• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS PROGRAM BK KURIKULUM 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TUGAS PROGRAM BK KURIKULUM 2013"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM KERJA BIMBINGAN

KONSELING

SMPN 3 RAMBANG

DANGKU

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. RASIONAL

Bimbingan sebagai salah satu komponen yang terintegral dari keseluruhan penyelenggaraan pendidikan di sekolah, bimbingan sangat diperlukan keberadaannya dalam mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan. Bimbingan dan konseling diposisikan oleh negara sebagai profesi yang terintegrasikan sepenuhnya dalam bidang pendidikan, yaitu ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa konselor adalah pendidik profesional, sebagaimana juga guru, dosen dan pendidik lainnya. Dengan kedudukan demikian itu, konselor sebagai pemegang profesi bimbingan dan konseling dituntut untuk sepenuhnya menyukseskan upaya pendidikan dalam berbagai jalur, jenjang, dan jenisnya.

Berkenaan dengan posisi bimbingan dan konseling dalam implementasi kurikulum 2013, ditegaskan adanya daerah garapan yang disebut peminatan peserta didik. Meskipun demikian, pelayanan bimbingan dan konseling tentulah tidak hanya sekedar menangani program atau wilayah peminatan saja. Tugas konselor jauh lebih luas daripada bidang peminatan itu sendiri, yaitu menyangkut pengembangan pribadi peserta didik yang mandiri, mampu mengendalikan diri dan mengelola lingkungannya. Prayitno, dkk. (2003) mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Dalam proses pendidikan, peserta didik sebagai subjek pendidikan tidak terlepas dari berbagai permasalahan, diantaranya:

1. Masalah belajar, seperti motivasi belajar kurang, prestasi belajar rendah, kesulitan dalam pengaturan belajar, dan sebagainya.

2. Masalah keluarga, seperti masalah keluarga yang tidak harmonis, keluarga retak, orang tua yang terlalu menuntut, menekan, otoriter, dan sebagainya.

3. Masalah sosial pribadi, seperti konflik dengan sesama siswa maupun konflik dengan diri sendiri, penolakan diri, rendah diri dan sebagainya.

(3)

Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan penyusunan program bimbingan dan konseling yang mewadahi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling yang akan diberikan kepada peserta didik dalam rangka mengembangkan potensi yang dimilikinya. Penyusunan program bimbingan dan konseling hendaknya merujuk pada pedoman kurikulum dan berdasarkan kondisi objektif yang berkaitan dengan kebutuhan nyata di sekolah, yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan peserta didik. Sehingga program yang dilaksanakan merupakan program yang realistik dan layak untuk diimplementasikan dan dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal.

B. LANDASAN

1. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu layanan pendidikan yang harus diperoleh semua peserta didik telah termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.

2. ”Konselor” sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Bab I Pasal 1 angka 6 dinyatakan bahwa “pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”.

3. Pelayanan konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengembangan diri telah termuat dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah.

(4)

lima puluh) peserta didik, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tatap muka terjadwal di kelas dan layanan perseorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan memerlukan.

5. Penilaian kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 22 ayat (5) Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dinyatakan bahwa penilaian kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor dihitung secara proporsional berdasarkan beban kerja wajib paling kurang 150 (seratus lima puluh) orang siswa dan paling banyak 250 dua ratus lima puluh) orang siswa per tahun.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, yang menyatakan bahwa kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal adalah: (i) sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling; (ii) berpendidikan profesi konselor. Kompetensi konselor meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, yang berjumlah 17 kompetensi dan 76 sub kompetensi.

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs, Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA, dan Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK, yang memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok peminatan, lintas minat atau pendalaman minat. Disinilah peranan bimbingan dan konseling penting dalam membantu pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013 tentang

(5)

C. VISI DAN MISI

Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling 1. Visi Bimbingan dan Konseling

Visi bimbingan dan konseling perlu dirumuskan dengan fokus terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan sesuai dengan karakter bangsa melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.

2. Misi bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa hal yakni:

a. Misi Pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa depan.

b. Misi Pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

c. Misi Pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari sehari-hari.

D. TUJUAN

Tujuan penyusunan program tidak lain agar kegiatan BK di sekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien, serta hasil-hasilnya dapat dinilai. Tersusun dan terlaksananya program BK dengan baik akan lebih menjamin pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling pada khususnya, tujuan sekolah pada umumnya, juga akan lebih menegakkan akuntabilitas BK di sekolah. Menurut Juntika (2002:85) tujuan penyusunan program bimbingan dan konseling adalah adanya kejelasan arah pelaksanaan program, adanya kemudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan, dan terlaksananya program kegiatan secara lancar, efisien, dan efektif.

Program bimbingan dan konseling tersebut hendaknya dibuat secara tertulis dan selanjutnya dikomunikasikan kepada sesama Guru BK/Konselor, sejawat dan guru, staf sekolah lainnya, serta pimpinan sekolah, untuk selanjutnya menjadi rambu-rambu bagi kerja sama antara Guru BK/Konselor dengan semua personil-personil sekolah yang dimaksudkan.

(6)
(7)

BAB II PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

A. TUGAS PERKEMBANGAN

Tugas perkembangan yang harus dicapai oleh peserta didik tingkat SMP/MTs adalah: 1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

2. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.

3. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita.

4. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas.

5. Mengenal kemampuan, bakat, dan minat serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni.

6. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan di masyarakat. 7. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara

emosional, sosial, dan ekonomi.

8. Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara.

B. BIDANG-BIDANG PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Terdapat empat bidang bimbingan dan konseling yang menjadi ruang lingkup pelayanan, yaitu :

1. Bidang Pengembangan kehidupan pribadi :

(8)

2. Bidang Pengembangan kehidupan sosial :

 yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.

3. Bidang Pengembangan kemampuan belajar:

 yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.

4. Bidang Pengembangan karir :

 yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

C. KEGIATAN LAYANAN DAN PENDUKUNG PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Jenis layanan Bimbingan dan Konseling meliputi :

1. Layanan Orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan bagi siswa baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran di lingkungan baru yang efektif dan berkarakter. 2.Layanan Informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/ jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.

(9)

4.Layanan Penguasaan Konten yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang berguna dalam kehidupan di sekolah/madrasah, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter-cerdas yang terpuji, sesuai dengan potensi dan peminatan dirinya.

5.Layanan Konseling Perseorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya melalui prosedur perseorangan.

6.Layanan Bimbingan Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok.

7.Layanan Konseling Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji melalui dinamika kelompok.

8.Layanan Konsultasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara dan atau perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga sesuai dengan tuntutan

(10)

Kegiatan Pendukung Layanan meliputi:

1. Aplikasi Instrumentasi yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri siswa dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.

2. Himpunan Data yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.

3. Konferensi Kasus yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan, yang bersifat terbatas dan tertutup.

4. Kunjungan Rumah yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau anggota keluarganya.

5. Tampilan Kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/ jabatan.

6. Alih Tangan Kasus yaitu kegiatan untuk memin-dahkan penanganan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangan ahli yang dimaksud.

D. PENILAIAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Penilaian kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah segala upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program yang disusun.

Penilaian bertujuan untuk mengetahui keberhasilan layanan yang dilakukan. Dengan penilaian ini dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan membawa dampak positif terhadap siswa yang mendapatkan layanan. Penilaian ditujukan kepada perolehan peserta didik yang menjalani layanan. Perolehan ini diorientasikan pada:

(11)

tingkah laku positif, khususnya berkenaan dengan permasalahan dan perkembangan diri siswa.

2. Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, motivasi, kebiasaan, keterampilan dan keberhasilan belajar, konsep diri, kemam-puan berkomunikasi, kreatifitas, apresiasi terhadap nilai dan moral.

Secara khusus fokus penilaian diarahkan kepada berkembangnya:

1. Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya dengan masalah yang dibahas.

2. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan.

3. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah yang dialaminya. Semua fokus penilaian itu, khususnya rencana kegiatan secara jelas mengacu kepada kompetensi yang harus dimiliki peserta didik untuk pengentasan permasalahan yang dihadapinya dalam rangka kehidupan sehari-hari yang lebih efektif

Dilihat dari rentang waktu pelaksanaan, penilaian hasil dibagi dalam:

1. Penilaian segera (laiseg), merupakan penilaian tahap awal, yang dilakukan segera setelah atau menjelang diakhirinya layanan yang dimaksud.

2. Penilaian jangka pendek (laijapen), merupakan penilaian lanjutan yang dilakukan setelah satu (atau lebih) jenis layanan dilaksanakan selang beberapa hari sampai paling lama satu bulan.

3. Penilaian jangka panjang (laijapang), merupakan penilaian lebih menyeluruh setelah dilaksanakannya layanan dengan selang satu unit waktu tertentu, seperti satu semester. E. STRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Program Layanan

Dari segi unit waktu sepanjang tahun ajaran pada satuan pendidikan, ada lima jenis program layanan yang disusun dan diselenggarakan dalam pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu sebagai berikut :

(12)

b. Program Semesteran yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.

c. Program Bulanan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.

d. Program Mingguan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.

e. Program Harian yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk menyelenggarakan layanan yang mengarah pada (1) pelayanan dasar, (2) pelayanan pengembangan, (3) pelayanan peminatan studi, (4) pelayanan teraputik, dan (5) pelayanan diperluas.

(13)

b. Pelayanan Pengembangan, yaitu pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan tahap-tahap dan tugas-tugas perkem-bangannya. Dengan pelayanan pengembangan yang cukup baik siswa akan dapat menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya dengan wajar, tanpa beban yang memberatkan, memperoleh penyaluran bagi pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal, serta menatap masa depan dengan cerah. Upaya pendidikan pada umumnya merupakan pelaksanaan pelayanan pengembangan bagi peserta didik. Pada satuan-satuan pendidikan, para pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dominan dalam penyelenggaraan pengembangan terhadap siswa. Dalam hal ini, pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor selalu diarahkan dan mengacu kepada tahap dan tugas perkembangan siswa.

c. Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/Pendalaman Minat Studi Siswa, yaitu pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum yang ada. Arah peminatan/lintas minat/pendalaman minat ini terkait dengan bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir dengan menggunakan segenap perangkat (jenis layanan dan kegiatan pendukung) yang ada dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling. Pelayanan peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik ini terkait pula dengan aspek-aspek pelayanan pengembangan tersebut di atas.

(14)

menjangkau aspek-aspek pelayanan dasar, pelayanan pengembangan, dan pelayanan peminatan.

e. Pelayanan Diperluas, yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa pada satuan pendidikan, seperti personil satuan pendidikan, orang tua, dan warga masyarakat lainnya yang semuanya itu terkait dengan kehidupan satuan pendidikan dengan arah pokok terselenggaranya dan suskesnya tugas utama satuan pendidikan, proses pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi peserta didik. Pelayanan diperluas ini dapat terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan pelayanan dasar, pengembangan peminatan, dan pelayanan teraputik tersebut di atas.

3. Waktu dan Posisi Pelaksanaan Layanan

a. Semua kegiatan mingguan (kegitan layanan dan/ atau pendukung bimbingan dan konseling) diselenggarakan di dalam kelas (sewaktu jam pembelajaran berlangsung) dan/atau di luar kelas (di luar jam pembelajaran)

1) Di dalam jam pembelajaran:

a) Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan belajar siswa dalam tiap kelas untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.

b) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas (rombongan belajar per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.

c) Kegiatan tatap muka nonklasikal diselenggarakan dalam bentuk layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus.

(15)

a) Kegiatan tatap muka nonklasikal dengan siswa dilaksanakan untuk layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, mediasi, dan advokasi serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksana-kan di luar kelas.

b) Satu kali kegiatan layanan/pendukung bimbingan dan konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas.

c) Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran satuan pendidikan maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan satuan pendidikan.

b. Program pelayanan bimbingan dan konseling pada masing-masing satuan pendidikan dikelola oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dengan memperhatikan keseimbangan dan kesi-nambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan bimbingan dan konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler dengan mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas satuan pendidikan.

F. SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN DAN KONSELING

sarana yang diperlukan untuk menunjang layanan bimbingan adalah: 1. Sarana fisik

Sarana fisik terdiri ialah ruang bimbingan. Ruangan konseling/Konsultasi. Yang terdiri dari lemari untuk menyimpan data siswa, satu set kursi tamu, satu set kursi dan meja konseling, papan informasi, satu set komputer dll.

2. Sarana teknis

a. Alat pengumpul data seperti: Sosiometri. Legger, buku data siswa, buku pedoman kegiatan BK, angket dan quesioner ( sesuai dengan materi layanan yang akan diberikan

(16)

c. Perlengkapan teknis, Seperti: Buku pedoman atau petunjuk, buku informasi (pribadi sosial, pendidikan dan karier). Paket bimbingan (pribadi/sosial belajar dan karier)

d. Perlengkapan administrasi, Seperti: Alat tulis kantor (ATK), diantaranya : bolpoin, kertas, spidol, clipt,dan keperluan lainnya.

G. ANGGARAN DAN BIAYA

Untuk kelancaran program dan bimbingan konseling di sekolah [perlu disediakan biaya yang memadai. Untuk biaya-biaya dalam pos sebagai berikut:

1. Pembiayaan personil misalnya pembiayaan kunjungan rumah (home visit) 2. Pengadaan dan pengembangan alat-alat teknis (ATK)

(17)

BAB III PENUTUP

Penyusunan Program merupakan strategi alternatif dalam rangka menggali dan mengembangkan potensi siswa seoptimal mungkin, dan merupakan salah satu komponen sistem dalam rangka meningkatkan mutu siswa sebagi subjek belajar, bimbingan dan konseling perkembangan tidak hanya diberikan kepada siswa bermasalah tetapi pada seluruh siswa SMP sesuai dengan fungsi bimbingan dan konseling itu sendiri, yaitu : fungsi pemahaman dan fungsi pencegahan.

(18)

LAMPIRAN: -SK

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungannya layanan penempatan dan penyaluran dengan hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Swasta

Pada masalah peningkatan harga diri, layanan BK pribadi dapat dilaksanakan dalam format klasikal yang diberikan pada saat jam kosong atau pada saat ada

Dalam penelitian ini, teknik sinektik dimaksudkan sebagai layanan bimbingan klasikal yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap siswa kelas VII Bilingual SMP Negeri

Kegiatan pembelajaran yang selalu dilaksanakan di dalam ruangan kelas secara tatap muka (face to face) pada jam-jam tertentu yang telah ditentukan dengan tidak

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan diketahui bahwa layanan informasi yang diberikan oleh guru pembimbing pada peserta didik kelas X SMA Negeri 1

Pengumpulan data dengan instrumen apa saja yang telah anda lakukan untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling ?(bisa silang lebih dari satu)?. Dalam

Dalam penelitian ini, proses pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran pada peminatan jurusan program studi sesuai dengan yang dikemukakan diatas, pada sekolah

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dalam program peminatan di kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung Kabupaten