• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA BAKER S QUEEN SEKAYU. Mardiana, S.E., M.M., CADE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA BAKER S QUEEN SEKAYU. Mardiana, S.E., M.M., CADE."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu

ISSN : 2407-2184

Vol XII NO 2 Juli-Desember 2020

1

PENERAPAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

PADA BAKER’S QUEEN SEKAYU

1

Mardiana, S.E., M.M., CADE., CAAT

2

Sunanto, S.E., M.M., Ak., CA., CADE

Dosen Program Studi Akutansi Politeknik Sekayu Email : diana5339@ymail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah pemesanan bahan baku ekonomis yang harus dipesan, titik pemesanan kembali, dan biaya total persediaan sebagai upaya untuk pengendalian persediaan agar tidak terjadi penumpukan bahan baku dan meminimalkan biaya persediaan. Data yang digunakan berupa data primer yaitu wawancara langsung dengan manager Baker’s Queen. Data sekunder yaitu data persediaan bahan baku tepung tahun 2017-2019. Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisis deksriptif kuantitatif dimana penulis menghitung, menjelaskan, dan memberikan gambaran mengenai analisis pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ).

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah pemesanan ekonomis bahan baku tepung tahun 2017 sebanyak 798,35 Kg, tahun 2018 sebanyak 990,25 Kg, dan tahun 2019 sebanyak 1.083,17 Kg. Titik pemesanan kembali (Reoder Point) bahan baku tahun 2017 ketika persediaan yang tersisa sebanyak 11 Kg, tahun 2018 sebanyak 11 Kg, dan tahun 2019 sebanyak 12 Kg. Biaya total persediaan, perusahaan dapat menghemat biaya tahun 2017 sebesar 61,7%, tahun 2018 sebesar 63,7%, dan tahun 2019 sebesar 65,1%.

Kata kunci : Persediaan, Economic Order Quantity, Reorder point, Biaya total persediaan.

A. PENDAHULUAN A.1 Latar Belakang

Perkembangan usaha yang ada di Indonesia berkembang sangat pesat mulai dari usaha kecil, menengah maupun besar. Hal tersebut tentunya menimbulkan adanya persaingan produk yang sejenis, sehingga setiap usaha harus memiliki strategi khusus bertujuan untuk mempertahankan dan menambah daya tarik konsumen agar mengkonsumsi produk yang dipasarkan guna meningkatkan pendapatan perusahaan. Pendapatan perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh permintaan pasar. Setiap perusahaan dituntut untuk mampu memenuhi permintaan pasar agar pendapatan yang diperoleh dapat maksimal, untuk memenuhi permintaan pasar setiap usaha harus menghasilkan produk yang berkualitas agar mampu menghadapi persaingan demi menjaga kelangsungan operasi.

Kelangsungan operasi dipengaruhi oleh ada atau tidaknya bahan baku yang akan diolah dalam

produksi, sehingga diperlukan persediaan yang efektif. Persediaan merupakan salah satu asset termahal bagi setiap perusahaan. Persediaan bahan baku adalah sejumlah bahan dasar utama yang disediakan untuk di proses lebih lanjut menjadi produk jadi. Persediaan bahan baku sangat penting untuk membentuk kompetitif jangka panjang.

Namun, persediaan merupakan salah satu masalah yang dihadapi manajemen suatu usaha, dimana pembelian bahan baku yang tidak optimal akan berakibat tidak baik terhadap kelancaran operasi. Baker’s Queen merupakan salah satu usaha yang bergerak dalam bidang produksi kue ulang tahun, donat, dan roti.

Baker’s Queen membutuhkan bahan baku seperti tepung, telur, mentega, wipcream, gula, pengembang, garam, dll.

Dalam melakukan produksinya Baker’s Queen melakukan pengendalian persediaan dengan cara membeli terus menerus tanpa

(2)

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu

ISSN : 2407-2184

Vol XII NO 2 Juli-Desember 2020

`

2 memperkirakan kebutuhan produksi. Kelebihan bahan baku mengakibatkan adanya penumpukan di gudang yang dapat menambah biaya penyimpanan tersebut. Begitu pula sebaliknya, kekurangan bahan baku akan memperlambat proses produksi dan menyebabkan berkurangnya produksi sehingga sangat diperlukan metode yang mampu mengendalikan persediaan bahan baku guna melancarkan proses produksi.

Untuk meminimumkan biaya persediaan dapat menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) . Economic Order Quantity (EOQ merupakan volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilakukan pada setiap kali pembelian persediaan. Metode EOQ berusaha mencapai tingkat persediaan yang seminimal mungkin, biaya rendah dan mutu yang lebih baik.

Perencanaan persediaan dengan metode EOQ dalam suatu perusahaan akan mampu meminimalisasi terjadinya out of stock (kehabisan persediaan) sehingga tidak mengganggu proses produksi perusahaan dan mampu menghemat biaya persediaan bahan baku.

Penerapan metode EOQ akan mampu mengurangi biaya penyimpanan, penghematan ruang, baik untuk ruang gudang maupun ruang kerja, menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari banyaknya persediaan menumpuk sehingga mengurangi resiko yang timbul karena persediaan di gudang seperti tepung yang mudah berkutu.

Analisis ini dapat digunakan dengan mudah dan praktis untuk merencanakan berapa kali dan berapa banyak persediaan bahan baku dilakukan. Selain menentukan EOQ, perusahaan juga perlu menentukan waktu pemesanan kembali bahan baku yang akan digunakan atau reorder point (ROP) agar pembelian bahan baku tidak mengganggu kelancaran kegiatan produksi.Pada penelitian ini akan digunakan analisis persediaan dengan menggunakan metode Economic

Order Quantity (EOQ) karena metode ini dapat menjawab pertanyaan berapa jumlah yang harus dipesan dan kapan melakukan pemesanan kembali, Sehingga Baker’s Queen dapat meminimalisir terjadinya kekurangan bahan baku yang dapat menyebabkan produksi tidak berjalan lancar dan tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul “Penerapan Persediaan Bahan Baku dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) pada Baker’s Queen Sekayu”

A.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, maka penulis menetapkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Perhitungan Persediaan Bahan Baku dengan menggunakan metode Ecomonic Order Quantity (EOQ) pada Baker’s Queen Sekayu?

A.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang diharapkan adalah untuk mengetahui persediaan bahan baku dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) pada Baker’s Queen Sekayu.

B. Landasan Teori B.1 Persediaan

B.1.1 Pengertian Persediaan

Menurut Martani dkk (2016: 245) Persediaan merupakan salah satu aset yang sangat penting bagi suatu entitas baik bagi perusahaan ritel, manufaktur, jasa maupun entitas lainnya.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam SAK ETAP (2018: 39) pengertian Persediaan adalah :

(3)

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu

ISSN : 2407-2184

Vol XII NO 2 Juli-Desember 2020

`

3 1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha

normal;

2. Dalam proses produksi untuk kemudian dijual; atau

3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Dengan adanya beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa persediaan bahan baku adalah sejumlah bahan dasar yang utama untuk diproses lebih lanjut menjadi produk jadi.

B.1.2 Jenis-jenis Persediaan

Menurut Hery (2015: 568-569) Perusahaan manufaktur membeli bahan mentah lalu mengkonversinya (merakit atau mengubahnya) menjadi barang jadi. Perusahaan telah selesai diproduksi dan belum terjual (inventory) adalah barang yang sepenuhnya selesai dan belum terjual. yaitu :

1. Persediaan bahan langsung (direct materials inventory) adalah persediaan yang akan digunakan dalam proses manufaktur.

2. Persediaan barang dalam proses (work in process inventory) adalah barang yang baru sebagian dikerjakan sehinggabelum sepenuhnya selesai.

3. Persediaan barang jadi (Finished goods inventory) adalah barang yang sepenuhnya telah selesai dirpoduksi dan belum terjual.

B.1.3 Metode Pencatatan Persediaan

Menurut Martani dkk (2016: 250) Ada dua metode pencatatan barang dagang yang digunakan oleh perusahaan dagang yaitu :

1. Metode periodik

Metode fisik merupakan sistem pencatatan persediaan dimana kuantitas persediaan ditentukan secara periodic yaitu hanya pada saat perhitungan fisik yang biasa dilakukan secara Stock Opname.

2. Metode Perpetual

Metode Perpetual merupakan pencatatan persediaan dimana pencatatan yang up-to- date terhadap barang persediaan selalu dilakukan setiap terjadi perubahan nilai persediaan.

B.1.4 Metode Penilaian Persediaan

Menurut Hery (2015: 242-243) Ada tiga metode yang digunakan dalam menghitung besarnya nilai persediaan akhir, yaitu sebagai berikut :

1. FIFO (first-in, first-out) dengan menggunakan Metode FIFO, harga pokok dari barang yang pertama kali dibeli adalah yang akan diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan.

2. LIFO (last-in, first-out) dengan menggunakan metode LIFO, harga pokok dari barang yang terakhir kali dibeli adalah yang akan diakui pertama kali sebagai harga pokok penjualan.

3. Metode biaya rata-rata (average cost method) dengan menggunakan metode biaya rata-rata. Harga pokok penjualan perunti dihitung berdasarkan rata-rata harga perolehan per uit daribarang yang tersedia untuk dijual.

B.1.5 Alasan Persediaan

Menurut Siregar dkk (2014: 455) berikut ini adalah alasan-alasan mengapa perusahaan mengadakan persediaan :

1. Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau

2. Untuk memuaskan permintaan pelanggan, misalnya pengiriman yang tepat waktu.

3. Untuk menghindari kemungkinan kegagalan produksi karena :

a. Kegagalan mesin

b. Suku cadang atau bahan yang tidak memenuhi spesifikasi

c. Ketidaksediaan bahan atau suku cadang d. Keterlambatan pengiriman bahan baku

atau suku cadang oleh pemasok.

4. Sebagai cadangan terhadap proses produksi yang tidak andal

5. Untuk memperoleh keuntungan berupa diskon karena membeli dalam kuantitas banyak

6. Untuk mengantisipasi kemungkinan kenaikan harga bahan atau suku cadang.

B.2 Metode Economic Order Quantity (EOQ) B.2.1 Pengertian Economic Order Quantity

Menurut Dewi dan Kristianto (2015:34) Economic Order Quantity (EOQ) merupakan jumlah persediaan yang harus

(4)

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu

ISSN : 2407-2184

Vol XII NO 2 Juli-Desember 2020

`

4 dipesan (dibeli) pada suatu saat dengan tujuan untuk mengurangi biaya persediaan tahunan.

Menurut Siregar dkk (2014:461) Economic Order Quantity (EOQ) adalah suatu model untuk meminimumkan biaya persediaan dengan menentukan kuantitas pemesanan yang ekonomis.

B.2.2 Elemen Biaya yang mempengaruhi Economic Order Quantity (EOQ)

Menurut Dewi dan Kristianto (2015: 34-35) terdapat beberapa elemen biaya yang mempengaruhi EOQ adalah sebagai berikut:

1. Harga beli dan ongkos angkut

2. Biaya penyimpanan (carrying cost) yaitu biaya yang terjadi dalam rangka melaksakan biaya pemesanan bahan. Biaya pemesanan termasuk biaya membuat bukti permintaan pembelian, pesanan pembelian, laporan penerimaan, menangani kiriman, komunikasi dengan pemasok, serta akuntansi atas pengantaran dan pembayaran.

3. Biaya penyimpanan (Carrying cost) yaitu biaya yang terjadi dalam rangka melaksanakan kegiatan penyimpanan bahan, antara lain biaya sewa gudang, biaya asuransi bahan, biaya administrasi gudang, serta biaya atas rusak dan usangnya bahan.

4. Kebutuhan bahan baku selama setahun.

B.2.3 Rumus Perhitungan Economic Order Quantity (EOQ)

Menurut Dewi dan Kristianto (2015:35) Perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

RU : Required unit (kebutuhan bahan baku setahun)

CO : Cost per Order (Biaya pemesanan per pesanan)

CU : Cost per Unit (harga beli per unit ) CC : Carrying Cost (biaya penyimpanan dan umumnya dinyatakan dalam persentase)

B.2.4 Pengertian Reorder Point (Titik Pemesanan kembali)

Menurut Dewi dan Kristianto (2015:28) Reorder Point (Titik Pemesanan Kembali) merupakan tingkat kuantitas persediaan yang ada yang memicu sebuah pemesanan pembelian baru atau dengan kata lain titik dalam proses produksi dimana jumlah bahan baku yang tersedia sama dengan kebutuhan yang diperkirakan.

Menurut Siregar dkk (2014:447) Reorder Point (Titik Pemesanan Kembali) merupakan tingkat persediaan yang sebaiknya pemesanan kembali dilakukan oleh perusahaan.

Reorder Point memperhatikan pada persediaan yang tersisa digudang baru kemudian dilakukan pemesanan kembali.

B.2.5 Rumus Reorder Point (Titik Pemesanan kembali)

Menurut Dewi dan Kristianto (2015:28) Reorder Point (Titik Pemesanan Kembali) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

ROP = AU X LT atau ROP = LT x Q a. Jika tanpa Safety Stock (SS) / Persediaan

Pengaman :

b. Jika dengan Safety Stock (SS) / Persediaan Pengaman :

Keterangan :

AU : Average Used (Pemakaian normal bahan baku)

LT : Lead Time (Waktu Tunggu) LTQ : Lead Time Quantity SSQ : Safety Stock Quantity

B.2.6 Perhitungan Biaya Total Persediaan (Total Inventory Cost)

Biaya Total Persediaan (Total Inventory Cost) adalah penjumlahan total biaya pemesanan dan biaya total penyimpanan bahan baku dalam Rupiah (Rp). Menurut Hotasadi (2017:96) Perhitungan biaya total persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dihitung EOQ =√ xRUxCO

CUxCC ROP = (LT x Q) + SSQ

atau

ROP = (AU x LT) + SSQ

(5)

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu

ISSN : 2407-2184

Vol XII NO 2 Juli-Desember 2020

`

5 menggunakan persediaan rata-rata yang ada di perusahaan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

C : Biaya penyimpanan

P : Biaya Pemesanan tiap kali pesan F : Frekuensi Pembelian yang dilakukan Perusahaan

Sedangkan perhitungan biaya total persediaan menurut metode Economic Order Quantity (EOQ) akan dihitung dengan rumus Total Inventory Cost (TIC) dalam rumus Rupiah Sebagai berikut :

Keterangan :

D : Penggunaan bahan baku S : Biaya Pemesanan H : Biaya penyimpanan

C. Metodologi Penelitian C.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi secara langsung dengan pimpinan Baker’s Queen agar dapat memperjelas data-data yang diperoleh. Wawancara dilakukan dengan satu orang responden yaitu Bapak M. Komaruddian AMAK selaku pimpinan Baker’s Queen dan wawancara dilakukan pada bulan Februari 2020.

C.2 Jenis Data

Menurut Sanusi (2016: 104) jenis data dapat dibedakan menjadi:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh oleh pihak

lain. Terkait dengan data sekunder, peneliti tinggal memanfaatkan data tersebut menurut kebutuhannya. Data sekunder selain tersedia di instansi tenpat dimana penelitian itu dilakukan juga tersedia diluar instansi atau lokasi penelitian. Data sekunder yang tersedia di lokasi penelitian disebut dengan data sekunder internal, sedangkan yang tersedia diluar lokasi penelitian disebut dengan data sekunder eksternal.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer berupa wawancara dengan pihak yang terkait, sedangkan data sekunder data yang digunakan berupa data persediaan bahan baku khususnya tepung terigu tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 pada Baker’s Queen Sekayu.

C.3 Teknik Analisis Data

Menurut Noor (2015: 34-38) terdapat dua cara yang digunakan untuk menganalisis data, yaitu:

1. Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif merupakan suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti.

2. Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif adalah metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel- variabel ini diukur ( biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data-data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.

Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dikatakan analisis deskriptif dimana penulis menghitung, menjelaskan, dan memberikan gambaran mengenai “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan

TIC = √ 𝐷. . 𝐻

TIC = (Penggunaan rata-rata)(C) + (P) (F)

(6)

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu

ISSN : 2407-2184

Vol XII NO 2 Juli-Desember 2020

`

6 menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) pada Baker’s Queen“.

D. Pembahasan D.1 Hasil Analisis Data

D.1.1 Persediaan Bahan Baku pada Baker’s Queen

Setelah dilakukan penelitian pada Baker’s Queen dapat diketahui bahwa Baker’s Queen belum memiliki pengendendalian atas persediaan bahan baku yang dimiliki. Selama ini proses pemesanan kembali terhadap bahan baku dilakukan apabila persediaan sudah sangat menipis dan jumlah dalam sekali pemesanan hanya berdasarkan perkiraan yang biasa dipesan tanpa adanya perhitungan untuk jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan bahan baku.

Pengendalian persediaan dibutuhkan untuk mengetahui berapa jumlah pesanan yang harus dipesan untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan baku dan kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan kembali bahan baku untuk menghindari kekurangan persediaan ketika permintaan meningkat. Metode yang tepat yang bisa digunakan untuk penelitian ini yaitu dengan menggunakan

metode Economic Order Quantity (EOQ) dengan metode ini dapat mengetahui berapa jumlah yang harus dipesan dan kapan melakukan pemesanan kembali untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Baker’s Queen melakukan pembelian bahan baku tepung dari pemasok yang ada di Palembang, bahan baku yang tersedia digunakan untuk proses produksi dan sebagian disimpan sebagai cadangan digudang. Bahan baku yang Baker’s Queen digunakan sisa persediaan bulan sebelumnya dan pembelian pada bulan tersebut.

Data yang telah diperoleh dari Baker’s Queen berupa pembelian dan penggunaan bahan baku tepung tahun 2017 sampai dengan 2019 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 7 Data Pembelian dan Penggunaan Bahan Baku Tepung tahun 2017 sampai dengan 2019 (Dalam Kg)

No Bulan 2017 2018 2019

Pembelian Penggunaan Pembelian Penggunaan Pembelian Penggunaan

1 Januari 325 325 400 380 375 380

2 Februari 325 330 400 360 350 345

3 Maret 375 350 350 355 425 410

4 April 350 350 325 360 450 390

5 Mei 300 325 300 310 375 445

6 Juni 325 310 325 312 375 470

7 Juli 325 330 375 320 475 385

8 Agustus 350 340 325 338 425 425

9 September 350 350 325 330 400 390

10 Oktober 325 330 400 390 425 420

11 November 325 300 425 415 350 350

12 Desember 300 300 450 430 300 320

Jumlah 3.975 3.940 4.400 4.300 4.650 4.730

Sumber : Baker's Queen tahun 2020, data dio

(7)

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu

ISSN : 2407-2184

Vol XII NO 2 Juli-Desember 2020

`

7 D.1.2 Biaya Pemesanan Per Pesanan Bahan Baku

Tepung pada Baker’s Queen

Biaya Pemesanan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memesan dan menerima pesanan

yang terdiri dari biaya komunikasi dan biaya transportasi. Biaya pemesanan bahan baku tepung tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 8 Biaya Pemesanan per Pesanan Bahan Baku Tepung tahun 2017 sampai dengan 2019 Tahun

Biaya

Pemesanan per pesanan Biaya Pemesanan Frekuensi

Pemesanan

2017 Rp. 984.000 24 Rp. 41.000

2018 Rp. 1.224.000 24 Rp. 51.000

2019 Rp. 1.357.320 24 Rp. 56.555

Sumber : Baker's Queen tahun 2020, data diolah D.1.3 Biaya Penyimpanan Per Unit Bahan Baku

Tepung pada Baker’s Queen

Biaya penyimpanan adalah biaya yang timbul karena adanya penyimpanan persediaan

seperti biaya listrik. Biaya penyimpanan bahan baku tepung tahun 2017 sampai dengan 2019 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 9 Biaya penyimpanan per Unit bahan baku tepung tahun 2017 sampai dengan 2019 Tahun

Biaya

Rata-rata

Penyimpanan Persentase Biaya Penyimpanan Penggunaan

bahan baku

2017 Rp. 2.700.000 3.940 685,28 6,85 %

2018 Rp. 2.700.000 4.300 627,91 6,28 %

2019 Rp. 2.700.000 4.730 570,82 5,71 %

Sumber : Baker's Queen tahun 2020, data diolah D.1.4 Titik Pemesanan Kembali Bahan Baku Tepung Pada Baker’s Queen

Perusahaan melakukan pemesanan kembali terhadap bahan baku tepung tidak menentu hanya memperkirakan kebutuhan, perusahaan melakukan pemesanan kembali bahan baku untuk tahun 2017 sampai dengan 2019 dengan rata-rata sebanyak 50 Kg setiap kali pemesanan.

D.1.5 Total Biaya Persediaan Bahan Baku Tepung Pada Baker’s Queen

Perhitungan biaya total persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dihitung menggunakan persediaan rata-rata yang ada diperusahaan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Tahun 2017 :

TIC = (328,33 x 685,28) + (41.000 x 24)

= 224.997,98 + 984.000

= Rp. 1.228.997,98

Total biaya persediaan menurut kebijakan perusahaan tahun 2017 adalah sebesar Rp.1.228.997,98

Tahun 2018 :

TIC = (358,33 x 627,91) + (51.000 x 24)

= 224.998,99 + 1.224.000

= Rp. 1.448.998,99

Total biaya persediaan menurut kebijakan perusahaan tahun 2018 adalah sebesar Rp.1.448.998,99

Tahun 2019 :

TIC = (394,16 x 570,82) + (56.555 x 24)

= 224.994,41 + 1.357.320

= Rp. 1.582.314,41

Total biaya persediaan menurut kebijakan perusahaan tahun 2019 adalah sebesar Rp.1.582.314,41

TIC = (Penggunaan rata-rata) (C) + (P) (F)

(8)

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu

ISSN : 2407-2184

Vol XII NO 2 Juli-Desember 2020

`

8 D.2 Pembahasan

D.2.1 Persediaan Bahan Baku pada Baker’s Queen

Perhitungan dengan menggunakan metode ini membutuhkan beberapa data sesuai dengan rumus EOQ yaitu jumlah penggunaan bahan baku, biaya pemesanan, harga beli bahan baku, dan biaya

penyimpanan. Setelah data-data tersebut diketahui maka perhitungan dapat dilakukan sesuai dengan rumus EOQ. Data-data tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 10 Data Penggunaan, biaya pemesanan per Pesanan, Harga Beli, dan Biaya Penyimpanan per Unit Bahan Baku Tepung Tahun 2017 sampai dengan 2019

Tahun Penggunaan Biaya Pemesanan Harga/Kg Biaya

Penyimpanan

2017 3.940 Kg Rp. 41.000 Rp. 7.400 6,85 %

2018 4.300 Kg Rp. 51.000 Rp. 7.600 6,28 %

2019 4.730 Kg Rp. 56.555 Rp. 8.000 5,70 %

Sumber:Baker's Queen tahun 2020, data diolah D.2.2 Perhitungan Pembelian Bahan Baku yang Ekonomis

Perhitungan pembelian persediaan bahan baku yang optimal adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) tahun 2017

EOQ =√ .. , % . =√ . .

, = √ . , = ,

Pembelian bahan baku yang ekonomis setiap kali pesan pada tahun 2017 adalah sebanyak 798,35 Kg.

2. Perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) tahun 2018

EOQ =√ .. , % .

=√ . . , = √ . , = ,

Jumlah pembelian bahan baku yang ekonomis setiap kali pesan pada tahun 2018 adalah sebanyak 990,25 Kg.

3. Perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) tahun 2019

EOQ =√ .. , % .

=√ . .

= √ . . , = . ,

Jumlah pembelian bahan baku yang ekonomis setiap kali pesan pada tahun 2019 adalah sebanyak 1.083,17 Kg.

Frekuensi pembelian yang optimal didapatkan dari penggunaan selama satu tahun oleh perusahaan dibagi dengan hasil perhitungan EOQ.

perhitungan frekuensi pembelian optimal bahan baku tepung tahun 2017 sampai dengan 2019 adalah sebagai berikut :

Tahun 2017

Frekuensi pembelian optimal = 3.940 / 798,35 = 4,93 kali

(dibulatkan menjadi 5 kali) Tahun 2018

Frekuensi pembelian optimal = 4.300 / 990,25 = 4,34 kali

(dibulatkan menjadi 4 kali) Tahun 2019

(9)

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu

ISSN : 2407-2184

Vol XII NO 2 Juli-Desember 2020

`

9 Frekuensi pembelian optimal = 4.730 / 1.083,17

= 4,36kali (dibulatkan menjadi 4 kali)

Untuk dapat menghitung titik pemesanan kembali (reorder point) sesuai dengan rumus diperlukan data mengenai berapa lama waktu tunggu rata-rata yang dibutuhkan untuk barang tersebut sampai diperusahaan atau disebut dengan lead time, jumlah penggunaan tepung, dan waktu dalam satu tahun. Waktu tunggu pembelian bahan baku tepung pada Baker’s Queen selama 1 hari . Dengan adanya perhitungan titik pemesanan kembali maka pihak perusahaan mampu mengetahui kapan harus melakukan pemesanan kembali terhadap bahan baku tepung tahun 2017 sampai dengan 2019.

Perhitungan titik pemesanan kembali (Reorder Point ) tanpa Safety Stock (SS)/ Persediaan Pengaman dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Tahun 2017 :

ROP = 3.991,75 / 365 x 1

= 10,93 Kg (dibulatkan menjadi 11 Kg) Maka, perusahaan harus melakukan titik pemesanan kembali (reoerder point) bahan baku tepung ketika jumlah persediaan tersisa 11 Kg.

Tahun 2018

Frekuensi..Pembelian..Optimal = RU/EOQ

ROP = 3.961 / 365 x 1

= 10,85 Kg (dibulatkan menjadi 11 Kg) Maka, perusahaan harus melakukan titik pemesanan kembali (reoerder point) bahan baku tepung ketika jumlah persediaan tersisa 11 Kg.

Tahun 2019 :

ROP = 4.332,68 / 365 x 1

= 11,87 Kg (dibulatkan menjadi 12 Kg) Maka, perusahaan harus melakukan titik pemesanan kembali (reoerder point) bahan baku tepung ketika jumlah persediaan tersisa 12 Kg.

D.2.4 Perhitungan Biaya Total Persediaan (Total Inventory Cost)

Perhitungan biaya total persediaan menurut metode Economic Order Quantity (EOQ) dari tahun 2017 sampai dengan 2019 akan dihitung dengan rumus Total Inventory Cost (TIC) sebagai berikut : TIC = √ 𝐷. . 𝐻

Tahun 2017 :

TIC = √ x . x . x , = √ . . .

= Rp. 470.531,89

Biaya total persediaan menurut metode Economic Order Quantity (EOQ) tahun 2017 adalah sebesar Rp. 470.531,89

Tahun 2018 :

TIC = √ x . x . x , = √ . . .

= Rp. 524.786,93

Biaya total persediaan menurut metode Economic Order Quantity (EOQ) tahun 2018 adalah sebesar Rp. 524.786,93

Tahun 2019 :

TIC = √ x . x . x , = √ . . .

= Rp. 552.625,17

Biaya total persediaan menurut metode Economic Order Quantity (EOQ) tahun 2019 adalah sebesar Rp. 552.625,17

D.2.5...Perbandingan antara Kebijakan Perusahaan dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Perhitungan pembelian yang ekonomis digunakan untuk mengetahui pembelian yang ekonomis agar tidak mengalami kelebihan dan kekurangan bahan baku, perhitungan titik pemesanan kembali (ROP) digunakan untuk mengetahui kapan perusahaan harus melakukan pemesanan kembali bahan baku, dan perhitungan

(10)

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu

ISSN : 2407-2184

Vol XII NO 2 Juli-Desember 2020

`

10 biaya total digunakan untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan dalam pengendalian persediaan.

ROP = AU x LD

Berikut ini adalah tabel perbandingan antara kebijakan perusahaan dan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ)

Tabel 11 Perbandingan antara Kebijakan Perusahaan dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) tahun 2017

Keterangan Kebijakan Perusahaan Metode EOQ Selisih

EOQ 3.975 Kg 3.991,75 Kg 17 %

ROP 50 Kg 11 Kg 39 %

TIC Rp. 1.228.997,98 Rp. 758.446,09 61,7 %

Sumber:Baker's Queen tahun 2020, data diolah

Tabel 12 Perbandingan antara Kebijakan Perusahaan dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) tahun 2018

Keterangan Kebijakan Perusahaan Metode EOQ Selisih

EOQ 4.400 Kg 3.961 Kg 43,9 %

ROP 50 Kg 11 Kg 39 %

TIC Rp. 1.448.998,99 Rp. 924.212,06 63,7 %

Sumber:Baker's Queen tahun 2020, data diolah

Tabel 13 Perbandingan antara Kebijakan Perusahaan dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) tahun 2019

Keterangan Kebijakan Perusahaan Metode EOQ Selisih

EOQ 3.725 Kg 4.332,68Kg 39,2 %

ROP 50 Kg 12 Kg 38 %

TIC Rp. 1.582.314,41 Rp. 552.625,17 65,1 %

Sumber : Baker's Queen tahun 2020, data diolah Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui

bahwa pembelian ekonomis bahan baku menunjukkan adanya selisih antara kebijakan perusahaan dengan metode EOQ untuk tahun 2017 sebesar 17 %, tahun 2018 sebesar 43,9 %, dan tahun 2017 sebesar 39,2 %. Titik pemesanan kembali (ROP) bahan baku tahun 2017 sebesar 39 %, tahun 2018 sebesar 39 %, dan tahun 2019 sebesar 38%. Biaya total persediaan bahan baku tahun 2017 sebesar 61,7

%, tahun 2018 sebesar 63,7%, dan tahun 2019 sebesar 65,1 %.

Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode EOQ dalam pengendalian persediaan bahan baku lebih efektif dan efisien karena perusahaan dapat melakukan pembelian bahan baku dengan jumlah yang tepat sehingga menghindari penumpukan bahan baku di gudang dan dapat meminimalkan biaya persediaan bahan ban baku tersebut.

E. Penutup E.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pengolahan data dan perhitungan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) pada bab sebelumnya maka kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dalam melakukan persediaan perusahaan dapat lebih efektif dan efisien karena dapat melakukan pembelian bahan baku dengan jumlah yang ekonomis, dapat mengetahui titik pemesanan kembali dan kapan harus melakukan pemesanan sehingga dapat menghindari terjadinya penumpukan bahan baku digudang dan dapat meminimalkan biaya persediaan.

(11)

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu

ISSN : 2407-2184

Vol XII NO 2 Juli-Desember 2020

`

11 2. Jumlah pemesanan bahan baku tepung

ekonomis yang harus dipesan yaitu lebih kecil dibandingkan jumlah pembelian yang dilakukan oleh Baker’s Queen. Untuk jumlah pemesanan ekonomis bahan baku tepung tahun 2017 sebanyak 798,35 Kg, tahun 2018 sebanyak 990,25 Kg, dan tahun 2019 sebanyak 1.083,17 Kg. dengan menggunakan metode EOQ pembelian bahan baku dapat lebih efektif dan efisien.

3. Titik pmesanan kembali (Reoerder Point) bahan baku tepung menurut kebijakan perusahaan tahun 2017 sampai dengan 2019 dilakukan ketika persediaan yang tersisa sebanyak 50 Kg sedangkan menurut metode EOQ dilakukan ketika persediaan yang tersisa sebesar 11 sampai 12 Kg.

4. Dengan menggunakan metode EOQ perusahaan dapat menghemat biaya total persediaan tahun 2017 sebesar 61,7%, tahun 2018 sebesar 63,7%, dan tahun 2019 sebesar 65,1 %.

E.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan dan diharapkan dapat bermanfaat Baker’s Queen adalah sebagai berikut :

1. Dalam melakukan pengendalian persediaan bahan baku tepung sebaiknya perusahaan melakukan pembelian dalam jumlah besar dengan frekuensi pemesanan yang rendah sehingga dapat

meminimalkan total biaya

persediaanBaker’s Queen sebaiknya melakukan pencatatan setiap hari mengenai pemakaian bahan baku tepung sehingga dapat mengetahui persediaan yang tersisa untuk menghindari kehabisan persediaan.

2. Baker’s Queen sebaiknya menerapkan metode Economic Order Quantity (EOQ) dalam pengendalian persediaan bahan baku sehingga dapat menghindari kelebihan maupun kekurangan bahan baku dan meminimalkan biaya persediaan

DAFTAR PUSTAKA

Andira, Olivia.E. 2017. Analisis Persediaan Bahan Baku menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) pada roti Puncak Makassar. Jurnal Ekonomi Bisnis.

(Online) Volume 21 No.3, Desember 2016 (http://ejournal.gunadarma.ac.id, diakses 26 Februari 2020)

Dewi, S. P,. Kristianto, S.B. 2015. Akuntansi Biaya Edisi 2. 2015. Bogor: IN MEDIA.

Dewan Standar Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia. 2019. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik . Cetakan ketujuh. Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia.

Hery. 2015. Pengantar Akuntansi Comprehensive Edition. Jakarta: PT Grasindo

Hery. 2016 . Akuntansi Dasar 1&2. Jakarta: PT Gramedia

Hotasadi. 2017. Penerapan Metode Economic Order Quantity (EOQ) dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada LE’TaT Bakery. Jurnal ACSY Politeknik Sekayu. (Online) Vol VI, No2, Juli- Desember 2017 (http://Polsky.ac.id, diakses 29 Februari 2020)

Kaluntas, S. G. 2016. Analisis Persediaan Bahan Baku pada Usaha Kecil Menengah Produk Roti (Studi kasus UD Nabila Desa Klasey, Kecamatan Mandolang). Agri- Sosioekonomi. (Online) Volume 12 Nomor 2 Mei 2016 104 (https://media.neliti.com, diakses 29 Februari 2020)

Martani, Dwi dkk. 2016. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta:

Salemba Empat.

(12)

Jurnal ACSY Politeknik Sekayu

ISSN : 2407-2184

Vol XII NO 2 Juli-Desember 2020

`

12 Noor, Juliansyah. 2015. Metodologi Penelitian:

Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.

Edisi Pertama. Cetakan kelima. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Sanusi, Anwar. 2016. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan keenam, Jakarta: Salemba Empat

Siregar, Baldric dkk. 2014. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfbeta

Gambar

Tabel 7 Data Pembelian dan Penggunaan Bahan Baku Tepung tahun 2017 sampai dengan 2019                (Dalam Kg)
Tabel 8 Biaya Pemesanan per Pesanan Bahan Baku Tepung tahun 2017 sampai dengan 2019  Tahun
Tabel 10 Data Penggunaan, biaya pemesanan per Pesanan, Harga Beli, dan Biaya Penyimpanan per Unit                     Bahan Baku Tepung Tahun 2017 sampai dengan 2019
Tabel 11 Perbandingan antara Kebijakan Perusahaan dengan Metode Economic Order Quantity                  (EOQ) tahun 2017

Referensi

Dokumen terkait

Satuan ini tersebar di bagian timur laut daerah survei, tersusun oleh aliran piroklastik berwarna abu-abu kecoklatan dengan komponen lava andesit produk

Pada penelitian ini udang windu yang sudah diberi perlakuan pemberian penambahan campuran ekstrak Sargassum crassifolium dan pakan selama 20 hari dapat mentoleransi

prosedur pelaksanaan pemberian Kredit Kepemilikan Rumah di PT. Bank Tabungan Negara cabang pembantu Bubutan – Surabaya. 1.5.2 Bagi Pembaca. Dapat memberikan informasi yang

Penulis melakukan pengamatan lokasi penelitian, kondisi lingkungan fisik GS, serta untuk mendapatkan informasi yang tidak dapat diperoleh melalui wawancara mendalam

Model dengan memperhatikan pengaruh acak korelasi spasial dalam masalah pendugaan area kecil pertama kali diperkenalkan oleh Cressie (1991) yang dikenal dengan

Pada tahap ini, output software LINGO dan hasil dari model Algoritma Genetik dianalisis untuk melihat apakah model dapat membantu pihak perusahaan dalam meminimasi

Upaya pendisiplinan di SMPN 3 Surakarta dapat dianalisis menggunakan teori disiplin dan hukuman Michel Foucault karena dalam pendisiplinan atau membentuk

Dengan demikian, orientasi penelitian ini adalah untuk: (a) membuktikan apakah ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pedagang berdasarkan dimensi