• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI SISWA PUTRI KELAS XI DI PONDOK PESANTREN AL-MUKMIN DENGAN Perbedaan Tingkat Depresi Siswa Putri Kelas XI Di Pondok Pesantren Al-Mukmin Dengan Di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI SISWA PUTRI KELAS XI DI PONDOK PESANTREN AL-MUKMIN DENGAN Perbedaan Tingkat Depresi Siswa Putri Kelas XI Di Pondok Pesantren Al-Mukmin Dengan Di SMA Negeri 2 Sukoharjo."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI SISWA PUTRI KELAS XI DI PONDOK PESANTREN AL-MUKMIN DENGAN

DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan oleh: Asella Sanvina Arsita

J500110030

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)
(3)
(4)
(5)

Perbedaan Tingkat Depresi Siswa Putri Kelas XI di Pondok Pesantren Al-Mukmin dengan

di SMA Negeri 2 Sukoharjo Universitas Muhammadiyah Surakarta

Latar Belakang: Perilaku remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan, faktor lingkungan yang berpengaruh yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakat merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan jiwa remaja.

Tujuan: Menganalisis apakah ada perbedaan antara tingkat depresi pada siswa putri kelas XI di Pondok Pesantren Al-Mukmin dan siswa putri kelas XI di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan teknik pengambilan cluster sampling. Jumlah sampel 43 responden pada setiap kelompok.Penelitian ini menggunakan kuesioner L-MMPI untuk mengetahui skor kejujuran dan kuesioner BDI untuk mengukur tingkat depresi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik uji-t.

Hasil: Hasil dari analisis data tersebut dapat di peroleh angka signifikansi 0,023 dan hasil analisis tersebut signifikansi, karena p < 0,05. Maka dapat disimpulkan terdapat Perbedaan Tingkat Depresi Siswa Putri Kelas XI di Pondok Pesantren Al-Mukmin dengan di SMA N 2 Sukoharjo.

Simpulan: Siswa putri kelas XI di Pondok Pesantren Al-Mukmin lebih depresi daripada siswa putri kelas XI yang bersekolah di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

Kata Kunci: Depresi, Pondok Pesantren, SMAN

Background: Adolence behavior are vulnerable to environmental influences such

as family, school, peer group and society factor that can affect growth and development adolescence and all the problems include depression disorder.

Objective: To analyze whether there are differences of depression rate between

female student of class XI atIslamic Boarding School Al-Mukmin and Senior High School 2 Sukoharjo.

Methods: The study is observational analytic method with cross sectional

approach using cluster sampling technique. The samples takenfrom 43 respondents in each group. This study use a questionnaire to determine the L-MMPI truth scoresand BDI questionnaire to measure the level of depression. Data were analyzed using t-test statistical test.

Results:The results ofanalysis ofdata, count of depression atIslamic Boarding

School 19 students and at Senior High School 7 students with presentage the rate of depression atIslamic Boarding School22,09% and Senior High School 8,13%. The difference of mean is 3,02 and obtained p= 0,023 sihnificance when score p < 0,05.

Conclusion:Female Students Class XI at Islamic Boarding School Al-Mukmin

more depressed that female student at Senior High School 2 Sukoharjo.

(6)

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan

masa dewasa. Di mulai pada saat terjadinya pubertas yaitu antara usia 12 sampai

20 tahun, termasuk pada siswa-siswi sekolah menengah atas baik sekolah umum

maupun sekolah yang bersifat agama seperti pondok pesantren (Marheni, 2007).

Pondok pesantren adalah tempat murid-murid (disebut santri) mengaji agama

Islam dan sekaligus diasramakan di tempat itu. Salah satu metode pendidikan

yang diterapkan dalam membentuk perilaku santri melalui kedisiplinan (Kosasih,

et al., 2008).Siswa merupakan subjek yang menerima apa yang disampaikan oleh

guru. Sosok siswa umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan

orang lain untuk bisa tumbuh & berkembang ke arah kedewasaan. Dengan

demikian siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

potensi diri melalui pendidikan (Muhadjir and Rohman, 2009). Remaja dikenal

sebagai masa storm & stres, yaitu suatu masa dimana terjadi berbagai pergolakan

emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan psikis

yang bervariasi. Permasalahan yang dialami remaja merupakan suatu hal yang

harus dihadapi dan dipecahkan karena jika tidak segera diselesaikan akan

menimbulkan kecemasan, ketegangan, dan konflik. Jika hal ini berlangsung secara

terus menerus maka akan menimbulkan stres dan perasaan takut yang pada

akhirnya bisa menyebabkan terjadinya depresi (Marthaningrum, 2007).

Depresi merupakan gangguan mental umum yang menyajikan dengan

mood depresi, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah atau rendah

diri, tidur terganggu atau nafsu makan menurun, energi rendah, dan hilang

konsentrasi. Masalah ini dapat menjadi kronis atau berulang&menyebabkan

gangguan besar dalam kemampuan individu untuk mengurus tanggung jawabnya

sehari-hari (WHO, 2014). Dapat berupa depresi ringan, sedang atau berat. Depresi

dapat timbul pada semua orang tanpa ada batasan usia (Mardiya, 2011). Depresi

meningkat seiring pertambahan usia, terutama setelah melalui masa pubertas

(Ardjana, 2007). Usia remaja rentan terkena depresi karena pada masa-masa

(7)

Data statistik menunjukkan bahwa satu dari delapan orang remaja

kemungkinan mengalami depresi. Lebih parahnya lagi, 30 % dari remaja tersebut

menunjukkan kekacauan kondisi mental dan emosi akibat mengalami depresi

(Morrow, 2007). Gangguan depresif adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang

paling sering terjadi. Prevalensi gangguan depresif pada populasi dunia adalah 3-8

% dengan 50% kasus terjadi pada usia produktif yaitu 20-50 tahun. World Health

Organization (WHO) menyatakan bahwa gangguan depresif berada pada urutan

ke empat penyakit di dunia. Gangguan depresif mengenai sekitar 20% wanita dan

12% laki-laki pada suatu waktu dalam kehidupan (Muchid, et al., 2007). Pada

tahun 2020 diperkirakan jumlah penderita gangguan depresif semakin meningkat

dan akan menempati urutan kedua penyakit di dunia (Depkes, 2007).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperkirakan ada

19 juta penderita gangguan jiwa di Indonesia. Prevalensi masalah mental

emosional yakni depresi dan ansietas ada sebatas 11,60% dari jumlah penduduk

Indonesia atau sekitar 24.708.000 jiwa. Kemudian prevalensi gangguan jiwa berat

yakni psikosis ada sekitar 0,46% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar

1.065.000 juta jiwa (Fadilah, 2011).

Perilaku remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan, faktor

lingkungan yang berpengaruh yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakat merupakan faktor yang

mempengaruhi perkembangan jiwa remaja. Sistem pendidikan di Pondok

Pesantren dan di SMA Negeri pada umumnya sama. Tetapi pada Pondok

Pesantren lebih menonjolkan ilmu keagamaannya. Untuk kegiatan sehari-hari

berada di Pondok Pesantren memiliki berbagai aktivitas seperti hafalan ayat Al-Qur’an, hafalan do’a, hadits dan ceramah di hadapan teman-teman berbeda dengan di SMA Negeri yang tidak terlalu menonjolkan aktivitas tersebut (Buku

Profil Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin, 2014).

Dari uraian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian perbedaan tingkat

(8)

kelas XI di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Tujuan dari penelitian ini untuk

menganalisis apakah terdapat perbedaan antara tingkat depresi pada siswa putri

kelas XI di Pondok Pesantren Al-Mukmin dengan siswa putri kelas XI di SMA

Negeri 2 Sukoharjo. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat

menjadi bukti empirik mengenai tingkat depresi dan memperkaya khasanah yang

berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu kedokteran jiwa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan pendekatan

cross sectional (Notoatmodjo, 2010). Dilakukan di Pondok Pesantren Al-Mukmin

Ngruki Sukoharjo dan di SMA Negeri 2 Sukoharjo pada bulan Desember 2015.

Populasi dalam penelitian ini pada santriwati Pondok Pesantren Al-Mukmin

Ngruki Sukoharjo dan siswa putri SMA Negeri 2 Sukoharjo. Metode pengambilan

sampel menggunakan Probability Sample, dengan teknik Cluster (Notoadmodjo,

2012). Cluster sampling digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang

diteliti atau sumber data sangat luas atau unit pencuplikan adalah kelompok

subjek, bukan individu (Murti, 2006). Jumlah sampel yang akan digunakan

peneliti minimal adalah sebesar 43 responden pada setiap sekolah, jadi 86 sampel.

Jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 100 siswa putri.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu siswa putri kelas XI, bersedia menjadi

responden, dapat mengerti Bahasa Indonesia dengan baik. Kriteria eksklusi dalam

penelitian ini yaitu tidak hadir pada saat penelitian, hasil skor L-MMPI > 10,

siswa yang mempunyai gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga dalam waktu

<3 bulan terakhir, misalnya kematian orang tua, perpisahan atau perceraian orang

tua, dan menderita sakit kronis. Variabel penelitian adalah santriwati kelas XI

yang bersekolah di Pondok Pesantren Al-Mukmin dan siswa putri kelas XI di

SMA Negeri 2 Sukoharjo. Data diukur menggunakan kuesioner BDI untuk

mengetahui tingkat depresi dan kuesioner L-MMPI untuk mengetahui skor

kejujuran. Data yang di peroleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan

(9)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Tabel 2. Jumlah Responden

Depresi Tidak Depresi Total

Pondok Pesantren 19 24 43

SMA 7 36 43

Tabel 3. Distribusi Presentase Tingkat Depresi SiswaPutri yang di Pondok Pesantren dan Siswa Putri yang di SMA Negeri 2 Sukoharjo

Depresi Tidak Depresi Total

Pondok Pesantren 22,09 % 27,91 % 50 %

SMA 8,13% 41,87% 50%

Total 100%

Tabel 4. Perbedaan Rerata Pondok Pesantren dengan SMA N Rerata ± std. Perbedaan

Rerata (IK 95%)

p

Pondok

Pesantren 43 14,79 ± 6,3 3,02

< 0,023

(10)

Dari hasil pengambilan data dengan skala BDI diperoleh kriteria yaitu

nilai 0-16 menunjukkan tidak depresi dan 17-63 menunjukkan bahwa

responden mengalami depresi (Polgar, 2011). Dengan menggunakan skala

kejujuran L-MMPI apabila skor > 10, maka tidak di ikutkan dalam penelitian.

Tabel 2. menunjukkan jumlah responden yang terlibat dalam penelitian

ini yaitu siswa putri kelas XI di Pondok Pesantren sebanyak 43 responden dan

siswa putri kelas XI di SMA Negeri 2 Sukoharjo 43 responden. Jumlah

keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 100 siswa putri. Sebanyak

11 siswa putri termasuk kriteria esklusi, sehingga diperoleh 89 siswa putri

yang memenuhi syarat penelitian. Karena banyak subjek penelitian yang

dibutuhkan hanya 86 siswa putri maka dilakukan perandoman untuk

membuang 3 subjek penelitian.

Pelaksanaan penelitian ini dengan cara menyebarkan kuesioner kepada

responden berupa isian data diri untuk mengetahui status responden,

kuesioner Lie Minnesota Multhiphasic Personality Inventory (L-MMPI)

untuk menilai kejujuran dan kuesioner skala penilaian Beck Depression

Inventory (BDI) untuk mengetahui adanya tingkat depresi dalam sekali

waktu.

Tabel 3. Menunjukkan distribusi presentase tingkat depresi pada siswa

putri kelas XI di Pondok Pesantren Al-Mukmin dan di SMA Negeri 2

Sukoharjo. Untuk presentase tingkat depresi pada siswa putri di Pondok

Pesantren Al-Mukmin sebanyak 19 santriwati (22,09%) dan di SMA Negeri 2

Sukoharjo sebanyak 7 siswa putri (8,13%). Untuk presentase tidak depresi

pada siswa putri di Pondok Pesantren Al-Mukmin sebanyak 24 santriwati

(27,90%) dan di SMA Negeri 2 Sukoharjo sebanyak 36 siswa putri (41,86%).

Tabel 4. Merupakan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t tidak

berpasangan dengan independent samplet-test. Dari hasil uji normalitas

Shapiro-Wilk, diperoleh hasil data 0,413 di Pondok Pesantren Al-Mukmin

dan 0,556 di SMA Negeri 2 Sukoharjo, hasil menunjukkan nilai signifikansi

(11)

Depresi Siswa Putri Kelas XI di Pondok Pesantren Al-Mukmin dengan di

SMA Negeri 2 Sukoharjo. Dari tabel di atas dapat dilihat perbedaan rerata

sebesar 3,02 dari peluang 0,023%. Perbedaan skor depresi antara siswa putri

di Pondok Pesantren Al-Mukmin dengan di SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah

0,42-5,62.

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini diperoleh hasil uji beda t-test dengan signifikansi

pada equal variances assumed sebesar 0,023 (p 0,023 < 0,05) maka hasil

analisis data menunjukkan hasil signifikansi dan dapat disimpulkan bahwa

terdapat Perbedaan Tingkat Depresi antara Siswa Putri Kelas XI di Pondok

Pesantren Al-Mukmin dengan Siswa Putri kelas XI di SMA Negeri 2

Sukoharjo. Dari hasil pengambilan data dengan skala BDI diperoleh kriteria

yaitu nilai 0-16 menunjukkan tidak depresi dan 17-63 menunjukkan bahwa

responden mengalami depresi (Polgar, 2011).

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan depresi, meliputi faktor

genetik (Soetjiningsih, 2007), faktor lingkungan-sosial (Nevid, 2005) dan

faktor biologis Depkes, 2007). Faktor genetik, apabila salah satu dari orang

tuanya menderita depresi, maka kemungkinan besar anak beresiko dua kali

lipat mengalami depresi (Soetjiningsih, 2007). Faktor lingkungan-sosial,

depresi pada masa remaja dapat dipicu oleh kejadian-kejadian seperti konflik

dengan orang tua dan ketidakpuasan dengan nilai-nilai di sekolah (Nevid,

2005). Faktor biologis, gangguan alam perasaan (depresi) secara biologis

terganggunya reguler sistem monoamin-neurotransmitter termasuk

noreprinefrin dan serotonin (Depkes, 2007). Depresi rentan terjadi pada masa

remaja dibandingkan pada masa kanak-kanak dan remaja putri memiliki

tingkat depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja putra

(Santrock, 2008).

Depresi telah mengalami peningkatan di berbagai budaya, namun

spekulasinya berfokus pada perubahan sosial dan lingkungan disintegrasi

(12)

Pondok Pesantren Al-Mukmin yang merupakan santri mukim, yaitu

santriwati yang tidak memungkinkan untuk pulang ke rumah dan berpisah

dengan orang tua berbeda dengan yang di SMA mereka dapat bertemu

dengan keluarga mereka setiap hari.

Remaja perempuan lebih sering mengekspresikan depresi dengan

menginternalisasinya merasa gelisah atau khawatir (Geldard, 2011). Depresi

juga diakibatkan karena mereka juga terlalu menilai secara berlebihan dan

merasa bahwa orang lain menyaksikan dan selalu menilai mereka (Myers,

2012). Santriwati di Pondok Pesantren merasa kurang percaya diri dihadapan

teman-temannya yang lebih mampu dari diri mereka misalnya dalam hafalan

Al-Qur’an atau berceramah di depan orang banyak dari materi pelajaran di

Pondok Pesantren Al-Mukmin meliputi Aqidah, Syari’ah, Bahasa Arab dan

Bahasa Inggris merupakan materi pokok yang diberikan kepada setiap santri

di seluruh tingkatan kelas. Sedangkan di SMA tidak banyak melakukan

hafalan dan pelajarannya lebih sedikit.

Depresi pada tahap remaja bisa mengakibatkan beragam situasi atau

stimuli, seperti: berulangnya pengalaman kehilangan; sejarah perpisahan dan

atau perceraian orang tua; serangkaian perpindahan termasuk menjauh dari

teman-teman terpercaya; kematian seseorang yang dicintai, teman atau

binatang peliharaan; menerima dorongan positif yang sangat sedikit; tidak

mampu melarikan diri dari hukuman (Geldard, 2011). Santriwati di Pondok

Pesantren Al-Mukmin mengalami perpisahan dengan orang tua, dan pindah

ke dalam lingkungan yang baru dengan berbagai aturan. Pada siswa SMA

tidak begitu perlu menyesuaikan lingkungan seperti yang menyebabkan

berpisahnya dengan orangtua. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Budiyoko pada tahun 2010, kehidupan di Pondok Pesantren yang sangat

berbeda dengan kehidupan sebelumnya terutama santri/murid yang dahulu

belum pernah tinggal di Pondok Pesantren, mereka harus melakukan

penyesuaian diri agar bisa bertahan hingga menyelesaikan pendidikannya di

(13)

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan dibandingkan penelitian lain.

Antara lain jumlah sampel yang relatif kecil. Penelitian hanya dilakukan satu

kali waktu. Tetapi kelebihan penelitian ini adalah, peneliti dapat mengetahui

jumlah depresi dari siswa sekolah dan dapat di beritahukan kepada

pembinaan atau bagian pengasuhan di sekolah yang lebih terkena depresi, lalu

(14)

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan

pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan terdapat perbedaan

tingkat depresi antara siswa putri kelas XI di Pondok Pesantren Al-Mukmin

dengan siswa putri kelas XI di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Siswa putri kelas XI

di Pondok Pesantren Al-Mukmin lebih depresi dari pada siswa putri kelas XI

yang bersekolah di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

Saran

1. Dari pihak pembinaan atau pengasuh agar lebih memperhatikan tentang

masalah kejiwaan anak didiknya dan memberikan konseling, nasehat

serta motivasi sebagai tindakan preventif.

2. Apabila dari skor depresi dari kuesioner BDI > 24 maka dikonsultasikan

ke ahli jiwa.

3. Siswa putri kelas XI di Pondok Pesantren Al-Mukmin diharapkan

mempersiapkan mental terlebih dahulu, agar dapat memahami dan

mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan Pondok Pesantren.

4. Penelitiaan ini dapat dijadikan dasar untuk penelitian lain mengenai

(15)

DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an

Amir, N. 2005. Depresi: Aspek Neurobiologi Diagnosis dan Tata Laksana.

Jakarta: BP FK UI.

Ardjana, I Gusti Ayu Endah. 2007. Depresi Pada Remaja. Dalam: Soetjiningsih.

Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV. Sagung

Seto.

Baihaqi. 2005. Psikiatri Konsep Dasar dan Gangguan-Gangguan. Bandung:

Refika Aditama.

Bakhtiar, N. 2009. Pola Pendidikan Pesantren: Studi Terhadap Pesantren

se-Kota Pekanbaru. http://uinsuska.info/tarbiyah/images/jurnal/2009/

nurhasanah_pola.pdf (17 Oktober 2015).

Baskoro, M. D. P. (2010). Hubungan Antara Depresi Dengan Perilaku Antisosial

Pada Remaja Di Sekolah (Skripsi, tidak diterbitkan). Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro.

Beck, A. T., Steer, R. A., Ranieri, W. 1996. “Comparison of Beck Depression

Inventories -IA and -II in Psychiatrics Outpatients”, Journal of Personality

Asessment.

Davidson, Gerald C, Neale, John M, Kring, Ann M. 2010. Psikologi Abnormal.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Durland, V Mark and Barlow, David H., 2006. Intisari Psikologi Abnormal, Ed. 4.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depkes. 2007. Pharmautical Care Untuk Penderita Gangguan Depresif, (online),

(16)

Fadilah, L. 2011. Sistem Informasi Manajemen Gejala Depresi Melalui Model

User – Centered Berbasis WEB, (Online), http//:www.fik.ac.id (Diakses 10

Oktober 2015).

Gerdard, D., 2011. Konseling Remaja Pendekatan Proaktif untuk Anak Muda. Ed

III. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Greene, B. 2009. Psikologi Abnormal Ed V, Jilid II. Jakarta: Eerlangga.

Hawari, D., 2006. Sejahterah Diusia Lanjut. Jakarta: FKUI.

Kaplan, HI, Sadock, BJ., 2010. Sinopsis Psikiatri. Jilid 2, edisi VII. Jakarta:

Binarupa Aksara.

Kosasih, A.D., Priyanto. E dan Makhful., 2008. Latar Belakang dan

Penyelenggaraan Pendidikan Islam Model Santri Asrama di Majalengka

Pada Awal Abad ke-20 M. http://jurnal.ump.ac.id/_berkas/jurnal/20.pdf (5

Oktober 2015).

Mardiya. 2011. Persoalan Depresi Remaja. Kasubid Advokasi Konseling dan

Pembinaan Kelembagaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

BPMPDP dan KB Kabupaten Kulon Progo.Diakses dari

www.kulonprogokab.go.id/v21/Persoalan-Depresi-Pada-Remaja_1411 (18

Desember 2015).

Marheni, A. 2007. Perkembangan psikososial dan kepribadian remaja. In:

Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:

CV. Sagung Seto, pp: 45-52.

Marthaningrum, R. 2007. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Strategi

Coping dengan Kecenderungan Depresi. http://etd.library.ums.ac.id/

go.php?id= jtptums-gdl-s1-2007-ranimartha-8016. 03/10/15.

Maslim, Rusdi. 1993. Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa di

(17)

Morrow, A. 2007. Depression in Teenagers. http://www.omnimedicalsearch.com/

conditions-diseases/depression-inteenagers.html.03/10/15.

Muchid, A. dkk.(2007). Pharmaceutical Care untuk penderita Gangguan

Depresif. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik DepKes. RI.

Jakarta

Muhadjir, Noeng., 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Murti, B. 2006. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press.

Myers, David G. 2012. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Nafi’, M.D., A’la, A., Anisah, H., Aziz, A. dan Muhaimin, A. 2007. Praksis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: Yayasan Selasih.

Nevid, J.S., Rathus, S.A., et al. 2003.Psikologi Abnormal. Penerjemah (Tim

Fakultas Psikologi UI: Murad, J. dkk). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Notoatmodjo, Soekidjo., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Pinel, J.P.J., 2009, Biopsikologi. Ed 7. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin. Khittah Pendidikan dan Tata Tertib Santri.

2014. Sukoharjo.

Polgar, Michael., 2011. Beck Depression Inventory. http://www.Minddisorders.

com/A-Br/Beck-Depression-Inventory.Html (18 September 2015).

Prasetyono, Dwi Sunar., 2007. Metode Mengatasi Cemas dan Depresi.

Yogyakarta: Oryza.

Rohman, Arif., 2009. Politik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang

(18)

Sadock, BJ. dan Sadock, Virginia A., 2009. Kaplan & Sadock’s Comprehensive

Textbook of Psychiatry. Lippincott Williams & Wilkins. pp: 1047-1049.

Sadock, BJ. dan Sadock, Virginia A., 2007. Kaplan & Sadock’s Synopsis of

Psychiatry: Behavioral Sciences / Clinical Psychiatry. Ed. 10. Lippincott

Williams & Wilkins. Penerjemah: Kusuma, W. pp: 528-529.

Santrock, JW., 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi

5, jilid II. Jakarta: Erlangga.

Santrock, JW., 2008. Psikologi Pendidikan, Edisi 3, Buku 1. Jakarta: Salemba

Humanika.

Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktis Bagi Pemula.

Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. pp: 61.

Sekilas Profil Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin. 2014. Sukoharjo.

Soetjiningsih. 2007. Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.

Jakarta: Sagung Seto.

Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, I. J., Adnyana, K. I., Setiadi, P.A.A,

Kusnandar. 2009. ISO Farmakoterapi . Jakarta: PT ISFI Penerbitan.

Teter, C. S., Kando, J. C., Wells, B. G., & Hayes, P. E., 2007, Depressive

Disorder, dalam Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R,

Well, B. G., & Posey Micheal, L.,(eds), Pharmacotherapy A

Pathophysiologic Approach, 7th Edition, Appleton and lange, New York.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.Sistem Pendidikan

Nasional.

World Health Organization (WHO). Health Topic Depression. 2011

Gambar

Tabel 4. Perbedaan Rerata Pondok Pesantren dengan SMA

Referensi

Dokumen terkait

Pendataan ini juga dimaksudkan untuk mempersempit ruang gerak Peredaran Narkotika serta Obat daftar G yang saat ini marak di pergunakan para Remaja pecandu obat-obatan

menggunakan suatu algoritma yang dapat mengkodekan semua aliran data ( stream ) bit dari sebuah pesan menjadi cryptogram yang tidak dapat dimengerti ( unintelligible ),

Kenyataan yang sering terjadi dan kebiasaan selama ini, air hujan dari badan jalan dialirkan melalui saluran air hujan yang kedap air, tanpa untuk meresapkan

Teknik sampel ini digunakan tidak untuk sampel individu, tetapi sampel untuk populasi yang berkelompok – kelompok. Dalam penggunaan sampel cluster ini umumnya kesatuan –

Setelah mengamati keseluruhan segmen antara Najwa Shihab dengan Ganjar Pranowo, peneliti menemukan beberapa kata yang dipilih, yang merujuk pada fakta yang dibahas dalam

Dalam kapa sistas inilah maka fokus pendampingan kali ini diarahkan pada pengembangan dan penge- lolaan konten yang bersifat partisi patoris namun tetap memiliki struktur dan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris apakah giro wadiah, deposito mudharabah dan tabungan mudharabah yang merupakan dana pihak ketiga pada

- Tempat : Aula Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo (Gedung