• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Merek Shampoo Anti Ketombe Di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kinerja Merek Shampoo Anti Ketombe Di Kota Bandung."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Angga Pranundra, 2006, Kinerja Merek Shampoo Anti Ketombe di Kota Bandung di bawah bimbingan Surachman Surjaatmadja.

Kinerja merek yang paling tinggi berdasarkan brand value diraih oleh merek clear sebesar 168,0%. Dalam pembuatan skripsi menggunakan metode deskriptif analisis. Unit analisis sebesar 600 responden di enam wilayah di Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kinerja merek shampoo anti ketombe di Kota Bandung. Kinerja merek dibangun oleh Top of

Mind, Asosiasi, Persepsi Kualitas, Merek Terbaik, Penetrasi, Merek yang

Digunakan (Merek yang Pernah Digunakan, Merek yang Paling Sering Digunakan, Merek yang Paling Sering Digunakan Sebelumnya, dan Merek yang Terakhir Kali / Saat Ini Digunakan), Loyalitas Merek, Volume Pembelian, Kepuasan Terhadap Merek, Rekomendasi, Rencana Pembelian, dan Merek yang Akan Dibeli.

(2)

ABSTRACT

Angga Pranundra, 2006, Brand Performance of Anti Dandruff Shampoo at Bandung City under the supervision of Surachman Surjaatmadja.

The highest brand performance based on brand value is clear for168,0%. The research methods used in the writing of this thesis are Descriptive. The analysis unit for this research is individual unit about 600 at six region Bandung City. The purpose of this thesis is to know how much brand performance instant fried noodle at Bandung City. Brand performance to be woke up by: Top Of Mind, Associations, Perceived Quality, Best Brand, Penetration, Used Brand (Brand Ever Used, BUMO, BUMO Before, dan Brand Used Currently), Brand Loyality, Consumption Volume, Brand Satisfaction, Recommendation, and BUMO Future. Keyword : Top Of Mind, Associations, Perceived Quality, Best Brand, Penetration, BUMO, Brand Loyality, Consumption Volume, Brand Satisfaction, Recommendation, and BUMO Future.

(3)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama dengan segala kerendahan hati, penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi Manajemen Pemasaran dengan judul “Kinerja Merek Shampoo Anti Ketombe di Kota Bandung”. Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian Sidang Sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Dengan keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang ada, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Tetapi penulis telah berusaha sebaik-baiknya agar skripsi ini dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Selama penyusunan skripsi, penulis banyak mendapat bantuan, saran dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.Ir.H.Surachman Surjaatmadja, MM., selaku dosen pembimbing skripsi atas segala pengetahuan, saran, pengarahan, dan waktu yang diberikan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

Selanjutnya dalam kesempatan ini, penulis juga ingin berterimakasih kepada :

(4)

2. Bapak Teddy Wahyu Saputra, SE, MM, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Univesitas Kristen Maranatha Bandung.

3. Dr. Marcellia Susan, SE., MT, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Maranatha Bandung.

4. Ibu A. Rinny Maharsi, SE, MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan selaku dosen wali selama penulis berkuliah di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

5. Dr. Ir. H. Surachman Surjaatmadja, MM, selaku Dosen Pembimbing Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung. Tanpa bimbingan bapak, skripsi ini tidak akan bisa terselesaikan tepat waktu. 6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Maranatha Bandung, yang

telah memberikan ilmu pengetahuan dan berbagi pengalaman yang sangat bermanfaat bagi masa depan penulis.

7. Seluruh staff Tata Usaha, staff Perpustakaan, dan staff karyawan Universitas Kristen Maranatha yang telah membantu dalam kelancaran studi dan administrasi penulis selama masa kuliah.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan mempersembahkan skripsi ini sebagai ungkapan kasih yang besar kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas semua bantuan, rahmat, kebesaran, kekuasaan, keajaiban, dan mukzizat yang diberikan selama ini.

(5)

2. Kepada Mamahku tersayang Reni Hadnany dan Eyangku Tuti Hadi, yang telah memberikan doa, cinta, kehangatan, semangat, dorongan, kasih sayang, dan kebutuhan finansial :p selama ini.

3. Ntaku Tabita, yang selama ini telah menemani dalam keadaan senang maupun susah, telah sabar menjalani ini semua sama aku, memberikan semangat, dorongan, cinta, kasih sayang yang tulus, dan memberikan semua kebutuhan sayang-sayangan :p. “Luv U Honney”

4. Untuk Angga Taro, yang udah banyak banget ngebantu nganterin ke BPS nyari data, suka bawain makanan, ngebir bareng, ngilangin stress bareng, bantuin ngetik, banyak lah man pokoknya, karena tanpa elo skripsi ini nggak mungkin jadi!! Thanks ya bro, semoga Allah atau siapapun yang elo percaya membalas semuanya.

5. My beloved friends, Aldi-Katie, Obar, Keke, Ina, Toro, guys thanks untuk semuanya ya, udah mau nganter-jemput walaupun kadang-kadang, curhat, gossip, nyelain orang-orang, stress bareng, semuanyalah pokoknya. Inget ya, urutan siapa yang disebutin nggak ada artinya kok. Trus untuk yang ngerasa, semoga awet dan baik-baik aja ya guys :p

(6)

7. My true friends di Jakarta, Kenny, Tina, Chris, Tasha, makasih ya udah lulus duluan dan ninggalin gue di Bandung :p. Walaupun begitu tetap berhubungan baik dan memberikan dukungan. Thanks for everything guys.

8. Serta rekan-rekan dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, terima kasih untuk segalanya.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua yang membacanya dan semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat-Nya serta membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

Bandung, Juli 2007

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR GRAFIK... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 14

1.3 Tujuan Penelitian... 14

1.4 Kegunaan Penelitian... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS... 16

2.1 Kajian Pustaka... 16

2.1.1 Definisi Merek... 16

2.1.2 Manfaat Merek... 18

2.1.3 Citra dan Jenis Merek... 21

2.1.4 Kriteria Merek yang Baik dan Efektif... 23

2.1.5 Elemen-Elemen Merek... 26

2.1.6 Merek yang Kuat... 28

2.1.7 Kesadaran Merek... 31

2.1.8 Asosiasi Merek... 35

2.1.9 Persepsi Nilai... 38

2.1.10 Persepsi Kualitas... 39

2.1.11 Kepuasan / Loyalitas Merek... 42

2.1.12 Pangsa Pasar... 44

2.1.13 Harga Pasar... 47

2.1.14 Ekuitas Merek... 47

2.2 Kerangka Pemikiran... 52

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN... 54

3.1 Objek Penelitian... 54

3.2 Metode Penelitian... 55

3.2.1 Metode Penarikan Sampel... 57

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data... 61

3.2.3 Analisis Data... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 62

4.1 Kesadaran akan Merek... 62

4.2 Top of Mind Merek... 62

(8)

4.4 Persepsi Terhadap Kualitas Merek... 68

4.5 Persepsi Merek Terbaik... 70

4.6 Alasan Merek Terbaik... 75

4.7 Top of Mind Iklan... 77

4.8 Penetrasi Produk... 80

4.9 Brand Usage... 82

4.9.1 Perbandingan Pernah, Paling Sering, Paling Sering Sebelumnya, dan Terakhir Kali Digunakan... 82

4.9.2 Merek-Merek yang Pernah Digunakan Satu Bulan Terakhir... 83

4.9.3 Merek-Merek yang Paling Sering Digunakan... 87

4.9.4 Merek-Merek yang Paling Sering Digunakan Sebelumnya... 92

4.9.5 Gain Index... 96

4.9.6 Perpindahan Merek Shampoo Anti Ketombe... 97

4.9.6.1Alasan Meninggalkan Merek... 98

4.9.6.2Alasan Menuju / Berpindah Merek Shampoo Anti Ketombe... 99

4.9.6.3Merek yang Terakhir Kali / Saat ini Digunakan... 100

4.10 Loyalitas Terhadap Merek... 103

4.11 Volume Pengunaan... 105

4.12 Alasan Loyalitas Terhadap Merek... 107

4.13 Kepuasan Terhadap Merek... 108

4.14 Alasan Kepuasan Terhadap Merek... 109

4.15 Rekomendasi Merek... 110

4.16 Rencana Pembelian... 111

4.17 Merek yang Akan Dibeli... 113

4.18 Brand Value... 116

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 118

5.1 Kesimpulan... 118

5.2 Saran... 119

DAFTAR PUSTAKA... xiv LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita... 3

Tabel 1.2 Persentase Pengeluaran Rata-Rata... 4

Tabel 1.3 Merek dan Harga Shampoo Anti Ketombe... 13

Tabel 2.1 Elemen Merek... 26

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel... 56

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Tiap Wilayah Bandung 2005... 58

Tabel 3.3 Jumlah Populasi dan Jumlah Sampel... 59

Tabel 4.1 TOM Merek Shampoo Anti Ketombe Berdasarkan Wilayah di Bandung... 63

Tabel 4.2 TOM Merek Shampoo Anti Ketombe Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin dan Usia... 64

Tabel 4.3 TOM Merek Shampoo Anti Ketombe Berdasarkan Pekerjaan... 65

Tabel 4.4 TOM Merek Shampoo Anti Ketombe Berdasarkan Kelas Sosial Ekonomi... 66

Tabel 4.5 Asosiasi Merek Shampoo Anti Ketombe... 67

Tabel 4.6 Persepsi Kualitas Merek Shampoo Anti Ketombe Berdasarkan Ranking... 69

Tabel 4.7 Merek Terbaik Shampoo Anti Ketombe Berdasarkan Wilayah... 71

Tabel 4.8 Merek Terbaik Shampoo Anti Ketombe Berdasarkan Jenis kelamin dan Usia... 72

Tabel 4.9 Merek Terbaik Shampoo Anti Ketombe Berdasarkan Pekerjaan... 73

Tabel 4.10 Merek Terbaik Shampoo Anti Ketombe Berdasarkan Kelas Sosial Ekonomi... 74

Tabel 4.11 Alasan Merek Terbaik Shampoo Anti Ketombe... 75

Tabel 4.12 TOM Shampoo Anti Ketombe Berdasarkan Wilayah... 77

Tabel 4.13 TOM Iklan Shampoo Anti Ketombe Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin dan Usia... 78

Tabel 4.14 TOM Iklan Shampoo Anti Ketombe Berdasarkan Pekerjaan... 79

Tabel 4.15 TOM Iklan Shampoo Anti Ketombe Berdasarkan Kelas Sosial Ekonomi... 80

Tabel 4.16 Penetrasi Produk Shampoo Anti Ketombe Berdasarkan Wilayah... 81

Tabel 4.17 Perbandingan Merek Shampoo Anti Ketombe yang Pernah, Paling Sering, Paling Sering Sebelumnya, dan Terakhir Digunakan... 83

(10)

Digunakan Satu Bulan Terakhir Berdasarkan

Jenis Kelamin dan Usia... 85 Tabel 4.20 Merek Shampoo Anti Ketombe yang Pernah

Digunakan Satu Bulan Terakhir

Berdasarkan Pekerjaan... 86 Tabel 4.21 Merek Shampoo Anti Ketombe yang Pernah

Digunakan Satu Bulan Terakhir

Berdasarkan Kelas Sosial Ekonomi... 87 Tabel 4.22 Merek Shampoo Anti Ketombe yang Paling Sering

Digunakan Berdasarkan Wilayah... 88 Tabel 4.23 Merek Shampoo Anti Ketombe yang Paling Sering

Digunakan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia... 89 Tabel 4.24 Merek Shampoo Anti Ketombe yang Paling Sering

Digunakan Berdasarkan Pekerjaan... 90 Tabel 4.25 Merek Shampoo Anti Ketombe yang Paling Sering

Digunakan Berdasarkan Kelas Sosial Ekonomi... 91 Tabel 4.26 Merek Shampoo Anti Ketombe yang Paling Sering

Digunakan Sebelumnya Berdasarkan Wilayah... 92 Tabel 4.27 Merek Shampoo Anti Ketombe yang Paling Sering

Digunakan Sebelumnya Berdasarkan Jenis Kelamin

dan Usia... 93 Tabel 4.28 Merek Shampoo Anti Ketombe yang Paling Sering

Digunakan Sebelumnya Berdasarkan Pekerjaan... 94 Tabel 4.29 Merek Shampoo Anti Ketombe yang Paling Sering

Digunakan Sebelumnya Berdasarkan Kelas Sosial

Ekonomi... 95 Tabel 4.30 Gain Index Shampoo Anti Ketombe

di Kota Bandung... 96 Tabel 4.31 Perpindahan Merek Shampoo Anti Ketombe

di Kota Bandung... 97 Tabel 4.32 Alasan Meninggalkan Merek yang Paling

Sering Digunakan Sebelumnya... 98 Tabel 4.33 Alasan Menuju (Berpindah) Merek yang Paling

Sering Digunakan... 99 Tabel 4.34 Merek Shampoo Anti Ketombe yang Terakhir

Kali / Saat ini Digunakan berdasarkan

wilayah... 100 Tabel 4.35 Merek Shampoo Anti Ketombe yang Terakhir

Kali / Saat ini Digunakan berdasarkan

Jenis Kelamin dan Usia... 101 Tabel 4.36 Merek Shampoo Anti Ketombe yang Terakhir

Kali / Saat ini Digunakan berdasarkan

Pekerjaan... 102 Tabel 4.37 Merek Shampoo Anti Ketombe yang Terakhir

Kali / Saat ini Digunakan berdasarkan

Kelas Sosial Ekonomi... 103

(11)

Tabel 4.38 Loyalitas Merek Berdasarkan Merek... 104 Tabel 4.39 Volume Pembelian Merek yang Paling

Sering Digunakan... 106 Tabel 4.40 Alasan Loyalitas yang Paling Sering Digunakan... 107 Tabel 4.41 Kepuasan Terhadap Merek yang

Paling Sering Digunakan... 108 Tabel 4.42 Alasan Kepasan Terhadap Merek yang

Paling Sering Digunakan... 109 Tabel 4.43 Rekomendasi Merek yang Paling

Sering Digunakan... 110 Tabel 4.44 Rencana Pembelian Shampoo Anti Ketombe

Berdasarkan Wilayah... 112 Tabel 4.45 Merek Shampoo Anti Ketobe yang Akan

Dibeli Berdasarkan Wilayah... 113 Tabel 4.46 Merek Shampoo Anti Ketobe yang Akan

Dibeli Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia... 114 Tabel 4.47 Merek Shampoo Anti Ketobe yang Akan

Dibeli Berdasarkan Pekerjaan... 115 Tabel 4.48 Merek Shampoo Anti Ketobe yang Akan

Dibeli Berdasarkan Kelas Sosial Ekonomi... 116 Tabel 4.49 Brand Value Kinerja Merek

Shampoo Anti Ketombe... 117 Tabel 5.1 Brand Value Kinerja Merek Shampoo Anti

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Elemen-Elemen Pembangun Kinerja Merek... 30

Gambar 2.2 Piramida Brand Awareness... 32

Gambar 2.3 Nilai-Nilai Kesadaran Merek... 33

Gambar 2.4 Nilai Asosiasi Merek... 37

Gambar 2.5 Nilai dari Kesan Kualitas... 40

Gambar 2.6 Pramida Loyalitas... 43

Gmabar 2.7 Brand Equity Chain... 51

Gambar 2.8 Paradigma Penelitia Kinerja Merek Shampoo Anti Ketombe di Kota Bandung... 53

(13)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Asosiasi Merek Shampoo Anti Ketombe... 68 Grafik 4.2 Persepsi Kualitas Shampoo Anti Ketombe

Berdasarkan Ranking... 70 Grafik 4.3 Alasan Merek Terbaik Shampoo Anti Ketombe... 76 Grafik 4.4 Penetrasi Produk Shampoo Anti Ketombe

Berdasarkan Wilayah... 82 Grafik 4.5 Loyalitas Merek Berdasarkan Merek... 105 Grafik 4.6 Rekomendasi Merek yang Paling

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Dalam kondisi perekonomian yang menuju arah globalisasi, merek yang kuat bukan cuma memberikan daya saing jangka panjang bagi perusahaan. Merek juga memberikan benefit sosial dan ekonomi, bahkan secara makro. Merek yang paling populer belum tentu paling dicari oleh konsumen. Pengelolaan merek yang didukung inovasi terbukti dapat membuat sebuah perusahaan keluar dari kerumunan, produknya lepas dari jebakan komoditisasi, dan karenanya mampu membukukan margin laba yang tinggi. Kendati demikian, bukan berarti perusahaan yang masuk ke industri yang produknya kian menjadi komoditas tidak bisa mengibarkan merek. Merek tetap vital di mata konsumen dan dalam jangka panjang memberikan keunggulan kompetitif yang riil. (Cheliotis dalam Saniarto, 2004:1-3)

(15)

2

Dengan menciptakan merek yang kuat memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan, antara lain untuk tujuan franchise, meningkatkan loyalitas pelanggan, dan meningkatkan keunggulan bersaing. Karena itu, perusahaan yang memiliki merek yang kuat cenderung lebih mudah memenuhi kebutuhan dan keinginan sesuai dengan persepsi pelanggan. Perusahaan juga akan lebih mudah menepatkan produk dengan lebih baik di benak konsumen. (Freddy Rangkuti, 2002:X)

Merek yang kuat dapat diciptakan berdasarkan brand equity atau kinerja suatu merek seperti yang dikatakan oleh Freddy Rangkuti. Kinerja merek sangat penting untuk sebuah merek apabila sebuah merek memberikan manfaat yang besar tetapi pengorbanan kecil berarti merek tersebut mempunyai kinerja yang tinggi. Seperti yang dikatakan A.B. Susanto dan Himawan Wijanarko bahwa kinerja merek sangat tergantung pada besarnya pengorbanan serta manfaat yang dirasakan oleh konsumen, kinerja merek yang tinggi akan menimbulkan loyalitas terhadap merek, dan sebaliknya jika kinerja merek memburuk dan citra merek menjadi negatif maka segala investasi yang telah ditanamkan akan hilang. (A.B. Susanto dan Himawan Wijanarko, 2000:15)

(16)

3

Tabel 1.1

Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan untuk

Sub Golongan Bukan Makanan Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita Sebulan Di Kota Bandung Tahun 2006 (Rupiah)

1 Perumahan, Bahan bakar 30199 36204 57695 76985 91290 109479 127509 140289 173129 188448 352299 157151

2 Aneka barang dan jasa 7961 5876 6723 8708 11572 14003 17687 20786 27393 32195 59124 23774

3 Biaya pendidikan 1509 3783 6142 6598 9053 10863 13950 13968 20513 22578 55437 20201

4 Biaya kesehatan 1228 2936 2690 3152 3801 4964 5218 9442 5509 8644 12780 6402

5 Pakaian, Alas kaki 6043 5383 6807 8759 10422 12181 13340 14015 14785 16529 28090 14669

6 Barang – Barang tahan lama 1787 484 1287 1418 1835 3211 3986 5095 5089 8369 18773 6296

7 Pajak dan Asuransi 936 270 959 841 1593 1627 2663 3791 5684 6130 18422 5584

8 Kep. Pesta dan Upacara 78 850 1371 1503 2330 3514 3315 3355 3416 4559 6827 3482

Jumlah Bukan Makanan 49741 55785 83675 107964 131896 159481 187668 211281 255517 287451 551752 237558

(17)

4

Tabel 1.2

Persentase Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan untuk

Sub Golongan Bukan Makanan Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita Sebulan Di Kota Bandung Tahun 2006 (Persen)

1 Perumahan, Bahan bakar 34,07 28,09 32,01 33,78 33,54 34,14 34,25 33,39 36,5 35,95 36,22 39,3

2 Aneka barang dan jasa 8,98 4,56 3,73 3,82 4,25 4,37 4,75 4,93 5,78 6,14 6,08 5,95

3 Biaya pendidikan 1,7 2,94 3,41 2,9 3,33 3,39 3,75 3,31 4,33 4,31 5,7 5,05

4 Biaya kesehatan 1,39 2,28 1,49 1,38 1,4 1,55 1,4 2,24 1,16 1,65 1,31 1,6

5 Pakaian, Alas kaki 6,82 4,18 3,78 3,84 3,83 3,8 3,58 3,32 3,12 3,15 2,89 3,67

6

Barang – Barang tahan

lama 2,02 0,38 0,71 0,62 0,67 1 1,07 1,21 1,07 1,6 1,93 1,57

7 Pajak dan Asuransi 1,06 0,21 0,53 0,37 0,59 0,51 0,72 0,9 1,2 1,17 1,89 1,4

8 Kep. Pesta dan Upacara 0,09 0,66 0,76 0,66 0,86 1,1 0,89 0,8 0,72 0,87 0,7 0,87

Jumlah Bukan Makanan 56,12 43,29 46,42 47,38 48,46 49,84 50,4 50,1 53,88 54,84 56,73 59,41

(18)

5

Sedangkan shampoo masuk kedalam kategori aneka barang dan jasa, kategori aneka barang dan jasa memiliki pengeluaran kedua terbesar, yaitu sebesar Rp23.774 yaitu 5.95%. Dari data tersebut tidak dapat diketahui secara pasti berapa besar pengeluaran untuk konsumsi shampoo.

Kata shampoo itu sendiri dalam Bahasa Inggris berawal pada tahun 1762, yang artinya ”untuk memijat”. Kata shampoo itu sendiri merupakan pinjaman dari Anglo-Indian “champo”, yang berasal dari bahasa Sansekerta Hindi yaitu “champa”, yang artinya bunga dari tanaman Michelia Champaca, yang secara tradisional sudah digunakan untuk membuat pengharum pada minyak rambut. Istilah shampoo dan jasanya diperkenalkan oleh Sake Dean Mahomed, ia adalah orang pertama yang membuka tempat pemandian berbasis shampoo bernama “Mahomed’s Indian Vapour Baths in Brighton” pada tahun 1759. Tempat pemandiannya memberikan pelanggan pijatan therapeutic (shampooing). Kemudian ia menerima penghargaan dari George IV dan William IV sebagai “Shampooing Surgeon”. Pada tahap-tahap awal dari shampoo, seorang penata rambut dari Inggris merebus sabun dengan menambahkan racikan tanaman, untuk membuat rambut lebih berkilau dan harum. Kasey Hebert adalah orang yang dikenal sebagai pembuat shampoo pertama. (www.wikipedia.com, 2007, keyword : shampoo)

Sabun dan shampoo adalah produk yang serupa, keduanya menggunakan

surfactants, sejenis diterjen. Shampoo modern seperti saat ini pertama kali

diperkenalkan pada tahun 1930an bersama dengan Drene, shampoo sintetis

(19)

6

menggunakan bermacam-macam formula untuk shampoo menggunakan tumbuh-tumbuhan seperti, neem, shikakai or soapnut, henna, bael, brahmi, fenugreek,

buttermilk, amla, aloe, and almond dikombinasikan dengan komponen-komponen

yang memiliki aroma seperti, sandalwood, jasmine, turmeric, rose, and musk. (www.wikipedia.com, 2007, keyword : shampoo)

Sebelum shampoo, orang menggunakan sabun untuk perawatan diri. Tetapi sabun memiliki beberapa kekurangan, diantaranya membuat iritasi mata dan rambut menjadi kaku dan susah diatur. Pada awal tahun 1930an shampoo sintetis pertama diperkenalkan, walaupun masih memiliki beberapa kekurangan. Pada tahun 1960an, teknologi deterjen shampoo disempurnakan, seperti yang kita gunakan saat ini. Sudah bertahun-tahun shampoo dikembangkan, menggunakan deterjen baru yang dapat mengurangi iritasi mata dan kulit, serta kesehatan lingkungan. Dengan berkembangnya teknologi, ribuan bahan-bahan untuk shampoo dapat memberikan beragam keuntungan, membuat rambut lebih bersih, berkilau, dan lebih terawat. (www.answers.com, 2007, keyword : shampoo)

Bahan-bahan pembuatan shampoo terdiri dari (www.wikipedia.com, 2007, keyword : shampoo) :

Water / Air

(20)

7

Detergents / Deterjen

Deterjen adalah bahan kedua terpenting, karena berfungsi untuk mengangkat minyak-minyak dan debu yang ada di rambut. Deterjen yang biasa digunakan adalah ammonium lauryl sulfate, sodium lauryl sulfate,

and sodium lauryl ether sulfate.

Foam Booster / Pembangkit Busa

Material yang digunakan adalah alkanolamides, fungsinya untuk meningkatkan jumlah busa yang sudah ada pada diterjen yang digunakan, agar shampoo lebih mudah untuk dibilas dari rambut.

Thickeners

Fungsinya adalah untuk membuat cairan shampoo menjadi lebih kental. Bahan yang digunakan adalah alkanolamides, methylcellulose, Sodium

chloride (garam)

Conditioning Agents

Fungsinya adalah untuk membuat rambut menjadi lebih lembut. Shampo jenis ini biasa dikenal dengan shampoo 2 in 1. Bahan-bahan yang digunakan adalah, guar hydroxypropyltrimonium chloride which is a

polymer, dimethicone which is a silicone, and quatemium 80, a quatemary

agent.

Preservatives / Bahan Pengawet

(21)

8

Modifiers / Pemodifikasi

Hal ini berfungsi untuk memberikan nilai lebih pada shampoo. Seperti contohnya membuat rambut lebih berkilau, dan menyesuaikan tingkat keasaman (pH) dalam shampoo untuk menghasilkan pembersihan yang optimal.

Special Additives / Aditif Khusus

Faktor utama pemilihan shampoo adalah warnanya dan harumnya. Untuk menambahkan faktor-faktor lain pada shampoo dapat menggunakan bahan-bahan seperti, botanical extracts, natural oils, proteins, and

vitamins, zinc pyrithione. Dapat menimbulkan efek lebih berkilau, lebih

sehat, maupun anti ketombe.

(22)

9

hanya bisa didukung makanan dari dalam tubuh. Sedangkan penambahan vitamin dengan pemakaian di luar tubuh tidak memberikan hasil nyata. Selain kuku dan gigi, rambut merupakan bagian tubuh yang pertumbuhannya sangat cepat. Setiap orang memiliki lebih kurang 100.000 helai rambut di kepalanya. Setiap helai tumbuh dalam waktu sekitar dua hingga enam tahun. (Ardhian Novianto, 2004)

Ketombe merupakan sel kulit kepala yang sudah mati. Matinya sel kulit kepala dan menjadi kering merupakan hal yang normal. Namun untuk beberapa orang memiliki sel kulit mati yang kronik atau berlebih disebabkan oleh suatu pemicu. Mengalami pengeringan dan pengelupasan kulit kepala dalam jumlah banyak yang kemudian dilanjutkan dengan kulit kemerahan dan iritasi. Banyak dari kasus rambut berketombe dapat dirawat dengan shampoo yang memiliki spesialisasi tertentu. Ketombe tidak menyebabkan kerontokan rambut. (www.wikipedia.com, 2007, keyword : shampoo)

Pengeringan dan pengelupasan kulit kepala yang berlebihan juga bisa merupakan gejala dari adanya seborrhoeic dermatitis, psoriasis, dan infeksi jamur kulit kepala. Ketombe merupakan suatu fenomena global, dan kebanyakan orang menganggap ketombe dapat menyebabkan masalah sosial ataupun kepercayaan diri. Perawatan psikologis mungkin diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan diri. (www.wikipedia.com, 2007, keyword : shampoo)

(23)

10

• Internal :

- Hormon yang tidak stabil - Kesehatan

- Kebersihan - Alergi

- Kurang istirahat - Stress emosi

- Mengkonsumsi gula dan lemak secara berlebih • Eksternal :

- Penggunaan hairspray dan gel rambut secara berlebih

- Menggunakan cat rambut dan pengeriting rambut elektrik secara berlebih

- Udara dingin dan pemanas dalam ruangan - Stress

- Kurang seringnya mencuci rambut dengan shampoo

- Kurang bersihnya kulit kepala sesudah mencuci dengan shampoo.

(24)

11

wajah. Jika di daerah sekitar hidung tampak mengkilat, berarti dia mempunyai resiko berketombe karena kulit wajah dan kulit kepala sebenarnya menyatu. Orang yang kulitnya berminyak sebaiknya menghindari makanan berlemak atau yang berkalori tinggi. Makanan seperti ini merangsang produksi lemak berlebihan. Ingat, kesehatan rambut sangat tergantung dengan makanan yang dikonsumsi. Mengingat rambut sangat tergantung pada makanan yang dikonsumsi, dari rambut juga akan terlihat apakah makanan yang dikonsumsi sudah bergizi atau belum. Anak-anak yang kurang gizi biasanya memiliki rambut berwarna kuning dan tipis. Sedangkan anak yang memiliki rambut banyak dan setiap helainya tebal berarti dia kecukupan gizi. (Ardhian Novianto, 2004)

Dari kajian tentang shampoo tersebut diatas, saat ini di kota Bandung berbagai macam jenis shampoo dibedakan menjadi :

a. Shampoo biasa

b. Shampoo untuk rambut berketombe c. Shampoo untuk rambut kering d. Shampoo untuk rambut berminyak e. Shampoo untuk menghitamkan rambut f. Shampoo untuk perawatan rambut rusak

Dari jenis-jenis shampoo diatas, merek-merek shampoo yang terdapat di kota Bandung diantaranya adalah :

(25)

12

b. Shampoo untuk rambut berketombe : Sunsilk Anti Ketombe, Pantene Anti Ketombe, Rejoice Anti Ketombe, Emeron Anti Ketombe, Herbal Essences Anti Ketombe, Dove Anti Ketombe, Lifebuoy Anti Ketombe, Clear, Natur Anti Ketombe, Selsun, Zinc, Neril Anti Ketombe, Head and Shoulders. c. Shampoo untuk rambut kering : Sunsilk Silky Straigtht, Pantene, Rejoice

Sun Care, Emeron Silky Moist, Herbal Essences Radiant Soft, Dove, Mustika Ratu, Sari Ayu, Rudi Hadisuwarno.

d. Untuk rambut berminyak : Sunsilk Strong and Smooth, Pantene, Rejoice Ginseng, Emeron Smooth and Straight, Herbal Essences Smooth and Straight, Dove.

e. Shampoo untuk menghitamkan rambut : Sunsilk Black Shine, Pantene, Rejoice Silky Black, Emeron Shining Black, Mustika Ratu, Sari Ayu, Rudi Hadisuwarno.

f. Shampoo untuk perawatan rambut rusak : Pantene, Emeron Soft Strong, Herbal Essences Weighty Strong, Dove, Mustika Ratu, Sari Ayu, Rudi Hadisuwarno.

(26)

13

Tabel 1.3

Merek dan Harga Shampo Anti Ketombe di kota Bandung

No Merek Harga

1. Herbal Essences Rp 11.890

2. Sunsilk Rp 10.250

3. Emeron Rp 6.250

4. Rejoice Rp 11.260

5. Pantene Rp 15.090

6. Dove Rp 14.990

7. Lifebuoy Rp 8.040

8. Clear Rp 14.320

9. Head & Soulder Rp 13.510

10. Natur Rp 11.590

11. Selsun Rp 40.690

12. Zinc Rp 11.420

13. Neril Rp 31.240

Sumber : Survei Pasar 2007

(27)

14

aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain. (www.wikipedia.com, 2007, keyword : shampoo)

Kinerja merek shampoo ditentukan oleh CBBE (Consumer Based Brand

Equity), yaitu konsumen melakukan pemilihan suatu merek berdasarkan ekuitas

merek tersebut. Ukuran CBBE tersebut adalah : kinerja, citra sosial, nilai,

trustworthiness, attachment. (Lassar, Mittal & Sharma, dalam Fandy Tjiptono,

2005:54)

Berdasarkan uraian tersebut maka akan diteliti “Kinerja Merek-Merek Shampoo Anti Ketombe di kota Bandung”.

1.2Identifikasi Masalah

Bagaimana kinerja merek-merek shampoo anti ketombe di kota Bandung?

1.3Tujuan penelitian

(28)

15

1.4Kegunaan Penelitian • Kegunaan teoritis :

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kenerja merek, khususnya shampoo anti ketombe di kota Bandung.

• Kegunaan praktis :

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tabel 5.1

Brand Value Kinerja Merek Shampoo Anti Ketombe di Kota Bandung 2007 (%)

Sumber : Kuesioner Brand Performance Shampoo Anti Ketombe 2007

Dari hasil penelitian yang di dapat, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Merek Clear merupakan merek yang memiliki brand value tertinggi yaitu

168,0.

(30)

119

3. Brand value terbesar ketiga adalah Head & Shoulders dengan porsi 96,1. Brand value Clear adalah 1,9 × brand value Head & Shoulders, dan brand value Pantene adalah 1,1 × brand value Head & Shoulders.

4. Brand value terbesar keempat adalah Rejoice dengan porsi 59,1. Brand value Clear adalah 2,8 × brand value Rejoice, brand value Pantene adalah 1,6 × brand value Rejoice, dan brand value Head & Shoulders adalah 1,5 × brand value Rejoice.

5. Brand value terbesar kelima adalah Sunsilk dengan porsi 53,6. Brand value Clear adalah 3,1 × brand value Sunsilk, brand value Pantene adalah 1,8 × brand value Sunsilk, brand value Head & Shoulders adalah 1,6 × brand value Sunsilk, dan brand value Rejoice adalah ± 1,1 × brand value Sunsilk, dst.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang di dapat, penulis memberi saran:

(31)

120

(32)

DAFTAR PUSTAKA

A. B. Susanto dan Hermawan Wijanarko, 2005, Power Branding : Pembangun Merek Unggul dan Organisasi Pendukungnya, PT. Mizan Publika : Jakarta. Ardhian Novianto, 2004, http://www.kompascybermedia.com

Arthur Cheng-Hsui Chen, 2001, Using Free Association to Examine the Relationship Between the Characteristic of Brand Assiciations and Brand Equity,

http://www.emeraldinsight.com/Insight/viewContentItem.do?contentType =Article& contentId=857774

Darmadi Durianto, Sugiarto, Lie Joko Budiman, 2004, Brand Equity Ten : Strategi Memimpin Pasar, PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Dolak, Dave, 2006, Building a Strong Brand : Brand and Branding Basic, http://www.davedolak.com/articles/dolak4.htm

Fandy Tjiptono, 2005, Brand Management and Strategy, ANDI : Yogyakarta. Freddy Rangkuti, 2002, The Power of Brands : Tekhnik Mengelola Brand Equity

dan Strategi Pengembangan Merek dan Analisis Kasus Dengan SPSS, PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Hermawan Kartajaya, 2004, on Brand, PT. Mizan Pustaka : Bandung.

Hermawan kartajaya, Yushomady, Jacky Mussry, Taufik, 2005, Positioning, Diferensisasi dan Brand, PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Husein Umar,1999, Metodologi Penelitian : Aplikasi Dalam Pemasaran, PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Knapp, Duane E., 2002, The Brand Mindset, Terjemahan oleh Andi Sisnuhadi : Yogyakarta.

Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane, 2006, Marketing Management 12e, Pearson Education Inc., Upper Saddle River : New Jersey.

Lamb, Charles W., Joseph F. Hair, Carl Mc. Daniel, 2001, Pemasaran, Buku 1, Edisi 1, Terjemahan oleh David Oktarevia, Salemba Empat : Jakarta. Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta : Bandung.

Uma Sekaran, 2006, Metode Penilitian untuk Bisnis, Buku 2, Edisi 4, Terjemahan oleh Kwan Men Yon, Salemba Empat : Jakarta.

(33)

Anonim, 2007, Branding Solutions, http://rdjassociates.net/brand.html Anonim, 2007, Awareness, Attitude, and Usage,

http://www.speedback.com/types_of_research.htm#Attitude Anonim, 2007, Brand Equity, http://en.wikipedia.org/wiki/Brand_equity Anonim, 2007, Shampoo, http://en.wikipedia.org/wiki/Shampoo

Anonim, 2007, Brand Equity, http://www.netmba.com/marketing/brand/equity/ Anonim, 2007, Brand Loyalty, http://en.wikipedia.org/wiki/Brand_loyalty Anonim, 2007, Perceived Quality,

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2 Persentase Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan untuk
Tabel 1.3
Tabel 5.1 Brand Value Kinerja Merek Shampoo Anti Ketombe

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, RSIA HARAPAN BUNDA SIDOARJO diharapkan memenuhi

Informan dari Petugas malaria puskesmas (P2,P4,P6,P8,P10,P12,P14,P16,P18, P20,P22 dan P24) menyatakan bahwa semua puskesmas tentang ketersediaan tenaga kesehatan baik dari jumlah

Apa saja masalah yang timbul dari terbentuknya Kofi Sumut, sedangkan tiap tim produksi Omnibus Bohong ini masing-masing memiliki komunitas.. Masalah yang timbul untuk

Pada aspek afektif, untuk masing-masing model pembelajaran (LC7E-BBL, LC7E, dan konvensional) diperoleh hasil bahwa siswa dengan SE tinggi mempunyai aspek afektif

Produk Domestik Regional Bruto, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Jumlah Penduduk Miskin dengan mengambil nilai rata-rata pada tahun 2013- 2015. Proses clustering k-means

Given the specific postcolonial conditions, the female characters in both novels come across as autonomous and having their individual voices that cannot be reduced into one

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini memungkinkan siswa untuk memiliki pemahaman mendalam terhadap meteri pembelajaran, memiliki kebebasan

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa ketua kelompok tani di Kota Sawahlunto, diketahui bahwa untuk program pada tahun 2016 tersebut benih yang