajari dari generasi sebelumnya, digunakan (dikembangkan) oleh generasi sekarang, dan diwariskan pada generasi mendatang (Deresky, 2000: 105)

 Pentingnya kebudayaan (Harrison and Huntington, 2000) menjelaskan bahwa perbedaan budaya telah mempengaruhi perbedaan

perkembangan suatu bangsa, karenanya mereka merekomendasikan agar dibuat suatu agenda untuk mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan

perubahan sikap ke dalam pembangunan.

 Lewis (2006) lebih khusus mengungkapkan perbedaan budaya yang mempunyai dampak pada kegiatan hubungan dan bisnis internasional dengan gambaran budaya yang lebih bersifat nasional, mengilustrasikan delapan puluhan negara di dunia dengan keragaman budayanya.

(41)

KEBUDAYAAN DALAM ARTI LUAS

 Kebudayaan adalah ide komunitas tentang apa yang benar, baik, indah, dan efisien; atau, kebudayaan

memiliki tujuan, nilai, dan gambaran dunia (Harrison dan Huntington, 2000: 163).

 Kebudayaan meliputi nilai-nilai bersama, pemahaman, asumsi-asumsi, dan tujuan hidup yang dipelajari dari generasi sebelumnya, digunakan (dikembangkan) oleh generasi sekarang, dan diwariskan pada generasi

mendatang (Deresky, 2000: 105).

 Hofstede (1997, 4-5) menyebut kebudayaan sebagai

mental software

 Kebudayaan adalah ide komunitas tentang apa yang benar, baik, indah, dan efisien; atau, kebudayaan

memiliki tujuan, nilai, dan gambaran dunia (Harrison dan Huntington, 2000: 163).

 Kebudayaan meliputi nilai-nilai bersama, pemahaman, asumsi-asumsi, dan tujuan hidup yang dipelajari dari generasi sebelumnya, digunakan (dikembangkan) oleh generasi sekarang, dan diwariskan pada generasi

mendatang (Deresky, 2000: 105).

 Hofstede (1997, 4-5) menyebut kebudayaan sebagai

(42)

LAPISAN KEBUDAYAAN

 Esensi daripada kebudayaan bukanlah sesuatu yang nampak di permukaan yang hanya secara langsung dinikmati oleh indera mata.

 Budaya lebih merupakan cara yang ditempuh bersama dalam memahami dan menginterpretasikan serta

mempersepsikan kehidupan masyarakat. Kebudayaan juga merupakan cara masyarakat memecahkan masalah dan merekonsiliasi dilema yang dihadapi.

 Kebudayaan ibarat bawang, terdiri dari beberapa lapisan, yang mana untuk memahaminya kita harus membuka lapis demi lapis.

 Esensi daripada kebudayaan bukanlah sesuatu yang nampak di permukaan yang hanya secara langsung dinikmati oleh indera mata.

 Budaya lebih merupakan cara yang ditempuh bersama dalam memahami dan menginterpretasikan serta

mempersepsikan kehidupan masyarakat. Kebudayaan juga merupakan cara masyarakat memecahkan masalah dan merekonsiliasi dilema yang dihadapi.

(43)

LAPISAN KEBUDAYAAN

Asumsi dasar/ Implisit

Nilai

Nilai & Norma& Norma

Artefak & Produk/ Tampilan Eksplisit

Universal

Universal

Artefak & Produk/

(44)

TIGA TINGKATAN KEBUDAYAAN

person alitas

Diwarisi dan dipelajari

Spesifik

Spesifik pada individual

budaya

Sifat manusia

Dipelajari

Diwarisi Universal

(45)

5. METODE PELAKSANAAN

Pengintegrasian nilai ke dalam kurikulum melalui: • Explicit knowledge

• Tacit knowledge Hard skills

Soft skilss

Pembelajaran lebih ditekankan pada Tacit Knowledge dan Soft Skills

Pengintegrasian nilai ke dalam kurikulum melalui: Explicit knowledge

• Tacit knowledge

• Hard skills

• Soft skilss

(46)

Hard

Hard--skills

skills dan

dan Soft

Soft--skills and Tacit Knowledge

skills and Tacit Knowledge

Jenis pengetahuan meliputi

• explicit atau codified knowledge

hard-skills

– Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang dapat diekspresikan dalam kata dan angka yang dapat dituangkan dalam formula, aturan, prinsip, dan prosedur

tacit atau uncodified knowledge.

soft-skills

Tacit knowledge adalah pengetahuan yang dapat diperoleh dari proses

sosialisasi, pendidikan informal, imitasi, observasi, maupun berbagi ide. Jenis pengetahuan ini merupakan intuisi, pengalaman, wawasan sehingga tergantung juga pada alam yang sifatnya sangat personal. Contohnya adalah ide, nilai, norma, dan kepercayaan.

Jenis pengetahuan meliputi

explicit atau codified knowledge

hard-skills

Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang dapat diekspresikan dalam kata dan angka yang dapat dituangkan dalam formula, aturan, prinsip, dan prosedur

tacit atau uncodified knowledge.

soft-skills

Tacit knowledge adalah pengetahuan yang dapat diperoleh dari proses

(47)

Pengintegrasia pendidikan karakter

INTELECTUAL CAPITAL MODEL

Tangible assets T o t

KBK

PROSES KERJA PENGINTEGRASIAN

(48)

TAHAPAN PENGINTEGRASIAN NILAI BUDAYA

1. Pertama: mengidentifikasian nilai-nilai budaya yang akan diintegrasikan yang memiliki keunggulan kompetitif. Misalnya, nilai yang terkandung dalam Tri Hita Karana, Tri Kaya Parisudha, Rwa Binedha, yang

diantaranya menyangkut konsep waktu, tempat, perbedaan, dsb.

2. Kedua, mengklasifikasikan proses pengintegrasian melalui hard-skills

dan atau soft-skills pada subyek bahasan.

3. Ketiga, melakukan rekonsiliasi antara nilai budaya luar dengan nilai budaya sendiri. Ini berarti harus ada pemahaman dan penguasaan terlebih dahulu atas nilai-nilai luar dan dalam tersebut, karena dalam prosesnya tidak selalu nilai luar dan nilai dalam harus berbenturan tetapi dapat membentuk nilai baru yang positif bagi pembangunan, seperti selera lokal produk global

4. Keempat,melakukan penelitian sebagai penunjang kurikulum (MK)

yang berkaitan dengan nilai budaya yang diunggulkan karena sifatnya yang dinamis

1. Pertama: mengidentifikasian nilai-nilai budaya yang akan diintegrasikan yang memiliki keunggulan kompetitif. Misalnya, nilai yang terkandung dalam Tri Hita Karana, Tri Kaya Parisudha, Rwa Binedha, yang

diantaranya menyangkut konsep waktu, tempat, perbedaan, dsb.

2. Kedua, mengklasifikasikan proses pengintegrasian melalui hard-skills

dan atau soft-skills pada subyek bahasan.

3. Ketiga, melakukan rekonsiliasi antara nilai budaya luar dengan nilai budaya sendiri. Ini berarti harus ada pemahaman dan penguasaan terlebih dahulu atas nilai-nilai luar dan dalam tersebut, karena dalam prosesnya tidak selalu nilai luar dan nilai dalam harus berbenturan tetapi dapat membentuk nilai baru yang positif bagi pembangunan, seperti selera lokal produk global

4. Keempat,melakukan penelitian sebagai penunjang kurikulum (MK)

(49)

MELAKUKAN PENELITIAN UTK MENDUKUNG KURIKULUM

DLM MENGEMBANGKAN NILAI KOMPETITIF

Misalnya:

1. Apakah nilai tentang kerja di masa depan dapat dipertahankan, yaitu bekerja hendaknya dilandasi sepenuhnya oleh dedikasi dan loyalitas dalam upaya memperoleh kualitas hasil yang baik?

2. Apakah orientasi waktu yang dilandasi tradisi dapat diterapkan pada kehidupan sosial dan ekonomi?

3. Apakah nilai toleransi dalam kehidupan sosial dapat dan sepatutnya diterapkan dalam kehidupan bisnis?

4. Dsb Misalnya:

1. Apakah nilai tentang kerja di masa depan dapat dipertahankan, yaitu bekerja hendaknya dilandasi sepenuhnya oleh dedikasi dan loyalitas dalam upaya memperoleh kualitas hasil yang baik?

2. Apakah orientasi waktu yang dilandasi tradisi dapat diterapkan pada kehidupan sosial dan ekonomi?

3. Apakah nilai toleransi dalam kehidupan sosial dapat dan sepatutnya diterapkan dalam kehidupan bisnis?

(50)

PEMBELAJARAN LEBIH DOMINAN MELALUI SOFT

SKILLS

 Produk pendidikan tidak terstandardisasi, melainkan proses

pendidikan,

 Ijasah bukanlah tujuan akhir, melainkan keterampilan

teknis dan kompetensi,

 Masa depan tidak menentu dan tidak sepenuhnya dapat

diprediksi oleh hard skills,

 Soft skills mampu memberdayakan dan menciptakan

peluang,

 Soft skills mengembangkan etika profesiobal,  Hard skills sifatnya terbatas,

 Soft skills membentuk investasi masa depan.

 Produk pendidikan tidak terstandardisasi, melainkan proses

pendidikan,

 Ijasah bukanlah tujuan akhir, melainkan keterampilan

teknis dan kompetensi,

 Masa depan tidak menentu dan tidak sepenuhnya dapat

diprediksi oleh hard skills,

 Soft skills mampu memberdayakan dan menciptakan

peluang,

 Soft skills mengembangkan etika profesiobal,  Hard skills sifatnya terbatas,

(51)

BAGAIMANA MENTRANSFER SOFT SKILLS

1. Perubahan dari teaching centered learning ke student centered learning,

2. Menyeimbangkan antara keunggulan akademik dengan kecocokan bagi tujuan kualitas,

3. Mengakomodasikan pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel,

4. Membuat agar semua dosen dan mahasiswa berpartisipasi,

5. Mengantisipasi dan merespon perubahan. 1. Perubahan dari teaching centered learning ke

student centered learning,

2. Menyeimbangkan antara keunggulan akademik dengan kecocokan bagi tujuan kualitas,

3. Mengakomodasikan pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel,

4. Membuat agar semua dosen dan mahasiswa berpartisipasi,

(52)

PROPORSI KONTEN SOFT-SKILLS DALAM PENDIDIKAN KARAKTER

Doktor

Magister

Pendidikan Pendidikan akademik akademik

Magister Sarjana

Diploma IV Diploma III Diploma II Diploma I

Pendidikan Pendidikan profesional profesional

SOFT SOFT SKILLS SKILLS

SOFT SKILLS

(53)

PROSES PEMBELAJARAN

MASING-MASING DOSEN MEMASUKKAN NILAI-NILAI

KARAKTER KE DALAM MATA KULIAH SEBAGAI BIDANG

KAJIAN

MK

KAJIAN

NILAI

SUMBER

Sosial politik Konflik

Toleransi

Desa-Kala-Patra

Hukum

Kasus Pidana Kejujuran

Karmapala

(54)
(55)

Referensi

Dokumen terkait

Obwohl die KIDRON Vermögens- verwaltung GmbH der Auffassung ist, dass die Angaben auf ver lässlichen Quellen beruhen, kann sie für die Qualität, Richtigkeit, Aktualität oder

Dalam penetapan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan perlu kecermatan terhadap media lingkungan, yaitu media yang memungkinkan terjadinya interaksi

Dengan begitu akan menjadi perhatian, “Bagaimana pun keadaan keturunan Ibrahim as, darinya akan berlangsung silsilah kenabian, sementara orang lain akan dihalangi

Pada pandangan pembangun, untuk menghasilkan pembangunan laman web berasaskan pendidikan, terdapat 3 bidang yang perlu pembangun kuasai iaitu penguasaan isi

Hasil dari analisis pada penelitian ini adalah sebaiknya Industri Mebel Jati Jepara “pak Sahid” menerapkan penggunaan sistem informasi akuntansi berbasis teknologi

Pekerja di PT Bengkalis Kuda Laut memiliki keterbatasan pengetahuan dalam melaporkan kejadian yang telah mereka alami, sehingga ini menjadi hambatan merek dalam

Sumber data diperoleh dari: Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), Bank Indonesia serta literatur lain yang mendukung.

Akibatnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dianggap sebagai mata pelajaran hafalan, yang penting peserta didik dapat dalil politik, lembaga-lembaga