• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Lampiran 1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

No Tujuan Variabel Indikator Alat Ukur Sumber Data 1 Mengetahui peranan guru dalam upaya pembentukan moral anak usia 4-6 tahun di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga. 1.1. Motivasi dan Karakteristik sebagai seorang Guru PAUD 1.1.1. Menggambark an motivasi dan karakteristik sebagai seorang guru PAUD Panduan Wawancara - Partisipan inti, - Partisipan tambahan 1.2. Peran Guru 1.2.1. Model 1.2.1.1. Memberikan gambaran serta tindakan yang dilakukan sebagai model yang dapat diteladani - Panduan Wawancara - Panduan observasi - Partisipan inti, - Partisipan tambahan - Hasil Observasi - Bukti dokumentasi 1.2.2. Motivator 1.2.2.1. Memberikan gambaran tindakan yang dilakukan sebagai motivasi bagi anak - Panduan Wawancara - Panduan observasi - Partisipan inti, - Partisipan tambahan - Hasil Observasi - Bukti dokumentasi 1.2.3. Pembimbi ng 1.2.3.1. Memberikan gambaran tindakan yang dilakukan dalam membimbing moral anak - Panduan Wawancara - Panduan observasi - Dokumenta si - Partisipan inti, - Partisipan tambahan - Hasil Observasi - Bukti dokumentasi 1.3. Hambatan/ tantangan mengembangka n moral anak 1.3.1. Memberikan penjelasan mengenai hambatan/tant angan mengembangk an moral anak Panduan Wawancara - Partisipan inti, - Partisipan tambahan

(3)

Lampiran 2

Surat Izin Penelitian

(4)

Lampiran 3

Panduan Wawancara

Wawancara dengan Partisipan Inti

I. Identitas

Identitas Partisipan Inti

Nama :

Pekerjaan :

Tingkat Pendidikan :

Daftar Pertanyaan

1.

Motivasi

dan

Karakteristik

sebagai seorang Guru PAUD

1.1.

Mengapa

Ibu

ingin

menjadi seorang guru PAUD?

1.2.

Menurut Ibu, apa saja

karakteristik yang baik dari

seorang guru PAUD?

2.

Peran Guru sebagai Model

2.1 Bagaimana

pendapat

Ibu

mengenai menjadi seorang

role model bagi anak usia

dini (AUD)?

2.2 Apa saja bentuk keteladanan

yang diberikan Ibu guru yang

dapat dicontohi oleh anak

dalam

rangka

penanaman

moral di sekolah?

Apakah

tindakan

Ibu

berhasil?

2.3 Bagaimana Ibu membangun

relasi yang baik dengan

sesama yang dapat diteladani

oleh anak? (Kepala Sekolah,

orang tua, staf administrasi,

dan siswa).

2.4 Bagaimana tindakan Ibu jika

anak tidak melakukan apa

yang Bapak/Ibu contohkan

bagi mereka?

(5)

3.1.

Jika anak melakukan hal

yang sesuai sesuai dengan

pembentukan moral, bentuk

motivasi

apa

yang

ibu

berikan?

3.2.

Jika anak melakukan hal

yang tidak sesuai dengan

pembentukan moral, bentuk

motivasi

apa

yang

ibu

berikan?

3.3.

Apa

saja

bentuk

tindakan/motivasi

yang

efektif yang Ibu lakukan bagi

anak

dalam

membentuk

moral mereka? Bagaimana

dampak

dari

motivasi

tersebut?

4

Peran Guru sebagai Pembimbing

4.1 Apa

tindakan

yang

ibu

lakukan

dalam

rangka

mengenalkan anak kepada

Tuhan? Apa tujuannya?

4.2 Bagaimana

cara

ibu

menuntun

anak

untuk

menghargai dirinya sendiri?

4.3 Apa alasannya?

4.4 Bagaimana

cara

ibu

menuntun

anak

untuk

bersikap kepada orang tua

(ayah, ibu, paman, bibi, atau

orang tua lainnya)?

4.5 Bagaimana

cara

ibu

menuntun

anak

untuk

bersikap kepada kakaknya

dan adiknya (jika ada)?

4.6 Bagaimana

cara

ibu

menuntun

anak

untuk

bersikap

kepada

sesama

teman sebaya?

4.7 Bagaimana

cara

ibu

menuntun

anak

bersikap

terhadap alam sekitar (hewan

dan tumbuhan)?

(6)

4.8 Bagaimana

cara

ibu

menuntun

anak

untuk

bersikap dalam masyarakat?

Apa tujuannya?

4.9 Bagaimana cara ibu

menuntun anak yang

melakukan hal-hal yang

negatif? (misalnya suka

terlambat, tidak sopan, tidak

mau mengerjakan tugas, suka

mengusik teman, suka

bertengkar, tidak jujur, keras

kepala dan tidak mau ditegur,

tidak disiplin, suka memukuli

teman, dll.

5.

Hambatan/ tantangan dan solusi

mengembangkan moral anak

5.1 Hambatan apa sajakah yang

ditemui

dalam

proses

pembentukan

moral

anak

usia 4-6 tahun?

5.2 Solusi apa sajakah yang ibu

lakukan untuk mengatasi

hambatan-hambatan tersebut?

(7)

Wawancara dengan Partisipan Tambahan 1

II. Identitas

Identitas Partisipan tambahan (P0)

Nama :

Pekerjaan :

Tingkat Pendidikan :

Daftar Pertanyaan

1.

Motivasi, karakteristik sebagai

seorang

Guru

PAUD

dan

program sekolah

2.1.

Mengapa

Ibu

ingin

menjadi seorang guru PAUD?

2.2.

Menurut Ibu, apa saja

karakteristik yang baik dari

seorang guru PAUD?

2.3.

Kebijakan atau program

apa saja yang dibuat sekolah

dalam

rangka

penanaman

moral?

2.

Peran Guru sebagai Model

2.5 Sebagai model, apa yang

dilakukan

guru

dalam

membentuk

moral

anak

dalam proses pembelajaran di

kelas?

Apakah tindakan guru sejauh

ini berhasil?

2.6 Bagaimana Ibu melihat guru

membangun relasi yang baik

dengan sesamanya di sekolah

yang dapat diteladani oleh

anak? (Kepala Sekolah, orang

tua, staf administrasi, dan

siswa).

2.7 Bagaimana tindakan guru jika

anak tidak melakukan apa

yang guru contohkan bagi

mereka?

3.

Peran Guru sebagai Motivator

3.4.

Jika anak melakukan hal

(8)

pembentukan moral, bentuk

motivasi apa yang dilakukan

guru?

3.5.

Jika anak melakuakan hal

yang tidak sesuai dengan

pembentukan moral, bentuk

motivasi apa yang dilakukan

guru?

3.6.

Untuk memotivasi anak,

tindakan apakah yang lebih

efektif yang dilakukan guru

dalam proses pembentukan

moral anak?

4

Peran Guru sebagai Pembimbing

4.10

Upaya- upaya apa yang

dilakukan guru dalam rangka

menuntun anak mengenal

serta

mendekatkan

diri

dengan Tuhan?

4.11

Sejauh ini, bagaimana

upaya guru dalam rangka

menuntun anak bersikap pada

dirinya sendiri berhubungan

dengan moralitasnya?

4.12

Bagaimana upaya guru

dalam rangka menuntun anak

bersikap

dalam

keluarga

(ayah, ibu, paman, bibi, atau

orang tua lainnya, kakaknya

atau adiknya)?

4.13

Bagaimana upaya guru

dalam rangka menuntun anak

bersikap

di

tengah-tengah

masyarakat?

4.14

Bagaimana upaya guru

menuntun

anak

untuk

bersikap

kepada

sesama

teman sebaya?

4.15

Bagaimana upaya guru

dalam rangka menuntun anak

bersikap pada lingkungan dan

alamnya?

4.16

Bagaimana guru

(9)

negatif (misalnya kurang

sopan, suka melawan, tidak

jujur, terlambat, tidak

mengerjakan tugas,

bertengkar atau berkelahi,

dll)?

5

Hambatan/ tantangan dan solusi

mengembangkan moral anak

5.1 Hambatan apa sajakah yang

ditemui guru dalam proses

pembentukan

moral

anak

usia 4-6 tahun?

5.2 Solusi apa sajakah solusi dari

sekolah dan guru menyikapi

hambatan-hambatan tersebut?

6

Tangapan & keinginan bagi para

Guru

5.3 Bagaimana tanggapan ibu

mengenai

upaya

yang

dilakukan oleh para guru

dalam menumbuhkan moral

anak usia dini?

5.4 Apa yang ibu inginkan

terhadap para guru untuk

dilakukan dalam upaya

pembentukan moral AUD?

(10)

Lampiran 4

Panduan Observasi

Peran Guru dalam Upaya Pembentukan Moral Anak Usia 4-5 tahun

di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga

No

Komponen

Aspek yang diamati

Hasil

Observasi

Ket

Ya

Tidak

Peran Guru

I

Peran Guru

sebagai

model bagi

anak untuk

diteladani.

1. Guru memberikan bentuk keteladanan

kepada anak seperti memberi salam.

2. Guru memberi contoh kepada anak

dengan cara tidak datang terlambat ke

sekolah.

3. Guru

mengajar

anak

untuk

membuang sampah pada tempatnya.

4. Guru berdoa dengan sikap yang

benar.

5. Guru menggunakan kata „tolong‟

ketika meminta bantuan kepada orang

lain.

6. Guru mengucapkan terima kasih jika

mendapatkan sesuatu dari orang lain

atau ketika ditolong oleh orang lain.

7. Guru membangun relasi yang baik

dengan semua komponen yang ada di

sekolah.

8. Guru berlaku ramah terhadap sesama

di sekolah.

9. Guru ikut serta dalam kegiatan ibadah

bersama.

10. Guru menggingatkan anak untuk

meneladani sikap atau teladan yang

diberikan guru.

11. Guru menasehati anak yang tidak

melakukan sesuai dengan yang

dicontohkan.

2

Peran Guru

sebagai

1. Guru memberikan motivasi berupa

pujian bagi anak yang melakukan

(11)

motivator

hal yang baik.

2. Guru memberikan jempol bagi anak

yang melakukan hal yang baik.

3. Guru memberikan toss (high five)

bagi anak yang melakukan hal yang

baik.

4. Guru memberikan reward berupa

bintang, stiker, permen bagi anak

yang melakukan hal yang baik.

5. Guru menceritakan kebaikan anak

teman-temannya.

6. Guru turut bermain selama beberapa

menit ketika anak tidak melakukan.

7. Guru memarahi dan menghukum

anak yang tidak melakukan sesuai

dengan pembentukan moral.

3

Peran Guru

sebagai

pembimbin

g

1. Guru membimbing anak untuk

mengenal Tuhan dengan kegiatan

berdoa, mendengar cerita Alkitab

dan lewat lagu-lagu rohani

2. Guru menuntun anak menghargai

dirinya sendiri dengan memberi

tugas individu.

3. Guru memasang hasil karya anak di

kelas.

4. Guru mengajar anak menghargai

orang tua dengan memberi salam

sebelum masuk ke kelas.

5. Guru

menuntun

anak

untuk

menghargai

dan

menyayangi

kakak/adik atau keluarga dengan

lagu, puisi atau sajak

6. Guru

memberikan

pesan-pesan

moral sebelum anak pulang sekolah.

7. Guru membimbing anak untuk

saling menolong dalam kegiatan

kelompok.

8. Guru membimbing anak bekerja

sama dengan teman dalam kegiatan

kelompok.

9. Guru menuntun anak untuk memberi

pujian terhadap hasil usaha teman.

10. Guru menuntun anak bersikap

(12)

terhadap

alam

sekitar

dengan

menyiram tanaman di sekolah.

11. Guru menegur dengan ramah anak

yang merusak tanaman yang ada

disekolah.

12. Guru menuntun anak untuk bersikap

baik dalam masyarakat dengan

kegiatan bermain drama.

13. Guru menggunakan video dalam

pembelajaran dengan tema tertentu

yang mengandung pesan moral pada

anak.

14. Guru memukul anak yang tidak

melakukan hal yang baik.

15. Guru memberi kesempatan pada

anak

untuk

menyelesaikan

masalahnya sendiri.

16. Guru menasehati anak yang tidak

melakukan hal yang baik.

(13)

Lampiran 5

Surat Pernyataan Persetujuan

Yang bertandan tangan di bawah ini

Nama (inisial) :

Pekerjaan

:

Asal Sekolah :

Menyatakan persetujuan menjadi partisipan untuk melakukan wawancara dengan

mahasiswa

Nama

: Stivanny Nenomataus

Program study : PG- PAUD/ FKIP

Universitas

: UKSW

Dalam rangka memberikan data mengenai bagaimana peranan guru dalam upaya

pembentukan moral anak usia 4-6 tahun. Wawancara ini dilakukan untuk membantu

penyelesaian tugas akhir atau skripsi mahasiswa tersebut dengan judul “Peranan guru

dalam upaya pembentukan moral anak usia 4-6 tahun di TK Kristen 03 Eben Haezer

Salatiga”.

Salatiga,… April 2016

Guru/Partisipan

Inisial:…

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)

Lampiran 7

Verbatim

Partisipan 1

a. Waktu wawancara

Hari/Tanggal : Senin, 11 April 2016

Waktu : 10.00 WIB

b. Identitas Partisipan Inisial Partisipan : Ibu Y

Pekerjaan : Guru TK Pendidikan : S1 c. Keterangan

S : Peneliti

Y : Partisipan 1

Subjek Isi Wawancara Kode

S Selamat pagi ibu, P1.1

Y Selamat pagi miss (berjabatan tangan)

S Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih karena telah bersedia menjadi partisipan dalam penelitian saya bu

Y Iya, sama-sama miss, kami senang kalau bisa membantu (tersenyum) S Jadi, begini bu, sesuai dengan tujuan saya, sebenarnya saya ingin

mewawancarai ibu untuk mengetahui bagaimana selama ini peran ibu dalam pembentukan moral anak

Y Ooh, tentang moral. Itu kan memang menjadi aspek perkembangan juga di TK kan, dalam permendiknas itu, nilai agama dan moral

S Iya bu, jadi mungkin saya akan bertanya-tanya sedikit mengenai bagaimana ibu mengembangkan moral pada anak bu

Y Oiya, boleh-boleh dengan senang hati miss (sambil tersenyum)

S Iya, jadi pertanyaan yang pertama bu, mengapa sih ibu ingin menjadi seorang guru PAUD?

P1. 2 Y Jadi saya ingin menjadi seorang guru PAUD karena saya (memegang dada)

terbeban untuk mendidik anak-anak supaya mereka menjadi anak anak yang baik secara khusus di TK Kristen 03 ini supaya mereka menjadi anak-anak yang mengenal akan kasih Tuhan, mereka menjadi anak-anak yang taat kepada Tuhan dan menjadi anak-anak yang patuh kepada Tuhan. Dan sebenarnya saya sudah lama sih Miss, jadi guru PAUD ini, (tertawa kecil)

S Iya bu, jadi sudah lama ya bu jadi guru PAUDnya P1.3 Y Iya miss, ya begitulah tanggung jawab kita

(28)

S Nah ibu, kira-kira selama jadi guru PAUD menurut ibu apa saja yang menjadi karakteristik guru PAUD itu?

Y Kalau menurut saya ya kalau guru itu pertama harus memahami anak bahwa anak itu bukan orang besar tubuhnya kecil tapi mereka memang masih kecil jadi kita harus memahami dunianya mereka dan harus memahami gejala-gejala yang muncul ketika pembelajaran misalnya tiba-tiba menangis itu kita harus memahami dengan bertanya, gitu. Tidak menggurui tapi lebih banyak mendengarkan dan tidak lupa juga untuk meneladankan sesuatu yang baik pada anak.

S Baik bu, nah kira-kira dari karakteristik bagaimana pendapat ibu mengenai menjadi seorang role model bagi anak usia dini?

P1.4 Y Em… jadi menurut saya kita menjadi model untuk anak-anak itu, karena kan

anak-anak dalam setiap harinya kan dia itu meniru kita, jadi kita, kepada kita itu kita memberikan model-model, kita menjadi contoh anak-anak yang baik misalnya tentang dalam hal kita em… kepada teman kita itu saling mengasihi, em… kita itu juga harus menerapkan itu kepada anak. Kalau anak itu sudah melihat oo… kita sebagai guru itu kok sayang kepada anak dan mereka juga melihat kita dan mereka juga meneladani anak akan kita untuk kita mengasihi untuk menyayangi dengan temannya. Terus misalnya kita menolong anak yang mengalami kesulitan misalnya di dalam kesulitan mengerjakan kalau dia tidak bisa gurunya memberi contoh dan misalnya anak itu bisa melakukan itu. S Nah mungkin tadi ibu sudah di jelaskan ya bu, tapi kira-kira apa saja bentuk

keteladanan yang diberikan Ibu guru yang dapat dicontohi oleh anak dalam rangka penanaman moral di sekolah? Mungkin yang secara nyatanya bu

P1.5

Y Misalnya memberi salam, mengucapkan salam kepada temannya. Disaat mereka datang mereka mengucapkan selamat pagi. Dan biasannya kalau pagi itu ketika anak-anak datang saya pasti meberi salam dan tidak akan melepas sebelum anak memandang saya dan membalas salam saya, begitu. Terus jika di beri sesuatu mengucapkan terima kasih kalau kita sudah di tolong juga mengucapkan terima kasih. Terus misalnya membuang sampah, membuang sampah di tempatnya di tempatnya nah, itu juga kita terapkan mulai dari sekarang. Ah… misalnya habis mereka makan, mereka harus membuang sampah pada tempatnya. Itu

S Itu contoh-contoh yang selama ini ibu berikan sebagai model sehingga anak-anak bisa meniru

Y Iya, iya miss

S Nah, kira-kira selama ini menurut ibu apakah tindakan-tindakan tersebut sudah berhasil?

P1.6 Y Selama ini, selama pengalaman ini, saya melihat itu, anak-anak sebagian besar

sudah berhasil melakukan itu. Berhasil melakukan apa yang sudah kami contohkan dan yang kami berikan, itu…

S Jadi berhasil begitu kah bu Y Ya, bagi saya berhasil miss

S Nah kemudian bu, bagaimana Ibu membangun relasi yang baik dengan sesama misalnya kepala sekolah, atau rekan guru, staf administrasi atau orang-orang yang ada di sekolah yang dapat diteladani oleh anak?

(29)

Y Membangunnnya dengan cara kita berkomunikasi dengan baik. Saling menghargai satu dengan yang lain. Misalnya dalam perkataan kita. Dalam perkataan kita kalau kita berkata dengan baik itu kan tentunya dapat membangun hubungan dengan baik. Melalui tingkah laku kita. Kalau tingkah laku kita itu baik, berarti kita membangun relasi yang baik dan orang tua itu pasti akan menghargai kita, teman kita pasti akan menghargai kita. Jadi melalui komunikasi, melalui tutur kata, melalui tingkah laku, melalui perbuatan yang kita lakukan sehari-hari itu.

S Mungkin selain dengan patner di dalam kelas misalnya dengan kepala sekolah, atau teman guru yang lain begitu bu?

Y Iya, saya melakukan hal yang sama apalagi di depan anak-anak ya itu harus yang baik ya. Bertemu guru atau siapapun jangan lupa senyum, terus ada juga misalnya sambil berjabatan tangan, begitu

S Nah bu, kalau misalnya ketika ibu sudah memberikan contoh-contoh yang baik kepada anak dan anak tidak melakukannya. Kira-kira bagaimana tindakan ibu bagi anak?

P1.8

Y Saya akan berulang kali menginggatkan kepada anak supaya dia diberi sesuatu, atau menerima sesuatu mengucapkan terima kasih. Jadi diulangi-ulangi, diingatkan- diingatkan terus. Kemudian ada nasehat juga

S Selain itu mungkin ada bu

Y Yaa, jadi lewat pembiasaan ya, lakukan terus menerus secara konsisten sehingga anak-anak melihat dan berupaya untuk mengikuti contoh yang baik tadi. Karena di TK itu pasti harus ada pembiasaan

S Iya bu, nah mungkin selain ibu memberikan contoh kepada anak, pastinya harus juga ada dukungan atau motivasi yaa bu

P1.9 Y Jadi seperti menjadi motivator yaa begitu miss,

S Iya bu, nah kalau ada anak melakukan hal yang sesuai dengan pembentukan moral begitu, kira-kira bentuk motivasi apa yang ibu berikan?

Y Yang pasti kita berikan senyuman, semangat kepada mereka kamu hebat, kamu pintar begitu kemudian em… misalnya saya biasanya memberikan hadiah, memberikan reward kepada mereka misalnya oh, tangannya mereka diberi cap (menunjuk ke tangan) atau diberi stiker, atau diberi permen, bintang nah itu membuat mereka itu senang melakukan nilai moral yang baik yaa setiap harinya..

S Itu mungkin bagi yang melakukan, bagaimana dengan yang tidak melakukan kira-kira bentuk motivasi apa yang ibu berikan pada mereka

P1.10 Y Em… kalau yang tidak melakukan motivasi yang saya lakukan yaitu

mendorong mereka untuk bisa melakukan itu dan saya mengingatkan kepada anak itu nanti kalau kamu bisa melakukan ini kamu akan mendapat sesuatu dari bu guru. Jadi mendorong terus untuk melakukan. Karena tidak boleh (menggelengkan kepala) dengan kekerasan yaa miss. Fisik maupun dengan kata-kata itu sangat tidak boleh menurut saya.

S Misalnya bu

Y Kaya pull up begitu. Mendorong untuk anak itu bisa melakukan dengan nasehat. Kemudian saya juga gunakan misalnya actor spiderman atau apa begitu yang disukai anak, saya katakana loh, spiderman tidak pernah loh

(30)

menyakiti temannya, contohnya begitu (senyum). Nah, jadi anak-anak yang tidak melakukan itu jadi anak termotivasi. begitu

S Kira-kira sejauh ini yang paling efektif menurut ibu yang mana P1.11 Y Dengan pujian, jadi anak-anak merasa oh… kamu hebat. Anak akan merasa

senang dengan apa yang telah dia lakukan. Jadi yang lain bisa mengikuti S Kalau berbicara tentang moral pasti tidak terlepas dari pengenalan akan Tuhan

ya bu

P1.12 Y Oiya pasti karena moral itu ya salah satunya adalah mengenal niali-nilai

agama itu, miss

S Nah, kira-kira apa sih tindakan ibu untuk mengenalkan anak pada Tuhan Y Yang saya lakukan jadi setiap kita mau memulai kegiatan kita berdoa dulu.

Terus kita juga memberikan firman Tuhan atau cerita Firman Tuhan dari itu kita akan membawa anak-anak itu ya dia bisa mengenal akan Tuhan, mengenal kasih Tuhan dan dari itu mereka boleh belajar dari firman Tuhan dari tiap pagi kita berikan itu dia bisa mengenal akan Tuhan.

S Kira-kira tujuannya apa sih bu

Y Tujuan yang lain yaitu anak-anak itu bisa melakukan kasih kepada temannya, mereka menyayangi temanya, mereka juga bisa mengucap syukur dan mereka juga bisa saling tolong menolong menghargai sesuai dengan ajaran dari Firman Tuhan yang di dengar itu.

S Iya bu, selain itu bu, bagaimana ibu membimbing anak untuk menghargai diri sendiri?

P1.13 Y Menghargai diri sendiri itu, ya termasuk nilai moral juga yaa, bertanggung

jawab, jujur itu salah satu dari menghargai diri menurut saya. Nah kalau itu biasanya saya akan membawa dia untuk mengatakan bahwa kamu itu bisa, kamu itu pandai, kamu itu anak Tuhan dan kamu pintar, kamu bisa jdi kamu tidak usah takut dengan apa yang sudah kamu lakukan. Jadi bisa membuat dia percaya diri kan kadang anak ada yang nganu sudah tidak PD dengan hasil karyanya apalagi kalau temannya lebih bagus jadi saya akan mendorong dengan kata-kata yang positif. Alasannya supaya anak itu tidak minder kepada teman, guru dan lebih percaya pada dirinya. Terus dibimbing. Intinya menghargai diri sendiri yaitu percaya pada kemampuan dirinya, atau percaya diri.

S Selain menghargai diri sendiri bu, apa sih tindakan yang ibu lakukan untuk membimbing anak menghargai orang tua, baik itu orang tua yang melahirkan maupun yang lebih tua darinya, begitu bu

P1.14

Y Bimbingan yang saya lakukan yaitu dengan mengingatkan dia, em… agar anak itu menghargai dan menghormati orang tua misalnya kalau orang tua menyuruh untuk waktunya makan dia harus makan dia harus melakukan apa yang di perintahkan orang tua dengan cara terus saya bimbing dan terus mengingatkan di dalam kelas untuk anak tetap mau mendengarkan perkataan orang tua karena orang tua itu juga wakil dari Tuhan jadi harus dihargai orang tua itu.

S Jadi diingatkan begitu kah bu

Y Iya jadi misalnya ketika sebelum pulang sekolah itu saya selalu mengingatkan untuk misalnya jangan lupa mencium tangan orang tua, bukan cuman ayah dan

(31)

ibu, tapi semua orang yang lebih tua darinya dan tidak lupa mengucapka salam. Begitu. Biasanya juga ada tema tentang keluarga dari tema keluarga itu kita bisa mengajarkan pada anak untuk dia mengahargai orang yang yang tinggal di rumahnya atau keluargaya bahkan kepada mbanya atau orang yang membantu ibunya (pembantunya).

S Nah bu, selain mmbimbing untuk orang tua tentu saja dalam kehidupan keluarga tidak lepas dari saudara ya, ada kakak ada, bagaimana ibu membimbing anak agar bersikap baik terhadap saudara-saudaranya?

P1.15

Y Sebenarnya hampir sama yaa miss, dengan kakak adiknya misalnya dia harus mau berbagi. Itu dengan cara saya mengingatkan. Kemudian bagaimana dia memanggil bukang langsung menyebut nama tapi dengan sebutan kakak atau adik atau mas atau mba sehingga lebih sopan. Caranya dengan terus mengingatkan.

S Selain itu bu, yang berhubungan anak dengan teman sebaya P1.16 Y Oiya iya (menggangukan kepala), wah kalau di sekolah itu bermain sama

teman pasti banyak percecokannya miss S Nah itu bagaimana ibu membimbingnya?

Y Misalnya ada perkelahian nah kita akan mempertemukan anak yang berantem ini. Nah kita akan mencari tahu mengapa sehingga mereka berkelahi. Kita akan menyuruh anak untuk menjelaskan jadi mendengar dari dua pihak setelah kita sudah tau kebenarannya maka berkata bagi anak yang salah harus meminta maaf kepada temannya. Yaa jadi dengan memanggil mereka dan menyelesaikannya harus sampai benar-benar tuntas baru mereka saling berpelukan saling meminta maaf dan sebagainya.

S Bagaimana reaksi teman-teman sebaya yang lain bu?

Y Reaksi teman-temannya juga senang yaa, jadi mereka senang kalau ada yang berkelahi kemudian saling memberi maaf. Bahkan ada yang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri jadi biasanya saya hanya mengamati mereka untuk melihat apakah mereka benar-benar bisa menyelesaikan masalahnya sendiri atau tidak jadi beri kesempatan dulu pada anak untuk menyelesaikannya. Jadi tanggapan teman-temannya yaa baik, senang karena temannya mau melakukan hal baik.

S Kemudian bagaimana cara ibu menuntun anak bersikap terhadap alam sekitar (hewan dan tumbuhan)?

P1.17 Y Ini, anak kami ajari untuk menyiram tanaman pada waktu tema tanaman nah

itu ada kegiatan menyiram tanaman dan tidak merusak tanaman dengan tidak memetik bunganya, tidak memetik daunnya, dan bahkan tidak mencabut tanaman itu jadi kita adakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bagaimana merawat tanaman. Kemudian mengarahkan mereka tidak hanya di sekolah namun juga jika melihat tanaman di rumah. Dan pada saat tema binatangpun kita mnegajarkan anak-anak untuk menyayangi binatang dengan cara memberi makan binatang, misalnya binatang kesayangan ya dengan memandikan. Jadi intinya tidak menggangu. Intinya ketika ada tema tentang alam itu baik itu tumbuhan maupun hewan kami selalu menekankan anak dengan cara membuat kegiatan-kegiatan dimana anak turun langsung dalam merawat tumbuhan maupun hewan. Selain itu di sekolah kan biasannya ada

(32)

kegiatan field trip itu misalnya ke kebun anak merasa benar-benar bagaimana menanam, merawat memberi pupuk nah disitu saya rasa bisa memupuk nilai-nilai baik bagaimana mereka bersikap pada alam yaa.

S Nah mungkin dalam keseharian bagaimanan bu?

Y Dalam keseharian yang paling gampang ya menggingatkan untuk membuang sampah pada tempatnya, jangan lupa mematikan kran air setelah mencuci tangan. Karena di sini banyak anak-anak yang sengaja membiarkan kran air itu terus terbuka jadi kan pemborosan air juga toh. Begitu miss

Selain itu juga miss (mengerutikan kening) disini kita ada kegiatan-kegiatan dari sekolah seperti field trip begitu misalnya ke sawah melihat bagaimana kerja petani, dan sebagainya

S Bagaimana cara ibu menuntun anak untuk bersikap dalam masyarakat? P1.18 Y Saya mengarahkan anak, jadi kamu di lingkungan masyarakat anak harus

bersikap yang baik. Mengarahkan dia untuk bersikap yang baik, sopan misalnya saat dia berkata-kata, dia harus berkata dengan sopan. Misalnya kalau berjalan juga berjalan dengan baik kan biasanya ada anak yang kalau berjalan sengaja menendang nah kita mengarahkan anak itu untuk berlaku sopan dengan orang lain. Kalau ada orang yang lebi dewasa saya bimbing untuk menegur denga ramah, kemudian biasanya kan anak-anak kalau ada kegiatan keluar sekolah begitu, misalnya jalan-jalan itu biasannya pagar rumah orang itu di gebrak-gebrak, nah disitu saya ingatkan jadi menegur langsung pada anak.

S Baik bu, misalnya kalau ada anak-anak yang bersikap kurang baik misalnya tidak sopan, tidak mau mengerjakan tugas, suka mengusik teman, suka bertengkar itu bagaimana sikap ibu terhadap anak tersebut?

P1.19

Y Saya akan mendekati anak tersebut, kemudian bertanya mengapa dia melakukan hal yang tidak baik misalnya berkelahi atau berkata kasar atau marah kepda temanya atau orang lain jadi saya akan mendekati dan setelah itu saya tanyakan penyebabnya. Dari itu, kemudian biasanya saya mengajak anak itu untuk berdoa secara singkat, minta maaf kepada Tuhan karena dia sudah melakukan hal yang salah kemudian meminta maaf kepada teman.

S Selama ini, tentu ada hambatan yang ditemukan bu dalam mengembangkan moral anak ya

P1.20 Y Iya miss, itu pasti

S Nah kira-kira apa saja hambatannya bu

Y Hambatanya ya kadang dari anak itu sendiri kalau anak itu kan sikapnya keras kalau dia sikapnya keras kan menjadi hambatan bagi kita untuk melakukan itu tetapi karena dengan terus-terus dilakukan maka itu bisa berlajan dengan baik. jadi hambatanya dari sikap anak itu sendiri, dari lingkungan anak baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat dari anak itu sendiri. Hambatan paling besar sebenarnya dari lingkungan itu tadi.

S Bagaimana ibu mengatasinya atau solusinya apa bu? P1.21 Y Saya akan mendekati orang tua dan saya akan selalu berkomunikasi dengan

orang tua itu tentang anak itu. Selalu pendekatan dengan orang tua, komunikasi dengan orang tua dan juga kepada anak itu sendiri saya dekati-dekati terus tiap hari-tiap hari samapi dia betul-betul bisa melakukan, bisa

(33)

menjadi anak yang baik

S Biasanya kapan ibu memberitahukan kepada orang tua?

Y Misalnya saat orang tua mengantar anak, ataupun menjemput itu bisa kita mengadakan komunikasi selain itu, kitakan ada buku konsultasi antara orang tua dan guru jadi misalnya guru ada sesuatu dengan anak itu biasanya kita konsultasikan melalui buku konsultasi tersebut. Biasanya juga bisa lewat telepon atau dengan berkunjung ke rumahnya.

S Baik bu, ini untuk pertanyaan penutup bagaimana saran ibu terhadap para guru PAUD mengenai pembentukan moral AUD?

P1.22 Y Saran saya kepada guru PAUD adalah untuk mengajarkan dan menjadi contoh

dalam kita berbicara dalam kita bertingkah laku dalam keseharian kita melalui. Jadi contoh dan teladan itu harus benar-benar kita lakukan. Kemudian mengajarkan pada anak itu harus secara rutin bagaimana mengajarkan pada anak. Jadi guru harus terus menerus melakukan atau kontinyu. Di jadikan nilai-nilai moral itu sebagai pembiasaan setiap harinya. Terhadap diri kita juga harus benar-benar menjadikan itu sebagai pembiasaan.

S Baik bu, daftar pertanyaannya sudah selesai, saya mengucakan terima kasih karena sudah memberikan waktunya buat saya

P1.23 Y Oh, tidak masalah miss, saya senang bisa membantu semoga lancar yaa miss.

(34)

Partisipan 2

a. Waktu wawancara

Hari/Tanggal : Rabu, 13 April 2016

Waktu : 09.00 WIB

b. Identitas Partisipan Inisial Partisipan : Ibu L

Pekerjaan : Guru TK Pendidikan : S1 c. Keterangan

S : Peneliti

L : Partisipan 2

Subjek Isi Wawancara Kode

S Selamat pagi ibu, maaf sudah mengganggu waktunya. Ini tidak sibuk kan bu, P2.1 L Oh, tidak masalah, kemarin kepala sekolah sudah beri tahu kalau mau ada yang

wawancara, jadi sudah di atur jadwalnya, (tersenyum)

S Iya bu, jadi saya sedang melakukan penelitian tentang peran guru dalam pembentukan moral anak, jadi mungkin saya akan mengajukan beberapa pertannyaan, begitu bu

L Menyangkut peran guru dalam moral yaa, baik baik miss, silahkan (tertawa kecil dan tersenyum). Nilai-nilai moral itu kan sebenarnya juga dalam RKH kami sudah ada yaa, jadi setiap hari itu suah ditentukan karakter nilai moral apa yang harus diajarkan pada anak, sebenarnya sih sudah ada.

S Iya bu, jadi mungkin saya akan Tanya-tanya sedikit bagaimana ibu menerapkannya

L Baik miss, silahkan silahkan (tertawa kecil)

S Nah bu, kira-kira sudah berapa lama sih ibu jadi guru PAUD? P2.2 L Wah sudah lama yaa miss, di atas 10 tahun malahan.

S Nah apa sih yang menjadi motivasi ibu jadi guru PAUD, bu kalau begitu? L Karena menjadi guru PAUD memang merupakan tugas mulia dari Tuhan yaa,

melayani begitu. Dan selain itu juga karena sebagai guru saya mengaplikasikan sekolah pendidikan guru saya (SPG) saya yaitu guru PAUD khususnya SPG TK waktu itu dan sekarang sudah tidak ada lagi. Itu untuk saya aplikasikan karena semakin lama juga saya semakin mencintai anak-anak (tersenyum). Dan dunia

(35)

anak-anak itu sangat menyenangkan sekali. Memang (menganggukan kepala) mula-mula memang saya buta terhadap anak-anak tetapi memang semakin lama semakin mendalam pemahaman saya mengenai anak.

S Dari situ, menurut ibu apa saja karakteristik dari seorang guru PAUD itu? P2.3 L Ya tentunya memiliki kepribadian yang baik. Punya etitud yang baik itu utama.

Karena justru menjadi guru PAUD tidak hanya menghadapi anak-anak tetapi justru kita menghadapi masa depan anak-anak itu. Jadi ketika saya dilapangan semua gerak-gerik saya itu di lihat oleh anak dan apalagi kami disini itu mengajarnya system patner yaa jadi kami juga harus benar-benar memahami karakteristik patner kami masing-masing ya seperti itu. Sehingga tidak ada kejanggalan dalam mendidik anak ya. Jadi dengan begitu kami bisa dikatakan layak menjadi guru PAUD. Kemudian karakteristik yang berikut adalah harus banyak-banyak sabar yaa miss. Karena menghadapi anak itu yang punya macam-macam sifat itu ya otomatis kita harus benar-benar berlatih untuk sabar… (tertawa kecil) begitu

S Bagaimana pendapat Ibu mengenai menjadi seorang role model bagi anak usia dini (AUD)?

P2.4

L Yang pertama menjaga stabilitas kita sebagai guru, dalam banyak hal ya. Karena mereka akan mengidolakan kita, dan tentu kita akan bertindak hati-hati dalam berbagai macam aspek ya, supaya apa yang ditiru yang dicontoh benar-benar bukan sesuatu yang tidak baik, tentu hal yang baik, yang pantas yang layak yang itu mendukung teristimewah lebih menggali perkembangan anak didik kita supaya ke depan anak didik kita bisa, katakanlah tidak melecehkan guru. Guru itu yang istilah kalau bahawa Jawa itu diguguh dan ditiru, itu di not ya seperti yang punya Ki Hadjar Dewantara itu. Jadi kita harus stabil di manapun kita berada, bukan hanya di sekolah, kadang kita bertemu di jalan, kadang kita bertemu di tempat lain. Jadi kalau segala tingkah laku kita, segala perbuatan kita tidak pantas, anak-anak akan mengikuti, lah guruku saja seperti itu. Dan itu hanya berakibat yang tidak baik bagi anak.

S Iya bu, seperti yang tadi ibu bilang bahwa guru itu ditiru, nah kira-kira sejauh ini bentuk keteladanan yang diberikan Ibu yang dapat dicontohi oleh anak dalam rangka penanaman moral di sekolah?

P2.5

L Seperti yang berlaku di sini, katakalah di TK Eben Haezer ini, datang awal, kita ikut renungan, kita ikut berdoa bersama rekan guru yang lain itu otomatis secara tidak langsung anak-anak itu melihat. Kemudian tidak datang terlambat sekolah,

(36)

mengajar sesuai koridor yang sudah ada. Lalu rasa sayang itu tetap harus lebih nampak ya sehingga hubungan kita dengan anak-anak itu lebih dekat. Mereka tidak akan mengidolakan dan mencontoh kita kalau hubungan kita jauh. Meskipun anak-anak tidak baik katakanlah nakal, tapi kita tidak mengatakannya nakal. Kita memanggilnya dengan halus, ramah, nah itukan apa namanya, anak-anak menjadi lebih dekat nah, tapi jangan salah juga, ketika kita mengatakan

aduh, gantengnya, itu sebenarnya tidak tepat karena kita tidak hanya melihat dari

penampilan saja tapi katakanlah seperti ini aduh, gantengnya, sudah mau

mendengar, sudah mau bertanggunga jawab karena kalau hanya mengatakan

ganteng nanti dia kepedean tanpa tahu dia itu ganteng karena apa, misalnya. Dan tentu saja masih banyak lagi yah...

S Kira-kira apakah tindakan ibu berhasil? P2.6

L Tidak berhasil (sedikit menundukan kepala lalu mengangkat lagi) Karena ada kalanya kondisi kita sendiri (memegang dada) mengalami katakanlah tidak stabil juga. Kadang kondisi pikiran kita suatu masalah itu membuat kita saat itu mungkin tidak layak untuk dicontoh oleh anak-anak katakanlah seperti ini kita sedang ada masalah di keluarga padahal kita sebagai guru itu sebenarnya harus mampu menampakan wajah ceria, wajah semangat tetapi kita tidak bisa memungkiri seperti itu kadang-kadang kita memang harus buat-buat tapi ada kalanya setitik dua titik itu pasti muncul ya, jadi itu yang membuat sepenuhnya tidak berhasil itu, karena anak-anak itu melihat kita ya, mereka sangat mengenal kita jadi kalau setitik dua titik tadi kita melakukan dengan tidak sungguh hati maka di situlah yang membuat sepenuhnya apa yang kita contohkan tidak atau belum berhasil.

S Selain itu bu, bagaimana ibu membangun relasi yang baik dengan orang-orang yang ada di sekolah misalnya kepala sekolah, staf administrasi yang ketika anak lihat itu anak bisa menirunya bu?

P2.7

L Ya ketika kita bertemu ya kita memberi salam, hallo atau hai ya, How are you, dan lain sebagainya tos begitu misalnya kepada yang lain juga seperti itu dan em, ketika orang lain sedang membicarakan patner kerja kita saya sebagai pasangan itu tidak akan menanggapi penuh, karena itu akan merusak hubungan kita dengan pasangan kita. Karena ini pernah terjadi ya, kalau saya ikut-ikutan masuk untuk bercerita nama patner kerja kita itu pasti bawaanya jadi tidak senang melihat patner kita dan artinya hubungan kita dengan patner jadi tidak baik di depan anak-anak dan tidak menutup kemungkinan anak-anak yang memiliki kejelian

(37)

dalam menilai guru-gurunya ini akan melihat bahkan meniru, jadi saya berusaha di dalam kelas di depan anak-anak harus memiliki hubungan yang baik dengan teman saya atau patner saya, seperti itu. Karena di sini kan satu kelas itu berdua jadi sebisa mungkin menjaga hubungan yang baik

S Selain itu bu, misalnya ibu mendapati anak yang tidak melakukan sesuai dengan yang dicontohkan, apa tindakan ibu?

P2.8

L Paling tidak kita memberi sentuhan (mengerakan tangan) kepada dia misalnya memegang pundaknya supata yang pertama dia sadar kalau saya sayang kepada dia, dan dia itu anak yang baik kemudian ya saya biasanya langsung menegur, memberi peringatan dan bertanya kepada anak, biasanya langsung dengan kata-kata ya sehingga anak-anak juga bisa langsung sadar bahwa perbuatannya tidak sesuai atau tidak disenangi oleh guru oleh saya seperti itu.

S Nah ibu, selain memberikan contoh pada anak, pasti ada semangat atau motivasi yang diberikan ya

P2.9

L Iya, harus ada karena dengan motivasi itu anak-anak akan lebih semangat karena mereka merasa kalau ada dorongan ada semangat, ada pengguatan yang diberikan oleh orang yaitu guru

S Jika begitu bu, bagaimana bentuk motivasi apa yang ibu berikan jika anak melakukan hal yang sesuai sesuai dengan pembentukan moral

L Kalau kita di PAUD miss (menganggukan kepala) motivasi itu biasanya lebih ke penguatan namanya yaa. Ya… jadi untuk bentuk motivasinya saya biasanya memberikan reward ya, misalnya memberikan acungan jempol, ataupun tos, dan lain sebagainya itu yang kami lakukan.. Dan tidak lupa saya memberikan pujian, anak-anak hebat, kalian berhasil bekerja sama. Misalnya besok mau bekerja sama lagi, saya bilang kaya gitu. Dan itu sebuah kegiatan yang sedang saya terapkan, baru saja saya terapkan di kelas saya. Bahkan di dalam kelas itu saya buat kegiatannya itu dalam bentuk estafet, misalnya memberi lembar tugas, saya membagikannya dengan cara estafet lalu memberikan instruksi untuk anak-anak menyebutkan nama teman yang akan menerima lembar tugas tersebut. Karena kami itu duduknya leter U sehingga anak-anak belajar melayani orang lain terlebih dahulu dalam konsep yang lebih nyata.

S Nah mungkin itu bagi yang melakukan, kalau bagi anak yang tidak melakukan bagaimana bu?

P2.10

L Kalau yang model seperti saya tadi mereka tetap melakukan ya, senang seperti itu, tapi memang pada awalnya masih banyak yang enggan atau tidak mau

(38)

melakukan estafet itu. Itu baru saja kemarin ada anak yang benar-benar tidak mau memegang tas temannya apalagi sepatu temannya, tidak mau menolong dan bergabung sama sekali. Tetapi saya beri kesempatan, jadi tidak memaksa, saya biarkan dia melihat teman-temannya dan kemudian tadi barusan saja ternyata dia mau melakukan, mau bergabung dengan teman-temannya. Jadi saya setelah melihat itu saya memberikan nasihat, kemudian saya katakan kalau mau menolong orang lain silahkan masuk ke barisan supaya kamu juga ditolong orang lain karena manusia itu tidak bisa hidup sendiri, harus bisa saling menolong. Saya beri nasihat dengan tidak memaksa ya, saya memastikan ke anak tersebut bahwa dia pasti bisa berubah dan melakukan sesuai dengan yag sudah saya contohkan. Begitu yang biasa saya berikan sih miss

S Dari semuanya itu kira-kira bentuk yang paling efektif itu apa bu dan dampaknya bagaimana

P2.12

L Ya menurut saya yang paling efektif ya ketika kita memberikan reward berupa pujian, dan mengajak teman-temannya juga memberikan pujian berupa tepukan tangan, atau acungan jempol jadi mereka akan terus mengingat, bahkan sampai ada yang memberitahukan ke orang tuanya sehingga dampaknya anak akan tetap melakukan karakter-karakter moral yang baik sehingga dia bisa mendapat pujian bahkan dari teman-temannya, begitu.

S Baik bu, selanjutnya kalau berbicara tentang moral tentu tidak terlepas dari pengenalan akan Tuhan bagi anak

P2.13

L Iya, iya… (menganggukan kepala)

S Nah bu selama ini tindakan apa sih yang ibu berikan dalam rangka pengenalan akan Tuhan?

L Ya kalau pagi itu otomatis segala hal ata kegiatan itu kami kaitan dengan pengenalan akan Tuhan, jadi setiap hari itu kami kaitan kegiatan dengan pembelajaran untuk mengenal Tuhan. Jadi ada doa bersama sebelum masuk ke sentra, doa Bapa Kami di Kanopi. Kemudian ada pelajaran Rohani di hari Sabtu. Biasanya di awal kegiatan itu kami mengaitkan sedikit tema dengan ajaran agama terkhusunya ajaran Kristen. Jadi adanya cerita-cerita jadi kami kaitkan dengan ajaran Tuhan misalnya cerita-cerita alkitab. Sehingga karaker-karakter atau tokoh-tokoh Alkitab itu kan ada, jadi dapat kita berikan dan beritahukan pada anak.

S Bagaimana dengan tindakan ibu untuk membimbing anak menghargai dirinya sendiri?

(39)

L Ya menghargai diri itu kan di dalamnya dia bisa untuk bertanggung jawab, mandiri, berdisiplin, bersemangat. Jadi misalkan kegiatan menyusun balok dia bertanggung jawab mengembalikan semua balok yang dipakai. Atau menggunakan jumlah balok sesuai dengan yang telah ditentukan guru kan itu karakter bertanggung jawab dan jujur ya, kemudian kita mengatakan kepada anak itu bahwa kamu sebenarnya bisa loh, jadi dengan terus memberikan kata-kata positif pada anak tersebut. Jadi misalnya kita ajak anak-anak lain untuk ikut memberi suport atau dukungan pada anak tersebut. Karena biasanya yang lebih mempan dan yang anak-anak lebih senang itu ketika dia juga mendapat pujian dari teman sebayanya, atau teman sekelasnya. Coba mari kita acungkan jempol karena sudah mau percaya diri misalnya. Atau saya selalu berikan nasehat-nasehat agar anak bisa bertanggung jawab, mandiri dengan pemberian tugas misalnya membuat bangunan. Jadi dia bertanggung jawab menyelesaikannnya sendiri begitu.

S Selain itu bu, hubungan dengan orang tua atau orang yang lebih tua tentunya menjadi hal yang penting, nah bagaiman ibu membimbing anak dalam bersikap terhadap orang tua atau orang yang lebih tua sekalipun?

P2.15

L Ya menghargai ya tidak jemu-jemu menggingatkan ya, anak-anak di rumah itu harus menghargai orang tua, yang mananya orang tua itu bukan hanya ayah dan ibu tapi ada kakak, ada mbah yang membantu ibu, ada kakek, nenek, bibi, paman itu adalah orang tua jadi apa yang dinasehatkan itu pasti untuk kebaikanmu. Makanya kita harus mendengar. Kemudian kepada adik, jangan sewenang-wenang karena kita itu meskipun kecil tapi dia itu adik kita yang harus kita sayangi, kita jaga, dan mengaitkan lagi dengan manusia sebagai makhluk sosial ya. Dan itu biasanya lebih kepada kegiatan-kegiatan saat tema keluarga. Jadi misalnya sekarang itu kan ada tema alat komunikasi jadi kami membuat kegiatan anak menulis surat kepada siapa saja anggota keluarganya sehingga jiwa menyayangi itu kami harap bisa terbangun atau terbentuk dari kegiatan-kegiatan seperti itu.

S Kalau dengan saudara-saudaranya bu, kakak atau adik? P2.16 L Saya pikir sama yaa, mungkin sudah di jawab di atas bahwa kami kaitkan dengan

tema misalnya atau bisa juga dengan metode bercerita atau misalnya memberikan kesempatan pada anak untuk menceritakan keadaanya di rumah, jadi mereka bisa menceritakan atau bercakap-cakap tentang kondisi mereka di rumah, itu sih miss yang biasa saya lakukan, karena semua harus masuk pada kegiatan anak setiap

(40)

hari itu.

S Kemudian bagaimana ibu memberikan atau membimbing anak bersikap terhadap teman sebayanya?

P2.17

L Saya di kelas itu atau sebelum masuk kelas, ada semacam kegiatan dengan model estafet begitu. Jadi ketika ingin menaruh tas, saya suruh anak-anak dari kanopi itu sebelum masuk kelas saya suruh berbaris, kemudian tasnya diangkat ke depan, kemudian anak yang di belakang memberikan tasnya kepada anak yang di depan, jadi yang memasukan tas itu hanya orang atau anak yang di depan kemudian berputar lagi seperti estafet. Jadi seperti estafet tas ini mengandung banyak nilai. Kerja sama, sabar, sayang kepada teman dengan cara membantu, menghargai teman, tolong menolong, gotong royong karena zaman sekarang itu nilai budaya gotong royong itu sudah berkurang. Peduli orang lain it sudah kurang sekali. Kadang-kadang, kalau tasnya jelek atau misalnya kegiatan menempatkan sepatu sehabis kegiatan menempatkan tas, itu sepatunya saya suruh lepas, terus diberi kepada temannya. Kan kadang kalau sepatunya jelek ada yang tidak mau mmegang dan ada anak yang ingin selalu sepatunya itu selalu di atas terus, tidak pernah mau di taruh di rak bagian bawah. Kami suruh yang paling pertama di taruh di rak paling bawah kemudian berikan temannya nanti disebelahnya kemudian bersusun sampai atas. Jadi tidak seperti anak-anak itu biasanya aku mau sepatuku dekat dia, aku mau yang di bagian sebelah sini misalnya. Tapi mereka sesudah melakukan itu, mereka senang. Dan tidak lupa saya memberikan pujian. Besok mau bekerja sama lagi, saya bilang kaya gitu. Dan itu sebuah kegiatan yang sedang saya terapkan, baru saja saya terapkan di kelas saya. Bahkan di dalam kelas itu saya buat kegiatannya itu dalam bentuk estafet, misalnya memberi lembar tugas, saya membagikannya dengan cara estafet lalu memberikan instruksi untuk anak-anak menyebutkan nama teman yang akan menerima lembar tugas tersebut. Karena kami itu duduknya leter U sehingga anak-anak belajar melayani orang lain terlebih dahulu dalam konsep yang lebih nyata.

S Baik bu, selain itu tentu sikap anak terhadap alam dan lingkungan itu penting, bagaimana ibu membimbing mereka?

P2.18

L Itu ya kembali lagi dengan cara menasehati ya agar tidak merusak, menggangu kemudian mengajarkan mereka dengan kegiatan-kegiatan misalnya menyiram, memberi pupuk, mencabut rumput yang liar, kemudian tidak mencoret-coret tembok, membuang sampah pada tempat sampah misalnya jadi biasanya sih yang

(41)

saya gunakan adalah dengan terus menggingatkan anak-anak ya dan juga dengan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tumbuhan maupun hewan seperti itu. S Pertanyaan yang berikut bagaimana cara ibu menuntun anak untuk bersikap

dalam masyarakat?

P2.19

L Terus menggingatkan, kemudian bagaimana hidup dalam bermasyarakat itu tidak boleh teriak-teriak sembarangan karena akan menggangu. Kalau di banyak orang harus tetap berpegangan sama ibu atau orang dewasa yang membawa kita, jadi tidak melepaskan tangan dan kemudian kita akan susah sendiri. Jadi mereka belajar untuk bergotong royong dan mewas diri juga ya, miss

S Apa tujuannya bu

L Sebenarnya tujuannya itu ya praktis ya, intinya anak itu dapat berlaku dan bersikap baik di depan masyarakat dan juga dapat mengaja dirinya juga, begitu S Nah bu, di dalam kelas, atau keseharian anak itu ada tidak yang misalnya tidak

melakukan nilai-nilai moral?

P2.20

L Oh, sampai sekarang ini masih banyak, ada yang suka memukul temannya, ada juga suka berkelahi, tidak mau mengerjakan tugas, suka ganggu teman, begitu (mengerutkan kening)

S Sejauh ini tindakan apa yang ibu berikan kepada mereka

L Ya kadang-kadang kalau menemukan anak-anak seperti itu biasanya saya berdiam dulu, kita memanggil sambil di elus-elus, kita peluk. Dan kemudian berkata dengan sebisa mungkin kalimat-kalimat yang positif, misalnya kamu kan anak yang pintar kamu itu baik, kamu itu anak baik. Kemudian saya menyuruh untuk meminta maaf. Jadi saya tunggu sampai emosinya itu bisa redah dulu ya. Dan biasanya saja buat perjanjian sama anak untuk besok tidak mengulanginya lagi itu pasti. Yang jelas harus minta maaf ya karena kadang-kadang anak-anak itu minta maafnya tidak tulus. Selain itu ya tidak lupa memberi nasehat-nasehat, teguran-teguran kepada mereka dengan bahasa yang mudah mereka mengerti juga Seperti itu.

S Dalam proses pembentukan ini, adakah hambatan-hambatannya bu P2.21 L Ada ya pasti miss, Hambatannya yang pertama karena kadang-kadang apa yang

kita lakukan atau terapkan itu tidak didukung oleh orang tua ya, kadang di sekolah pembelajarannya begini tapi di rumah sudah lain lagi (mengerutkan kening). Jadi solusinya yaitu pengulangan ya. Jadi hari ini diulangi besok diulangi lagi sampai mereka benar-benar mantap seperti itu.

(42)

L Ya tentu saja sekolah harus katakanlah bertindak. Mula-mula kalau misalnya itu parah ya terjadi secara terus menerus dan memiliki prosentasenya banyak atau tinggi, itu kita memanggil orang tuanya, kemudian menceritakan keadaan yang sebenarnya. Dan ini biasanya sering terjadi. Jadi orang tua dipanggil, seperti itu. Kemudian kita meminta pada orang tua untuk bisa mengarahkan anak ketika di rumah. Jadi kita ceritakan di sekolah kalau anak melakukan seperti ini, yang kami lakukan adalah seperti ini., jadi harapan kami bisa dilanjutkan di rumah dan apabila itu berkali-kali terjadi itu biasanya yang menggambil tindakan bukan lagi guru tapi kepala sekolah, seperti itu.

S Baik bu, selanjutnya bagaimana saran ibu terhadap para guru PAUD mengenai pembentukan moral AUD?

P2.23

L Saran saya ya untuk guru-guru PAUD untuk dapat menerapkan pembiasaan- pembiasaan karakter-karakter baik seara berulang-ulang dengan terus menerus di sekolah. Itu saja.

S Baik, terima kasih sekali bu, sudah mau memberikan banyak informasi bagi saya P2.4 L Iya sama-sama, semoga bermanfaat, ya miss. Tuhan berkati biar cepat selesainya

(43)

Partisipan 3

a. Waktu wawancara

Hari/Tanggal : Kamis, 21 April 2016

Waktu : 10.00 WIB

b. Identitas Partisipan Inisial Partisipan : Ibu I

Pekerjaan : Guru TK Pendidikan : S1 c. Keterangan

S : Peneliti

I : Partisipan 3

Subjek Isi Wawancara Kode

S Selamat pagi bu.. P3.1

I Selamat pagi, miss (berjabatan tangan) S Maaf ya bu kalau sudah menggangu

I Oh, tidak lah miss,

S Saya mengucapkan terima kasih sebelumnya karena ibu sudah mau membantu saya memberikan

I Iya, iya miss, bagaimana ini (tersenyum)

S Begini bu, mungkin kepala sekolah sudah memberitahukan sebelumnya, jadi saya disini mau bertanya Tanya sedikit tentang peran guru dalam membentuk moral anak

I Oh, itu tentang skripsinya ya miss, ya memang ya, moral itu sekarang wah, sudah kalau dibilang sudah tidak sebaik jika kita bandingkan dengan yang dulu, bagus

miss, bagus (tersenyum)

S Jadi mungkin saya awali dengan pertanyaan mengapa sih ibu ingin menjadi guru PAUD?

P3.2 I Yang pertama, em karena pengalaman ya. Dulu saya dari sejak mahasiswa saya

ikut kaya pelayanan siswa terutama anak-anak SMP, SMA. Nah trus kemudian saya juga pernah juga mengajar di SMA itu saya mendapatkan bahwa banyak anak-anak SMP dan SMA itu yang em, kurang memiliki em, katakanlah sikap, perilaku latar belakang itu yang kurang baik dan ternyata mereka itu banyak dipengaruhi oleh waktu atau masa kecil mereka. Jadi kalau masa kecil mereka misalnya kurang terdidik dengan baik, nanti besarnya mereka jadinya gitu deh, jadi orang yang memiliki sikap yang kurang baik, dan banyak hal-hal yang misalnya kaya terjerumus dalam berbagai pergaulan yang ngak baik karena dasarnya mereka dari kecil karena itu saya melihat pentingnya pendidikan dari kecil, seperti itu.

S Untuk itu bu, apa karakterisitik yang baik dari seorang guru PAUD? P3.3 I Yang harus ada dalam karakteristik seorang guru PAUD ya yang pertama adalah

(44)

sikapnya, harus bisa menjadi teladan bagi anak-anak, sikap yang tidak boleh sembarangan ya. Dalam bersikap dalam berkata karena anak-anak itu melihat dan mencontoh, jadi itu yang paling penting. Mereka itu peniru ulung yaa.

S Karena anak itu peniru ulung ya bu, jadi menurut ibu pentingkan seorang guru itu menjadi role model bagi anak didiknya terkhususnya anak PAUD?

P3.4 I Bagi saya itu penting sekali yaa. Menjadi model itukan contoh ya, teladan

sesuatu yang diikuti. Itu bukan sesuatu yang mudah karena setiap apa yang kita lakukan itu dilihat oleh anak-anak jadi kita harus benar-benar menjaga, berhati-hati dan kalau bisa bersikap yang baik supaya anak-anak itu bisa mengikuti sikap kita yang baik.

S Nah, dengan begitu selama ini apa saja bentuk keteladanan yang diberikan Ibu yang dapat dicontohi oleh anak dalam rangka penanaman moral di sekolah?

P3.5 I Praktinya ya. Ya kalau praktisnya dari kegiatan sehari-hari yang pertamanya pasti

masalah pembiasaan. Jadi kebiasaan-kebiasaan misalnya kebiasaan untuk tertib ketika meletakan tas dengan sopan dan rapi, kemudian memberi salam. Ya paling tidak ketika bertemu dengan anak atau orang lain itu menyapa itu dengan senyum, ramah, itu salah satu contoh ya, masih banyak contoh yang lain yaa. Terus dalam hal sikap berdoa. Sikap berdoa itu kita juga harus menanamkan betul betul. Misalnya saja dalam berdoa itu, biarpun ada anak yang tidak menutup mata, saya tetap akan menutup mata. Jadi mereka bisa melihat bagaimana sikap doa yang benar dari saya begitu

S Menurut ibu, apakah sejauh ini apakah tindakan tersebut berhasil?

I Em, kalau dikatakan berhasil atau tidak susah ya menilainya yaa. Karena em, itu ada kendalanya mungkin dari pembiasaan di keluarga atau dengan sifat dari karakteristik anak itu sendiri, ya paling tidak kita berusaha sebaik mungkin supaya anak-anak itu bisa meniru. Begitu.

S Nah selain itu bu, bagaimana Ibu membangun relasi yang baik dengan sesama yang dapat diteladani oleh anak misalnya dengan kepala sekolah, orang tua, staf administrasi dan orang-orang yang ada disekitar sekolah?

P3.6

I Ya contoh yang praktisnya ya kalau misalnya di kelas em, misalnya kalau di kelas itu kan ada 2 guru ya partner guru saya datang selalu mengatakan permis (tersenyum). Misalnya kalau minta tolong itu belajar meminta tolong dengan sopan, berbicara dengan ada kata tolong, terus ucapkan terima kasih jadi kan anak-anak melihat. Jadi bersikap dan berkata dengan baik di depan anak-anak itu ya, sehingga mereka dapat mencontoh yaa

S Iya bu, sejauh ini apa tindakan ibu jika melihat kok ada anak yang tidak melakukan apa yang sudah ibu contohkan kepada mereka?

P3.7 I Ya kadang-kadang memang harus diingatkan juga sih (mengerutkan kening),

misalnya saat anak-anak memberi salam ya diingatkan supaya memberi salam dengan sopan atau diulang-ulang terus setiap hari karena itu adalah pembiasaan. Jadi lebih ke mengingatkan dan pembiasaan setiap hari. Dan tidak jemu-jemu memberi contoh. Kemudian ketika misalnya sudah terlalu berlebihan tindakannya, saya biasannya memisahkan dulu dari teman, menyuruhnya untuk duduk dulu supaya bisa tenang dan belajar memahami sebab akibat perbuatannya. Dan juga tidak tertular ke anak yang lain yaa, miss

(45)

dorongan atau motivasi pada anak yaa

I Iya, itu pasti, anak membutuhkan semangat dari kitanya juga kan

S Nah sejauh ini, jika ada anak melakukan hal yang sesuai dengan pembentukan moral, bentuk motivasi apa yang ibu berikan?

I Em, motivasi itu ya menurut saya em.. selain bisa memberikan semangat pada anak, saya rasa anak juga bisa tau yaa, kalau gurunya dengan senang memberikan sesuatu ya berarti dia bisa tau sendiri kalau itu baik perbuatannya, nah kalau yang tidak gurunya pasti sedih mukanya misalnya, jadi mereka bisa tau ooh, yang ini ternyata tidak baik. Misalnya tentang kejujuran jadi contohnya ada anak yang melakukan kesalahan dan kemudian kita Tanya dan dia berani jujur ya kita berikan apa namanya ya semacam pujian gitu, jadi misalnya terima kasih kamu sudah jujur atau kalau berhubungan dengan teman-temannya sekelas bisa kita ceritakan pada teman-teman sekelasnya jadi itu akan memotivasi dia bahwa oh, ternyata perbuatan jujur itu baik gitu.

S Kalau bagi yang tidak melakukan bu? P3.9

I Ya kadang-kadang susah juga ya (mengerutkan kening), kan katakanlah misalnya kejujuran begitu kita ngak bisa bicara kamu bohong kan, jadi itu kan seolah-olah kita menuduh ya, atau menjudge begitu dan itu kan tidak baik. ya kadang kita memberikan sedikit cerita atau nasehat misalnya cerita tentang seorang yang jujur atau seorang yang baik misalnya dari cerita alkitab misalnya jadi dengan hal tersebut berharap bisa memotivasi dia untuk lain kali misalnya bisa lebih jujur, begitu.

S Sejauh ini menurut ibu mana yang lebih efektif P3.10 I Menurut saya yang paling efektif itu ya motivasi secara langsung ya yaitu dengan

pujian apalagi kalau dengan teman-temannya jadi dia akan berusaha melakukan lagi hal-hal yang tidak mengecewakan teman atau guru misalnya.

S Kemudian bu, kita masuk dalam peran ibu sebagai pembimbing. Aapa tindakan yang ibu lakukan dalam rangka mengenalkan anak kepada Tuhan?

P3.11 I Ya memang moral itu tidak lepas dari nialai Agama ya, khususnya pengenalan

akan Tuhan. Itu dalam membimbingnya, selalu dikaitkan dengan kegiatan sehari-hari misalnya yang tadi kejujuran, itu dalam setiap kegiatan em, saya usahakan kalau ada. Jadi suatu kegiatan itu kita hubungkan dengan firman Tuhan. Begitu misalnya bertanggung jawab, jujur nah itu kita kaitkan dengan cerita Firman Tuhan, jadi misalnya Tuhan itu senang loh kalau ada anak-anak yang jujur misalnya jadi semua kegiatan di kaitkan dengan perintah Tuhan, misal belajar bersyukur kalau sudah selesai melaksanakan tugas. Tujuannya agar ya tadi bisa mengenal Tuhan lewat cerita dan bagaimana bisa menerapkan dalam kehidupan anak-anak apa yang di ingginkan Tuhan itu. Ada juga kegiatan rutin di sekolah ada ibadah di kanopi, ada juga ibadah bersama setiap hari sabtu. Dan tentunya kami gunakan lagu-lagu rohani yang lebih menarik bagi anak. Bagi saya itu tindakan mengenalkan anak pada Tuhan.

S Nah selanjutnya bu, Bagaimana cara ibu menuntun anak untuk menghargai dirinya sendiri?

P3.12 I Em, kadang-kadang di sentra kami itu, kami melakukan misalnya kalau hasil

karyanya sudah jadi ada kegiatan show and talend begitu. Anak-anak menunjukan hasilnya kepada teman-temannya. Ini gambar siapa misalnya, pasti

(46)

kita berkomentar apapun terhadap hasil anak itu pasti bagus, terima kasih sudah berusaha dengan baik, kemudian minta anak-anak yang lain memberi aplouse supaya mereka bisa percaya diri. Kemudian menghargai dengan memberi bintang pada anak dilembar tugasnnya kalau dia berhasil mengerjakan sendiri tugas, begitu

S Bagaimana cara ibu menuntun anak untuk bersikap kepada orang tua (ayah, ibu, paman, bibi, atau orang tua lainnya)?

P3.13 I Itu bisa melalui cerita, kita cerita di kelas kan pasti ada cerita, atau

kadang-kadang anak-anak sudah mau pulang mau dijemput atau pas datang kita ajak yuk salam dulu sama papa, atau mama

S Jadi yang dilakukan itu adalah?

I Di masukan dalam kegiatan-kegiatan yaa, jadi misalnya ada pesan-pesan sebelum anak-anak pulang. Dan kita kan sebenarnya tidak tahu ya sikap anak terhadap orang-orang yang ada di rumah ya, mungkin kalau dengan warga di sekolah kita bisa mengamati tapi kalau di rumah agak susah ya. Ya jadi paling hanya bisa dengan bercerita itu tadi. Oiya kemudian biasanya dengan sajak atau puisi-puisi pendek yang punya makna yaa tentang misalnya keluarga, nah itu biasannya kami masuk lewat itu.

S Bagaimana dengan saudara misalnya adik atau kakak P3.14 I Demikian juga kepada adik atau kakanya ya, dengan bercerita, kemudian adakan

diskusi dengan anak supaya dia bisa bercerita juga apa saja yang dilakukan dirumah ketika dengan saudaranya, begitu miss

S Tentunya di sekolah ada teman sebaya, nah pertanyaan saya bagaimana cara ibu menuntun anak agar bersikap baik pada teman sebayanya

I Ya memang ini harus yaa, karena peran teman sebaya itu penting. Biasanya yang paling sering saya lakukan adalah dengan cerita karena saya merasa dengan cerita itu efektif ya, kemudian akhir dari cerita itu saya adakan seperti diskusi sehingga mereka bisa mericall ulang dan menggingat sehingga bisa bersikap baik dengan teman sebaya.

S Nah ibu selanjutnya bagaimana cara ibu menuntun anak bersikap terhadap alam sekitar (hewan dan tumbuhan)?

P3.15 I Ya berkali-kali kita memang harus menggingatkan, kaya misalnya dan ketika ada

tema tanaman atau tentang hewan, itu kita bisa langsung membahasnya. Tapi kalau misalnya dalam keseharian, diingatkan langsung ya, jadi nak, kalau misalnya berjalan jangan menginjak-injak rumput, kemudian ingatkan untuk mematikan keran ketika selesai mencuci tangan. Karena anak-anak itu paling sering meninggalkan keran air itu tetap menyala, jadi kan air itu terbuang. Dan itu selalu ya, setiap hari jadi diingatkan. Kaya membuang sampah meskipun itu bukan dia yang membuang sampah tapi kita ingatkan kalau melihat sampah di ambil dimasukan dalam tong sampah, begitu.

S Bagaimana cara ibu menuntun anak untuk bersikap dalam masyarakat? P3.16 I Iya karena anaknya banyak ya, dan karena masing-masing anak ketika berkumpul

dalam rombongan itu kan agak sedikit sulit. Jadi biasanya kalau ada kegiatan-kegiatan yang menyangkut dengan misalnya field trip atau kegiatan-kegiatan dengan orang atau masyarakat banyak saya biasanya menggingatkan sebelumnya jadi diingatkan sikapnya seperti apa, kalau bertemu orang sikapnya bagaimana. Selain

(47)

itu ada kegiatan-kegiatan kontekstual misalnya bermain drama kalau ke pasar sikapnya bagaimana kalau lewat orang, bilang permisi jadi itu selalu diingatkan. S Biasanya bu, kalau mendapati anak-anak yang berlaku misalnya masih negative

contonya tidak mau mengerjakan tugas atau memukul temannya, dan sebagainya itu apa tindakan ibu

P3.17

I Ada anak-anak tertentu memang ya agak sulit ya, jadi kadang saya berikan peringatan misalnya waktu bermain sudah diingatkan jangan berebut nanti di beri kaya penalty begitu ya. Misalnya peringatan pertama. Peringatan kedua sampai ketiga jadi misalnya kalau sudah sampai tiga kali peringatan biasanya saya suruh berhenti bermain. Jadi seperti waktu bermainnya diambil beberapa menit, disuruh duduk di kursi. Dan itu saya lakukan sebelumnya ya. Jadi ada persetujuan atau kesepakatan di kelas dulu bersama dengan anak untuk tidak melakukan lagi. Kemudian ada nasehat di situ kita berikan

S Sejauh ini bu, apa saja hambatan yang ibu temui dalam membimbing moral anak?

P3.18 I Yang paling sering adalah em (mengerutkan kening), antara sekolah dengan

rumah atau keluarga itu tidak ada komunikasi. Kadang-kadang di sekolah sudah diajarkan begini, sedangkan nanti dirumah seperti lain lagi, jadi beda lagi. ya itu sih hambatan terbesar.

S Kira-kira solusi yang sudah ibu ambil apa bu? P3.19 I Ya kami berusaha dengan orang tua guru, mengetahui bagaimana keadaan anak

di rumah dan berusaha menyamakan persepsi. Sebisa mungkin itu. Jadi ada buku konsultasi dengan orang tua. Ada hari Selasa juga orang tua bisa konsultasi dengan kita. Itu sih solusi-solusinya selama ini

S Nah, yang terkahir bu apa saran ibu terhadap para guru PAUD mengenai pembentukan moral AUD?

P3.20 I Ya saran untuk para guru yaitu yang pertama dimulai dari diri kita sendiri, jadi

kalau kita ingin anak kita baik ya berarti kita harus baik, jadi kehidupan teladan kita harus benar-benar nyata. Itu saja, kalau kita ingin anak kita rapi ya berusahalah supaya kita juga rapi, kalau kita rapi dalam segala hal. Jadi memberi contoh dalam segala hal. Nah itu saja.

S Baik bu, beberapa pertanyaan sudah saya tanyakan, saya mohon maaf mungkin ketika dalam sesi wawancara ada kata-kata yang salah

P3.21 I Oh, tidak masalah miss, engak ada kok, tenang saja (tertawa kecil)

S Saya juga minta terima kasih sekali bu buat bantuannya

Referensi

Dokumen terkait

Anda tidak akan bisa melakukan otentikasi pada browser yang berbeda. * Anda hanya perlu melakukan otentikasi sekali di lingkungan koneksi

Keterkaitan hormon steroid pada regulasi VEGF didukung oleh penelitian secara in vitro pada kultur sel endometrium dengan reseptor progesteron positif yang menunjukkan

Jika kau makan buahnya, kau akan mati.” Dengan tidak memakan buah dari pohon itu, Adam dan Hawa akan menunjukkan bahwa mereka mengasihi Allah dan mau menaati Dia. Awalnya Adam

Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2020 tentang Pemberian Gaji, Pensiun, Tunjangan, Atau Penghasilan Ketiga Belas Tahun 2020 Kepada Pegawai Negeri Sipil, Prajurit Tentara

Ia tidak hanya menjadi medium seruan manusia kepada agama Allah, bahkan juga dijanjikan ganjaran yang baik sebagaimana zakat dan sedekah yang diberikan kepada

Beranikah kita mengukir sejarah baru dengan modal belajar dari pengalaman orang lain, melakukan terobosan-terobosan aksi baru untuk meraih prestasi yang jauh lebih baik

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh perceived ease to use dan subjective norm terhadap intention to use dengan perceived usefulness

Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki