• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN CHASIS DI SMK NEGERI 3 SINGARAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN CHASIS DI SMK NEGERI 3 SINGARAJA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Journal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JJPTM) Volume : Vol. 8 No.2 Tahun 2017 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS

MACROMEDIA FLASH MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN CHASIS DI

SMK NEGERI 3 SINGARAJA

Oleh

I Gede Randi Wirdana, Dr. I Nyoman Pasek Nugraha, S.T., M.T., Dr Luh Joni Erawati Dewi, S.T., M.Pd.

E-mail

Wirdana11@yahoo.com, paseknugraha@undiksha.ac.id , joni.erawati@undiksha.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran pada mata pelajaran pemeliharaan chasis di SMK N 3 Singaraja. Kelayakan media pembelajaran ini diperoleh berdasarkan hasil pengujian data, yang didapat dari hasil pengisian angket kelayakan media pembelajaran pemeliharaan chasis. Telah melewati tahapan pengembangan media yaitu analisis kebutuhan, desain produk, desain media, revisi media, revisi produk, validasi, uji coba produk, serta revisi produk akhir. Validasi meliputi validasi dari para ahli materi atau ahli isi dan ahli media pembelajaran. Uji coba media dilaksanakan pada siswa kelas XI ( sebelas ) jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM) di SMK N 3 Singaraja. Aspek kelayakan isi/mata pelajaran yaitu 87,50% sehingga termasuk kedalam kriteria sangat baik sehingga layak digunakan dalam pembelajaran.

Dalam aspek kelayakan media sebesar 88,75% sehingga termasuk kedalam kriteria sangat baik sehingga layak digunakan dalam pembelajaran. Dalam uji coba perorangan yaitu sebesar 81,25%, sedangkan uji coba kelompok kecil yaitu sebesar 84,37% dan dalam aspek kelayakan media dan isi dalam uji coba lapangan yaitu sebesar 87,03% sehingga termasuk dalam kriteria sangat baik dan layak digunakan pada saat proses belajar.

Kata Kunci: Media Pembelajran, Pemeliharaan Chasis, validitas.

Abstract

This research was a development research aimed to produce learning media on the subject of Chasis maintenance at SMK N 3 Singaraja. The feasibility of learning media was obtained based on the results of data testing, obtained from the results of questionnaires filling the feasibility of learning media process on chasis maintenance subjects had passed the development. Stage of needs analysis media, product design, media design, media revision, product revision, validation, product testing, as well as final product revisions. Validation included validation from content experts and learning media experts. Media trials were conducted on students of class XI (eleven)

(2)

majoring in motorcycle engineering at SMK N 3 Singaraja. The content/subjects feasibility aspect was 87.50% which categorized into very good criteria therefore it was suitable to be used in learning. In the aspect of media feasibility with 88.75%, it categorized into very good criteria therefore it was proper to be used in learning. In individual testing was 81.25%, while small group testing was equal to 84.37% and in media feasibility aspect and content in field trial that was equal to 87.03% therefore it included in very good criterion which was proper to be used in learning process.

Keywords: Learning media, Chasis maintenance, validity.

Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sekarang ini sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan media pembelajaran, sehingga akan menjadi sarana atau alat dalam proses pembelajaran yang lebih efektif dalam menyampaikan materi pembelajaran dan efisien dalam alokasi waktu dan tenaga. Namun saat ini belum banyak guru yang membuat media pembelajaran sendiri seperti media berbantuan komputer. Sesuai dengan Permendiknas No. 22/2006 tentang standar isi, yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran maka komputer dapat dijadikan salah satu media untuk membantu proses pembelajaran. Media berbantuan komputer diharapkan dapat dijadikan sebagai media yang efektif untuk sumber belajar yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

(Azhar Arsyad, 2010) Media merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan proses pembelajaran di sekolah karena dapat membantu proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa ataupun sebaliknya. Menggunaan media secara kreatif dapat memperlancar dan meningkatkan efesiensi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Banyak sekali pengertian media, salah satunya adalah menurut Arsyad (2010:2)

berpendapat bahwa “media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan”.

Sedangkan Briggs dalam (Sudarma dan Arya Oka, 2008) berpendapat bahwa “media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat belajar siswa”.

Dari kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran dan mampu merangsang minat belajar siswa.

Salah satu bentuk media pemebelajaran adalah media berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Dewi (2012) telah membuat media pembelajaran yang berbasis internet.

Hasil penelitian menunjukan bahwa produk e-learning yang dihasilkanbisa

diterima dan layak digunakan.

E-learning ini bias dipergunakan dengan pembelajaran tatap muka langsung di kelas. Selain itu media pembelajaran bias dibuat dalam bentuk Software Macromedia flash.

Macromedia flash merupakan software yang tepat untuk membuat sajian visual yang dapat menginterpretasikan berbagai media, seperti video, animasi, gambar dan suara. Software ini cukup handal dalam pembuatan berbagai macam aplikasi tutorial yang interaktif

(3)

dan menarik. Kelebihan Macromedia flash adalah menarik minat siswa untuk belajar dikarenakan materi lebih mudah dipahami. Mereka dapat melihat animasi berjalan sendiri dengan mengklik tombol play. Jadi, apa yang mereka bayangkan dapat dilihat secara visual

Permasalahan

Kenyataan di lapangan seperti apa yang terjadi di SMK Negeri 3 Singaraja masih belum mampu meningkatkan sumber daya manusia.

Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan pada 4 April 2017 di SMK Negeri 3 Singaraja guru masih menggunakan metode ceramah dengan memanfaatkan buku paket dan Lembar Kerja Siswa untuk menyampaikan informasi dalam proses pembelajaran.

Di sekolah tersebut sudah memiliki fasilitas yang dapat mendukung pencarian informasi secara digital, tetapi karena keterbatasan pengetahuan teknologi dan komunikasi, guru hanya menggunakan metode ceramah dengan memfaatkan buku paket dan LKS.

Hasil observasi ini didukung Fase I pula dengan hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran Pemeliharan Chasis sepeda motor kelas XI TSM, beliau mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran hanya memanfaatkan buku paket dan LKS khususnya dalam mata pelajaran yang beliau ajarkan, karena beliau belum benar-benar mengetahui bagaimana membuat media menggunakan alat elektronik.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan desain

pengembangan media

pembelajaran berbasis Macromedia flash mata pelajaran pemeliharaan Chasis sepeda kelas XI TSM di SMK Negeri 3 Singaraja.

2. Untuk mengetahui validitas hasil

pengembangan media

pembelajaran berbasis Macromedia flash mata pelajaran pemeliharaan Chasis sepeda motor kelas XI TSM di SMK Negeri 3 Singaraja, menurut hasil evaluasi para ahli, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan.

Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (Reseacrh and Develompment). Model penelitian yang digunakan adalah model Hannafin and Peck Tegeh,dkk (2014:1) yang terdiri dari tiga proses utama, tahap pertama model ini adalah tahap penilaian kebutuhan, dilanjutkan dengan tahap desain dan tahap ketiga adalah pengembangan dan implementasi. Ketiga tahapan dalam model Hannafin and Peck ini harus dilakukan secara sistematik.

Gambar 3.1 Model Hannafin & Peck (Sumber : Tegeh, dkk, 2014:1)

Prosedur Pengembangan Dalam pengembangan media pembelajaran Pemeliharaan Chasis Sepeda Motor, proses pengembangan ini terdiri dari tiga fase sesuai dengan model pengembangan yang digunakan.

Prosedur ketiga fase tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1

Need Assessment

(Analisis Kebutuhan)

Fase II Desain

Fase III Pengemban

gan dan Implementa

si

Evaluasi dan Revisi

(4)

Tabel 3.1

Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran

Fase Instrumen Respoden

Fase Analisis

Kebutuhan Observasi Kegiatan pembelajaran kelas XI TSM, dan fasilitas-fasilitas di sekolah

Wawancara Guru mata pelajaran

Pemeliharaan Chasis kelas XI TSM

Penyebaran kuesioner Siswa kelas XI TSM Evaluasi dan revisi Hasil Observasi, Wawncara,

dan Penyebaran kuesioner

Peneliti Fase Desain flowchart dan storyboard Peneliti

Evaluasi dan revisi Storyboard Ahli desain dan Peneliti Fase

Pengembangan dan Implementasi

Media Pembelajaran Macromedia flash

Peneliti

Evaluasi dan revisi Instrumen Ahli ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajara

Uji Coba Siswa

a) Uji coba perorangan b) Uji coba kelompok

kecil

c) Uji coba lapangan

1 Siswa kelas XI TSM 3 Siswa kelas XI TSM 20 Siswa kelas XI TSM

Hasil Pengembangan dan Pembahasan

Hasil Pengembangan

Pengujian media pembelajaran ini melibatkan beberapa orang ahli yang memiliki kompetensi di bidangnya masing-masing.

Diantaranya ahli media yang ditunjuk adalah dua orang dosen dari Jurusan Manajemen Informatika, ahli isi ditujukan kepada guru teknik pengelasan di SMKN 3 Singaraja.

Disamping kedua ahli tersebut pengujian media juga dilakukan pada kelompok kecil dan kelompok besar yang melibatkan siswa kelas XI teknik sepeda motor SMKN 3 Singaraja.

Pengujian media dilakukan dengan cara memberikan angket kepada para ahli isi pembelajaran, ahli media pembelajaran, siswa yang terdiri dari 1 orang siswa dalam uji perorangan, 3

orang siswa dalam uji coba kelompok kecil serta 20 orang siswa dalam uji lapangan. Pengujian pada pengembangan media pembelajaran sistem pengereman ini diperiksa atau divalidasi oleh ahli isi/mata pelajaran, ahli media pembelajaran dan peserta uji coba untuk mengetahui kelayakan media tersebut. Instrumen yang digunakan berupa angket respon skala 1-4 sesuai pedoman yang telah ditetapkan sebelumnya dengan pilihan

“Baik Sekali”, “Baik”, “Cukup”, dan

“Kurang”, beserta saran yang diberikan oleh ahli isi media pembelajaran, dan ahli media untuk mengetahui kelayakan media. Sedangkan untuk siswa menggunakan angket respon skala 1-4 sesuai pedoman yang telah ditetapkan sebelumnya dengan pilihan

“Baik Sekali”, “Baik”, “Cukup”, dan

“Kurang”. Selengkapnya tentang data hasil uji coba adalah sebagai berikut :

(5)

1. Ahli isi/mata pelajaran

Berdasarkan hasil dari angket yang diberikan kepada ahli isi/mata pelajaran didapat data kuantitatif yang menunjukan bahwa media pelajaran sistem pengereman sepeda motor 87,50%

dalam aspek kelayakan isi sehingga termasuk kedalam kriteria baik sekali dan tidak perlu direvisi. Selanjutnya media pelajaran ini mendapatkan saran dari ahli isi/mata pelajaran yaitu

“pemberian petunjuk pada setiap sub menu”, dari saran yang telah diberikan oleh ahli isi/mata pelajaran maka penulis melengkapi petunjuk pada setiap sub menu dalam media pembelajaran.

2. Ahli Media pembelajaran

Berdasarkan hasil dari angket yang diberikan kepada ahli media pembelajaran didapat data kuantitatif yang menunjukan bahwa media pembelajaran sistem pengereman sepeda motor 88,75%

dalam aspek kelayakan isi sehingga termasuk kedalam kriteria baik sekali dan tidak perlu direvisi. Selanjutnya media pembelajaran ini mendapatkan saran dari ahli isi media pembelajaran yaitu “profile dilengkapi dengan dengan data diri”, dari saran yang telah diberikan oleh ahli media pembelajaran maka penulis melengkapi profile dalam media pembelajaran dengan data diri dari pembuat media. Data kuantitatif dari ahli media pembelajaran selengkapnya.

3. Siswa SMK N 3 Singaraja

Berdasarkan hasil dari angket yang diberikan kepada Siswa didapat data kuantitatif yang menunjukan bahwa media pembelajaran sistem pengereman sepeda motor untuk uji coba

perorangan sebesar 81,25%, uji coba kelompok kecil sebesar 84,37% sedangkan uji coba lapangan sebesar 87,03% yang berada dalam kriteria yang baik sekali dan tidak perlu direvisi.

Kesimpulan

Berdasarkan paparan hasil penelitian pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Macromedia Flash Mata Pelajaran Pemeliharaan Chasis Di SMK N 3 Singaraja dapat ditemukan kesimpulan sebagai hasil penelitian ini menghasilkan produk pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Macromedia Flash. Media pembelajaran ini dilengkapi dengan materi tentang materi sistem pengereman sepeda motor, selain itu media ini juga dilengkapi dengan video proses pembongkaran, perbaikan dan pemasangan sistem pengereman, dan latihan soal yang digunakan untuk melatih kemampuan siswa dalam memahami materi.

Pengembangan media

pembelajaran berbasis macromedia flash mata pelajaran pemeliharaan chasis telah melewati tahapan pengembangan yaitu analisis kebutuhan, desain produk, desain media, revisi media, revisi produk, validasi, uji coba produk, serta revisi produk akhir. Validasi meliputi validasi dari para ahli materi atau ahli isi dan ahli media pembelajaran. Uji coba media dilaksanakan pada siswa kelas XI ( sebelas ) jurusan teknik sepeda motor SMK N 3 Singaraja.

Sebelum diuji cobakan produk telah mengalami revisi dan telah dinyatakan layak untuk digunakan dalam pelajaran pemeliharaan chasis, oleh ahli materi dan ahli media pelajaran. Media pembelajaran berbasis macromedia flash mata pelajaran pemeliharaan chasis ini dalam aspek kelayakan isi/mata pelajaran yaitu 87.50%

(6)

sehingga termasuk kedalam kriteria sangat baik sehingga layak digunakan dalam pembelajaran. Dalam aspek kelayakan media pembelajaran yaitu sebesar 88,75% sehingga termasuk dalam kriteria sangat baik sehingga layak digunakan dalam pembelajaran.

Dalam aspek kelayakan media dan isi dalam uji coba perorangan yaitu sebesar 81,25% sehingga termasuk

dalam kriteria sangat baik, Dalam aspek kelayakan media dan isi dalam uji coba kelompok kecil yaitu sebesar 84,37% sehingga termasuk dalam kriteria sangat baik, dan dalam aspek kelayakan media dan isi dalam uji coba lapangan yaitu sebesar 87,03%

sehingga termasuk dalam criteria sangat baik dan layak digunakan pada saat proses belajar mengajar.

Daftar Pustaka

Azhar Arsyad. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Azhar Arsyd. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Dewi, LJE. 2012, “Pengembangan E- learning Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Inggris di Undiksha”.

Jurnal Pendidikan

Pascasarjana Undiksha.

Volume1, Nomor 1.

Sudarma, I Komang & Gede Putu Arya Oka. 2008. Teknik Produksi dan Pengembangan Multimedia Pembelajaran. Singaraja:

Undiksha.

Tegeh, I Made. & Kirna, I Made. 2010.

Metode penelitian

pengembangan pendidikan.

Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Tegeh, I Made, dkk. 2014 Model Penelitian Pengembangan.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Referensi

Dokumen terkait

Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti oleh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur-unsurnya dimulai dengan

Rata-rata penguasaan siswa pada siklus II terhadap pembelajaran konsep tata nama senyawa kimia sederhana dengan model kooperatif tipe TGT sudah memenuhi kriteria

(3) Pemegang IUP Operasi Produksi pasir besi, IUPK Operasi Produksi pasir besi, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/ atau pemurnian pasir besi

Pada faktor pengolahan tanah sebagai faktor tunggal dapat dilihat bahwa sistem pengolahan tanah tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah baris per tongkol karena

• Teroopongnesia berhak membatalkan trip dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu di luar kemampuan kami, dan uang pembayaran peserta akan dikembalikan 100%.. • Itinerary bisa

[r]

Berikut ini diberikan konsep penyatuan tingkat nasional dengan contoh kasus garis tanggal Dzulhijjah 1445/2024 (gambar ke-4): Bila kita berhasil menyepakati kriteria imkan

Berdasarkan data yang sudah didapatkan pada pasien hipertensi berat memiliki kualitas tidur yang buruk hal ini dikarenakan pada pasien hipertensi berat menderita