iv Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
PERANAN PENGAWASAN FUNGSIONAL
TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
KOTA SUKABUMI
Hakekat pengelolaan keuangan daerah digunakan untuk menilai efisiensi dan efektivitas sumber dana dan sumber daya yang digunakan, dan menilai tujuan kegiatan dan program yang telah direncanakan dapat tercapai dengan efektif dan tidak bertentangan dan menyimpang dengan peraturan yang berlaku, maka perlu dilakukan pengawasan khususnya Pengawasan Fungsional. Dengan adanya pengawasan fungsional, maka diharapkan tercapainya Pelaksanaan APBD yang
baik. Oleh karena itu, maka penulis mengambil judul skripsi, “Peranan
Pengawasan Fungsional Terhadap Efektivitas Pelakasanan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Sukabumi.”
Penelitian ini dilakukan di Inspektorat Kota Sukabumi sebagai aparat pengawasan fungsional dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah. Permasalahan yang akan diteliti adalah seberapa besar peranan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) pada pemerintah daerah Kota Sukabumi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan analisis data pengujian hipotesis variabel x dilakukan dengan menggunakan skala ordinal dengan persentase 87,94 %, dan variabel y menggunakan analisis rasio. Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa pengawasan fungsional memiliki peranan positif dalam pelaksanaan APBD di pemerintah daerah Kota Sukabumi. Dan dapat disimpulkan bahwa besarnya kontribusi pengawasan fungsional terhadap efektivitas pelaksanaan APBD sebesar 87,94%.
v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
THE ROLE OF FUNCTIONAL CONTROL IN THE
EFFECTIVENESS REGIONAL GOVERNMENT BUDGET
IMPLEMENTATION OF SUKABUMI CITY
Financial management of the substance used to assess the efficiency and effectiveness of source of funds and resources are in use, and assess the objectives of the activities and programs that have been planned to be achieved by effective and non-contradictory and distorted by applicable law, then it needs to be done in particular surveillance Oversight Function. With the existence of oversight function, then is expected to achieve the implementation of the budgets is a good one. Therefore, the author took the title of the thesis “The role of the Oversight Function Of the effectiveness of the implementation of Budget Revenue and
Shopping area of the town of Sukabumi”.
This research was conducted in the Sukabumi city Inspectorate supervisory apparatus and functional as the Office of Financial management of the Income of the region. The problems to be researched is the extent of the supervisory role of the functional execution of budget revenue and expenditure of local government areas in the town of Sukabumi. The research was done using descriptive analysis method with the approach of case studies and data analysis, hypothesis testing is done by using the variable x ordinal scale with the percentage of 87,94%, and the variable y using the analysis of the ratio. From the test results obtained the conclusion that the oversight function have a positive role in the implementation of the Budgets of local governments Sukabumi city. And it can be concluded that the magnitude of the contribution towards the effectiveness of the implementation of functional oversight Budgets of 87,94%.
x Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK ...iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ...vi
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ...xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Kegunaan Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Pengawasan ... 6
2.1.1 Pengertian Pengawasan ... 6
2.1.2 Jenis-jenis Pengawasan ... 7
2.2 Pengawasan Fungsional ... 11
2.2.1 Pengertian Pengawasan Fungsional ... 11
2.2.2 Tujuan Pengawasan Fungsional ... 13
xi Universitas Kristen Maranatha
2.2.4 Daftar Materi Audit Pengawasan Fungsional ... 19
2.2.5 Tahap-tahap Pengawasan Fungsional ... 20
2.2.5.1 Persiapan Pemeriksaan ... 21
2.2.5.2 Pelaksanaan Pemeriksaan ... 21
2.2.5.3 Pelaporan Pemeriksaan ... 23
2.2.5.4 Tindak Lanjut Pemeriksaan ... 24
2.3 Efektivitas ... 26
2.4 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ... 26
2.4.1 Pengertian APBD ... 26
2.4.2 Bentuk dan Susunan APBD ... 28
2.4.2.1 Pendapatan Daerah ... 29
2.4.2.2 Belanja Daerah ... 33
2.4.2.3 Pembiayaan ... 37
2.5 Peranan Pengawasan Fungsional terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ... 39
2.6 Kerangka Pemikiran ... 41
2.7 Hipotesis Penelitian ... 44
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
3.1 Objek Penelitian ... 45
3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 45
3.3 Metode Pengujian Hipotesis ... 46
3.4 Variabel dan Skala Pengukuran ... 52
xii Universitas Kristen Maranatha
3.6 Metode Pengembangan Instrumen ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55
4.1 Hasil Penelitian ... 55
4.1.1 Sejarah Singkat Pemerintah Daerah Kota Sukabumi ... 55
4.1.2 Visi dan Misi Kota Sukabumi ... 57
4.1.3 Struktur Organisasi Inspektorat Kota Sukabumi ... 57
4.1.4 Deskripsi Jabatan ... 58
4.1.5 Visi dan Misi Inspektorat Kota Sukabumi ... 76
4.2 Pelaksanaan Pengawasan Fungsional ... 77
4.2.1 Persiapan Pemeriksaan ... 78
4.2.2 Pelaksanaan Pemeriksaan ... 80
4.2.3 Laporan Hasil Pemeriksaan ... 82
4.2.4 Tindak Lanjut Pemeriksaan ... 85
4.3 Tujuan Pengawasan Fungsional atas Efektivitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ... 87
4.3.1 Efektivitas Pelaksanaan APBD ... 87
4.3.2 Analisis Statistik ... 137
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 141
5.1 Kesimpulan ... 141
5.2 Saran ... 142
DAFTAR PUSTAKA ... 143
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 4.1 Rangkuman jawaban responden mengenai Inspektorat ... 77
Tabel 4.2 Rangkuman jawaban responden sub indikator persiapan
pemeriksaan ... 79
Tabel 4.3 Rangkuman jawaban responden sub indikator pelaksanaan
pemeriksaan ... 81
Tabel 4.4 Rangkuman jawaban responden sub indikator pelaporan hasil
pemeriksaan ... 85
Tabel 4.5 Rangkuman jawaban responden sub indikator tindak lanjut
pemeriksaan ... 86
Tabel 4.6 Persentase antara anggaran dan realisasi Pendapatan Daerah Kota
Sukabumi ... 87
Tabel 4.7 Persentase antara anggaran dan realisasi Pendapatan Daerah Kota
Sukabumi ... 89
Tabel 4.8 Persentase antara anggaran dan realisasi Retribusi Daerah Kota
Sukabumi ... 91
Tabel 4.9 Persentase antara anggaran dan realisasi hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan Kota Sukabumi ... 94
Tabel 4.10 Persentase antara anggaran dan realisasi Lain-lain PAD yang Sah
xiv Universitas Kristen Maranatha
Tabel 4.11 Persentase antara anggaran dan realisasi Dana Perimbangan Kota
Sukabumi ... 98
Tabel 4.12 Persentase antara anggaran dan realisasi Lain-lain Pendapatan yang
Sah Kota Sukabumi ... 101
Tabel 4.13 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja Daerah Kota
Sukabumi ... 103
Tabel 4.14 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja Pegawai Tidak
Langsung Kota Sukabumi ... 105
Tabel 4.15 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja Pegawai Langsung
Kota Sukabumi ... 107
Tabel 4.16 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja barang Kota
Sukabumi ... 109
Tabel 4.17 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja Hibah Kota
Sukabumi ... 117
Tabel 4.18 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja Bantuan Sosial
Kota Sukabumi ... 117
Tabel 4.19 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja Tanah Kota
Sukabumi ... 120
Tabel 4.20 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja Peralatan dan
Mesin Kota Sukabumi ... 121
Tabel 4.21 Persentase antara anggaran dan realisasi Gedung dan Bangunan Kota
xv Universitas Kristen Maranatha
Tabel 4.22 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja Jalan, Irigasi dan
Jaringan Kota Sukabumi ... 131
Tabel 4.23 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja Aset Tetap Lainnya
Kota Sukabumi ... 133
Tabel 4.24 Persentase antara anggaran dan realisasi Surplus/(Defisit) Kota
Sukabumi ... 135
Tabel 4.25 Persentase antara anggaran dan realisasi penerimaan pembiayaan
Kota Sukabumi ... 136
Tabel 4.26 Persentase antara anggaran dan realisasi pengeluaran pembiayaan
Kota Sukabumi ... 136
xvi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 44
xvii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A : Kuesioner Penelitian ... 145
Lampiran B : Berita Acara Bimbingan ... 151
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki sumber daya nasional yang
harus dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Oleh karena itu, pembangunan
daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. Era
reformasi saat ini memberikan peluang bagi perubahan paradigma pembangunan
nasional dari paradigma pertumbuhan menuju paradigma pemerataan
pembangunan secara lebih adil dan berimbang. Perubahan paradigma ini antara
lain diwujudkan melalui kebijakan otonomi daerah dan perimbangan keuangan
pusat dan daerah.
Sebagaimana tertulis dalam Undang-Undang Pemerintah Daerah, otonomi
daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan
yang telah ditetapkan untuk melaksanakan otonomi daerah adalah
Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang-Undang-Undang No.
33 tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah. Peraturan perundang-undangan tersebut merupakan landasan
BAB I PENDAHULUAN 2
Universitas Kristen Maranatha
implikasi yang sangat mendasar terhadap perubahan sektor publik dalam
pengelolaan keuangan daerah.
Otonomi daerah memberikan kewenangan yang luas, nyata dan
bertanggung jawab kepada daerah dan merupakan jalan bagi daerah dalam
mengembangkan potensi masing-masing daerah. Rendahnya Pendapatan Asli
Daerah sebagai sumber pembiayaan daerah, menjadi salah satu faktor penyebab
tingginya tingkat ketergantungan daerah kepada pusat. Aspek yang dianggap
paling penting dalam otonomi daerah adalah otonomi pengelolaan keuangan
daerah yang biasa kita kenal dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD).
APBD berisi pembiayaan atau rencana keuangan kegiatan serta
program-program pemerintah daerah dalam periode tertentu. Semua pengeluaran serta
penerimaan yang digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan dan program
kerja pemerintah dalam satu tahun anggaran termasuk dalam APBD. Dalam
pengelolaan keuangan daerah, APBD dijadikan dasar keuangan bagi pelaksanaan
roda pemerintahan daerah. Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pasal 1
ayat (16) menyatakan “Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya
disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Pengelolaan keuangan daerah harus dilakukan secara efektif dan efisien,
BAB I PENDAHULUAN 3
Universitas Kristen Maranatha
mendasar untuk mewujudkan tercapainya pengelolaan keuangan daerah yang baik
adalah adanya faktor pengawasan terhadap pelaksanaan APBD. Peraturan
Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah, pada pasal 40, menyatakan “Pengawasan atas pelaksanaan
APBD dilakukan oleh DPRD”. Dan pasal 42 ayat (1) yang menyatakan “kepala
daerah mengangkat pejabat yang bertugas melakukan pengawasan internal
pengelolaan Keuangan Daerah. Dari Peraturan Pemerintah tersebut menyebutkan
pengawasan terhadap keuangan daerah (termasuk APBD) dapat dilakukan oleh
DPRD dan pejabat pengawas internal keuangan daerah.
Pengawasan internal keuangan daerah bertujuan untuk menjaga efisiensi,
efektivitas, dan kehematan dalam pengelolaan keuangan daerah. Pejabat
pengawas internal secara fungsional bertugas melaksanakan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pemerintah daerah, yang meliputi pengawasan atas arus kas, tata
laksana penyelenggaraan program, kegiatan dan manajemen oleh pemerintah
daerah dari segi efisiensi dan efektivitasnya yang dapat mempengaruhi kekuatan
dan daya guna keuangan daerah. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dalam menyususn tugas akhir untuk mengikuti sidang
sarjana pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha
dengan judul “Peranan Pengawasan Fungsional Terhadap Efektivitas
BAB I PENDAHULUAN 4
Universitas Kristen Maranatha
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, masalah yang akan
diidentifikasi adalah :
1. Apakah pengawasan fungsional pada Inspektorat telah berjalan secara
efektif?
2. Sejauh mana peranan pengawasan fungsional tersebut terhadap efektivitas
anggaran?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk
menempuh ujian sarjana pada program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi Universitas Kristen Maranatha.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah pengawasan fungsional pada Inspektorat telah
berjalan secara efektif.
2. Untuk mengetahui sejauh mana peranan pengawasan fungsional tersebut
BAB I PENDAHULUAN 5
Universitas Kristen Maranatha
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bukan hanya untuk
peneliti, tapi juga untuk pihak-pihak yang berkepentingan.
1. Bagi peneliti, diharapkan untuk menambah wawasan dan pemahaman
peneliti mengenai masalah yang diteliti mengenai akuntansi pada
pemerintahan, khususnya mengenai peranan pengawasan fungsional
Terhadap Efektifitas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
pada Pemerintah Daerah Kota Sukabumi.
2. Bagi Instansi yang bersangkutan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi
menjadi bahan pertimbangan dalam melaksanakan pengawasan demi
141 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang telah
dikemukakan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengawasan fungsional yang dilakukan oleh Inspektorat Kota Sukabumi sangat
memadai, hal ini disimpulkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Tim Pemeriksa telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara
independen dan objektif.
b. Inspektorat memiliki kemampuan atas bidangnya yang memadai dan terus
berusaha meningkatkan kemampuannya melalui pelatihan.
c. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan Standar Operasional Pemeriksaan dan
Daftar Materi audit.
d. Dalam pengawasan fungsional terhadap APBD, Inspektorat memantau
rekomendasinya dilaksanakan atau tidak.
e. Laporan audit atas penjualan yang diterbitkan oleh Inspektorat, memuat
temuan-temuan audit, kesimpulan pemeriksaan secara objektif, ringkas, dan
jelas serta mencakup masalah dan merekomendasikan perbaikan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 142
Universitas Kristen Maranatha
2. Pelaksanaan APBD pada Pemerintah daerah Kota Sukabumi sangat efektif, hal
ini disimpulkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Anggaran yang telah ditetapkan dapat terealisasi dengan baik dan dapat
diserap dengan efektif.
b. Peningkatan realisasi anggaran dari tahun sebelumnya membuktikan
penyerapan anggaran lebih baik dari sebelumnya.
3. Kelemahan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah masih adanya
penyerapan dibeberapa bidang yang kurang maksimal, seperti di bidang
belanja modal pengadaan konstruksi buku ilmu pengetahuan umum yang
realisasinya hanya 1% dari anggaran.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan diatas, maka saran yang
dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Aparat pengawasan fungsional harus memonitor beberapa bidang yang dinilai
masih kurang penyerapannya, seperti di bidang belanja modal pengadaan
konstruksi buku ilmu pengetahuan, sehingga penyerapan anggaran dapat
terealisasi dengan baik.
2. Perencanaan APBD harus sesuai dengan kebutuhan dan mengacu pada rencana
strategis dan program kerja yang ditetapkan, sehingga pelaksanaan anggaran
143 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim.2004. Manajemen Keuangan Daerah Edisi Revisi. UUP AMP YKPN: Yogyakarta.
Abdul Halim.2002. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah Edisi
Pertama. Salemba Empat : Jakarta
Baldric Siregar dan Bonni Siregar.2000.Akuntansi Pemerintahan dengan Sistem
Dana. BPFE : Yogyakarta.
Indra Bastian.2001.Manual Akuntansi keuangan pemerintah Daerah. Edisi
Pertama. Cetakan Pertama. BPFE : Yogyakarta.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. ANDI, Yogyakarta.
Mardiasmo.2002. Otonomi & Manajeman Keuangan Daerah. ANDI: Yogyakarta.
Revrisond Baswir.1999. Akuntansi Pemerintahan Indonesia. BPFE : Yogyakarta.
Sujamto.1996. Aspek-aspek Pengawasan di Indonesia. Sinar Grafika : Jakarta
Anthony Robert & Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System 11th
edition. Salemba Empat: Jakarta.
Propinsi Jawa Barat.2002. Pedoman Operasional Audit Reguler Badan Pengawasan Daerah (Bawasda) Propinsi Jawa Barat
Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 70 Tahun 2002 tentang Pedoman Operasional Audit Badan Pengawasan Daerah Propinsi Jawa Barat
Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah
Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Pembagian Keuangan Pusat dan Daerah
Keputusan Presiden No.74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggraan Pemerintah Daerah
144
Universitas Kristen Maranatha
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan
Peraturan Daerah Kota Sukabumi No. 6 tahun 2008 tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Sukabumi
Peraturan pemerintah No. 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
Abdul halim ak keuangan daerah