• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 232010113 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 232010113 Full text"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

1

Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan akhir dari proses akuntansi yang dirancang untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor, pengguna laporan untuk pengambilan keputusan bisnis. Bagi pihak manajemen, laporan keuangan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan rencana kegiatan perusahaan untuk periode yang akan datang. Sedangkan bagi investor laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang sangat penting untuk mengambil keputusan. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan memberi dasar bagi manajemen untuk membuat perencanaan. Dengan demikian, informasi yang tersedia dalam laporan keuangan sangat penting bagi investor dan manajemen sehingga harus dapat diandalkan (Kusumastuti, 2012).

Kecurangan umumnya terjadi karena tekanan untuk melakukan penyelewengan atau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. Dalam kecurangan tindakan yang biasa dilakukan di antaranya adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen, dan mark-up yang merugikan keuangan. Dampak dan konsekuensi yang ditimbulkan oleh kecurangan akuntansi tidak dapat dihindarkan. Perusahaan akan menderita kerugian yang signifikan karena hal tersebut. Kecurangan akuntansi biasanya dipicu oleh perusahaan yang ingin agar laporan keuangannya terlihat baik (Rahmawati dan Sutikno, 2011).

(2)

2

sedangkan pegawai melakukan kecurangan bertujuan untuk keuntungan individu, misalnya salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (Rahmawati dan Soetikno, 2012).

Mengingat pentingnya laporan keuangan suatu perusahaan, maka laporan keuangan harus disusun sebaik mungkin sesuai dengan data yang akurat sesuai aturan akuntansi yang berlaku. Menurut PSAK No.01 tentang Penyajian Laporan Keuangan revisi tahun 2009 Paragraf ke 24 menyebutkan tentang karakteristik kualitatif laporan keuangan yang merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai, yaitu : dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. Dalam penelitian sebelumnya terdapat variabel pengendalian internal, moralitas manajemen (Puspasari dan Suwardi, 2012), ketaatan aturan akuntansi, kesesuaian kompensasi (Rahmawati dan Soetikno, 2012), asimetris informasi, dan perilaku tidak etis (Thoyibatun, 2012).

Dari ketiga penelitian tersebut semuanya terbingkai oleh teori keagenan serta hubungan antara variabel-variabel tersebut adalah langsung pada kecurangan akuntansi. Dalam penelitian-penelitian sebelumnya, tidak ditemukan bahwa variabel seperti asimetris informasi, pengendalian internal, ketaatan terhadap aturan akuntansi, dan moralitas berpengaruh secara konsisten terhadap kecurangan akuntansi. Selanjutnya penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori tindakan beralasan yang berisi variabel sikap terhadap perilaku, norma subjektif, niat untuk melakukan perilaku (sebagai mediator), dan perilaku.

(3)

3

karena akan melihat konsistensi pengaruh sikap dan perilaku, selain itu terdapat variabel niat untuk melakukan kecurangan akuntansi yang akan dilihat seberapa pentingnya dalam mempengaruhi kecurangan akuntansi karena dalam penelitian sebelumnya belum terlihat digunakan.

(4)

4

Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, terdapat permasalahan yang ada dari penelitian-penelitian sebelumnya. Adanya ketidak konsistenan pengaruh variabel seperti asimetris informasi, pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi dan moralitas manajemen terhadap kecurangan akuntansi, yang mana dari penelitian Puspasari dan Suwardi (2012) misalnya terdapat pengaruh yang positif antara moralitas manajemen terhadap kecurangan akuntansi dan penelitian tersebut terbingkai oleh teori keagenan. Dalam penelitian yang akan dilakukan digunakan teori tindakan beralasan karena ingin melihat pentingnya variabel niat untuk melakukan kecurangan dalam mempengaruhi kecurangan akuntansi serta konsistensi sikap terhadap perilaku mempengaruhi perilaku dan juga melihat faktor yang mempengaruhi kecurangan akuntansi.

Persoalan Penelitian

Dari latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka terdapat persoalan yang muncul sebagai berikut :

1. Apakah sikap terhadap perilaku berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi? 2. Apakah norma subjektif berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi?

3. Apakah sikap terhadap perilaku berpengaruh terhadap niat untuk melakukan kecurangan akuntansi?

4. Apakah norma subjektif berpengaruh terhadap niat untuk melakukan kecurangan akuntansi?

(5)

5

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan teori tindakan beralasan dengan tujuan :

1. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecurangan akuntansi.

2. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai pentingnya niat untuk melakukan kecurangan akuntansi.

3. Melihat apakah sikap terhadap perilaku selalu konsisten mempengaruhi perilakunya.

Dari beberapa penelitian tentang kecurangan akuntansi yang pernah dilakukan oleh Puspasari dan Suwardi (2012) serta Rahmawati dan Soetikno (2012), teori keagenan digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian.

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis : Penelitian ini membantu karyawan dan manajemen untuk dapat mengetahui lebih jauh akan faktor yang dapat mempengaruhi berbagai kecurangan akuntansi yang terjadi dan dengan adanya penelitian ini diharapkan mereka akan lebih sadar terhadap kecurangan yang terjadi.

(6)

6

Kerangka Teoritis

Teori Tindakan Beralasan

Model teori tindakan beralasan dikembangkan oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein pada tahun 1980. Jogiyanto (2007) memaparkan bahwa Teori Tindakan Beralasan atau

Theory of Reasoned Action (TRA) lahir dikarenakan hasil-hasil penelitian yang menguji teori sikap kurang berhasil. Hasil-hasil penelitian yang menguji model ini dinyatakan kurang berhasil karena banyaknya ditemukan hasil hubungan yang tidak signifikan antara pengukuran-pengukuran sikap dengan kinerja dari perilaku sukarela yang dikehendaki (Hasyim, 2012). Teori tindakan beralasan mengusulkan bahwa perilaku merupakan fungsi dari niat dan niat perilaku merupakan fungsi dari sikap dan norma-norma subyektif.

Sumber: Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975).

Gambar 2.1. Theory of Reasoned Action

(7)

7

Sikap terhadap perilaku ditentukan dua hal yaitu kepercayaan atau keyakinan tentang konsekuensi-konsekuensi dari perilaku dan evaluasi terhadap konsekuensi-konsekuensi tersebut untuk diri subjek itu sendiri (Sarwono, 1999). Norma subjektif juga ditentukan oleh dua hal yaitu yang pertama pendapat tokoh atau orang lain yang penting yang berpengaruh atau tokoh panutan tentang apakah subjek perlu, harus, atau dilarang melakukan perilaku yang sedang diteliti dan yang kedua adalah seberapa jauh subjek akan mengikuti perilaku orang lain tersebut (Sarwono, 1999). Dari teori di atas, kedua variabel sikap terhadap perilaku dan norma subjektif akan membentuk niat perilakunya. Apabila niat sudah terbentuk maka niat untuk melakukan kecurangan akuntansi akan mempengaruhi perilaku untuk melakukan kecurangan akuntansi.

Kecurangan Akuntansi

IAI (2001) menjelaskan kecurangan akuntansi sebagai:

a. Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan,

(8)

8

Dalam penelitian ini, yang akan diteliti adalah kecurangan dalam pelaporan keuangan yang di dalamnya berisi salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan. Model awal dari Reasoned Action Theory adalah variabel sikap terhadap perilaku dan norma subjektif mempengaruhi niat perilaku terlebih dahulu dan niat perilaku akan mempengaruhi perilaku, dalam pengembangan penelitian ini tetap menggunakan model awal akan tetapi juga akan melihat pengaruh sikap terhadap perilaku dan norma subjektif ketika tidak melewati variabel niat untuk melakukan kecurangan.

(9)

9

Rumusan Hipotesis

Penelitian yang dilakukan Thoyibatun (2012) ditemukan hubungan antara ketaatan aturan akuntansi dengan kecurangan akuntansi, akan tetapi menghasilkan hasil yang tidak konsisten. Sikap terhadap perilaku ditentukan dua hal yaitu kepercayaan atau keyakinan tentang konsekuensi dari perilaku dan evaluasi terhadap konsekuensi-konsekuensi tersebut untuk diri subjek itu sendiri (Sarwono, 1999). Jika dikaitkan dengan kecurangan akuntansi yang berisi salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan maka sikap dapat dikaitkan dengan kecurangan akuntansi karena mengandung suatu cara tertentu untuk bertingkah laku, sehingga timbul hipotesis sebagai berikut :

H1 : Sikap terhadap perilaku berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi.

Norma subjektif adalah prediktor lain niat perilaku dari kecurangan akuntansi. Norma subjektif juga ditentukan oleh dua hal yaitu yang pertama pendapat tokoh atau orang lain yang penting yang berpengaruh atau tokoh panutan tentang apakah subjek perlu, harus, atau dilarang melakukan perilaku yang sedang diteliti dan yang kedua adalah seberapa jauh subjek akan mengikuti perilaku orang lain tersebut (Sarwono, 1999). Hal ini dapat dikatakan bahwa mereka biasanya meminta pendapat dahulu sebelum mengambil keputusan. Dalam suatu perusahaan atau instansi moralitas manajemen sangat berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi yang mungkin timbul dalam perusahaan (Kusumastuti, 2012). Norma subjektif dan kecurangan akuntansi dapat dikaitkan karena keduanya merupakan penilaian rasional tentang dilakukan atau tidaknya perilaku tertentu yang dinilai baik atau buruk, sehingga terbentuk hipotesis sebagai berikut :

(10)

10

Niat perilaku merupakan fungsi dari dua determinan dasar, yaitu faktor pribadi (personal) yang disebut sikap terhadap perilaku (attitude towards the behavior) dan pengaruh tekanan sosial yang disebut norma subyektif (subjective norm). Diungkapkan pula oleh Jogiyanto (2007), teori Reasoned Action menunjukkan bahwa niat perilaku adalah suatu fungsi dari sikap (attitude) dan norma-norma subyektif (subjective norms) terhadap perilaku. Sehingga dapat membentuk hipotesis sebagai berikut :

H3: Sikap terhadap perilaku berpengaruh terhadap niat untuk melakukan kecurangan akuntansi.

Hal ini berarti bahwa niat seseorang untuk melakukan perilaku ditentukan oleh sikapnya terhadap perilakunya dan bagaimana dia berpikir orang lain akan menilainya jika dia melakukan perilaku tersebut (atau disebut juga dengan norma-norma subyektif). Norma subyektif akan membentuk niat perilaku. Sehingga jika digambarkan akan membentuk hipotesis sebagai berikut :

H4 : Norma subjektif berpengaruh terhadap niat untuk melakukan kecurangan akuntansi.

(11)

11

Secara sederhana teori ini mengatakan bahwa seseorang akan melakukan suatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positif dan bila ia percaya bahwa orang lain ingin agar orang lain melakukannya (Aryani, 2010). Dalam teori Reasoned Action

terdapat variabel intensi atau niat, dalam penelitian ini juga akan melihat pengaruh niat terhadap kecurangan akuntansi sehingga terbentuk hipotesis sebagai berikut :

H5: Niat untuk melakukan kecurangan akuntansi berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi.

Dari hipotesis yang telah terbentuk maka dapat digambarkan bahwa kerangka berpikir model tersebut adalah sebagai berikut:

Sikap terhadap Perilaku

Niat untuk Melakukan Kecurangan Kecurangan Akuntansi Norma Subjektif

Sumber: dikembangan untuk skripsi ini (2014)

(12)

12

Metode Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Prosedur pengumpulan data penelitian ini adalah dengan cara survei dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan isi dari kuesioner tersebut antara lain berisi item tentang faktor yang mempengaruhi kecurangan akuntansi (antara lain: sikap, norma subjektif, dan niat). Sumber data merupakan pendapat dan persepsi dari setiap personil bagian akuntansi dalam perusahaan yang bertanggung jawab dalam membuat atau menyusun laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan responden beberapa perusahaan manufaktur di Semarang dan sekitarnya mengingat beberapa perusahaan manufaktur atau pabrik di sekitar sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk pengambilan data penelitian.

Populasi dan Sampel

Metode sampling yang digunakan adalah metode purposive sampling yang merupakan pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan dan peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu yang memiliki kaitan dengan penelitian ini. Maka dari itu populasi dari penelitian ini adalah karyawan dalam perusahaan manufaktur yang bertanggung jawab dalam membuat atau menyusun laporan keuangan, sedangkan sampel yang akan digunakan adalah karyawan di bagian akuntansi.

Pengukuran Variabel

(13)

13

nantinya akan lebih dikembangkan dan dimodifikasi item-item pertanyaanya sehingga dapat digunakan untuk mengukur variabel bagi penelitian yang akan dilakukan.

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) yang merupakan metode alternatif dalam persamaan struktural. PLS dapat digunakan dengan jumlah sampel yang tidak besar (30-100) dan dapat diterapkan pada semua skala data. Selain dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. PLS dapat sekaligus menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator refleksif dan formatif. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh SEM yang berbasis kovarian karena akan menjadi unidentified model.

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikatagorikan menjadi tiga. Pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungakan variabel laten dan antar variabel laten dan blok indikatornya (loading). Ketiga adalah berkaitan dengan mean dan lokasi parameter (nilai konstan regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama, menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan

(14)

14

Hasil Analisis Dan Pembahasan

Demografi Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, kuesioner yang dibuat disebarkan ke beberapa perusahaan manufaktur di kota Semarang. Kota Semarang dipilih karena merupakan alternatif kedua setelah menuai penolakan dari beberapa perusahaan manufaktur yang ada di kota Salatiga. Dengan waktu selama satu bulan berusaha menembus beberapa perusahaan manufaktur di Salatiga dan mendapat penolakan dari semua perusahaan yang telah didatangi maka dari itu guna menghemat waktu diputuskanlah untuk berpindah mencari responden di kota Semarang. Tak kurang selama satu minggu waktu dihabiskan untuk mencari dan mencoba memasukkan kuesioner tersebut ke beberapa perusahaan meskipun juga mendapat penolakan di beberapa perusahaan. Setelah dua minggu berlalu kuesioner yang telah disebarkan baru mendapatkan konfirmasi bila telah terisi dan pada saat yang bersamaan terkumpullah 41 kuesioner yang telah diisi dari tiga perusahaan manufaktur yang berbeda di kota Semarang. Demografi objek penelitian dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.1. Demografi Objek Penelitian

Laki-laki 14 34%

Perempuan 27 66%

Jumlah = 41 Jumlah = 100%

Kerja <5th 24 58%

Kerja >5th 17 42%

Jumlah = 41 Jumlah = 100%

(15)

15

Dapat dilihat dari jumlah data yang didapat adalah 41 data. Dari data tersebut berdasarkan jenis kelamin terdapat responden laki-laki berjumlah 14 responden atau 34 persen dari keseluruhan data. Sedangkan responden perempuan sejumlah 27 responden atau 66 persen dari keseluruhan data. Persebaran data berdasarkan lamanya bekerja terlihat bahwa responden dengan lama bekerja kurang dari 5 tahun berjumlah 24 responden atau 58 persen, sedangkan responden dengan lama kerja lebih dari 5 tahun berjumlah 17 responden atau 42 persen.

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dari indikator-indikator dalam penelitian ini dijelaskan melalui nilai Minimum, Maximum, Mean (rata-rata), dan Standar deviasi dari tiap indikator, seperti terlihat dalam Tabel 4.2. Rata-rata total dari keempat variabel dalam penelitian ini tidak ada yang menunjukkan angka rata-rata rendah. Dari rata-rata masing-masing variabel berada pada rata-rata nilai 3 dan terlihat bahwa variabel niat untuk melakukan kecurangan memiliki rata-rata yang tinggi dan dapat dikatakan bahwa responden lebih cenderung memiliki niat untuk melakukan kecurangan.

(16)

16 Uji Validitas dan Reabilitas

PLS digunakan untuk mengetahui kompleksitas hubungan suatu konstrak dan konstrak lainnya, serta suatu konstrak dengan indikator-indikatornya. PLS di definisikan oleh dua persamaan, yaitu inner model dan outer model. Inner model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak dengan konstrak yang lain, sedangkan outer model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak dengan indikator-indikatornya. Dalam evaluasi outer model (model pengukuran), meliputi nilai outer loading yang dapat dikatakan valid ketika nilai outer loading adalah > 0,7 tetapi skala pengukuran nilai 0,5 sampai dengan 0,6 dianggap dapat ditolelir dan suatu variabel dikatakan reliable apabila memenuhi kriteria nilai composite reability > 0,7 (Ghozali, 2006)

(17)

17

(18)

18 jawaban responden. Untuk melihat perbedaan yang signifikan antara variance populasi sampel tersebut dapat dilihat pada nilai Levene’s Test for Equality of variance. Hasil uji

non response bias didasarkan pada tanggal cutoff yang di tentukan dari pertimbangan waktu antara waktu pengiriman dan pengambilan kuesioner yang selalu dipantau. Pengujian non response bias atas semua variable menunjukkan tidak ada bias atas jawaban responden diterima sebelum dan sesudah tanggal cutoff, hal ini dapat dilihat dari nilai levene’s test for equality of variance (>0,05) pada tabel 4.6.

Uji Kecocokan Struktural

(19)

19

Dari hasil pengujian menggunakan softwareSmartPLS, terlihat bahwa semua model yang dirancang memiliki pengaruh yang signifikan dan dengan demikian teori tindakan beralasan juga dapat diterapkan dalam topik kecurangan akuntansi. Menurut Kraus (1995) dalam Taylor et al (2009) menyebutkan bahwa sikap yang stabil, sikap yang penting, sikap yang mudah diakses, sikap yang yang dibentuk melalui pengalaman langsung, sikap tentang seseorang yang sudah pasti dan sikap yang menunjukkan konsistensi tinggi antara kognisi dan efek kemungkinan besar akan sesuai dengan perilaku. Variabel sikap terhadap perilaku memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap variabel kecurangan akuntansi, sehingga hipotesis sikap terhadap perilaku berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi dapat diterima dan dalam topik ini sikap terhadap perilaku dan perilaku dapat terdukung konsistensinya.

(20)

20

hubungan yang positif dan signifikan sehingga hipotesis yang telah dirancang dapat diterima.

Hubungan dari variabel sikap terhadap perilaku secara langsung dan tidak langsung terhadap variabel kecurangan akuntansi dapat diuji menggunakan Sobel Test. Dari hasil membandingkan hasil Sobel Test dan SmartPLS dalam tabel 4.8 tersebut menunjukkan bahwa hubungan secara langsung (Sikap terhadap perilaku dan kecurangan akuntansi) memiliki efek yang lebih tinggi daripada hubungan secara tidak langsung (sikap terhadap perilaku, niat untuk melakukan kecurangan, dan kecurangan akuntansi). Dengan demikian sikap terhadap perilaku secara konsisten dapat mempengaruhi perilaku (kecurangan akuntansi) karena memiliki pengaruh yang besar.

Norma subjektif dan kecurangan akuntansi berpengaruh signifikan dan positif, dari hasil uji tersebut dapat diketahui bahwa hipotesis norma subjektif berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi dapat diterima. Variabel norma subjektif tidak hanya berpengaruh langsung terhadap kecurangan akuntansi, akan tetapi juga berpengaruh terhadap niat untuk melakukan kecurangan akuntansi. Dari hasil uji mengggunakan SmartPLS terlihat bahwa norma subjektif dan niat untuk melakukan kecurangan juga memiliki pengaruh yang signifikan, sehingga hipotesis norma subjektif berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi dapat diterima.

(21)

21

dipengaruhi oleh faktor sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan niat untuk melakukan kecurangan akuntansi.

Penutup

Kesimpulan

1. Dengan menggunakan teori tindakan beralasan dan aplikasi SmartPLS dapat disimpulkan bahwa kecurangan akuntansi dipengaruhi faktor dari sikap terhadap perilaku, norma subjektif, serta niat untuk melakukan kecurangan.

2. Kecurangan akuntansi lebih berpengaruh ketika sikap terhadap perilaku berpengaruh secara langsung daripada secara tidak langsung melalui niat untuk melakukan kecurangan. Sikap terhadap perilaku juga konsisten berpengaruh terhadap perilaku (kecurangan akuntansi) dalam topik kecurangan akuntansi ini karena terdukung tingginya pengaruh secara langsung tanpa melewati niat untuk melakukan kecurangan. Selanjutnya dapat diartikan juga bahwa karyawan yang dalam dirinya telah mempunyai keinginan pribadi untuk melakukan kecurangan maka akan langsung melakukan kecurangan akuntansi.

(22)

22 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam sampel penelitiannya. Dalam penelitian ini responden yang diambil hanya karyawan bagian akuntansi saja dan bukan pada pembuat kebijakan. Untuk selanjutnya diharapkan agar dapat memperoleh responden pembuat kebijakan yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan karena karyawan biasanya hanya pelaksana saja bukan pembuat kebijakan yang berkaitan dengan laporan keuangan.

Saran

(23)

23

Daftar Pustaka :

Aryani, Alvita, T.D. 2010. Pengaruh Nilai Personal Terhadap Sikap Akuntabilitas Sosial Dan Lingkungan. Universitas Diponegoro. Semarang.

Ajzen, I. 1988. Attitudes, Personality and Behavior. Chicago, IL: The Dorsey Press.

_____, I. 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes. 50, 2: 179-211.

Fishbein, M., dan I. Ajzen. 1975. Belief, Attitude, Intention and Behavior: An Introduction to Theory and Research, Reading, Massachusetts: Addison-Wesley.

Ghozali, I. 2006. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hasyim, M. 2012. Teori Tindakan Beralasan Dan Teori Perilaku Rencanaan Dalam Pengadopsian Sistem Teknologi Informasi. POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Akuntansi Keuangan. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Revisi. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Kusumastuti, N.R. 2012. Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Dengan Perilaku Tidak Etis Sebagai Variabel Intervening. Universitas Diponegoro. Semarang.

(24)

24

Purnomo, Y.G. 2013. Theory Of Planned Behavior: Prediktor Pemilihan Profesi Sebagai Praktisi Akuntansi. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.

Puspitasari, N., dan E. Suwardi. 2012. Pengaruh Moralitas Individu Dan Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi: Studi Eksperimen Pada Konteks Pemerintah Daerah. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Rahmawati, A.P., Dan I. Soetikno. 2011. Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Moralitas Manajemen Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi: Studi Pada Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang. Universitas Diponegoro. Semarang.

Sarwono, S.W. 1999. Psikologi Sosial. Balai Pustaka: 232-263.

Simanjuntak, Nico, S.T. 2013. Pengaruh Keefektifan Pengendalian Intern Bidang Akuntansi dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Pencegahan Kecurangan Akuntansi di Perusahaan. Universitas Sumatera Utara.

Taylor, S.E., L.A Peplau., Dan D.O. Sears. 2009. Psikologi Sosial. Penerbit Kencana: 167-205.

Thoyibatun, S. 2012. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Tidak Etis Dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Serta Akibatnya Terhadap Kinerja Organisasi. Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni 2012 : 245 – 260.

Wijanto, S.H. 2008b. Structural Equation Model (SEM) dengan Lisrel 8.8, Konsep dan Tutorial. Graha Ilmu. Yogyakarta.

(25)

25

Lampiran Kuesioner

Kepada :

Yth. Para Responden

Dalam rangka menyelesaikan skripsi saya, guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, saya Yulius Hendra Radityo (232010113) mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis jurusan Strata 1 Akuntansi Universitas Kristen Satya Wacana

melakukan penelitian dengan judul “ Teori Reasoned Action Atas Kecurangan Akuntansi “ .

Kami mohon kesediaan Anda mengisi kuesioner di bawah ini dengan jujur dan benar. Data atau informasi yang terkumpul akan saya gunakan hanya untuk kepentingan ilmiah semata. Saya ucapkan terimakasih banyak atas bantuan, partisipasi, dan kerjasama yang anda berikan.

Hormat saya,

Yulius Hendra Radityo

Petunjuk Pengisian :

1. Isilah data responden pada tempat yang disediakan.

2. Berilah jawaban untuk setiap nomor kuesioner dengan memberi tanda Check list pada kolom di sebelah pernyataan.

SS = Sangat Setuju S = Setuju

N = Netral TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju 3. Berikanlah jawaban sejujurnya.

(26)

26

Kuesioner ini merupakan komposisi dan pengembangan dari kuesioner pada penelitian yang terkait sebelumnya. Penelitian tersebut terdiri dari penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2013), Simanjuntak (2013), serta penelitian dari Wilopo (2006).

Identitas Responden =

Jenis Kelamin : L / P

Lama Bekerja : <5tahun / >5tahun

Sikap Terhadap Perilaku

No Pernyataan SS S N TS STS

1

Saya yakin dan setuju bahwa mempercantik laporan keuangan itu baik dan diperkenankan.

2

Saya ingin mempercantik laporan keuangan perusahaan saya agar terlihat lebih baik.

3

Saya yakin jika laporan keuangan yang telah dipercantik akan menjadi terlihat lebih baik dan dapat lebih dipercaya pihak eksternal.

4

Bila saya membuat laporan keuangan menjadi baik maka kenaikan jabatan saya tidak tertunda.

5

(27)

27

Norma Subjektif

No Pernyataan SS S N TS STS

1

Keluarga saya mendukung saya untuk mempercantik laporan keuangan perusahaan.

2

Teman-teman saya mendukung saya untuk mempercantik laporan keuangan perusahaan.

3

Atasan saya mendukung saya untuk mempercantik laporan keuangan perusahaan.

4

Keluarga saya yakin bahwa saya dapat bekerja dan merasa nyaman di lingkungan perusahaan tempat saya bekerja.

5

Atasan saya yakin bahwa saya dapat bekerja dan merasa nyaman di lingkungan perusahaan tempat saya bekerja.

6

Keluarga saya tidak ingin jika saya mempercantik laporan keuangan perusahaan.

Sebagai karyawan akuntansi di perusahaan ini, saya dan teman-teman saya sepatutnya berusaha untuk tidak menerima berbagai pembayaran fiktif yang ada di perusahaan.

10

(28)

28

Niat

No Pernyataan SS S N TS STS

1

Saya ingin mempercantik laporan keuangan perusahaan saya agar terlihat baik.

2

Saya ingin mempercantik laporan keuangan

perusahaan saya agar laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya pihak eksternal.

3

Saya ingin menunjukkan laba perusahaan yang lebih besar dari yang sebenarnya, maka saat menyusun laporan keuangan di perusahaan ini saya memperkecil atau menghapus cadangan piutang tak tertagih.

4

Saya ingin laba perusahaan tampak lebih besar, maka saya akan memperkecil biaya-biaya yang tercatat dalam pembukuan perusahaan.

Perilaku

No Pernyataan SS S N TS STS

1

Saya membuat laporan keuangan perusahaan menjadi cantik.

2

Saya mempercantik laporan keuangan agar dapat terlihat lebih baik dari aslinya.

3

Saya mempercantik laporan keuangan agar laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya pihak eksternal.

4

Saya mengetahui dan menaati setiap pedoman dalam pembuatan laporan keuangan di perusahaan tempat saya bekerja.

5

Laba perusahaan yang dibuat lebih besar dari yang sebenarnya, maka saat menyusun laporan keuangan di perusahaan ini saya memperkecil atau menghapus cadangan piutang tak tertagih.

6

(29)
(30)

30

Tabel 4.2. Statistik Deskriptif

Indikator N min max mean stdev

v1q1 keyakinan kecurangan diperkenankan 41 1 5 3,146341 1,27595 v1q2

keinginan mempercantik laporan

keuangan 41 1 5 3,121951 1,144446

v1q3 keyakinan jika dapat dipercaya 41 1 5 2,95122 1,139105 v1q4 akibat setelah memanipulasi laporan 41 1 5 3,170732 0,803195 v1q5 cara membuat grafik stabil 41 1 5 2,95122 1,047645

v2q10 komunikasi dan kekeluargaan 41 1 5 3,073171 1,272601

rata-rata Norma Subjektif 3,170732

v3q1

keinginan membuat laporan menjadi

baik 41 1 5 3,268293 1,00061

v3q2 keinginan agar dapat dipercaya 41 1 5 3,146341 1,013927 v3q3 keinginan menunjukkan laba tinggi 41 1 5 3,829268 0,803195 v3q4 keinginan menunjukkan laba tinggi 41 1 5 3,804878 0,813004

rata-rata Niat 3,512195

(31)

31

Tabel 4.6. Uji Non Response Bias

(32)

32

sesudah cut-off 19 3,63 1,07 -1706,00 .096 sama

v4q2 sebelum cut-off 22 3,45 1,06 .669 .419 -.878 .386 sama

sesudah cut-off 19 3,74 0,99 -.882 .383 sama

v4q3 sebelum cut-off 22 3,14 1,04 .455 .504 -1581,00 .122 sama

sesudah cut-off 19 3,63 0,96 -1591,00 .120 sama

v4q4 sebelum cut-off 22 2,95 1,17 .246 .623 -.535 .596 sama

sesudah cut-off 19 3,16 1,26 -.532 .598 sama

v4q5 sebelum cut-off 22 2,95 1,09 3048,00 .089 -1686,00 .100 sama

sesudah cut-off 19 3,47 0,84 -1719,00 .094 sama

v4q6 sebelum cut-off 22 3,23 1,23 .738 .395 -.245 .808 sama

sesudah cut-off 19 3,32 1,06 -.248 .806 sama

Sumber: Output SPSS (2014)

Tabel 4.8. Sobel test

secara langsung

sikap>>kecurangan akuntansi 8,525 norma subjektif>>kecurangan akuntansi 4,355

secara tidak langsung

Gambar

Gambar 2.1. Theory of Reasoned Action
Gambar 2.2. Model Penelitian
Tabel 4.1. Demografi Objek Penelitian
Tabel 4.3. Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konstruksi kano[ik dalam tataran sintaksis berhubungan do1g:rn rrrrrtan kata suaiu bahasa (Crystal, 2008: 65) Misalnya, kalimat kanonik dalarn bahasa lndoncsia

MatriksP adalah matriks peluang transisi yang berisi berukuran n berisi peluang-peluang transisi seorang pelanggan yang berpindah dari satu status ke status lainnya

Data kualitas air yang ada kemudian akan dianalisis dengan menggunakan metode STORET berdasarkan Canter (1977 dalam KepMenLH, 2003) Diana pemberian skor untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Profil pembelajaran kimia produktif kelas XI Kompetensi Keahlian Kimia Industri semester 1 SMK N 2 Sukoharjo ditinjau dari perencanaan,

bersama dengan data pengetahuan guru dianalisis menggunakan uji beda.Hasil uji Wilcoxon menunjukkan ada perbedaan yang bermakna skor pengetahuan guru sebelum dengan sesudah

Retribusi Pelayanan Laboratorium Kesehatan yang selanjutnya dapat disebut Retribusi adalah pembayaran atas pelayanan laboratorium kesehatan pada laboratorium kesehatan

* Materi/Kisi-Kisi bisa dilihat di meteri dosen pengampu REMIDI (Nama Dosen bisa dilihat di web amikom jadwal REMIDI). * Pengambilan Mata Kuliah silahkan perhatikan

Laju Pengosongan Lambung, Komposisi Kimia Tubuh, Glikogen Hati dan Otot, Molting, dan Pertumbuhan Kepiting Bakau pada Berbagai Persentase Pemberian Pakan dalam Budidaya