• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI OLEH : ROPIKOH HASIBUAN AGROTEKNOLOGI / ILMU TANAH PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI OLEH : ROPIKOH HASIBUAN AGROTEKNOLOGI / ILMU TANAH PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH :

ROPIKOH HASIBUAN 140301121

AGROTEKNOLOGI / ILMU TANAH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018

(2)

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR PRODUKSI DAN SALINITAS TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

(Studi Kasus: Lahan Sawah Desa Rugemuk, Kecamatan Pantai Labu)

SKRIPSI

OLEH :

ROPIKOH HASIBUAN 140301121

AGROTEKNOLOGI / ILMU TANAH

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018

(3)
(4)

ROPIKOH HASIBUAN: Pengaruh Beberapa Faktor Produksi dan Salinitas Terhadap Produktivitas Padi Sawah (Oryza Sativa L.) (Studi Kasus: Lahan Sawah Desa Rugemuk, Kecamatan Pantai Labu). Dibimbing oleh Ir. Supriadi, MS dan Dr. Mariani Br. Sembiring, SP., MP

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh luas lahan, jumlah pupuk N, jumlah pupuk P, jumlah pupuk K, jumlah pestisida dan salinitas terhadap produksi padi sawah di Desa Rugemuk, , menentukan batas-batas kesesuaian lahan untuk kualitas lahan salinitas pada tanaman padi sawah. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada bulan Juli-September 2018. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey. Sampel dan data diambil secara purposive sampling dengan parameter yang diukur yaitu luas lahan, jumlah pupuk N, jumlah pupuk P, jumlah pupuk K, jumlah pestisida, salinitas dan produksi padi sawah.

Data diuji dengan asumsi data klasik, dan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa1) Luas lahan, jumlah pupuk N, jumlah pupuk P, jumlah pupuk K dan jumlah pestisida berpengaruh positif terhadap produktivitas padi sedangkan salinitas berpengaruh negatif terhadap produktivitas padi sawah 2) Batas-batas kesesuaian lahan tanaman padi sawah yang dihasilkan berdasarkan salinitas yaitu S1= 1,38 dS/m, S2=

1,92 dS/m, S3 = 2,66 dS/m dan N1= 3,70 dS/m.

Kata kunci: Padi Sawah, Faktor Produksi, Salinitas, Kesesuaian Lahan, Produktivitas.

(5)

Mariani Br. Sembiring, SP., MP.

This study aims to determine the effect of land area, the amount of N fertilizer, the amount of P fertilizer, the amount of K fertilizer, the amount of pesticides and salinity on the production of wet rice in Rugemuk Village, to determine the land suitability for the quality of salinity in rice fields. This research was conducted in Rugemuk Village, Pantai Labu District and Laboratory of Chemical and Soil Fertility, Research and Technology, Faculty of Agriculture, University of North Sumatra in July-September 2018.This research was conducted by survey method. Samples and data were taken by purposive sampling with parameters measured namely land area, amount of N fertilizer, amount of P fertilizer, amount of K fertilizer, number of pesticides, salinity and production of lowland rice. Data was tested with the assumption of classical data, and regression analysis. The results showed that 1) Land area, amount of N fertilizer, amount of P fertilizer, amount of K fertilizer and number of pesticides had a positive and significant effect on rice productivity while salinity negatively affected the productivity of rice paddy 2) Limits of rice field land suitability produced based salinity ie S1 = 1.38 dS / m, S2 = 1.92 dS / m, S3 = 2.66 dS / m and N1 = 3.70 dS / m.

Keywords: Factors of Production, Salinity, Land Suitability, Productivity

(6)

H. Makmur Hasibuan dan Hj. Masnilam Tanjung. Penulis merupakan putri kedua dari delapan bersaudara. Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah SDN 115497 Bunut/Pangarungan lulus pada tahun 2008, Mts Al-Amin Aek Batu pada tahun 2011, MAN 2 Model Medan lulus pada tahun 2014, dan diterima di Fakultas Pertanian USU pada tahun 2014 melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri ) dan memilih minat ilmu tanah.

Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (HIMAGROTEK).

Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, yang dimulai pada tanggal 21 juli-22 Agustus 2017.

(7)

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul ” Pengaruh Beberapa Faktor Produksi dan Salinitas Terhadap Produktivitas Padi Sawah (Oryza sativa L.) (Studi Kasus: Lahan Sawah Desa Rugemuk, Kecamatan Pantai Labu)” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua serta kepada Bapak Ir. Supriadi, MS selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Dr.

Mariani Br. Sembiring, SP., MP selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan kritik, saran dan berbagai masukan berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan yang berguna bagi semua orang.

Medan, September 2018 Penulis

(8)

ABSTRACT ... ...ii

RIWAYAT HIDUP... ...iii

KATA PENGANTAR ... ...iv

DAFTAR ISI ... ...v

DAFTAR TABEL ... ...vi

DAFTAR LAMPIRAN... ....vii

PENDAHULUAN Latar Belakang... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Evaluasi Lahan ... 4

Tanaman Padi ... 6

Salinitas ... 7

Faktor Produksi ... 9

Analisis Regresi ... 10

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

Bahan dan Alat Penelitian ... 12

Pelaksanaan Penelitian ... 13

Persiapan ... 13

Pelaksanaan... 13

Pengambilan Sampel ... 13

Parameter yang Diamati ... 14

Pengolahan Data ... 14

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 19

Pembahasan ... 24

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 29

Saran ... 29 DAFTAR PUSTAKA

(9)

1. Data Faktor Produksi dan Salinitas Terhadap Produktivitas... 19

2. Pengaruh Luas Lahan, Pupuk N, Pupuk P, Pupuk K, dan Pestisida Terhadap Produktivitas Padi Sawah... 20

3. Pengaruh Salinitas Terhadap Produktivitas Padi Sawah ... 22

4. Batas-Batas Kesesuaian Lahan Salinitas Terhadap Produktivitas ... 23

5. Kelas Kesesuaian Salinitas Terhadap Produktivitas Padi Sawah ... 24

(10)

1. Kuisioner ... 33

2. Peta Lokasi Penelitian ... 35

3. Data Petani di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang ... 36

4. Uji Asumsi Klasik ... 37

5. Analisis Regresi Linear Berganda ... 40

6. Analisis Regresi Linear Sederhana ... 44

(11)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Indonesia merupakan daerah yang memiliki potensi yang sangat baik pada sektor pertanian, sehingga Indonesia merupakan produsen padi terbesar ketiga setelah Negara Cina dan India. Berdasarkan data BPS, produksi padi pada tahun 2016 sebanyak 79,1 juta ton mengalami kenaikan sebanyak 3,7 juta ton dibandingkan pada tahun 2015 sebanyak 75,4 juta ton. Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan berkurangnya jumlah lahan produktif membuat kebutuhan padi semakin meningkat.

Oleh karena itu dibutuhkan usaha untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

Penggunaan faktor produksi merupakan salah satu kunci utama dalam pembangunan pertanian. Jika penggunaan faktor produksi tidak tepat dan efisien akan menyebabkan penurunan produksi dan rendahnya pendapatan dalam usahatani padi.

Penggunaan faktor produksi seperti luas lahan, pupuk, dan pestisida secara tepat dan efisien akan memberikan keuntungan bagi petani. Menurut Soekartawi (2003) usahatani padi dengan menggunakan faktor produksi secara efisien maka akan meningkatkan keuntungan yang maksimum. Petani diharapkan memiliki kemampuan dan pengetahuan mengenai pengeloalaan tingkat penggunaan faktor produksi secara optimal agar dapat meningkatkan keuntungan dalam kegiatan usahatani terutama untuk komoditas padi.

Padi merupakan tanaman yang tergolong rentan terhadap lingkungan bersalinitas. Menurut Muliawan (2016) tanaman padi termasuk salah satu tanaman yang peka terhadap salinitas tanah sebesar 2 mS/m dianggap optimal, tetapi jika 4 – 6 mS/m tergolong marginal (rendah). Kriteria kesesuaian lahan yang telah diusahakan untuk komoditi tanaman padi sawah (Oryza sativa L.) dengan karakteristik lahan salinitas (dS/m) S1:<2; S2:2-4; S3:4-6; N:>6 tercantum dalam Permentan No. 79 tahun 2013.

(12)

Kecamatan Pantai Labu merupakan salah satu dari 22 Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang. Daerah ini merupakan salah satu daerah yang tanahnya bersifat salin karena kawasan ini dekat dengan laut dengan ketinggian 0-1 m di atas permukaan laut.

Komoditi yang dikembangkan kebanyakan adalah padi sawah yang beririgasi dari sungai. Karakteristik tanahnya merupakan tanah sawah yang dipengaruhi salinitas dari laut.

Pada umumnya pemanfaatan lahan di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang adalah digunakan untuk persawahan padi. Pengembangan padi sawah di daerah ini dengan sistem tradisional dengan alat yang manual. Sawah padi tersebut merupakan sawah padi yang selalu tergenangi air. Masalah utama yang dihadapi petani yaitu jika terjadi pasang maka air sungai untuk irigasi akan bercampur dengan air laut sehingga seringkali terjadi penurunan produksi oleh akumulasi garam-garam air laut yang menukar unsur hara tanaman. Keadaan sistem irigasi yang buruk mengakibatkan terjadi endapan zat garam dalam tanah, sehingga sebagian besar lahan sawah di daerah ini bersifat salinitas.

Salinitas merupakan tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Kadar garam yang tinggi pada tanah menyebabkan terganggunya pertumbuhan, produktivitas tanaman dan fungsi-fungsi fisiologis tanaman secara normal, terutama pada jenis-jenis tanaman pertanian. Salinitas biasa juga dinyatakan dalam DHL. Nilai DHL ≥ 4 mS/cm menunjukkan kandungan garam di dalam larutan tanah cukup tinggi sehingga membahayakan kebanyakan tanaman pertani (Husni dan Nuryanto, 2000).

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian Pengaruh luas lahan, pemberian pupuk, pestisida dan salinitas terhadap produktivitas padi sawah (Oryza sativa L.) di Kecamatan Pantai Labu.

(13)

Tujuan Penelitian

- Untuk mengetahui pengaruh luas lahan, pemberian pupuk, pestisida dan salinitas terhadap produktivitas tanaman padi sawah (Oryza sativa L.) di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

- Untuk mengetahui batas-batas kesesuaian lahan untuk kualitas lahan salinitas pada tanaman padi sawah (Oryza sativa L.) di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.

Hipotesis Penelitian

- Luas lahan, pemberian pupuk dan pestisida mempengaruhi produktivitas padi sawah secara simultan dan parsial di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

- Salinitas mempengaruhi produktivitas padi sawah di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

Kegunaan Penelitian

- Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

- Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

(14)

TINJAUAN PUSTAKA Evaluasi Kesesuaian Lahan

Evaluasi kesesuaian lahan adalah proses penilaian dari penggunaan lahan pada saat tertentu. Evaluasi lahan merupakan sebuah cara untuk memprediksikan penggunaan lahan sesuai dengan persyaratan suatu tanaman tertentu , sehingga mampu menghasilkan keuntungan. Persyaratan penggunaan lahan adalah sekelompok kualitas lahan yang diperlukan oleh suatu tipe penggunaan lahan agar dapat berproduksi dengan baik.Kualtas lahan yang dimaksud adalah suatu batasan nilai ideal untuk tiap-tiap parameter tertentu (Hapsari dkk.,2014).

Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan potensial). Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan- masukan untuk memperbaiki kendala tersebut. Sedangkan kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan (Ritung dkk., 2007).

Evaluasi lahan dapat menentukan nilai potensi suatu lahan untuk tujuan tertentu agar dapat diketahui kondisi dan kelas kesesuain lahan sebagai sumberdaya pendukung untuk pengembangan tanaman pangan. Sehingga melalui evaluasi lahan budidaya tanaman yang dikembangkan dapat memberikan hasil yang optimal (Waskito, 2017).

Dalam evaluasi lahan suatu wilayah perlu lebih dulu dilakukan survei dan pemetaan tanah serta sumberdaya fisik wilayah seperti relief, iklim dan sebagainya sehingga dapat dihasilkan suatu peta tanah (lahan) dengan batas-batas satuan peta tanah (lahan) yang jelas. Penentuan batas batas satuan peta lahan didasarkan pada sifat lahan

(15)

yang mudah dipetakan seperti relief atau lereng, bentuk lahan (landform), jenis tanah dan bahan induk tanah. Pemisahan satuan lahan/tanah sangat penting untuk keperluan analisis dan interpretasi dalam menilai potensi atau kesesuaian lahan bagi suatu penggunaan (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007).

Dalam sistem klasifikasi kesesuaian lahan menurut FAO (1976) dikenal 4 kategori, yaitu order, kelas, subkelas, dan unit. Order kesesuaian lahan menunjukkan apakah lahan yang dinilai tersebut sesuai atau tidak untuk suatu penggunaan. Tiap-tiap order kemudian dibagi menjadi beberapa kelas kesesuaian lahan. Kelas kesesuaian lahan ini menunjukkan tingkat kesesuaian dari order bersangkutan. Tingkat kesesuaian lahan tersebut ditunjukkan dengan memberikan angka urut di belakang ordernya. Makin besar angka tersebut berarti makin rendah tingkat kesesuaian lahannya. Kelas-kelas kesesuaian lahan tersebut adalah :

1. Kelas S1 (sangat sesuai) : lahan ini tidak mempunyai faktor pembatas yang berarti untuk suatu penggunaan secara lestari. Hambatan tidak mengurangi produktivitas atau keuntungan yang diperoleh hingga melampaui batas-batas yang masih diterima.

2. Kelas S2 (sesuai) : lahan ini memiliki faktor pembatas yang dapat mengurangi tingkat produksi atau keuntungan yang diperoleh

3. Kelas S3 (kurang sesuai) : lahan ini memiliki faktor pembatas yang besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan

4. Kelas N1 (tidak sesuai saat ini ) : lahan dengan pembatas lebih besar dari ketiga kelas di atas, sehingga dengan ilmu dan biaya serta teknologi yang ada saat ini belum dapat diusahakan, namun diharapkan masih dapat dimanfaatkan di masa-masa datang.

5. Kelas N2 (tidak sesuai untuk selamanya) : lahan ini disarankan untuk dibiarkan tanpa dikelola atau secara alami, karena faktor pembatasnya bersifat permanen

(16)

Tahap selanjutnya kelas kesesuaian lahan dibagi atas subkelas yang mencerminkan faktor pembatas yang dominan. Subkelas ditunjukkan dengan simbol huruf kecil dibelakang tanda kelas. Dalam menentukan subkelas harus sesedikit mungkin, walaupun dalam subkelas terdapat 2 faktor pembatas keduanya dapat ditulis, tetapi yang dominan dan sukar di perbaiki di dahulukan (Rayes, 2007).

Tanaman Padi

Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan

di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara,Burma, Thailand, Laos, Vietnam (Prihatman, 2000).

Menurut Tjitrosoepomo (2004), klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi : Spermatophyta, Sub divisi : Angiospermae, Kelas : Monotyledonae, Ordo: Poales, Famili : Gramineae (Poaceae), Genus : Oryza, Spesies : Oryza sativa L.

Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang baik, rata-rata 200 mm/bukan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan. Curah hujan yang baik akan memberikan dampak yang baik dalam pengairan, sehingga genangan air yang diperlukan tanaman padi di sawah dapat tercukupi (Ina, 2007).

Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22-270C sedangkan di dataran tinggi dengan ketinggian 650-1.500 m dpl dengan temperatur 19-230 C. Tanaman padi memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa

(17)

naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman (Prihatman, 2000).

Nilai pH tanah yang optimum untuk tanaman padi berkisar antara 5,5 - 7,5.

Namun, tanaman padi juga dapat toleran pada pH tanah berkisar antara 4,5 - 8,2.

Permeabilitas tanah pada subhorizon kurang dari 0,5 cm/jam. Nilai DHL sebesar 2 dS/m dianggap optimal, tetapi jika mencapai 4-6 dS/m tergolong marginal karena tanaman padi merupakan tanaman yang peka terhadap salinitas (Tampubolon, 2014).

Salinitas

Salinitas merupakan tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air.

Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan aliran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam pada air ini < 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi salin bila konsentrasinya 3- 5% (Suriadikarta dan Sutriadi, 2007).

Pengaruh salinitas terhadap tanaman meliputi adanya penghambatan pertumbuhan dan fotosintesis, pengaturan kembali metabolisme, kompensasi terhadap proses osmosis dan perubahan ion. Peningkatan proses pemeliharaan jaringan melalui proses respirasi, diduga sebagai penyebab utama terjadinya penurunan pertumbuhan selama stres salinitas. Bertambahnya konsentrasi garam dalam suatu larutan tanah akan meningkatkan potensial osmotik larutan tanah, sehingga menyebabkan tanaman sulit menyerap air dan mengalami kekeringan fisiologis. Keracunan tanaman disebabkan oleh ion-ion Na+, Cl- dan SO42- yang dapat mempengaruhi proses fotosintesis, transpirasi, dan sintesis klorofil (Hasibuan, 2008).

(18)

Salinitas merupakan cekaman air laut dan air sungai, sehingga pasokan air irigasi rentan menurun dan permukaan air laut naik. Salinitas tanah merupakan suatu masalah yang umum dijumpai didaerah-daerah dengan curah hujan rendah. Jika dikombinasikan dengan irigasi dan kondisi drainase yang buruk, dapat mengakibatkan hilangnya kesuburan tanah. (Setiawan, 2017).

Salinitas tanah diukur berdasarkan pada daya tanah menghantarkan listrik (electric conductivity, EC) dan dinyatakan dengan satuan mS/cm atau dS/m pada suhu 25oC. Konsentrasi garam yang tinggi ditunjukkan oleh konduktivitas listrik yang tinggi pula (Firmansyah et al., 2015). Tanah salin memiliki pH kurang dari 8,5 dengan daya hantar listrik sebesar 2 mS/m dianggap optimal. Kandungan garam yang tinggi pada tanah salin menyebabkan rusaknya struktur tanah, sehingga aerasi dan permeabilitas tanah tersebut menjadi sangat rendah (Sitorus, 2012).

Kondisi salinitas tanah sangat ditentukan oleh ketinggian lahan, kondisi porositas tanah, kelembaban tanah, tekstur, iklim dan jaringan irigasi aktif. Kondisi ketinggian tempat memiliki pengaruh yang besar terhadap salinitas tanah. Lahan dengan kondisi kontur yang tinggi memiliki tingkat salinitas yang rendah. Intrusi air laut menjangkau daerah-daerah yang memiliki ketinggian sama atau sedikit lebih tinggi dari permukaan air laut karena tanah memiliki sifat kapiler sehingga air laut mampu naik melalui pori-pori tanah (Marwanto et al., 2009).

Pengaruh salinitas terhadap tanaman padi berupa terhambatnya pertumbuhan berkurangnya anakan, ujung-ujung daun berwarna keputihan dan sering terlihat bagian- bagian yang khlorosis pada daun, dan walaupun tanaman padi tergolong tanaman yang tolerannya sedang, pada nilai EC sebesar 6-10 dS/m

penurunan hasil gabah mencapai 50% (Fatimah, 2010).

(19)

Faktor Produksi

Lahan adalah salah satu faktor produksi, tempat di hasilkannya produk pertanian yang memiliki peran yang besar terhadap usaha petani karena hasil produksi sangat dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan. Hal yang paling utama dalam pertanian dan usaha tani adalah lahan pertanian, yang mana semakin luas lahan maka semakun besar jumlah produk yang dapat di hasilkan (Arimbawa dan Widanta, 2017).

Pupuk nitrogen sangat diperlukan tanaman karena ketersediaannya terbatas dan esensial bagi pertumbuhan tanaman. Nitrogen yang terkandung dalam pupuk urea mudah tercuci oleh air hujan atau menguap karena panas matahari, sehingga diperlukan cara pemupukan yang benar agar terserap dengan baik oleh tanaman. Pupuk urea akan berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah, dimana penggunaan pupuk urea pada usahatani padi dapat meningkatkan produksi 0,093% untuk setiap penambahan 1%

pupuk urea (Astuti dkk., 2014).

Pemupukan P memegang peranan penting dalam meningkatkan produksi tanaman, karena P berperan dalam berbagai aktivitas metabolisme tanaman. Namun dari pemupukan yang dilakukan hanya 15 – 20% pupuk P yang diberikan pada tanah sawah yang bisa diserap tanaman, (Syamsiyah et al.,2006).

Kalium merupakan katalisator yang berperan dalam proses metabolisme tanaman, seperti: meningkatkan aktivasi enzim, mengurangi kehilangan air transpirasi.

Ketersediaan hara K di alam umumnya banyak. Selain dari mineral tanah, hara K juga dapat bersumber dari air irigasi, jerami padi, dan bahan organik lainnya. Pemberian pupuk K, pada prinsipnya pemberian lebih sedikit tetapi lebih

sering, itu lebih baik, dibandingkan dengan pemberian dalam jumlah banyak tapi diberikan sekaligus. (Nursyamsi, 2006).

(20)

Penggunaan pestisida digunakan untuk memberantas hama dan penyakit pada tanaman. Jika hama dan penyakit berkurang maka pertumbuhan akan optimal sehingga produksi akan meningkat. Pestisida dapat merugikan bagi petani jika terjadi kesalahan dalam pemakaian baik dari cara maupun komposisi yang diaplikasikan ke tanaman (Purwono, 2007).

Analisis Regresi Linier

Analisis regresi linier adalah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dengan menggunakan persamaan linier. Jika menggunakan satu variabel independen maka disebut analisis regresi linier sederhana dan jika menggunakan lebih dari satu variabel independen maka disebut analisis regresi linier berganda (Priyatno, 2009).

Analisis regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Bila sektor variabel bebas diketahui maka sekor variabel terikatnya dapat diprediksi besarnya. Analisis regresi juga dapat dilakukan untuk mengetahui linearitas variabel terikat dengan variabel bebasnya. Analisis regresi juga dapat menunjukkan ada atau tidak adanya data yang outlier atau data yang ekstrem (Hartono, 2008).

Regresi linier mempunyai persamaan yang disebut sebagai persamaan regresi.

Persamaan regresi mengekspresikan hubungan linier antara variabel terikat yang diberi simbol Y dan variabel bebas diberi simbol X jika hanya ada satu prediktor dan X1, X2 sampai dengan Xn jika lebih dari satu prediktor. Persamaan regresinya akan terlihat sebagai berikut :

Y = a + X1b1 (untuk regresi linier sederhana)

Y = a + X1b1 + X2b2 + ... +Xnbn (untuk regresi linier berganda)

(21)

Di mana :

Y = Variabel terikat , X1 = Variabel bebas pertama, X2= Variabel bebas kedua

Xn= Variabel bebas ke... n, a = Konstanta, dan b1,b2,bn= Koefisien regresi (Crammer &

Howitt, 2006).

(22)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di areal lahan tanaman padi sawah yang berlokasi di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang pada posisi 62’ - LU dan 80’ - BT dengan ketinggian tempat 0 - 1 m di atas permukaan laut pada bulan Juli sampai September 2018. Analisis sampel tanah di laksanakan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian USU, Medan.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah peta lokasi penelitian, sampel tanah yang di ambil dari lokasi penelitian, kuesioner data pengelolaan dan produksi padi, dan bahan – bahan kimia untuk analisa di laboratorium.

Adapun alat yang di gunakan untuk penelitian ini adalah GPS (Global Position System) Essential di smartphone untuk mengetahui titik koordinat lokasi penelitian, bor tanah atau cangkul untuk mengambil tanah, kantong plastik sebagai tempat sampel tanah, karet gelang untuk mengikat kantongan, karung goni sebagai tempat seluruh sampel tanah, kamera untuk memoto, alat tulis untuk keperluan tulis menulis, dan seperangkat alat- alat laboratorium untuk keperluan analisis.

(23)

Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini di lakukan beberapa tahapan. Adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah konsultasi dengan komisi pembimbing , telaah pustaka, penyusunan usulan penelitian, pengadaan peralatan, pengadaan peta, mengadakan survey kelapangan dan persiapan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini dan penyusunan rencana kerja yang berguna untuk mempermudah pekerjaan secara sistematis sehingga di dapatkan hasil sesuai yang di harapkan.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mengadakan survei langsung dan pengecekan ke lapangan, pengambilan data dengan menentukan titik sampel dengan aplikasi Global Position System Essential di Android Smartphone dengan berpedoman pada peta dasar, serta penyebaran kuesioner dan wawancara petani.

3. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel tanah dilakukan menggunakan Metode Transek Garis (Line Transect Plot Method) . Pengambilan sampel tanah ditentukan secara sengaja

(purposive sampling) di lahan padi sawah di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang sebanyak 20 titik sampel yang mewakili kategori daerah dekat pantai sampai daerah yang jauh dari pantai dengan interval jarak 50m pada masing- masing titik untuk memperoleh data lapangan dan menginterpretasikan hasil survei lapangan dalam bentuk tabel analisis, lebih jelas dapat dilihat peta pada lampiran 2 Peta Lokasi Pengambilan Titik Sampel.

(24)

Parameter Yang Diamati

Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu luas lahan, pupuk N, pupuk P, pupuk K, pestisida dan salinitas sedangkan variabel dependen yaitu produktivitas. Adapun variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Produktivitas (Y) adalah jumlah produktivitas yang dihasilkan oleh setiap petani selama satu kali musim tanam diukur dalam ton/Ha.

2. Luas Lahan (X1) adalah luas lahan yang ditanami padi sawah diukur dalam hektar.

3. Pupuk N (X2) adalah jumlah pupuk N yang digunakan dalam satu kali musim tanam diukur dalam kg/Ha.

4. Pupuk P (X3) adalah jumlah pupuk P yang digunakan dalam satu kali musim tanam diukur dalam kg/Ha.

5. Pupuk K (X4) adalah jumlah pupuk K yang digunakan dalam satu kali musim tanam diukur dalam kg/Ha.

6. Pestisida (X5) adalah jumlah pestisida yang digunakan dalam satu kali musim tanam diukur dalam mL/Ha.

7. Salinitas (X6) dapat dievaluasi di Laboratorium dengan mengukur daya hantar listrik (elctricel conductivity ; EC) larutan yang diekstrak dari contoh tanah.

Satuan umum yang dipakai untuk mengemukakan nilai EC adalah deciSiemens per meter (dS/m).

Pengolahan Data

Metode analisis adalah suatu usaha untuk menetukan jawaban tentang rumusan dan hal-hal yang diperoleh dalam suatu penelitian. Teknik analisis data disesuaikan dengan tujuan penelitian itu sendiri. Teknik analisis data yang digunakan adalah:

(25)

1. Uji Asumsi Klasik

2. Analisis Regresi Linier Berganda 3. Analisis Regresi Linier Sederhana

4. Penentuan Batas Tingkat Kesesuaian Lahan 1. Uji Asumsi Klasik

Suatu model dikatakan cukup baik dan dapat untuk memprediksikan apabila sudah lolos dari serangkaian uji asumsi klasik yang melandasinya. Dalam penelitian ini digunkan uji asumsi klasik yang terdri dari uji normalitas data, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi (Priyatno, 2009) .

1.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data yaitu untuk mengetahui apakah distribusi data tiap-tiap variabel normal atau tidak. Uji normalitas didapat dari uji grafik dari probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari residual sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Garis yang menggambarkan residual akan mengikuti garis diagonalnya jika distribusi variabel pengganggu atau residual adalah normal.

1.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan linier yang pasti antara beberapa atau semua variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikoliniearitas dapat pula dilihat pada nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), yaitu jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka dapat dinyatakan

bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas. Sebaliknya jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10 maka dapat dinyatakan bahwa terjadi gejala multikoliniearitas.

1.3 Uji Heteroskedastisitas

(26)

Uji Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

1.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtun waktu.

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan dilakukan uji Durbin-Watson.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk melihat hubungan antara luas lahan, jumlah pupuk N, jumlah pupuk P, jumlah pupuk K dan jumlah pestisida (variabel independen) dengan produktivitas padi (variabel dependen) dikaji dengan analisis regresi linear berganda yang ditransformasikan kelogaritma berganda dengan bentuk persamaan:

Y = a + X1b1+X2b2+X3b3+X4b4+X5b5+X6b6 Di mana :

Y = Produktivitas

a = Konstanta

X1 = Luas Lahan

X2 = Pupuk N

X3 = Pupuk P

X4 = Pupuk K

X5 = Pestisida

X6 = Salinitas

(27)

b1, b2, b3, b4, b5, b6

= Koefisien regresi

Adanya perbedaan dalam satuan dan besaran variabel bebas dalam persamaan menyebabkan persamaan regresi harus dibuat dengan model logaritma. Alasan pemilihan logaritma adalah sebagai berikut:

1) Menghindari adanya heterokedastisitas;

2) Mengetahui koefisien yang menunjukkan elastisitas;

3) Mendekatkan skala data.

3. Analisis Regresi Linier Sederhana

Model analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yaitu antara salinitas terhadap produktivitas padi di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Metode analisis data yang digunakan penelitian ini adalah regresi linier sederhana yang ditransformasikan ke logaritma. Bentuk persamaannya :

Y = a + X1b1 Di mana :

Y = Produktivitas a = Konstanta X1 = Salinitas

b1 = Koefisien regresi

4. Penentuan Batas-Batas Kesesuaian Lahan

Untuk mengetahui batas-batas kesesuaian lahan, terlebih dahulu diketahui nilai optimum variabel. Nilai optimum dalam penelitian ini merupakan nilai salinitas yang paling kecil (minimum).

(28)

Untuk mengetahui batas antara tingkat kelas digunakan hubungan antara parameter dengan tingkat produktifitasnya, dengan ketentuan:

 Batas S1 dengan S2 pada produksi 80% dari optimum

 Batas S2 dengan S3 pada produksi 60% dari optimum

 Batas S3 dengan N1 pada produksi 40% dari optimum

 Batas N1 dengan N2 pada produksi 20% dari optimum

Untuk mendapatkan nilai optimum yaitu nilai minimum variabel independen dalam penelitian ini adalah salinitas (Nadeak, 2003) .

(29)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Produktivitas Padi Sawah

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di lapangan diperoleh data produktivitas, luas lahan, pupuk N, pupuk P, pupuk K, dan pestisida. Sedangkan analisis di Laboratorium di peroleh data salinitas seperti terlihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Data Faktor Produksi dan Salinitas Terhadap Produktivitas

Sampel

Faktor Produksi

Salinitas (dS/m)

Produktivitas (ton/Ha) Luas

Lahan (Ha)

Pupuk N (kg/Ha)

Pupuk P (kg/Ha)

Pupuk K (kg/Ha)

Pestisida (mL/Ha)

1 0.80 114.00 78.75 45.00 812.50 2,9 6,25

2 0.80 114.00 78.75 45.00 812.50 2,4 6,25

3 0.20 102.75 73.35 33.75 1250.00 2,7 5

4 0.60 105.25 75.25 36.25 1000.00 3 5,83

5 0.60 105.25 75.25 36.25 1000.00 2,8 5,83

6 0.24 109.58 75.83 23.33 1041.67 1,1 5

7 0.32 105.16 74.063 23.44 937.50 1,2 5,16

8 0.80 111.19 82.69 42.19 812.50 1,6 6

9 0.80 111.19 82.69 42.19 812.50 1,1 6

10 0.80 111.19 82.69 42.19 812.50 2,4 6

11 1.00 114.00 75.60 45.00 1000.00 2,4 6,25

12 1.00 114.00 75.60 45.00 1000.00 1,2 6,25

13 0.20 96.50 60.75 33.75 1000.00 3,7 4,75

14 0.36 105.83 75.56 35.56 972.22 1,1 5,28

15 0.36 105.83 75.56 35.56 972.22 1,1 5,28

16 0.20 95.25 71.25 26.25 500.00 5,1 3,75

17 0.20 96.50 69.75 33.75 1250.00 1,1 5

18 2.00 114.38 84.35 31.25 1250.00 1,4 7

19 0.24 102.63 77.50 25.00 1041.67 1,6 4,79

20 0.60 105.08 73.67 34.67 833.33 3,9 4,58

Rataan 0,60 106,97 75,94 35,76 955,55 2,19 5,51

Dari Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa rataan luas lahan sebesar 0,60 Ha, pupuk N sebesar 106,97 kg/Ha, pupuk P 75,94 kg/Ha, pupuk K sebesar 35,76 kg/Ha, pestisida sebesar 955,55 mL/Ha, salinitas sebesar 2,19 dS/m dan produktivitas sebesar 5,51 ton/Ha.

(30)

Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa produktivitas tertinggi terdapat pada sampel 18 sebesar 7 ton/Ha dengan luas lahan sebesar 2 Ha, pupuk N sebesar 114,38 kg/Ha, pupuk P sebesar 84,35 kg/Ha, pupuk K sebesar 31,25 kg/Ha, pestisida sebesar 1259 mL/Ha dan salinitas sebesar 1,4 dS/m. Sementara produktivitas terendah terdapat pada sampel 16 sebesar 3,75 ton/Ha dengan luas lahan sebesar 0,20 Ha, pupuk N sebesar 95,25 kg/Ha, pupuk P 71,25 kg/Ha, pupuk K 26,25 kg/Ha, pestisida sebesar 500 mL/Ha dan salinitas sebesar 5,1 dS/m.

Pengaruh Luas Lahan, Pupuk N, Pupuk P, Pupuk K, dan Pestisida Terhadap Produktivitas Padi Sawah

Dari hasil analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS versi 23 dapat diperoleh data pengaruh luas lahan, pupuk N, pupuk P, pupuk K, pestisida terhadap produktivitas padi sawah seperti terlihat pada lampiran 5 dan disajikan pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Pengaruh Luas Lahan, Pupuk N, Pupuk P, Pupuk K, dan Pestisida Terhadap Produktivitas Padi Sawah

Variabel R2 F Sig Koefisin Regresi Rataan

Luas Lahan

0,91

47,95 0,00** 0,10 0,60

Pupuk N 16,57 0,12tn 0,31 106,97

Pupuk P 12,05 0,24tn 0,30 75,94

Pupuk K 12,58 0,06tn 0,15 35,76

Pestisida 2,22 0,00** 0,27 955,55

Ket :**=nyata pada taraf uji <0,05% dan tn = tidak nyata pada taraf uji >0,05%.

Dari Tabel 2 diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) secara keseluruhan sebesar 91% menandakan bahwa luas lahan, pupuk N, pupuk P, pupuk K, dan pestisida memiliki pengaruh kontribusi sebesar 91% terhadap produktivitas padi sawah dan sisanya sebesar 9% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti.

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai F tertinggi terdapat pada luas lahan sebesar 47,95 sedangkan nilai F terendah terdapat pada pestisida sebesar 2,22. Hal

(31)

tersebut menunjukkan bahwa luas lahan lebih besar pengaruhnya terhadap produktivitas padi sawah dibanding faktor produksi yang lain.

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa variabel luas lahan dan pestisida berpengaruh nyata terhadap produktivitas padi sawah. Hal tersebut dilihat dari nilai signifikansi

<0,05%. Sedangkan variabel pupuk N, pupuk P, dan pupuk K tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas padi sawah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi >

0,05%.

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa luas lahan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,10. Hal ini dapat menunjukkan bahwa setiap terjadi penambahan 1% luas lahan maka produktivitasnya akan meningkat sebesar 0,10. Dari tabel diatas dapat dilihat rataan luas lahan sebesar 0,60 Ha dengan rataan produktivitasnya sebesar 5,51 ton/Ha. Jika luas lahan ditambah 1% menjadi 0,61 Ha maka produktivitasnya menjadi 5,61 ton/Ha.

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa pupuk N memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,31. Hal ini dapat menunjukkan bahwa setiap terjadi penambahan 1%pupuk N maka produktivitasnya akan meningkat sebesar 0,31. Dari tabel diatas dapat dilihat rataan pupuk N sebesar 106,97 kg/Ha dengan rataan produktivitasnya sebesar 5,51 ton/Ha. Jika pupuk N ditambah 1% menjadi 106,98 kg/Ha maka produktivitasnya menjadi 5,82 ton/Ha.

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa pupuk P memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,30. Hal ini dapat menunjukkan bahwa setiap terjadi penambahan 1% pupuk P maka produktivitasnya akan meningkat sebesar 0,30. Dari tabel diatas dapat dilihat rataan pupuk P sebesar 75,94 kg/Ha dengan rataan produktivitasnya sebesar 5,51

(32)

ton/Ha. Jika pupuk P ditambah 1% menjadi 75,95 kg/Ha maka produktivitasnya menjadi 5,81 ton/Ha.

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa pupuk K memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,15. Hal ini dapat menunjukkan bahwa setiap terjadi penambahan 1% pupuk K maka produktivitasnya akan meningkat sebesar 0,15. Dari tabel diatas dapat dilihat rataan pupuk K sebesar 35,76 kg/Ha dengan rataan produktivitasnya sebesar 5,51 ton/Ha. Jika pupuk K ditambah 1%menjadi 35,77 kg/Ha maka produktivitasnya menjadi 5,66 ton/Ha.

Pengaruh Salinitas Terhadap Produktivitas Padi Sawah

Dari hasil analisis regresi linear sederhana yang telah dilakukan, diperoleh data seperti terlihat pada lampiran 6 dan disajikan pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Pengaruh Salinitas Terhadap Produktivitas Padi Sawah

Variabel R2 Koefisien Regresi Rataan Sig

Salinitas 0,10 -0,09 2,19 0,17tn

Ket :**=nyata pada taraf uji <0,05% dan tn = tidak nyata pada taraf uji >0,05%.

Dari Tabel 3 diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) variabel salinitas sebesar 10% menandakan bahwa variabel salinitas memiliki pengaruh kontribusi sebesar 10 % terhadap produktivitas padi sawah.

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa salinitas memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,09. Hal ini dapat menunjukkan bahwa setiap terjadi penambahan 1% salinitas maka produktivitasnya akan menurun sebesar -0,09. Dari tabel diatas dapat dilihat rataan salinitas sebesar 2,19 dS/m dengan rataan produktivitasnya sebesar 5,51 ton/Ha.

Jika salinitas ditambah 1% menjadi 2,20 dS/m maka produktivitasnya menjadi 5,42 ton/Ha.

(33)

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa variabel salinitas tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas padi sawah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi >

0,05%.

Batas-Batas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Padi Sawah Mengacu pada Nilai Salinitas

Dari pengolahan data hasil analisis regresi linear sederhana dapat pula ditentukan nilai optimal dari salinitas. Dimana nilai optimal salinitas mempunyai pengaruh terhadap produktivitas yaitu sebesar 0,71 dS/m.

Dari nilai optimal tersebut maka dapat ditentukan batas-bataskesesuaian lahan untuk salinitas terhadap produktivitas tanaman padi sawah, seperti yang terlihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Batas-Batas Kesesuaian Lahan Salinitas Terhadap Produktivitas Batas-Batas Kesesuaian Lahan Salinitas (dS/m)

(S1-S2) 1,38

(S2-S3) 1,92

(S3-N1) 2,66

(N1-N2) 3,70

Dari Tabel 4 diatas maka dapat diketahui kelas kesesuaian lahan salinitas terhadap produktivitas tanaman padi sawah, seperti yang terlihat pada Tabel 5 berikut.

(34)

Tabel 5. Kelas Kesesuaian Salinitas Terhadap Produktivitas Padi Sawah Titik

Koordinat Sampel Salinitas (dS/m) Salinitas

E 53.872’

N 40.627’ 1 2,9 N1

E 53.844’

N 40.615’ 2 2,4 S3

E 53.721’

N 40.618’ 3 2,7 N1

E 53.700’

N 40.610’ 4 3 N1

E 53.690’

N 40.590’ 5 2,8 N1

E 53.675’

N 40.560’ 6 1,1 S1

E 53.645’

N 40.530’ 7 1,2 S1

E 53.611’

N 40.500’ 8 1,6 S2

E 53.580’

N 40.485’ 9 1,1 S1

E 53.550’

N 40.460’ 10 2,4 S3

E 53.530’

N 40.455’ 11 2,4 S3

E 53.515’

N 40.435’ 12 1,2 S1

E 53.490’

N 40.415’ 13 3,7 N1

E 53.460’

N 40.398’ 14 1,1 S1

E 53.435’

N 40.380’ 15 1,1 S1

E 53.449’

N 40.375’ 16 5,1 N2

E 53.295’

N 40.325’ 17 1,1 S1

E 53.280’

N 40.293’ 18 1,4 S2

E 53.260’

N 40.279’ 19 1,6 S2

E 53.230’

N 40.265’ 20 3,9 N2

*) S1: sangat sesuai; S2: cukup sesuai; S3: sesuai marginal; N: tidak sesuai ; (-) tidak diperhitungkan.

Pembahasan

Dari hasil analisis diketahui bahwa variabel yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas padi sawah yaitu variabel luas lahan dan pestisida. Sedangkan variabel pupuk N, pupuk P, pupuk K dan salinitas tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas padi sawah.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel luas lahan berpengaruh nyata dan positif terhadap produktivitas padi sawah di Desa Rugemuk Kecamatan

(35)

skala usaha tani, semakin luas lahan yang dimiliki maka produksi akan semakin besar.

Hal ini sesuai dengan literatur Arimbawa dan Widanta (2017) yang menyatakan bahwa lahan adalah salah satu faktor produksi, tempat di hasilkannya produk pertanian yang memiliki peran yang besar terhadap usaha petani karena hasil produksi sangat dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan.

Tanah merupakan faktor produksi yang memiliki kedudukan penting dalam suatu usahatani. Tanah merupakan syarat mutlak bagi petani untuk dapat memproduksi padi. Dengan memiliki lahan yang cukup berarti petani sudah mempunyai modal utama yang sangat berharga sebagai seorang petani karena pada lahan inilah petani akan melakukan proses produksi sehingga menghasilkan padi. Rahim (2007) menyatakan bahwa luas lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses produksi ataupun usaha tani dan usaha pertanian. Semakin luas lahan (yang digarap/ditanami), semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jumlah pupuk N, pupuk P dan pupuk K tidak berpengaruh nyata dan mempunyai pengaruh positif terhadap produktivitas padi sawah di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Hal ini disebabkan oleh penggunaan pupuk N, pupuk P dan pupuk K tidak sesuai anjuran dosis pemupukan sehingga pemupukan menjadi tidak seimbang sehingga pertumbuhan tanaman terganggu. Adapun rekomendasi pemupukan padi sawah menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40 tahun 2007 di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang yaitu untuk pupuk urea sebesar 250 kg/Ha, pupuk SP-36 sebesar 100 kg/Ha dan pupuk KCL sebesar 50 kg/Ha. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Poulton et al.,(1989) yang menyatakan bahwa unsur hara menjadi komponen penting bagi tanaman khususnya unsur hara makro seperti unsur hara N, P, dan K dalam

(36)

jumlah cukup dan berimbang karena dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman baik pada fase pertumbuhan vegetatif, maupun fase generatif.

Hal ini didukung dengan penelitian Putra (2012) yang menyatakan bahwa Pemberian pupuk baik itu jenis atau takaran pemupukan sangat mempengaruhi respons tanaman padi sehingga berdampak terhadap pertumbuhan padi khususnya pada tinggi tanaman. Menurut Nyanjang (2003) bahwa pemupukan yang lengkap dan berimbang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman padi karena dapat menambah dan mengembalikan unsur hara yang telah hilang baik tercuci maupun yang terbawa tanaman saat panen.

Nitrogen adalah komponen utama dari berbagai substansi penting di dalam tanaman. Menurut Novizan (2002) Nitrogen yang ada di dalam tanah dapat hilang karena terjadinya penguapan, pencucian oleh air, atau terbawa bersama tanaman pada saat panen. Jika terjadi kekurangan N, tanaman tumbuh lambat dan kerdil. Sedangkan jika terjadi kelebihan N dapat menunda pembentukan bunga, bahkan bunga yang telah terbentuk lebih mudah rontok.

Menurut Fagi et al. (1990) Pemanfaatan cadangan P tanah secara optimal merupakan salah satu strategi terbaik untuk mempertahankan produktivitas dan meningkatkan efisiensi pemupukan. Bahkan pada lahan irigasi intensif, pemanfaatan cadangan P tanah dapat mengurangi timbunan pupuk P akibat pemupukan yang terus- menerus. Penggunaan jenis pupuk tertentu menguntungkan secara teknis, ekonomis, dan lingkungan apabila jumlah pemberiannya telah memperhitungkan besar kecilnya cadangan P yang ada dalam tanah.

Menurut Novizan (2002) persediaan kalium di dalam tanah dapat berkurang karena tiga hal, yaitu pengambilan kalium oleh tanaman, pencucian kalium oleh air, dan

(37)

erosi tanah. Biasanya tanaman menyerap kalium lebih banyak daripada unsur hara lain, kecuali nitrogen. Beberapa jenis tanaman khususnya rumput-rumputan dan kacang- kacangan akan terus menyerap kalium di atas kebutuhan normal. Sering terjadi pada pemupukan kalium dengan dosis tinggi. Jika hal ini dibiarkan, pemupukan kalium tidak lagi ekonomis. Pupuk kalium hendaknya tidak diberikan sekaligus, tetapi beberapa kali pemupukan selama musim tanam.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pestisida berpengaruh nyata dan positif terhadap produktivitas padi sawah di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Penggunaan pestisida bertujuan untuk memberantas hama dan penyakit. Jika hama dan penyakit berkurang maka pertumbuhan akan optimal sehingga produksi akan meningkat. Hal ini sesuai dengan literatur Purwono (2007) yang menyatakan bahwa pestisida sangat dibutukan petani untuk mencegah dan memberantas hama dan penyakit pada tanaman agar pertumbuhan baik dan hasil yang optimal.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel salinitas tidak berpengaruh nyata dan negatif terhadap produktivitas padi sawah di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Hal ini dikarenakan pengaruh curah hujan pada penurunan nilai salinitas terletak pada konsentrasi air yang terserap ke dalam tanah. Curah hujan yang turun ke permukaan bumi memiliki pH yang hampir, atau bisa diasumsikan, netral. Curah hujan yang jatuh ke bumi dan terserap ke dalam tanah akan berikatan dengan kation-kation garam dalam tanah sehingga akan menurunkan konsentrasi garam di dalam tanah. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Grattan (2002) yang menyatakan bahwa tanaman membutuhkan kandungan air yang cukup dalam tanah untuk dapat melakukan pertumbuhan. Kondisi tanah dengan kapasitas air

(38)

yang rendah serta akumulasi garam yang tinggi menyebabkan tanaman kesulitan bertumbuh sehingga akan menyebabkan kematian. Menurut Sipayung (2003), kadar garam yang tinggi pada tanah menyebabkan terganggunya pergerakan air dari tanah menuju akar, akibatnya tanaman akan kekurangan air, bahkan air dari tanaman itu sendiri akan diserap oleh tanah, sehingga pertumbuhannya akan terhambat. Irigasi dapat menjadi salah satu solusi yang baik untuk mengatasi hal tersebut karena air memiliki nilai pH yang sangat netral sehingga dapat membantu proses pencucian garam pada lahan sehingga tanah dapat berfungsi lebih maksimal. Lahan yang diairi dengan baik (irigasi atau curah hujan) akan dapat mengurangi permasalahan salinitas.

Dari pengolahan data hasil analisa regresi dapat pula ditentukan nilai optimal, dimana nilai optimal variabel yang mempunyai pengaruh terhadap produktivitas tanaman padi sawah di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang yaitu salinitas sebesar 0,71 dS/m.

(39)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Variabel luas lahan dan pestisida berpengaruh nyata dan positif terhadap produktivitas padi sawah (Oryza sativa L.), variabel pupuk N, pupuk P, pupuk K berpengaruh tidak nyata tetapi berpengaruh positif terhadap produktivitas padi sawah (Oryza sativa L.) dan salinitas berpengaruh tidak nyata dan negatif terhadap produktivitas padi sawah (Oryza sativa L.)

2. Batas-batas kesesuaian lahan tanaman padi yang dihasilkan berdasarkan salinitas yaitu S1 = 1,38 dS/m; S2 = 1,92 dS/m; S3 = 2,66 dS/m;

N1 = 3,70 dS/m.

Saran

Penelitian ini menggunakan 20 sampel, diharapkan penelitian selanjutnya menguji dengan jumlah sampel lebih banyak untuk melihat pengaruh pada produktivitas padi.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Arimbawa, P.D. dan Widanta, A. A. 2017. Pengaruh Luas Lahan, Teknologi dan Pelatihan Terhadap Pendapatan Petani Padi Dengan Produktivitas Sebagai Variabel Intervening Di Kecamatan Mengwi. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana Vol. 6, No. 8, hlm. 1601-1627.

Astuti, B. H., dan Wibawa, W. 2014. Penerapan Teknologi Pemupukan Padi Sawah Di Provinsi Bengkulu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Bengkulu.

AGRISEP Vol. 14 No. 1 Maret 2014 Hal. 50 – 59.

BPS. 2017. Kecamatan Pantai Labu Dalam Angka 2017. Kabupatn Deli Serdang.ISBN : 978-602-6374-69-1.

Cramer, D., dan Howitt, D. 2006. The Sage Dictionary of Statistics. London: Sage Publication.

FAO. 1976. A Framework for Land Evaluation, FAO Soil Bulletin 32. Soil Resources Management and Conservation Service Land and Water Development Division. Rome, Italy: FAO. 87 p.

Fatimah, S. 2010. Pengujian Toleransi Genotipe Padi (Oryza sativa L.) terhadap Salinitas pada Fase Perkecambahan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 41 hal.

Hapsari, B., Awaluddin, M., dan Yuwono, B. D. 2014. Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Pertanian Berbasis Sistem Informasi Geografis Dengan Menggunakan Metode Fuzzy Set (Studi Kasus: Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri). Jurnal Geodesi Undip vol 3, No.1, Hlm.241-250.

Hardjowigeno, S., dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Lahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hartono. 2008. SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian. Edisi ke-1, Cetakan ke-1. Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Hasibuan, B. E. 2008. Pengelolaan Tanah dan Air Lahan Marginal. USU Press, Medan.

Husni, M dan Nuryanto, S. 2000. Kajian Kualitas Air Hujan Buatan Dan Kaitannya Dengan Peningkatan Curah Hujan. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 1, No. 2, 2000:179-186.

Ina, H. 2007. Bercocok Tanam Padi. Azka Mulia Media : Jakarta.

Marwanto, S., A. Rachman, D. Erfandi, dan I G.M. Subiksa.2009. Tingkat Salinitas Tanah Pada Lahan Sawah Intensif di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Balai Penelitian Tanah, Bogor.

(41)

Muliawan, N.R.Y. 2016. Identifikasi Nilai Salinitas Pada Lahan Pertanian di Daerah Jungkat Berdasarkan Metode Daya Hantar Listrik (DHL). Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura. Pontianak.

Nadeak, S. 2003. Uji Korelasi Produksi Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Dengan Potensi Lahan di Kabupaten Mandailing Natal. Skripsi. Jurusan Ilmu Tanah.

Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Nursyamsi, D. 2006. Kebutuhan hara kalium tanaman kedelai di tanah Ultisol. Jurnal Ilmu tanah dan Lingkungan.

Prihatman, K. 2000. Budidaya Padi. Pendayagunaan Dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi. Jakarta hal 3-7.

Priyanto, D. 2009. SPSS Untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate. Penerbit Gava Media, Yogyakarta.

Purwono. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Ritung, S. Wahyunto., Agus, F., dan Hidayat, H. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan Dengan Contoh Peta Arahan Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh Barat. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre.

Setiawan, D. 2017. Evaluasi Lahan Salin Untuk Budidaya Tanaman Padi (Oryza sativa L.) di Desa Tanjung Tiga Kecamatan Blanakan Kabupaten

Subang. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Sitorus, T.A. 2012. Analisis Salinitas Dan Dampaknya Terhadap Produktivitas Padi Di Wilayah Pesisir Indramayu. Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglass. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Suriadikarta, D. A. dan Sutriadi, M. T. 2007. Jenis-jenis Lahan Berpotensi untuk Pengembangan Pertanian di Lahan Rawa. Balai Penelitian Tanah, Bogor.

Syamsiyah, J., Suhardjo, M, dan Andriyani, L. 2006. Efisiensi Pupuk P dan Hasil Padi (oryza sativa L.) Pada Sawah Pasir Pantai Kulonprogo Yang Diberi Zeolit.

Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Tampubolon, K. 2014. Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban

Kabupaten Serdang Bedagai. Skripsi Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

(42)

Tjitrosoepomo, G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Waskito. 2017. Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah, Padi Gogo (Oryza sativa L.) dan Sorgum (Shorgum bicolor) Di Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No.

2337- 6597 Vol.5.No.1,hlm : 226-232.

(43)

KUESIONER PENELITIAN

PRODUKSI PADI DAN INFORMASI PENGELOLAAN LAHAN RUMAH TANGGA PETANI

A. IDENITAS PETANI RESPONDEN

1. Nama :

...

2. Umur :

...tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

4. Status :

...

5. Tingkat Pendidikan :

...

6. Agama :

...

7. Asal Desa/Dusun :

...

8. Jumlah Tanggungan :

...orang 9. Pekerjaan Utama :

...

10. Pekerjaan Sampingan :

...

11. Pengalaman Bertani :

...tahun 12. No. Hp/Telepon :

...

B. KEADAAN USAHATANI RESPONDEN

1. Berapa luas lahan yang Anda miliki untuk menanam padi ?

...

...

2. Apakah status kepemilikan lahan yang Anda gunakan untuk menanam padi ? Milik Sendiri Sewa Buruh/Bagi Hasil

Lainnya....

.

3. Pupuk yang Anda gunakan untuk menanam Padi ?

Jenis Pupuk Intensitas Pemupukan Cara Pemupukan Keterangan Lain

(44)

4. Pestisida yang Anda gunakan selama proses penanaman ?

Jenis Pestisida Intensitas Cara Penggunaan Keterangan Lain

5. Darimana sumber air yang digunakan untuk pengairan irigasi diperoleh ?

...

...

6. Berapa jumlah produksi yang didapat ? ... ...

(45)
(46)

Lampiran 3. Data Petani di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

Titik Koordinat Nama Luas Lahan (Ha)

Produksi (kg)

Produktivitas (Ton/Ha)

Salinitas (dS/m)

Jumlah Pestisida Per

Ha (mL/Ha) Pupuk N

(kg/Ha)

Pupuk P (kg/Ha)

Pupuk K (kg/Ha)

E 53.872’ N 40.627’ Dinem 0.80 5000 6.25 114.00 78.75 45.00 290 812.50

E 53.844’ N 40.615’ Dinem 0.80 5000 6.25 114.00 78.75 45.00 240 812.50

E 53.721’ N 40.618’ Darma 0.20 1000 5.00 102.75 73.35 33.75 270 1250.00

E 53.700’ N 40.610’ Agusnadi 0.60 3500 5.83 105.25 75.25 36.25 300 1000.00

E 53.690’ N 40.590’ Agusnadi 0.60 3500 5.83 105.25 75.25 36.25 280 1000.00

E 53.675’ N 40.560’ Elis 0.24 1200 5.00 109.58 75.83 23.33 110 1041.67

E 53.645’ N 40.530’ Darmawi 0.32 1650 5.16 105.16 74.063 23.44 120 937.50

E 53.611’ N 40.500’ Imut 0.80 4800 6.00 111.19 82.69 42.19 160 812.50

E 53.580’ N 40.485’ Imut 0.80 4800 6.00 111.19 82.69 42.19 110 812.50

E 53.550’ N 40.460’ Imut 0.80 4800 6.00 111.19 82.69 42.19 240 812.50

E 53.530’ N 40.455’ Eman 1.00 6250 6.25 114.00 75.60 45.00 240 1000.00

E 53.515’ N 40.435’ Eman 1.00 6250 6.25 114.00 75.60 45.00 120 1000.00

E 53.490’ N 40.415’ Hasiyu 0.20 950 4.75 96.50 60.75 33.75 370 1000.00

E 53.460’ N 40.398’ Mukalar 0.36 1900 5.28 105.83 75.56 35.56 110 972.22

E 53.435’ N 40.380’ Mukalar 0.36 1900 5.28 105.83 75.56 35.56 110 972.22

E 53.449’ N 40.375’ Ijun 0.20 750 3.75 95.25 71.25 26.25 510 500.00

E 53.295’ N 40.325’ Arifin 0.20 1000 5.00 96.50 69.75 33.75 110 1250.00

E 53.280’ N 40.293’ Manpolang 2.00 14000 7.00 114.38 84.35 31.25 140 1250.00

E 53.260’ N 40.279’ Badiah 0.24 1150 4.79 102.63 77.50 25.00 160 1041.67

E 53.230’ N 40.265’ Sairi 0.60 2750 4.58 105.08 73.67 34.67 390 833.33

(47)

2. Uji Multikolinearitas

Tolerance VIF

Produktivitas

Luas Lahan (Ha) 0,277 3,605

Pupuk N (kg/Ha) 0,494 2,024

Pupuk P (kg/Ha) 0,328 3,052

Pupuk K (kg/Ha) 0,521 1,919

Pestisida (mL/Ha) 0,681 1,468

Salinitas (dS/m) 0,568 1,760

(48)

4. Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -,00213

Cases < Test Value 10

Cases >= Test

Value 10

Total Cases 20

Number of Runs 9

Z -,689

Asymp. Sig. (2-

tailed) ,491

Gambar

Tabel 5. Kelas Kesesuaian Salinitas Terhadap Produktivitas Padi Sawah  Titik

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat penggunaan input produksi (variabel luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk NPK, dan Pestisida) pada usahatani padi sawah di Desa Toribulu Kecamatan

Tanaman padi pada lahan yang dipasang TBS akan menarik tikus sawah karena kondisi lahan yang lainnya bera, sehingga peran tanaman perangkap pada TBS akan lebih efektif.. Menurut

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pengaruh luas lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja terhadap hasil produksi padi, (2) Factor yang paling

Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui mengetahui perbandingan luas lahan sawah irigasi teknis, semi teknis dan non teknis sebelum dan sesudah pemekaran wilayah,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor produksi modal, bibit, luas lahan, tenaga kerja, pupuk, pestisida yang mempengaruhi produktivitas dan kelayakan usahatani padi sawah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat kesesuaian aktual dan potensial pada lahan rawa pasang surut untuk tanaman padi di Desa Bandar

Faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah adalah luas lahan, pupuk phonska, pupuk organik, pestisida, tenaga kerja, dan dummy, sedangkan

Secara simultan (bersama-sama) faktor-faktor : luas lahan, bibit, pupuk, dan pestisida berpengaruh signifikan terhadap produksi padi sawah di Desa Pulau Pandan Kecamatan