POLA ILMIAH POKOK
(PIP) UNIVERSITAS UDAYANA
DAN
PEMBENTUKAN KARAKTER
P2KBK_FH_2010 1
POLA ILMIAH POKOK
(PIP) UNIVERSITAS UDAYANA
DAN
PEMBENTUKAN KARAKTER
Wayan Windia
LAMBANG UNUD
CAKRA WIDYA PRAWARTANA
CAKRA WIDYA PRAWARTANA
MOTO UNUD
TAKI
TAKI--TAKINING SEWAKA GUNA WIDYA
TAKINING SEWAKA GUNA WIDYA
P2KBK_FH_2010 2
POLA ILMIAH POKOK (PIP) :
RAKER REKTOR SE INDONESIA
TGL. 17-19 PEBRUARI 1975
MENETAPKAN POLA ILMIAH POKOK (PIP)
SEBAGAI DASAR ORIENTASI LEMBAGA
PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA
RAPAT SENAT UNUD
TGL. 12 MARET 1976
MENETAPKAN PIP UNUD : KEBUDAYAAN
RAPAT SENAT UNUD
TGL. 12 MARET 1976
MENETAPKAN PIP UNUD : KEBUDAYAAN
PEDOMAN IMPLEMENTASI PIP
KEBUDAYAAN DI UNIVERSITAS
UDAYANA
TAHUN 2005.
SENAT UNUD
MENETAPKAN VISI UNUD :
UNGGUL, MANDIRI, DAN
MANUAL MUTU AKADEMIK
INDIKATOR IMPLEMENTASI POLA ILMIAH POKOK (PIP) KEBUDAYAAN UNIV. UDAYANA
TGL. 12 SEPTEMBER 2009
PIP SEBAGAI ALAT UNTUK MENJABARKAN VISI
STANDAR UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2015
APA ITU POLA ILMIAH POKOK (PIP) ?
•
Pola pengembangan ilmiah
di PT yang
harus memiliki dasar orientasi ilmiah
.
•
Dasar (pokok) orientasi ilmiah itu harus
mewarnai
pengembangan ilmu di PT tsb.
Warna pengembangan ilmu tsb,
bersumber dari lokasi
di mana PT itu ber
lokasi.
Pola pengembangan ilmiah
di PT yang
harus memiliki dasar orientasi ilmiah
.
Dasar (pokok) orientasi ilmiah itu harus
mewarnai
pengembangan ilmu di PT tsb.
•
Warna pengembangan ilmu tsb,
bersumber dari lokasi
di mana PT itu ber
lokasi.
TUJUAN PENGEMBANGAN PIP
•
PT memiliki
ciri khas
.
•
Dosen memiliki pegangan dasar dalam
proses pembelajaran.
Alumni memiliki bekal
kearifan lokal
dan
kejiwaan
(dalam bentuk
soft skill
), dalam
rangka pembentukan karakter.
P2KBK_FH_2010 6
PT memiliki
ciri khas
.
Dosen memiliki pegangan dasar dalam
proses pembelajaran.
•
Alumni memiliki bekal
kearifan lokal
dan
LEVEL IMPLEMENTASI PIP
•
PRODI : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (
SKL
)/CP
PRODI.
•
MATA KULIAH : STANDAR KOMPETENSI (
SK
)/CP MATA
KULIAH.
POKOK BAHASAN : KOMPETENSI DASAR (
KD
)/CP
POKOK BAHASAN.
107 ELEMEN KEBUDAYAAN (BALI), YANG DAPAT
DISINGGUNG/DIBAHAS DALAM KULIAH (Manual
Mutu Akademik, BPMU).
PRODI : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (
SKL
)/CP
PRODI.
MATA KULIAH : STANDAR KOMPETENSI (
SK
)/CP MATA
KULIAH.
•
POKOK BAHASAN : KOMPETENSI DASAR (
KD
)/CP
POKOK BAHASAN.
•
107 ELEMEN KEBUDAYAAN (BALI), YANG DAPAT
DISINGGUNG/DIBAHAS DALAM KULIAH (Manual
Mutu Akademik, BPMU).
POLA
ILMIAH
POKOK
(PIP)
PENDIDIKAN
KARAKTER
DIKTI
Pengertian Umum Karakter
•
Karakter mendemonstrasikan etika atau
sistem nilai personal yang ideal (baik dan
penting) untuk eksistensi diri dan
berhubungan dengan orang lain.
Character is defined as the combination of qualities or
features that distinguishes one person, group, or thing from
another
(American Heritage Dictionary of the English Language: 4thedition
Karakter mendemonstrasikan etika atau
sistem nilai personal yang ideal (baik dan
penting) untuk eksistensi diri dan
berhubungan dengan orang lain.
•
Character is defined as the combination of qualities or
features that distinguishes one person, group, or thing from
another
(American Heritage Dictionary of the English Language: 4thPengertian Karakter
•
Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai
kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik,
dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang
terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam
perilaku.
•
Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir,
olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa
seseorang atau sekelompok orang.
Karakter merupakan ciri khas seseorang atau
sekelompok orang yang mengandung nilai,
kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam
menghadapi kesulitan dan tantangan.
Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai
kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik,
dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang
terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam
perilaku.
•
Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir,
olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa
seseorang atau sekelompok orang.
•
Karakter merupakan ciri khas seseorang atau
sekelompok orang yang mengandung nilai,
kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam
menghadapi kesulitan dan tantangan.
•
Pendidikan karakter
dapat dimaknai sebagai
pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak, yang
bertujuan mengembangkan kemampuan
peserta didik untuk memberikan keputusan
baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan
mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan
sehari-hari dengan sepenuh hati.
Pendidikan karakter
dapat dimaknai sebagai
pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak, yang
bertujuan mengembangkan kemampuan
Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa
Tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepadaTuhan Yang Maha Esa (UU RI No 17 Tahun 2007 Tentang
RPJPN 2005-2025) BANGSA BERKARAKTERBANGSA BERKARAKTER BANGSA YANG MERDEKA, BERSATU, BERDAULAT, BANGSA YANG MERDEKA, BERSATU, BERDAULAT, Pembagunan Karakter Bangsa
R A N:
POLHUKAM, KESRA, PEREKONOMIAN
R A N:
POLHUKAM, KESRA, PEREKONOMIAN
1. Disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila.
2. Keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila. 3. Bergesernya nilai etika
dalam kehidupan berbangsa dan
PERMASALAHAN BANGSA DAN NEGARAPERMASALAHAN BANGSA DAN NEGARA
+ Tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa (UU RI No 17 Tahun 2007 Tentang
RPJPN 2005-2025) BERDAULAT, ADIL DAN MAKMUR BERDAULAT, ADIL DAN MAKMUR Bangsa
R A N:
PEREKONOMIAN
R A N:
PEREKONOMIAN
berbangsa dan bernegara.
4. Memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa. 5. Ancaman disintegrasi
Arah, Tahapan dan Prioritas
Arah:
Sebagai bagian tak terpisahkan dalampencapaian visi dan misi pembangunannasional (RPJP 2005 -2025)Tahapan & prioritas:
Tahap I : 2010 – 2014:
(1) Reorientasi dan penyadaran akan pentingnya pembangunan karakter bangsa.
13
(1) Reorientasi dan penyadaran akan pentingnya pembangunan karakter bangsa.
(2) Penyusunan perangkat kebijakan terpadu dan pemberdayaan pemangku kepentingan agar dpt melaksanakan pembangungan karakter bangsa secara efektif.
(3) Pelaksanaan, pemantapan dan evaluasi pembangunan karakter bangsa.
Tahap II: 2014 – 2010:
Pengukuhan nilai-nilai dalamkarakter bangsa, dan pemantapan pelaksanaan pembangunan karakter bangsa serta evaluasi pelaksanaannya.
Tahap III: 2020 – 2025:
Strategi Pembangunan Karakter Bangsa
A. Sosialisasi: Penyadaran semua pemangku kepentingan akan pentingnya karakter
bangsa. Media cetak dan elektronik perlu berperanserta dalamsosialisasi
A. Sosialisasi: Penyadaran semua pemangku kepentingan akan pentingnya karakter
bangsa. Media cetak dan elektronik perlu berperanserta dalamsosialisasi
B.Pendidikan:Formal (satuan pendidikan), nonformal (kegiatan
keagamaan,kursus, pramuka dll.), informal (keluarga, masyarakat, dan tempat kerja), forum pertemuan (kepemudaan)
B.Pendidikan:Formal (satuan pendidikan), nonformal (kegiatan
keagamaan,kursus, pramuka dll.), informal (keluarga, masyarakat, dan tempat kerja), forum pertemuan (kepemudaan)
C. Pemberdayaan: Memberdayakan semua pemangku kepentingan (orang tua, satuan
pendidikan, ormas, dsb.) agar dapat berperan aktif dalampendidikan karakter
C. Pemberdayaan: Memberdayakan semua pemangku kepentingan (orang tua, satuan
pendidikan, ormas, dsb.) agar dapat berperan aktif dalampendidikan karakter
D. Pembudayaan:Perilaku berkarakter dibina dan dikuatkan dengan penanaman
nilai-nilai kehidupan agar menjadi budaya
D. Pembudayaan:Perilaku berkarakter dibina dan dikuatkan dengan penanaman
nilai-nilai kehidupan agar menjadi budaya
E. Kerjasama:Membangun kerjasama sinergis antara semua pemangku kepentingan
E. Kerjasama:Membangun kerjasama sinergis antara semua pemangku kepentingan
Mengembangkan karakter peserta didik agar mampu
mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila
• Pengembangkan potensi dasar, agar berhati baik, berpikiran baik & berperilaku baik .
• Pebaikan thd perilaku yg kurang baik dan penguatan perilaku yg sudah baik.
TUJUAN:
FUNGSI:
Tujuan, Fungsi, Ruang Lingkup
Pebaikan thd perilaku yg kurang baik dan penguatan perilaku yg sudah baik.
• Penyaring budaya yg kurang sesuai dg nilai-nilai luhur Pancasila.
Satuan Pendidikan, Keluarga, dan Masyarakat
RUANG LINGKUP SASARAN
1. Undang - Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005 2025
1. Undang - Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005 2025
3.Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010
3.Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010
Rujukan Penyusunan Kebijakan Nasional Pendidikan Karakter Rujukan Penyusunan Kebijakan Nasional Pendidikan Karakter
Rujukan Penyusunan Kebijakan Nasional
Pendidikan Karakter
2. Undang - Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang - Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3.Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010
3.Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010
4. Arahan Presiden RI dalam Sidang Kabinet Terbatas Bidang Kesra tanggal 18 Maret 2010
4. Arahan Presiden RI dalam Sidang Kabinet Terbatas Bidang Kesra tanggal 18 Maret 2010
5. Arahan Presiden RI pada Rapat Kerja Nasional di Tampak Siring, Bali Tanggal 19- 20 April 2010 5. Arahan Presiden RI pada Rapat Kerja Nasional di
Tampak Siring, Bali Tanggal 19- 20 April 2010
6. Arahan Presiden RI pada Puncak Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Istana Negara Tanggal 11 Mei 2010
OLAH HATI
OLAH PIKIR
jujur,beriman dan bertakwa, amanah, adil,
bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela
berkorban, dan berjiwa patriotik
jujur,beriman dan bertakwa, amanah, adil,
bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela
berkorban, dan berjiwa patriotik
peduli, ramah, santun, rapi, nyaman, saling menghargai, toleran, suka menolong, gotong royong,
nasionalis, kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan
bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja
keras, dan beretos kerja
peduli, ramah, santun, rapi, nyaman, saling menghargai, toleran, suka menolong, gotong royong,
nasionalis, kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan
bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja
keras, dan beretos kerja
cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir
terbuka, produktif, berorientasi Ipteks,
dan reflektif
cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir
terbuka, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif Perilaku Berkarakter OLAH RASA/ KARSA OLAH RAGA
peduli, ramah, santun, rapi, nyaman, saling menghargai, toleran, suka menolong, gotong royong,
nasionalis, kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan
bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja
keras, dan beretos kerja
peduli, ramah, santun, rapi, nyaman, saling menghargai, toleran, suka menolong, gotong royong,
nasionalis, kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan
bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja
keras, dan beretos kerja
tangguh,bersih dan sehat, disiplin, sportif, andal, berdaya tahan,
bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan
gigih
tangguh,bersih dan sehat, disiplin, sportif, andal, berdaya tahan,
bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan
gigih
17
Tema Pembangunan Karakter Bangsa dan
Pendidikan Karakter
Membangun generasi yang
JUJUR, CERDAS,
TANGGUH
,
dan
PEDULI
Membangun generasi yang
JUJUR, CERDAS,
INTERVENSI INTERVENSI
Perilaku Berkarakter
MASYA-RAKAT
PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN
Agama, Pancasila, UUD 1945, UU No. 20/2003 ttg
Sisdiknas
Teori Pendidikan,
Psikologi,
Nilai-nilai Luhur
STRATEGI
PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA
MELALUI PENDIDIKAN
KELUARGA
SATUAN PENDIDIKAN
19
HABITUASI HABITUASI
Berkarakter
Psikologi, Nilai, Sosial
Budaya
Pengalaman terbaik (best practices)dan
praktik nyata
Luhur
PERANGKAT PENDUKUNG Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya, Lingkungan, Sarana dan Prasarana, Kebersamaan, Komitmen pemangku
PT
pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya
budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup
anak-anak kita.. (Ki Hajar Dewantoro)
Pendidikan Karakter Secara Utuh:
Pendidikan Karakter Secara Utuh:
Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, Inovatif Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, Inovatif
Pendidikan AKADEMIK
TK/ SD
SM P
SM A
Pendidikan KARAKTER Pendidikan
Pelaksanaan Pendidikan Karakter
di Perguruan Tinggi
KEGIATAN
Integrasi ke dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kpd
masyarakat yang berkarakter
Pembiasaan dalam kehidupan keseharian di Perguruan Tinggi
BUDAYA PT
TRI DHARMA KEGIATAN
KESEHARIAN KEGIATAN
KEMAHASIS WAAN
Integrasi ke dalam kegiatan kemahasiswaan antara lain: Pramuka, Olahraga, Karya Tulis, Seni
Penerapan pembiasaan kehidupan keseharian di lingkungan keluarga,
asrama, dan masyarakat 21
BUDAYA PT
(KAMPUS)/ BUDAYA ORGANISASI
Perspektif Nilai-nilai karakter dlm totalitas Budaya Akademik
TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI
DI
NA
M
IK
A
EK
ST
ER
NA
L
LA
TA
R
BE
LA
KA
NG
PERGURUAN TINGGIPERGURUAN TINGGILINGKUNGANLINGKUNGANDOSEN
DOSEN MAHASISWAMAHASISWA
ORI ENTASI / ARAH
MASYARAKAT AKADEMIK
DI
NA
M
IK
A
EK
ST
ER
NA
L
LA
TA
R
BE
LA
KA
NG
ETIKA AKADEMIK
ORI ENTASI / ARAHPERKEMBANGAN BUDAYA AKADEMI K
NI LAI - NI LAI LUHUR
MEMBANGUN BUDAYA AKADEMIK
PT Unggul Pengakuan Standar
UNIVERSITAS UDAYANA
1. LATAR BELAKANG
a. Kehidupan Bermasyarakat
Arus globalisasi yang berkembang demikian pesat dan
terbuka di semua sektor dapat menggerus rasa nasionalisme Indonesia dan dapat memperlemah nilai-nilai kebangsaan, memudarkan negara-bangsa (nation state).
Modal sosial yang kaya, bersumber dari berbagai suku, agama, ras, bahasa, dan lainnya mengalami kemerosotan sehingga menimbulkan berbagai konflik dan kekerasan
Pendidikan yang lebih mementingkan outcome daripada proses secara perlahan dapat merusak karakter bangsa karena anak didik terbiasa berpikir instan untuk
memperoleh hasil dengan cepat a. Kehidupan Bermasyarakat
Arus globalisasi yang berkembang demikian pesat dan
terbuka di semua sektor dapat menggerus rasa nasionalisme Indonesia dan dapat memperlemah nilai-nilai kebangsaan, memudarkan negara-bangsa (nation state).
Modal sosial yang kaya, bersumber dari berbagai suku, agama, ras, bahasa, dan lainnya mengalami kemerosotan sehingga menimbulkan berbagai konflik dan kekerasan
Pendidikan yang lebih mementingkan outcome daripada proses secara perlahan dapat merusak karakter bangsa karena anak didik terbiasa berpikir instan untuk
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat,
berilmu,
cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
dan bertanggung jawab .
b. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
UU No.20 Tahun 2003: Pasal 3
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat,
berilmu,
cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
dan bertanggung jawab .
c. PIP Kebudayaan Sebagai landasan Pendidikan Karakter
Kebudayaan sebagai warna keilmuan Unud ditetapkan, 12 Maret 1976.
Sebagai basis pengembangan keilmuan, kebudayaan harus diintegrasikan dalam kurikulum (berbasis kompetensi).
Karena dia sebagai basis, maka kompetensi kurikulum sepatutnya adalah kebudayaan.
Yang diintegrasikan adalah
nilai-nilai budaya yang
bersifat universal
bagi umat manusia
Visi : Unggul, Mandiri, Berbudaya
Kebudayaan sebagai warna keilmuan Unud ditetapkan, 12 Maret 1976.
Sebagai basis pengembangan keilmuan, kebudayaan harus diintegrasikan dalam kurikulum (berbasis kompetensi).
Karena dia sebagai basis, maka kompetensi kurikulum sepatutnya adalah kebudayaan.
2. TUJUAN
• Meningkatkan pemahaman tentang karakter bangsa dalam pembangunan dan kehidupan masyarakat
• Meningkatkan pemahaman dalam melakukan sesuatu untuk hidup, mengerjakan apa yang telah diketahui dan kompeten di bidangnya
Memahami pembelajaran untuk mengenal diri sendiri, karakter diri yang tak terpisah dari pengaruh lingkungan, menjadi human .
Belajar bagaimana hidup bersama berdampingan
membangun jejaring demi kepentingan nasional yang lebih besar.
Meningkatkan pemahaman tentang karakter bangsa dalam pembangunan dan kehidupan masyarakat
Meningkatkan pemahaman dalam melakukan sesuatu untuk hidup, mengerjakan apa yang telah diketahui dan kompeten di bidangnya
• Memahami pembelajaran untuk mengenal diri sendiri, karakter diri yang tak terpisah dari pengaruh lingkungan, menjadi human .
• Belajar bagaimana hidup bersama berdampingan
3. NILAI-NILAI YANG DIKEMBANGKAN
1. Nilai-nilai yang dikembangkan terutama nilai-nilai
budaya yang bersifat universal.
2. Nilai-nilai yang merupakan local genius yang dapat
diterima oleh masyarakat lain karena sifatnya
universal
3. Nilai-nilai yang bersumber dari berbagai elemen, antara lain: Agama
Sikap dan perilaku Komunikasi
Struktur sosial Lingkungan
1. Nilai-nilai yang dikembangkan terutama nilai-nilai
budaya yang bersifat universal.
2. Nilai-nilai yang merupakan local genius yang dapat
diterima oleh masyarakat lain karena sifatnya
universal
3. Nilai-nilai yang bersumber dari berbagai elemen, antara lain:
• Agama
• Sikap dan perilaku
• Komunikasi
• Struktur sosial
SUMBER NILAI-NILAI YANG DIKEMBANGKAN
UNUD
Parahyangan
KEARIFAN LOKAL
TRI HITA KARANA
Jalan hidup 3 penyebab kesejahteraan:
Hubungan harmonis:
Manusia-Tuhan, Manusia-Manusia, Manusia-Lingkungan
Manusia Lingkungan Manusia
Pawongan Palemahan
KEARIFAN LOKAL
TRI HITA KARANA
Jalan hidup 3 penyebab kesejahteraan:
Hubungan harmonis:
Kearifan Lokal
Hubungan Harmonis Manusia dengan Lingkungan
Nilai yang terkandung:
Respek terhadap alam: Pengendalian diri
1. Tumbuh-tumbuhan Serasi/Selaras
2. Hewan Seimbang
2. Hewan Seimbang
Respek terhadap hasil karya manusia:
1. Seni Rasa syukur
Kearifan Lokal
Hubungan Manusia dengan Manusia
Konsep Nilai
Filosofi hidup Kerja untuk kerja Loyalitas, Tekun,
Customized , Hubungan, Non-materi
Desa-Kala-Patra Ucapan dan tindakan sesuai tempat, waktu, kondisi
Toleransi, Pengekangan diri
Tri Kaya Parisudha Pikiran, ucapan dan
tindakan sejalan Konsistensi, kebenaran Tri Kaya Parisudha Pikiran, ucapan dan
tindakan sejalan Konsistensi, kebenaran Kasta (Catur Warna) Pembagian fungsi sesuai
kemampuan Profesional, Fokus,Spesialisasi Rwa-bhineda Dua Sisi Berbeda
Simbol Hitam-Putih Ko-eksistensi, KeterbukaanToleransi, Fairness
Tat Twam Asi Aku adalah Kau Kebersamaan Karma Pala Kausalitas: Hasil sesuai
TRI HITA KARANA DI KAMPUS - PALEMAHAN
Nilai Kegiatan Palemahan
Tanggungjawab
Pengendalian diri Penghijauan kampus Pelestarian lingkungan Tanggungjawab Kebersihan kampus Pengelolaan limbah
Estetika Keasrian kampus Keasrian kampus
Tanggungjawab
Pengendalian diri Penggunaan energi, listrikdan air yang efisien Penggunaan energi
Tanggungjawab
Pengendalian diri Penggunaan energi, listrikdan air yang efisien
Keseimbangan
Harmonis Kegiatan tidakmengganggu kegiatan proses pembelajaran
Tata letak bangunan
Kesesuaian dengan ketentuan yang berlaku, kalau di Bali
kesesuaian dengan Tri Mandala dan Tri Angga)
Toleran
Kebersamaan Kreatifitas
Kegiatan tidak
mengganggu kegiatan proses pembelajaran
ILMU PENGETAHUAN
SIMBOL DAN NILAI
Patung Dewi Saraswati. Simbol ilmu pengetahuan.
Wanita memiliki sifat lembut tetapi kuat, menarik, dan cantik.
Ilmu pengetahuan juga demikian, memiliki daya tarik dan keindahan.
Pembelajaran:
Mahasiswa sepatutnya tidak pernah
berhenti mengejar ilmu pengetahuan, tidak pernah bosan, sambil bertaqwa, selalu
mengutamakan kebenaran dan kejujuran Patung Dewi Saraswati.
Simbol ilmu pengetahuan.
Wanita memiliki sifat lembut tetapi kuat, menarik, dan cantik.
Ilmu pengetahuan juga demikian, memiliki daya tarik dan keindahan.
Pembelajaran:
Mahasiswa sepatutnya tidak pernah
berhenti mengejar ilmu pengetahuan, tidak pernah bosan, sambil bertaqwa, selalu
Angsa, simbol kebijaksanaan, bisa membedakan baik dan buruk, juga
perlambang kekuasaan di ketiga dunia.
Nilai kebenaran dan kejujuran dari ilmu pengetahuan
Angsa, simbol kebijaksanaan, bisa membedakan baik dan buruk, juga
perlambang kekuasaan di ketiga dunia.
Nilai kebenaran dan kejujuran dari ilmu pengetahuan
Genitri, simbol keabadian.
Nilai ketidak terbatasan (ketidak terputusan) daripada ilmu
Teratai . simbol penerangan. Tidak pernah tenggelam walau banjir sekalipun.
Nilai kelanggengan daripada ilmu pengetahuan
Pustaka suci, simbol ilmu pengetahuan suci.
Nilai kemuliaan ilmu pengetahuan
Pustaka suci, simbol ilmu pengetahuan suci.
Nilai kemuliaan ilmu pengetahuan
Sitar sebagai simbol seni
No. JENIS KEGIATAN NILAI YANG
DIKEMBANGKAN KEGIATANSTRATEGI IMPLEMENTASIKEGIATAN WAKTU
1. Penalaran dan
keilmuan Kejujuran,kecerdasan, etika, didiplin, ketangguhan Pelaksanaan ormawa, kompetisi, dan pendam-pingan, pelatihan, workshop, kompetisi 1. Seminar 2. Lokakarya 3. Diskusi 4. Lombakarya 5. PKM 6. PIMNAS 7. MAWAPRES 8. IMTGT Carnival Terjadwal Pelaksanaan ormawa, kompetisi, dan pendam-pingan, pelatihan, workshop, kompetisi 1. Seminar 2. Lokakarya 3. Diskusi 4. Lombakarya 5. PKM 6. PIMNAS 7. MAWAPRES 8. IMTGT Carnival 2. Minat, bakat, dan
No. JENIS KEGIATAN NILAI YANG
DIKEMBANGKAN KEGIATANSTRATEGI IMPLEMENTASIKEGIATAN WAKTU
3. Kesejahteraan Kejujuran, kepedulian, etika, didiplin, Inovatif, Kreatif moral Pelaksanaan ormawa, kompetisi, dan pendam-pingan, pemagangan , pelatihan 1. Seminar 2. Lokakarya 3. Diskusi 4. Lombakarya 5. PKM 6. PIMNAS 7. MAWAPRES Terjadwal Pelaksanaan ormawa, kompetisi, dan pendam-pingan, pemagangan , pelatihan
4. Minat, bakat, dan
No. JENIS KEGIATAN NILAI YANG
DIKEMBANGKAN KEGIATANSTRATEGI IMPLEMENTASIKEGIATAN WAKTU
5. Penunjang Kesopanan Kejujuran,
kecerdasan, etika, didiplin,
ketangguhan
1. Pendam-pingan 2. Kerjasam
a dengan eksternal kampus yang terkait
1. Orientasi Mahasiswa Baru
2. Pameran Buku
3. Student Day 4. English Day
Terjadwal 1.
Pendam-pingan 2. Kerjasam
a dengan eksternal kampus yang terkait
1. Orientasi Mahasiswa Baru
2. Pameran Buku
4. LANDASAN TEORITIK DAN DESKRIPSI MODEL
Karakter bangsa terungkap melalui kebudayaanya, melalui sistem gagasan dan sistem perilakunya (Edi Sedyawati)
Tujuan pendidikan memberikan kelaluasaan pada anak didik untuk mengembangkan diri, bukan indoktrinasi
Mahasiswa harus dapat memahami alasan kenapa nilai yang menguatkan karakter diberikan pada mereka, asal usul alasan harus jelas.
Pendidikan karakter lebih tepat diberikan mulai dari taman kanak-kanak, SD, SMP, sampai SMA, karena mahasiswa (di PT) karakternya sudah terbentuk sehingga yang diberikan adalah pembangkitan kembali nilai-nilai budaya yang merupakan karakter bangsa.
Dengan demikian, pendidikan karakter yang dikembangkan adalah pendidikan Karakter Berbasis Budaya
Karakter bangsa terungkap melalui kebudayaanya, melalui sistem gagasan dan sistem perilakunya (Edi Sedyawati)
Tujuan pendidikan memberikan kelaluasaan pada anak didik untuk mengembangkan diri, bukan indoktrinasi
Mahasiswa harus dapat memahami alasan kenapa nilai yang menguatkan karakter diberikan pada mereka, asal usul alasan harus jelas.
Pendidikan karakter lebih tepat diberikan mulai dari taman kanak-kanak, SD, SMP, sampai SMA, karena mahasiswa (di PT) karakternya sudah terbentuk sehingga yang diberikan adalah pembangkitan kembali nilai-nilai budaya yang merupakan karakter bangsa.
KEBUDAYAAN SEBAGAI DETERMINAN
PERUBAHAN BANGSA
Pentingnya kebudayaan (Harrison and Huntington, 2000) menjelaskan bahwa perbedaan budaya telah mempengaruhi perbedaan
perkembangan suatu bangsa, karenanya mereka merekomendasikan agar dibuat suatu agenda untuk mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan
perubahan sikap ke dalam pembangunan.
Lewis (2006) lebih khusus mengungkapkan perbedaan budaya yang mempunyai dampak pada kegiatan hubungan dan bisnis internasional dengan gambaran budaya yang lebih bersifat nasional, mengilustrasikan delapan puluhan negara di dunia dengan keragaman budayanya.
Kebudayaan meliputi nilai-nilai bersama, pemahaman, asumsi-asumsi, dan tujuan hidup yang dipelajari dari generasi sebelumnya, digunakan (dikembangkan) oleh generasi sekarang, dan diwariskan pada generasi mendatang (Deresky, 2000: 105)
Pentingnya kebudayaan (Harrison and Huntington, 2000) menjelaskan bahwa perbedaan budaya telah mempengaruhi perbedaan
perkembangan suatu bangsa, karenanya mereka merekomendasikan agar dibuat suatu agenda untuk mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan
perubahan sikap ke dalam pembangunan.
Lewis (2006) lebih khusus mengungkapkan perbedaan budaya yang mempunyai dampak pada kegiatan hubungan dan bisnis internasional dengan gambaran budaya yang lebih bersifat nasional, mengilustrasikan delapan puluhan negara di dunia dengan keragaman budayanya.
KEBUDAYAAN DALAM ARTI LUAS
Kebudayaan adalah ide komunitas tentang apa yang benar, baik, indah, dan efisien; atau, kebudayaan
memiliki tujuan, nilai, dan gambaran dunia (Harrison dan Huntington, 2000: 163).
Kebudayaan meliputi nilai-nilai bersama, pemahaman, asumsi-asumsi, dan tujuan hidup yang dipelajari dari generasi sebelumnya, digunakan (dikembangkan) oleh generasi sekarang, dan diwariskan pada generasi
mendatang (Deresky, 2000: 105).
Hofstede (1997, 4-5) menyebut kebudayaan sebagai
mental software
Kebudayaan adalah ide komunitas tentang apa yang benar, baik, indah, dan efisien; atau, kebudayaan
memiliki tujuan, nilai, dan gambaran dunia (Harrison dan Huntington, 2000: 163).
Kebudayaan meliputi nilai-nilai bersama, pemahaman, asumsi-asumsi, dan tujuan hidup yang dipelajari dari generasi sebelumnya, digunakan (dikembangkan) oleh generasi sekarang, dan diwariskan pada generasi
mendatang (Deresky, 2000: 105).
Hofstede (1997, 4-5) menyebut kebudayaan sebagai
LAPISAN KEBUDAYAAN
Esensi daripada kebudayaan bukanlah sesuatu yang nampak di permukaan yang hanya secara langsung dinikmati oleh indera mata.
Budaya lebih merupakan cara yang ditempuh bersama dalam memahami dan menginterpretasikan serta
mempersepsikan kehidupan masyarakat. Kebudayaan juga merupakan cara masyarakat memecahkan masalah dan merekonsiliasi dilema yang dihadapi.
Kebudayaan ibarat bawang, terdiri dari beberapa lapisan, yang mana untuk memahaminya kita harus membuka lapis demi lapis.
Esensi daripada kebudayaan bukanlah sesuatu yang nampak di permukaan yang hanya secara langsung dinikmati oleh indera mata.
Budaya lebih merupakan cara yang ditempuh bersama dalam memahami dan menginterpretasikan serta
mempersepsikan kehidupan masyarakat. Kebudayaan juga merupakan cara masyarakat memecahkan masalah dan merekonsiliasi dilema yang dihadapi.
LAPISAN KEBUDAYAAN
Asumsi dasar/ Implisit
Nilai
Nilai & Norma& Norma
Artefak & Produk/ Tampilan Eksplisit
Universal
Universal
Artefak & Produk/
TIGA TINGKATAN KEBUDAYAAN
person alitas
Diwarisi dan dipelajari
Spesifik
Spesifik pada individual
budaya
Sifat manusia
Dipelajari
Diwarisi Universal
5. METODE PELAKSANAAN
Pengintegrasian nilai ke dalam kurikulum melalui: • Explicit knowledge
• Tacit knowledge Hard skills
Soft skilss
Pembelajaran lebih ditekankan pada Tacit Knowledge dan Soft Skills
Pengintegrasian nilai ke dalam kurikulum melalui: Explicit knowledge
• Tacit knowledge
• Hard skills
• Soft skilss
Hard
Hard--skills
skills dan
dan Soft
Soft--skills and Tacit Knowledge
skills and Tacit Knowledge
Jenis pengetahuan meliputi
• explicit atau codified knowledge
hard-skills
– Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang dapat diekspresikan dalam kata dan angka yang dapat dituangkan dalam formula, aturan, prinsip, dan prosedur
tacit atau uncodified knowledge.
soft-skills
Tacit knowledge adalah pengetahuan yang dapat diperoleh dari proses
sosialisasi, pendidikan informal, imitasi, observasi, maupun berbagi ide. Jenis pengetahuan ini merupakan intuisi, pengalaman, wawasan sehingga tergantung juga pada alam yang sifatnya sangat personal. Contohnya adalah ide, nilai, norma, dan kepercayaan.
Jenis pengetahuan meliputi
explicit atau codified knowledge
hard-skills
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang dapat diekspresikan dalam kata dan angka yang dapat dituangkan dalam formula, aturan, prinsip, dan prosedur
• tacit atau uncodified knowledge.
soft-skills
– Tacit knowledge adalah pengetahuan yang dapat diperoleh dari proses
Pengintegrasia pendidikan karakter
INTELECTUAL CAPITAL MODEL
Tangible assets T o t
KBK
PROSES KERJA PENGINTEGRASIAN
TAHAPAN PENGINTEGRASIAN NILAI BUDAYA
1. Pertama: mengidentifikasian nilai-nilai budaya yang akan diintegrasikan yang memiliki keunggulan kompetitif. Misalnya, nilai yang terkandung dalam Tri Hita Karana, Tri Kaya Parisudha, Rwa Binedha, yang
diantaranya menyangkut konsep waktu, tempat, perbedaan, dsb.
2. Kedua, mengklasifikasikan proses pengintegrasian melalui hard-skills
dan atau soft-skills pada subyek bahasan.
3. Ketiga, melakukan rekonsiliasi antara nilai budaya luar dengan nilai budaya sendiri. Ini berarti harus ada pemahaman dan penguasaan terlebih dahulu atas nilai-nilai luar dan dalam tersebut, karena dalam prosesnya tidak selalu nilai luar dan nilai dalam harus berbenturan tetapi dapat membentuk nilai baru yang positif bagi pembangunan, seperti selera lokal produk global
4. Keempat,melakukan penelitian sebagai penunjang kurikulum (MK)
yang berkaitan dengan nilai budaya yang diunggulkan karena sifatnya yang dinamis
1. Pertama: mengidentifikasian nilai-nilai budaya yang akan diintegrasikan yang memiliki keunggulan kompetitif. Misalnya, nilai yang terkandung dalam Tri Hita Karana, Tri Kaya Parisudha, Rwa Binedha, yang
diantaranya menyangkut konsep waktu, tempat, perbedaan, dsb.
2. Kedua, mengklasifikasikan proses pengintegrasian melalui hard-skills
dan atau soft-skills pada subyek bahasan.
3. Ketiga, melakukan rekonsiliasi antara nilai budaya luar dengan nilai budaya sendiri. Ini berarti harus ada pemahaman dan penguasaan terlebih dahulu atas nilai-nilai luar dan dalam tersebut, karena dalam prosesnya tidak selalu nilai luar dan nilai dalam harus berbenturan tetapi dapat membentuk nilai baru yang positif bagi pembangunan, seperti selera lokal produk global
4. Keempat,melakukan penelitian sebagai penunjang kurikulum (MK)
MELAKUKAN PENELITIAN UTK MENDUKUNG KURIKULUM
DLM MENGEMBANGKAN NILAI KOMPETITIF
Misalnya:
1. Apakah nilai tentang kerja di masa depan dapat dipertahankan, yaitu bekerja hendaknya dilandasi sepenuhnya oleh dedikasi dan loyalitas dalam upaya memperoleh kualitas hasil yang baik?
2. Apakah orientasi waktu yang dilandasi tradisi dapat diterapkan pada kehidupan sosial dan ekonomi?
3. Apakah nilai toleransi dalam kehidupan sosial dapat dan sepatutnya diterapkan dalam kehidupan bisnis?
4. Dsb Misalnya:
1. Apakah nilai tentang kerja di masa depan dapat dipertahankan, yaitu bekerja hendaknya dilandasi sepenuhnya oleh dedikasi dan loyalitas dalam upaya memperoleh kualitas hasil yang baik?
2. Apakah orientasi waktu yang dilandasi tradisi dapat diterapkan pada kehidupan sosial dan ekonomi?
3. Apakah nilai toleransi dalam kehidupan sosial dapat dan sepatutnya diterapkan dalam kehidupan bisnis?
PEMBELAJARAN LEBIH DOMINAN MELALUI SOFT
SKILLS
Produk pendidikan tidak terstandardisasi, melainkan proses
pendidikan,
Ijasah bukanlah tujuan akhir, melainkan keterampilan
teknis dan kompetensi,
Masa depan tidak menentu dan tidak sepenuhnya dapat
diprediksi oleh hard skills,
Soft skills mampu memberdayakan dan menciptakan
peluang,
Soft skills mengembangkan etika profesiobal, Hard skills sifatnya terbatas,
Soft skills membentuk investasi masa depan.
Produk pendidikan tidak terstandardisasi, melainkan proses
pendidikan,
Ijasah bukanlah tujuan akhir, melainkan keterampilan
teknis dan kompetensi,
Masa depan tidak menentu dan tidak sepenuhnya dapat
diprediksi oleh hard skills,
Soft skills mampu memberdayakan dan menciptakan
peluang,
Soft skills mengembangkan etika profesiobal, Hard skills sifatnya terbatas,
BAGAIMANA MENTRANSFER SOFT SKILLS
1. Perubahan dari teaching centered learning ke student centered learning,
2. Menyeimbangkan antara keunggulan akademik dengan kecocokan bagi tujuan kualitas,
3. Mengakomodasikan pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel,
4. Membuat agar semua dosen dan mahasiswa berpartisipasi,
5. Mengantisipasi dan merespon perubahan. 1. Perubahan dari teaching centered learning ke
student centered learning,
2. Menyeimbangkan antara keunggulan akademik dengan kecocokan bagi tujuan kualitas,
3. Mengakomodasikan pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel,
4. Membuat agar semua dosen dan mahasiswa berpartisipasi,
PROPORSI KONTEN SOFT-SKILLS DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
Doktor
Magister
Pendidikan Pendidikan akademik akademik
Magister Sarjana
Diploma IV Diploma III Diploma II Diploma I
Pendidikan Pendidikan profesional profesional
SOFT SOFT SKILLS SKILLS
SOFT SKILLS
PROSES PEMBELAJARAN
MASING-MASING DOSEN MEMASUKKAN NILAI-NILAI
KARAKTER KE DALAM MATA KULIAH SEBAGAI BIDANG
KAJIAN
MK
KAJIAN
NILAI
SUMBER
Sosial politik Konflik
Toleransi
Desa-Kala-Patra
Hukum
Kasus Pidana Kejujuran
Karmapala