• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk menganalisis data yang berhubungan dengan tingkat Inflasi,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk menganalisis data yang berhubungan dengan tingkat Inflasi,"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

36 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis data yang berhubungan dengan tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, dan Kurs terhadap Indeks Harga Saham pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2020 dengan cara perhitungan matematis dan angka- angka statistik.

Kemudian, jenis pendekatan yang peneliti gunakan adalah jenis pendekatan analisis deskripsi kuantitatif dengan penelitian explanatory research. Penelitian explanatory research merupakan penelitian yang menjealaskan hubungan antara variabel-variabel X dan Y. Penelitian explanatory adalah penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel- variabel penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

(Kuncoro, 2007)

Adapun sifat penelitian ini adalah deskriptif explanatory. (Sugiyono, 2010) menyatakan bahwa, penelitian explanatory merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungannya antara satu variabel dengan yang lain.

B. Populasi dan Teknik Sampel

Suharyadi, (2009:7) Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran lain, yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian. Populasi yang digunakan

(2)

dalam penelitian ini adalah data tentang Inflasi, Suku Bunga SBI, Kurs (Rupiah terhadap Dollar AS).

Sugiyono (2010:61) mendefinisikan sampel adalah suatu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah sampling jenuh atau sensus, di mana menurut Sugiyono (2010: 123) sampling jenuh atau sensus adalah teknik pengambilan sampel di mana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Penelitian ini menggunakan sensus sampling, yaitu populasi digunakan sekaligus sebagai sampel. Obyek yang diambil dari penelitian ini adalah inflasi sebagai X1, suku bunga SBI sebagai X2 dan kurs mata uang sebagai X3.

Subyek penelitian ini adalah indeks harga saham gabungan yang ada di BEI tahun 2016-2020. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu selama tahun 2016-2020 mulai bulan januari hingga desember sebanyak 60 sampel (12 bulan x 5 tahun) sebagai sampel.

C. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel- variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang dapat disebut sebagai indeks harga saham seluruh perusahaan yang terdaftar di bursa efek. IHSG adalah keseluruhan nilai saham yang tercatat di suatu bursa efek dengan menggunakan semua saham yang tercatat di bursa efek sebagai komponen penghitungan indeks. IHSG digunakan untuk mengetahui perkembangan

(3)

dan situasi umum pasar modal, bukan situasi perusahaan tertentu. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Rumus umum untuk menghitung IHSG yaitu:

(Widoatmodjo, 2009:87)

Keterangan:

IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan

IHSG t -1 : Indeks Harga Saham Gabungan (closing) bulan sekarang IHSGt t-1 : Indeks Harga Saham Gabungan (closing) bulan

sebelumnya.

Perhitungan harga saham gabungan dilakukan untuk mengetahui perkembangan rata-rata seluruh saham yang tercatat di bursa. Indeks Harga Saham Gabungan dihitung dengan membagi Nilai Pasar dengan Nilai Dasar.

Hasil pembagian tersebut kemudian dikalikan dengan angka 100.

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang dapat menjelaskan variabel yang terdapat di bagian kiri persamaan yaitu variabel dependen. Adapun variabel independen yang ada pada model di atas antara lain :

a. Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. Untuk menghitung besarnya Inflasi terlebih dahulu harus diketahui Indeks Harga Konsumen (IHK). IHK adalah ukuran

(4)

perubahan harga dari kelompok barang dan jasa yang paling banyak dikonsumsi oleh rumah tangga dalam jangka waktu tertentu.

Rumus menghitung IHK:

Keterangan :

IHK = Indeks Harga Konsumen

Pengukuran inflasi dapat dikaitkan dengan adanya Indeks Harga Konsumen (IHK), dimana indeks tersebut mengukur harga rata-rata dari barang tertentu (makanan, sandang, perumahan, dan aneka barang dan jasa) yang dibeli oleh konsumen. Adapun rumus untuk menghitung inflasi (Fahmi, 2012:71) adalah :

IRX = (IHKX / IHKX-1 x 100) – 100 Keterangan :

IRx = inflation rate atau tingkat inflasi tahun x IHKX = IHK tahun x

IHKX-1 = IHK tahun sebelumnya b. Suku Bunga SBI

Suku Bunga SBI adalah tingkat bunga yang ditentukan oleh pemerintah untuk menyesuaikan dengan kondisi perekonomian yang sedang terjadi. Perubahan Suku Bunga SBI akan memengaruhi suku bunga deposito yang dapat memengaruhi investor untuk menanamkan investasinya pada saham atau deposito. Dalam penelitian ini, tingkat Suku Bunga SBI yang digunakan adalah dalam periode bulanan.

(5)

c. Kurs Mata Uang

Kurs (Nilai Tukar) adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yakni dalam penelitian ini adalah US Dollar terhadap Rupiah.

Variabel Perubahan Kurs diukur dengan menggunakan Kurs sekarang dikurangi dengan Kurs kemarin dan dibagi dengan Kurs kemarin. Kurs yang dipakai adalah Rata-rata Kurs tiap bulan. Variabel Kurs diukur menggunakan Rata-rata Kurs Tengah Dollar US terhadap Rupiah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia setiap bulannya. Nilai tukar adalah harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain dengan rumus sebagai berikut:

Rumus menghitung Perubahan Kurs:

Kurst = Kurs periode sekarang

Kurs t-1 = Kurs periode sebelumnya D. Jenis dan Sumber Data

Data yang dibutuhkan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk yang sudah jadi dan dipublikasikan untuk umum. Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada baik data internal

(6)

maupun eksternal organisasi dan data yang diakses melalui internet, penelusuran dokumen atau publikasi informasi. (Sekaran, 2006:45)

Dalam penelitian ini, data penelitian adalah jenis data kuantitaif yang mana data dapat diukur dengan menggunakan angka. Sedangkan untuk sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berisi data variabel independen dan dependen dan diperoleh dari berbagai sumber diantaranya www.bi.go.id., statistik.kemendag.go.id, www.investing.com dan www.finance.yahoo.com , data yang peneliti ambil dari data bulanan mulai januari-desember dari tahun 2016-2020.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari situs website resmi yang telah terpercaya dan diolah menggunakan SPSS 23 sehingga menghasilkan data sesuai yang dibutuhkan oleh peneliti.

F. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Pengujian Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual terdistribusi normal (Ghozali, 2011: 147). Untuk menguji normalitas, penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria penilaian uji ini adalah: jika signifikan

(7)

hasil perhitungan data (Sig) > 5%, maka data berdistribusi normal, sedangkan jika signifikansi hasil perhitungan data (Sig) < 5%, maka data tidak berdistribusi normal.

b. Pengujian Autokorelasi

Autokorelasi sering dikenal dengan nama korelasi serial dan sering ditemukan pada data serial waktu (time series). Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Alat ukur yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan tes Durbin-Watson (D-W). Hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini

adalah:

H0 (ada autokorelasi, r = 0) dan Ha (tidak adanya autokorelasi, r ≠ 0) Tabel 3.1

Tabel Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Nilai statistic Hasil

0 < d < dl Ada autokorelasi dl < d < du Tidak ada keputusan du < d < 4-du Tidak ada autokorelsi 4-du < d < 4-dl Tidak ada keputusan

4-dl < d < 4 Ada autokorelasi

(8)

c. Pengujian Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2011: 150). Jika ada korelasi yang tinggi antara variabel independen tersebut, maka hubungan antara variabel dependen dan independen menjadi terganggu. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinieritas. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Untuk bebas dari masalah multikolinieritas. Nilai tolerance harus ≥ 0,10 (Ghozali, 2011: 105- 106).

d. Pengujian Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah ketidaksamaan variasi variabel pada semua pengamatan dan kesalahan yang terjadi yang memperlihatkan hubungan sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas sehingga kesalahan tersebut tidak random. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak diantara data pengamatan dapat dijelaskan menggunakan koefisien signifikansi.

Koefisien signifikansi harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditetapkan sebelumnya (biasanya 5%). Apabila koefisien signifikansi (nilai probabilitas) lebih dari alpha yang ditetapkan, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini, menggunakan Uji Glejser yaitu meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Hal ini

(9)

terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%.

Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. (Ghozali, 2011: 143)

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara satu variabel dengan variabel- variabel yang lain.

Persamaan regresi linear berganda dapat dinyatakan sebagai berikut:

(Ghozali, 2011: 182)

Keterangan:

Y = Indeks Harga Saham Gabungan

X1 = Inflasi

X2 = Suku Bunga SBI X3 = Perubahan Kurs β1β2β3 = Koefisien Regresi

 = konstanta

ε = Standar eror

3. Uji Hipotesis

a. Uji Parsial (Uji Statistik t)

Pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan signifikansi dari masing-masing variabel

(10)

independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan uji-t pada tingkat keyakinan 95% dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 : apabila p-value > 0,05, maka H0 diterima.

Ha : apabila p-value < 0,05, maka Ha diterima (Ghozali, 2011: 178).

Untuk mengetahui kebenaran hipotesis digunakan kriteria bila t hitung > t tabel maka menolak H0 dan menerima Ha . Artinya ada pengaruh antara variabel dependen terhadap variabel independen dengan derajat keyakinan yang digunakan 5%. Atau dengan melihat nilai dari signifikansi uji t masing-masing variabel, jika nilai signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa menolak H0 dan menerima Ha.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F dihitung dimaksudkan untuk menguji model regresi atas pengaruh seluruh variabel independen yaitu X1, X2, X3 secara simultan terhadap variabel dependen.

Uji F adalah uji kelayakan model (goodness of fit) yang harus dilakukan dalam analisis regresi linier. Uji F digunakan untuk menilai kelayakan model regresi yang telah terbentuk. Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka variabel independen dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Dalam analisis regresi linear sederhana, signifikansi pada uji F sama hasilnya dengan signifikansi pada uji t (Ghozali, 2011: 177).

(11)

c. Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (cross section) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antar masing-

masing pengamatan.

d. Uji Dominan

Uji dominan dilakukan untuk mencari variabel bebas mana yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat, jika dibandingkan dengan beberapa variabel bebas lainnya. Untuk mengetahui variabel dominan ini dapat diketahui dengan melihat nilai koefisien beta dan nilai signifikan pada tabel hasil pengujian uji parsial (uji-t) yang terkecil dan < 0.05. (Sita Nensia, 2017)

Gambar

Tabel Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengevaluasi kinerja dosen dalam pembelajaran pada setiap mata kuliah, maka dilakukan penyebaran kuesioner yang harus diisi mahasiswa serta pemberian kritik dan saran

Zat ini diklasifikasikan sebagai sama berbahayanya dengan debu mudah terbakar oleh Standar Komunikasi Bahaya OSHA 2012 Amerika Serikat (29 CFR 1910.1200) dan Peraturan Produk

Pada teks tersebut, bisa dilihat dengan gamblang bagaimana proses pergeseran struktur yang mengacu kepada bahasa sasaran. Faktor komunikasi yang efektif terhadap bahasa

- Pengalaman kerja diutamakan dibidangnya - Familiar dengan bidang pemasaran property - Memiliki kemampuan negosiasi/presentasi - Networking luas, berpenampilan menarik,

Orang Kelantan, walau pun yang berkelulusan PhD dari universiti di Eropah (dengan biasiswa Kerajaan Persekutuan) dan menjawat jawatan tinggi di Kementerian atau di Institusi

Field research adalah sumber data yang diperoleh dari lapangan penelitian yaitu mencari data terjun langsung ke obyek penelitian untuk memperoleh data yang kongret

kesesuaian tindakan aktor yang terlibat. • Yang menunjukkan bahwa lebih berpengaruh dibandingkan variabel lainnya, yang mana menunjukkan besarnya kekuatan masyarakat dalam

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel independen yang merupakan komponen fraud triangle terhadap kecurangan laporan keuangan (financial statement