STl~ATE.GI
PEMBEI"A.JARAN DAN
KEMAMPUAN BERPIKIR
TERHADAP HASH .. BELAJAR
MENGGAMBAR
EKSPRESI
SMA NEGERI 2 KOTA
PEMATANGSIANTAR
STl~ATE.GI
PEMBEI"A.JARAN DAN
KEMAMPUAN BERPIKIR
TERHADAP HASH .. BELAJAR
MENGGAMBAR
EKSPRESI
SMA NEGERI 2 KOTA
PEMATANGSIANTAR
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF TERHADAP BASIL BELAJAR MENGGAMBAR EKSPRESI
SISWA SMA NEGERI 2 KOTA PEMATANGSIANTAR
TAHUN
AJARAN 2011/2012
Disusun
dan
diajukan oleh:
Nama: Hero Tambunan
NIM:809122034
Telah Dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis
pada Tanggal15 Desember 2011
danDinyatakan Telah Memenuhi
Salah satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Menyetujui Tim Pembimbing
Pd
Mengetahui:
PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN
No Nama
1. Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd NIP. 19631127 198703 l 001
2. Prof. Dr. Sabat Siagian, M.Pd NIP. 19610104 198703 1 017
3.
4.
5.
Prof. Dr Muhammad Badiran, M.Pd NIP. 19441030 197603 1 001
Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd NIP. 196011251986011 002
Dr. Asih Menanti, M.S, S.Psi NIP.19600603198503 2 002
Mahasiswa
Nama : Hero Tambunan
:809122034
NIM
Prodi
Tanggal Ujian
: Teknologi Pendidikan : 15 Desember 2011
Tanda Tangan
-~
... !.!:.:=
ABSTRACT
Hero Tambunan. The effect of Instructional Strategy And Creative Thinking Ability Toward Expressions Drawing Student Learning Outcomes High School District 2 City Pematangsiantar School Year 2011/2012.
This study aims to determine the effect of Instructional Strategy and Creative Thinking Ability Of Drawing Expressions Student Learning Outcomes High School District 2 City Pematangsiantar School Year 2011/2012. The research was conducted on a sample of students in grade 1 and XI IP A IPS 1 SMA Negeri 2 City Pematangsiantar with the number 80 people.
This research uses quasi-experimental method to design experiments 2 x 2 factorial design. Data collected through the practice of drawing test expression then tabulated and processed using Microsoft Exel. Data were analyzed using descriptive and inferential statistical techniques. Descriptive statistical techniques are used to describe the data, among others: the average (mean), median, mode, standard
deviation, and trend data. Inferential statistical techniques used to test the research hypotheses, which the inferential technique used is the technique of analysis of variance (ANOV A) two lines with a significant level of 5%.
ABSTRAK
Hero Tambunan. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Terhadap Basil Belajar Menggambar Ekspresi Siswa SMA Negeri 2 Kota Pematangsiantar Tahun Ajaran 2011/2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Strategi Pembelajaran Dan
Kemampuan Berpikir Kreatif Terhadap Hasil Belajar Menggambar Ekspresi Siswa SMA Negeri 2 Kota Pematangsiantar Tahun Ajaran 201112012. Penelitian ini
dilakukan terhadap sampel dari siswa kelas XI IP A 1 dan XI IPS 1 SMA Negeri 2 Kota Pematangsiantar dengan jumlah 80 orang.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan quasi eksperiment desain faktorial 2 x 2. Data yang dikumpulkan melalui tes praktik menggambar ekspresi kemudian ditabulasikan dan diolah dengan menggunakan Microsoft Exel. Data dianalisa menggunakan teknik statistik inferensial dan
deskriptif. Teknik statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data, antara lain: nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, dan kecenderungan data.
Teknik statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, dimana teknik inferensial yang digunakan ada1ah teknik analisa varians (ANA VA) dua jalur
dengan taraf signifikan 5%. ·
Hasil hipotesis menunjukkan: 1) siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa memperoleh basil belajar menggambar ekspresi lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori, yang ditunjukkan dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa memperoleb skor rata-rata basil belajar menggambar ekspresi 80, 75, lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori memperoleh skor rata-rata basil belajar menggambar ekspresi 78,25. Perhitungan Anava diperoleb nilai Fhitung
=
6, 740 dan Ftabel=
3,97, berarti Fhitun& lebih besar dari Ftabei, 2) siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi memperoleb basil belajar menggambar ekspresi lebih tinggi dari siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah, yang ditunjukkan dengan skor rata-rata basil belajar menggambar ekspresi yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi 88,58 dansiswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah 73, 76. Perhitungan Anava yang terdapat pada Tabel 20 diperoleb nilai Fhitung = 225,041 dan Ftabel = 3,97, berarti Fbitung lebih besar dari Ftabei, 3) tidak terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memberikan pengaruh terhadap basil belajar menggambar ekspresi, yang ditunjukkan dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa, siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi memperoleb skor rata-rata basil belajar menggambar ekspresi 90,13 dan yang memiliki kemampuan berpikir kreatifrendah 75,12. Sedangkan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori, siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi memperoleb skor rata-rata basil belajar menggambar ekspresi 87,13 dan yang memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah 72,33. Perhitungan Anava diperoleh nilai Fhitung
=
2,174 dan Ftabe1=
3,97, berarti Fhitung lebih kecil dari Ftabel.KATAPENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya,
penulisan tesis ini dapat diselesaikan tepat waktu. Tesis ini beljudul "Pengaruh
Strategi Pembelajaran Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Terhadap Basil
Belajar Menggambar Ekspresi Siswa SMA Negeri 2 Kota Pematangsiantar
Tahun Ajaran 2011/2012" yang dikaji dengan beberapa pendekatan/analisis
sebagai aplikasi pengetahuan yang didapat penulis selama mengikuti perkuliahan
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED) Program Studi
Teknologi Pendidikan.
Penghargaan disertai ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Sabat
Siagian, M.Pd selaku pembimbing ll yang dengan penuh perhatian, kesungguhan,
dan kesabaran telah membimbing penulis dalam proses penyusunan proposal,
penulisan laporan penelitian hingga selesainya tesis ini. Pada kesempatan ini penulis
tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak,
terutama kepada:
I. Bapak Prof. Dr. lbnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan (UNIMED).
2. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang, M.Pd Selaku Direktur Sekolah
Pascasaljana Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Sabat Siagian, M.Pd, Selaku Ketua Program Studi Teknologi
Pendidikan Sekolah Pascasaljana Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Dr. Mursid, M.Pd, Selaku Sekretaris Program Studi Teknologi
Pendidikan Sekolah Pascasaljana Universitas Negeri Medan
5. Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Abdul Hasan
Saragih , M.Pd, lbu Dr. Asih Menanti, S.Psi, M.S selaku narasumber
6. Seluruh Guru Besar, Dosen dan segenap Civitas Akademika Sekolah
Pascasaljana Universitas Negeri Medan.
7. Bapak Drs. Setia Siagian selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran
Kota Pematangsiantar dan Bapak Drs. M. Akhir Harahap selaku Kepala Badan
f
Penelitian Pengembangan dan Statistik Kota Pematangsiantar yang
memberikan waktu dan kesempatan di SMA Negeri 2 Pematangsiantar sebagai
lokasi dimana penelitian ini dilaksanakan, serta memberikan dorongan dan
kemudahan kepada penulis dalam menjalani proses pendidikan ini.
8. Bapak Drs.
R.
B.Manurung,
M.Pdselaku
Kepala Sekolah SMA Negeri 2 KotaPematangsiantar yang telah memberikan kesempatan mengikuti kuliah pada
Program Studi Teknologi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri
Medan.
9. Istri E. br Siagian, S.E, M.Si dan Anak tersayang Zanetha br. Tambunan, yang
memberikan dorongan dan motivasi pada penulis sehingga dapat
menyelesaikan studi.
10. Ayah dan lbunda tercinta M. Tambunan/R. br. Sormin, Abang D. Tambunan,
S.Pd, M.Pd/L. br. Pasaribu, S.KM, M.Kes, Adik Asri br.Tambunan, , A,Md
yang tetap memberikan semangat dan doanya kepada penulis.
II. Ayah dan lbunda tercinta D.Siagian/N.br. Nainggolan. (Op Angel) yang tetap
memberikan semangat dan doanya kepada penulis.
12. Keluarga besar Tambunan dan Siagian yang tetap mendukung dalam doa.
13. Rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Teknologi Pendidikan Sekolah
Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Medan.
Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua. Amin
Medan, Nopember 2011
Hero Tambunan
809122034
DAFTARISI
Halaman
ABSTRACT ...
iABSTRAK
...
iiKATA PENGANTAR •••••..•.•••.•.•..•.•••.••••• ~ ••••...•.•••....•••••...•••••••...••••.••...••••.•..••..•.•• iii
DAFTAR lSI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFT AR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identiflkasi Masalah ... 6
1.3 Pembatasan Masalah ... 7
1.4 Perumusan Masalah ... 8
1.5 Tujuan penelitian ... 9
1.6 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAnAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN IDPOTESIS 2.1 KajianTeoretis ... 11
2.1.1 Hakikat Hasil Belajar Menggambar Ekspresi ... 11
2.1.2 Hakikat Strategi Pembelajaran ... 17
2.1. 3 Hakikat Kemampuan Berpikir Kreatif ... 26
2.2 Penelitian Yang Relevan ... 44
2.3 Kerangka Berpikir ... 45
2.3.1 Perbedaan Hasil Belajar Menggambar EkspresifDengan Menggunakan
Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas siswa Dan Strategi
Pembelajaran Ekspositori ... 45
2.3.2 Perbedaan Hasil Belajar Menggambar Ekspresif Antara Siswa Yang Memiliki Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi Dan Kemampuan Berpikir KreatifRendah ... 4 7 2.3.3 Interaksi Antara Strategi Pembelajaran Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Terhadap Hasil Belajar Menggambar Ekspresif.. ... 49
2.4 Hipotesis Penelitian ... , ... 52
DAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... ~ ... 53
3.2 Populasi Dan Sampel ... 53
3.2.1 Populasi ... , ... 53
3.2.2 Sampel ... 54
3.3 Metode dan Rancangan Penelitian ... 54
3.4 Prosedur Dan Pelaksanaan Perlakuan ... 56
3.4.1 Prosedur Pelaksanaan ... 56
3.4.2 Pelaksanaan Perlakuan .... , ... 56
3.5 Pengontrolan Perlakuan ... 59
3.5.1 Validitas Intema1 ... 59
3.5.2 Validitas Ekstema1 ... 60
3.6 Defenisi Operasional Variabel ... 60
3.7 Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian ...•... 63
3.7.1 Teknik Pengumpulan Data ... 63
3.7.2 lnstrumen Penelitian ... 63
3.8 Teknik Analisis Data ... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data ... 69
4.1.1 Hasil Belajar Menggarnbar Ekspresi Siswa yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Berorientasi Ak:tivitas Siswa ... 69
4.1.2 Hasil Belajar Menggambar Ekspresi Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Ekspositori ···.··· 70
4.1.3 Hasil Belajar Menggarnbar Ekspresi Siswa Memiliki Kemarnpuan Berpikir KreatifTinggi Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa ... 71
4.1.4 Hasil Belajar Menggarnbar Ekspresi Siswa Memiliki Kemarnpuan Berpikir KreatifTinggi Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 72
4.1.5 Hasil Belajar Menggarnbar Ekspresi Siswa Memiliki Kemarnpuan Berpikir KreatifRendah Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Berorientasi Ak:tivitas Siswa ... 74
4.1.6 Hasil Belajar Menggarnbar Ekspresi Siswa Memiliki Kemarnpuan Berpikir KreatifRendah Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 75
4.2 Uji Persyaratan Analisis ... 76
4.3 Uji Hipotesis ...
8i
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 85
4.5 Keterbatasan Penelitian ... 90
BABV
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 93
5.2 Implikasi ... 94
5.3 Saran ... 96
DAFf AR PUST
A.KA ...
98DAFTAR TABEL
[image:13.516.34.478.56.634.2]Halaman
Tabell Hasil UAS Mata Pelajaran Seni Rupa SMA Negeri 2
Kota Pematangsiantar ... 2
Tabel 2 Kompetensi Dasar dan Indikator Keberhasilan Belajar Seni Rupa dalam Pembelajaran Menggambar Ekspresif ... l6 Tabe13 Sintesis Karakteristik Orang-Orang Kreatif ... 39
Tabel 4 Jumlah populasi setiap kelas XI SMA Negeri 2 Kota Pematangsiantar ... 54
Tabel5 Rancangan Eksperimen Desain Faktorial2 x 2 ... 55
Tabel6 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Menggambar Ekspresi ... 64
Tabel7 Lembar Penilaian Hasil Karya Gambar Ekspresi ... 65
Tabel8 Kisi-Kisi Instrumen Tes Non-Verbal (Figural) ... 67
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Menggambar Ekspresi Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa ... 69
TabellO Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Menggambar Ekspresi Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 70
Tabelll Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Menggambar Ekspresi Siswa Memiliki Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa ... 72
Tabel12 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Menggambar Ekspresi Siswa Memiliki Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 73
Tabel13 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Menggambar Ekspresi Siswa Memiliki Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa ... 74
Tabel14 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Menggambar Ekspresi Siswa
Memiliki Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah Yang Diajar
Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 7 5
TabellS Data Induk Hasil Belajar Menggambar Ekspresi ... 77
Tabell6 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Dengan Teknik Liliefors ... 78
Tabell7 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Kelompok Strategi
Pembelajaran ... 80
Tabell8 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Kelompok Kemampuan
Berpikir Kreatif ... 80
Tabel19 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Kelompok Strategi Pembelajaran
dan Kemampuan Berpikir Kreatif ... 81
TabellO Ringkasan Hasil ANA VA Faktorial2 x 2 Hasil Belajar
Menggambar Ekspresi ... ; ... 82
DAFTAR GAMBAR
[image:15.517.34.478.58.560.2]Halaman
Gambar 1 Teori Persimpangan Kreatif ... 29
Gam bar 2 Histogram Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Menggambar Ekspresi
Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Berorientasi
[image:15.517.24.505.510.613.2]Aktivitas Siswa ... 70
Gambar 3 Histogram Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Menggambar Ekspresi
Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 71
Gambar 4 Histogram Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Menggambar Ekspresi
Siswa Memiliki Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi Yang Diajar
Dengan Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa · ... 72
Gam bar 5 Histogram Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Menggambar Ekspresi
Siswa Memiliki Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi Yang Diajar
Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 73
Gambar 6 Histogram Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Menggambar Ekspresi
Siswa Memiliki Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah Yang Diajar
Dengan Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa ... 75
Gam bar 7 Histogram Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Menggambar Ekspresi
Siswa Memiliki Kemampuan Berpikir KreatifRendah Yang Diajar
Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 76
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Lembar Penilaian Tes Menggambar Ekspresi ... 99
Lampiran 2 lnstrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 1 01
Lampiran 3 Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa dan Strategi
Pembelajaran Ekspositori ... 1 08
Lampiran 4 Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 132
Lampiran 5 Data Skor Hasil Belajar Menggambar Ekspresi ...• 135
Lampiran 6 Prosedur Perhitungan Statistika Dasar Menentukan: Distribusi Frekuensi
Data Penelitian, Nilai Rata-Rata, Mode, Median,
V arians, Standar Deviasi ... 139
Lampiran 7 Prosedur Perhitungan Uji Normalitas Data Dengan Teknik Lilliefors ... 146
Lamp iran 8 Prosedur Perhitungan Homogenitas V arians Sam pel Dengan
Teknik Bartlett ... 155
Lampiran 9 Perhitungan Anava Dua Jalur Desain Fakta ... 161
Lampiran 10 Tabel Konversi ... 165
1.1 Latar Belakang Masalah
BAD I
PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan,
upaya peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional
khususnya pendidikan seni, hendaknya disesuaikan dengan tuntutan situasi, yakni
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS). Sejalan dengan
diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) secara bertahap
untuk pendidikan seni budaya di SMA tahun 2006, maka pendidikan seni budaya
dapat memberikan pengalaman estetis dalam bentuk kegiatan berapresiasi,
berekspresi, dan keterampilan (Sachari, 2007: 11 ).
Apresiasi terdiri dari identifikasi keunikan gagasan dan teknik dalam karya
seni rupa, dan apresiasi terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa
di lingkungan sekitarnya. Ekspresi terdiri dari kemampuan dasar berekspresi secara
visual, dan kemampuan mengkomunikasikan berbagai ide dan kreativitas.
Selanjutnya keterampilan terdiri dari merancang karya seni rupa dengan
memanfaatkan berbagai teknik dan bahan, membuat karya seni rupa secara tematik
atau pemecahan masalah, dan menyiapkan karya seni rupa buatan sendiri untuk
pameran di kelas atau di sekolah.
Pendidikan seni rupa merupakan salah satu bagian dari pendidikan seni
budaya yang dipelajari di Seko1ah Menengah Atas (SMA), dimana pendidikan seni
rupa diberikan pada kelas XI. Tujuan pembelajaran seni rupa di SMA adalah untuk
tiga dimensi. Pendidikan seni rupa dilaksanakan dengan teori dan praktik, terdiri dari
2 semester dan setiap pertemuan alokasi waktu 90 menit.
Di dalam mempelajari mata pelajaran seni rupa, permasalahan yang sering
ditemukan adalah cara menyajikan materi secara secara baik agar Iebib mudah
diserap, dimengerti, dan siswa tidak merasa jenuh dengan materi yang diberikan
sebagai bekal dalam praktik berkarya, sebingga diperoleb basil yang baik sesuai
dengan tujuan pengajaran.
Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan oleb pemerintah dan pibak
sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan, namun dalam kenyataannya mutu
pendidikan masih rendah. Rendahnya mutu pendidikan ini -tercermin pada basil
belajar siswa yang salah satu tolak ukuriJ.ya adalah Ujian Akhir Semester (UAS). Hal
ini terjadi di SMA Negeri 2 Kota Pematangsiantar, bahwa basil belajar siswa sangat
rendah pada mata pelajaran seni rupa. Berdasarkan data yang diperoleb dari kantor
tata usaha pada empat tahun terakhir untuk nilai ujian akhir semester seni rupa,
seperti terlihat pada tabel berikut.
T bell a Has' I I UAS Mata P I ' e &Jaran Se ' Dl R upa SMA N 1e2en ' 2 P ema ta D2SI8D . tar
Tahun Ajaran Nilai Rata-Rata Kriteria Ketuntasan Minimal
2006/2007 67,88 70
2007/2008 68,03 70
2008/2009 68,48 70
2009/2010 69,03 70
Sumber Data: Kantor Tata Usaha SMA Negen 2 Pematangstantar
Jika dilihat dari rata-rata peroleban basil ujian akhir semester ini meski
terjadi peningkatan, namun peningkatan tersebut belumlah optimal dan masib jauh
dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70 untuk mata
pelajaran seni rupa.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SMA Negeri 2 Kota
Pematangsiantar, strategi pembelajaran yang digunakan guru seni rupa cenderung
menggunakan metode ceramah. Dengan metode ini siswa hanya memperoleh
sejumlah infonnasi yang bersumber dati guru. Infonnasi dan komunikasi satu arab
ini menyebabkan siswa lebih banyak menunggu tanpa berbuat sesuatu. Guru lebih
banyak berbuat tanpa memberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat atau
pengetahuan yang dimiliki siswa berkaitan . dengan informasi yang telah diperoleh
dari sumber lain yang erat hubungannya dengan materi yang sedang dipelajari. Hal
ini menyebabkan siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran seni rupa.
Dalam proses pembelajaran akan ditemukan maSalah-masalah tersebut, yaitu
sering kali ditemui seorang guru·kurang memperb8tikan variasi dalam memberikan
materi yang akan diberikan kepada siswa, sehingga pelajaran tersebut kurang atau
tidak mampu diserap dan siswa akan cenderung lebih cepat jenuh. Dalam
peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat terjadi sebelum peningkatan kualitas
pembelajaran terlebih dahulu. Untuk itu perlu meningkatkan pengetahuan tentang
merancang sebuah strategi pembelajaran agar lebih efektif, efisien dan memiliki
daya tarik. V ariasi di dalam pemberian materi memang sangat dibutuhkan, untuk
menghindari terjadinya masalah-masalah siswa yang mengakibatkan siswa bosan
atau merasa sia-sia di dalam belajar. V ariasi dalam pengajaran ini dikenal dengan
strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran penting di dalam mengajar karena
selain mempermudah penyampaian materi dengan baik, pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses
pembelajaran.
Strategi pembelajaran ekspositori lazim digunakan oleh guru dalam proses
belajar-mengajar karena pelaksanaan strategi ini mudah, guru hanya menyampaikan
secara lisan materi yang akan diajarkan kepada siswa. Namun strategi ini kurang
tepat jika monoton digunakan dalam proses pembelajaran seni rupa, karena dalam
pembelajaran materi seni rupa dibutuhkan apresiasi. pengembangan ekspresi dan
keterampilan siswa dalam menuangkan ide-ide kreatif ke dalam bentuk karya seni
rupa.
Oleh karena itu diperlukan penggunaan strategi yang dapat menambah
pemahaman dan pengalaman yang memberikan tantangan kepada siswa. Dengan
strategi pembelajaran berorientasi aktivitas sisWa, pembelajaran menempatkan siswa
sebagai subjek belajar. Strategi pembelajaraan berorientasi aktivitas siswa dapat
dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada
aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh basil belajar berupa perpaduan
antara aspek kognitit: afektit: dan psikomotor secara seimbang.
Apresiasi seni, pengembangan ekspresi dan keterampilan merupakan bagian
dari sasaran pengajaran seni rupa di SMA (Sekolah Menengah Atas). Apresiasi seni
terdiri dari keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa. Ekspresi mencakup
kemampuan dasar berekspresi secara visual dan mengkomunikasikan berbagai ide
dan gagasan. Keterampilan terdiri dari merancang karya seni rupa dengan
memanfaatkan berbagai teknik, bahan, secara tematik atau pemecahan masalah.
Dengan ekspresi dan keterampilan yang dimiliki siswa, sebagai awal dalam
[image:20.519.32.481.70.616.2]membentuk karya seni visual yang disebut dengan gambar ekspresi yang terdiri dari
gambar ilustrasi, sketsa ide, iklan, dan poster.
Kemampuan berpikir kreatif diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki
siswa dalam belajar dituntut untuk mampu memahami, mengklasifikasi, dan
mengaplikasikan aturan atau prinsip dalam sebuah pola atau urutan bentuk
(urutan/sekuen). Serta mengidentifikasi hubungan dalam satu pasangan gambar yang
meliputi gambar orang, binatang, tumbuhan, dan simbol grafik (analogi), sebingga
dapat menciptakan suatu karya visual baru yang berupa gagasan atau ide-ide kreatif,
serta memecahkan suatu masalah dalam kebidupan sehari-hari.
Kemampuan berpikir kreatif sebagai suatu potensi yang dimiliki oleh setiap
siswa belum menjadi perhatian pendidik dalam upaya meningkatkan basil belajar.
Dengan kemampuan berpikir kreatit' yang dimilikinya. siswa dapat meningkatkan
pencapaian baSil belajamya. SisWa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif dapat
menunjukkan basil belajar yang sama bahkan lebih baik dari siswa yang memiliki
kecerdasan intelektual. Pembelajaran menggambar ekspresi dapat merangsang
kemampuan berpikir kreatif siswa yang dapat ditumbuhkan dengan memberikan
berbagai pengalaman belajar dan pengkondisian lingkungan belajar yang menarik
dan menyenangkan. Kemampuan berpikir kreatif siswa akan berkembang bila diberi
kesempatan dan kebebasan pada siswa untuk berimajinasi, berapresiasi, berekspresi,
dan berkreasi dalam interaksinya selama pembelajaran.
Pada umumnya. siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi
memiliki ketertarikan terhadap pelajaran menggambar ekspresi. Pelajaran
menggambar ekspresi pada sebagian siswa dianggap sulit, tetapi bagi siswa kreatif
malah mengasyikkan karena menantang pemikiran kritis dan keingintahuan mereka.
Mereka dengan antusias terlibat aktif dalam pembelajaran untuk mencari tabu
tentang materi menggambar ekspresi, dan tertantang melakukan berbagai praktik
menggambar ekspresi dengan bereksperimen mengikuti imajinasi berpikimya.
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa untuk memperoleb basil
belajar seperti yang diharapkan dibutuhkan suatu strategi atau pendekatan
pembelajaran yang mampu untuk memberdayakan siswa secara aktif dalam proses
belajar-mengajar. Memperhatikan begitu menariknya upaya untuk meningkatkan
basil belajar men_ggambar ekspresi pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Kota
Pematangsiantar, faktor kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dirasakan sebagai
salah satu faktor yang dapat memberikan kontribusi. Kemampuan berpikir kreatif ini
bentuknya dapat berupa klasitikasi gambar, analogi bentuk, mengikuti arab gambar,
seri gainbar, hubungan niang, penyelesaian gambar, dan urutan/sekuen.
Dengan demikian strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif
siswa merupakan hal yang perlu untuk diteliti, bagaimana pengaruhnya terhadap
basil menggambar ekspresi siswa.
1.2 ldentiflkasi Masalah
Berdasar latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut: (1) Bagaimana strategi pembelajaran yang diterapkan selama ini?
(2) Apakah strategi pembelajaran dan penyampaian bahan ajar seni rupa kurang
menarik perhatian siswa? (3) Apakah metode pembelajaran menggambar ekspresi
yang digunakan kurang menarik perhatian siswa? (4) Apakah teknik pembelajaran
seni rupa yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik siswa? (5) Apakah
kelengkapan sarana dan prasarana dapat mempengaruhi basil belajar siswa? (6)
Apakah motivasi dapat mempengaruhi basil belajar siswa? (7) Bagaimana bubungan
strategi pengorganisasian isi pembelajaran dan karakteristik siswa dengan basil
belajar menggambar ekspresi? (8) Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan atau
sumber daya manusia guru seni rupa terhadap peroleban basil belajar siswa? (9)
Apakah bahan penunjang sudah dimiliki guru untuk membantu siswa dalam
pembelajaran menggambar ekspresi? (I 0) Apakah penggunaan strategi pembelajaran
sesuai dengan kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki siswa? (11) Apakah ada
bubungan. antara strategi pembelajaran dengan basil belajar menggambar ekspresi
siswa? (12) Apakah ada perbedaan antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir
kreatif rendah dan kemampuan berpikir kreatif tinggi dengan basil belajar
menggambar ekspresf siswa? (13) Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran
· dan kemampuan.berpikir kreatifterhadap basil belajar menggambar ekspresi siswa?.
1.3 Pembatasan Masalah
Banyaknya faktor yang mempengarubi rendahnya basil belajar siswa,
sebingga perlu pembatasan masalah dalam penelitian ini mengingat keterbatasan
dana, waktu dan kemampuan peneliti. Adapun masalah yang akan dikaji dalam
penelitian ini dibatasi pada masalah strategi pembelajaran yang diterapkan dalam
proses pembelajaran adalah strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dan
strategi pembelajaran ekspositori. Kemampuan berpikir kreatif siswa terbagi dalam
dua bagian yaitu kemampuan berpikir kreatif siswa yang tinggi dan kemampuan
berpikir kreatif siswa yang rendah, serta basil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2
Kota Pematangsiantar pada mata pelajaran seni rupa dengan pokok bahasan
menggambar ekspresi yang meliputi aspek psikomotorik. Dengan pemahaman teori
•
yang maksimal, maka akan mempermudah siswa dalam praktik menggambar
ekspresi yang dikategorisasikan dalam aspek psikomotor.
Lokasi penelitian ini dibatasi hanya di SMA Negeri 2 Kota Pematangsiantar.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI yang dibatasi pada aspek psikomotor
mata pelajaran seni rupa pada pokok bahasan menggambar ekspresi. Penelitian ini
melibatkan satu variabel bebas yaitu strategi pembelajaran berorientasi aktivitas
siswa dan strategi pembelajaran ekspositori, sedangkan variabel moderatomya
adalah kemampuan berpikir kreatif siswa yang tinggi dan kemampuan berpikir
kreatif siswa yang rendah, variabel terikatnya adalah basil belajar menggambar
ekspresi.
1.4 Rumusaa Masalah
Berdasarkan Jatar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah basil belajar menggambar ekspresi siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran berorientasi aktivitas siswa lebih tinggi dari pada siswa yang diajar
dengan strategi pembelajaran ekspositori?
2. Apakah basil belajar seni rupa siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif
tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif
rendah?
3. Apakah terdapat interaksi strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif
siswa terhadap basil belajar menggambar ekspresi?
1.5 Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari masalah yang akan diteliti maka tujuan penelitian ini dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan basil belajar menggambar ekspresi siswa yang
diajar dengan strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dan strategi
pembelajaran ekspositori.
2. Untuk mengetahui perbedaan basil belajar menggambar ekspresi siswa yang
memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi dan siswa yang memiliki
kemampuan berpikir kreatif rendah.
3. Untuk mengetahui ada interaksi strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir
kreatif siswa terhadap basil belajar menuambar ekspresi.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleb dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
secara teoritis dan praktis. Manfaat teoritis penelitian ini antara lain adalah untuk
memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan
kualitas pembel~aran khususnya yan& berkaitan den&an strate&i pembe~aran seni
rupa dan kemampuan berpikir kreatif siswa, sumbangan pemikiran dan bahan acuan
ba&i BUfU, pen&elola, pen&emban&, lembaia pendidikan dan peneliti selanjutnya
yang ingin mengkaji secara mendalam tentang basil penerapan strategi pembelajaran
dan kemampuan berpikir kreatif siswa serta penpruhnya terhadap basil be~ar
menggambar ekspresi.
Sedan&kan
manfaat praktis dari penelitian ini adalah: sebagai bahanpertimbangan dan alternatif bagi guru tentang strategi pembelajaran berorientasi
aktivitas siswa, sehingga guru dapat merancang suatu rencana pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa secara optimal dan dapat meningkatkan basil
belajar menggambar ekspresi. Memberikan gambaran bagi guru tentang efektifitas
dan efisiensi aplikasi strategi pembelajaran berdasarkan kemampuan berpikir kreatif
siswa pada pembelajaran seni rupa untuk memperoleh basil belajar menggambar
ekspresi yang lebih maksimal.
-BABY
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
basil
pengujian hipotesis, dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagaiberikut:
1. Siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa memperoleh
basil belajar menggambar ekspresi lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan
menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.
2. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi memperoleh basil belajar
menggambar ekspresi lebih tinggi dari siswa yang memiliki kernampuan berpikir kreatif
rendah. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi siswa cenderung lebih
aktif, siswa dengan kemampuan berpikir kreatif tinggi -yaito terbuka terhadap pengalaman
baru, lowes terhadap pengalaman baru, lowes dalam berpikir dan bertindak, bebas dalam
mengekspresikan diri, dapat mengekspresikan fantasi, berminat pada kegiatan kreatif,
percaya pada gagasan sendiri, mampo memahami, mengklasiflkasi, mengaplikasikan
aturan atao prinsip dalam sebuah pola atao urutan bentuk gambar, dan mengidentiflkasi
hubungan dalam satu pasangan gambar. Siswa dengan kemampuan berpikir kreatif tinggi
umumnya senang dengan pembelajaran menggambar ekspresi karena mereka cenderung
memiliki rasa ingin tabu yang lebih besar dan tertantang melakukan berbagai praktik
menggambar ekspresi untuk secara langsung terlibat dalam berbagai pengalaman belajar.
Siswa yang memiliki kernampuan berpikir kreatif rendah justru sebaliknya, mereka tidak
terbuka terhadap pengalaman baru dan cenderung menotup diri dan tidak suka menerima
tantangan, kaku dalam berpikir dan bertindak, tidak berani mengekspresikan diri dan
cenderung ikut-ikutan, kurang mandiri dan tidak percaya diri dengan gagasan sendiri. Hal
ini dapat dilihat dari ketidakrnampuan memahami, mengklasiflkasi, mengaplikasikan,
mengidentifikasi aturan atau prinsip dalam sebuah pola atau urutan bentuk gambar. Siswa
dengan kemampuan berpikir kreatif rendah tidak memiliki daya imajinasi yang cukup
memadai untuk mengkonstruksi gambar ekspresi, sehingga lebih sulit dalam memahami
pelajaran. Selain itu karena tidak suka dengan tantangan dan cenderung tidak percaya diri,
mereka cenderung tidak suka terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran kelas.
3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan berpikir kreatif siswa
dalam mempengaruhi basil belajar menggambar ekspresi siswa.
a. Hasil belajar menggambar ekspresi kelompok siswa yang memiliki kemampuan
berpikir kreatif tinggi, siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran berorientasi
aktivitas siswa lebih tinggi dari basil belajar menggambar ekspresi siswa yang diajar
dengan strategi pembelajaran ekspositori. Dengan . demikian penggunaan strategi
pembelajaran berorientasi aktivitas siswa lebih tepat bagi siswa yang memiliki
kemampuan berpikir kreatif tinggi dibandingkan dengan penggunaan strategi
pembelajaran ekspositori.
b. Hasil belajar menggambar ekspresi kelompok siswa yang memiliki kemampuan
berpikir kreatif rendah, siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori
lebih tinggi dari basil belajar menggambar ekspresi siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran berorientasi aktivitas siswa. Dengan demikian strategi pembelajaran
ekspositori lebih tepat digunakan bagi siswa yang memiliki kemampuan berpikir
kreatif rendah dibandingkan dengan strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa.
5.2 Impllkasi
Pembelajaran menggambar ekspresi adalah perubahan-perubahan tingkah laku,
yaitu keterampilan (psikomotor) yang dimiliki siswa setelah mengalami proses belajar
menggambar ekspresi dalam jangka waktu tertentu berdasarkan tujuan instruksional.
...
Pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dapat dikatakan, bahwa guru tidak banya
memberikan pengetahuan semata tetapi memberikan kemudahan belajar siswa, kebebasan
atau kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar secara optimal, mandiri dan kreatif,
sehingga ia dapat memperoleb pengetahuan, keterampilan,
dan
sikap yang dapat menunjangterbentuknya kepribadian yang mandiri.
Dalam mengemban tugasnya dengan baik, para guru bendaknya menguasai
berbagai strategi pembelajaran antara lain strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa
dan
strategi pembelajaran ekspositori yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.Selain itu, guru juga barus memperhatikan karakteristik siswa seperti kemampuan berpikir
kreatif siswa. Dengan menguasai berbagai macam strategi pembelajaran, guru dapat
mengetahui kelebihan
dan
kelemahan masing-mas~ng strategi pembelajaran. Selanjutnyadengan mengetahui karakteristik · siswa, dengan mudah dapat menentukan strategi
pembelajaran mana yang digunakan dalam proses pembelajaran
Untuk memperoleb basil belajar menggambar ekspresi yang tinggi, bendaknya
dalam menyampaikan materi pembelajaran, guru dapat menerapkan strategi pembelajaran
berorientasi aktivitas siswa yang sesuai dengan kemampuan berpikir kreatif tinggi dan
strategi pembelajaran ekspositori untuk siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif
rendah. Temuan penelitian menunjukkan pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir
kreatif tinggi yang diajar dengan strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa
memperoleb basil belajar menggambar ekspresi lebib tinggi dari siswa yang diajar dengan
strategi pembelajaran . ekspositori, sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan berpikir
kreatif rendah yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori memperoleb basil belajar
lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa .
5.3 Saran
Berdasarkan implikasi pada babasan sebelumnya, dapat disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk peningkatan basil belajar menggambar ekspresi, guru bendaknya
memperhatikan potensi-potensi awal yang ada pada diri siswa. Salah satu potensi
yang ada yaitu tingkat kemampuan berpikir kreatif yang berbeda pada setiap siswa.
Agar lebih mudah mengelompokkan pembelajaran sesuai dengan karakteristiknya,
hendaknya diadakan pengisian angket atau tes kemampuan berpikir kreatif
non-verbal dan non-verbal untuk mengenal siswa yang akan belajar. Pra tes juga perlu
dilakukan sebelum dilaksanakan tes kemampuan berpikir kreatif siswa, sehingga
dapat dilanjutkan dengan uji validitas dari Anastasi (2007) analisis 2 x 2 dengan skor
tinggi dan rendah.
2. Penelitian ini ma8ih perlu dikembangkan lebih lanjut yang lebih luas, disarankan
pada peneliti yang lain untuk melakukan penelitian di daerah lain dengan situasi dan
kondisi yang berbeda sehingga diperoleh basil penelitian yang dapat mencerminkan
kondisi yang lebih umum.
Saran-saran yang dikemukakan pada pemanfaatan basil penelitian ini, dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Untuk Mengupayakan peningkatan basil belajar menggambar ekspresi di SMA
Negeri 2 Kota Pematangsiantar dapat dilakukan dengan sosialisasi strategi kepada
guru-guru kemudian menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai antara lain
adalah strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dan strategi pembelajaran
ekspositori.
2. Strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif siswa merupakan suatu
komponen yang dapat mempengaruhi basil belajar. Oleh karena itu, guru sebagai
perancang pembelajaran perlu mempertimbangkan kemampuan berpikir kreatif
siswa.
tinggi dan strategi pembelajaran ekspositori lebih tepat diterapkan pada siswa yang
memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasi, A. 2007. Psychological Testing. New Jersey: Prentice Hall.
Arikunto, S. 2005a. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2005b. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Ayan, J. 2002. Bengkel Kreativitas. Bandung: Kaifa.
Depdiknas RI. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Puskur.
Dick, W. & Carey,
L.
2005. The Systematic Design of Instruction. Boston, New York, San Fransisco: Pearson.Dimyati dan Mudjiono. 2009. Be/ajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gagne, R. & Briggs,
L.
1979. Principles of Instructional Design. New York: Holt, Rinehart and Winston.Hamalik, 0. 2008a. Perencanaan Pengajaran: berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, 0. 2008b. Proses Belajar-Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Kemp, J. & Morisson, G. 2001. Designing Effective Instruction. United States of America: John Wiley & Sons. Inc.
Mesra. 2005. Ungkapan Kreativitas Seni Dalam Karya Keramik, Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED, 2 (1): 27-36.
Miarso, Y. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikin. Jakarta: Kencana. Muharram. 1992. Pendidikan Kesenian Seni Rupa. Jakarta: P& K.
Munandar, U. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Nursantara, Y. 2004a. Kesenian SMA: untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
- Nursantara, Y. 2004b. Kesenian SMA: untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Nursantara, Y. 2004c. Kesenian SMA: untuk Kelas XII Jakarta: Erlangga Nursantara, Y. 2007. Seni Budaya: untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Nursisto. 2000. Menggali Kreativitas. Jakarta: Mitra Gama Widya.
Sabana, S. & Saidi, A. 2007. Seni Rupa: untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Sachari, A. 2007a. Seni Rupa dan Desain: untuk SMA Kelas X Bandung: Erlangga. Sachari, A. 2007b. Seni Rupa dan Desain: untuk SMA Kelas XI. Bandung: Erlangga. Sachari, A. 2007c. Seni Rupa dan Desain: untuk SMA Kelas XII. Bandung: Erlangga Sagala, H. Sy. 2007. Konsep dan Malena Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Slameto. 2010. Be/ajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Semiawan, C. 1997a. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta. Gramedia.
Semiawan, C. 2009b. Kreativitas Keberbakatan: mengapa, apa, dan bagaimana. Jakarta: Indeks.
Soesatyo. 1992. Ranct;mgan Kegiatan Pendidikan Kesenian II. Yogyakarta: P & K. Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Sudjana 2005a. Metoda Statistika. Bandung. Tarsito.
Sudjana. 2005b. Teknik Ana/isis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito. Supannan, A. 2001. Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI-UT.
Tim Pascasarjana UNIMED, 2010. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis & Desertasi.
Medan: Pascasarjana UNIMED
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada KT.SP.Jakarta: Kencana.
Usman, H & Akbar, S. 2009. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
Widya, G. 2010. Seni Budaya dan Keterampilan: Untuk SMA/MA Kelas XI. Bandung. Yrama